Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bosenin nggak sih?

  • Nggak sih, ceritain sampai ke akarnya dan seluruh kejadiannya walau nggak banyak adegan panasnya

    Votes: 74 85,1%
  • Bosenin, kelamaan, langsung ke intinya aja.

    Votes: 13 14,9%

  • Total voters
    87
  • Poll closed .
Bimabet
BENALU SEBENARNYA

Bruak, pukulan putra tepat mengenai wajahku. "Konco laknat kon cok!" (Temen laknat kamu) teriak putra.
"Kamu juga, Lonte!,cuih" teriak putra didepan Alda sambil meludahi wajahnya. Melihat Alda direndahkan, Emosiku memuncak, kubalas pukulan Putra, dan kami pun beradu jotos disana. Alda berteriak histeris dan menangis, tak lama berberapa perawat dan orang disekitar kamar berdatangan karena mendengar keributan yang kami buat. Berberapa perawat laki-laki mencoba melerai pertengkaran kami, akhirnya kami digelandang ke ruangan sekuriti karena kami membuat keributan di rumah sakit. Alda yang saat itu shock tidak bisa menjawab apapun ketika dimintai keterangan oleh berberapa security. Sampai pada akhirnya kami pun dibebaskan dengan surat pernyataan tertulis yang kami buat disana, beruntung masalah ini tidak panjang sampai ke ranah hukum.

"Aku kenek musibah kon malah ngono" (aku kena musobah, kamu malah begitu) bentak putra.
"Sepurane..., Aku hilaf" (maaf, aku hilaf) jawabku.
"Cok lah kon iku, tego kro kncomu dewe"(cok lah kamu itu, tega sama temen kamu sendiri)
Putra pun meninggalkanku, aku hanya terdiam, aku tau sakitnya perasaan Putra melihat kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri dikala dia sedang berjuang mempertanggung jawabkan perbuatannya. Hubungan persahabatan kami juga retak, layaknya hubunganku dengan Elvina terjadi juga dengan Putra.

Siang itu, aku kembali ke kamar Alda, kulihat Alda dengan piyama putihnya tertidur lemas. Terlihat jelas ada air mata yang menetes dan itu membekas di wajahnya. Papa Alda pun aku juga tidak tau kemana, Seakan akan menelantarkan anaknya. Alda hanya diam ketika melihatku disampingnya, tidak ada respon apa-apa darinya. Ketika kusodorkan minum dia hanya menggeleng, cream soup kesukaannya pun hanya dibiarkan tak disentuh sama sekali. Aku berusaha memahami tadi, ketika Alda memukuli dirinya sendiri itu karena dia stress ditekan oleh Putra. Aku juga tidak ingin Alda stress dan menyakiti dirinya lagi dengan menceritakan masalah yang kuhadapi. akupun berusaha menghiburnya, mulai kusuapi dengan sup tadi, awalnya dia menolak, pada akhirnya dia mau memakan sup itu, wajahnya tetap datar. "Meme nggak papa kan?" Tanyaku
Alda hanya menggeleng.
Kembali kusodorkan air minum, kali ini dia meminumnya.
"Meme mau yakult?"
Hanya gelengan kepala Alda sebagai isyarat tidak.
Sama sekali tidak ada kata keluar dari mulut Alda saat itu.
Seharian itu tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Alda. Dia hanya duduk diam sambil melihat acara tv, dia tampak seperti orang lain dengan sikap yang seperti ini. Saat suster datang untuk menyeka badannya pun, dia hanya diam, termasuk dengan perawat yang datang untuk menyeka tubuhnya.

Malam pun tiba, hari yang membosankan untukku, entah untuk Alda. Akupun berpamitan pulang walau aku harus tidur di basecamp nantinya, tapi aku tidak mau membuat Alda khawatir.
"Me, mas pulang ya"
Alda hanya diam. Tetap tidak ada respon dari Alda.
Aku pun bersiap pulang, sampai akhirnya suara lirih terdengar dari mulut Alda "nanti".
"HAH?, NGOMONG APA SIH?" Tanyaku dengan suara nyaring...
"Nantiiiii" jawab Alda.
Aku pun lega bisa kembali mendengar suara keluar dari mulut Alda.
"Hehehe gitu dong ngomongg!!" Aku pun mengajaknya bercanda
Senyuman kecil mulai terlihat di bibir Alda, tanda moodnya sudah mulai membaik, Alda pun telah memblokir kontak Putra, dan itu sebagai isyarat bahwa mereka telah resmi putus. Aku tidak ingin membahas kejadian tadi yang akan berakibat badmoodnya Alda kembali.
"Mas, semalem tidur dimana?" Tanya Alda.
"Ya dirumah lah" jawabku
"Jangan bohong, aku tau kamu diusir dari rumah" timpalnya.
"Hehehe...Iya, maaf..." Jawabku.
Entah dari mana dia mengetahuinya, mungkin dia mendengarkan semua percakapan ku dengan papaku sampai akhirnya aku diusir dari rumah.
Tiba-tiba raut wajah Alda kembali menjadi sedih. "Maaf ya mas, semua gara-gara meme" kata Alda.
"Alah, nanti lak disuruh pulang lagi" jawabku menenangkannya.
"Tidur sini aja, di kasur jaga" kata Alda sambil menunjuk kasur Lain yang ada disana. Memang dikamar Alda yang kelasnya VIP hanya diisi oleh 1 pasien per kamar, dan juga disediakan kulkas dan kasur untuk tidur penjaga.
" Barang mas ada di basecamp, boleh mas ambil dulu?"
"Iya" jawab Alda.
Aku juga bingung, berberapa hari ini Alda hanya seorang diri di kamar yang luas itu, Papanya pun waktu itu hanya sekedar datang untuk membayar perawatannya dan skrg pergi entah kemana. Dalam hatiku pun selalu bertanya-tanya bagaimana bisa, orang tua membiarkan anaknya terbaring sendiri di rumah sakit.

Malam itu setelah mengambil tas yang kutinggalkan di Basecamp, akupun kembali ke Mitra Keluarga untuk menginap disana, memang sudah larut aku datang kesana, karena sebelumnya aku sempat ngopi dengan mas wisnu sambil nongkrong di basecamp saat mengambil baju tadi. Aku pun memasuki kamar Alda. Terlihat Alda masih terjaga sambil memainkan hp nya. " Ga tidur me?" Tanyaku.
"Ini lo orang ini, kepalanya pocong dipukul pakai galon" sambil menunjukan layar hp nya. Terlihat seorang menggunakan helm sedang memukul kepala pocong.
" Halah, boongan itu, udh tidur" jawabku, sambil menuangkan yakult yang ada di kulkas, Lalu kuberikan pada Alda.
Alda masih sibuk dengan instagramnya,
Akupun memasuki kamar mandi dan mulai membasuh diri.
"Mas ambilin night cream di deket wastafel kalau udah" terdengar suara Alda menyuruhku.
"Hemm" jawabku.
Setelah mandi, akupun memberikan lotion yang katanya night cream itu ke Alda. Lalu akupun berpamitan untuk merokok di luar rumah sakit.
"Ikut" kata Alda
"Jangan ah, dimarahi susternya nanti" jawabku
"Gak papa" sambil memencet bel di dekat kasurnya.
Tak lama seorang perawat datang.
"Mbak, pinjem kursi roda 1" kata Alda kepada seorang suster
"Mau kemana ce?" Tanya suster itu
"Mau ke kantin" jawab Alda.
"Sudah tutup ce" kata perawat itu.
"Gapapa mbak, pinjam sebentar, saya mau ke bawah sama mas nya" kata Alda.
Tak lama perawat itu membawakan kursi roda dan membantu Alda menaikinya.

"Jalan aja bisa kenapa kudu pake kursi roda si me?" tanyaku
"Males jalan, hehehe".
Akupun mendorong kursi rodanya dan turun menuju parkiran, akupun duduk dan menyalakan rokok.

Alda hanya memainkan handponenya sambil sesekali tertawa. Akupun tidak memperdulikannya.
Entah apa yang membuatnya untuk memaksa ikut, padahal aku hanya merokok paling juga nggak sampai setengah jam.
Setelah selesai merokok, akupun mendorong kursi roda nya kembali ke kamar, kugendong ke tempat tidurnya kembali.
"Udah tidur" kataku sambil kurebut hp ditangannya.
"Ah... Jangaann..." Tingkahnya terlihat menggemaskan.
Kubelai rambut dan kucium keningnya. "Night meme" kataku sambil menuju kasurku.
Tak lama Alda telah terlelap.
Aku yang sudah lelah pun juga tak lama tidur.

Tengah malam, aku terbangun karena tempat tidurku terasa sesak. Alda ternyata berpindah tidur di sebelahku dengan wajah kami yang berhadapan. Akupun berusaha mengabaikannya dan memindah posisiku menjadi terlentang. tak sengaja lenganku bersentuhan dengan payudaranya. Akupun berusaha mengabaikannya dan karena kasur ini sempit, aku pun kembali memindah posisi tidurku menjadi miring kembali menghadapnya. Terlihat payudara Alda menyumbul karena terhimpit oleh lengannya. Pemandangan itu membuat celanaku menjadi sesak, aku berusaha menahan tanganku untuk tidak bergerak membelai payudara yang menantang itu. Terlihat jelas belahannya membuatku tak dapat menahan diri, cepat-cepat aku bangun dan menuju ke kamar mandi untuk coli. Aku tak ingin menyentuh Alda karena aku memiliki trauma saat terakhir aku digenjot oleh Alda di kost putra sebelum dia menyayat tangannya sendiri itu,dan ditambah lagi ini tempat publik.
Selesai coli, aku keluar dari kamar mandi, aku kaget melihat Alda tertawa.
"Abis coli ya mas hihihi" sambil menertawaiku.
"Abis pup, ngapain ketawa?" jawabku berbohong.
"Lucu aja ngeliatin gelagat mas tadi, masa abis ngeliatin teteku abis itu lari ke kamar mandi" timpalnya. Sambil tertawa
Mengetahui aku telah dikerjain olehnya akupun merasa kikuk. Tetapi tiba-tiba
didorongnya kembali aku ke kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi lalu dipelorotkannya celanaku. "Tuh kan basah bagian titit doang" jawab Alda. "Apaan sih me, minggir nda" kataku sambil menutupi kontiku.
"UDAH AKU MAU LIAT, LEPASIN GA!" tiba-tiba Alda membentak sambil menyingkirkan tanganku.
"Comelnyaaa...." Tiba-tiba suara Alda menjadi imut dan biasa kembali.
"Lucu ya kalau waktu kecil begini tititnya" tambah Alda.
"Udah me, kamu ngapa...ah...."
Tiba-tiba Alda mencium ujung kontiku lalu dijilatinya ujung kontiku sampai ke zakar-zakarku.
menerima rangsangan itu membuat kontiku yang sudah loyo kembali menunjukkan kejantanannya.
"tuh kan jadi besar lagi" kata Alda mengomentari kontiku sambil tertawa kecil. Dimasukkannya kontiku kedalam mulutnya, "emmpphh"... Suara Alda terdengar kesesakan.
"Aw sakit" akupun mengerang kesakitan karena mulut Alda yang kecil terasa sangat sempit bagi kontiku, ditambah lagi, kontiku tergesek giginya.
"Jangan kena gigi, sakit" kataku sambil melepaskan kontiku dari mulutnya.
"Bayangin ini es krim, tapi jangan digigit"
"Iya-iya" jawab Alda lalu kembali melahap kontiku.
padahal kapanlalu,seingatku Blowjob Alda itu tidak separah ini, Batinku.
Dijilatinya kontiku dari atas kebawah mengikuti alur batang kontiku dan sesekali dikecupnya sampai membuatku menggelinjang kegelian.
"Kayak es krim kan?" Tanya Alda.
Kali ini hanya ujung kontiku yang dilahapnsya, dan didalam mulutnya dimainkannya lidahnya tepat di lubang kencingku sehingga membuatku kegelian. Terkadang bibirnya di gesek-gesekkannya di kepala kontiku sambil sesekali dikecupnya.
Dikocoknya kontiku dan sesekali dibelai dengan tangan mungilnya,
"Ah meme udah puas makan es krim" kata Alda sambil menaikkan celanaku.
"Lah...., Kok nggantung banget sih me?" Tanyaku.....
"Lah niatnya meme kan cuman ngeprank mas..." Kata Alda sambil menguncir rambutnya
"Lah anjir, gitu banget dah... Plis lah... Nanggung ini..." Kataku.
Alda tampak tidak menghiraukanku.
"Kalau mas sayang aku, kan harusnya mas nggak ngerusak aku, jadi suka suka aku mas." jawabnya sambil berlalu meninggalkanku di kamar mandi.
Aku yang masih sange berat pun keluar dan menghampirinya. Tampak dia sudah rebahan kembali di kasurnya. Tak pakai lama, kulumat bibirnya lalu kujilati lehernya, aku yang sudah sange parah pun memintanya kembali ke kamar mandi. "Plis sekali ajaa.... Nanti nggak lagi" kataku merayunya...
"Meme lagi halangan" kata Alda menjawabku.
"Lha kok ngerangsang mas tadi?" Tanyaku...
"Ya kan meme niatnya cmn nge prank mas tadi malah meme jadi penasaran kepingin emutin punya mas..."
"Ya bantuin bentar kek..., Toh juga nggak masuk kan" kataku tetap memaksa.
"Yaudah" sambil beranjak kembali ke kamar mandi.
Sesampainya dikamar mandi, langsung kulumat bibirnya, Alda tetap diam tidak merespon lumatanku, kujilat leher putihnya pun dia tidak meresponku.
"Mas buka baju meme bentar ya?" Tanyaku
Alda hanya mengangguk mengiyakan.
Kusingkapkan kaosnya keatas bersamaan dengan bra yang dipakainya, kuhisap dan kujilati puting mungilnya itu sambil aku terus mengocok kontiku. "Emhh..ahhh" racauan Alda terdengar kegelian menikmati jilatanku di putingnya. Crottt.... Spermaku keluar kedua kalinya, kali ini di celana yang dipakai Alda.
"Udah kan?" Tanyanya.
Aku hanya mengangguk menjawabnya.
Lalu Alda membersihkan cipratan spermaku dicelananya menggunakan tisu dan meninggalkanku sendiri di kamar mandi....


Bersambung...
Gass terus wkwk
 
BENALU SEBENARNYA

Bruak, pukulan putra tepat mengenai wajahku. "Konco laknat kon cok!" (Temen laknat kamu) teriak putra.
"Kamu juga, Lonte!,cuih" teriak putra didepan Alda sambil meludahi wajahnya. Melihat Alda direndahkan, Emosiku memuncak, kubalas pukulan Putra, dan kami pun beradu jotos disana. Alda berteriak histeris dan menangis, tak lama berberapa perawat dan orang disekitar kamar berdatangan karena mendengar keributan yang kami buat. Berberapa perawat laki-laki mencoba melerai pertengkaran kami, akhirnya kami digelandang ke ruangan sekuriti karena kami membuat keributan di rumah sakit. Alda yang saat itu shock tidak bisa menjawab apapun ketika dimintai keterangan oleh berberapa security. Sampai pada akhirnya kami pun dibebaskan dengan surat pernyataan tertulis yang kami buat disana, beruntung masalah ini tidak panjang sampai ke ranah hukum.

"Aku kenek musibah kon malah ngono" (aku kena musobah, kamu malah begitu) bentak putra.
"Sepurane..., Aku hilaf" (maaf, aku hilaf) jawabku.
"Cok lah kon iku, tego kro kncomu dewe"(cok lah kamu itu, tega sama temen kamu sendiri)
Putra pun meninggalkanku, aku hanya terdiam, aku tau sakitnya perasaan Putra melihat kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri dikala dia sedang berjuang mempertanggung jawabkan perbuatannya. Hubungan persahabatan kami juga retak, layaknya hubunganku dengan Elvina terjadi juga dengan Putra.

Siang itu, aku kembali ke kamar Alda, kulihat Alda dengan piyama putihnya tertidur lemas. Terlihat jelas ada air mata yang menetes dan itu membekas di wajahnya. Papa Alda pun aku juga tidak tau kemana, Seakan akan menelantarkan anaknya. Alda hanya diam ketika melihatku disampingnya, tidak ada respon apa-apa darinya. Ketika kusodorkan minum dia hanya menggeleng, cream soup kesukaannya pun hanya dibiarkan tak disentuh sama sekali. Aku berusaha memahami tadi, ketika Alda memukuli dirinya sendiri itu karena dia stress ditekan oleh Putra. Aku juga tidak ingin Alda stress dan menyakiti dirinya lagi dengan menceritakan masalah yang kuhadapi. akupun berusaha menghiburnya, mulai kusuapi dengan sup tadi, awalnya dia menolak, pada akhirnya dia mau memakan sup itu, wajahnya tetap datar. "Meme nggak papa kan?" Tanyaku
Alda hanya menggeleng.
Kembali kusodorkan air minum, kali ini dia meminumnya.
"Meme mau yakult?"
Hanya gelengan kepala Alda sebagai isyarat tidak.
Sama sekali tidak ada kata keluar dari mulut Alda saat itu.
Seharian itu tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Alda. Dia hanya duduk diam sambil melihat acara tv, dia tampak seperti orang lain dengan sikap yang seperti ini. Saat suster datang untuk menyeka badannya pun, dia hanya diam, termasuk dengan perawat yang datang untuk menyeka tubuhnya.

Malam pun tiba, hari yang membosankan untukku, entah untuk Alda. Akupun berpamitan pulang walau aku harus tidur di basecamp nantinya, tapi aku tidak mau membuat Alda khawatir.
"Me, mas pulang ya"
Alda hanya diam. Tetap tidak ada respon dari Alda.
Aku pun bersiap pulang, sampai akhirnya suara lirih terdengar dari mulut Alda "nanti".
"HAH?, NGOMONG APA SIH?" Tanyaku dengan suara nyaring...
"Nantiiiii" jawab Alda.
Aku pun lega bisa kembali mendengar suara keluar dari mulut Alda.
"Hehehe gitu dong ngomongg!!" Aku pun mengajaknya bercanda
Senyuman kecil mulai terlihat di bibir Alda, tanda moodnya sudah mulai membaik, Alda pun telah memblokir kontak Putra, dan itu sebagai isyarat bahwa mereka telah resmi putus. Aku tidak ingin membahas kejadian tadi yang akan berakibat badmoodnya Alda kembali.
"Mas, semalem tidur dimana?" Tanya Alda.
"Ya dirumah lah" jawabku
"Jangan bohong, aku tau kamu diusir dari rumah" timpalnya.
"Hehehe...Iya, maaf..." Jawabku.
Entah dari mana dia mengetahuinya, mungkin dia mendengarkan semua percakapan ku dengan papaku sampai akhirnya aku diusir dari rumah.
Tiba-tiba raut wajah Alda kembali menjadi sedih. "Maaf ya mas, semua gara-gara meme" kata Alda.
"Alah, nanti lak disuruh pulang lagi" jawabku menenangkannya.
"Tidur sini aja, di kasur jaga" kata Alda sambil menunjuk kasur Lain yang ada disana. Memang dikamar Alda yang kelasnya VIP hanya diisi oleh 1 pasien per kamar, dan juga disediakan kulkas dan kasur untuk tidur penjaga.
" Barang mas ada di basecamp, boleh mas ambil dulu?"
"Iya" jawab Alda.
Aku juga bingung, berberapa hari ini Alda hanya seorang diri di kamar yang luas itu, Papanya pun waktu itu hanya sekedar datang untuk membayar perawatannya dan skrg pergi entah kemana. Dalam hatiku pun selalu bertanya-tanya bagaimana bisa, orang tua membiarkan anaknya terbaring sendiri di rumah sakit.

Malam itu setelah mengambil tas yang kutinggalkan di Basecamp, akupun kembali ke Mitra Keluarga untuk menginap disana, memang sudah larut aku datang kesana, karena sebelumnya aku sempat ngopi dengan mas wisnu sambil nongkrong di basecamp saat mengambil baju tadi. Aku pun memasuki kamar Alda. Terlihat Alda masih terjaga sambil memainkan hp nya. " Ga tidur me?" Tanyaku.
"Ini lo orang ini, kepalanya pocong dipukul pakai galon" sambil menunjukan layar hp nya. Terlihat seorang menggunakan helm sedang memukul kepala pocong.
" Halah, boongan itu, udh tidur" jawabku, sambil menuangkan yakult yang ada di kulkas, Lalu kuberikan pada Alda.
Alda masih sibuk dengan instagramnya,
Akupun memasuki kamar mandi dan mulai membasuh diri.
"Mas ambilin night cream di deket wastafel kalau udah" terdengar suara Alda menyuruhku.
"Hemm" jawabku.
Setelah mandi, akupun memberikan lotion yang katanya night cream itu ke Alda. Lalu akupun berpamitan untuk merokok di luar rumah sakit.
"Ikut" kata Alda
"Jangan ah, dimarahi susternya nanti" jawabku
"Gak papa" sambil memencet bel di dekat kasurnya.
Tak lama seorang perawat datang.
"Mbak, pinjem kursi roda 1" kata Alda kepada seorang suster
"Mau kemana ce?" Tanya suster itu
"Mau ke kantin" jawab Alda.
"Sudah tutup ce" kata perawat itu.
"Gapapa mbak, pinjam sebentar, saya mau ke bawah sama mas nya" kata Alda.
Tak lama perawat itu membawakan kursi roda dan membantu Alda menaikinya.

"Jalan aja bisa kenapa kudu pake kursi roda si me?" tanyaku
"Males jalan, hehehe".
Akupun mendorong kursi rodanya dan turun menuju parkiran, akupun duduk dan menyalakan rokok.

Alda hanya memainkan handponenya sambil sesekali tertawa. Akupun tidak memperdulikannya.
Entah apa yang membuatnya untuk memaksa ikut, padahal aku hanya merokok paling juga nggak sampai setengah jam.
Setelah selesai merokok, akupun mendorong kursi roda nya kembali ke kamar, kugendong ke tempat tidurnya kembali.
"Udah tidur" kataku sambil kurebut hp ditangannya.
"Ah... Jangaann..." Tingkahnya terlihat menggemaskan.
Kubelai rambut dan kucium keningnya. "Night meme" kataku sambil menuju kasurku.
Tak lama Alda telah terlelap.
Aku yang sudah lelah pun juga tak lama tidur.

Tengah malam, aku terbangun karena tempat tidurku terasa sesak. Alda ternyata berpindah tidur di sebelahku dengan wajah kami yang berhadapan. Akupun berusaha mengabaikannya dan memindah posisiku menjadi terlentang. tak sengaja lenganku bersentuhan dengan payudaranya. Akupun berusaha mengabaikannya dan karena kasur ini sempit, aku pun kembali memindah posisi tidurku menjadi miring kembali menghadapnya. Terlihat payudara Alda menyumbul karena terhimpit oleh lengannya. Pemandangan itu membuat celanaku menjadi sesak, aku berusaha menahan tanganku untuk tidak bergerak membelai payudara yang menantang itu. Terlihat jelas belahannya membuatku tak dapat menahan diri, cepat-cepat aku bangun dan menuju ke kamar mandi untuk coli. Aku tak ingin menyentuh Alda karena aku memiliki trauma saat terakhir aku digenjot oleh Alda di kost putra sebelum dia menyayat tangannya sendiri itu,dan ditambah lagi ini tempat publik.
Selesai coli, aku keluar dari kamar mandi, aku kaget melihat Alda tertawa.
"Abis coli ya mas hihihi" sambil menertawaiku.
"Abis pup, ngapain ketawa?" jawabku berbohong.
"Lucu aja ngeliatin gelagat mas tadi, masa abis ngeliatin teteku abis itu lari ke kamar mandi" timpalnya. Sambil tertawa
Mengetahui aku telah dikerjain olehnya akupun merasa kikuk. Tetapi tiba-tiba
didorongnya kembali aku ke kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi lalu dipelorotkannya celanaku. "Tuh kan basah bagian titit doang" jawab Alda. "Apaan sih me, minggir nda" kataku sambil menutupi kontiku.
"UDAH AKU MAU LIAT, LEPASIN GA!" tiba-tiba Alda membentak sambil menyingkirkan tanganku.
"Comelnyaaa...." Tiba-tiba suara Alda menjadi imut dan biasa kembali.
"Lucu ya kalau waktu kecil begini tititnya" tambah Alda.
"Udah me, kamu ngapa...ah...."
Tiba-tiba Alda mencium ujung kontiku lalu dijilatinya ujung kontiku sampai ke zakar-zakarku.
menerima rangsangan itu membuat kontiku yang sudah loyo kembali menunjukkan kejantanannya.
"tuh kan jadi besar lagi" kata Alda mengomentari kontiku sambil tertawa kecil. Dimasukkannya kontiku kedalam mulutnya, "emmpphh"... Suara Alda terdengar kesesakan.
"Aw sakit" akupun mengerang kesakitan karena mulut Alda yang kecil terasa sangat sempit bagi kontiku, ditambah lagi, kontiku tergesek giginya.
"Jangan kena gigi, sakit" kataku sambil melepaskan kontiku dari mulutnya.
"Bayangin ini es krim, tapi jangan digigit"
"Iya-iya" jawab Alda lalu kembali melahap kontiku.
padahal kapanlalu,seingatku Blowjob Alda itu tidak separah ini, Batinku.
Dijilatinya kontiku dari atas kebawah mengikuti alur batang kontiku dan sesekali dikecupnya sampai membuatku menggelinjang kegelian.
"Kayak es krim kan?" Tanya Alda.
Kali ini hanya ujung kontiku yang dilahapnsya, dan didalam mulutnya dimainkannya lidahnya tepat di lubang kencingku sehingga membuatku kegelian. Terkadang bibirnya di gesek-gesekkannya di kepala kontiku sambil sesekali dikecupnya.
Dikocoknya kontiku dan sesekali dibelai dengan tangan mungilnya,
"Ah meme udah puas makan es krim" kata Alda sambil menaikkan celanaku.
"Lah...., Kok nggantung banget sih me?" Tanyaku.....
"Lah niatnya meme kan cuman ngeprank mas..." Kata Alda sambil menguncir rambutnya
"Lah anjir, gitu banget dah... Plis lah... Nanggung ini..." Kataku.
Alda tampak tidak menghiraukanku.
"Kalau mas sayang aku, kan harusnya mas nggak ngerusak aku, jadi suka suka aku mas." jawabnya sambil berlalu meninggalkanku di kamar mandi.
Aku yang masih sange berat pun keluar dan menghampirinya. Tampak dia sudah rebahan kembali di kasurnya. Tak pakai lama, kulumat bibirnya lalu kujilati lehernya, aku yang sudah sange parah pun memintanya kembali ke kamar mandi. "Plis sekali ajaa.... Nanti nggak lagi" kataku merayunya...
"Meme lagi halangan" kata Alda menjawabku.
"Lha kok ngerangsang mas tadi?" Tanyaku...
"Ya kan meme niatnya cmn nge prank mas tadi malah meme jadi penasaran kepingin emutin punya mas..."
"Ya bantuin bentar kek..., Toh juga nggak masuk kan" kataku tetap memaksa.
"Yaudah" sambil beranjak kembali ke kamar mandi.
Sesampainya dikamar mandi, langsung kulumat bibirnya, Alda tetap diam tidak merespon lumatanku, kujilat leher putihnya pun dia tidak meresponku.
"Mas buka baju meme bentar ya?" Tanyaku
Alda hanya mengangguk mengiyakan.
Kusingkapkan kaosnya keatas bersamaan dengan bra yang dipakainya, kuhisap dan kujilati puting mungilnya itu sambil aku terus mengocok kontiku. "Emhh..ahhh" racauan Alda terdengar kegelian menikmati jilatanku di putingnya. Crottt.... Spermaku keluar kedua kalinya, kali ini di celana yang dipakai Alda.
"Udah kan?" Tanyanya.
Aku hanya mengangguk menjawabnya.
Lalu Alda membersihkan cipratan spermaku dicelananya menggunakan tisu dan meninggalkanku sendiri di kamar mandi....


Bersambung...
suwun wes update Cak @Bukalapak12345678 tak dongakno akeh rejekine....Amien...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd