Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Am I Wrong

Kira-kira bakal berakhir kayak mana?


  • Total voters
    215
  • Poll closed .
Bimabet
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Ichbineinbuch ..
Waduh beneran saudara kandung yak..
Klo ketahuan ortunya bagaimana yak?
Mana ibunya udah curiga lg..
Ditunggu cerita berikutnya suhu..
 
Wah gawat nih, Mamanya udah mulai curiga.. semoga Kak Kimi dan Ricky tetap bersama deh, tak terpisahkan selamanya..:sayang:

Makasih updatenya suhu, tetap semangat dan sehat selalu:beer:
 
Thnks bnyk apdetnya Suhu @Ichbineinbuch .
Mengalir Tenang & Makin romantis.
Semoga Bsa Jd Cerita INCEST yg Terbaik yg Pernah Ada.

Keep healthy
Be happy..

:beer: :beer: :beer:
 
Mantap omm.. semoga di kasih jalan bersatu ya om, kimi sama ricky
Amin deh hehe....
Makasih updatenya om @Ichbineinbuch, bikin penasaran sama lanjutannya.
Tungguin aja kelanjutannya
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Ichbineinbuch ..
Waduh beneran saudara kandung yak..
Klo ketahuan ortunya bagaimana yak?
Mana ibunya udah curiga lg..
Ditunggu cerita berikutnya suhu..
Kalau ketahuan, ya gitu deh ;)
Thanks updatenya suhu TS

:beer:
Yoi gan :beer:
Insting mamanya bahaya nih
Dikirain mamanya kayak singa apa hehe....
Thanks for update
Ya gan
Heheh mantep
Makasih gan :beer:
 
Wah gawat nih, Mamanya udah mulai curiga.. semoga Kak Kimi dan Ricky tetap bersama deh, tak terpisahkan selamanya..:sayang:

Makasih updatenya suhu, tetap semangat dan sehat selalu:beer:
Amin deh buat doa agan
Matur tenkyu upna om @Ichbineinbuch :jempol:
Mantap

Thanks update nya om
Ya gan sama-sama :beer:
Thnks bnyk apdetnya Suhu @Ichbineinbuch .
Mengalir Tenang & Makin romantis.
Semoga Bsa Jd Cerita INCEST yg Terbaik yg Pernah Ada.

Keep healthy
Be happy..

:beer: :beer: :beer:
Makasih gan atas support agan :semangat:
malah ricky yang udah ada pandangan kedepan, baik nikah ataupun tidak :(
Ricky gitu loh hehe....
Wueeee pepet terus kak adiknya
Udah mepet banget malah itu, sampai kemaluan mereka juga udah sering mepet
:mantap: :mantap: :mantap: :mantap:



terimakasih updetnya suhu @Ichbineinbuch

keep posting :beer:
Makasih gan atas supportnya
 
PART 50
POV Ricky

Kini aku telah menyelesaikan ujian nasionalku. Sembari menunggu amplop kelulusan yang sudah optimis kudapatkan, aku juga belajar untuk UTBK. Sekali lagi, aku sangat berterima kasih dengan Kak Kimi yang gak lelah buat ngebantu diriku ini. Ia turut memberiku tips agar kelak aku dapat lolos SBMPTN dan bisa kuliah di kampus yang sama dengan dirinya.

Saat ini, aku hanya berada di rumah saja sembari memainkan konsol yang kubeli beberapa hari lalu. Aku sengaja membelinya karena kebetulan teman sekelasku menjualnya dengan harga yang sangatt miring sekali. Apalagi aku sudah memprediksi kalau aku bakal butuh hiburan saat liburan panjang ini.

Namun aku adalah seseorang yang mudah bosan apabila bermain game sendirian. Maka aku kembali ke dalam saat-saat yang menjenuhkan dari liburan. Ketika sekolah, aku sangat mengharapkan libur karena otakku benar-benar lelah dan penat menerima asupan pelajaran. Tapi saat libur, rasanya aku ingin kembali bersekolah dan melakukan hal-hal bodoh yang sering kami lakukan pas jam kosong dulu. Apalagi dengan fakta kalau kami gak bakal bertemu lagi nantinya.

Ah, daripada aku bersedih memikirkan perpisahan dengan teman-temanku, lebih baik aku tidur siang saja dulu. Mungkin nanti habis tidur siang aku bakal keluar ke mana gitu, buat ngilangin bosan dan mencari udara segar lah.
.
.
.
.
.
.
Ugh! Aku mulai membuka kedua buah mataku secara perlahan. Kemudian aku meregangkan badanku dan berjalan ke dapur untuk meminum segelas air putih. Sesampainya di sana, aku mendapati Kak Kimi yang sedang makan.

"Tumben Kakak dah pulang," ujarku menanggapi anomali ini.

"Kelas terakhir kami ditiadakan, jadi aku pulang awal deh."

"Gak nongkrong dulu sama teman Kakak?"

"Lagi gak mood buat nongkrong hehe…."

"Aku bosan banget nih, Kak. Ada saran gak?"

"Terserah kamu deh mau ngapain. Asal jangan ngajak aku main aja ya." Aku hanya menghembuskan nafasku perlahan saja. Huh… siapa juga yang lagi nafsu?

"Aku juga lagi gak mau kok, Kak. Ikut jalan gak?"

"Kemana?"

"Ya kemana aja lah, yang penting gak bosan."

"Ke trampoline park aja yuk kalau gitu."

"Hmm oke deh, Kak."

"Tungguin aku habis makan dulu ya."

"Iya, selow aja."

Kini ia sudah selesai makan dan aku juga udah selesai berganti pakaian. Aku mulai menyalakan motorku karena Kak Kimi memintaku untuk membawa motor saja. Kemudian keluarlah Kak Kimi dari rumah dan mulai mengunci pintu. Aku sendiri sudah menunggu di luar pagar sambil menata rambutku.

"Udah ganteng kok, Sayang," selorohnya ketika berjalan mendekatiku.

"Hehe… Kakak manis banget ya kalau kayak gini." Aku memuji penampilan Kak Kimi yang tampak sedikit lebih muda dari umurnya. Ia mengenakan jaket kulit berwarna abu-abu gelap tanpa resleting, baju kaos berwarna putih, celana jeans berwarna biru, dan tas selempang kecil berwarna merah. Alas kakinya ia menggunakan sneakers yang biasa ia gunakan dan tentunya couple dong dengan punyaku hehe…. Yang membuat penampilan Kak Kimi menjadi luar biasa adalah poninya yang menjadi pemanis bagi wajahnya yang sudah manis dari awal. Ibarat buah ceri diatas kue yang sudah dipoles indah.

"Makasih, Sayang. Nampak kayak anak SMA kan?" tanyanya sembari merapikan poninya sebelum mengenakan helm.

"Iya, Kak. Malahan lebih mirip Kakak daripada teman sekelasku."

"Bisa aja ah, Sayang."

Sesampainya kami di trampoline park, kami membayar 2 lembar tiket dan kemudian masuk ke dalamnya. Di dalam sana, jumlah pengunjungnya gak terlalu ramai tapi juga tidak sepi. Maka kami menaruh barang bawaan kami di loker yang telah kami sewa and let's have some fun!

TUING! TUING! TUING!

"Wooohooo!" jeritku sekuat tenaga saat aku meloncat-loncat di atas trampolin. Aku melampiaskan semua beban yang kurasakan saat ujian nasional dan berusaha membuangnya seiring dengan loncatan yang kubuat.

Kulihat Kak Kimi juga sedang meloncat-loncat dengan wajah yang riang gembira. Dengan ekspresi super cerianya itu, bertambahlah pesona manis dari kakak kandung sekaligus kekasihku itu. Poninya yang semula menempel di dahi kini sudah acak-acakan, namun tetap gak mengurangi kecantikan dirinya.

Aku kemudian mendekatinya dengan meloncat maju ke depan. Kulihat Kak Kimi masih asyik dengan loncatan-loncatannya. Unch! Adorable banget ah kakakku. Udah kayak anak kecil yang sedang kegirangan aja.

Karena di samping trampolin kami ada sebuah kolam bola, maka dengan iseng aku mendorong tubuh Kak Kimi hingga ia terjerembab ke dalam kolam bola tersebut. Ia langsung menjerit histeris begitu tubuhnya terjatuh ke dalam kolam tersebut. Sontak aku pun langsung menertawakan dirinya dan terlihat kalau Kak Kimi jadi kesal dengan diriku.

"IHHHH SAYANG!" serunya sambil melempar beberapa bola ke arahku.

"Hahaha…." Aku terus tertawa saja di pinggir kolam tersebut. Kak Kimi semakin kesal dan gregetan dengan diriku, sehingga ia langsung naik dan menyeret diriku ikut jatuh ke kolam.

DURR!

Aku sedikit terkejut juga begitu aku ke dalam kolam bola. Kak Kimi langsung memukul-mukul diriku dengan bola. Aku yang tak berdaya hanya bisa melindungi diriku dengan tanganku. Kemudian ia mencubit kulit lenganku dengan sekuat tenaganya.

"Adadadah! Ampun! sakit banget, Kak."

"Ihhh kamu nakal ya udah dorongin aku!"

"Argghhh! Ampun, Kak. Ampun!"

Puas mencubit diriku, ia langsung membenamkan diriku ke dalam kolam bola sehingga aku benar-benar gak bisa bergerak. Setelah meronta-ronta dan memelas minta tolong, barulah Kak Kimi menarik tanganku keluar dan aku berusaha untuk menstabilkan kembali nafasku.

"Kak, maafin aku ya."

"Dasar nakal banget kamu, Sayangku. Rasain tuh penderitaan aku!" ujar Kak Kimi dengan nada yang masih kesal.

Setelah meloncat bareng, bermain bareng, mengisengi satu sama lain selama satu jam lamanya, akhirnya kami menghentikan kegiatan kami karena kelelahan. Waktu seakan bergerak begitu cepat. Tak kami duga juga, keringat kami mengucur cukup banyak dan membuat kami mengalami kehausan yang sangat parah.

"Seru banget, Sayang!" ujarnya sembari turun dari arena trampolin. Ia langsung memelukku dengan tubuhnya yang bau keringat namun tetap berimbang dengan harum parfum yang ia kenakan dari rumah.

"Beli minum yuk, Kak."

"Yuk ah."

"Eh tunggu…." Aku menyadari kalau ada sesuatu yang janggal. Iya benar, Kak Kimi kan pakai kaos putih. Karena keringat dari tubuhnya cukup banyak, membuat baju kaosnya itu menjadi basah dan tembus pandang. Apalagi ia mengenakan bra berwarna biru tua yang sangat gelap dan kontras dengan warna bajunya. Sebuah kesalahan fashion yang fatal sekali sehingga orang lain bisa melihat bentuk bra kekasihku dengan jelas.

"Ah, maaf. Aku lupa kalau kita bakal keringetan hehe…."

Ia menutupi dadanya dengan menyilangkan tangan. Tapi tentu aja itu gak akan banyak membantu. Yang sangat membantu ialah bahwa pengunjung saat ini gak terlalu ramai sehingga kami bisa sampai ke loker tanpa ada seorang pun yang melihat pemandangan indah Kak Kimi ini.

"Sayang, nanti gak enak nih kalau aku pakai kaos basah dalam jaket ini," ujarnya sembari memegang jaketnya.

"Ya mau gimana lagi, Kak?"

"Aku lepas aja ya kaosku," ujarnya lirih sambil menatapku.

"Wait, what? Kakak udah gila ya?" tanyaku yang benar-benar gak percaya dengan kata-kata Kak Kimi.

"Gak apa, kan aku pakai jaket. Gak ada yang tahu kok harusnya."

"Ah, gak. Kakak gak boleh lakukan hal itu!" larangku tanpa ingin diganggu gugat.

"Please, Sayang. Benar-benar gak enak loh pakai baju basah dalam jaket."

"Aku gak mau tubuh Kakak diliatin oleh orang lain selain aku!" tegasku pada Kak Kimi.

"Sayang, kan jaketku lumayan longgar. Jadi harusnya gak nampak kalau aku gak makai baju." Ia masih terus berargumen denganku sehingga aku hanya bisa menghela nafas.

"Yakin, Kak?" tanyaku sembari menatap ke mata Kak Kimi tercintaku.

"Aku yakin, Sayang." Ia mengangguk pelan kepadaku.

"Ya udah, yuk kita cari toilet dulu."

Untung aja toilet gak jauh dari loker. Kak Kimi masuk ke dalam toilet wanita selama beberapa menit. Sekeluarnya dari sana, aku lihat ia sudah mengenakan jaketnya yang tertutup rapat oleh resletingnya tanpa menyisakan celah sedikitpun. Hmm benar juga kata Kak Kimi. Gak ada yang bakal tahu kalau di dalam sana, payudara indahnya hanya terbungkuskan oleh bra berwarna biru tua.

Di atas motor saat perjalan pulang, Kak Kimi duduk sembari memeluk erat diriku. Hmm empuk banget rasanya punggungku. Lebih empuk dari biasanya. Ada untungnya juga Kak Kimi gak make baju kayak gini huehehe….

"Ihh, Sayang. Pasti kamu mikir jorok deh tuh," tuduh Kak Kimi yang seolah membaca pikiranku.

"Kok tahu, Kak?"

"Ihh, kan kamu adik kandungku. Aku bisa punya feeling tahu soal kamu."

Bangsat! Ini nih gak enaknya punya pacar saudara kandung. Aku memilih untuk hanya diam saja. Toh Kak Kimi gak memundurkan badannya dan masih terus memeluk diriku kok.

Sesampainya di rumah, Kak Kimi langsung menuju ke kamarnya. Aku turut mengganti pakaianku yang bau keringat. Setelahnya, aku berjalan ke kamar mandi dan membuang pakaianku di keranjang berisi pakaian kotor.

"Sayang, masih sakit gak cubitanku?" tanya Kak Kimi yang juga hendak membuang pakaian kotornya ke keranjang.

"Hmm lumayan sih, Kak. Sampai lebam nih."

"Duh… maaf deh. Kebawa emosi aku tuh." Ia membuang pakaian kotornya itu dan langsung memperhatikan lebam di lenganku yang cukup besar.

"Tenang aja, Kak. Aku bisa obatin sendiri kok."

"Sini, Sayang. Aku aja yang obatin ya."

Hal lain yang kusuka dari Kak Kimi adalah ketulusan hatinya dalam meminta maaf. Sebagai cewek, ia benar-benar gak mengenal gengsi buat minta maaf duluan. Bahkan ia berani bertanggung jawab atas kesalahan yang ia perbuat. Aku sadar kalau Kak Kimi adalah wanita yang sangat berharga dan aku harus menjaga dirinya ini dengan sebaik mungkin.

"Duh… perhatian banget deh Kakakku. Jadi makin sayang," ujarku pada Kak Kimi sembari tersenyum. Aku turut membelai rambutnya yang sedang tertata oleh bando imutnya.

"Makasih, aku juga makin sayang kok sama kamu."

"Nikah aja yuk, Kak," selorohku sembari tersenyum kecil.

"Sekolah dulu yang benar ya, Sayang. Habis itu kalau kamu lamar pasti aku terima kok," katanya mencubit pipiku sembari tersenyum.

"Sayangnya, ya gitu deh, Kak."

"Iya aku tahu kok."

Kami pun berpindah tempat ke kamar Kak Kimi. Dari kotak P3K, ia mengambil gel penyembuh lebam dan mulai mengoleskan ke kulit lenganku yang lebam kehijauan. Dengan telaten, ia mulai mengurut perlahan lebamku. Rasanya sakit memang, tapi semua rasa sakit itu tak terasa ketika aku terus menatap wajah Kak Kimi yang cantik dengan bando dari kado ulang tahunnya tersebut.

"Udah ya, Sayang." Ia berdiri dan mengemasi kotak P3K tersebut. Saat ia akan pergi untuk menaruh kotak itu, aku menahan lengannya.

"Makasih ya, Pacarku yang manis," kataku lembut yang langsung dibalas dengan senyuman Kak Kimi yang seindah kahyangan di langit.

CUP! Aku berdiri dan mengecup pipi lembutnya tersebut. Kemudian aku memeluk erat dirinya untuk menumpahkan semua kasih sayangku. Lalu, aku mengambil kotak itu dari tangannya dan aku yang menaruhnya di tempat semula.

Kembali ke kamar Kak Kimi, aku melihatnya sudah berbaring dengan lagu mellow mendayu dari ponselnya. Aku turut bergabung dengan berbaring di sampingnya. Kemudian ia memelukku dan kepalanya bersandar ke bahuku. Aku membelai pelan dirinya. Bersama kami menikmati suasana romantis ini yang sangat meneduhkan ini hingga tanpa disadari kami berdua tertidur bersama dalam posisi masih saling berpelukan.
 
Terakhir diubah:
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Ichbineinbuch ..
Jadi kpn suhu ketahuannya hubungan mereka sama ortunya? Haha..
Karena itu konflik yg mungkin terjadi saat ini selepas belum ada karakter lain yg muncul..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd