Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG BELLA - SEMASA KULIAH

PART 2
HUKUMAN YANG MENYEBALKAN

ul7sAxdV_o.jpg

Gadis berambut panjang yang terurai basah dengan kulit putih bersih itu sedang memilih pakaian yang akan dikenakannya untuk beraktifitas hari ini, dengan ditemani musik yang berdentum kencang memenuhi ruangan yang berukuran sekitar 3x5 meter itu. Membuat gadis itu berjoget dan bergoyang menggerakan lekuk tubuhnya seakan lupa dengan apa yang saat ini dia kenakan, sambil terus melenggak lenggokan tubuhnya seiring dengan irama musik yang sedang diputar.

Buah dada yang ranum dengan ukuran yang ideal, perpaduan tubuh yang berisi dan wajah yang cantik, tampak begitu sempurna. Bak gelas kaca yang baru saja dipoles dan didesain seindah mungkin oleh sang penciptanya, membuat terpesona siapa saja mata yang memandangnya. Dengan berbalut handuk bella masih saja asik dengan aktifitasnya didalam kamar.

Setelah memilih pakaian yang cocok dan tak lupa juga memoleskan makup minimalis untuk menghias wajahnya agar terlihat lebih segar.

"Bella! Beel...! Sudah selesai beluum..." suara ketukan pintu berhasil membuyarkan keseruannya didalam kamar.

"iyaaa! sebentar sayaank...." jawab bella sambil mengecilkan suara musiknya

"Sekarang jam berapa? awas nanti telat looh..." Sebagai pacara yang baik ruben berusaha untuk mendisiplinkan pacarnya itu

Cekreek! Suara pintu kamar terbuka

"iya! ayook..." jawab bella dengan menenteng tas bawaannya

Dengan perhatian ruben membawakan tasnya sambil menggandeng tangan halus bella menuju kendaraan yang akan membawa mereka ke kampus,

"Pagi ini kamu ada matkul apa?!" tanya ruben sambil naik keatas motor

"Matkul pertama sih pak Bobi, Huuuh...!" jawab bella sambil menggerutu

"Hahaha... kok cemberut gitu sih, aku tahu dia dosen killer tapi ya jangan di bawa sewot gitu aah.." ucap ruben sambil mencubit kedua pipi bella

Bulan ini bella sudah memasuki awal semester genap, sudah sekitar 6 bulan bella beradaptasi dengan lingkunga barunya, dia juga mulai mengenal banyak orang. Soal pergaulan bella tidak pernah pilih - pilih, dia termasuk orang yang supel dan suka bergaul dan syukurlah banyak juga orang yang senang dengan dirinya.

Sesampainya dikampus mereka berdua langsung berpisah menuju fakultas masing - masing,

"have a nice day, ya sayank...!" ucap bella sebelum berjalan menuju fakultasnya

"iyaa.. kamu juga, jangan sewot terus hehehe..." balas riben sambil menyentil ujung hidung bella

Diperlakukan manis seperti itu tentu saja bella tersipu malu, gadis cantik itu merasa beruntung memiliki pacar seperti ruben, seorang pria yang ramah, perhatian dan juga bersikap manis kepadanya.

Sebelum berpisah tak lupa mereka berjanji bertemu lagi setelah jam kuliah dikantit tempat biasa mereka bertemu saat jam istirahat,

"haai.... nin" salam ramah dari bella kepada sahabatnya Nindy

Seorang gadis berparas cantik dan juga manis melambai kepada bella yang sedang berjalan,

"haaai... Mau kemana kamu" tanya nindy balik

"ini mau masuk kelas, pagi inikan pak bobi hiii serem..." balas bella sambil berlagak merinding

"hahaha.. sial kamu bell, yaudah ayok kita jalan bareng, keburu telat nanti bisa berabe kita" timpal nindy

Mereka berduapun jalan bersama menuju ruang kelas tempat matakuliah pertama hari ini dimulai.

Disaat yang sama seorang pria paruh baya sedang berdiri disebuah ruangan menghadap jendela yang cukup besar, jendela itu dilengkapi dengan cermin 2 arah, sehingga pria itu dapat dengan leluasa mengamati gerak gerik orang yang ada di luar ruangan tersebut. Dengan mata yang tajam dan raut wajah yang lapar, pria itu mengamati setiap mahasisiwi yang sedang berjalan kesana kemari!

"heeem... sepertinya tahun ini banyak yang bagus - bagus ya wan, gimana kamu ada barang bagus ga?" ucap pria paruh baya itu kepada seseorang yang ada di belakangnya

"iya pak... kalau untuk kandidatnya sih waktu itu saya ada ketemu pak, cantik, molek pokoknya aduhai deh pak hahaha..." jawab wawan seorang tukang bersih - bersih kampus ini

Sambil menaruh beberapa foto mahasisiwi diatas meja yang menjadi target mereka selanjutnya!

"hahahaha.. bagus wan, yang ini boleh nih, hahaha..."

Gelak tawa memenuhi ruangan itu yang dipenuhi dengan aura persengkongkolan jahat!

#####

"kita mulai pelajaran hari ini yah, tolong buka halaman 30 Bab 2 ya..."

Suara lantang menggema di dalam ruangan tempat bella berada, Dia adalah pak Bobi seorang dosen komunikasi yang sering disebut dosen killer. Dengan perawakan tinggi sekitar 160 cm berat badan sekitar 50kg dengan potongan rambut botak hingga kebagian belakang kepalanya dan usia sekitar 53 tahun. sikapnya yang tegas dan tidak bertele - tele itulah yang menambah keseraman pak bobi dalam mengajar, dia tak segan - segan memberikan hukuman atau tugas tambahan kepada siswa yang tidak patuh dengannya.

"beel.. pssst... beel whooi!" suara berbisik dari sebelah belakang bella

"haah... aphaaa..?" jawab bella sambil berbisik perlahan mengarah ke sumber suara

"aku pinjam pulpen dong, aku ga bawa nih..."

Dia adalah Dimas, teman satu angkatan bella, dia adalah laki - laki yang teledor suka lupa dengan barang bawaannya sendiri, namun dibalik kekurangannya itu dia adalah laki - laki yang lumayan dari segi penampilan, dengan rambut belah tengah dan postur tubuh yang idel membuat dia sempat di juluki mirip seperti musisi salah satu band terkenal. Karena suara yang pelan terdengar lirih, bella tak dapat mendengar dengan jelas apa yang dia sampiakan.

"apaa.. ga denger..." suara bella menyahut

"aku... pinjam... pulpen..." balas dimas dengan nada yang sedikit kencang

Glodaaak...!!

Seketika ruangan kelas terdiam, dimas yang tahu ada sebuah penghapus terbang dan jatuh tepat dimejanya terdiam sambil menampakkan wajahnya yang terkejut.

"tolong ambilkan penghapus saya mas..!! Suara pak bobi dengan nada tinggi

Dengan gerakan yang lambat dimas mengambil penghapus itu, langkah demi langkah dia menuruni tangga menuju depan ruang kelas untuk mengembalikan penghapus tersebut.

"tadi ngomong sama siapa mas?" ucap pak bobi pada dimas yang terdiam seperti ayam sayur

Glodaaak...!!

Belum sepat dimas menjawab, pengapus tersebut melayang kembali

Dengan wajah yang kaget dan pucat bella menghela nafas panjang, dengan jatuhnya penghapus tersebut dia tahu bahwa akan ada hal yang tidak enak akan menimpa dirinya.

"tolong ambilkan penghapus saya..." minta pak bobi lagi

Degup jantung bella serasa di remas - remas bak menaiki rollerkoster, hingga membuat kedua kaki bella menggigil, dengan langkah gontai bella mengambil penghapus itu dan menuju tempat pak bobi berada.

"tadi ngomong apa mbak?" ucap pak bobi kepada bella

"tadi saya jelasin apa, tolong diulang lagi..." minta pak bobi kepada kedua mahasiswa itu

"ma maaf pak, tadi saya ga konsen..." ucap dimas menimpali ucapan pak bobi

"kalian kalau tidak suka dengan mata pelajaran saya, kalian boleh keluar kok, saya ga masalah.." ucap pak bobi lagi pada mereka

"bukan begitu pak, tadi si dimas manggil saya untuk pinjam pulpen, saya minta maaf pak" bella berusaha menjelaskan kondisinya

"saya minta maaf pak, alat tulis saya sepertinya tertinggal" ucap dimas menimpali

"kalian semua sama saja, nanti setelah jam saya tolong temui saya di kantor ya..." ucap pak bobi kepada mereka

"baik pak.." ucap bella dan dimas hampir bersamaan

Dengan bahasa isyrata pak bobi menyuruh mereka kembali ke bangku masing - masing dan pelajaranpun berlanjut, sekitar 90 menit mata kuliah itu berlansung namun bella sudah tak bisa konsentrasi dengan pelajarannya, dia memikirkan hukuman dari pak bobi setelah jam pelajarannya. Memikirkannya saja sudah membuat bella lemas bagaimana nanti saat menjalaninya, hal itu terus saja berkutat dipikirannya tanpa henti.

Kriiing.... Kriiing..... Kriiing....!!! tanda bell pelajran usai

"Haduuh.. mampus deh, siap siap dapet tugas tambahan dari pak bobi hadeeeh..."

Dengan gerakan yang malas bella bagkit dari bangkunya.

"Bell maaf ya, gara gara aku kamu jadi kena hukuman deeeh..." wajah memelas dari dimas membuat bella enek melihatnya

Tanpa menggubris ucapan dimas, bella mengemasi barang - barangnya dan mulai berjalan keluar kelas, dengan masih memelas dimas mengekor dibelakang bella. Mereka berjalan bersama menuju ruang pak bobi yang berada di lantai 2 gedung fakultas.

Sesampainya didepan pintu ruangan dimas mencoba mengetuk ruangan tersebut namun tidak ada jawaban, karena sudah menunggu cukup lama akhirnya mereka mencoba untuk membuka ruangan tersebut ternyata ruangan tersebut tidak dikunci, entah sengaja ataupun tidak mereka beranggapan bahwa pak bobi teledor, untuk seukuran dosen yang disiplin.

"Gilaa... ni dosen kiler tapi sampe lupa nutup ruangannya sendiri, kalau ada maling masuk gimana" ucap dimas sambil membuka dan memeriksa dalam ruangan tersbut

"iya nih ahahaha... bego bener" ucap bella menimpali

Karena pak bobi tidak ada ditempat akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu didalam ruangan, dimas dan bella terlibat obrolan ringan, mulai dari rutinitas sehari hari hingga tempat makan murah rekomendasi anak rantau yang ada didekat kampus sambil di bumbuhi gelak tawa. Untuk sesaat mereka lupa dengan hukuman yang akan menimpa mereka dari dosen killer.

Took.. took...!!! "Permisi pak bobi ada?"

Suara lembut nan manis mengagetkan mereka berdua yang sedang berada didalam ruangan tersebut,
untuk sesaat dimas terkejut dengan sosok yang ada di depan pintu karena sepertinya dia mengenal sosok dari suara lembut itu.

"looh.. cit kamu kok ada disini..." ucap dimas kepada seorang wanita yang berada di depan pintu

"looh.. dimas, kamu juga ngapain disini..." balas gadis itu yang diketahui bernama citra

"Aku kena hukuman cit waktu kelas tadi, apees deeh..." balas dimas sambil tepok jidat

"hahaha... dasar kamu yah, udah tahu pak bobi kayak gitu, masih aja dibercandain" ucap citra membalas

"eeh.. kamu ngapain disini?" ucap dimas kembali bertanya

"eeh.. anu ada urusan deeeh pokoknya" jawab bella sambil mendekatkan telapak tangan kanannya didekat bibirnya yang seksi dengan dana sedikit berbisik

"Ooooh..." ucap dimas sambil mengerenyitkan dahi

"yaudah... deeh kalau gada, nanti aja aku kesini lagi" ucap citra sambil mengibaskan rambutnya kesaping

Sambil berjalan, gadis itu tetap saja meninggalkan pesonanya yang lekat.

"siapa dim, temen kamu..." ucap bella bertanya

"iyaa anak fakultas sebelah, cuma kenal aja hehehe..." jawab dimas sambil menujukan wajah yang menyeringai

"kalau cewe aja kamu cepet, kalau soal pelajaran aja, ketinggalan mulu... huuuh... dasara playboy kecoak" ucap bella sambil memukul lengan kiri dimas

Tok tok..!!

"Hari ini saya ada rapat mendadak, saya minta tolong kalian berdua bantu beresin ruang perpustakaan ya..."pinta pak bobi kepada mereka berdua sebagai hukuman

"wadduh... pak maaf hari ini saya ada tugas dari" jawab dimas berusaha untuk menawar hukuman tersebut

"ok.. kalau gitu ngerjakan tugasnya setelah membersihkan perpustakaan ya.." jawab pak bobi dengan santianya

"ta tapi pak..." jawab dimas lagi..

"maas... anda di sini karena kesalahan anda sendiri yah... bukan saya yang minta anda untuk berada disini, saya tidak tawar menawar" jawab pak bobi dengan tegas

Lagi - lagi dimas hanya bisa terdiam seperti ayam sayur yang baru saja diangkat dari penggorengan.

"kalian bisa mulai setelah mata kuliah terakhir, okee.. kalian bisa langsung ke perpustakaan" jawab pak bobi lagi menjelaskan

"Baik pak..!" jawab mereka bersamaan

Bagi bella hari itu akan terasa panjang dan melelahkan, sekitar pukul 15:00 mereka berjanji untuk bertemu lagi di depan ruang perpustakaan untuk memulai hukuman mereka. Sesampainya di depan pintu perpustakaan bella mencari dimas apakah dia sudah berada di sana atau tidak sambil celingukan bella tak menemukan dimas.

"Gilaaa... terus aku harus beresin perpustakaan ini sendirian, Aaaaagh... yang bener aja" gerutu bella kepada dimas yang tidak koopereatif

Dengan sebal bella mencoba untuk menelfon dimas namun tak ada jawaban, berkali kali bella menelfonnya namun hasilnya tetap sama, dengan goyah dan perasaan yang marah bella memulai hukumannya seorang diri.

Didalam ruangan perpustakaan itu cukup ramai karena mengingat saat ini masih jam kuliah, bangku yang tersedia terisi oleh beberapa mahasiswa yang sedang membaca ataupun sedang mencari bahan untuk tugasnya. Bella menemui penjaga perpustakaan dan menjelaskan semuanya kenapa dia berada disni. Penjega perpustaakn itupun mengantak bella menuju ruang belakang, tempatnya seperti gudang yang berisi banyak buku yang belum tertata dan juga belum dikelompokkan, penjaga tersebut juga menjelaskan untuk pengelemopokan buku cukup dimasukan kedalam keranjang yang sudah tertulis sesuai dengan kategorinya.

Membayangkan berada diruangan ini saja bella sudah lemas bagaiaman dengan membereskan buku sebanyak itu yang terlihat mengunung tanpa ujung, dengan masih mengumpat dan sebal karena dimas tidak datang sesuai janjinya bella mulai dengan langkah gontai merapikan buku - buku itu sendirian.

Gedubrak..!! Terdengar suara pintu terbuka membanting

"sorry sorry bell, aku telat hehehe..." ucap dimas yang berada dipintu sambil ngos ngosan

"ahhh.. kamu yah, janjinya jm 15:00 dateng jam segini" dengan sebal bella menyambut kedatangan dimas yang berada di depan pintu dengan nafas ngos ngosan

"iyaah.. maaf deh tadi ketemu teman sambil bahas tugas hehehe.. sorry sorry.."

Braak braaak braaak!!!

Dengan jengkel bella memukulkan buku yang digenggamnya ke bahu kiri dimas

"siaal kamu, aku beresin buku sebanyak ini pakai di bedaain perkatagori pula aaagh...." umpat bella pada dimas

"iya.. iya sory aku telat cuma 20 menit" jawab dimas mengelak

"20 menit 20 menit, janjinyakan ontime..." balas bella lagi

"iya iya aah.. jadi gimana niih.." ucap dimas menyudahi

Dengan nada tinggi bella menjelaskan seperti yang dijelaskan oleh penjaga perpustakaan tadi, dan merekapun memulai hukuman itu berdua sampai selesai.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 17:30, suasana perpustakaanpun sudah tak seramai tadi, banyak diantara mahasiswa sudah meninggalkan kampus, cahaya matahari yang kemerahan terlihat mulai memucat dibalik jendela, kehangatannyapun memudar seiring pergantian malam.

"sudah jam segini aja ga kerasa, gimana sudah mau selesai kan?" ucap bella kepada dimas yang masih membereskan buku - buku di salah satu sudut ruangan

"iyaa tinggal ini doang kok, setelah itu beres deh..." jawab dimas dengan ringan

#####

Disaat yang sama disebuah ruangan yang terletak tak jauh dari perpustakaan tersebut. Sepasang anak manusia sedang asyik melakukan kegiatan yang taksepantasnya. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak peduli dengan kondisi disekitarnya.

"Aaagh... sluurrpp.... cup... cup..." Desah seorang wanita berpantat semok sembari mengoral penis seseorang pria dengan ukuran ekstra besar,.

"Ooogh... ga muat dimulutku pak... gaahhaaggg... ogggh..." suara kocokan panis ke dalam mulut gadis itu

"Aaagghhh... Mulutmu memang paling nikmat non..." seorang pria sambil terus memegang belakang kepala si wanita, sambil berusaha memasukkan seluruh batang penisnya dalam-dalam.

"Gahhaagg gahhaagg gaahhaaggg..." Suara yang keluar setiap kali penis besar itu menghujam mulutnya.

"Oogghh... enak banget mulutmu non..."

"Ssshhh... aaagh... bwaaah... ayok entot aku sekarang pak..." Pinta gadis itu sambil mengelurakan panis itu dari mulutnya dan meremas remas lembut.

Bella dan dimas yang berada di ruangan perpustakaan yang tidak jauh dari lokasi pergumulan tersebut mulai mendengar suara - suara yang aneh...

"Pssst... pssst... kamu denger sesuatu ga bell?" tanya dimas sambil berusaha menajamkan pendengarannya

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
wih ada update, semoga tetep lancar update nya gan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd