Capter 10 : Serangan Langsung Tulae
β sayang β panggil Tulae
β Ya β Balas ku sambil tersenyum
β Waktu ku tidak akan lama lagi β tulae tersenyum sedih
β ..... β
β Dengan sisa kekuatan ku, aku akan menyerang garis belakang sendirian β
β Tunggu, jangan bertindak gegabah seperti itu β
β Musuh kita adalah orang yang menguasai benua ini, pasukan gabungan kita lambat laun akan kalah β
β Stres, setiap hari melihat kematian, semangat juang semakin terkikis β
β Lihat saja walau kita dapat tambahan tentara, faktanya mereka tidak mengerti strategi tempur kita, bahkan mereka tidak dapat mengimbangi pasukan kita, dan mereka hanya mengantar nyawa mereka ke medan perang β
β Beberapa waktu lalu aku lihat Elis begitu keras memikirkan bagaimana langkah selanjutnya β
β Shariel juga tidak akan bisa melatih pasukan dengan singkat bukan, jika kita memiliki senjata api yang banyak kita bisa memperkuat pasukan lagi bahkan para petani pun bisa menjadi tentara yang kuat β
β Musuh pasti memikirkan bagai mana menghadapi tentara kita, mereka tidak akan tinggal diam di tambah dengan Uroboros β
β Perang ini, akan membawa perperangan seribu tahun lamanya β
β Karena perperangan ini, semua wilayah bergejolak. Kampung halaman kita pasti di incar oleh orang orang di sekitarnya, bahkan negara aliansi kita, pertahanan di kerajaan kita saat ini menurun sangat drastis β
β Aku paham, tapi aku tidak akan mengijinkan kamu untuk pergi sendirian β
β Maksudnya ? β
β Aku akan pergi dengan mu β
β Seorang raja tidak boleh mati β
β Aku tahu itu, tapi masih ada ratu Shariel bukan β
β Tapi.... β
β Aku ingin menghentikan perperangan ini dan itu satu satunya cara menyerang langsung garis belakang musuh yaitu ibu kota kekiasaran Avalon dan membunuh ratu Astrid β
β Memang Faktanya kita bisa saja menyerang langsung, maafkan aku, aku terlalu terbuai dengan ke indahan kerajaan yang kita bangun berdua β
β Jika dewi berkenan aku ingin mengulang lagi kehidupan ini tentunya bersama mu β
β Aku juga ingin seperti itu, dan kita hidup di tempat terpencil dan memiliki anak β
β Mimpi yang tidak akan terwujud untuk sekarang ini, aku benar benar menginginkan ke hidupan seperti itu, bukan terlahir sebagai raja iblis ataupun seorang pahlawan β
β Tulae, jika ingin menyerang garis belakang musuh secara langsung, aku akan bersama mu β
β Aku gak bisa β
β Tolong pertimbangkan lagi β
β ............β
β Aku mohon β
β Ya, aku akan mempertimbangkannya lagi β
Perlahan malam pun tiba, cahaya matahari mulai di gantikan oleh cahaya bulan, Tulae menemani tidur Deva malam itu, dan seperti biasa Deva mencumbu Tulae, dan tulae memberikan apa yang di inginkan deva, dengan api penuh gairah, tulae menggerakan tubuhnya di atas tubuh Deva.
β selamat tinggal cinta ku β bisik tulae dalam hatinya
Malam berlalu dengan cepat, Tulae bangun saat pagi pagi sekali, ia memandangi wajah Deva yang tertidur pulas, sementara itu pasukan mulai bersiap menjalankan strategi yang di rancang oleh Elis.
β Kau tau, dari pembicaraan kita sebelumnya, sesungguhnya aku tidak pernah menyesal selama aku selalu bersama mu, tapi kali ini, aku akan pergi duluan, di dunia ini aku datang duluan dan sekarangm maaf, aku juga harus pergi, aku selalu mencintai mu sayang ku, raja ku Deva β
Tanpa sepengetahuan siapapun Tulae berangkat dengan sihir terbangnya menuju ibu kota kekaisaran Avalon targetnya membunuh ratu Astrid. Tulae mengambil cristal sihir yang menyimpan energi milik deva sebuah batu yang dapat membuka gerbang sihir langsung ke tengah tengah ibu kota kerajaan Avalon.
β Gerbang terbukalah ! β Tulae
Di istana kekaisaran Avalon, Astrid di bangunkan oleh jendralnya dimana ada seseorang yang muncul di tengah ibu kota, ia membantai siapapun yang mendekatinya, tidak perduli itu laki laki, perempuan, anak anak bahkan tentara.
β Bangsat siapa itu !? β
β Dia memperkenalkan dirinya sebagai ratu pertama kerajaan Fantastica namanya Tulae, dan ia membawa bendera merah yang ia tancapkan atas menara di tengah tengah ibu kota β
β Serang dia sekarang ! β Astrid
β Yang mulia kaisar, tidak ada satupun tentara kita yang dapat menandinginya β
β Singkarkan dia dari ibu kota kita sekarang ! β Astrid geram
Tentara kekaisaran terus menyerang Tulae dengan senjata sihir, dan Tulae menangkis serta menahan serangan tersebut dengan mudah, ia pun membalas dengan pistol yang ada di tangan kanan dan kirinya, ia lepaskan tembakan dan mengenai satu persatu tentara kekaisaran Avalon, Bangsawan kerajaan Avalon kebingungan dan panik, mereka meminta solusi dari ratu Astrid selaku kaisar Avalon.
Tulae pun mulai menggunakan sihir sekala besar menghancurkan di berbagai sudut kekaisaran Avalon kecuali istana kekaisaran yang masih di sisakan oleh Tulae, Setelah amunisinya habis, Tulae mengambil panahnya yang muncul begitu saja dari tangan kananya, dan ia menarik anak panah hexagram terbentuk dan ia lepaskan anak panah tersebut menghujani barisan formasi dari tentara kekaisaran.
Astrid pun membuka gudang hartanya dan ia segera menggunakan baju jirah sihirnya, lalu ia mengambil sebuah cairan berwarna ungu.
β Kurang ajar itu harus mati β Astrid
Astrid pun meminum cairan berwarna ungu tersebut dan urat nadinya menjadi membesar, Astrid merasakan rasa sakit yang luar biasa, hingga ia muntah darah, beberapa saat kemudian Astrid kembali normal dan ia merasakan kekuatan sihirnya yang meluap luap, Tulae menyadari akan gelombang sihir yang sangat besar, dan Astrid dengan sekejap muncul di hadapan Tulae.
β Sepertinya sudah cukup kau bersenang senangnya jalang β Astrid
β Lama tidak bertemu, lacur β Tulae
β Tutup mulut mu keparat ! β
Astrid langusng menyerang Tulae, dan Tulae menangkis serangan Astrid
β Kekuatanya sangat luar biasa, Uroboros ? β Gumam Tulae
Tulae pun mendorong Astrid, kini ada jarak di antaranya
β Takut ? β Astrid
β Apa takut dengan lacur seperti mu, kaisar lacur penggila penis ? β Tulae
β Mulut mu memang sangat hina juga β Astrid
β Kekuatan dia sangat luar biasa, setidaknya sebelum Deva terbangun dan kemari aku harus menyelesaikan ini semua β
Mereka berdua saling beradu pedang dan sihir, Astrid tidak memperdulikan lagi siapapun yang terkena imbas dari pertarungannya dengan Tulae, dan Tulae terus melawan mereka dalam posisi imbang, hexagram dan pentagram bermunculan dari pihak astrid dan tulae.
Dengan kecepatan di luar akal sehat,mereka saling mengayunkan senjata dan menembakan sihir mereka, hingga Astrid terhempas ke atas tanah, dan tulae turun ke daratan sambil mengatur nafasnya.
β Sialan β Astrid
β Ternyata kekuatan Lacur sampai di situ saja ? β Tulae dengan nada merendahkan begitu juga tatapanya
β Ini baru di mulai sialan β
Tulae menyadari energi sihirnya tidak seperti dia masih hidup, dan tubuh ini tidak dapat mengeluarkan seluruh kemampuan Tulae. Kali ini Tulae menyerang duluan, Astrid menggunakan sihir pelindung, perisai sihir pun terbentuk sambil ia menghindar, serangan Tulae tidak dapat di anggap remeh, ia memperhitungkan segalanya.
Shariel mengayunkan pedangnya mengincar kaki kanan Tulae, Tulae pun menghindar ke belakang dengan cepat dan menyerang dengan tombak es, Tombak tersebut menembus pundak Astrid hingga darah segar keluar.
β Bangsat ! β Astrid
β Matilah ! β Tulae
Serangan Tulae yang kedua mengincar kepala Astrid, tiba tiba dari sisi kanan Tulae, ada serangan dari senjata sihir, hingga tempo serangan Tulae berubah, Astrid memanfaatkan momen tersebut dengan terbang ke udara.
β Jangan turut campur keparat ! β Astrid marah
Tentara sihir tadi pun segera berhenti dan mundur sambil mengawasi Tulae
Astrid mengambil sebuah Metia, sambil tertawa terbahak bahak ia aktivekan metia tersebut, jantung Astrid memompa darahnya sangat cepat, dan gerbang dimensional terbuka, sebuah benda mengerikan dan besar sekali, Tulae segera terbang ke arah Astrid untuk menghentikan Astrid. Dan benda benda itu mengeluarkan senjata sihir menyerang Tulae dengan jumblah sangat banyaknya, Tulae menghindari dengan cara merubah jalur terbangnya, ledakan di udara terjadi akibat saling tabrakan karena Tulae menghindar, serangan dari bawah pun terjadi, Tulae segera naik ke atas dengan kecepatan tinggi sambil menghindar ke kiri dan kekanan serta berputar, lalu ia menukik tajam ke arah Astrid, saat mendekat waktu seolah olah terhenti dari mulut Tulae keluar darah segar, tombak yang berada di tangan Astrid berhasil menembus tubuh Tulae, dan itu masih tertancap.
β Hahaha bodoh bodoh lacur bodoh β Astrid tertawa
β Kena kau β Tulae tersenyum
Tulaei menusuk tubuh Astrid dengan dua pedang, lalu ia menyerap seluruh mana dari Astrid.
β Keparat hentikan ! β
β Terlambat β
Astrid terus memukul wajah tulae berkali kali, dan Tulae tidak melepaskan kedua tanganya dari senjatanya dan terus menyerap energi sihir Astrid.
β apa yang kalian tunggu serang lacur ini ! β Astrid memerintahkan tentarnaya untuk menggunakan sihir
Sekali lagi kenangan masalalu Tulae bersama orang orang di cintainya terlintas dan Tulae tersenyum lebar dengan wajah babak belur.
β bangsat lepaskan aku ! β Astrid
β Sekali kali kita ke neraka β Tulae
Tulae sudah tidak dapat menahan lebih jauh lagi, mana yang ia serap sudah terlampau banyak.
β Sialan β
β Hei astrid, seandainya dulu kamu tidak picik, kau adalah teman pertama ku, aku sangat senang saat kita bertualang bersama sama, tertawa bersama, dan berbelanja bersama saat kita menghabiskan uang hadiah dari quest rumah petualang β Tulae
β bangsat ! β
β Astrid, ayo kita mati, lalu jika kita terlahir kembali mari kita menjadi sahabat β Tulae
β Tutup mulut mu keparat β
Tubuh Tulae pun bersinar, dan ledakan sangat besar terjadi hingga menyilau kan mata. Deva yang tertidur tiba tiba terkejut terbangun dan ia melihat ke sisi kananya Tulae sudah tidak ada, air mata deva pun menetes, ia mengetahui gelombang sihir Tulae sudah tiada lagi.
Deva keluar dari kamarnya, dan ia segera mengibarkan bendera merah ratu Tulae, dengan setengah Tiang, orang orang yang melihat kejadian tersebut terkejut, sementara perperangan terus terjadi.
Elis mendapat laporan bahwa bendera ratu tulae berkibar setengah tiang
β Siapa yang mengibarkan itu !? β Elis
β Raja kita β
Elis pun memukul meja yang ada di hadapanya.
β Sampaikan ke selurut unit, untuk segera mempecepat rencana kita β
β Da ! β
Shariel mengetahui hal tersebut dan ia merasa gelisah.