Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Antara Aku, Kamu dan Pemilik Kita

Satu Minggu berlalu semenjak aku kehilangan keperjakaanku. selama itu pula aku belum bertemu Luh, wanita pujaanku. kak Ida juga tidak kembali lagi setelah kejadian itu.

keadaanku telah lama kembali pulih, sehat seperti sediakala. hanya kemampuanku untuk menemui Luh yang belum ada. sesekali aku mendengar suara Luh ketika melintas di jalan kos, namun tak ada dia menemuiku, membuatku semakin takut untuk memulai menemuinya.

hari ini aku benar-benar gusar, niatku mulai membulat, ingin kutemui Luh apapun yang akan terjadi, walau itu akan menjadi pertemuan terakhirku, tapi itu lebih baik, asal aku tau apa yang Luh rasa. itu lebih baik agar Luh bisa mencaci kesalahanku, mencaciku, menumpahkan segalanya agar tak ada yang tersisa di pertemuan terakhir ini.

kemungkinan kak Ida akan menghajarku juga terpesit dibenakku, walau aku sedikit bisa bela diri, namun tingkatan kak Ida lebih tinggi. aku hanya murid jawara kampung, sedang kak Ida pemegang sabuk hitam berbaret putih diujungnya. aku yakin satu tendangannya cukup untuk melumpuhkan ku.

banyak hal memenuhi pikiranku, membulatkan telat juga mengempeskannya.

aku jadi gila sendiri.

selepas tengah hari, ketetapan hatiku tak ingin tergoyah lagi, kukenakan celana taktikal, kaos lengan agak panjang berwarna polos, kuhampiri kamar Luh.

kosan yang aku huni lebih seperti kamar dihotel tanpa tingkat. lurus memanjang kearah samping berhadapan dengan deretan kamar lain. terdapat jalan utama kos diujung awal kamar memanjang hingga ke belakang.
kamarku berada di deretan depan, sedang kamar Luh berada tepat dibelakang deretan kamarku, saling memunggungi, sehingga harus memutar untuk saling mengunjungi.

perlahan langkahku melaju, semakin dekat kamar Luh, semakin pelan kakiku mampu melangkah, jantung semakin kencang berdetak. hingga aku berada tepat didepan kamarnya.

pintu kamar Luh tertutup, begitu juga kamar kak Ida yang tepat berseberangan dengan kamar luh. kutatap pintu itu, pintu yang sama dengan pintu kamarku, namun sebuah hiasan terpampang dipintu ini, sebuah papan nama tertulis nama Luh terukir indah. papan yang sama terpajang di pintu dibelakangku bertuliskan nama kak Ida.

kudekati pintu kamar Luh, kuangkat tangan kananku, kuberanikan diri untuk mengetuknya, sembari memanggil namanya.

belum sampai ujung engkel jariku menyentuh pintu, belum sampai suaraku keluar dari kerongkonganku.
rentetan desahan panjang terdengar dari dalam kamar.

“ aaaaahhhhh…… “
“ sayyy……..yaaaangggg……”
“ ahhhhhhh”

gelap hatiku, putih pandanganku, tak kuasa aku menarik kembali nafasku, kakiku gemetar, leherku tercekik, kesadaranku melayang. pelan namun jelas, suara perempuan mendesah kenikmatan dari balik pintu ini.

gontai langkahku mundur tak berdaya, kuterduduk tepat didepan kamar kak Ida, mulutku belum tertutup dari keinginanku memanggil Luh pujaan hatiku. tanpa tangis air mataku mengucur deras, hancur hatiku, lebih hancur dari apa yang sedari tadi aku pikirkan.

pintu dibelakangku terbuka pelan, suara langkah kaki samar namun masih terdengar.

“ anto? ngapain kamu disini kayak gini? “

suara itu. perlahan kuputar leherku.

“ Luh ? kamu….., ituuuu “

Luh yang cantik keluar dari kamar kak Ida, hatiku yang telah leleh kembali memadat, jiwa yang telah memutih kembali berwarna. tuhan sedang bercanda pikirku.

aku beranjak, kuterjang Luh, kupeluk erat, tangisku pecah. Luh memelukku dengan penuh kebingungan.
tak lama Luh menarikku masuk kekamar, ditupnya pintu kamar kak Ida, kembali aku dipeluknya, diusapnya kepalaku.

“ kamu kenapa tok? “
“ aku cari kamu Luh “
“ maaf tok, aku belum temui kamu “
“ yang penting sekarang sudah ketemu “
“ terus, kenapa kamu menangis “
“ aku kira kamu dikamarmu, sedang ….. “
“ oh, kamu ni, mosok tak bisa bedain suaraku “
“ entah, aku tak tau kenapa “
“ is kamu ni. “

Luh mendudukkan aku, lalu dia ikut duduk didepanki, menghadapku, Luh tersenyum menguatkanku, menyeka airmataku yang masih terus berkucuran.

“ printerku rusak, aku pinjam punya Ida, eh cowoknya datang, jadi dia pake kamarku untukkkkk …, ah jadi kamu kira aku yang sedanggggg …. dikamar ya ? kamu ni tok.. tok… “
“ aku tak tau Luh “
“ iya iya, dah. maaf ya aku tidak temui kamu, kemarin pulang kita itu aku demam semalam, paginya Ida larang aku temui kamu. hihihi, maaf ya aku cerita semuanya ke Ida, dia marahin aku semalaman habis itu, tapi dia tidak ada niat tidakbaik kok, dia cuma tidak mau aku tersakiti karena kita. “
“ iya, kak Ida juga marahin aku “
“ marah si marah, tapi enak dikamu dapat sepongan “
“ eh “
“ hihihi, dasar, tak apa apa kok, aku tidak marah, malah seneng kamu masih milih aku “

Luh beranjak, memelukku, membenamkan wajahku ke dadanya yang besar. Luh mengelus kepalaku, diletakkannya pipinya diatas kepalaku.

“ makasih tok, aku tidak akan menyesal suka kamu, tidak akan menyesal dengan semua kenangan kita “
“ iya, makasih juga Luh “
“ tapi aku cemburu kamu lihat badan Ida, disepong lagi sama Ida, aku kan belum pernah “
“ he ? “
“ berdiri ! “ perintah Luh dengan wajah dibuat serius

aku berdiri perlahan. Luh membuka kaosnya menyisakan bh berwarna hitam menutupi tubuh bagian atas. perlahan Luh membuka celanaku, diturunkannya sekaligus dengan cd yang aku kenakan. kontolku belum tegang, masih syok dengan kejadian tadi. Luh menggapai kontolku, dielusnya perlahan hingga berdiri menunjuk puncak langit. Luh memajukan wajahnya, mengecup kepala kontolku, mengecup batangnya hingga berkali-kali. Luh memandangku dengan senyum manisnya, aku balas dengan senyumku yang masih sedikit terpaksa. Luh mengocok pelan kontolku, lalu memasukkannya kedalam mulutnya perlahan.

“ ahhhhhh “ desahku sepanjang mulut Luh menerima kontolku

Luh mengocok perlahan dengan mulutnya, tak ada sekalipun tersentuh giginya, Luh sudah terlihat terbiasa dengan aktifitas ini. terus ia mengulum kontolku, diputarnya, dijilatnya, disedotnya. kenikmatan yang lebih dari yang kak Ida berikan.

“ ahhh.. Luh…. ah…… “

Luh mengambil tanganku, diletakkannya diatas dadanya, dimasukkannya kedalam bh, jarinya mengisyaratkan ku untuk memainkan kedua puting miliknya.

luh semakin menjadi mengulumku, seirama dengan pilinan jariku di petung keras ini.

Luh melepas kontolku, nafasnya memburu, liurnya membasahi kedua bibir cantiknya, membasahi seluruh kontolku.

Luh menarik tanganku, menyuruhku untuk turun. didorongnya badanku, membuatku berbaring terlentang diatas kasur kak Ida. kasur tanpa dipan, kasih yang beralaskan lantai.

aku pasrah apa yang akan dilakukan Luh padaku, karena aku tau ini pasti akan menyenangkan. Luh melepas bh nya, menumpuknya diatas kaosnya tadi, lalu ia berdiri, melepas celananya sendiri, dilanjutkan melepas cd-nya. Luh telanjang bulat, sungguh cantik, dada bulat lonjong dengan puting menantang, dada yang besar mulus dan menggairahkan. walau tak sebesar milik kak Ida namun aku lebih memilih dada ini.

Luh mendatangiku, berjongkok diatas kakiku, Luh kembali mengulum kontolku, kepalanya naik turun mberikan kenikmatan yang tiada tada.

tak lama ia merangkak naik, duduk diatas perutku, menyodorkan dadanya ke mulutku, aku sedot dadanya, kuremas satunya, Luh memeluk kepalaku, diusapnya rambutku.

“ kita memang tidak bisa bersama, tapi paling tidak kita bisa membuat cerita untuk kita kenang, untuk dijadikan alasan untuk tetap bahagia bersama siapapun akhirnya “

itu kalimat Luh yang ia bisikkan perlahan namun penuh penghayatan. aku tak sempat membalas kalimatnya, karena dadanya terus menyumbal mulutku.

Luh menegakkan badannya, diangkatnya pantatnya, diambilnya penisku, diarahkannya ke lubang senggamanya.

“ ingat ya sayang, jangan pernah minta lagi “ ucap Luh sambil tersenyum manis
selesai berucap diturunkannya badannya, kontolku langsung menancap masuk kevaginanya, melesat perlahan memenuhi kewanitaannya. Luh mengerang panjang, akupun serupa.

setelah kedua pangkal paha kami beradu, kedua tangan Luh bertumpu di dadaku, kedua buah dadanya menggantung indah, Luh menarik turunkan pantatnya, memebrikan kenikmatan diekujur badanku. Luh bergoyang dengan liar, wajahnya terlihat sangat bahagia, sangat menikmati, berbeda dengan ketika kami di penginapan.

“ ah… tok… enak… ahhh… , aku suka… “

Luh semakin liar bergoyang, aku pasrah nikmati senggama ini, sesekali aku raih kedua dada Luh yang bergelantungan, aku remas, aku pilin putingnya yang telah mengeras.

“ toookkk, aku mau sampai sayang… ahhhh “
“ iya… aku juga sayang…. “

dan

“ ceklekkk “
pintu kamar terbuka, kami terkejut. goyangan Luh langsung berhenti, ejakulasi kami tertunda. pandangan kami tertuju pada sosok yang membuka pintu dan hampir masuk kedalam kamar.

“ Ida “ teriak Luh
“ kak Ida “ teriakku bersamaan dengan Luh

“ eh si anjing ! “ umpat kak Ida setelahnya

Luh tidak bergerak dari atas tubuhku, kontolku masih tertancap di vaginanya, Luh spontan menutupi kedua putingnya dengan menyilangkan kedua tangannya, sedang aku menggunakan telapak tanganku menutupi penisku yang memang tidak terlihat karena tertancap sempurna di lubang Luh.

kak Ida masuk, menutup pintu, menghampiri kami yang tertangkap basah. dia berjongkok sangat dekat dengan kami.

“ si anjing, berani kau ya “ umpat Ida dengan nada tinggi
“ da, jangan ganggu dia “ pekik Luh
“ Luh, kau tau apa ini, semalaman aku ceramahi kau, ini yang ada “
“ aku dah dewasa da, aku tau apa yang aku mau, aku tau apa yang ada didepan, aku cuma tidak mau menyesali karena ini pertama kalinya aku punya rasa, pertama kali aku punya hati, aku cinta, aku sayang, aku mau kenangan ini sebelum semua hilang “ ucap Luh

Ida memandangi Luh tajam, lalu memandangiku tak kalah bengis.

“ aku juga kak, aku juga sama dengan Luh, ini tidak seperti yang kamu duga, aku tulus”
“ hah, kalian ni. “

kak Ida berdiri, berjalan kearah lemari miliknya, mengambil sebuah kotak kecil, lalu dilemparkannya kearah kami.

“ terserah kalian, toh kalian yang akan menjalani, paling tidak, Luh, sahabatmu ini sudah memberitahumu “
“ makasih da “ ucap Luh

kak Ida keluar kamar dengan membawa sebuah handuk yang ia ambil dari cantelan di balik pintu.
Luh mengambil kotak yang kak Ida lempar. sekotak kondom.

aku dan Luh tertawa kecil. Luh melepas kontolku, memasang kondom pemberian kak Ida, lalu menungging membelakangi ku.

aku bangkit, kuarahkan kontolku yang telah berpengaman kearah kewanitaan Luh, kueluskan, kucari dimana lubang itu. luhelebarkan pahanya, diarahkannya lubang itu ke kontolku yang tersesat.

ku dorongan perlahan, Luh melengkuh panjang, aku sodok terus vagina Luh, posisi ini sungguh luar biasa, aku bisa masuk lebih dalam, aku bisa melihat pantat dan punggung Luh yang mulus dan menggairahkan.

tak lama berselang, Luh mencapai kenikmatannya, begitu juga aku. kami merebahkan diri, kupeluk Luh dari belakang, Luh tersenyum, akupun begitu. aku kecup tengkuk Luh.

“ terimakasih sayang, terimakasih cinta “ ucapku
“ terima kasih juga cinta “ balas luh

semenjak saat itu, hubunganku dengan Luh semakin lancar, kak Ida juga tidak lagi mengganggu, walau sampai saat ini dia belum mau panggil aku dengan nama, paling tidak sudah tidak dengan panggilan si anjing lagi.

kak Ida wisuda terlebih dahulu beberapa bulan kemudian, ia putus dengan cowoknya dimalam sebelum wisuda, dan meminta izin Luh untuk pinjam aku dimalam setelah wisuda, aku tidak mau, tapi Luh malah merayuku untuk memberikan malam ini ke kak ida.

malam itu kak Ida seperti orang mabuk tapi tidak minum, keluarganya beristirahat di kamar kak Ida dan sebagian dikamar Luh seelah malam pesta wisuda kak Ida, tak banyak yang diundang. hanya kawan dekat dan keluarga inti saja. Luh tentu diundang, dan aku terundang karena pendamping Luh.

malam semakin larut, tengah malam sedikit berlalu, kamar kak Ida dan Luh penuh dengan keluarga kak Ida.

aku yang telah terngantuk hanya bisa duduk dipojokan kamar, Luh yang hampir tertidur berbaring dengan pahaku dijadikan bantal. sedang kak Ida masih terus bercerita tentang keseruannya berkuliah yang sebentar lagi akan hanya menjadi kenangan.
suasana menjadi hening ketika cerita itu terhenti.

“ heh “ panggil kak Ida kepadaku
“ iya kak “ jawabku sejadinya

“ Luh “ panggil kak Ida
“ hemmm “ jawab Luh mengantuk

“ Luh, malam ini aku pinjam cowokmu ya “
“ HAH “ jawab Luh terkaget, sampai terbangun dari kantuknya
“ iya, malam ini saja “
“ maksudmu da? “
“ pinjam tu anak, pengen aku sekali saja ngentotin dia “
“ mabok kamu kak “ tanyaku
“ ah, dulu kamu ngaceng juga waktu lihat susuku “
“ kak,,,,,,, “ cegahku agar pembicaraan ini tidak berlanjut
“ Luh, pinjam ya, “ rayu kak Ida
“ kamu suka da sama Antok ?”
“ tidak, cuma rasa kontolnya agak lain, agak bikin nagih “
“ is kakak ni “
“ ah, diam kau, sange juga kan, boleh ya Luh “
“ aku si terserah Antok da “ jawab Luh
“ aku enggak mau “ jawabku cepat

kak Ida merambat pelan menuju kami, badannya menungging, pantatnya sedikit bergoyang, seperti anjing yang sedang meminta kepada tuannya.
“ Luh, bantu lah, boleh ya “ kak Ida merengek sambil tetap dalam posisi menungging
“ kasih lah tok, sekali ini saja kan, “ pinta Luh
“ aku tak mau Luh, aku cuma mau kamu “
“ anggap saja ini tidak dihitung, aku tidak akan mempermasalahkannya” rayu Luh
“ tu kan, yok, buka bajumu “ perintah kak Ida.

kak Ida langsung membuka bajunya, juga celananya, lalu membuka bh dan CD nya, digoyangkannya kedua payudara besar miliknya untuk menggodaku. Luh sedikit menjauh dariku, sedang kak Ida langsung menerkam ku.

“ Luh tolong “ pintaku
“ hihihi, sudah tak papa sayang, “ jawab Luh

kak Ida dengan ilmu beladirinya langsung mengunci pergerakan ku, dibukanya celanaku dengan sekali tarik, memang celana pendek tidak ketat, namun sekali buka langsung dengan cd nya.

“ tuh ngaceng juga kan “ ejek kak Ida

Luh hanya memperhatikan tingkah kami, kak Ida langsung menggenggam kontolku, dicokok pelan dan diemutnya tanpa awalan apapun.

kontolku diemut sangat dalam, keseluruhan batangku yang mungil mampu mengisi rongga mulut kak Ida.

kepala kak Ida naik turun, sungguh nikmat, kupandangi Luh, dia hanya tersenyum padaku. kak Ida terus mengoralku, air liurnya berkucuran membasahi batang hingga pangkal pahaku.

kak Ida naik keatas. diposisikannya kewanitaannya tepat dikontolku. pantatnya bergoyang, memutar dan mencari posisi. sekali hentak, kontolku masuk kevaginanya.

“ ahhhh… punyamu imut tapi enak “ ejek kak Ida

aku pandang kak Ida, dia tersenyum penuh birahi. pantatnya memutar, maju mundur, naik turun bergoyang, lincah sekali.

“ ahh… ahh… enak kan… ahhh… “ racau kak Ida

goyangan semakin liar, memang enak aku rasa, walau ini pemaksaan, namun goyangan kak Ida terasa sangat nikmat. kewanitaan Luh lebih sempit dan lebih enak, tapi goyangan kak Ida bisa menutupinya.

“ kak aku mau keluar “
“ Ha Ha Ha, enak kan, hah, enak kannnn “

kak Ida tidak mau melepaskan ku, tidak juga menghentikan goyangannya, seperti dia sengaja membuatku menumpahkannya didalam.

“ kakkkk,,,, aku,,, mauuu…. ahhhh… kak.. keluarrrr “

kusemburkan maniku, tak banyak karena pagi tadi sudah Luh kuras habis. kak Ida berhenti bergoyang, senyum kemenangannya tersungging tinggi. kulirik jam dinding, tidak sampai sepuluh menit pertahanan ku, hanya tujuh atau delapan saja. kulihat Luh, dia melihat kami dengan sedikit senyum, raut muka ngantuk sangat terlihat.

kak Ida bangkit, melepaskan kunciannya. dia berdiri tepat diatas kakiku, vaginanya basah, merembes keluar dari dalam celah, dadanya bulat lonjong besar.

“ akhirnya aku kesampaian juga. Luh, makasih ya “ ucap kak Ida.
“ iya, da “

kak Ida meninggalkanku, dia duduk dipojokan kamarku, pojokan yang berlawanan dengan Luh duduk. kak Ida tidak memperdulikan tubuhnya, tak ada niat memakai kain untuk menutupi keindahan auratnya. diambilnya sebotol air mineral, diminumnya habis.

aku bangkit, kudekati Luh, aku duduk disampingnya.
Luh mengambil tisu, membersihkan kontolku yang masih mengkilap basah hingga bersih.

Luh mengecup pipiku, mengecup keningku, mengecup kepala kontolku. “ makasih tok, walau berat tapi enak kan punya Ida “ senyum Luh

aku tak menjawab, aku hanya menyandarkan kepalaku di pindah Luh. Luh mengelus kepalaku dengan tangan kirinya, dan mengelus kontolku dengan tangan kanannya.

cukup lama kami bertiga terdiam.

Luh kembali mengecup pipiku, lalu keningku, lalu bibirku. aku balas kecup bibirnya, aku lumat, kami berciuman. Luh merubah elusannya menjadi kocokan. kuremas dada Luh dari luar kaosnya, ciuman kami semakin panas, kocokan semakin cepat, kontolku kembali menegang hebat. kumasukkan tanganku merogoh payudaranya, kuremas, kupilin. Luh mendesah dalam lumatannya, terdengar kak Ida hanya tertawa melihat kami.

kuakhiri ciuman dengan Luh. Luh melepas kontolku, tanpa aba-aba dia melepas kaosnya, melepas bh nya. kak Ida menyorakinya, Luh tidak bergeming. Luh menarik kaosku hingga lepas. aku telanjang penuh.

Luh mendorongku agar berbaring. Luh berdiri, dilepaskannya celana pendeknya, juga CD nya. kini Luh juga telanjang. kita bertiga telanjang bulat dalam satu ruangan.

Luh berjongkok, memposisikan kontolku di memeknya, sekali hentak langsung masuk sempurna

“ ahhhh… “ erang Luh
“ emmmmhhhh “ lengkuh ku

Luh bertumpu di dadaku, dia meniru gaya goyangan kak Ida tadi, meliukkan pinggangnya, memutarkan pantatnya. Luh berusaha, vagina sempitnya memutar, memeras kontolku. Luh memang tidak selihai kak ida, namun ini tidak kalah enaknya.

kulirik kak Ida, dia sedang mengelap vaginanya dengan tisu, sesekali dilihatnya rongga bekas kontolku tadi.

Luh makin meracau, tak peduli lagi dengan kak Ida yang menonton kami.

“ sayang, ahhhhhhh “
“ iya Luh sayang, emmmm “

kak Ida hanya tertawa kecil mendengar desahan kami.

“ aku sampai saynggggg “ erang Luh
“ aku jugaaa “

Luh tidak membiarkan aku melepas kontolku dari kewanitaannya, kembali aku memuntahkan sisa sisa yang ada kedalam lubang Luh.

Luh ambruk ke badanku. nafas kami beradu.

aku bergeser tanpa menurunkan Luh, kuberbaring terlentang diatas kasur. Luh melepas kontolku, dia merebahkan diri kesamping kananku, memelukku, mengecupku, lalu memejamkan matanya.

kak Ida bangkit, memastikan pintu telah terkunci rapat. lalu mendatangiku, merebahkan dirinya disampingnkiriku, tanpa mengecupku seperti Luh, dia memelukku dan memejamkan matanya.

Luh dan kak Ida menjadikan pundakku sebagai bantal. kedua tanganku tepat meremas kedua pantat mereka. tak ada satupun yang mempedulikan.

“ tadi aku keluar didalam, kalian tidak apa-apa ? “ tanyaku
“ aku pakai pil pengaman, malam ini belum minum, tapi harusnya masih aman “ jawab kak Ida tenang
“ Luh ?” tanyaku
“ kalo aku hamil, ya itu anakmu sayang “ jawab Luh tersenyum
“ kalo Luh aku mau “
“ terserah kalian saja “ potong kak Ida.

akhirnya kita tidur bertiga, tanpa busana.

keesokan paginya aku terbangun sendiri, masih telanjang namun berbalut selimut. sakit badanku sehabis diperkosa kak Ida, kunciannya kuat sekali.

kak Ida pamit siang tengah hari, Luh menangis ditinggal sahabatnya.

tanpa kak Ida, kehidupan kami sama seperti biasanya, sering bercinta, sering bercumbu, sering bersetubuh. hingga semester berikutnya Luh diwisuda. sampai saat itu berliter maniku tak ada yang membuahinya, memang sengaja main aman, namun tak ada satupun yang jadi.

Luh menangis semalaman dipelukanku, dia wisuda tanpa keluarganya yang datang, hanya kak Ida yang menyempatkan diri disela kesibukannya menjadi wanita karir sekaligus simpanan pak bos.

dan akhirnya Luh kembali ke kehidupannya yang sebenarnya, namun disaat perpisahan kita tak ada yang menangis, aku antar Luh dari stasiun hingga bandara. Luh telah menjadi kenangan, hampir satu tahun kita menjalin asmara, merajut kenangan untuk dikenang.

satu Minggu aku tidak keluar kos, makan sisa yang ada, mie rebus, mie goreng direbus. semua sudut kamar begitu mengingatkanku pada Luh.

hingga aku teringat tekat awalku berada disini, keluargaku. cepat lulus cepat kerja, urusan cinta akan datang dengan sendirinya bila aku sudah berada.

dan kehidupan pun terus berlanjut.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd