Oke, saya akan coba menjawab.
Sebenarnya sih untuk jawaban pertanyaan yang satu ini sempat saya singgung di page sebelumnya (page 3 kalau nggak salah), mengenai flat earthers yang meyakini bahwa lambang PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) berasal dari peta bumi datar. Tapi, saya akan coba uraikan lagi supaya kiranya menjadi lebih jelas.
Pertama-tama, saya ingin menjelaskan kepada agan, bahwa yang namanya benda bangun ruang yang berbentuk BULAT (BOLA), akan selalu terlihat LINGKARAN dari seluruh sudut pandang. Ini poin yang pertama sebelum masuk ke penjelasan berikutnya.
Jika poin itu sudah agan pahami, mari kita mulai pemaparannya.
Sebenarnya, apa yang agan jabarkan ini adalah tentang "proyeksi peta" di pelajaran geografi SMA. Secara teknis, dalam kartografi, proyeksi peta itu terbagi lagi ke dalam sub-sub yang lebih mendetail. Tapi, secara garis besar, proyeksi peta ada 3 macam:
1. Proyeksi Azimuthal
2. Proyeksi Silinder
3. Proyeksi Kerucut.
Nah, karena gambar yang agan tampilkan itu adalah peta dunia dalam bentuk proyeksi silinder dan Azimuthal, saya akan menjelaskan keduanya saja ya.
1. Proyeksi Azimuthal
Pada dasarnya, proyeksi azimuthal juga terbagi ke dalam 3 macam, yaitu Azimuthal Orthografik, Stereografik, dan Gnomonik. Dalam hal ini, PBB menggunakan proyeksi stereografik pada "lambang bumi"-nya (gambarnya bisa dilihat di komen saya di page 3). Dibandingkan proyeksi azimuthal orthografik dan gnomonik, proyeksi azimuthal stereografik punya keunggulan dari segi "tampilan"-nya, karena menggunakan kutub yang berlawanan dari bidang proyeksinya sebagai titik proyeksi. Sehingga, penampang bumi "seolah" terlihat seluruhnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut:
Lalu, jika titik proyeksi yang digunakan adalah di "kutub selatan" bumi, maka proyeksi azimuthal stereografik akan menghasilkan tampilan yang kira-kira seperti ini (sangat persis dengan lambang PBB):
Namun yang harus digarisbawahi adalah bahwa lambang PBB menggunakan prinsip proyeksi azimuthal equidistant, yang artinya menerapkan penyesuaian jarak (equidistant) agar peta tidak terlalu terdistorsi. Hal itu dilakukan karena efek distorsi dari proyeksi tersebut cenderung membuat peta tersebut menjadi seperti "melebar" seperti gambar di atas. Bisa dilihat gambar lambang PBB di page 3, bahwa dengan perlakuan "equidistant" tersebut, bentuk benuanya terlihat lebih baik meskipun tampak lebih sempit (ciut).
Sementara itu, jika bumi diproyeksikan dengan proyeksi azimuthal orthografik, akan menghasilkan tampilan yang kira-kira seperti ini:
Inilah bentuk proyeksi bumi yang normal karena proyeksinya hanya berasal dari garis lurus yang ditarik selaras dari garis ekuator ke bidang proyeksi (kutub utara). Tapi, meskipun porsinya sesuai dengan bentuk bumi aslinya, wilayah di bawah garis ekuator akibatnya jadi tidak tercakup (tidak kelihatan).
Dan jika bumi diproyeksikan dengan proyeksi azimuthal gnomonik, akan menghasilkan tampilan yang kira-kira seperti ini:
Nah, pertanyaannya: kenapa titik pusat dari tampilan bumi tersebut harus "selalu" terlihat dari atas (kutub utara)???
Coba perhatikan sejenak gambar globe berikut ini:
Pada gambar globe tersebut, agan tentunya bisa melihat ada garis hitam yang mengelilingi tengah-tengah bumi, kan? Ya, itu adalah garis khatulistiwa (ekuator). Namun, bukan garis itu yang saya ingin tekankan, melainkan apa yang ada di atas dan di bawahnya.
Jika agan sudah melihatnya, pertanyaan saya: kira-kira, di bagian mana jumlah "daratan" bumi yang paling banyak? Di bagian atas ekuator, atau di bagian bawah ekuator?
Tentunya, daratan bumi lebih banyak terdapat di bagian atas ekuator ketimbang di bagian bawah ekuator yang justru lebih banyak diisi oleh perairan (laut). Oleh karena itulah, bumi akan terlihat "lebih terekspos" jika bidang proyeksinya berpusat pada kutub utara, bukan kutub selatan.
Lalu, kenapa PBB justru lebih tertarik menggunakan proyeksi azimuthal stereografik ketimbang orthografik atau gnomonik?
Sebabnya adalah karena proyeksi azimuthal stereografik bisa "lebih baik" dalam menunjukkan keseluruhan tampilan bumi daripada orthografik dan gnomonik, karena titik proyeksinya terletak di kutub selatan, sehingga meskipun bumi itu bulat, wilayah di bawah garis ekuator juga bisa kelihatan. Perhatikan saja gambar hasil proyeksinya di atas, maka agan akan sadar letak kelebihannya.
2. Proyeksi silinder
Proyeksi yang satu ini justru lebih populer daripada proyeksi yang lainnya karena kelebihannya dalam memberikan informasi sekaligus ergonomis. Kenapa? Karena proyeksi ini bisa dibukukan. Yang ditekankan dalam proyeksi ini bukan hanya mengenai topografi, tetapi juga informasi-informasi yang lain seperti garis-garis lintang dan bujur, nama daerah, skala, dan agenda yang lainnya. Proyeksi ini adalah bentuk bumi bulat yang dibentangkan ke dalam bidang datar. Perhatikan gambar berikut:
Proyeksi silinder ini, bisa dikatakan proyeksi yang membuat bentuk bumi yang bulat (bidang 3D) menjadi terbentang pada sebuah persegi panjang (bidang 2D). Tentunya ini akan sangat berguna karena tidak mungkin setiap siswa sekolahan repot-repot membawa-bawa globe jika ingin belajar di sekolahnya, kan? Dan karena alasan ini pulalah maka perusahaan besar seperti google tidak hanya meluncurkan google earth, tetapi juga google map, didasari karena fungsinya tersebut.
Nah, kita kembali ke topik pembahasan.
Kira-kira, kenapa saya menjelaskan semua itu?
Sebabnya adalah, kita tidak boleh menyamakan seluruh proyeksi peta. Saya ulangi, kita tidak boleh menyamakan seluruh proyeksi peta. Proyeksi azimuthal stereografik jelas berbeda dengan proyeksi silinder. Namun, apa yang dilakukan FE mania? Mereka MENYAMAKANNYA.
Saya sudah katakan di awal bahwa benda apa pun yang berbentuk bulat (bola), akan terlihat menjadi lingkaran dari segala sisinya. Begitu pula dengan globe, akan terlihat menjadi lingkaran (sebagaimana gambar agan yang ada di atas). Jika agan tidak percaya, silakan lihat gambar di bawah ini:
Gambar yang saya tampilkan itu adalah gambar globe (bumi bulat) yang kebetulan sudah saya tandai di mana letak kota Doha, Moskow, dan Chicago, beserta rute penerbangan yang agan katakan. Bagaimana? Tidak ada bedanya dengan peta "lingkaran" yang agan tunjukkan, bukan?
Sekali lagi saya tekankan, jangan samakan seluruh proyeksi-proyeksi peta. Jika agan menunjukkan rute penerbangan versi proyeksi azimuthal, sudah jelas rute penerbangan itu akan sangat "tak masuk akal" apabila agan menampilkannya ke dalam versi proyeksi silinder. Semua proyeksi punya perspektif dan fungsi masing-masing.
Dari gambar itu terbukti bahwa para pilot tidaklah sebodoh itu. Setiap instrumen pesawat terbang sudah terkalibrasi dengan baik. Mereka tahu jarak yang hendak mereka tuju dan mereka jelas-jelas tahu bahwa bumi ini bulat. Pilot tidak seperti ojek online yang hanya mengandalkan google map (aplikasi konvensional). Bayangkan saja jika para ojek online menggunakan google earth, betapa susahnya mereka menemukan rute yang baik. Begitu juga dengan para pilot, mereka tidak menggunakan aplikasi map konvensional seperti itu karena mereka bukan sedang mencari rute jalanan buat antar-jemput penumpang ke pasar, sekolahan, dsb.
Semoga dengan ini agan bisa tercerahkan.
Dan mudah-mudahan para FE mania juga bisa memahami letak kekonyolan mereka.
**
***
NB: Jika gambarnya nggak kelihatan, kasih tahu saya ya. Soalnya, entah kenapa, sempat ada BB code dari salah satu gambar yang tiba-tiba mati.