Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Almira, istri Basri

klo saran saya, baiknya si Almiranya dijadikan hamil diproduksi terus air sususnya dlu hingga ketahuan suaminya sampai stroke, lalu sambil nonton Almira, si husband yang gabisa apa" menontonin Almira seenaknya diperlakukan sebinalmungkin bahkan hamil berkali-kali. para aasan bergantian menghamilinya, jadi digilir benih siapa dlu dari atas hingga bawah perusahaan
 
Hari ini adalah hari rabu, H-2 sebelum acara penyambutan dari Kyai Furqon. Sebagai mantan murid yang baik ia pun bergegas menjemput kyai furqon.

Sebagaimana pada umumnya hubungan antara guru dan murid, Kyai Furqon banyak menasihati Basri di mobil. Meskipun Basri sudah banyak belajar ilmu agama di Hijaz, tapi kyai Furqon lah yang tau bagaimana karakter Basri sebenarnya.

Kyai Furqon: "Basri, saya senang dengan kabar bahwa kamu memiliki masjid. Ini benar-benar berkah besar."

Basri: "Terima kasih, Kyai atas pujiannya. Ini semua berkat arahan Kyai juga."

Kyai Furqon: "Namun, saya ingin berbicara tentang niat di balik kebahagiaanmu. Ini adalah ujian besar, Basri. Sifat ingin menunjukkan sesuatu kepada orang lain bisa membawa dampak yang tak terduga.”

Basri: "Saya hanya ingin menunjukkan bahwa sekarang saya bisa memberi kontribusi besar, Kyai. Terutama kepada mereka yang dulu meremehkan saya di pondok."

Kyai Furqon: "Itu alamiah untuk merasa bangga dengan prestasi, tapi perhatikan niat di dalam hatimu. Ingat, niat kita haruslah ikhlas karena Tuhan, bukan untuk mencari pujian atau mengalahkan orang lain.”

Kyai Furqon: "Tetap bersemangat, tapi jaga hatimu. Jangan biarkan pujian atau kemajuan dunia membuatmu lupa akan akhirat. Niatkan segalanya semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Tuhan.”

Mobil pun sampai di hotel yang telah disediakan oleh kantor Almira. Kyai furqon pun bermalam disana.

Esok harinya, di hari kamis. Kyai Furqon bersama ustadz Basri mengunjungi Masjid Almira. Disana keduanya sedikit membahas Almira.

Bagi kyai furqon, Almira adalah sosok yang tidak asing. Almira adalah junior dari ustadz Basri di pondok. Semenjak masuk pondok, Almira adalah sosok primadona. Kyai Furqon saja sempat kagum kepadanya.

Almira Khairunnisa, selain cantik, berbadan bagus, juga pintar dan handal dalam ilmu hukum. Satu hal yang kyai furqon ingat akan sosok Almira, yakni rasa ingin tahunya tinggi dan suka sekali penasaran akan sesuatu.

Dan sepertinya, Almira juga masih mengingat kyai Furqon, karena malam jum’at Almira mengirimkan pesan menyapa Kyai Furqon.

Almira: "Assalamualaikum, Kyai Furqon. Ini Almira. Mira dengar pak kyai diundang datang ke hotel ya? Ihhh seneng deh ketemu pak kyai lagi. Kangen banget mau belajar kayak dulu lagi.”

Kyai Furqon: "Waalaikumsalam, Almira. Boleh koq. Selamat ya masjid atas nama kamu udah berdiri. Oh ya, mau belajar apa?”

Almira: “Mau belajar apa ya pak? Mira bingung sih saking banyaknya” ujarnya sambil mengirimkan foto selfie ekspresi bingung.

Kyai furqon sepertinya cukup terkesima dengan kecantikan wajah Almira. Namun tidak biasanya dia lemah iman seperti ini. Efek minuman di kamar hotel?

Almira : “Ini kyai saya mau tanya. Batasan batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan jika saya menjadi model, penari dan penyedia susu”

Kyai Furqon : ”Almira mau jadi model dan penari kah? Jujur kedua profesi itu rawan tergelincir kedalam dosa. Untuk menjadi penyedia susu itu maksudnya jualan susu kan? Kalau berjualan itu boleh. Tapi bukannya maaf Almira kini bekerja sebagai konsultan syari’ah?"

Almira : “Masih koq. Tapi untuk saat ini fokus kantor mira sedang ke pencarian pelanggan korporat. Yaa jadinya Mira dukung deh. Cuma terlalu banyak hal yang meragukan. Jadinya Mira mau pak kyai nilai deh pose aku saat jadi model untuk promosi kantor aku, tarian aku, dan Susu aku. Misal kyai mau tegur, tegur aja besok kyai, biar aku gak salah. Besok aja ya pak. Pak kyai datang duluan aja sebelum waktu Sholat Jum’at. Disini Masjid deket koq Kyai. Jangan bareng kak Basri ya Kyai”

Esoknya, Jum’at Pukul 10.00

Simon: "Assalamualaikum, Kyai Basri. Saya Simon, perwakilan dari perusahaan tempat Almira bekerja. Selamat datang di hotel ini."

Kyai Basri: "Iya salam, Pak Simon. Maaf di agama saya, saya dilarang memberi salam kepada Non Muslim. Tapi terima kasih atas sambutannya. Hotel ini sungguh megah, Subhanallah."

Simon: "Tidak apa-apa pak Kyai, kami hormati kalau pak kyai tidak mau memberi salam. Pak Kyai hadir pun kami sudah senang. Tentu saja, kami akan memberikan layanan terbaik untuk acara istimewa ini."

Kyai Basri: "Ini sungguh di luar ekspektasi saya. Saya rasa, ini pertama kalinya saya masuk ke hotel sekelas ini."

Simon: "Terima kasih atas pujiannya. Semoga Kyai Basri betah di sini."

Kyai Basri: "Saya benar-benar terkesima. Baiklah, saya ingin segera bertemu dengan Almira. Di mana ruang pertemuannya?"

Simon: "Ruang pertemuan kami sudah disiapkan. Mari saya antar."

Simon: "Mari masuk, Kyai Furqon. Ini adalah ruangan khusus yang kami sediakan untuk pertemuan ini. Almira akan segera bergabung."

Kyai Furqon: "Terima kasih, Simon. Ruangan ini sungguh mewah."

Simon: "Kami senang mendengarnya, Kyai. Kami berusaha memberikan kenyamanan terbaik untuk tamu istimewa seperti Kyai Furqon."

Kyai Furqon: "Saya sangat menghargainya. Tapi saya merasa penasaran, mengapa memilih ruangan seperti ini untuk diskusi santai?"

Simon: "Kami ingin memberikan nuansa yang berbeda, Kyai Furqon. Kami berharap diskusi ini menjadi berkesan dan nyaman bagi Anda."

Kyai Furqon: "Baik. Terima kasih atas perhatiannya."

Simon: "Sebagai permulaan, apakah Kyai Furqon suka dengan fasilitas kami di sini?"

Kyai Furqon: "Sangat mengagumkan, Simon. Saya belum pernah mengalami sesuatu seperti ini sebelumnya."

Simon: "Saya senang kalau Pak Kyai juga senang. Sambil menunggu Almira. Boleh saya mendengar lebih banyak tentang profil Kyai?"

Kyai Furqon: "Alhamdulillah, saya hanya hamba Tuhan yang berusaha mengabdikan hidup untuk agama."

Simon: "Sungguh mulia. Pak Kyai Furqon ini cukup merendah ya. Tapi saya yakin aslinya Kyai Furqon ini ilmunya tinggi. Saya yakin, masukan dan pandangan Kyai akan sangat berharga untuk Almira."

Tok tok tok.. terdengar suara pintu diketuk.

Simon: "Kyai Furqon, sebaiknya Kyai menutup mata sejenak dengan penutup mata yang sudah kami siapkan."

Kyai Furqon: "Baik pak Simon."
Simon memberikan penutup mata pada Kyai Furqon dengan hati-hati. Kyai Furqon pun menutup matanya sambil menunggu kedatangan Almira. Suasana pun semakin tegang rasanya di dalam ruangan mewah tersebut.

antaaabbbbb.....
 
Kyai furqon sebenarnya heran kenapa ia harus pakai penutup mata segala meskipun sudah dijelaskan oleh Simon bahwa Almira adalah top asset perusahaan yang eksklusif sehingga harus private.

Alunan musik jazz yang sensual dan aroma wewangian yang harum secara perlahan menggiringnya ke dalam suasana yang sangat berbeda dari biasanya.

Kyai Furqon dalam hatinya: "Ini musik yang bukan budaya orang shalih, tapi yasudah adab kami harus menghormati. Aroma wewangian ini juga agak aneh, tetapi entah kenapa koq bikin tenang."

Selama menutup mata, Kyai Furqon merasakan atmosfer yang semakin erotis di sekitarnya. Pikirannya, yang biasanya selalu penuh dengan pemikiran-pemikiran keagamaan, mulai terasa kosong dan tenang.

Musik jazz yang semakin mendalam dan aroma wewangian yang meresap ke dalamnya menciptakan suasana yang tidak biasa bagi seorang kyai yang teguh dan tegas seperti Kyai Furqon.

Almira: "Assalamualaikum, Kyai Furqon. Maaf Mira membuat pak kyai menutup mata. hihihi."

Kyai Furqon: "Waalaikumsalam, Almira. Apa kabar? saya sudah boleh melepas penutup mata ini kah"

Almira: "Ini adalah ruang khusus untuk studio kami pak kyai sayang. Saya mau di shoot foto disini. Nanti Pak kyai marahin Mira ya pak kalau Mira pose nya salah. Yasudah yuk pak silahkan dilepas penutup mata nya”

Kyai Furqon pun membuka penutup mata nya, terdapat momen beberapa detik dirinya terpana hingga tidak bisa berkata apapun.

Almira berdiri di hadapannya dengan pakaian yang menonjolkan kecantikannya. Berjilab namun memakai celana jeans ketat yang mempertegas lekuk tubuhnya yang proporsional.

Kyai Furqon tak bisa menghindari untuk tidak memperhatikan pantatnya yang semok, terbungkus dalam celana jeans yang ketat.

Kaos lengan panjang ketat yang dikenakannya menyiratkan bentuk payudaranya yang besar dan ranum. Kaos ketat berkancing rendah yang dipilihnya membuat pandangan Kyai Furqon tertuju pada lekuk di bagian dada yang begitu menggoda.

Kyai Furqon yang seharusnya berniat menegur, malah terdiam dan wajahnya memerah. Aroma wewangian di studio yang berbentuk kamar ini seperti mempengaruhi pikirannya, membuatnya bingung dan tidak bisa berkata apa-apa.

Sementara Kyai Furqon berada dalam kebuntuan pikiran, fotografer di sebelahnya mencoba menghadirkan cahaya baru dengan mengarahkan Almira untuk mulai berpose.

Fotografer: "Baik, Almira. Ayo mulai dengan posisi menyamping, dan tanyakan pada Kyai Furqon apakah perlu memegang payudara atau angkat tangan ke atas."

Almira, dengan senyum manisnya, menoleh ke arah Kyai Furqon yang wajahnya yang masih memerah.

Almira: "Kyai Furqon, bagusnya mira pose pegang nenen, atau cukup angkat tangan ke atas ya? Mohon arahannya pak kyai"

Kyai Furqon, yang seharusnya harus menegur, hanya mampu berbicara dengan lirih dan bergetar.

Kyai Furqon: "A...angkat tangan ke atas saja."

Almira pun mengikuti instruksi dengan anggun, mempertegas lekuk tubuhnya yang memukau. Sementara itu, Kyai Furqon mencoba menutupi rasa malu dan nafsu yang memuncak dengan menundukkan wajahnya ke arah lantai.

Fotografer: "Oke Almira, untuk shot berikutnya, coba pose nunduk. Tapi tambahin gerakan yang lebih sensual, ya?"

Almira: "Boleh mas. Hihihihi. Coba mira tanya ke guru Mira dulu. Pak Kyai, Menurut Pak Kyai gimana ya? Bagusan Mira nunduk sambil remes nenen atau bibir Mira gigit ujung jari tangan?"

Suara lembut Almira menciptakan kenyaman tersendiri di dalam hati Kyai Furqon. Meskipun merasa tidak setuju dan seharusnya menegur Almira, namun pengaruh wewangian dan situasi yang begitu sensual membuatnya terus terkikis imannya.

Kyai Furqon: (berbicara dengan napas terengah-engah) "Mungkin... mungkin remes nenen."

Almira pun memposisikan dirinya sesuai "perintah" Kyai Furqon, sementara Kyai Furqon terus berusaha mengatasi gejolak dalam hatinya yang semakin meluap.

Fotografer kemudian menunjukkan hasil foto nya kepada mira dan kyai furqon. Mira senang karena hasil foto nya bagus dan sangat seksi. Mira kemudian berterima kasih kepada kyai furqon dengan tiba tiba memeluk kyai furqon dengan erat yang membuat kyai furqon makin terangsang.

Saat berpelukan itu kyai furqon mencoba untuk memalingkan wajah dan memejamkan matanya namun Almira dengan suara lembut dan nafas yang wangi meminta kyai furqon untuk membuka mata nya.

Iman Kyai furqon makin hancur saat memandang tepat di depan wajahnya ada wajah cantik Almira yang sangat cantik putih bersinar khas timur tengah.

Dari dekat, Almira berkata “Syukron kyai atas bantuannya. Hasil foto nya bagus banget. Kyai furqon dampingin Mira terus di foto selanjutnya ya. Nanti Mira kasih hadiah susu. Hihihi ihh geli banget deh janggut kyai kena di belahan nenen mira”. Kyai furqon hanya bisa mengangguk pasrah

kyai nya sudah mulai tak berdaya ahaha...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd