Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG CALON MERTUA DAN CALON ISTRI

PART 6

Hari dari hari telah berlalu dan Arban terus menerus harus disibukkan oleh kegiatannya yang tidak ada habisnya, dimulai dari kuliah, menggantikan dosen mengajar dan bekerja hingga larut malam. Belum lagi terkadang dirinya harus menemani Ana ketika dibutuhkan dan suasana hatinya sedang buruk karena hal-hal tertentu, tentu saja karena Ana adalah wanita yang cukup manja kepada Arban dan selalu ingin bersamanya sepanjang waktu sebagai seorang kekasih.

Hari ini Ana mengajak Arban untuk pergi ke mall bersama-sama karena Ana berkata bahwa dirinya mendapat promo belanja di mall tersebut, awalnya Arban menolak karena dirinya ingin istirahat dan menawarkan untuk mengantar Ana saja lalu menjemputnya lagi ketika ingin pulang. Karena bagi Arban sendiri, berkeliling mall bersama Ana adalah kegiatan yang benar-benar melelahkan dan membuat kakinya terkadang sampai mati rasa dan belum lagi dirinya harus menenteng hingga puluhan tas belanja milik Ana. Namun tentu saja Ana tidak mau menyerah dan mengancam tidak akan berbicara kepada Arban hingga berhari-hari lamanya. Mendengar hal tersebut, tentu saja Arban hanya tertawa lucu karena tau bahwa Ana adalah tipe posesif yang jika tidak dikabari beberapa jam saja dirinya akan khawatir berlebihan dan marah kepadanya. Karena tidak tega, Arban pun mengiyakan ajakan Ana tersebut.

Jam telah menunjukkan 02:17 dan Arban sedang sibuk mengurus pekerjaan di kostnya, tidak lama kemudian muncul nada dering telepon dari HP miliknya yang ternyata adalah Ana.

"Halo sayang.." Sapa Arban kepada kekasihnya tersebut dengan suara lemah lembut.
"Ish katanya mau jemput, gimanasih kamu ih lupa ya." Bukannya membalas sapaan tersebut, ternyata Ana malah membalasnya dengan amarah yang tidak tertahan.
"Loh kamunya ga bilang mau dijemput jam berapa." Bela Arban yang ternyata juga terkejut dengan pernyataan Ana.
"Kan tadi abis kamu antar aku kuliah aku bilang jam 2 ke mallnya sayang." Ucap Ana yang membuat Arban mati kutu ketika mengingat hal tersebut.
"Hmm yaudah aku otw kesitu pake motor ya." Bujuk Arban berusaha menenangkan amarah Ana agar tidak terjadi pertengkaran.
"Pake mobil kamu aja, tadi pas aku bilang ke mamah ternyata dia mau ikut tau." Ucap Ana menjelaskan situasi yang terjadi kepada Arban bahwa Bu Dewi juga ingin ikut.
"Mobil akukan dirumah kakak aku sayang, aku harus kesana dulu gitu ngambil mobil??" Keluh Arban agar Ana membatalkan rencananya tersebut, belum lagi mobilnya adalah mobil adventure kesukaannya yang dia modif berkali kali sesuai keinginanannya sehingga dia ragu Bu Dewi mau naik ke mobilnya tersebut karena berbeda selera otomotif. Selain itu, mobilnya dia tempatkan dirumah sang kakak karena dirumahnya sama sekali tidak ada garasi yang cukup luas dan lapang.
"Ayo dong, kan sekali ini aja sayang, aku mohon." Ucap Ana memohon yang ternyata tidak berniat membatalkan rencananya tersebut.
"Mobil kamu aja aku yang bawa sini." Ucap Arban mengeluarkan ide baru yang pikirnya lebih baik.
"Mobil aku lagi di bengkel, mamah nabrak motor pas dia lagi ngisi bensin di SPBU." Jawab Ana spontan yang mematahkan rencana Arban.
"Ada ada aja, mamah kamu mau naik mobil aku gitu??? Kamu taukan mobil aku itu mobil adventure yang aku pake jarak jauh." Ucap Arban memastikannya terlebih dahulu.
"Mau kok sayang, aku juga udah jelasin ke mamah tadi sebelumnya." Ucap Ana yang membuat Arban harus menghela nafas panjang kembali.
"Yaudah tunggu ya, paling jam 3 aku sampenya." Jawab Arban mengiyakan permintaan Ana.
"Iyaa, jangan kemana mana lagi ya. Awas kamu tuh." Ancam Ana memastikan Arban segera menghentikan pekerjaannya.
"Iya sayang, bye." Ucap Arban yang pasrah dengan kekasihnya tersebut.
"Bye sayang." Balas Ana dibalik telepon dan segera mematikannya.

Arban pun segera bersiap-siap dan mengeluarkan motor kesayangannya dari garasi. Walaupun motornya bertype trail, namun motor Arban sudah dia modif sedemikian rupa menjadi supermoto dengan decal hitam sehingga menambah tampilannya menjadi lebih gagah dan keren. Butuh waktu cukup lama untuk sampai ke rumah kakaknya tersebut hingga memakan waktu hingga 13 menit lamanya ditambah dengan cuaca yang super panas.

"Assalamu'alaikum, kaak..." Ucap Arban dibalik pintu depan setelah sampai.
"Iyaaa, waalaikumsalam. Tungguuu.." Jawab seorang wanita dari dalam dengan suara yang sepertinya sedang sibuk.

Cukup lama Arban menunggu hingga pintu terbuka dan mendapati kakak iparnya yang hanya memakai daster berlengan pendek berwarna cokelat motif bunga bunga dan tanpa hijab. Kakak ipar Arban tersebut adalah seorang wanita muda berumur 26 tahun dengan badan semok karena baru saja melahirkan dan mantan atlet bola voli. Dengan wajah yang cukup cantik dan rambut sebahu ditunjang dengan warna kulit cerah menambah kesan manis pada kakak iparnya tersebut. Belum lagi aset kakak iparnya tersebut yang terbilang wah.

"Kamu toh Arban, kenapa kesini sayang?? Ayo masuk dulu." Ucap kakak ipar Arban tersebut yang bernama Naura yang terbiasa memanggil Arban dengan sebutan sayang karena menganggapnya sebagai adik sendiri.
"Kakak kemana??" Ucap Arban menanyakan kakak laki-lakinya sambil masuk kedalam mengikuti iparnya tersebut.
"Lagi kerja tuh, kamu nyariin dia?? Kok nggak nelpon aja." Tanya Kak Naura berderet.
"Mau ngambil mobil sih." Jawab Arban tanpa basi basi terlebih dahulu karena buru buru.
"Ooh, mau kemana emang? Tuh kuncinya digantung." Mendengar hal tersebut menumbuhkan jiwa kepo Kak Naura sambil menunjuk gantungan kunci di dinding.
"Tuh Ana maksa ke mall, katanya dia lagi dapat promo belanja." Jawab Arban menjelaskan situasinya.
"Oooh Ana ya, kamu kapan nikahnya tuh Arban, kasihan Ana nunggu kamu mulu, hahahaha." Ucap Ana yang cukup perhatian kepada Arban sambil sedikit bercanda.
"Ya akukan kerja kak, dia juga kuliah jadi sama-sama sibuk." Jawab Arban sambil duduk dikursi sofa karena merasa cukup lelah dan gerah.
"Uluuuluuuu kamu ni ya gemesin banget sih badan kamu makin gede aja sekarang udah jarang kesini ketemu ponakannya." Ucap Kak Naura sambil mencubit kedua pipi Arban dari belakang yang mengakibatkan payudara miliknya menempel di leher Arban sehingga Arban dapat menebak bahwa iparnya tersebut tidak memakai bra. Merasakan hal itu, kontol Arban langsung ereksi setengah yang tanpa diketahuinya diperhatikan oleh Kak Naura sambil tersenyum tipis.
"Aduh sakit kak, hahahaha mana nih ponakanku paling ganteng." Ucap Arban berusaha mengalihkan topik pembicaraan agar pikirannya tidak kemana mana.
"Bentar ya, dia tadi aku tinggal dikamar pas kamu datang." Jawab Kak Naura segera kekamar tidur.

Tidak lama kemudian, muncul Kak Naura dari dalam kamar sambil menggendong dan menyusui bayinya sehingga payudara putihnya terlihat jelas dengan puting yang sedang dilumat oleh sang bayi berusaha menyedot asi dari dalamnya. Bagi Arban, payudara Kak Naura tidak terlalu besar seperti milik kedua betinanya yang selama ini dia mainkan, namun dirinya penasaran dengan payudara yang sedang terisi asi tersebut.

"Aduh ditutup dong kak, masa dibiarin kebuka gitu." Perintah Arban yang terkejut dengan kehadiran Kak Naura. Walaupun ini bukan pertama kalinya Kak Naura menyusui di depannya, Arban merasa cukup canggung karena kakaknya tidak ada disini.
"Kamu kek baru liat aja, kamu mau juga?? Nih.." Goda Kak Naura membuka kedua payudara miliknya dan menyodorkannya kepada Arban.
"Maksud kakak apasih?? Udah ah gausah bercanda." Tolak Arban spontan.
"Kamu gamau nyusu nih??" Goda Kak Naura kambali sambil mengelus elus puting payudara miliknya sambil tersenyum menantang.
"Emang boleh gitu???" Tanya Arban memastikan dirinya tidak dikerjai oleh Kak Naura.
"Boleh nggak yaa, hahahaha." Jawab Kak Naura sambil menutup payudaranya kembali dan tertawa mengejek.
"Ah udah ah, ada ada aja Kak Naura." Ucap Arban berusaha melupakan kejadian tersebut.
"Iya boleh deh, bentar aja ya tapi jangan kemana mana otak kamu." Ejek Kak Naura kembali sambil mengeluarkan kedua payudaranya kembali dan meletakkan bayinya ditempat pembaringan lalu menghampiri Arban.
"Serius nih??" Tanya Arban memastikan untuk kedua kalinya.
"Iyaaa..." Jawab Kak Naura yang langsung disambut bibir Arban di payudara kirinya tanpa berlama lama lagi.
"Shh aah ouhhh sayang." Erang Kak Naura yang terangsang mendapati serangan Arban yang ternyata sangat lihai memainkan payudaranya. Bahkan kini posisinya telah berbalik, dirinya dipangku oleh Arban sambil dipeluk dan payudaranya diisap oleh Arban.

"Uhhhh ahh shh terus shh teruuus." Desah Kak Naura sambil meremas rambut Arban dengan kencang dan menekan kepala Arban agar terus memainkan payudaranya.
"Ngh aaah shhhh suka nggak?? Kamu sering ya mainin tete Ana." Tanya Kak Naura sambil mengelus elus belakang kepala Arban yang sedang sibuk menyedot asi miliknya dengan buas.
"Shh aaah suka banget Kak, ada asinya." Jawab Arban yang mengambil nafas dan berusaha menangkan dirinya.
"Hihihihi, isep dong." Ucap Kak Naura sambil menduduki kontol jumbo Arban yang telah ereksi sepenuhnya yang membuat dirinya benar benar nafsu ketika merasakan itu dibelahan memeknya.
"Uuuh shhh terus Arban shhh nghhh." Makin lama permainan Arban semakin liar, kali ini dia membaringkan Kak Naura dilantai dan menjilati aset lain berupa memek Kak Naura dengan benar benar liar.
"Ngh shhhh ampuun, memek kakak gatal banget sayang ouuhh aaah kakak keluaaaar mphhh." Erang Kak Naura histeris yang baru pertama kali di jilati memeknya oleh seorang laki laki.
"Shhh kakak binal banget ah." Ucap Arban mengangkat kepalanya setelah membersihkan lendir di memek iparnya tersebut.
"Aaah aku udah lama tau ga di entotin kakak kamu, terus keluarnya cepat banget. Kak Desi nggak pernah puas ah ah ah shhh uh." Kak Naura berusaha menenangkan dirinya lalu berdiri dan membuka celana Arban sehingga keluarlah kontol jumbo Arban.
"Haah, kontol kamu gede bangeeet, nggak akan muat sama kakak." Ucap Kak Naura histeris dan terkejut melihat kontol Arban yang mirip dengan lengan bayinya.
"Ah jangan dimasukin kak, pake yang lain aja." Jawab Arban yang sudah biasa mendapati wanita yang terkejut ketika melihat asetnya tersebut sambil berdiri dan segera duduk disofa.
"Mphhh mphhhh shhh mphhh." Tanpa berlama lama, Kak Naura segera merangkak dan memasukkan kontol tersebut kedalam mulutnya.
"Shhh lembut banget bibir kakak." Ucap Arban sambil mengelus bibir Kak Naura dengan lembut.
"Ngh mphhh shh mphhh mphhh nghhh shhh ngh mhhhh shh ahh.." Mendapati pujian tersebut, Kak Naura semakin semangat menjilati kontol adik suaminya tersebut.
"Kasih asinya dong kak." Ucap Arban sambil memainkan puting Kak Naura yang memerah dan menegang.
"Nakal banget kamu hahahaha." Bukannya marah, Kak Naura malah memerah asinya dan menyemprotkannya ke kepala kontol Arban sesuai permintaannya.
"Akhirnya dapat sensasi baru buat ngentotin ibu muda." Karena tidak tahan lagi, Arban segera menindih iparnya tersebut di karpet dan berusaha memposisikan kontolnya agar pas di memek Kak Naura.
"Ahhh pelan pelan sayang shhh tolong uhhh pelan pelan." Mohon Kak Naura yang benar benar tidak tahan bahkan kontol Arban baru masuk kepalanya saja.
"Ngh agh kontol kamu gede banget, gamuat di memek Kak Naura uhhhh shhh ah ah ah ah ampun ampun mphhh shhh sayaang adik kamu ngentotin memek akuu ah ah shhh." Bahkan ketika disodok hanya dari setengah kontol Arban sudah membuat Kak Naura menggila.
"Aduh, itu anak Kak Desi ngeliatin mamahnya lagi ngentot kontol omnya." Ejek Arban kepada Kak Naura yang benar benar sange dan terangsang.
"Ahh ah ah shhh ouhhh kasih dia adek sayang, shhh terus uhh masukin lebih dalam ughh shh mphhhh kakak keluar lagiiiii." Pinta Kak Naura yang benar benar terangsang hebat dan membuatnya orgasme.
"Memek lonte gini kok sempit banget ah, lahap nih kontol." Ucap Arban sambil menekan kontol nya secara paksa dan keras.
"Ouhh ampun sayaaang mphhhh shhh shhh agh ah ah mphhhh nakal banget kamu ouhhh kakak keluar lagiiii ah ah shhh." Erang Kak Naura yang benar benar histeris.

Ketika sedang asik dengan permainan tersebut, HP Arban berbunyi dan mengagetkannya. Tentu saja Arban bisa menebak bahwa itu adalah Ana. Mengetahui hal tersebut, Kak Naura segera mendorong Arban karena panik. Berbeda dengan Arban yang malah menindih Kak Naura kembali dan mencumbu bibirnya lalu mengangkat telepon dari Ana tersebut.
"Mphhh shhh... " Mendapati hal tersebut, Kak Naura langsung memeluk leher Arban dan membalasnya.

"Halo sayang..." Ucap Ana dari seberang telepon.
"Aaah, iya sayang??" Jawab Arban setelah melepaskan cumbuannya dan bertatap tatapan dengan Kak Naura yang dibalas dengan senyuman oleh Kak Naura.
"Udah jalan??" Tanya Ana yang penasaran dengan keadaan Arban.
"Udah sayang, 10 menit lagi nyampe kok. Tungu ya." Ucap Arban sambil tarus bertatapan dengan Kak Naura dengan posisi saling menindih. Tentu saja Arban percaya diri berkata seperti itu karena mobilnya adalah mobil dengan tenaga torsi yang luar biasa.
"Hmm yaudah, hati hati ya, aku lagi siap siap. Dah sayang." Ucap Ana diikuti salam perpisahan.
"Dah juga sayang." Balas Arban sambil mematikan telepon.

Setelahnya Arban segera berdiri dan memakai celananya kembali untuk segera pulang.

"Mau pulang??" Tanya Kak Naura kebingungan karena Arban sama sekali belum mengeluarkan spermanya.
"Iya, ntar Ana nelpon lagi bahaya soalnya." Jelas Arban yang tidak mau membuat masalah.
Mendapati jawaban tersebut, Kak Naura segera berdiri dan memeluk Arban dari belakang sambil mengurut urut kontol jumbonya yang bahkan sulit untuk dia genggam walaupun penuh dengan lendir memeknya.
"Ayo dong dikeluarin spermanya." Tawar Kak Naura menggodanya sambil menempelkan payudaranya di bahu Arban.
"Nanti aja deh Kak Naura aku datang lagi buat entotin memek sama bibir kakak." Bujuk Arban berusaha melepaskan diri dan mengelus pucuk tangan Kak Naura.
"Hmm iyadeeh. Hati hati yaa.." Ucap Kak Naura melepaskan adik iparnya tersebut karena tidak mau memaksa lalu mencumbu bibirnya.
"Mphhhh janji ya kesini lagi, kakak pengen kontol kamu lagi shhhh ah." Pinta Kak Naura dengan nafas memburu.

Setelah terlepas dari kakak iparnya tersebut, Arban segera merapikan diri dan mengambil kunci mobil. Disinilah skill berkendara Arban keluar hingga waktu perjalanan benar benar dia pangkas dan sampai dirumah Ana tepat waktu.
Ketika sampai, Ana dan Bu Dewi sudah menunggu di teras dan langsung segera masuk ke dalam mobil dengan posisi Arban dan Ana di depan dan Bu Dewi sendirian di belakang. Tanpa berlama lama lagi, Arban segera menjalankan mobil dengan tujuan ke mall. Sepanjang perjalanan, Ana dan Arban terus berpegangan tangan tanpa canggung akan kehadiran Bu Dewi. Selain itu, Arban terus menggoda Ana dengan mengatakan bahwa dirinya cantik dan manis layaknya seorang putri. Entah kenapa, melihat hal itu hati Bu Dewi memanas dan menjadi cemburu.
Tidak tahan lagi, Bu Dewi segera mengambil HPnya dan mengirim pesan kepada Arban.

"Godain aja terus anaknya, mamahnya gausah dianggap." Isi pesan tersebut.

Mendengar notifikasi HPnya, Arban segera mengecek dan mendapati pesan tersebut. Bukannya berhenti, Arban malah semakin menjadi jadi.
"Kamu cantik banget sayang. Aku jadi makin sayang." Ucap Arban sambil mengelus elus tangan Ana sambil fokus ke jalan.
"Apasih ih, ada mamah tau. Aku jadi malu." Ucap Ana sambil berusaha melepaskan genggaman tangan kekasihnya tersebut.
"Loh kenapa sayang, nanti malam mau jalan nggak??" Tanya Arban sambil menarik telapak tangan Ana dan mengecupnya.
"Sayang ih, udah ah." Mendapati hal tersebut, Ana menarik paksa tangannya dan membuang muka karena wajahnya yang memerah merona karena malu.
"Hahahahaha." Tawa Arban yang merasa puas.

Sepanjang jalan Arban terus menggoda Ana dan memuji kecantikannya yang dia anggap luar biasa hingga sampai di mall tujuan. Ketika turun dari mobil, mereka sudah menjadi pusat perhatian karena mobil Arban yang terlalu mencolok dari segi tampilannya yang keren.

Mereka pun segera masuk dengan Ana yang memeluk lengan Arban dan diikuti Bu Dewi. Rasanya cemburu Bu Dewi semakin menjadi jadi ketika mereka harus berkeliling mall dan Bu Dewi harus menonton kemesraan anaknya dengan kekasihnya tersebut yang juga dia idam-idamkan tanpa sepengetahuan sang anak. Karena tidak tahan lagi, Bu Dewi segera memberitahu ke Ana bahwa dia akan berpisah dan pergi ke toko berbeda. Awalnya Arban tidak berpikir aneh aneh dan malas pusing dengan Bu Dewi karena sibuk menemani Ana. Namun setelah beberapa saat kepergian Bu Dewi, dirinya kembali mendapatkan pesan singkat yang ternyata dari Bu Dewi dengan isi berupa foto Bu Dewi yang sedang colmek di toilet mall dan mengajaknya untuk kesitu. Mendapati hal itu, Arban berusaha tenang dan izin ke Ana untuk pergi ke toilet. Setelah mendapatkan izin, Arban segera ke toilet pria dan masuk ke toilet ketiga yang didalamnya terdapat Bu Dewi dengan keadaan setengah telanjang dengan keadaan memeknya terbuka lebar dan basah karena colmek diatas dudukan toilet.

"Ngapain tante??" Tanya Arban sambil mendekat ke arah Bu Dewi sambil menatap Bu Dewi.
"Aaah iniii.. " Bukannya menjawab, Bu Dewi malah membuka kakinya lebar lebar untuk memperlihatkan memeknya yang benar benar banjir akan lendir. Entah sudah berapa kali Bu Dewi orgasme selama disini.

Tanpa bertanya lagi, Arban sudah mengerti akan maksud Bu Dewi dan segera melepas celana luar dan celana dalamnya sehingga kontol jumbo nya yang ereksi segera keluar. Melihat hal itu, Bu Dewi benar benar bernafsu dan kembali memaksa kakinya benar benar terbuka lebih lebar menandakan dirinya sangat ingin kontol tersebut masuk kedalam memeknya yang sudah memerah.

Tidak perlu usaha lagi untuk menembus liang peranakan Bu Dewi yang sudah basah dan licin tersebut bagi kontol jumbo Arban yang disambut dengan pelukan hangat Bu Dewi.

"Ouhhhh kontol kamu enak banget shhh ah ah ah ah terus Arban terus, entotin memek tante ituu.. " Desah Bu Dewi tertahan yang mendapati memeknya dipompa oleh penis jumbo milik calon menantunya tersebut dengan cepat.
"Memek tante licin banget, hahaha." Ejek sambil mencium pipi Bu Dewi.
"Ah ah ah terus shhh aaagh, ampun gede banget uhhh memek tante enak banget shh mphhhh." Erang Bu Dewi benar benar tidak bisa mengontrol dirinya lagi.
"Tante ke mall ini ngapain sih sebenarnya??? Belanja atau ngentot??" Tanya Arban sambil mempermainkan memek dan payudara Bu Dewi yang membuat Bu Dewi gelagapan dan orgasme hebat.
"Ouhhhh tante keluar lagiiii.." Erang Bu Dewi sambil mengunci tubuh Arban dengan pelukan dan kakinya.
"Tante lonte bukan??" Ucap Arban memancing Bu Dewi agar menjadi binal.
"Aah tante lonte pribadi kamu sayang." Jawab Bu Dewi pasrah dan lemas
"Apa?? Coba ulang." Perintah Arban yang merasa tidak puas dengan jawaban Bu Dewi.
"Ngh tante shh ah ah tante lonte pribadi kamuuuu mphhh.." Ucap Bu Dewi kembali berusaha menenangkan dirinya yang terus dihujami kontol jumbo di memeknya hingga lendir nya muncrat kepahanya.
"Mulai sekarang tante harus manggil aku tuan dan aku manggil tante lonte, dengar nggak???" Perintah Arban sambil memompa memek Bu Dewi dengan kuat dan cepat.
"Ah iyaaa.. Shhh mphhh tante kaluaaar." Histeris Bu Dewi yang benar benar terangsang dan merasa diatas awan ketika diberi kontol oleh Arban.
"Jawabnya yang benar dong tante." Ejek Arban sambil meludahi payudara besar milik Bu Dewi lalu meremas remasnya.
" Ouhh shhh ah ah tuaaan, tante keluaaaaaar lagi." Tubuh Bu Dewi sudah benar benar tunduk pada kontol Arban sehingga dirinya tidak bisa apa apa lagi.
"Lonte, buka mulut cepat." Perintah Arban sambil terus menghentak hentakkan kontolnya dan mengelus pipi Bu Dewi dengan hijabnya yang masih terpasang namun tubuhnya sudah telanjang bulat.
"Ngh aaaaaa... " Bu Dewi yang pasrah pun hanya bisa mengikuti perintah Arban dan membuka mulutnya lebar lebar.
"Cuih... Telen cepat..." Rupanya Arban meludahi mulut Bu Dewi dan memerintahkan untuk menelannya.
"Ngh shh ah ah lagi tuan shhh ouhhh tante keluaaaar kontoool." Bukannya marah, Bu Dewi justru meminta kembali hal tersebut untuk diulangi dan membuatnya semakin terangsang dan sange sehingga memeknya memuncratkan cairan lendir yang cukup banyak.
"Lonte sialan." Mendapati Bu Dewi yang squirt membuat Arban terkejut dan kesal sehingga Arban memposisikan Bu Dewi untuk nungging dan menampar pantatnya berkali kali dan kembali menggenjotnya secara kasar.
"Ouhhh ampun tuan shhh ah ah ah ah ngh ouhhh mphhh shhh tuan uhhhh memek tante ngiluuu tante keluaaaar mphhh shhh aaaah." Bu Dewi benar benar dibuat terangsang hebat dan menggila dengan permainan Arban yang kasar.
"Anak kamu tuh lonte lagi belanja, ni lonte malah jualan memeknya disini." Ucap Arban kembali menampar pantat Bu Dewi.
"Ah ah ah enak banget shhh mphhh beruntung banget Ana dapat kontol seenak ini tiap hari shh ah ah kontol aku mau kontol tuan tiap hariii." Puji Bu Dewi sambil terus mendesah dengan lidah luar bak hewan peliharaan milik Arban dengan memeknya yang terus mengeluarkan lendir bening.
"Kontolnya aja nih???" Tanya Arban sambil lagi lagi menampar pantat Bu Dewi.
"Ahhh agh ampun tante keluar lagiiii shhhh uuhhhh." Erang Bu Dewi yang selalu terangsang hebat ketika pantatnya ditampar oleh Arban.
"Tante sekarang ngomong kalau tante itu budak kontol tuan tante sekarang sebagai lonte." Ucap Arban sambil mencabut kontolnya dan merekam wajah Bu Dewi menggunakan HPnya.
"Ngh saya Dewi Purnasari dengan ini menyatakan bahwa saya adalah budak kontol dari tuan saya yaitu Arban Jaya dan saya adalah lonte pribadinya." Ucap Bu Dewi dengan wajah yang sudah tidak karuan menjadikan dirinya resmi menjadi lonte pribadi milik Arban.
"Ngh sudah tuan." Ucap Bu Dewi memberitahu Arban.
"Tada mulut kamu lonte, udah puas belum orgasmenya??" Tanya Arban sambil menjambak rambut Bu Dewi dari luar hijab dan memaksanya untuk berlutut di depan kontolnya.
"Ngh udaah ampuun, memek tante ngilu, kacangnya merah ama sakit kalau disentuh." Mohon Bu Dewi ketika memeknya digesek menggunakan jari kaki milik Arban dengan kasar.
"Yaudah tada mulut, mau sperma nggak??" Tawar Arban kepada lonte pribadinta tersebut.
"Ngh mauuu, aaaaa... " Jawab Bu Dewi diikuti dengan mulutnya yang menganga tepat di depan kontol tuannya.
"Jilat pake lidah terus kulum." Perintah Arban melepaskan jambakan nya di rambut Bu Dewi tersebut.
"Mphhhh shhh aaaah ngh mphhh.." Tanpa harus diperintahkan dua kali, Bu Dewi segera menjilati kontol Arban dengan lihai dan bernafsu.
"Aaah shhh nih telen, awas ada yang keluar." Ucap Arban sambil menekan kontolnya kedalam mulut Bu Dewi dan menembakkan spermanya dengan sangat banyak yang tertahan sejak dirumah Kak Naura sebelumnya.
"Ngh gluk gluk gluk gluk... shhh aaaah mphhhh..." Entah berapa kali Bu Dewi yang meneguk cairan sperma tersebut yang menyebabkan dirinya hampir pingsan karena kekurangan nafas.
"Hahahaha bagus, sekarang tante resmi jadi lonte aku." Ucap Arban memuji Bu Dewi yang tidak mengeluarkan spermanya banyak setetespun.
"Ngh shhh iya tuan makasih shh ngh aaah." Jawab Bu Dewi sambil mengeluarkan lidahnya dan mendongak ke atas memamerkan mulutnya yang telah kosong.
"Tante lebih mirip pelacur sekarang, tante gaboleh make bh sama cd bentar sepanjang keliling mall sama Ana." Lagi lagi Arban memberikan perintah yang benar benar gila bagi Bu Dewi. Karena payudara Bu Dewi sangat besar sehingga itu akan tercetak apabila dirinya tidak memakai bra, belum lagi buah pantatnya yang sangat semok dan berisi yang selama ini menjadi bulan bulanan Arban.
"Tapi tuan..." Ucap Bu Dewi berusaha memohon..
"Gada tapi tapian!!" Belum selesai Bu Dewi berbicara, Arban sudah memotongnya.
"Shhh baik tuan." Jawab Bu Dewi yang pasrah.
"Tante keluar duluan terus cari Ana." Perintah Arban sambil merapikan dirinya.

Setelahnya Bu Dewi segera ingin membersihkan memeknya yang benar benar banjir dan mengeluarkan bau, namun hal tersebut dilarang oleh Arban sehingga dirinya harus menurutinya dan meninggalkan pakaian dalamnya di dalam toilet tersebut. Setelah Bu Dewi keluar, Arban segera duduk dan beristirahat karena lelah harus bermain dengan 2 wanita dalam jangka waktu yang singkat. Setelah mencuci muka dan merapikan diri, Arban segera keluar dan mencari Ana.
Setelah berkeliling beberapa saat, rupanya Ana dan Bu Dewi sedang makan di sebuah restoran sambil berbincang. Dari kejauhan Arban terus memandangi Bu Dewi untuk memastikan apakah dirinya memakai dalaman atau tidak, setelah dia yakin Bu Dewi tidak memakai pakaian dalam. Dirinya segera menyusul kedua wanita tersebut dan ikut memesan makan sambil tersenyum penuh arti kearah Bu Dewi yang dibalas dengan tatapan menggoda dari Bu Dewi tanpa sepengetahuan Ana.

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd