Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bad Hero : New Kings New Kingdom Vol. 2

Episode 15 : Perang Saudara



Pangeran Aphadetia yang tadinya ingin mengambil tahta malah berbalik untuk mempertahankan istana dan uskup agung Aphadetia, Kebakaran pun terjadi dimana mana, ibu kota kerajaan Aphadetia menjadi lautan api, pembunuhan terhadap rakyat sipil tidak dapat di hindari, kudeta militer pun terjadi dalam tubuh kerajaan Aphadetia, termasuk Roan yang memilih untuk bertahan di benteng tua Aphadetia. Pengungsi yang menuju gunung pun terlihat.

“ Jendral Roan, prajurit pengawas melihat penyintas “

“ Biarkan mereka “

“ Mohon maaf,maksud anda ? “

“ Biarkan mereka hingga mendekati benteng kita, jika sudah sampai maka periksa satu persatu, kita tidak tahu di antaranya ada penyusup “

“ Siap ! “

Roan pun berfikir sejenak, situasi kerajaan Aphadetia sekarang ini adalah ke hancuran, tidak mungkin bangsawan yang memberontak mengurusi Roan beserta pasukanya yang kecil tadi, namun Roan merasa bimbang, apa yang harus ia lakukan. Roan mondar mandir di ruangan khusus tempat ia berada untuk menjalankan komando di benteng ini. Saat pengungsi tiba gerbang pun di buka seperti yang di perintahkan oleh Roan, sebagian besar adalah warga ibu kota, dan Roan segera turun menanyakan kepada pengungsi tentang situasi ibu kota saat ini, dan semua informasi yang mereka dapatkan, yang benar saja ke adaan ibu kota kerajaan Aphadeia sangat buruk.

Pengungsi yang datang rata rata tidak membawai perbekalan dan mereka sangat lapar, tidak bisa berlama lama lagi, bertahan sama saja akan mati karena siapapun yang memenangkan perebutan tahta ini maka, mereka akan datang mengincar Roan atau mengajak bergabung di bawah tirani yang baru. Roan harus mengambil keputusan saat ini juga tapi ia masih merasa bimbang, hatinya merasa sangat terganggu bagaimana harusnya, karena kedua pilihan sama sama mati.

“ Jika saja Takius ada bersama ku, mungkin akan berbeda “ Gumam Roan dalam hati

Roan melihat tombak miliknya yang di sendarkan di dinding, lalu di tembok dekat tombak tersebut, ada bendera Aphadetia yang sudah kusam, ia memandangi bendera yang dimana ia bersumpah untuk setia kepada kerajaan, Roan pun memukul dahinya dengan sangat keras, hingga darah pun keluar.

“ Ini bukan waktunya untuk bimbang “ Bisik Roan dalam hati

Wajah prajurit yang melihat ke arah Roan terkejut dengan tindakan barusan, dan mereka masih saja menunjukan raut wajah seperti itu.

“ Kita akan menuju ibu kota, kumpulkan semua pasukan “ perintah Roan dengan tegas

“ Siap ! “

Prajurit yang bersama roan segera bergegas memberitahukan kesemua prajurit, dan mereka mulai berdatangan dengan membawa kuda yang mereka rawat sendiri, kondisi kuda kuda masih dalam ke adaan prima. Roan pun berdiri di hadapan prajuritnya.

“ Dengar sisakan 300 prajurit lindungi benteng dan warga didalamnya, lalu potong 15 kuda untuk memberikan mereka makan, sisanya ikuti aku ke ibu kota ! “

“ Siap ! “ balas serentak pasukan

Gerbang pun di buka Roan memimpin di depan, dan tentara berkuda di bawah komando Roan mengikutinya dari belakang. Sementara itu Takius dan semua prajurit mulai berkumpul dimana semua perlengkapan telah selesai, Upacara pemberkatan oleh para pendeta dimulai dan mereka memanjatkan doa doa untuk keselamatan.

“ yang mulia, kami sudah siap untuk berangkat “ Takius melapor ke Ragis

“ Tunggu sebentar lagi “ pinta Ragis

Semua orang bertanya tanya apa yang harus di tunggu lagi, tiba tiba mereka semua terpana melihat ke udara, sebuah kapal besar melewati tepat di atas kepala Ragis.

“ BAHAMUT ! “ Aku sambil menunjuk kapal tersebut dengan pedang admiral Estok ku

Di ujung kapal Adelia berdiri mengikuti pose dari pendahulu Nishimia Shion. Kapal tadi pun perlahan mendarat, dan tangga pun di turunkan.

“ Semua pasukan masuk ke kapal ! “ Adelia

“ Da ! “

Lalu aku segera menuju ke ruangan komando perang di bangunan khusus pada wilayah militer kerajaan Lunaria, sebas turut mendapingi Adelia. Berita tentang pertempuran perebutan tahta mulai menyebar ke negara negara tetangga. Sementara itu angkatan laut bersiaga penuh di perairan Lunaria untuk mencegah serangan mendadak dari kerajaan tetangga.

Butuh waktu tiga puluh menit untuk seluruh tentara Lunaria yang di pimpin oleh Takius masuk ke Bahamut. Bahamut sendiri adalah nama nenek moyang dari ras naga Fatnir. Adelia pun kembali ke ruangannya dan mulai memerintahkan untuk pergi menuju kerajaan Aphadetia yang ia sebut medan perang. Ratu Ticodia mendapatkan kabar lewat radio komunikasi bahwa kerajaan Lunaria mulai bergerak.

“ Apa kamu tidak ikut ke medan perang ? “ tanya Ratu Ticodia

“ Aku tidak ikut, karena aku akan menjaga wilayah ku saat ini “

“ Tentara yang kamu latih juga sangat cekatan sangat berbeda dengan tentara yang ada disini, dan kami akan mengirim tentara lagi “

“ Kamu harus hati hati “

“ kamu juga “

Tentara yang di pimpin Roan tiba di luar gerbang ibu kota kerajaan Aphadetia dimana ia melihat banyak mayat disana, Roan memberikan isyarat untuk membentuk formasi lalu menerobos masuk ke dalam. Bendera kerajaan Aphadetia di kibarkan bersama dengan formasi pasukan di bawah komando Roan, putra mahkota yang bertahan di istana kerajaan Aphadetia mendapatkan kabar tersebut dan ia merasa sangat legah, tapi ia harus memberikan isyarat bahwa istana masih bertahan.

“ Kibarkan bendera kerajaan Aphadetia, di setiap sudut benteng pertahanan istana kerajaan “

“ Siap ! “

Roan pun melihat bendera yang di kibarkan, sementara itu di depanya ada tentara pemberontak, dan Roan bersama tentaranya membentuk barisan runcing untuk membuka jalan hingga menuju istana kerajaan Aphadetia.

“ Rapatkan barisan terus maju jangan kurangi kecepatan kalian ! “

“ Ha !!! “ balas semua pasukan

Pangeran Aphadetia yang melihat tentara yang di pimpin Roan menuju tempatnya pun segera memerintahkan tentara untuk membuat pertahanan agar tentara yang di pimpin Roan bisa masuk, bangsawan yang melihat Roan merasa merasa sedikit tertekan dan juga tentara bersamanya masih dalam kondisi yang baik. Jendral lain turut berperang di tempat yang berbeda dimana mereka juga ingin merebut tahta kerajaan.

Gerbang pun di buka puluhan tentara keluar memasang perisai dan di setiap celah persai tadi di isi dengan tombak yang runcing dan panjang, saat tentara berkuda yang di pimpin Roan mendekat mereka pun membuka susunan perisai yang ada di tengah, dengan kecepatan tinggi mereka dapat rasakan lewat angin kuda kuda tadi lewat dengan kecepatan tinggi, Lalu yang sudah ada di dalam segera turun dari kudanya dan mengambil busur serta anak panah mereka dan berlari menuju atas benteng lalu memanah setiap tentara musuh yang mencoba mendekat. Setelah semua masuk tentara tadi pun serentak masuk ke dalam benteng dan pintu di tutup dengan rapat, di perkuat dengan peyangga terbuat dari kayu yang di selimuti besi.

Tiba tiba mereka mendengar suara terompet yang berbeda dimana seluruh pasukan musuh mundur, Roan lebih terkejut melihat istana yang runtuh.


“ Pangeran Rum “ Roan sambil memberikan hormat

“ Jendral Roan, sudah lama tidak bertemu “ balas Rum

“ bagaimana dengan uskup agung ? “ tanya Roan

“ Beliau baik baik saja, kami tidak bisa menyelamatkan beliau karena situasi sekarang kita terkepung “

“ Lalu apa anda tahu bagaimana istana itu bisa runtuh, tapi benteng pertahanan bisa baik baik saja ? “

“ Aku juga tidak tahu, namun malam itu kami melihat ada tombak bercahaya di udara dan menghantam semua benteng pertahanan luar, lalu istana meledak dari dalam “

“ Raja Aphadetia benar benar meninggal ? “

“ Iya, dan tubuhnya ada di antara puing puing istana itu “

“ Apa ini ulah kerajaan Lunaria ? “ Roan

“ Maksud mu, kerajaan yang di dirikan di kepualau Sarvagos ? “

“ Benar, aku mendapat rumor bahwa kerajaan itu menggunakan alat alat yang sangat luar biasa “

“ Tapi tdak ada yang kesana bukan untuk membuktikan “

“ Takius berada didekat sana namun kami ke hilangan kabar terhadapnya “

Asap hitam terjadi dimana mana, begitu juga sejauh mata memandang hanya ada api, sekarang sudah sore hari dan wajar saja mereka mundur tapi saat malam hari itu bisa saja mereka mengirimkan assassin, Roan pun memerintahkan menggunakan kayu kayu dari reruntuhan untuk menambah penerangan saat malam. Sedang asik memerintah tiba tiba Roan di kejutkan dimana para tentara kerajaan Aphadetia mengelilingi lima orang yang mengenakan pakaian serta benda yang aneh.

“ Siapa kalian ! “ tanya salah seorang prajurit

“ Aku ke sini untuk menemui jendral Roan “

Roan yang mengetahui hal tersebut segera memanggil mereka, mereka tidak terlihat takut, dan terus mengarahkan benda aneh itu ke setiap orang, dan mereka sangat waspada.

“ Saya Jendral Roan “

“ kami pasukan khusus dari kerajaan Lunaria “

Mendengar hal tersebut Roan segera emosi, ia pun mencabut pedangnya, tiba tiba timah panas menembak pedang milik Roan dari belakang hingga pedangnya jatuh ke tanah, Roan merasakan nyeri pada pergelangan tangnanya.

“ Jika kalian mendekat kami akan membunuh kalian “

“ Bodo amat !”

Beberapa prajurit maju dan letupan senjata api pun terjadi, lalu roan mencegah tersebut dengan capara menghentikan prajurit yang lain, senjata yang mereka bawa bukan senjata sihir, namun memiliki kekuatan yang sangat kuat, bahkan dapat menembus baju jirah tentaranya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd