Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Berbagi Istri

Berbagi Istri
Part 3


original story by wa0ne53




Sebulan berlalu.

Pak Faisal ayah Rizal telah mengatur semuanya dengan lancar, prosesi ijab Kabul Antara Andini dan Harun serta Jamal berlangsung dengan lancar, entah bagaimana cara pak Faisal meyakinkan penghulu yang menikahkan mereka secara siri. Rizal menyaksikan istrinya bersanding ijab Kabul dengan kedua Abang kandungnya, tak bisa dipungkiri hati Rizal sangat hancur melihat istri yang dicintainya mencium tangan lelaki lain dihadapan penghulu.

Tak sulit bagi faisal untuk meyakinkan Harun dan jamal untuk menikahi Andini, selain Andini yang cantik dan menggairahkan bagi keduanya, Harun dan Jamal juga dikenal anak yang penurut dan tak pernah membantah ucapan Ayahnya.

Harun, Jamal dan Rizal kemudian bersepakat Harun dan Jamal akan membawa Andini ke Vila pribadinya di puncak selama masing-masing 3 hari dalam rangka bulan madu mereka, yang pertama akan pergi ke puncak Bersama Andini adalah Harun, setelah tiga Hari, Jamal yang kesana untuk menggantikan Harun.

Setelah ijab Kabul, tak ada malam pertama bagi Harun atau Jamal, mereka sepakat untuk melaksanakan malam pertama mereka dipuncak nanti, pagi berikutnya Andini sudah Bersiap pergi ke puncak Bersama Harun, Rizal melihat istrinya memasukkan tas ke bagasi mobil dibantu oleh Harun, hatinya berdebar-debar tak karuan, Rizal melihat Harun sepertinya tak terlalu akrab berbincang dengan Andini, Abangnya itu memang terkenal kaku dengan Wanita, Ketika barang-barang sudah selesai dimasukkan, Andini melihat rizal di lantai atas, Andini tersenyum pada Rizal dan melambaikan tangan, harun hanya melihat sesaat pada adiknya, lalu masuk dengan cuek ke dalam mobil, Andini akhirnya ikut masuk ke mobil, Rizal hanya melihat dengan tatapan sedih, sungguh dia tak rela sebenarnya…



---------------

Dua jam kemudian Harun dan Andini telah tiba di Villa pribadi keluarga Faisal di puncak, bentuknya seperti rumah yang berasitektur minimalis modern, di bagian outdoor ada sebuah kolam renang, dan lapangan Volli yang beralaskan rumput, sedangkan Di indoor juga ada kolam renang mini yang biasa disebut jacuzzi, Andini ingat di Villa ini dia kehilangan keperawanan oleh Rizal, wajahnya tersipu jika mengingat kejadian itu, Rizal yang cupu bener-bener sudah ngebet banget, andini juga belum punya pengalaman apapun, akhirnya semuanya jadi kacau berantakan…Andini tertawa tertahan membuat Harun menoleh, Andini menutup mulutnya, gak kebayang kalau dia akan datang Kembali ke villa ini dengan maksud yang sama namun pria berbeda, dan bukan hanya dua tapi tiga! Duhh tiba-tiba Hati Andini berdesir-desir.

Andini memperhatikan suami barunya yang terlihat pendiam ini, sejak dari rumah hingga ke Villa mereka sama sekali tak bicara apa-apa, ya selain tolong ambilkan itu, atau tolong simpan kartu toll ini, hanya itu, memang sejak berumah tangga dengan Rizal, Andini sama sekali tak pernah berinteraksi dengan kakak iparnya ini, selain tentu karena alasan diusirnya Rizal dari rumah.

Andini merasa Harun sangat berbeda dengan Rizal, baik dari sisi fisik atau sifat, Bagai siang dan malam, jika Rizal cenderung kurus, maka Harun terlihat tegap dan gagah, tubuhnya ditumbuhi bulu seperti kebanyakan keturunan Arab, wajahnya terlihat garang namun tampan, saat di mobil dalam perjalanan ke puncak, Andini sempat mengintip bulu dada di balik kemeja yang dikenakan Harun, ya kadang Andini juga Heran dengan Rizal, kenapa dari semua abang-abaangnya Rizal tak kelihatan seperti orang Arab, apa mungkin karena pengaruh gen ibunya yang lebih kuat, Ibu mereka adalah seorang Wanita keturunan Sunda yang sangat cantik, meskipun sudah paruh baya namun kecantikannya masih terlihat mempesona.

Harun membawa koper miliknya dan Andini sekaligus ke kamar di lantai 2, Kamar itu cukup besar, Andini tak terlalu asing dengan ruangan yang ada di rumah ini, namun hingga sekarang Andini sangat heran kenapa rumah ini hanya ada satu kamar, padahal katanya ini Villa keluarga, jadi bingung gak sih kalau keluarga rame-rame ke sini mau tidur Dimana.

“Aku mau mandi dulu..” Ujar Harun mengagetkan lamunan Andini, Wanita cantik itu hanya mengangguk, dia masih merasa canggung dengan Harun walaupun saat ini pria tinggi besar itu sudah menjadi suaminya.

Andini duduk di pinggir ranjang, digigitnya kuku tangannya, Andini agak bingung menghadapi Harun, pria itu terlalu pendiam dan sangat serius, Andini membayangkan malam pertama yang akan dilaluinya akan sangat dingin, duhh!! “ahhh bodo amat deh..” Ujar Andini, dia kemudian membuka hijabnya dan menggeraikan rambutnya yang Panjang, saat itu Andini mengenakan blus dan celana jeans yang ketat membalut kaki jenjangnya, tanpa disadarinya Harun yang selesai mandi Tengah memperhatikan Andini yang membelakanginya.

“Ehemm... kalau kamu mau mandi silahkan..” Suara Harun yang berat kembali mengejutkan Andini, Wanita cantik itu menoleh dan spontan menutup mata, betapa tidak Harun hanya mengenakan Handuk yang melilit di bawah pusarnya, tubuhnya yang atletis dan dipenuhi bulu menjadi pemandangan yang mengejutkan Andini.

Harun dengan cuek berjalan melewati Andini, “kenapa lebay banget..” gumamnya dingin, Andini melihat dengan kesal, “Helooo walaupun lu laki gua sekarang, praktis sebenarnya kita gak saling akrab..” gusarnya dalam hati, namun mau tak mau Andini harus mengakui kalau tubuh Harun membuat dirinya merasa gelisah.

Andini buru-buru pergi ke kamar mandi, saat menutup pintu kamar mandi, Andini mencaoba menarik napas dalam-dalam, jantungnya berdegup kencang, Andini merasa terintimidasi dengan sosok Harun, ada perasaan takut dan penasaran bercampur dalam gejolak hatinya, Andini membuka pakaiannya satu persatu, perjalanan yang cukup memakan waktu membuat tubuhnya terasa lengket, guyuran air hangat terasa segar membasahi tubuhnya, namun selesai mandi, Andini kembali kesal, akibat terburu-buru tadi, Andini lupa mengambil pakaian dari kopernya, Andini celingukan, rupanya di kamar mandi ini ada jubah mandi untuk Perempuan, andini mengeringkan tubuhnya dan memakai jubah itu tanpa mengenakan apapun lagi didalamnya.

Andini membuka pintu kamar mandi perlahan, sosok Harun dilihatnya Tengah berdiri di Balkon, Andini buru-buru ke kopernya dan mengambil pakaian tidur yang berupa terusan tanpa lengan dengan Panjang setengah paha, memang hanya itu pakaian tidur atau pakaian sehari-hari Andini di rumah, setelah mengambil pakaian dalam dan baju tidur, andini bergegas ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya.

Andini melihat penampilannya di cermin kamar mandi, sejenak dia menyesal kenapa membawa pakaian seperti ini, harusnya dia membeli setelan piyama saja, di depan cermin Andini melihat dirinya yang terlihat seksi dan menggiurkan, lengan putihnya terlihat mencolok dan kontras dengan pakaian yang dikenakannya, “Ahhh lagipula ini kan malam pertama aku dan Mas Harun, mau pake piyamapun bakalan telanjang juga..”

Harun sedang sibuk di laptop saat Andini keluar dari kamar mandi, Harun menoleh kearah Andini dan sedikit terkejut melihat penampilan istrinya, Andini yang selama ini dilihatnya berhijab, kini memakai pakaian yang cukup terbuka, apalagi saat Andini berjingkat meletakkan pakaiannya di lemari, Harun terpesona dengan paha gempal putih mulus milik istrinya, Harun buru-buru mengalihkan pandangannya saat Andini berbalik, dan menuju ke balkon untuk menjemur handuk.

Andini berdiri di balkon sambil merentangkan tangannya lebar-lebar, udara puncak terasa segar sore itu, Andini mendengar deheman berat di belakangnya, harun tiba-tiba sudah berada di belakangnya, Harun duduk di bangku yang tersedia, Andini menoleh dan memutuskan untuk duduk di samping suaminya, Andini mulai membuka obrolan, dan ternyata Harun juga tak pendiam-pendiam amat, dia lebih tepat disebut serius, kekakuan diantara mereka berdua mulai sedikit mencair, Andini terkejut saat mengetahui kalau Harun bekerja sebagai dosen di kampus tempatnya kuliah, begitupun Harun yang sama terkejutnya saat mendengar Andini adalah salah satu mahasiswa di kampus tempatnya mengajar.

Obrolan mereka mulai semakin hangat, terkadang Andini terawa mendengar cerita lucu Harun tentang gaya Mahasiswa di kampus, terkadang Harun yang gentian tertawa mendengar cerita lucu Andini, “Sudah gelap, sebaiknya kita masuk yuk, anginnya dingin banget.” Harun menjulurkan tangannya pada Andini mengajak istrinya masuk, Andini tersenyum manis dan menggapai tangan Harun, mereka berjalan masuk sambil berpegangan tangan.

“Kita makan yuk..” Ajak Harun

“Ya aku laper banget..apa pesen gojek aja mas..” saran Andini.

Harun agak terdiam saat mendengar Andini memanggilnya mas, walaupun kata-kata itu terdengar biasa, namun terdengar sangat menggairahkan di telinga Harun.

“Kok diem mas..katanya laper?” Ujar Andini.

“Ehh ya.***k usah pesen gojek, kita makan aja di depan sana, kamu mau makan apa?” tanya harun.

“teserah mas aja..” Jawab Andini.

“Kita makan pecel lele aja ya, ada bebek dan ayam juga disana..” Ucap Harun , Andini mengangguk setuju.

“Aku ganti baju dulu gak?” tanya Andini.

“Ahh gak usah, bentar..” harun mengambil sesuatu dari lemari, ternyata sebuah hoddie, “pakai ini aja biar gak dingin.” Ucapnya, Andini tersenyum dan memakai jaket tersebut.

Keduanya kemudian turun untuk pergi ke warung makan, Andini mulai merasa tak canggung lagi dengan suaminya, Wanita cantik itu tak malu lagi bergelendotan mesra dengan Harun.



---------------------

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd