Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Khilaf dan Penasaran

Status
Please reply by conversation.
maaf, baru update, kesibukkan di RL membuat saya tidak bisa menulis cerita. langsung saja


Malam setelah pertarungan hebat aku dan mbak ajeng tertidur pulas dan kita saling berpelukan.

Alarm hp ku berbunyi, ketika aku bangun tidur, tak kulihat lagi mbak ajeng disamping ku, dan hanya ada SMS masuk kehapeku. “hhmm.. berarti jam 4 dia sudah pergi” ucap ku dalam hati.

Aku bergegas mandi karena akan ada interview dikantor siang jam 9.

Tok.. tok.. tok.. mas Tommy... tok .. tok..

Bunyi pintu kamar kost ku, aku keluar dengan hanya memakai handuk. Ketika aku buka pintu kamarku, ternyata ada ibu kostku. Kaget bukan kepalang, ternyata bu Tini hanya mengenakan daster tanpa bra, dan pentilnya menerawang,

“pagi mas, ini mau anterin susu” ucap bu Tini sambil melihat kearah bawah handukku.

“waduh ibu.., terima kasih.”

“kalau pagi pagi liat beginian tiap hari, bisa pusing kepalaku mas,” bisik Bu Tini pelan.

Aku kaget, dan bu Tini langsung pergi dengan meninggalkan senyuman genitnya. “ganggu orang mandi saja.” Akhirnya aku mempercepat mandiku karena kulihat jam sudah menunjukkan jam 7 lewat. Kucari kemeja terbaikku, ku semprotkan parfum dibadanku, “saya Tommy, saya siap menerima tantangan hari ini.” ucapku pada cermin untuk menaikkan rasa percaya diriku.

Aku langkahkan kaki ku keluar kamar, dan menuju ke parkiran. Lalu ku panasi mobil sebentar.

doorr...” bu Tini mengagetkan aku,

“eh ibu.. bikin kaget saja” aku melihat Bu Tini masih mengenakan daster yang sama,

“sexi banget si Ibu pagi pagi gini, awas digodain bule loh.. he..he..he..”

“akh mas Tomy ini bisa saja, mas tommy duluan sih pagi pagi bikin greng..”

“lah kok saya bu..”

“hayoo matanya liat kemana..he..he..” potong Bu Tini

“ehh..” posisi duduk ku didalam mobil dan memang langsung menatap kedua pentil bu tini yang menonjol dibalik dasternya.

“saya jalan dulu ya bu, keburu telat nanti.. disambung nanti ngobrolnya..”

“iya cah bagus.. semoga sukses yah..” ucap bu Tini sambil mencubit pipiku.

Aku majukan mobilku keluar dari homestay dan ku setel GPS menuju kantorku. Ternyata memang tak jauh. Singkat cerita aku sampai dikantor,

“pagi mas, ada yang bisa dibantu?” tanya security didepan.

“pagi pak, saya mau bertemu Mbak Ajeng, sekretaris Pak Sugeng.”

“oh.. mas yang ikut interview promote yah..”

“iya pak..”

“tunggu sebentar ya mas, monggo masuk duduk dulu.”

15 menit aku menunggu, dan .. jjreeenngg mbak Ajenk muncul dengan rok spans yang hanya diatas lutut dan balutan kemeja yang ketat, sehingga kedua payudaranya membusung tinggi.

“halo mas tommy, maaf lama.” Sapa mbak Ajenk, “ini diisi dulu ya..” sambil menyodorkan kertas formulir.

“mbak sexi banget,” bisikku pelan.

“husstt.. profesional mas kalau dikantor..” kata mbak Ajenk sambil mencubit lenganku.

“nanti kalau sudah kasih mbak ratih yah, yang di meja resepsionis itu. Aku keruangan dulu sambil nyari orang HRDnya.” Mbak ajenk berjalan pergi meninggalkan aku.

Setelah selesai, aku berdiri menuju meja resepsionis,

“mbak ratih yang mana ya mbak?” tanyaku kepada 3 wanita dimeja resepsionis.

“saya mas,” wanita berkacamata dengan perawakan tidak terlalu kurus. “mas’a tunggu dulu ya, nanti saya panggil.”

Aku mengangguk dan berjalan menuju ruang tunggu.

Baru saja aku dudul Hape ku bergetar,

“massss... kangenn... mau peluukkk..” ternyata chat dari ina adikku.

“sabar yaa dik.. ini lagi interview. Doain sukses ya..” aku membalas chatnya.

“mas mau foto nude aku gk?? Biar semangat.. he..he..he..”

“jangan dik.. nanti ilang konsennya..”

“yasudah nanti malam saja, semangat kang masku sayaang..”



“mas tommy ya, saya hendra bagian HRD, kita ke ruangan saja ya mas.”

“oh .. baik pak.”

Skip.. skipp.. skipp.. aku selesai interview, dan kembali keruang tunggu untuk menunggu hasilnya. Aku mulai sibuk dengan hapeku untuk membuang waktu. Seorang wanita kurang lebih umurnya 40-50 tahun duduk didepanku. Kami beradu senyum. Pakaian wanita tersebut memang wajar, tapi senyuman dan tatapan matanya membuat ku penasaran, siapa kah dia? Apakah salah satu peserta interview, kalau iya, wahh kelas berat saingannya. Gumamku dalam hati.

“loh mas tommy sudah disini,” pak Sugeng menyapa ku dari samping. “kenalin mas, ini ibu negara saya, hehehehe..” dengan ketawa khas bapak – bapak.

“Tommy bu,” sambil menjulurkan tanganku.

“oh kamu toh, daritadi saya kira siapa.” Ucap Istri Pak Sugeng sambil menyalami. Tangannya halus banget, pasti jarang cuci piring ini dirumah.

“mas tommy, sudah wawancara?”

“sudah pak, tadi kata pak Hendra saya disuruh nunggu disini sampai dikabarin lagi, katanya sih enggak lama.”

“wah kalau sudah disuruh nunggu disini dan tidak disuruh pulang berarti lolos mas, saya tinggal dulu ya, mau anter ibu negara beli peralatan dapur.”

“baik pak, hati hati.”

Kami kembali bersalaman, dan ketika pak Sugeng berjalan didepan istrinya, istrinya menengok kebelakang dan memberi kode telepon. Aku mengangguk dan tersenyum. Aku periksa buku yang bekas dibaca oleh istrinya, ternyata ada kartu nama yang diselipkan oleh istrinya.

“hhmm.. alamat khilaf lagi.” Aku simpan kartu namanya dan menunggu panggilan interviewnya.

Skip, skip, pak Hendra muncul dan memberi selamat.

“selamat ya mas, mas Tommy diterima. Nanti tinggal cabang jakarta memberi surat domisili.”

“wah.. masa toh Pak? Terima kasih banyak yah..”

“sama sama mas, selamat bekerja nanti hari rabu kembali lagi yah untuk diperkenalkan sama teamnya.”

“baik Pak, anu.. mbak Ajenk masih sibuk pak?”

“lah.. kok jenengan carinya mbak Ajenk, jangan jangan naksir yah...” canda Pak Hendra

“bukan pak, mau terima kasih saja.”

“ohh... kirain sukanya yang chubby chubby. Nanti saya sampaikan, dia masih siapkan hal meeting.”

“ohh baiklah pak, saya pamit dulu.”

“siap mas, sekali lagi selamat ya”

Aku keluar kantor, dan memberi kabar kekeluarga yang dijakarta.

“ciee.. yang diterima.. ciee..” ternyata chat dari mbak Ajenk sambil mengirimkan foto selfie dan memamerkan belahan dadanya.



“akh.. mbak Ajenk bisa aja, itu jangan ditonjolin dong, nanti kepengen nih.” Balas ku nakal

“sabar yah sayang”

Aku nyalakan mobilku, dan pulang menuju homestay.

Singkat cerita aku sampai dihomestay, dan langsung menuju kamarku.

Baru saja aku membuka kemeja ku, Tok.. tok.. tok.. pintu kamarku diketok oleh orang.

Ternyata...


bersambung.

 
mantap suhu, kalau bisa yang ada tantanganya. . . kalau bisa sih. cuma berharap :)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd