Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Birahi Lelaki

Siapa yang akan menjadi Istri dari Arman


  • Total voters
    379
Status
Please reply by conversation.
Yan
Prolog


Nama gw Arman, lengkapnya Arman adi Putra. Gw, aslinya dari kota M. Umur gw sekarang 21 tahun, gw seorang mahasiswa semester 6 jurusan psikologi di kota Alpa ini. Sebenarnya, gw ngga mau kuliah. Karena menurut gw, kuliah ngga penting-penting amat. Tapi, ibu gw ngasih pilihan, mau kuliah atau cepet nikah dan lanjutin bisnis keluarga. Gw yang awalnya udah nganggur setahun kuliah akhirnya terpaksa nerima di mana pun tempat ibu gw akan nguliahin gw. Akhirnya, sampailah gw kuliah di kota Alpa ini. Udah masuk tahun ke-3.

Selama di sini, asli bosen banget kehidupan gw. Paling seru sih palingan nongkrong bareng temen sekost gw, Varian Haryanto (22) yang sekarang lagi buka usaha konsultan perumahan. Selain itu, di sini juga ada temen sefakultas gw di kampus, Toni Setya Angkasa (20).

Ketika masih SMA, gw merupakan anak yang terjebak dalam kehidupan bebas. Gw bisa ngeseks adek kelas, pacar, bahkan pernah sekali gw ikut temen gw merkosa anak kuliahan di kota gw. Selain itu, gw juga terkenal di sekolahan, jadi tentu saja banyak adek kelas yang naksir ama gw. Namanya juga naksir, tentu juga membuka kesempatan buat gw untuk nidurin mereka.

Suatu hari, gw punya pacar anak kelas 1 ketika gw udah kelas 3. Namanya Nadila. Dia mau ngasih keperawannya ke gw sebagai hadiah peresmian kami pacaran. Karena dia punya birahi tinggi, setidaknya dalam seminggu, gw ama dia kadang main 3 – 5 kali seminggu. Kadang di sekolahan, kadang di rumah temen gw. Karena pacaran dengan dia pula lah akhirnya gw ketahuan ketika dia ngebet banget ML saat dia dateng ke rumah. Tahu-tahu, bapak gw ngedobrak dan menyebabkan penyakit jantungnya kambuh, dan berujung ke mininggalnya beliau. Gw sangat menyesal. Akhirnya, kami putus dan gw fokus buat ikut ujian. Meski akhirnya, gw ngga mau kuliah dan lebih milih buat tinggal angin-anginan aja di rumah.

Sepanjang kisah Gw ini, Gw bertemu dengan beberapa perempuan, mereka adalah:
Hemi-Thania-7.jpg


Hemi Thania (20 Tahun)

Semester 6 Sastra Inggris







Ariana-Arlinda-4.jpg


Ariana Arlinda (20 Tahun)

Semester 6 Bimbingan & Konseling

Ayam Kampus




Yasmin-Fathia-17.jpg


Yasmin Fathia (20 Tahun)
Semester 6 Psikologi
Teman sekelas Arman
Tim Akreditasi fakultas Psikolgi





Cad-Hafzah-Azizah-hafshahcoacoh-7.jpg


Hafzah Azizah (25 Tahun)
Dosen fakultas Psikologi
Tim Akreditasi fakultas Psikolgi








Cecilia-Triana-4.jpg


Cecilia Triana (20 Tahun)
Semester 6 Bimbingan dan Konseling
Tim Akreditasi fakultas Psikolgi






Putri-Kaneshia-reistaputrii-20.jpg


Putri Kaneshia (22 Tahun)
Semester 10 Psikologi
Tim Akreditasi fakultas Psikolgi







Nayla-Arisma-Sienna-12.jpg


Nayla Arisma Sienna (25 Tahun)
Dosen Fakultas Psikologi
Tim Akreditasi fakultas Psikolgi





Nurmala-Aindina-C-2.jpg


Nurmala Aindina (19 Tahun)
Semester 4 Bimbingan dan Konseling
Tim Akreditasi fakultas Psikolgi








Puspitasari-5.jpg


Puspitasari (26)
Pacar Varian
Barangkali itu aja cerita singkat gw bisa sampai di kota Alpa ini. Buat kamu yang pengen ngebaca cerita lengkapnya, cek di daftar isi:
Bab 1: Arman Adi Putra (Cek di bawah)
Bab 2: Melangkah
Bab 3: Akreditasi
Bab 4: malam Kamis
Bab 5: Insiden Jilbab peach (Coming Soon)
wkwkwk itu yang mulustrasi Hemi Thania ane kenal gan 🙈🙈
 
Bab 5: Insiden Jilbab Peach

(Kamis pagi – ruang rapat fakultas)

Hari ini, gw datang sedikit terlambat. Soalnya, waktu di jalan tadi ban motorku bocor sehingga harus aku tambal dulu. Yasmin sempat marah-marah kepadaku karena katanya dia ada mata kuliah pagi. Gw minta maaf padanya karena kejadian tersebut. Gw parkirin motor di bagian belakang fakultas agar dia bisa segera ke kampus. Semalam, ia meminta tolong padaku untuk dijemput. Katanya kemarin dia kepeleset di kamar mandi dan jilbabnya jadi kotor banget. Alhasil doi nunggu abang ojek online sampe malam biar nggak dicengcengin orang katanya.

Gw sendiri yang tidak punya kuliah pagi, langsung menuju ruang rapat fakultas untuk mencari kesibukan. Mahasiswa menuju semester akhir emang suka kurang kerjaan. Meski kepalaku mulai menghitung hari menuju pemberangkatan KKNku yang sebenarnya baru akan dilaksanakan setelah bulan puasa usai. Setelah melewati tangga, aku sedikit mempercepat langkahku. Di ruang rapat, nampaknya suasanya sedikit tidak bersahabat pagi ini padaku.

Kreeeek
Putri-Kaneshia-reistaputrii-2.jpg

Putri Kaneshia
Nayla-Arisma-Sienna-1.jpg

Nayla Arisma Sienna
Cad-Hafzah-Azizah-hafshahcoacoh-3.jpg

Hafzah Azizah
Cecilia-Triana-7.jpg

Cecilia Triana

Ketika gw membuka pintu ruangan, Kak Hafzah nampak marah-marah kepada ketiga nama lainnya. Di tangannya, ia memegang sebuah kantongan plastik berwarna hitam. Nampaknya, kantongan tersebut bukanlah sebuah kantongan plastik kosong. Tetap tenang, gw memutuskan untuk terus masuk ketimbang berdiri mematung. Jelas aja, toh mereka ber-4 udah memalingkan wajah kepada gw yang berdiri di pintu. Sedangkan kak Hafzah nampak memandangku penuh dengan emosi.

“Wah, datang juga ya kamu man”, tegur Kak Hafzah padaku.

“Iya kak?”, aku masih bingung dengan keriuhan pagi ini.

“Kamu semalam ama Yasmin pulang jam berapa?”, tanya Kak Hafzah.

“Eeee, hampir maghrib kak. Saya papasan ama Kak Putri kok di parkiran”,

Kak Hafzah berpaling melihat Kak Putri, namun Kak Putri malah memasang wajah kaget begitu dan mengangkat kedua tangannya setingga bahu menunjukkan gestur bahwa ia tidak tahu.

“Ada apa ya kak?”, tanyaku masih kebingungan.

“Kamu ngga tahu atau pura-pura?”, tanya Kka Hafzah seolah sedang mengadiliku.

“Ngga tahu kak”, aku mencoba tenang.

“Pagi tadi, waktu saya ngecek barang, di sini ada jilbab panjang berwarna peach. Kamu tahu siapa yang kemarin pakai jilbab warna peach kan?”, tanya Kak Hafzah. Ah, gw ingat. Cewek yang kemarin memakai jilbab berwarna peach itu ada tiga orang. Yaitu Yasmin, Kak Nayla, dan Cecilia.

“Kak Nayla, Yasmin, ama Cecil kan kak?”, jawabku.

“Nah. Betul. Jadi, kamu tahu apa yang saya dapatkan?”, tanyanya sembari membuka kantongan hitam itu dan menarik sebuah jilbab panjang berwarna peach yang belepotan sesuatu berwarna putih seperti…

“Air mani. Iya, ini adalah air mani lelaki yang dikeluarkan dan dibuat belepotan pada jilbab perempuan yang pakai ini dengan sangat banyak”, jelas Kak Hafzah sembari memperlihatkanku jilbab peach yang belepotan peju.

“Dari semua orang yang kemarin ada di ruangan ini, yang paling bisa melakukan ini adalah Yasmin”,

“Eh, kenapa harus dia kak? Kan Kak Nayla ama Cecil juga pakai jilbab peach kemarin”, tentangku.

“Jelas aja! Kemarin, Cuma dia satu-satunya orang yang bawa dua jilbab. Dia bisa aja ninggalin jilbab peachnya di sini, terus balik pakai jilbab hitamnya supaya tidak ketahuan ama orang-orang kalau dia habis begituan ama lelaki”, Kak Nayla tiba-tiba memberondongiku dengan kata-kata yang menyudutkan Yasmin.

Aku tidak bisa mengelak pernyataan kedua dosen tersebut. Memang dari semua cewek yang hadir, hanya Yasmin yang bawa dua jilbab. Dengan adanya jilbab ini di ruangan, berarti si cewek bisa saja pulang dengan jilbab yang lain. Untuk melakukan hal seperti itu, dia harus punya dua jilbab yang ia bawa ke kampus kemarin. Gw mengumpat di dalam hati karena tidak bisa berbohong untuk melindungi Yasmin. Walau aku tahu Yasmin bukanlah cewek gampangan, tapi aku sendiri tidak tahu bagaimana cara membela temanku tersebut. Apalagi dia tidak ada di ruangan ini sekarang.

“Sekarang jelas kan? Yasmin adalah perempuan yang berbuat zina kemarin di ruangan ini”, ujar Kak Hafzah seakan menutup peradilan kepada Yasmin. Sedangkan gw, hanya bisa mengutuki mereka dan diam tanpa kata.

“Sekarang begini man. Ketimbang Pak Yunus, kamu orang yang paling mencurigakan jadi lawan main Yasmin kemarin di ruangan ini”, jelas Kak Hafzah lagi, ketika gw hendak menyangkal tuduhan tersebut, Kak Hafzah menahan gw dan melanjutkan kalimatnya.

“Kakak tahu kalau kamu ama Yasmin ada apa-apa. Kalian itu akrab banget. Tapi, kakak juga ngga mau kalau entar malah ada skandal mahasiswi ama mahasiswa kedapatan ngentot di ruangan pengerjaan kenaikan akreditasi…”, Kak Hafzah belum menyelesaikan kata-katanya ketika aku merespon singkat.

“Maaf? Kakak bilang ngentot?”, aku bingung dengan pemilihan kosakata Kak Hafzah.

“Eh, astaghfirullah. Maksud kaka, kakak ngga mau kalau entar ada skandal mahasiswa kedapatan berhubungan badan di ruangan pengerjaan kenaikan akreditasi ini. Jadi kakak dengan ini, memberhentikan kalian berdua dari tim akreditasi. Maaf”, Kak Hafzah mengeluarkanku dari tim.

Sebenarnya aku hendak membela diri. Bukan, bukan membela diri gw sendiri. Tapi lebih ke membela Yasmin. Sebab, posisinya sekarang adalah dia sedang difitnah. Namun, gw yakin kok ama Yasmin kalau bukan dia cewek yang kemarin ML di ruangan ini. Oh, aku tahu.

“Emang ngga ada kemungkinan kalau kemarin ada orang random yang masuk ke ruangan ini terus mereka berhubungan suami istri kak?”, aku masih belum menyerah melindungi sahabatku tersebut.

“Ada sih man. Hanya saja kan peluangnya kecil banget. Udah ah, ketimbang kita terus berpikir yang aneh-aneh karena pembelaan kamu. Udah, kamu keluar aja. Kakak ngga bakal banyak omong. Kamu pergi”, Kak Hafzah mengusirku.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Andai saja di dalam ruangan itu hanya ada dia seorang, akan aku putuskan untuk menyumpal mulut Kak Hafzah dengan senjata tumpul yang aku miliki. Hanya saja, aku tidak sampai hati harus memperkosa 4 orang. Ya, mana mungkin bisa juga sih gw bisa ngelakuin hal itu tanpa ketahuan sama sekali. Ada-ada aja. Ketimbang berdebat terus, gw putusin buat keluar dari ruangan tersebut.

Kepalaku jadi pusing dan tidak karuan. Ketimbang terus memikirkan peristiwa yang bukan gw pelakunya, mendingan gw nggak cari makan aja. Udah laper banget soalnya. Tidak lupa aku mengabari Yasmin untuk tidak perlu ke ruang rapat dan untuk menemuiku untuk menjelaskan duduk perkara permasalahan yang menimpa kami berdua.
Nurmala-Aindina-C-2.jpg

Nurmala Aindina
Arisa-Salsa-Lestina-8.jpg

Nadila Aria S.

Ketika sedang duduk di kantin kampus. Samar-samar aku melihat seorang perempuan berkhimar coklat sedang duduk bersama dengan Nurmala, juniorku yang pakai cadar kemarin. Memori kisah lama petualangan seksku ketika SMA seakan terputar otomatis di kepalaku melihat perempuan dengan paras cantik itu. Aku menarik HPku dari kantong celanaku untuk mencari fotonya. Aku coba mencari fotonya di sosial media. Ah, aku baru sadar kalau ternyata ia sudah menghapus akun media sosialnya. Sedangkan aku pribadi tidak menyimpan fotonya di HPKu. Meski demikian, aku yakin kalau itu dia. Ketika aku sibuk mengutak-atik HPku, perempuan berkhimar coklat itu pergi. Ketika aku mengangkat wajahku, aku sudah tidak melihatnya. Karena terlalu penasaran, aku memutuskan untuk melangkah mendekati Nurmala.

“Mala…”, sapaku pada gadis bercadar itu.

“Iya kak?”, tanyanya padaku.

“Yang kamu temenin tadi itu namanya siapa ya?”, tanyaku pura-pura tidak kenal perempuan tadi.

“Nadila kak. Nadila Aria”, seketika darahku berdesir. Benar, itu memang nama mantanku yang terakhir di SMA.Aku tidak menyangka kami ternyata berada di kampus yang sama dan aku tidak sadar.

“Oh iya, makasihnya. Kirain tadi dia siapa. Soalnya kayak kenal”, jawabku ketika Nurmala bertanya tentang alasanku menanyakan itu. Aku berjalan kembali ke tempat dudukku tadi.

Di prolog, gw udah ceritain sedikit tentang latar belakang gw. Gw “diasingkan” ke kota Alpa ini karena peristiwa gw ama Nadila ketahuan sedang berhubungan badan di rumahku. Karena kejadian itu pula, ayahku yang sangat memercayaiku jadi kambuh sakit jantungnya dan membuatnya meninggal. Gw yang anak satu-satunya dalam keluarga merasa sangat terpukul dengan peristiwa itu. Tentu aja gw pengen bunuh diri aja waktu itu. Tapi, gw diingetin ama ibu kalau ayah ngga mau kalau aku bunuh diri. Hal tersebut akhirnya juga turut membantu ibuku untuk sementara waktu “mengasingkan”-ku ke kota antah berantah dengan harapan aku bisa jauh dari kehidupan hingar bingar kota besar.

(Malam hari – Sebuah hotel)
meiraniap-1-Bp6b6j-Bi3o.jpg

Ariana Arlinda
Hemi-Thania-8.jpg

Hemi Thania

Nampak Riana sedang duduk manis di sebuah kamar hotel. Ia memainkan HPnya pertanda ia sedang menunggu seseorang. Di kasur sebelah tempatnya duduk, Hemi terkapar. Barangkali tertidur karena efek obat tidur yang dicampurkan Riana ke minumannya tadi. Tidak berapa lama, HP Riana berdering tanda ada orang yang menelpon.

“Halo om? Iya, aku udah ada di kamar 330 nih”,

“Ohh. Iya om. Oke deh”, Riana lalu menutup teleponnya.

Setelah menerima telepon, Riana membereskan barangnya. Ia nampaknya segera pergi meninggalkan Hemi untuk om-om yang telah memesan jasanya. Namun, bukannya pulang ke rumah, Riana malah berjalan beberapa meter melewati deretan kamar hotel demi masuk ke sebuah kamar yang nampaknya ada seseorang yang tengah menunggu Riana di dalamnya. Tanpa banyak basa basi, Riana memasuki kamar tersebut.

“Halo om Panca”, sapa Riana kepada orang yang pertama kali ia temui di kamar tersebut.

Ya, di dalam kamar tersebut, bukan hanya ada satu orang lelaki, namun dua orang lelaki. Dengan penuh nafsu salah satu dari mereka segera menangkap Riana dan menelantangkan tubuhnya di atas kasur empuk yang ada di kamar. Tanpa perlawanan, Riana tertawa dan tersenyum mendapatkan perlakuan seperti itu. Dengan penuh hasrat, lelaki yang bernama Toga itu mulai mencium pipi dan bibir Riana. Ia menindih tubuh Riana sedangkan Pak Panca masih asyik dengan TV sembari sesekali mencuri pandang pada dua orang yang bergelut di atas kasur.

“Kamu tambah cantik aja ya Riana”, puji Toga pada Riana. Ia hanya tersenyum penuh syahwat membalas pujian tersebut.

“Masih ingat kan waktu senjata gw buat lo keenakan? Udah kangen kan?”,

“Iya dong sayaaaaaang. Aku masih ingat tusukan kontol hitam berurat kamu itu. Enaaaaaaak banget”,

“Hahaha. Gitu dong sayang. Kamu harus inget setiap kontol yang masuk ke memek kamu”,

Dari luar, Pak Panca menimpali percakapan dua orang tersebut, “Haha. Entar ya sayang. Aku baru nyampe nih. Entar gw ikutan nimbrung. Lo ama Toga aja dulu”,

“Siap om. Lontemu siap menunggu kontolmu juga”, ujar Riana disambut tawa Toga dan Pak Panca.

Setelah beberapa menit bergelut, Riana melucuti sendiri pakaiannya hingga benar-benar telanjang bulat. Liang kenikmatannya terus disodok oleh kontol hitam berurat milik Toga. Dengan mata yang terpejam Riana menikmati setiap sodokan tersebut dan mendesah pelan. Sedangkan di luar, Pak Panca masuh bersantai.

Di kamar lain, nampak Hemi juga sedang disetubuhi oleh seorang bapak-bapak yang nampaknya adalah pegawai pemerintahan jika dilihat dari pakaian yang ia kenakan. Hanya saja, Hemi nampaknya masih tertidur efek dari obat tidur dosis tinggi yang Riana minumkan kepadanya. Meski demkian, bapak-bapak itu tidak mempermasalahkan asal bisa dapat memek sempit katanya.

Malam itu, Riana melayani syahwat Pak Panca dan Toga semalam suntuk. Ia baru bisa benar-benar istirahat ketka jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Tubuhnya dipenuhi peju kedua pejantan yang menggaulinya. Sedangkan di ruangan lain, Hemi pun sama. Ia sudah sadar ketika pukul 10 malam. Meski demikian, nyatanya ia tidak melakukan perlawanan kepada pelanggannya dan tahu bahwa ia sedang menjual diri. Setelah menyerahkan sejumlah uang kepada Hemi, pria itu meninggalkan Hemi yang tubuhnya belum kering dari lendir sisa percintaan mereka berdua. (Bersambung ke Mengulang Kenangan)
 
Terakhir diubah:
Oke. Untuk maraton awal ceritanya aneh udahin ya. Barangkali berikutnya ane up ceritanya bergantung mood dan kesempatan aja. Tapi tetep ane usahain agar bisa apdet seenggaknya seminggu sekali. Terima kasih yang ngedukung cerita. Silakan dikeluarkan teori liarnya. Jika keberatan dengan mulustrasi silakan PM ane aja, biar entar saya bisa ganti dengan mulustrasi yang lain.
 
Udh jebol smua hu ?
Brarti si man dpet bekas smua hu,,,pas Ekse SM si Helmi jg udh bekas hu ?
 
Bimabet
Udh jebol smua hu ?
Brarti si man dpet bekas smua hu,,,pas Ekse SM si Helmi jg udh bekas hu ?
Di bab 1, Riana marah sama Arman justru karena Arman ngambil perawan Hemi. udah jebol semua? Kayaknya di cerita ngga diceritain deh hu. kan yang baru ketahuan pernah ngewe itu cuma Hemi, Riana, perempuan yang bareng Pak Herman (Bukan Kak Hafzah), ama perempuan berjilbab peach yang main bareng Pak Yunus.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd