Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bumil Fucker : Season 2

ceritanya mantap hu kalau perlu saat kontraksi juga dientiot pasti lebih hot
 
Terakhir diubah:
Happy New Year semuanya
Semoga di tahun baru ini kita dapat meraih apa yang kita inginkan
God bless you all
*Mulustrasi hanya pelengkap saja
Bumil Fucker : Season 2
Mangsa ketiga



Aku kembali melanjutkan kuliahku. Melewati tugas-tugas kuliah yang menjemukan. Semester 5 dan 6 telah terlewati cepat. Sebentar lagi aku akan menyusun skripsiku sebagai syarat kelulusan. Mbak Sarah tidak lagi menghuni kos tempatku tinggal. Katanya dia disewakan rumah oleh suaminya agar bisa maksimal untuk bekerja dan mengasuh anaknya. Kosku kembali seperti biasa, hanya aktivitas lalu lalang penghuni kos yang menemani keseharianku. Untuk memuaskan hasratku, aku kini hanya menonton video yang dulu dikirim oleh mbah Sarah dan foto-fotoku dengan Wida. Aku belum menemukan lagi wanita hamil yang bisa kulampiaskan. Wida sekarang sudah habis masa idahnya dan sekarang mengurus anaknya yang berumur kurang lebih satu tahun. Kulihat anak-anaknya lucu-lucu saat dia mengirim foto anak-anaknya.
Pengalaman terakhir ngentot dengan Wida juga mengejutkan dan menambah nafsuku dengan wanita hamil tua. Selain memiliki sensasi yang lain, aku juga melancarkan jalan lahir untuk anak-anaknya. aku berharap bisa menemukan kembali wanita hamil tua yang bisa membuatku melampiaskan nafsuku. Daripada harus coli di kamar kos. Aku juga tidak ingin menghamili orang lain. Hal itu sama saja memberikan beban moral dan finansial untukku, apalagi aku masih mahasiswa seperti ini. Beban moral tentu saja sebagai orang tua biologis dan seorang pasangan. Sedangkan beban finansialnya adalah tentu ongkos merawat ibu dan anaknya, dan harus kulakukan seumur hidupku. Jadi kalau hanya ngentot wanita hamil tua istri orang yang anaknya bukan dariku, tentu aku tidak mempunyai beban itu. Duhhh, pikirku. Duit mepet dan nafsu memuncak. Dalam situasi seperti ini aku lebih baik mencari uang terlebih dahulu, daripada harus menuntaskan nafsu yang belum tentu dapat. Maka kuputuskan untuk mencari pekerjaan part time tetapi di kota perantauan, sekalian untuk biaya dalam skripsian tentunya.
Aku kemudian mencari-cari pekerjaan yang duitnya lumayan namun tidak mengganggu skripsianku. Akhirnya dengan berbagai pilihan kuambil untuk menjadi tenaga upah harian di kantor pelayanan publik. Setelah mendaftar dan tes wawancara, akhirnya aku dapat bekerja selama 2 pekan di kantor tersebut. Pekerjaanku ini terbilang sederhana, tetapi kuantitas kerjanya yang banyak. Lebih ke data entry lebih tepatnya. Sehari dua hari aku menjalani pelatihan sebentar dari divisiku, hingga aku sudah terbiasa dengan pekerjaanku. Seminggu pertama bekerja aku telah mengenal banyak karyawan di kantorku. Dari yang muda sampai senior. Pada pertengahan minggu ke dua, ada hal yang kutunggu-tunggu menghampiriku. Pada saat itu, datanglah mbak Sarah ke kantorku. Tentu aku terkejut, lalu aku melayani keperluannya di kantorku saat itu. Kami bercengkrama seperti biasa karena sudah lama tidak bertemu. Tubuh mbak Sarah saat ini montok dan berisi, seksi sekali. Mungkin setelah melahirkan lalu dia melangsingkan dirinya. Dia ke kantorku katanya bersama rekan kerjanya sebagai sesama guru. Guru ini baru katanya, tetapi mbak Sarah menyentilku katanya aku pasti suka dengan temannya. Saat itulah, temannya yang ia baru bicarakan datang. Blesss, konakku langsung tegang. Gimana tidak, temannya masih muda, cantik, dan sedang hamil tua pula. Temannya memakai dress panjang dengan kemeja kotak-kotak, ditambah dengan sepatu pantofel dan jilbab hitam. Uhhh, tipe gua banget ini.
Temannya memperkenalkan diri sebagai Leli.
"Leli mas" kata mbak Leli dengan senyum manisnya
"Bram" sahutku sambil mengulurkan tangan menjabat uluran tangannya.
"Sama-sama guru ya mbak Leli ? Tanyaku
"Ngga mas, saya kerja di kantor pajak. Saya satu rumah kontrakan sama mbak Sarah karena biaya sewanya bisa ditanggung bersama." Kata mbak Leli
"Dek, jangan lupa mampir ke rumah ya nanti malam. Nanti aku kasih alamatnya." Kata mbak Sarah tiba-tiba
"Mbak Sarah cuma berdua sama mbak Leli di kontrakan ? Tanyaku
"Iya dek, kamu kan tahu suami mbak kerjanya di luar pulau. Sedangkan mbak kerjanya disini. Kalo si Leli juga mirip, suaminya kerja di pelayaran. Jadinya kami kaya sama-sama bersuami tapi sendirian terus di rumah haha" jawab mbak Sarah sedikit tertawa kecil.
"Yaudah ya, aku sama Leli mau balik ke rumah dulu. Kerjaan sudah selesai jadi ngurus si kecil jagoan di rumah." Kata mbak Sarah.
"Balik dulu ya mas Bram" kata mbak Leli berpamitan
"Hati-hati mbak" kataku
Setelah itu aku fokus pada pekerjaanku hari itu. Walaupun aku masih tetap memikirkan mbak Leli dan tubuh hamil seksinya. Ahhh, pengin banget melampiaskan ini. Tapi gimana caranya ? Kalo mbak Sarah sih gapapa, tapi mauku pada mbak Leli yang sedang mengandung itu. Kupikirkan itu nanti sajalah, tok pekerjaanku belum selesai.
Pekerjaanku telah selesai pada pukul setengah lima sore. Banyak sekali data yang harus diinput ke software yang telah ditentukan. Jemariku capek sekali ditambah sayu mataku yang tidak kalah capeknya memandang layar monitor seharian. Kuputuskan untuk mampir ke rumah kontrakan mbak Sarah saja untuk melepas lelah. Toh, hanya mereka berdua di kontrakan. Aku kemudian mengirim pesan ke mbak Sarah, mengabarkan untuk datang ke rumahnya mampir. Mbak Sarah kemudian memberiku lokasi rumahnya. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke kontrakan itu. Karena jaraknya yang tidak jauh pula dari kantorku bekerja.
Aku mengetuk pintu, dan yang membuka adalah mbak Sarah. Dengan daster dan jilbab langsungnya. Sementara mbak Leli tampak sedang bermain dengan anak mbak Sarah di sofa.

Kali ini mbak Leli tidak memakai jilbabnya, hanya long dress hitam dan penutup warna hijau saja. Mbak Leli menyapaku sambil bermain dengan si kecil di sofa. Anak berusia satu tahun itu sangat senang sekali bermain dengannya. Wanita ini sangat suka bermain dengan anak-anak batinku.
"Ayo sini mas Bram duduk dulu" kata mbak Leli
"Baik mbak" kataku
"Leli, mbak bawa dedek buat tidur dulu ya" kata mbak Sarah sambil mengedipkan matanya sedikit ke arah mbak Leli. Aku yang melihat sekilas menjadi curiga.
"Iya mbak" kata mbak Leli sambil menyerahkan anak laki-laki itu pada mbak Sarah.
"Mbak mau nidurin si kecil dulu ya Bram, udah waktunya. Kamu sama mbak Leli dulu ya" kata mbak Sarah
"Lah mbak, mbak Sarah yang minta aku mampir kesini malah mbak yang tidur duluan." Kataku sambil tertawa kecil
"Udah, istirahat aja dulu. Kamu ngobrol dulu sama Leli. Mbak nyusul abis dedek bobok" kata mbak Sarah
"Iya deh nurut" jawabku
Mbak Sarah kemudian berlalu ke kamarnya untuk menidurkan si kecil. Di ruang tamu sekarang hanyalah aku dan mbak Leli. Kami kemudian ngobrol kesana kemari. Mbak Leli menceritakan kenapa dia bisa serumah dengan mbak Sarah. Dulu mbak Leli juga mencari rumah kontrakan karena kalau ngekos akan membuat pekerjaan yang dibawa ke kos bisa berantakan dan tidak ada tempat baru. Akhirnya dia menemukan rumah kontrakan yang cukup murah, namun mahal jika ditanggung sendiri. Akhirnya pihak penyewa memberi solusi dengan mempertemukannya dengan mbak Sarah. Ternyata mereka berdua juga sama-sama ingin mengontrak rumah, namun agak berat jika biaya ditanggung sendiri. Akhirnya mereka sepakat untuk tinggal bersama dengan biaya sewa 50 : 50. Sejak saat itulah mereka satu rumah. Kadang suami mereka masing-masing mampir ke kontrakan untuk mengetahui kabar masing-masing. Mereka tambah akrab karena mbak Sarah baru saja melahirkan anak pertamanya. Sedangkan mbak Leli membantu untuk mengasuh anak tersebut jika mbak Sarah ada keperluan. Ditambah akrab lagi karena tahun ini gantian mbak Leli yang diberikan kepercayaan untuk memperoleh anak. Usia kandungannya sekarang menginjak 36 minggu. Sudah sangat berat dan repot untuk bergerak katanya. Tak terasa aku telah mengobrol dengannya selama satu jam.
"Bram, coba kamu kesini raba perutku. Anakku nendang-nendang terus." Kata mbak Leli
Aku pun beranjak dari tempat dudukku. Mendekat ke perutnya. Dan kutempelkan tanganku kesana. Ajib, memang tendangannya kuat. Sambil aku meraba dan mengelus perutnya, mbak Leli kemudian bertanya.
"Kamu pernah ngeseks Bram" tanya mbak Leli
"Waduh mbak, mau jawab malu" jawabku malu
"Mbak Leli pas kaya gini sering begituan ngga sama suami" tanyaku tanpa ragu-ragu. Bisa-bisanya keluar dari mulutku, padahal dia baru kukenal siang tadi.
"Ya ngga lah Bram, aku saja disini cuma sama mbak Sarah" jawabnya
"Aku denger mbak dari dokter di acara tv-tv itu, kalau lebih sering bisa melancarkan persalinan" kataku
"Sini duduk di sebelah kananku" kata mbak Leli
Aku kemudian duduk di sebelahnya. Aku dengar nafasnya agak memburu di sampingku. Dia meraba tanganku, kemudian menarikku mendekat. Dia mencoba mengajakku french kiss. Tanganku diarahkan tangannya untuk mengelus perut besarnya. Bibirku dan bibirnya beradu hebat. Mencoba meraih kenikmatan duniawi yang sudah lama tidak dicicipi.
"Puasin aku Bram" pintanya
Sambil beradu mulut, tangannya yang satunya mencoba melorotkan celanaku. Hingga aku hanya memakai kaos saja. Celana dan kemejaku dilempar ke sofa yang lain. Tangannya kemudian mengocok penisku. Uhhh, enak sekali. Sudah berapa lama aku tidak merasakan kocokan wanita. Mbak Leli kemudian melepaskan ciumannya, dia lalu melepas penutup baju berwarna hijau itu. Dilempar ke tempat yang sama dengan pakaianku. Dia lalu duduk di bawah sofa. Jongkok sembari mengulum kontolku. Slurpp slurpp slurppp slurppp begitulah kira-kira bunyi mulutnya saat mengulum kontolku. Tak kusangka wanita pemalu yang tadi siang baru kujumpai sangat ganas soal urusan ranjang. Dia kemudian naik keatas, melepaskan long dress hitamnya. Kini sekujur tubuhnya hanya tersisa BH saja. Setelah itu juga ia tanggalkan. Dia naik di atas badanku, dengan posisi menghadap tubuhku. Tangannya mengarahkan kontolku masuk ke vaginanya. Agak sulit pada awalnya, akan tetapi dia kemudian berhasil memasukkan penisku ke tubuhnya. Aku kemudian menggoyangkan pinggungku ke atas untuk menghujam vaginanya. Ahh ahhh ahhhh, lenguh kecil mbak Leli menerima sodokan kontolku. Matanya merem melek menikmati persetubuhan ini.
Rambut panjangnya acak-acakan naik turun di atas tubuhku. Pada posisi itu aku gunakan untuk french kiss sekaligus untuk menyusu pada teteknya. Susunya agak tawar sedikit, enak ketika nyusunya saja haha. 15 menit kami dalam posisi itu, mbak Leli kemudian orgasme untuk yang pertama kali. Dia mencengkram pundakku saat merasakan orgasme.
Kami berganti posisi ke posisi misionary. Dia mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar untuk membuka jalan bagi kontolku. Bless, masuk vaginanya kontolku lancar sekali. Kusodok dia langsung dengan keras. Ah ah ah ah ah ah lenguhnya kecil sambil meremas sofa menahan nyeri sakit enak ini.
"Mbak Leli, kenapa kamu tadi agresif sekali minta dientot gini. Kita kan baru aja ketemu. Dan mbak bersuami lagi." Kataku sambil tetap menyodok vaginanya
"Aku pengin lahiran normal dek, lahiran lancar. Tapi harus ada yang ngentot. Suamiku kerjanya di pelayaran dan jarang pulang. Mana sanggup. Kemudian aku dikasih tahu kalau kamu pernah ngentot sama mbak Sarah pas dia hamil tua dulu. Dan mbak Sarah juga yang bikin kamu kesini biar keinginanku dientot pas hamil gini tercapai. Ayolah dek bantu mbak" jawab mbak Leli
Oh begitu ternyata. Pantes aja tadi kok langsung disuruh mampir ke rumah. Maksudnya biar nolongin temannya ini. Dengan senang hati aku melakukannya.
"Nungging mbak" kataku
Dia kemudian mengubah posisi nungging menghadap sofa, dengan kaki ditekuk ke belakang. Kemudian aku ngentot dia dari belakang. Posisi favoritku, karena aku bisa mengendalikan sodokanku dengan bebas, tidak terhalang perutnya. Plok plok plok plok sodokan kerasku menhujam vaginanya.
"Iya terus mas, sodokin aku kaya gitu ahhhh ahhh ahhh" racau mbak Leli kenikmatan. Tempo sodokanku kupercepat, menghujam liang senggamanya yang becek itu. 10 menit dalam posisi ini dan aku akan klimaks.
"Aku keluar mbakkkk" kataku setengah berteriak
Crottt crotttt spermaku masuk ke vaginanya. Menyirami calon jabang bayi yang akan lahir dari rahimnya.
"Makasih mas Bram" katanya
Mbak Leli lalu menciumku dengan french kissnya. Kubalas dengan nafsu yang masih dipuncak. Kuelus perutnya seraya berkata
"Semoga nanti lancar ya mbak"
"Iya mas Bram" jawabnya
Andaalaan huu
 
Yaahhh sudah lahir lanjut bumil yg lain suhu
 


Setelah klimaks tadi, aku pun memilih duduk terlebih dahulu di sofa ruang tamu. Menemani mbak Leli yang tampaknya lemas sekali setelah 2 kali orgasme. Aku maklum saja, soalnya dia jarang disentuh oleh suaminya. Sebelas dua belas sama mbak Sarah lah.

"Kalian sudah selesai ?" Kata seseorang menghampiri kami, yang tak lain adalah mbak Sarah.

"Gimana Lel, puas kan sama Bram ?" Celetuknya lagi
"Hehe mau lagi mbak abis ini" kata Mbak Leli
"Masih kuat aja mbak" kataku menimpali
"Kan biar si junior lancar keluar" kata Mbak Leli sambil mengelus-elus perutnya yang membuncit itu.

Aku melihat wanita hamil tua yang mengelus perut buncitnya, langsung bernafsu kembali. Penisku kembali mulai menegang karena horny. Tapi sebelum itu, ternyata mbak Sarah sudah berpindah tempat ke samping kananku. Tangannya secara reflek mengocok batang kejantananku, kocokannya anjim, hampir bikin aku konak.

"Jangan bikin aku keluar dulu mbak Sarah" pintaku pada mbak Sarah.
"Yaudah deh" kata mbak Sarah sambil melepas tangannya dari penisku

Setelah gelombang klimaksku reda, aku kemudian geser kepala ke samping kiri, menatap wajah cantik yang sedang mengandung anak pertamanya, namun tidak ada suami di sampingnya. Kutatap mbak Leli, kulumat bibirnya, kuberi kecupan gaya french kiss yang liar. Dia menyambut dengan ganas pula ciumanku. Seolah dia kembali ingin aku gagahi sekali lagi sebelum tidur. Saat enak-enak menikmati ciumanku dengan mbak Leli, tiba-tiba

"Ehmmm ahhhh emmmm akhhhh" keluarlah kata-kata itu dari mbak Leli.
"Emmmm aahhhh, lanjutin terus mbak. Iyahhhh terusss enakkk" racau mbak Leli.

Aku yang penasaran lalu membuka mataku, ternyata di bawah sofa mbak Sarah sedang menjilati area sensitif dari mbak Leli. Mau threesome ternyata. Tapi aku ngga mau esek-esek dengan mbak Sarah. Takut nanti dia hamil, bisa dibunuh suaminya yang TNI itu aku ntar. Pemandangan yang membangkitkan seleraku, di sofa mbak Leli melebarkan kakinya, sedangkan mbak Sarah terus memainkan lidahnya di liang kewanitaan mbak Leli. Mbak Leli meracau kenikmatan akibat ulah lidah mbak Sarah. Aku yang melihatnya langsung terbit ide.

"Mbak Sarah, buka baju trus ambil posisi biasa di sofa, mbak Leli nanti nungging depannya mbak Sarah" ucapku pada mereka berdua.

Mereka lalu menuruti apa kataku, tanpa bertanya, mereka lalu melakukannya. Mbak Leli lalu berposisi menungging dengan mulutnya di depan vagina mbak Sarah. Selanjutnya kuarahkan kontol milikku ke arah vagina mbak Leli. Blesss. Sekali coba langsung masuk. Ya iyalah, tadi aja habis kugenjot mesra. Aku kemudian memompa maju mundur. Saat memompa itulah mulut Mbak Leli menciumi vagina Mbak Sarah. Dia cium dengan rakus seolah itu juga bibir manusia.

"Akkhh ahhh akhhh" racau Mbak Leli dan Mbak Sarah yang sama-sama menikmati pergumulan ini.

"Lebih keras lagi Brammmm awww" pinta Mbak Leli

"Akhhh ya mbakkk" jawabku

Srokkk srrokkk srrokkkk

Plokkkk plokkk plokkk

Begitulah suara-suara pergumulan pada malam itu. 3 manusia saling menikmati dosa dan kenikmatan duniawi. Satu wanita beranak satu, satu wanita yang sedang mengandung anak manusia, dan satu bujangan yang horny dengan wanita hamil.

"Akhhhh aku keluar"

Srettt srettt srettt

Keluarlah semua cairan kenikmatan dari vagina Mbak Sarah. Yang menyembur keluar membasahi wajah mbak Leli.

"Aduhhhh mmbaakkk iniii basah sama punyamuuu" racau mbak Leli yang ngomong begitu sambil disodok dengan keras oleh penisku.

Crettt crettt

"Akhhh"

Mbak Leli ternyata juga ikutan keluar juga, matanya mendongak keatas menahan nikmat squirt cairan kenikmatannya. Aku yang belum keluar tetap menggenjotnya. Hingga tiba saatnya.

"Akhhh akhh" lenguhku saat aku klimaks

Setelah itu, kami mandi bersama di kamar mandi. Aku kemudian pulang malam itu juga karena masih ada 3 hari kontrak kerjaku di kantor.
Hmm manteep juga ini season 2-nya
Masiih menunggu sekali
 
Bimabet
MANGSA KE EMPAT
*gambar hanya mulustrasi

2 bulan berlalu sejak aku menikmati tubuh mbak Leli yang sedang mengandung itu. Sangat sulit rasanya untuk mencari perempuan hamil yang bisa kucicipi. Ada yang harus kuperkosa dulu seperti mbak Sarah, ada yang datang kepadaku seperti mbak Leli dan Wida mantan pacarku. Semuanya keberuntungan yang terjadi dalam setahun.

Tak terasa aku sudah menyelesaikan studiku. Setelah melalui berbagai halangan dan sidang yang terlibat cekcok dengan dosen penguji. Lulus lah aku dari perguruan tinggi. Aku melamar pekerjaan sebagai staf kearsipan perpustakaan kota di kotaku merantau. Selama menganggur menunggu panggilan wawancara kuputuskan untuk beristirahat di taman kota.

Terlihat banyak anak-anak, remaja, ibu-ibu dengan anak mereka, dan orang lansia menikmati taman. Ada yang sambil duduk di kursi taman, ada yang sambil menggelar tikar sembari makan disana. Keceriaan tampak pada wajah mereka di sore itu. Anak dan orang tua saling melengkapi momen berbagi mereka.

Tak lama aku berjalan-jalan, aku menemukan banyak orang sedang jajan dengan anak-anak mereka di taman. Berbagai penjual makanan ringan dan berat berhamburan di jalan. Saat melihat-lihat itulah ada dua anak yang makan dengan orang tua mereka. Sang ayah sedang merekam mereka sementara sang ibu sedang asyik makan. Sang ibu yang kulihat dengan kemeja merah itu, tampak memiliki perut yang sedang membuncit. Sang istri tengah hamil anak ketiga mereka. Entah mengapa aku ingin sekali menikmati tubuhnya setelah tidak memiliki pelampiasan selama 2 bulan terakhir ini. Yang hanya kuhabiskan dengan melihat videoku dengan mbak Sarah setahun yang lalu. Aku berkata dalam hati "mangsa ke empat"

Kemudian aku mencoba memata-matai wanita itu. Menunggu sekeluarga selesai makan. Mereka kemudian segera pergi dari taman. Ternyata mereka tidak membawa kendaraan bermotor. Hal ini sangat menguntungkan anak kos sepertiku. Karena dapat mengikuti mereka tanpa harus memesan ojek online. Kuikuti mereka dengan senyap seperti serigala yang mengintai mangsanya. Mereka terus kuikuti sampai akhirnya di sebuah rumah yang ternyata terletak tak jauh dari kosku. Rumah itu berukuran sedang dengan garasi dan taman depan rumah yang lumayan luas.

Setelah aku menemukan rumahnya, maka ku mulai untuk memata-matai wanita itu. Mendengar identitas dan kebiasaan pemilik rumah dari para tetangga. Suami wanita itu bernama Heru dan Istrinya bernama Sifa. Heru adalah pemilik usaha percetakan di rumahnya dengan dibantu sang istri. Heru sendiri memiliki pekerjaan utama sebagai karyawan swasta bidang keuangan di kota ini. Saat itu, menurut tetangga, usaha milik Heru sedang butuh karyawan part time baru. Namun belum ada peminat sehingga sering buka tutup. Peluang ini tak ku sia-siakan. Sekalian mencari duit, akan kucicipi istrinya.

Singkat cerita, sambil menunggu lamaran kerjaku di kantor arsip kota aku melamar kerja part time. Setelah bertemu Heru dan istrinya, aku kemudian diterima bekerja part time sebagai tenaga percetakan disitu. Usaha percetakannya kulihat lumayan bagus dengan mesin-mesin cetak yang terbilang baru. Entah mengapa tidak berkembang besar. Pada minggu pertama bekerja disana, keadaan biasa saja. Aku juga mempelajari kebiasaan penghuni rumah. Aku kemudian menyadari bahwa Heru bukanlah suami yang benar-benar disayangi oleh istrinya. Karena setiap malam mereka bertengkar karena kabar angin orang ketiga. Yang bisa kupastikan bahwa Heru yang bermasalah. Karena istrinya ngga mungkin berselingkuh, karena pekerjaanya lebih banyak mengurus rumah tangga. Heru sering pulang malam pada saat aku bekerja di percetakan miliknya untuk hanya sekedar memeriksa hasil pekerjaanku, kemudian ke kamar hanya untuk bertengkar dengan istrinya yang sedang hamil tua itu.

Ketika masalah ini telah aku dapatkan informasinya, maka kumulai untuk mendekati istrinya. Ku mulai saat istirahat bekerja atau saat istrinya meminta tolong untuk menemani anak-anaknya yang masih kecil itu untuk bermain sebentar. Berawal dari ngobrol seperti itu, aku mulai tahu dengan riwayat hidup mereka. Heru adalah pria berumur 42 tahun dan istrinya berumur 41 tahun. Mereka sama-sama menikah di umur menginjak kepala tiga. Sifa bercerita kalau dulu suaminya sangat romantis dan perhatian sekali. Namun saat kehamilan ketiganya ini, belakangan suaminya ketahuan selingkuh dengan wanita dari kantornya. Yang setelah diselidiki merupakan kawan lama Heru saat kuliah dulu. Ia masih kangen dengan sikap suaminya yang dulu. Sifa sebenarnya ingin bercerai, akan tetapi kasihan anak-anaknya dan juga dia tengah hamil saat suaminya ketahuan selingkuh itu. Sedih juga aku mendengarnya, wanita secantik dan semontok ini disia-siakan. Lagi hamil lagi. Namun saat pendekatan seperti ini, aku belum bisa memperkosanya. Karena dia masih berharap pada sifat suaminya yang dulu.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd