Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Awal mula Istriku

Jalan jalan ke kalimantan
Disebut juga pulau borneo
Gak sengaja tadi lewat di depan
Langsung sange liat yang berbau porno


Hasseekkkk
 
Lanjutan dari cerita sebelumnya

Chapter 6 : Awal Revolusi Part 2

Aku menjawab:

“Memangnya mama mau kalau papa ijinkan?” karena bingung, aku balik pertanyaan istriku

Istriku kaget dengan pertanyaanku. “Hmmm...., g mau lah pa. Maunya sama papa aja.” istriku menjawab dengan cepat.

“Ah masa? Tadi katanya mau kontol yang besar..” sambil tersenyum aku menggoda istriku.

“eh, tadi maksudnya kan kontolnya papa..” jawab istriku salah tingkah

“Punyanya papa kan g besar ma? “ milikku memang tergolong kecil. Ketika ereksi hanya sekitar 8-9 cm. Diameternya pun biasa aja yang aku bandingkan ketika melirik orang-orang di toilet berdiri.

“Cukup kok pa, yang di film-film aja yang kebesaran” ujar istriku setengah menghiburku.

“Mama mau coba yang besar g?” tiba-tiba ide terlintas dalam pikiranku

“ah, sudah pa. Jangan bercanda. Kalau mama mau beneran nanti papa yang bingung”

“Tapi sebenarnya mama mau coba yang besar g? G penasaran?”

“Penasaran sih pa..” jawabnya sambil menggigit bibir. “Sudah-sudah jangan diteruskan biar jadi fantasy aja.”

Mendengar jawaban istriku tiba-tiba si Joni bereaksi. “iya iya..” jawabku lalu memagut bibir istriku. Sambil menciumi bibir istirku aku kembali memainkan payudaranya. Memancing birahinya lagi. Istriku merespon dengan bernafsu. Ia memegang penisku.

“Kok berdiri pa, membayangkan mama kyk tadi ya?” bisik istriku.

“Iya ma, mama mau nyoba kontol besar?”

“iya pa..” istriku menjawab seperti itu mengikuti alur. Menganggap ini merupakan bagian dari foreplay.

“Bentar ma.” aku pun beranjak dari ranjang berjalan menuju lemari. Aku membuka sebuah kotak yang tersembunyi di bagian bawah lemari. Kotak yang sudah lama sekali tidak dibuka. Aku mengambil barang di dalamnya yang terbungkus plastik rapi. Sebuah dildo berwarna gelap yang terbuat dari silicon. Kami sudah memiliki dildo itu sudah lama. Aku membelikannya untuk istriku sekitar tahun ke 2 atau 3 pernikahan kami. Kami hanya pernah memakainya sekali. Istriku tidak menyukainya, terlalu besar menurutnya. Sebenarnya ukuran dildo itu bukan termasuk ukuran yang besar. Panjangnya sekitar 15-16 cm. Tapi bisa dibayangkan, di awal pernikahan kami istriku mengeluh kesakitan saat penetrasi dengan penisku apalagi dildo itu yang panjang dan diameternya 2 kali lipat ukuranku. Akhirnya dildo itu hanya tersimpan rapat bertahun-tahun, bahkan kami sudah lupa pernah memilikinya. Mungkin ini saat yang tepat untuk menggunakannya kembali.

Aku membuka plastik mengeluarkan dildo itu. Masih terlihat seperti baru. Aku kemudian mengelapnya dengan tissue basah dan melumurinya pelumas agar mudah memasuki istriku. Istriku melihatku lalu berucap

“Kebesaran pa, g muat. Dulu kan sudah pernah nyoba..”

“Muat kok ma, dulu kan belum terbiasa “ aku mendekati istriku

“Dicoba dulu ma”

Istriku diam tidak membalas. Wajahnya setengah gugup, namun matanya tidak berhenti memandang dildo itu terlihat excited.

“Papa masukin ya” aku mengarahkan dildo itu di lubang kemaluan istriku. Istriku memejamkan mata.

‘hhnnggghhh’ istriku menahan nafas saat dildo itu memasuki liangnya. Bless.. Dildo itu masuk dengan lancar. Vagina istriku sudah sangat basah, entah karena bernafsu atau cairan sisa orgasmenya tadi. Sepertinya tanpa pelumas pun dildo itu tetap bisa masuk dengan mudah.

“ahhhh” istriku mengerang

“Sakit ma?” tanyaku

“Enak pa... terusss..” jawabnya

Aku perlahan mendorong dildo itu. Centi demi centi memasuki istriku. Vagina istriku melahap dildo itu dengan mulus. Dildo sepanjang 16 centimeter saat ini menancap penuh di vaginanya.

“Hmmmmmpph..”

Aku mulai menggerakkannya maju mundur dengan gerakan pendek.

“hoooohhh, enaaak paaa …" racau istriku

Gerakanku semakin cepat, istriku pun semakin meracau.

“Enak ma kontol besar..?

“Enaak paaaa..” jawab istriku sambil merapatkan pahanya dan tangannya mencengkeram bantal menahan kenikmatan dari tusukan penis silicon.

Melihatnya nafsuku mulai naik, pikiranku mulai berfantasi. Aku menghentikan gerakan tanganku.

“Terus pah, kok berhentiii..? keluh istriku

Sambil menatap istriku, aku berkata: “Mah, coba deh bayangin mama sedang disetubuhi sama orang lain. Kayak di film tadi.. Mama maunya sama siapa?”

“aah, Papa mulai lagi deh..” jawab Nia sambil melipat wajahnya.

“Kan fantasi aja ma. Kontolnya harus ada yang punya, kalau g dipanggil g mau gerak ini ma. Kira-kira kontol siapa ma?”

“Ngggg, g tau. Itu kan kontolnya papa.. “ jawabnya cepat. Dalam kondisi birahi seperti itu jelas sulit untuk fokus diajak berpikir.

“Kalau kayak di film tadi coba bayangin tetangga kita mah. Pak Niko cocok kayaknya ma.” Pak Niko adalah ketua RT kami, usianya sudah di atas 40-an. Wajahnya cukup tampan dan memiliki wibawa. Tubuhnya ramping dengan tinggi mungkin sama seperti Nia istriku, sekitar 160 cm.

“Nnggg.. G masuk sepertinya pa. Pak Niko kan orangnya kecil” istriku mulai mengikuti permainanku.

“Terus siapa yang cocok ma..” godaku sambil sedikit mendorong penis tak bernama itu di dalam vaginanya.

‘Hnnggg,” sekilas kenikmatan menyapu istriku namun gerakan itu tidak kulanjutkan lagi. Istriku yang ingin segera merasakan sodokan-sodokan penis besar itu spontan berkata:

“Mas Doni pa..”

Deegggg, dalam waktu 1 detik pikiranku berkelana membayangkan affair istriku dengan mas Doni. Mas Doni merupakan tetangga kami yang tinggal di ujung gang. Tidak banyak interaksi istriku dengan Mas Doni. Biasanya saat istriku di depan rumah entah menyiram tanaman atau menyapu halaman, Mas Doni menyapa dengan senyum atau sekedar berbasa-basi 1-2 kata. Istriku pun membalas dengan senyum sambil menganggukkan kepala. Biasanya kejadian ini terjadi di pagi atau sore hari saat Mas Doni sedang lari pagi atau sore. Mas Doni memang rajin berolahraga. Saat memakai pakaian olahraga yang ketat tidak terlihat perut yang mulai membuncit mengingat usianya kurang lebih sama denganku. Otot di lengan dan pahanya juga cukup menonjol tidak berlebihan. Tinggi Mas Doni sekitar 170cm. Sepertinya gambaran Mas Doni sangat sesuai untuk menjadi pemilik penis yang sedang berada di liang Nia istriku.

Aku pun mulai menggerakkan kembali penis mas Doni, eh, dildo itu maju mundur sesuai keinginan istriku. “Iya pa, terus pa..” Nia kembali memejamkan matanya.

Seiring dengan semakin cepatnya gerakanku, pinggul Nia mulai bergerak mengikuti. Pemandangan ini sungguh memacu birahiku. Penisku berdiri tegang bahkan tanpa sentuhan Nia.

“aaahh, enak pa..”

Sambil tersenyum aku menimpali, “Apanya yang enak ma?”

“Kontolnya paaa...” jawab Nia

“Kontolnya siapa ma?” godaku kembali

“Kontolnya mas doni paaa...”

“Lebih cepet pa..” terlihat Nia sudah mulai mendekati orgasmenya.

“Kok minta ke papa, ini kan bukan kontolnya papa..”

“eh, iya pa, eh mas.. Yang cepet mas Doni..” Nia menjawab seadanya ingin segera mencapai puncaknya. Tubuhnya mulai bergerak-gerak tidak beraturan. Sambil mempercepat gerakan tanganku, mulutku menyambar puting Nia, menghisapnya...

“aaaah, setubuhi aku mas Doniiiiii...” teriak Nia. Pinggulnya terangkat menyambut sodokan penis gelap itu. Tak lama kemudian tubuh Nia bergetar hebat.

Crit, criit, beberapa tetes cairan tersembur dari vagina Nia. Aku pun terkejut melihatnya. Mungkin ini yang dinamakan squirting. Baru pertama kali aku melihat Nia sepeeti ini. Tidak banyak, tapi jelas berbeda dari biasanya.

“Hnngghh, Hnnggghhhh, nghhhhh..” dada Nia naik turun dengan cepat.

Aku memeluknya, menemaninya menikmati orgasme hebat yang mungkin baru pertama kali ia rasakan.

Begitu mereda sambil mengelus rambut di kening istriku aku menanyakan pertanyaan retorik : “Enak ma?”

“iya pa..” jawabnya sambil memelukku.

Di bawahku tampak penis tegak yang sedang berdenyut-denyut. Istriku menatapnya, lalu menengadah menatap wajahku. “Mau dimasukin pa?”

Aku menggaguk pelan , merebahkan istriku lalu mengambil posisi missionaris. Posisi yang paling sering kami lakukan. Tidak banyak posisi yang pernah kami coba, dan menurut istriku posisi missionaris sudah sangat nyaman.

Aku segera memposisikan penisku, ‘blesss’ dengan mudah penisku masuk ke dalam istriku. Rasanya sangat basah dan tidak sesempit biasanya. Namun jelas masih sangat nikmat. Aku memaju mundurkan pinggulku dengan cepat. Penisku meluncur halus keluar masuk vagina istriku. Tidak ada friksi yang berlebihan antara dinding vagina dan epidermis penisku.

Sambil terus bergerak seperti piston, aku menggenggam kedua payudara istriku. Nia tidak banyak bergerak, ia hanya memejamkan mata dan sesekali mendesah menerima hujamanku. Mungkin ia sudah kehabisan energi atau karena tidak seenak sebelumnya, aku tidak banyak membayangkannya. Aku hanya ingin segera menyelesaikan birahiku yang sudah di ubun-ubun sejak tadi.

Dengan hujaman yang dalam dan geraman ‘’Hnnggrrrhhh’ aku melepaskan cairan panas ke dalam vagina istriku. Nia juga ikut mendesah “iya paaah...”

Kemaluanku berkedut beberapa kali sebelum aku tumbang, jatuh di pelukan istriku seperti prajurit yang pulang dari medan perang.

Tidak ada review lagi untuk ronde kali ini. Kami sudah sama-sama lelah. Tak berapa lama kami pun terlelap. Review kami lakukan di pagi hari, yang menjadi awal segalanya...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd