Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Bule Ganteng II - Obsesi seorang gadis

Bimabet
terima kasih suhu updated nya, mantap seperti biasa. bikin pembaca makin penasaran:jempol:
tetap semangat suhu buat lanjutin :banzai:
 
waini baru mantabs :thumbup:thumbup...hehehehe

dari 4 eps. keliatan eps 1&2 beda sama eps 3&4

eps 3&4 sudah kembali ke penulisan cerita ala Titien....(bulu2 ganteng session 1)

apa karena setelah session 1 tamat dan lama ga nulis lagi jadi kurang dapt "feel" nya di part2 awal ya gan?

:ampun:

Kentara yah? ikuti terus... nanti Titien akan muncul lagi, kok!
 
woahaha:pandaketawa:haha pada mateng itu terong:lol: dalam sehari saja.
tapi:bingung: ane yakin kalau Deyara nggak melakukan itu semua sendirian..
:D
mana sempat buat kesan kebetulan dengan waktu singkat.
signal waktu petang pertanda bala bantuan datang..
dan :kangen: Nia... aku pada mu lah pokoknya..
:cup:
 
Sepertinya memang bener .. Bren kena lututnya deya .. hahaha
 
woahaha:pandaketawa:haha pada mateng itu terong:lol: dalam sehari saja.
tapi:bingung: ane yakin kalau Deyara nggak melakukan itu semua sendirian..
:D
mana sempat buat kesan kebetulan dengan waktu singkat.
signal waktu petang pertanda bala bantuan datang..
dan :kangen: Nia... aku pada mu lah pokoknya..
:cup:
Simak aja terus suhu... jadi maksudnya Nia gak usah di garap? gitu?
 
ha,, di :takut: garap !?!?? itu sawah kalee digarap... pertanda buruk nichh kayaknya buat di manis..
:((:((
 
masih setia menanti karya nya suhu, semoga malam ini bakal ada updated :hore:
 
dari yang pertama saya suka sama gaya penulisan suhu.. jadi lanjutin terus hu sampe tamat:semangat:
 
Bren Smith
http://www***mbar123.com/painful_4ff66b2545c97a4fe2e733939034017b4a629f34.html?id=cbe7e3f589aHR0cDovL3RodW1icy5pbWFnZWJhbS5jb20vYzMvYWQvMjkvZTZkNWZjNjA4MDE5MjQzLmpwZw%3D%3D&hash=951150ea42a6b9c12a0cfd52fe2020020111ab65

Kevin



Deyarra



Sari



Kesha



Dinah



Susan




Episode 5 – Rasanya seperti kambing

POV Dinah

“Kreeekk!”

Aku mengeliat dan otomatis menandang ke arah pintu. Tampak Kevin masuk dengan pelan-pelan dan segera menutup pintu.

“Ihhhh, Kev, ganggu orang tidur aja. Masih pagi ini!” Aku menggumam pelan tidak mau membangunkan Kesha yang masih terlelap disampingku. Jam di dinding menunjuk angka 6.30.

“Sssstttt! Kamu diam aja!” Kevin berbisik.

Kevin mendekat ke tempat tidur, dan duduk di samping tubuh Kesha yang masih tidur pulas. Aku langsung mengerti, ia pasti mengincar gadis manis itu sejak kemarin, dan baru sekarang kesampaian. Kesha memang cantik, putih dan memiliki bodi yang padat berisi. Kalo dilihat sekilas, mirip orang bule, mungkin turunan dari opanya yang masih punya darah Belanda.

“Emangnya kontolmu udah bisa dipake?” Aku berbisik sambil meledeknya.

“Iya… tuh, pagi-pagi bangun sudah tegang!” Kevin menunjuk ke celana boxernya yang tak mampu menutupi tonjolan besar didalamnya.

“Ok… selamat berhepi ria…!” Aku hanya tertawa kasih ijin.

Tangan Kevin dengan lincahnya menyibak lingerie Kesha sampai dadanya terbuka lebar… pas cewek itu tidak pake bra waktu tidur. Terlihat toket yang lembut tapi berisi dengan pentil yang kecil. Kevin mulai mengelus dengan lembut… belaiannya menyebabkan Kesha sempat mendesah kecil… pasti masih setengah bermimpi. Kali ini satu tangan sudah berada diatas selangkangan gadis itu, membelai dari luar CD. Kesha mulai bergerak …

Kesha masih sempat merenggangkan badan sambil mendesah. Tak lama kemudian gadis blasteran itu membuka mata!

“Ihh, Kevin… ganggu orang tidur!”

“Sayang… tidur aja, nanti Kevin berikan kenikmatan, mau kan?”

“Eh… jangan!, malu dong ada Dinah!” Kesha mencoba menolak namun ia tidak bisa melawan tangan yang menggrepenya. Wah cepat sekali cowok itu menguasai tubuh Kesha. Pasti sudah dari kemarin ia menahan nafsu… gadis ini cantik sekali, dengan tubuh yang sekal menawan. Bren aja gak tahan mau ngentot dengannya.

“Eh… aduh… ah… kya…!” Suara Kesha tertahan, sementara mencoba menahan serangan tangan Kevin. Tapi cowok itu sudah lebih dulu menduduki posisi-posisi strategis tubuhnya.

“Shhhh…. Jangan ribut, kamu diam aja, nanti Dinah bangun!” Kevin kembali menenangkan gadis itu, sementara aku pura-pura tidur. Dasar playboy, jago sekali mempermainkan wanita. Kesha mulai menunjukkan tanda-tanda pasrah.

Tangan dan mulut Kevin semakin garang menyerang bagian-bagian sensitif di tubuh Kesha. Gadis itu kini nampak tidak mampu lagi melawan dan sudah pasrah aja menerima kecupan mesum di sekujur tubuhnya. Tidak sampai 2 menit gadis manis itu mulai mendesah tertahan. Pertahanan terakhirnya dilucurkan kebawah. Ia sudah telanjang bulat. Ihhh gila cowok itu.

“Kamu sudah terangsang?” Tanya cowok itu.

Kesha hanya mengangguk kecil. Kevin menatap wajahnya dalam-dalam… nafasnya memburu menerpa wajah Kesha…. Bibirnya sudah sangat dekat dengan gadis itu… dan tiba-tiba tangan Kesha merangkul kepala dan membenamkan bibir cowok itu dalam bibirnya yang telah terbuka. Mereka larut dalam ciuman nafsu yang panjang. Ciuman Kevin kembali turun dan membasahi leher gadis itu… meninggalkan jejak-jejak merah tanda kemenangan.

“Ah… Kevin, ayo dong!” Kesha sudah gak tahan.

Setelah ciuman Kevin masih terdiam dan memandang kearah toket lembut dengan ujung yang runcing. Tangannya melingkari gundukan itu dan memilinnya lembut. Tampak keduanya sudah mengeras dipenuhi birahi. Kesha makin tak sabar.

Tiba-tiba tangan Kevin meremas kuat dan menggenggam utuh payudara kencang itu. Kesha tersentak, kembali jeritan nakal dan desahan keluar dari bibir tipis gadis manis itu. Kevin meremas kuat seakan-akan memilin keluar semua jaringan kekenyalan dari payudara yang sudah pasrah itu. Kini sebuah ciuman mendarat di leher Kesha dan terus menurut menuju puncak di mana dua putting itu berada.

Mulut Kevin mengisap kuat… mengenyot payudara itu serta membelainya mesra membuat gadis itu kembali mendesah pasrah. Putting merah muda itu terus dipermainkan dengan lidahnya sehingga kelihatan jelas seperti diputar-putar mengikuti arah lidah Kevin. Sementara itu pinggiran pentilnya digigit kecil-kecil. Efeknya sungguh luar biasa, gadis itu menegang berkelojotan dan berteriak kuat menikmati orgasme pertamanya malam itu.

“Ahhhh… aduh, kok cepat sekali…!” Kesha kaget sudah kecolongan 1-0.

Setelah puas memandang gadis itu mengejan nikmat, Kevin kini membuka boxernya.

“Toink”

Astaga… kontol Kevin lumayan besar juga! Keras lagi, ah… pasti nikmat sekali. Belum pernah aku melihat kontol lain yang seperti miliknya, agak bengkok keatas seperti pisang. Tampak Kesha sangat mengaguminya dan segera mengulum kontol itu dengan nafsunya. Wah! Kayaknya mereka akan ML …

Kevin mulai membuka kaki gadis itu dan menjilat meki-nya… oh ia pasti sangat nikmat. Kesha menyambut dengan desahan binal… tubuhnya terasa sangat sensitif. Desahannya makin kuat setelah Kevin memasukkan 1 jari dan mengocok dengan cepat.. ah… cowok itu gak mau lama-lama. Tekniknya mantap, tuh Kesha udah sange lagi.

Tubuh gadis itu menyambut kuluman Kevin dengan melenting nikmat sampai terkejang-kejang. Ihhh… hanya dalam hitungan menit tiba-tiba Kesha mendesah kuat dengan pantat terangkat tinggi. Tubuh kecil itu melengkung dan mengeluarkan cairan bening yang tercurah bagaikan pipis… astaga! Kok bisa sampe segitunya… pasti ia merasa nikmat sekali.

“Ahhhhhhhhh…. Aduh …”

Kevin kayaknya tidak mau lama-lama, belum sempat Kesha memulihkan tenaganya, ia sudah memposisikan batangnya di pintu memek itu. Kevin mulai menusuk dan dibalas dengan jeritan kecil Kesha... ia terus menusuk dalam sehingga Kesha harus mengingatkannya.

“Ahhh… ohhh... Eh, Kevin pelan-pelan dong, nanti Dinah bangun!”

Kevin cuek aja, dengan bersemangat kontolnya masuk dan terus memompa. Kelihatan sekali cowok itu memang pro, tekniknya membuat cewek pasrah, gak mampu menahan birahi.

Aku tertawa dalam hati… gak salah aku bawa Kevin. Walaupun kontolnya gak sebesar Bren, tapi tekniknya mantap. Jago sekali memuaskan cewek…

“Kesha… enak sekali memekmu… masih sempit!” Sebuah pujian membuat Kesha bangga.

Kevin meminta Kesha nungging dan ia mulai tusuk dari belakang. Kevin berlutut dan mulai menempelkan senjatanya dari belakang. Belahan memek Kesha tampak jelas sudah berkedut saking tegangnya.

Setelah berkali-kali ujung helm itu hanya mengesek, kali ini ia terus menusuk terowongan nikmat. Kesha kembali menahan teriakan, terasa sekali kontol pisang itu masuk dan membuka ruang-ruang dalam memek kecil itu. Terutama karena bentuknya yang unik… menggesek ke arah tertentu.

Gesekan pada dindingnya membuat Kesha merasa sangat nikmat… Ia mencoba meresapi tusukan itu dan menahan ketegangan. Memeknya kembali melembut pasrah.. Tiba-tiba tusukan kontolnya tambah kuat… menyebabkan gadis itu kembali berteriak…. Baru sekarang ia merasakan kontol seperti itu.

“Kevin, pelan-pelan dong, ada Dinah” Kesha menegur, tapi kata-katanya harus diselingi dengan desahan nafas.

Pusaka Kevin mulai maju mundur dengan berirama … Pengalamannya dalam menaklukan wanita kini nampak. Tusukan Kevin sangat bervariasi, dan kali ini dengan variasi 4 – 1, empat kali goyangan pinggul diikuti dengan satu kali tusukan dalam. Kesha mencoba menggerakkan pinggulnya membalas dan terus kewalahan setiap kali menerima tusukan dalam. Ia coba mengelit ke kiri dan kekanan tapi kontol itu lebih lihai lagi.

Posisi doggy style ini memungkinkan lagi batang Kevin menusuk bagian tertentu di mulut rahim karena bentuknya. Kesha merasa seakan-akan kontol itu sudah mentok disana. Ia sempat merasa ada bagian-bagian dalam memeknya yang baru disentuh, mendatangkan kenikmatan luar biasa. Dengan setengah mati Kesha mencoba mengimbangi, ia terus menahan diri untuk tidak mendesah keras, malu kalau sahabat itu terbangun. Untunglah baginya Kevin minta ganti posisi.

Kali ini keduanya berada diatas ranjang dan tidur menyamping memandang ke arahku. Nampak kelas aura kenikmatan membayang pada wajah dua sejoli ini. Kevin menggoyang dari belakang, jurusnya sekarang mungkin 6 – 2, dan dilakukan lebih cepat. Kali ini bagian dalam klitorisnya turut tergesek, membuat sensasi baru.

Kesha harus menggigit bibir menahan desahan nikmat… ia tidak mampu lagi diam… dua kali jeritan nikmat dikeluarkan tanpa sengaja, Kevin terus menggoyang. Kesha sudah sangat kelelahan… ia kini tidak lagi bisa diam, cuek aja kalau aku sudah bangun. Kembali tubuh gadis manis itu menegang kuat dan kelojotan ketika mengeluarkan cairan bening. Orgasme yang sangat dashyat.

Kesha sudah keluar lagi, kali ini ia hanya terkapar pasrah siap menerima pelampiasan nafsu Kevin. Capek sekali… tapi ia tahu Kevin sudah dekat.

Kevin tambah cepat… menguras stamina. Kontolnya benar-benar dipijat oleh kedutan-kedutan sisa orgasme gadis itu… Kevin gak tahan lagi… sambil berteriak ia membanjiri memek itu dengan 6 kali semprotan. Kontolnya mengedan menahan nikmat…

“Ahhhhhhh… memekmu enak sekali, sayang!” Kevin merancau…

“Ihhhh… koq dibuang di dalam?” Kesha menyesal gak sempat memperingatkan.

“Tenang sayang… Dinah punya pil KB kok!” Kata cowok itu.

“Kalo jadi, kamu tanggung jawab!” Kesha masih merasa kesal.

Keduanya kini tertidur lemas saling membelakangi. Kevin masih mengatur nafas, sementara gadis itu langsung terlelap kembali. Aku membiarkan saja, 10 menit lagi giliranku. Hehehe…

-----

“Hei… malas… ayo cepat bangun!” Susan menggoyang-goyangkan tubuhku. Aku segera terbangun.

“Emangnya udah jam berapa?” Aku masih malas membuka mata. Maunya tidur lagi…

“Udah jam 9.30! Kita harus siap-siap, kan mau piknik ke Lihaga!” Susan tidak menyerah, terus memaksa aku bangun. Aku membuka mataku dan melihat keliling.

“Eh, mana Ke….. !” Hampir saja aku menyebut Kevin. Cowok itu sudah ngacir lagi, gak tauh kemana... ih, mana bikin kentang pagi-pagi.

Kesha masih tidur nyenyak, tapi kali ini sudah memakai lingerie-nya kembali.

“Tuh… Kesha masih tidur. Pasti kalian berdua macam-macam tadi malam. Tuh, tempat tidur jadi kebongkar gini!” Susan marah-marah.

“Kayak kamu tidak aja… yang semalaman tidur dengan Bren! Hahaha… gak kuat!” Aku mengejek sohibku, entah kenapa ia kelihatan kesal pagi ini.

“Tahu gak, tendangan Deyara semalaman membuat kontolnya sakit! Kemarin sore Kevin, sekarang Bren! Apes deh kita hari ini…!” Susan nampak kesal. Aku tak menyangka insiden semalam bisa sebesar ini… wah, rugi banget. Kedua pejantang tangguh yang diharapkan mengelus Deyara dan Sari malah loyo. Eh, Susan gak tahu kalo Kevin sudah sembuh. Hampir aja aku keceplos tadi, hihihi.

----

Pagi itu suasana cukup sibuk. Selesai breakfast, Susan dan aku langsung siap-siap dan membawa perlengkapan ke perahu yang akan dipakai menuju pulau lihaga. Pulau yang tak berpenghuni itu terkenal dengan pantai putih alami sekeliling. Karena tidak ada orang yang jualan, maka semua perlengkapan harus dibawa dari villa… termasuk makan-minum, kursi dan meja lipat, tikar dan canopi. Hari ini cerah… cuaca sangat mendukung.

Kesibukan kedua gadis itu disebabkan karena mereka terlambat bangun. Mana Bren dan Kevin masih di kamar lagi … Kalo Bren pasti lagi kesakitan, Kevin mungkin lagi kecapean. Soalnya tadi hot sekali… Untung banget si Kesha…

Aku kembali merutuki nasibku. Kok bisanya aku ketiduran setelah mereka main, padahal sudah giliranku. Waktunya pas banget main dengan Kevin, mana Susan gak tahu lagi. Cowok itu yang masuk kamar-ku. Apa Kevin sengaja lari yah? Mungkin saja ia mau menghemat tenaga mengincar Deya…

“Duh… mana lagi kedua cewek imut itu?” Aku mengomel. Pas sibuk-sibuk begini mereka dua malah jalan-jalan ke pantai dari pagi tadi. Aku juga sih yang salah gak bilang ke mereka tadi malam.

Kembali aku mengatur air minum. Diam-diam aku mengisi obat perangsang di setiap botol aqua. Kali ini dimasukkan lewat suntikan, supaya kelihatan botolnya belum dibuka… Aku sengaja menaruh dosis 2x lipat, pasti kali ini kedua gadis itu akan terjebak. Mudah-mudahan tidak kelihatan jelas, karena airnya langsung di taruh di-igloo bersama es batu. Minuman lain seperti jus dan bir yang aman dari obat di taruh di tempat lain.

“Kesha, gimana Kevin dan Bren? Sudah baikan…?” Susan bertanya. Tadi Kesha sempat disuruh beli obat dari alfamart terdekat. Cukup jauh, makanya gadis itu belum muncul dengan motor matic. Tuh dia muncul, panjang umur. Lebih satu jam lho….

Menurut Kesha, ia pergi ke apotik beli obat supaya kemaluan mereka cepat pulih dan tentunya sangar… Gimana tidak, akan mengeksekusi dua perawan. Mudah-mudahan aja manjur.

Aku juga mempersiapkan hp-ku di charge sampai 100%. Setelah itu hp-ku ditaruh di dalam plastik anti basah, dan di simpan di dalam tas. Hape itu harus dijaga terus… didalamnya banyak video mesum, terutama beberapa gadis yang sempat ku jebak. Malah ada beberapa koleksi mereka kelihangan perawan… tentu saja di tangan the highest bidder. Memang sih, semua video sudah ku back-up di internet, tapi aksesnya ada di hape.

Kalo video ini tersebar, pasti banyak yang geleng-geleng kepala. Karena yang dientot rata-rata gadis baik-baik yang alim dan berprestasi. Eh, salah satunya adalah Kesha… hihihi… Sayang gadis secantik itu sudah gak perawan, malah cenderung binal sih, hehehe. Aku sengaja simpan video-nya baik-baik, tahu aja penting! Dia cantik sekali sih!

Eh itu Sari datang… baguslah tambah tenaga mengangkat barang ke perahu yang bisa menampung sampai 15 orang. Untung perahu-nya ada atap, kalo tidak pasti kepanasan. Kedua tukang perahu yang sudah tua juga membantu kami supaya cepat.

“Sari, mana Deya?”

“Ia segera nyusul kemari”

-----

POV Sari

Aku gak tahu kenapa Deyara suruh aku diam soal ia pergi cek email. Tapi sejak tadi malam, aku makin percaya ke anak itu. Aku sendiri lupa bawa hp karena disini gak ada signal. Eh, ternyata Deya tahu tempat yang ada signalnya.

Baru tadi pagi aku teriak lepas penuh kebahagiaan. Deya sangat lucu, dan tentu saja kisah tadi malam membuat kami tidak putus-putusnya tertawa. Mana Deya sempat menggodaku lagi… Aku hanya tertunduk malu ketika dibilang sudah pasrah digrepe-grepe. Ihhhh…. Untunglah Deyara tidak menyinggung lagi hal itu… tentu saja setelah ku cubit kuat-kuat.

Deyara masih aja mengecek semua perlengkapan yang dibawah. Pasti ia lagi berpikir… jangan diganggu. Ia menyuruh tukang perahu membawa sebuah parang dan pisau besar. Ada-ada aja… eh, siapa tahu nanti berguna, mungkin ia berencana memancing dan bakar ikan di sana.

Baru kali ini aku naik perahu… eh mungkin kolot yah, tapi begitulah. Maklum aja, aku berasal dari bagian pelosok Sulawesi Utara yang terkenal dengan pertambangan emas. Jauh dari pantai ataupun danau.

Tenyata naik perahu cukup menegangkan… terutama waktu berombak. Perutku sempat mulas tadi, untung aja gak mabuk laut. Kok bisa yah Deyara sama cewek-cewek lain menikmati. Sedangkan kedua cowok itu juga mulas sepertiku… haha, dasar anak gedongan! Lama-kelamaan aku makin merasa nyaman, tapi kedua cowok itu justru makin parah. Malah sempat beberapa kali kentut…

Di perahu aku duduk dekat Kesha. Kami tertawa lepas menikmati udara pantai yang segar, dan tentu saja terus mengejek kedua cowok di belakang yang makin kepayahan karena mulas. Mereka masih terkentut-kentut, dan sekarang menahan rasa buang air besar. Makanya duduk jauh-jauh… baguslah supaya aku dan Deya tidak terganggu… hehehe.

Untunglah setelah mengarungi laut selama sejam lebih, kami tiba di tempat tujuan. Kedua cowok langsung aja lompat ke pulau mencari tempat buang air… mana gak ada WC lagi… weleh-weleh. Keduanya pergi bersembunyi di balik semak-semak.

Wah… Dinah dan Susan memang gak salah pilih tempat piknik. Pulaunya sangat indah dan belum terjamah… Kelihatan sangat natural dengan pohon-pohon kelapa yang memberikan naungan terhadap sengatan matahari. Dan yang paling utama, disini sama sekali gak ada orang lain. Hanya kita bertujuh… eh bersama kedua tukang perahu.

Kami segera menurunkan barang-barang, ditaruh di tikar. Kami membuka meja dan kanopi. Kali ini semuanya sangat cepat, karena ada banyak yang membantu. Waktu mengangkat barang, Deya sempat berbisik.

“Sari, hati-hati. Biar udah haus jangan minum sembarangan, yah. Kayaknya udah dicercoki lagi!” Deyara kembali berbisik memperingatkan ku.

-----

Makanan yang disiapkan Susan sangat beragam, sayang sekali tidak cukup untuk menggugah selera. Gimana bisa makan, Bren dan Kevin kentut terus… bukan cuma itu, malah bolak-balik pergi buang air besar. Menurut Deya mereka kayaknya dikasih minum obat pencahar perut tadi… aku gak mengerti hanya ngangguk aja. Pasti ada yang iseng… hihihi…

Untunglah Deya sudah menyuruh aku makan banyak-banyak dari villa tadi. Kasian juga lihat Dina dan Susan yang sudah kelaparan tapi gak bisa. Terganggu terus.

Apa lagi tadi… Pas Susan siap menyuap makanan, tiba-tiba Bren keluar dari semak-semak masih telanjang bagian bawahnya. Kontolnya ditutup dengan tangan. Ia lari ketakutan mendekati kami.

“Kenapa Bren?”

“Ada binatang kecil mengejarku…!”

Dinah dan Susan mengambil parang lalu pergi melihat… Mereka tahu di pulau sekecil ini gak ada predator. Bren mengikuti mereka, sedangkan Deyara menarik aku dan Kesha menjauh.

“Astaga, Bren… itu kodok!” Kedua gadis itu mengejarnya sambil tertawa-tawa. Ih, bikin malu aja Bren, masak takut sama kodok.

Susan dan Dinah masih terus mengejar, sampai ke tempat Bren bertapa tadi. Setelah tiba, mereka terkesima dengan pemandangan di tempat itu.

“Astaga! Hoek… hoek!” Tampak kedua gadis itu menahan nafas dan hampir muntah melihat kotoran Bren yang menumpuk dibalik semak.

“Euwww.. kamu jorok sekali!” Dinah marah-marah.

“Kalo beol pake otak tahu!” Susan malah ngamuk dan mengampar pinggang Bren. Cowok itu mengelak… satu tepukan mengenai pantatnya

“Euwww, apa ini?” Susan melihat kearah tangannya yang ditunjuk Dinah. Keduanya mendekat dan mengamati…

“Astaga… ih, jorok. Kamu belum cebok?” Susan berteriak kuat sambil secara reflex mengibaskan tangannya. Kotoran di pantat Bren berpindah ke tangannya.

“Ih… jorok!” Dinah menjauh dari kibasan tangan Susan. Kotoran Bren memancar. Susan kayak iseng dan sengajar mengejar Dinah. Dinah lari terus ke arah semak sambil tertawa-tawa… dasar! … Dina tidak melihat kearah depan.

“Bruk!”

“Aduh…. Dinah?!” Kevin berteriak, tubuhnya yang lagi jongkok ditabrak Dinah hingga jatuh. Keduanya terguling di kotoran manusia…

“Astaga, Ihhhh…. Jorok. Euw….. Kevin! Ngapain kamu?” Dinah gak sadar sudah menabrak cowok itu. Kevin tadi lagi bersemedi membuang air besar.

“Ih jorok! Aduh…. euw” Susan juga kaget tanpa sadar sudah menginjak tahi.

Alhasil ketiganya terkena kotoran Kevin terpencar ke mana-mana. Mereka lari ke laut untuk membersihkan diri.

Sedangkan kami bertiga hanya menonton kejadian itu dari jauh. Ih.. jijik…. Benar-benar hilang selera makan.

Yang paling mujur adalah kedua tukang perahu, yang cuek aja dengan kejadian tadi. Mereka yang akhirnya melahap makanan yang di bawa. Bukan hanya makanan, juga minuman.

“Ih… Deya, apa mereka gak rasa jijik!” Aku berbisik.

“Gini, tukang perahu itu kan sudah biasa dengan kotran. Orang kampung sini banyak yang berak sembarangan. Jadi mereka anggap itu biasa…” Deyara mencoba menjelaskan.

Susan, Dinah dan kedua cowok itu masih terus bercanda di air. Kayaknya seru…. Tapi mengingat hal tadi, aku gak mau lagi mandi. Deyara tadi meminta tukang perahu memanjat pohon kelapa. Tak lama kemudian kami bertiga meminum air kelapa muda sampai puas. Pantesan Deya suruh bawah parang.

Karena Kevin dan Bren masih mules, maka kami gak tunggu lama bertolak kembali ke villa. Menurut Deya, kali ini kita melawan arus, jadi perjalanan jauh lebih lama dari waktu kita datang.

---

“Ih.. jorok sekali mereka….!” Kesha komplain lagi. Kevin dan Bren bersembunyi di bagian depan kapal sambil terkentut-kentut. Katanya perut mereka terasa mulas… pasti sudah tahan-tahan mau berak.

“Yang kamu maksud jorok, siapa?” Deya menunjuk ke belakang.

Tampak Dinah dan Susan sementara mengocok kontol kedua tukang perahu. Aku hampir tak percaya pandanganku. Mereka sudah sangat terangsang. Kemungkinan besar karena meminum aqua tadi. Mereka terpaksa meminumnya karena kehausan. Matahari terik sekali. Mana semua jus sudah diminum kedua orang kampung tadi, yang baru kali ini minum gituan. Sedangkan bir dari tadi sudah diminum kedua cowok.

Karena perjalanan yang cukup lama, Susan dan Dinah tak mampu lagi menahan nafsu. Tangan sebelah mengocok kontol hitam dekil dari tukang perahu, sedangkan tangan satunya mengocok memek sendiri.

Kedua tukang perahu sudah tua, umur hampir 70-an. Kelihatan jorok, mungkin kadang mandi. Wajah mereka penuh kalat, dengan gigi tinggal 2. Sementara tubuh mereka sudah terbuka, menampilkan kulit yang hitam terbakar, penuh bekas luka dan kalat… ih pokoknya sangat jelek! Kalo gak karena perangsang, gak mungkin kedua cewek itu mau gituan.

Menurut cerita mereka, kedua tukang perahu itu sudah lama menduda. Pantas aja mereka merem-merek keenakan, kapan lagi bisa menikmati dua gadis cantik seperti Dinah dan Susan. Ini kayak mendapat durian runtuh!

Tak sampai 5 menit kontol yang sudah setengah lapuk itu sudah berada di dalam kedua memek dengan posisi WOT. Kontolnya biasa aja sih… Dinah dan Susan pegang kendali, kelihatan sekali mereka sudah sange. Goyangan pinggul mereka cepat dan mantap. Dengan penuh nafsu, mereka memeras kedua kontol yang tersedia…

Aku dan Deya hanya bisa saling memandang. Wah, mujur benar dua tukang perahu itu. Tampak mereka hanya bisa diam sambil tubuh mereka terikut dalam putaran pinggul dua mahasiswi itu. Mana bisa tahan?

Deyara menyentuhku perlahan dan menunjuk kearah Kesha. Cewek itu lagi memegang hape… merekam kejadian di atas perahu. Kesha yang menyengir membalas tatapan kami. Deyara sampai terkekeh…

Kedua tukang perahu kini mulai menyerang. Kini mereka memompa dengan cepat dan sekuatnya. Pasti sudah hampir…Benar aja, 1 menit kemudian keduanya sudah nge-crot. Kedua orang tua itu sampe teriak kenikmatan. Cukup lama juga, hampir 10 menit lho…

Eh… agaknya Dinah dan Susan belum puas, … kentang! Kayaknya obat perangsangnya overdosis. Walaupun segala upaya dibuat untuk membuat kontol itu tegang, tetap aja gak berhasil. Ya… pastilah, udah tua.

Kedua gadis itu kini mencari Bren dan Kevin… pasti mau lanjut. Dengan cueknya mereka melewati kami menuju ke haluan perahu… masih telanjang bulat.

Dan tentu saja kejadian sama terjadi lagi. Kevin dan Bren dipaksa melayani nafsu mereka, padahal keduanya lagi kepayahan. Mana kontolnya belum sembuh benar, terus perut lagi mulas, menahan rasa berak dari tadi… tapi Dinah dan Susan gak mau dengar alasan.

Kesha merekam sambil tertawa… kami juga mau tertawa, tetapi harus menutup hidung karena bau.

Bren dan Kevin akhirnya dipaksa mengentot mereka… tampak bagian bawah mereka sudah berlumuran cairan… tapi kali ini bukan cairan sperma… tapi warna kuning kecoklatan.

“Ihhh….Kayaknya mencret… tuh!”

“Euwwwww!”

-----

Kami sengaja menjauh ke buritan gak tahan bau-nya. Kedua tukang perahu tadi sudah kembali memakai pakaian. Kedua-nya malu-malu dilihat kami.

Deya kelihatan tersenyum iseng, ia menyuruh Kesha merekam ketika ia bertanya kepada kedua tukang perahu. Gayanya persis seperti wartawan, tapi sengaja tidak menunjukkan wajahnya. Kali ini ia bicara pake logat Manado.

“Opa… gimana tadi, sedap jo?”

“Boleh jo… lumayan sedap noh… baru sekarang ley kita dapa meki asli!” Tukang yang satu menjawab.

“Dia pe sadap sama deng apa?” Deya terus iseng.

“Sadap noh… mar nda juga sadap skali... pe ganas dorang dua.” Opa sampe trauma.

“Mar dorang pe meki ba gepe toh?” Deya makin vulgar. Ia tahu Dinah dan Susan sudah biasa dengan kontol besar.

“Iyo… mar biasa jo. Kurang sama jo diape rasa deng kita pe kambing!” Opa yang satu menjawab.

“Huh, sama jo rasa deng kambing? Hahahah….” Deya dan Sari hampir pingsan tertawa…

Rekaman yang bisa menghebohkan kampus.

----

POV Deyara

Sore ini suasana sangat indah, liburan seperti yang ku harapkan. Aku, Sari dan Kesha tadi mandi-mandi di laut dekat villa. Kali ini tidak ada ganguan dari dua cowok mesum. Indah juga tempat ini… suasana tenang, tapi ombaknya bagus. Sekarang sementara melihat matahari terbenam dari pantai, sayang terhalang pulau.

Kali ini aku hanya sendiri… menikmati alam yang indah.

Dinah dan Susan, serta kedua cowok pasti sudah terlelap kecapean. Pastilah sehabis ngentot di perauh. Kedua cowok juga tampak kewalahan melayani mereka, diperas habis-habisan. Mana kontol mereka berdua barusan sembuh…

Hari mulai gelap, sosok seorang gadis kelihatan datang mendekat.

“Sari?” Aku memanggilnya. Eh kayaknya bukan…

“Eh, bukan… aku Kesha!” Gadis itu kini duduk disampingku.

“Eh, kirain kamu masih sibuk?” Tadi Kesha berkeras nanti ia yang menimpang semua barang masuk ke rumah. Dinah dan Susan sudah gak perduli lagi dengan semua barang. Bahkan tas mereka pun diangkat oleh Kesha.

Kesha masih diam… kayak ingin bicara tapi gak tau mau mulai gimana.

“Deya… aku tahu pasti kamu menganggapku gadis yang binal setelah kemarin! Semua itu ada alasannya…” Kesha mau curhat… Aku diam aja.

Kesha menceritakan kepadaku kisah hidupnya, bagaimana ia dijebak Dinah. Gadis itu memiliki rekaman video-nya, main dengan seorang cowok dibawah pengaruh obat. Untunglah rekaman itu belum disebarkan, tapi ia belum merasa aman selama itu berada di tangan Dinah. Dinah sendiri gak pernah bilang, tapi Kesha kebetulan mengetahuinya.

Aduh…. Kasihan sekali, gadis secantik Kesha mengorbankan harga dirinya. Kesha memang cantik… dengan wajah blasteran. Jadi selama ini ia hanya pura-pura aja menyukai Bren dan Kevin?

Kesha terus cerita. Alasan ia mau ikut adalah ia mau mencari rekaman itu dan menghapusnya. Ia sengaja mengorbankan diri untuk balas dendam… dan sebagian aku sudah dapat dari rekaman tadi. Kalo Dinah menggunakan rekaman itu, aku juga akan balas dengan rekamanku… Kesha tampak tersenyum.

“Deyara… kamu harus hati-hati dengan Dinah dan Susan. Aku sudah kotor, tapi kamu…. Kamu gak boleh jadi seperti aku. Aku akan bantu menjagamu… Tahu gak, kamu sangat berharga…” Kesha menatapku.

“Eh, maksudnya?” Aku bingung dengan kata-katanya terakhir.

“Aku mengenal baik sepupu-mu Kak Titien dan Kak Doni, juga Kak Ryno. Mereka begitu baik padaku…” Kesha menunduk malu.

“Huh?” Aku tersentak kaget.

“Maaf, aku belum bisa ngomong! Jangan bilang-bilang orang, yah!” Kesha cepat-cepat pergi, meninggalkan aku penuh tanda tanya. Walaupun aku gak terlalu dekat dengan sepupuku itu, tapi aku tahu gimana orangnya. Gadis yang kenal dekat dengan Titien berarti dapat dipercaya.

-----

Aku pikir setelah kejadian tadi, sudah gak ada acara lagi malam ini. Pasti semuanya sudah capek…Ternyata dugaanku salah. Tidur sore hari ternyata membuat Dinah dan Susan kembali bersemangat. Bren dan Kevin juga agaknya sudah kuat lagi… Ah, alasan. Pasti ujung-ujungnya mau menjebakku dengan Sari.

Setelah makan malam, kembali kita janjian nonton sebuah film, Fast and Furious 7. Kali ini aku mau, karena kebetulan belum nonton film itu. Aku tadi mati-matian menolak waktu mereka pilih film horror ataupun romance. Bahaya! Untunglah semua setuju dengan pilihanku.

Kembali malam itu kami berada di ruang nonton. Lampu mulai di buat remang-remang, dan film segera dimulai. Aku memperhatikan posisi duduk… kami semua sebaris di sofa berbentuk L, Kesha di ujung, terus Kevin, aku, Bren, Sari, Dinah dan Susan di ujung satunya. Intinya aku dijepit diantara kedua cowok, pasti sengaja. Susan yang paling enak, karena ia dapat mengangkat kaki sambil rebahan.

Setelah 15 menit nonton film, aku memperhatikan tangan Bren bergerak terus. Ternyata ia lagi memijit kepala Sari, dan kini tangannya nyasar ke pundak gadis itu. Sari hanya diam sambil menikmati remasan tangannya yang enak.

“Kenapa Deya, mau juga dipijat?” Kevin berbisik menawarkan dan aku menyambutnya gembira.

“Boleh, tapi kamu ada cuci tangan kan?” Ujarku sambil tertawa mengingat kejadian tadi.

Kevin diam aja sambil tangannya bergerak memijit kepalaku sambil membelai rambutku. Aku merasa nyaman… pinter juga cowok itu. Tangannya kemudian mulai menjalar dan memijat pundak ku… dan menjelajah ke leher, dan kadang-kadang turun ke tangan. Pijatannya tambah enak…

“Wah… pantesan dari tadi diam aja, lagi dapat servis mantap tuh! Kalo gitu aku antri yah” Kesha menatapku sambil tersenyum.

“Eh, kamu kan sudah aku servis tadi pagi, kali ini gilirannya Deyara…” Kevin berkelit. Walaupun cahaya remang, aku dapat melihat wajah Kesha merona merah. Aku jadi penasaran apa yang terjadi tadi pagi. Kesha memalingkan wajah…

Dinah juga kelihatan sedang memijat Susan… tapi kayaknya tangannya lebih banyak turun ke toket gadis itu. Sementara Sari sibuk mempertahankan diri… tangan Bren mulai menyerempet ke gundukan dadanya… Aha…! Jadi pijatan tadi cuma jadi kedok, kayaknya.

Sari sudah kewalahan, tangan Bren berkali-kali mempu menerobos pertahanannya. Mana orangnya udah terpesona… Sementara itu aku mulai merasa tangan Kevin juga mengincar bongkahan di dadaku… mulutnya meniup-niup bagian belakang leher… ih, tak terasa bulu kudukku berdiri… geli ah!

Tangan Kevin semakin intensif menyerang toketku, tidak memperdulikan tugas utamanya memijatku. Aku terus menjaga ketat asset di dadaku… diserang dari atas, bawah, kiri dan kanan. Terkadang aku ngomong kepadanya, tapi ia cuek. Aku melihat kesamping, tampak Dinah dan Susan sudah telanjang dada dan saling meremas dan mencium payudara lawan. Sedangkan Sari sudah kewalahan... tangan Bren sudah berada dibalik kaosnya.

“Ehhh… jangan, gak boleh!” Aku masih berbisik ketika tangan Kevin menjamah perutku.

Cowok itu berhasil menarik kaosku keluar celana dan tangannya mulai merayap masuk dari bawah kaos. Perutku mulai diraba-raba, dan kadang digelitik. Aku merasa kegelian.

“Ihhhhhh… nakal” Aku terus menahan serangan tangannya yang menjalar keatas menuju toketku. Kevin terus mencoba, tapi aku menahan tangannya. Kali ini ia punya sasaran lain… tangannya justru turun menjamah memekku…

“Ihhhh…” Aku terpekik kecil tak menyangka. Ihhhh, sempat kena belaian sekali… aku menutup kakiku.

“Gak boleh Kevin! Sudah, aku tidur aja…” Aku marah… katanya pijit, ini bukan lagi pijit.

Sementara itu Sari kayaknya sudah menyerah, kaosnya sudah diangkat keatas dan toketnya dipamerkan lagi… Sari gak bisa lagi bicara, bibir Bren sudah menyumbat bibirnya dengan sebuah ciuman panas…

Aku sudah gerah bosan dengan kelakuan cowok itu… maunya pergi tidur, tapi tanggung… filmnya sudah hampir mencapai klimaks. Mungkin 10 menit lagi selesai…

“Ayolah sayang… gak ada yang lihat kok… Satu kali aja!” Kevin masih terus membujukku… minta pegang dada-ku. Aku bersikeras tidak mengijinkan…

“Eh… apa itu?”Aku kaget ketika Bren mengeluarkan kontolnya. Sari hanya memandangnya tanpa suara… kelihatan sekali gadis perawan itu sudah sange… tangan Sari mau aja dibimbing memegang kontol Bren.

“Suka? kamu juga boleh pegang, kok!” Bren berbisik ke telingaku. Aku hanya diam, pura-pura larut dalam film. Padahal lirikan ujung mataku mengagumi kontol cowok itu yang kini sudah tegak menjulang.

Tak lama kemudian terdengar desahan Sari. Gadis itu sudah mulai keenakan mengocok kontol Bren. Darahku jadi mendesir, aku mulai merasa terangsang… kontol Bren sangat dekat…

“Ahhhh… aduh, Ihhhhh…. Bren, jangan! Aduh, aku gak mau….” Aku terpekik kaget.

Tiba-tiba tangan Bren mampir ke dadaku dan meremasnya dari luar kaos. Secara otomatis tanganku langsung menariknya, tapi untuk sekian detik tangannya sempat membelai dan memilin toketku. Aku tadi tak siap, karena tanganku tadi menahan tangan Kevin. Menang banyak cowok itu, udah dapat toket Sari, dan kini toketku juga.

Setelah tanganku menarik keluar tangan Bren, aku masih juga bergumul dengan serangan tangan Kevin. Kali ini ia berhasil menjamah toket kiri ku. Rabaan Kevin lebih terasa karena tangannya sudah dibawah kaos…

“Ahhhh… Kevin!” Aku kembali bergerak menarik tangannya. Tapi ia sudah teranjur memegang… dan bertahan disana.

“Sayang… ijinkan aku pegang 10 detik aja… setelah itu sudah!” Kevin cemburu. Gak adil… katanya, masak ia yang dari tadi berusaha, Bren yang dapat. Terpaksa aku biarkan…

“Toketmu masih kencang lho… paling mantap diantara semua gadis disini.” Kevin berbisik sambil memuji sambil membelainya.

“Sudah… sudah lewat 10 detik!” Aku balas berbisik.

“Satu detik lagi…” Kevin mencolek toketku… ihhhh geli. Aku makin terangsang. Astaga bahaya ini…

Untunglah filmnya sudah selesai. Phew… tegang juga endingnya.

Aku harus segera keluar, keadaan disini makin mesum. Sari masih terus mengocok kontol Bren sementara toketnya diemut cowok itu. Kaos yang dipakainya kini sudah terlepas sempurna… Dinah dan Susan sudah main 69, saling mengemut memek lawan mainnya. Kayaknya tadi mereka taruhan siapa duluan keluar.

“Eh, Deya… mau kemana?” Kevin menahan tubuhku yang mau cepat-cepat pergi.

“Sudah aku mau tidur, sudah ngantuk! Kan filmnya sudah selesai.” Aku berdiri cepat-cepat tapi ia memegang tanganku.

“Gak boleh sayang, aku gak ijinkan kamu pergi…!” Kevin menarikku duduk kembali.

“Kamu mau apa?” Aku harus bergerak, karena merasa tubuhku sudah mulai terangsang.

“Gini Deya, sebelum pergi… aku mengemut toketmu dulu! Baru bisa pergi…” Kevin terus merayu… ia masih memegangku. Tapi aku mati-matian menolak…

“Ato gini aja, kocokin kontolku selama 5 menit baru boleh pergi, aku mau rasa kelembutan tanganmu!” Kevin masih merayu. Ia pasti cemburu melihat Bren lagi merem menikmati kocokan Sari… eh, bukan lagi kocokan, kontolnya lagi dicium cewek manis itu.

Kevin terus-menerus membujukku. Aku bingung, karena pegangannya kuat. Ia tidak akan ijinkan aku pergi. Dan sebentar lagi Dinah dan Susan akan selesai, bahaya ini…

“Ayo dong, Deya… kamu kan yang mencederai kontolku… jadi kamu harus tanggung jawab. Anggaplah kamu memijit kontolku supaya cepat sembuh!” Kevin terus merayu. Aku menimbang keadaan…

Akhirnya aku setuju, tentu saja pake syarat-syaratku. Kevin kelihatannya senang sekali. Paling tidak ia gak jadi kehilangan muka dihadapan semua orang. Eh, salah satu syaratku adalah pake minyak urut. Kan ceritanya aku lagi memijit kontolnya, bukan mengocok!

Aku meminta Kesha mengambil ambil minyak urut di kamar ku. Kesha segera pergi sambil nyengir… sebelumnya kami sempat menatap penuh arti.

Sementara menunggu, Kevin membuka celana, dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang. Akhirnya kontol pisang itu terpampang didepanku. Ternyata gak kalah-kalah amat dari Bren.

Ketika Kesha tiba membawa minyak urut, tanganku aku segera bekerja. Aku tuangkan minyak di tangan… dan memegang kontol Kevin. Astaga, ternyata sudah tegang sekali… bentuk yang unik tidak mengurangi kekerasannya.

Tanganku segera bergerak, pertama melumuri kontol itu dengan minyak sampe banjir. Terutama minyak dilumuri dibagian kepala jamur. Kevin tutup mata menikmati rabaan tanganku… aku juga makin terangsang.

Aku memijit setengah mengocok kontol tersebut. Tak lupa terus melumuri minyak yang banyak, bahkan sampai ke bagian biji. Tanganku nakal terus membelai sampai ke belahan pantatnya, dan meluber ke lubang anus. Kevin tutup mata keenakan… aku juga merasa nyaman memegang kontol tersebut.

Eh, ternyata Bren mau juga. Dari tadi ia menatap tak bergeming perbuatanku ke kontol Kevin. Bren memegang tangan kananku, meminta aku melumuri kontolnya juga. Aku mengikuti kemauannya, kini tangan kananku sibuk melumuri kontolnya dengan minyak urut. Seperti Kevin, minyak membanjir di bagian helm, bagian biji dan belahan pantatnya.

Ketika aku mengocok setengah meremas, baru kelihatan kontol ini mantap sekali. Besar, berurat, dan kelihatan ganas. Memang sih milik Kevin lebih keras kayak kayu, tapi yang ini lebih sangar. Pantas Kesha dan Dinah sampe keenakan.

“Deya, kalo disuruh pilih, kontol mana yang kamu lebih suka masuk ke memekmu?” Bren bertanya, kayaknya sengaja mau melecehkan Kevin lagi. Ia yakin sekali kalo aku memilih kontolnya.

“Ahhhh kalo aku dua-duanya gak mau…!” Aku menjawab asal.

“Eh, Kenapa?” Kevin penasaran. Harga dirinya terangkat karena aku tidak memilih Bren.

“Keduanya terlalu besar. Sakit…” Aku terus bercanda.

“Justru yang besar yang enak!” kata Bren.

“Kalo mau masuk ke memekku, boleh aja… tapi ada syaratnya. Harus dipotong ujungnya dan diamplasin dulu jadi kecil… baru aku mau!” Aku menjawab asal…

Kesha dan Sari hampir pingsan tertawa. Kedua cowok itu saling memandang…

“Eh, apa ini...!” Tiba-tiba Kevin memegang tangan ku kuat-kuat dan mengrepe toket kiriku. Tangan kananku dipegang Bren, dan tangan-nya yang satu lagi meremas bongkahan dada kananku.
Wah... telak deh!

“Ah… curang!” Aku hanya bisa berteriak.

Aku gelagapan menerima serangan curang ini… kedua tanganku masih ditekan di kontol mereka, sementara tangan mereka memilin dadaku dan malah bergerak masuk kebalik kaos… Astaga! Aku kini terangsang hebat, aku bingung mau buat apa.

“Ahhhh…! Aduh… sudah, jangan…. ohhhhh” Belaian mereka di toketku membuat aku melayang, mendesah. Makin lama makin nikmat, apa lagi kaos dan bra-ku sudah tersibak. Putingku kini dicubit-cubit. Aku makin pasrah…

Tiba-tiba terdengar sebuah suara mengelegar kuat sekali. Mungkin kayak ledakan… persis di luar ruangan ini…

“Baaaaaaaaaang!” Jantungku hampir copot.

Kami semua berdiri saking kaget… Kedua cowok langsung berdiri meninggalkanku pergi ke jendela, Dinah dan Susah teriak-teriak, sibuk merapikan baju mereka. Kesha segera memasang lampu terang-terang. Terlihat banyak asap di luar rumah… apa yang terjadi.

Dan sementara semua kebingungan gak tauh buat apa, aku segera berdiri dan menarik tangan Sari. Kami berdua kini setengah berlari masuk ke kamar dan mengunci pintu cepat-cepat. Eh, untung aja tangan kiriku sempat membawa ramuan minyak urutnya.

“Huh, hampir aja! Yang tadi itu bahaya sekali…” kami menarik nafas panjang.

Kami berdua bersih-bersih sebelum tidur, tak lama kemudian terdengar sebuah teriakan…

“Deya… kenapa kontolku jadi panas gini… aduh… sakit!”

Sari menatapku heran, sementara aku menahan tawa lagi. “Hahahahaha….!”


Bersambung….





 
Terakhir diubah:
mateng:pandaketawa: nggak tuch siOtong terfermentasi.
.
Tangan:remas: Deyara nggak ikutan panas!?​
 
duh kasian bren dan kevin gagal lagi :pandaketawa:
kira2 siapa yah yg bakal beruntung dapet deya sama sari, terima kasih suhu updated nya :pandapeace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd