Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Almira, istri Basri

Bimabet
Ustadz Basri yang masih dalam keadaan terkejut dan kecewa karena melihat pertunjukan tarian Almira, mendapati layar ponselnya tiba-tiba mati. Ia mencoba menelepon Simon, tetapi panggilan tersebut tidak diangkat. Setelah beberapa saat, Almira mengirim pesan kepada Basri.

Almira: "Maaf, sayang, aku kayaknya belum bisa pulang deh hari ini. Ini direktur aku nyuruh aku trip mendadak ke kota lain untuk pekerjaan. Aku kayaknya bakal ninggalin kamu selama 2 bulan. Semoga kamu bisa mengerti. Kalau udah selesai aku langsung pulang koq. Dahh Cinta. Assalamu'alaikum."

Ustadz Basri yang curiga dan bingung dengan tiba-tiba nya pekerjaan tersebut, memutuskan untuk bertanya langsung kepada Simon. Kebetulan dia sedang Online.

Basri: "Assalamu'alaikum Pak Simon, kenapa Almira harus pergi tiba-tiba selama 2 bulan? Dan apa hubungannya dengan pertunjukan tadi?"

Simon: "Oh, maaf Ustadz Basri, sepertinya saya tidak sengaja menekan tombol mati ponsel saya tadi. Tidak apa-apa, itu hanya pekerjaan rutin di kantor cabang kami di kota lain. Tidak perlu khawatir."

Basri: "Jangan Bohongi saya pak. Saya mohon. Lagian kenapa tidak memberi tahu saya sebelumnya? Dan apa yang dimaksud dengan pertunjukan tadi? Dan kenapa Almira harus pergi 2 bulan?"

Simon: "Wah tidak perlu marah-marah begitu Ustadz Basri, yasudah saya kasih tahu ya. Hahahah sebenarnya Almira akan menjalani serangkaian perawatan kecantikan. Kami memutuskan untuk memberikan sedikit 'kejutan' untuk mempercantik penampilan Almira agar bisa lebih menarik lagi."

Basri: "Perawatan dan pembaruan penampilan? Apa maksudnya?"

Simon: "Ya, kami akan memperbesar payudara Almira, membuatnya memiliki bokong yang lebih besar, mempercantik wajahnya, dan bahkan membuatnya memiliki air susu di payudaranya. Itu semua sebagai bagian dari program pembaruan penampilan yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam hal ini, sebagai kompensasi, kami memberikan uang sebesar 100 juta rupiah kepada Anda dan membangun sebuah masjid."

Basri: "Tapi ini tidak sesuai dengan keinginan dan nilai-nilai Almira. Kenapa ini harus terjadi? Dan kenapa saya harus diberi uang dan sebuah masjid sebagai kompensasi?"

Simon: "Ini adalah kebijakan perusahaan, Ustadz Basri. Mereka berpikir bahwa pembaruan penampilan ini akan meningkatkan daya tarik Almira sebagai konsultan kami. Dan mengenai kompensasi, itu adalah bentuk apresiasi dari perusahaan untuk Anda dan masjid adalah sumbangan mereka untuk mendukung kegiatan keagamaan Anda karena Anda kan seorang Ustadz. Almira pun cerita bahwa impian anda untuk punya Masjid. Benar kan?"

Ustadz Basri terdiam. Nafsu untuk mewujudkan impiannya memiliki Masjid, memiliki majelis sendiri, dan menjadi ulama besar menyeruak. Dan karena didorong oleh nafsu kekuasaan itu ia menyetujuinya.

Keinginan Ustadz Basri memiliki masjid sendiri pun membuat dirinya menyetujui usulan Simon. ustadz Basri bahkan berkunjung ke tempat rencana dibangunnya Masjid untuk dirinya. Disana ia menyaksikan plang yang bertuliskan "sedang dibangun Masjid Almira".

Saat ia melihat rekening nya, uang 100 juta sudah ditransfer. Bukan hanya itu, Ia juga mendapatkan hadiah umroh dari kantor istrinya hingga kesempatan belajar langsung dengan Ulama Hijaz selama satu bulan dengan full biaya termasuk tempat tinggal, makan, dan uang saku ditanggung oleh Kantor istrinya. Senang sekali hati ustadz Basri.

Tidak terasa satu setengah bulan sudah terlewati. Ustadz Basri pun sudah kembali dari Hijaz. Saat ini ia sedang mengawasi proses pembuatan Masjid Almira. Pembangunannya sudah mencapai tahap akhir. Ia juga tidak menyangka bahwa pembangunan yang seharusnya satu tahun lebih ini bisa dipersingkat hanya menjadi dua bulan saja. Semua unsur-unsur sebuah masjid sudah terpasang.

Tapi ustadz Basri merasa, kalau dipikir-pikir bangunan Masjid Almira ini luar biasa. Dari luar tampak seperti Masjid pada umumnya namun ketika masuk kedalam, Pengunjung akan disambut dengan karpet yang sangat empuk dan lantai yang agak naik sejengkal di bagian ujung dalam.

Selain itu, Ustadz Basri makin kagum karena di bagian depan ada pintu yang ketika dibuka ternyata adalah sebuah kamar yang bagus, lengkap, nyaman, ada sajadah, kitab, dan kaligrafi yang indah. Hal ini sudah pernah Ustadz Basri tanyakan kepada Pak Simon, dan Pak Simon mengklarifikasi bahwa ruangan ini digunakan untuk para ustadz yang akan tampil berceramah, agar mereka nyaman dan dapat memberikan kajian dengan baik.

Ustadz Basri jadi membayangkan bagaimana nyamannya para ustadz yang nanti akan mengisi kajian di Masjid miliknya ini. Luar biasa. Dan tentunya ia ingin sekali memberitahukan semua ini kepada istrinya. Namun ia harus bersabar sampai istrinya kembali. Oh ya, kalau dipikir pikir sudah beberapa bulan ini ia tidak berkabar dengan istrinya, karena dirinya yang terlalu sibuk

Oleh karena itu, Ia memutuskan untuk menghubungi Almira melalui chat WhatsApp,

Basri: "Assalamualaikum, sayang. Bagaimana kabarmu?"

Almira: "Waalaikumsalam, Suamiku tersayang. Alhamdulillah, baik kok. Kangen kamu."

Basri: "Aku juga kangen kamu, sayang. Gimana kegiatanmu belakangan ini?"

Almira: "Oh, aku baru aja selesai latihan twerking sama lap dance nih. Nanti aku akan bakal twerking dan lap dancing, tapi tentu tetap berjilbab koq. Tenang."

Basri: (bingung) "Twerking dan lap dancing? Apa itu, sayang?”

Almira: "Hihi, itu tarian modern, Sayang. Jangan khawatir, aku tetap berjilbab kok. Tapi gimana kabar kamu di sana?"

Basri: "Aku baik, sayang. Tapi, maaf ya, aku nggak tahu tentang twerking dan lap dancing itu. Tapi kalau kamu senang dan nyaman, aku dukung."

Almira: "Makasih, Sayang. Aku belajar ini bukan untuk hal negatif, tapi lebih ke promosi kantor aku sih. Gimana di rumah?"

Basri: "Rumah sepi gak kamu, sayang. Semoga latihanmu lancar ya.”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd