Capter 9 : Pilihan Terakhir Untuk Melawan
Orang-orang baru yang datang tadi mereka di berikan kebebasan dalam memilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka, banyak pula di antaranya memilih menjadi seorang tentara, memang ini bukanlah tentara terlatih. Menurut dark elf yang memata-matai sebagai pasukan khusus bahwa Ortea sedang mengadakan pertemuan raja-raja dan itu pastinya membutuhkan banyak waktu, aku melihat ke peta untuk menghitung berapa waktu yang di butuhkan dalam pertemuan tersebut, selain itu aku harus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Ini adalah sebuah hal yang sangat buruk.
Aku memikirkan bagaimana caranya untuk memperkuat pasukan ini, meriam sihir saja kami tidak memilikinya sebagus milik kerajaan lainya, disini aku bernafas lega kekaisaran Artium memilih netral walau begitu mereka pastinya menyelidiki kami, jaman sudah berubah. Aku berfikir keras untuk hal ini untung saja ada tulae yang membantu ku dalam menjalankan pemerintahan bahkan ia mengangkat beberapa mentri dari berbagai ras yang ada aku tidak meragukan pilihan tulae, karena ia memiliki penilian yang sangat bagus. Sekarang aku harus fokus dengan apa yang kini menjadi tanggung jawab ku, pada titik ini aku menemui dwarf yang bekerja sebagai pandai besi. Disana aku meminta alat tulis serta kertas dan aku mulai bekerja disana, mereka merasa heran seorang raja seperti ku mau bekerja di tempat seperti ini. Dengan raut wajah serius aku menggambar serta memberikan beberapa keterangan yang detail, mau tidak mau aku harus melakukan ini jika kekuatan militer Fantastica tidak begitu kuat melawan semua kerajaan yang ada maka yang harus di lakukan menciptakan sebuah tehnologi baru yang mungkin sebagaian orang menganggap bahwa tehnologi ini jangan pernah ada tapi ini untuk melindungi semua orang di Fantastica aku tidak akan ragu untuk mengambil dosa dan tanggung jawab atas alat yang aku ciptakan ini.
Setelah selesai aku memerintahkan para Dwarf untuk menghentikan pembuatan pedang, tombak, panah serta baju jirah, keputusan ku itu tentu membuat para dark elf ke bingungan dan mereka mulai bertanya tanya, kenapa aku menghentikan semua produksi pembuatan perlatan perang sementara jumblah alat perang disini sangatlah kurang, aku pun menunjukan desain yang aku buat pimpinan Dwarf tadi terkejut dan raut wajah mereka berubah yang tadinya cemas dan heran menjadi sangat serius.
“ jadi apa kalian bisa membuatnya ? “ tanya ku
“ Ini membuat kami penasaran, jika alat ini di buat akan menjadi sebuah senjata yang sangat mengerikan “
“ Itu benar, kita bisa memperkuat kekuatan militer kita dengan sangat cepat sebelum pertemuan raja-raja berakhir “
“ ini adalah belati ? “
“ Benar belati itu di sebut bayonet bisa di pasang dan di lepas, aku ingin pasukan pemanah di gantikan dengan senjata itu “
“ Disini dikatakan ada nananya peluru yang ujungnya terbuat dari timah dan selongsong dengan bahan kuningan “
“ apa ada masalah dengan hal tersebut “
“ Aku tidak tau apa itu timah dan apa itu kuningan, tapi jika bentuknya seperti ini serta kelunakanya yang mirip kita bisa menggunakan empertico dan merium “
“ Sekarang apakah tempat kita sulit untuk mendapatkanya ? “
“ Yang mulia, benda ini adalah benda sampah yang tidak di perlukan “
“ jadi ? “
“ Kita memiliki benda itu semua dan kita akan segera membuatnya “
“ Kita kembali ke pertanyaan ku sebelumnya berapa yang kalian bisa buat alat ini ? “
“ Dengan orang-orang ku kita hanya lima puluh buah “
“ Astaga tidak bisakah lebih ? “
“ sayangnya kita kekurangan tenaga kerja “
“ bagaimana dengan orang lain ? “
“ Bisa saja tapi kita harus mengajari mereka lagi dan itu butuh banyak waktu “
“ lima puluh buah akan sulit, ah ini membuat ku pusing bagaimanalagi caranya “
“ yang mulia mungkin anda salah memahami maksud saya dan anda juga tidak bertanya lebih jauh “
“ jelaskan kepadaku “
“ Kami bisa membuatnya dalam sehari 50 buah pucuk senjata yang anda pinta dan pembuatan pelurunya ini sagat mudah kita dapatkan bahanya adalah beltia cristal cahaya yang kita olah jadi bubuk jika itu terkena api kecil saja bisa terbakar dengan mudah “
Aku sangat senang mendengar hal tersebut ini memang salah ku tidak menanyakan lebih jauh.
“ Buatlah alat itu, aku akan mengajarkan mereka bagaimana cara menggunakannya “
Dan sekarang aku ingin melihat sebarapa kuat mereka akan menahan pasukan Fantastica, aku juga memberitahukan kepada Olm ketua dwarf yang aku ajak bicara tersebut, setiap lima puluh pucuk ada 10 yang di buat khusus dengan metia penglihatan jarak jauh yaitu telescop yang aku gampar dengan sangat detail, untung saja kaca sudah di temukan di dunia ini jika belum itu akan menjadi masalah, aku juga merubah baju jirah yang di gunakan para tentara tidak semuanya baju besi. Dengan ini fashion di kerajaan Fantastica pasti berubah, karena pakaian yang ada membatasi gerakan dari tentara, begitu juga para penjahit akan merubah gaya pakaian yang ada ini memang di sebut pakaian yang aneh tapi kita lihat saja nanti.
Sepulang dari tempat Olm aku menuju pusat kota untuk melihat penduduk ku seperti biasa, dan mereka terlihat sangat sibuk, walau begitu mereka masih menyapa ku. Aku keluar tidak pernah di kawal oleh tentara karena aku merasa tidak perlu, lalu aku menghentikan langkah ku dimana Tulae sedang bermain dengan anak - anak. Aku memperhatikanya dari seberang jalan mereka terlihat bersenang-senang. Anak-anak yang melihat ku pun melambaikan tangan sambil menyapa, tulae mulai menoleh ke arah ku dan ia menghampiri ku dimana anak anak bersama dengan guru mereka yang lain.
“ Tumben mampir ke sekolah ? “ tanya Tulae
“ Kebetulan aku lewat sini, hmm ngomong-ngomong “
“ Apa tuh ? “ tanya Tulae sambil menggandeng tangan ku
“ Mau bikin satu anak ? “ tanya ku
“ kalo mau bikin satu anak, ya harus rajin rajin bikinya,jangan
Terus terusan bekerja sampai gak ingat waktu “ tulae
“ Iya sayang maaf ya “
“ Aku mengerti soalnya negara kita dalam ke adaan bahaya “
“ Terimakasih udah mendukung ku selama ini “
“ Bukanya itu tugas ku sebagai istri “
“ setelah perang ini, bagaimana kita adakan upacara pernikahan ? “ tanya ku
“ apapun ke inginan mu aku akan menerimanya “ tulae tersenyum
Sialan senyumanya ini senjata sangat mengerikan, rasanya ini ngesek denganya saat ini juga.
“ Hayoo mikir apa ? “
“ enggak “ aku sambil menggaruk bagian belakang kepala ku
“ Hmm pengen ya “ goda Tulae
“ tapi… “
“ yuk kita ke rumah kita di pinggir danau itu “ ajak Tulae
“ apa gak ganggu pekerjaan mu ? “ tanya ku
“ Kan lagi istirahat “ Tulae tersenyum
“ Ayo sekarang! “ aku gak sabar lagi
“ Iya, iya suami ku sayang “ Tulae tersenyum lagi
Ah senyumanya benar benar luar biasa.
Catatan Penulis :
Nah terimaksaih terus mengikuti cerita ini ya, hehehehe untuk lagunya memang ada banyak tapi kok ilustrasi sama mulustrasi minim banget ya gitu, aku ingin pembaca menghayalkan sendiri wajah setiap karakter di cerita ini ^^ ty banget yang selalu support kepadaku untuk semua suhu-suhu yang selalu mengikuti capter demi capter cerita yang aku tulis ini