Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Changing Potion

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part 5

Keesokan paginya sekitar pukul 11, Tuti pun bangun lebih dulu dibanding suaminya. Ia lalu kembali bercermin sambil mengagumi wajah dan tubuhnya yang masih berwujud Winda. Lalu dia pun menuju kamar mandinya untuk mandi membersihkan tubuhnya dari sisa ‘pertempuran’ dengan suaminya semalam. Saat selesai mandi dan sedang mengeringkan tubuhnya, Kirman pun terbangun dan melihat istrinya yang masih berwujud majikannya, Winda dari tempat tidurnya.

“tumben Tut masih pagi udah mandi.” Kata Kirman yang masih setengah mengantuk.

“pagi darimana mas, udah jam 11 ini. Kita tidur nyenyak banget ya mas, sampe bangun siang begini.” Kata Tuti yang sudah selesai mengeringkan tubuhnya dan hendak memakai pakaian dalamnya. Saat ingin memakai branya yang berukuran 34E, Tuti kesulitan untuk memakainya, karena memang saat ini payudaranya merupakan payudara Winda yang berukuran lebih besar, sehingga bra yang dimilikinya terlalu kecil untuk dipakainya. Kirman yang bangkit dan melihat Tuti mencoba hampir semua bra yang dimilikinya pun bertanya apa yang terjadi.

“ini lho mas, aku baru inget payudara Non Winda lebih besar daripada punyaku, semua bh yang aku punya ga muat semua masa. Kalo ga salah ukuran payudaranya 36B nih mas.” Kata Tuti sambil memegang kedua payudaranya.

Kirman yang melihatnya pun ikut memegang payudara Tuti dan meremas-remasnya. Setelah beberapa detik, Tuti melepaskan remasan tangan suaminya di payudaranya dan menyuruhnya mandi. Kirman pun menuruti istrinya, lalu Tuti memutuskan untuk tidak memakai bra dan hanya memakai celana dalam dan daster berbelahan dada rendah, lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Begitu selesai mandi dan berpakaian, Kirman pun pamit kepada istrinya yang sedang memasak di dapur untuk pergi bertemu dengan para bapak-bapak di pos ronda. Memang biasanya kalau hari minggu Kirman sedang tidak bekerja di rumah majikannya, dia berkumpul di pos ronda untuk sekedar ngerokok dan bermain catur atau kartu remi atau domino atau karambol dengan teman-temannya. Tidak jarang juga mereka ngobrol ngalor ngidul seperti siang itu kebetulan hanya ada Jupri, Mamat, Kicung sama Kirman, biasanya rame.
“pade kemane ini bapak-bapak, tumben cuma kita berempat doank. Lagi pada pegi kali ya. Ngomong2 cung, gimana kerjaan lu di toko bangunan?” tanya Jupri kepada Kicung.

“haah bete banget bang, tokonya sih rame, gajinya juga lumayan lah meskipun ga gede buat gue sama istri, tapi bosnya marah marah mulu, bete gua. Untung bini gue juga kerja di garment. Lu sendiri gimana bang betah kerja jadi satpam kampus” Jawab Kicung.

“haah sama cung, atasan gue juga kerjaannya marah-marah mulu kaya cewek lagi dapet. Perasaan kerjaan gue bae-bae aja. Tapi ya mau gimana lagi kita bawahan dan gajinya lumayan buat ngasih makan anak istri. Si mamat nih yang enak kayanya jadi ojek online, ya mat.” Tanya Jupri ke Mamat.

“haha ga juga bang, tapi lumayan buat jajan-jajan sendiri mah. Gue juga pulang malem, ujan-ujanan bang, tapi dapetnya ga gede-gede banget, rebutan kan soalnya sistemnya.” Si Kirman kayanya bang yang ga pernah dimarahin majikannya.” Jawab Mamat.

“haha iya nih mat kayanya mah gitu, lah wong majikannya masih muda, cantik, baik lagi. Gue kalo kerja disana, eeuh, betah dah gue, majikannya begitu. Haha.” Jawab Jupri.

“sama bang, gue geg bakalan betah bang. Bila perlu gue jagain kamar tidurnya biar ga ada nyamuk yang masuk. Haha.” Canda Kicung. Tidak lama kemudian Kicung pun harus pulang kerumahnya, dan Mamat mendapat panggilan pelanggan onlinenya. Saat sedang berdua, Jupri pun bertanya ke Kirman.

“man lu ga pernah pengen ngentotin majikan lu apa? atau sange gitu ngeliat majikan lu itu. Pan cantik, bodynya juga lumayan man. Kalau istri gue kaya gitu sih, gue genjot terus man. Kalau gue jadi lu sih, gue jadiin bahan colian dah tuh majikan bila perlu gue nekat gue tidurin tuh majikan. Kalaupun gue harus bayar, gue rela man, haha, tapi kalaupun bisa kayanya mahal yee. Haha.” Canda Pak Jupri.

Mendengar perkataan pak Jupri, Kirman pun berpikir mendapat korban pertama untuk mencoba idenya.

“bang Jupri mau ngentotin majikan gue emang?” tanya Kirman.

“jangankan gue man, bapak-bapak lain pun gue rasa mau man, bayar pun gue rasa mereka juga mau man, tapi kayanya ga mungkin ya man, pan majikan lu cewek pinter bukan cewek murahan walaupun pakeannya kadang-kadang bikin nafsu. Kalaupun bener cewek gampangan mungkin pasti minta bayaran gede ya. Kalau cuma sejuta, sejuta lima ratus sih gue masih sanggup man. haha” Jawab Jupri.

“kalau gue bisa ngaturin bang Jupri biar bisa ngentot sama majikan gue gimana bang?.”

“kalau lu bisa ngaturin gue biar bisa ngentot sama majikan lu, utang lu ke gue yang sisanya tinggal 1 juta, gue anggap lunas man, haha rela dah gue istri gue ga tau ini u ngutang ke gue, yang penting bisa ngentot wanita secantik majikan lu man.” Jawab Jupri.

“bener ya bang Jupri.. jangan boong. Nanti gue coba aturin jadwalnya dan minta nego harganya, tapi ada syaratnya bang.”

“jadi beneran majikan lu itu kayak cewek2 psk gitu? Apaan syaratnya?” tanya Jupri.

“iye bang, tapi sebenernya dia agak pilih2 bang, abang juga jangan bilang siapa2. Syaratnya itu..” Kirman pun memberitahu persyaratan yang ada dipikirannya sedetail mungkin ke Jupri.

“waah ga nyangka gue, tapi ahh itu sih gampang man, gue sanggup kalau cuma itu mah. Beneran kan lu juga ga boong,, kalau boong, utang lu ga jadi lunas dan tetep harus lu bayar semua yak.” Ancam Jupri.

“iye bang, nanti gue hubungin lu lagi bang kabar selanjutnya.” Kata Kirman yang lalu ikut pulang karena Jupri harus pergi ke suatu tempat.

Sementara di kontrakan Kirman, setelah selesai memasak Tuti kembali ke kamarnya, dia lalu kembali bercermin dan melepas semua bajunya kembali. Dia mengagumi sosok refleksi tubuh majikannya yang seksi. Tiba-tiba dia pun ingat, dia pernah dikasih sebuah baju gamis ketat berwarna putih yang beretsleting di depan yang sudah tidak dipakai dari majikannya itu. Selama beberapa saat dia mencari-cari di lemari pakaiannya akhirnya ia menemukan baju gamis tersebut. Tiba-tiba dia dapat ide untuk menjahili suaminya lagi dengan berpura-pura menjadi Winda yang sedang menunggunya. Dia pun memakai celana dalam warna hitamya lagi, lalu dia memaksakan memakai branya berwarna hitam yang berukuran 34E ke payudaranya. Setelah dipaksakan bra tersebut akhirnya berhasil dipakainya, namun karena ukurannya yang lebih kecil dari payudaranya, maka payudaranya itu nampak sesak membumbung kencang ke atas seperti mau keluar dari branya dan terlihat jadi makin besar. lalu diapun memakai baju gamis juga leggingnya. Setelah dipakai, diapun terkejut lagi ketika melihat sosoknya dicermin. Sosok yang dia lihat benar-benar 100% adalah majikannya, Winda.

“astaga, kalau berpakaian begini aku benar-benar terlihat seperti Non Winda. Mirip banget, gak akan ada yang bisa ngebedain aku dengan Non Winda yang asli ini mah, suamiku sekalipun. Benar-benar ramuan yang ajaib. Jailin mas Kirman lagi ahh.” Pikir Tuti yang lalu duduk di ruang tamu. Karena baju gamisnya yang ketat dan berwarna putih, maka pakaian dalam Tuti samar-samar terlihat dari luar gamisnya, bahkan dibagian payudaranya terlihat sangat membusung dan besar. Dengan sabar Tuti pun menunggu suaminya sebagai Winda.

Kira-kira pukul 3 sore, ketika Kirman membuka pintu rumahnya, betapa terkejutnya dia melihat majikannya Winda sedang duduk manis di ruang tamunya. Diapun semakin terpana dengan pakaian yang sedang dipakai majikannya itu. Gamis ketat warna putih serta payudaranya yang membusung besar kencang serta bra berwarna hitamnya yang terlihat dari luar gamisnya.

“eeh Non Winda, kok ada dirumah saya, bukannya baru pulang nanti malam non?.” Tanya Kirman yang bingung dan tidak mengetahui bahwa Winda yang ada dihadapannya merupakan istrinya sendiri. Dia berpikiran bisa gawat kalau majikannya melihat istrinya yang sedang berubah menjadi majikannya, bisa berantakan semua rencananya.

“iya mang, aku pulang lebih awal nih, aku tadinya mau minta tolong Mba Tuti buat bersihin rumah, tapi ga ada, makanya aku nunggu di dalem, siapa tahu pulang, eh ga taunya Mang Kirman duluan yang pulang. Kebetulan banget.” Kata Tuti yang sedang berakting menjadi majikannya Winda.

“o..ooh mungkin lagi ke warung non, tunggu aja bentar. Maap ya non tempatnya begini.” Kata Kirman langsung menuju ke dapurnya mengambil segelas air minum untuk majikannya, lalu kembali ke ruang tamu dan meletakkannya. Pada saat Kirman datang, Tuti berpura-pura ingin ke toilet, lalu saat di toilet, dia membuka dan menurunkan gamisnya sepinggang lalu melepaskan bra hitamnya yang terasa sesak dipakai, lalu dia memakai dan menutup kembali gamisnya lalu kembali ke ruang tamu.

“duuh bener-bener seksi majikan gue pake baju begitu, mana payudaranya gede banget tadi, bh nya juga keliatan. Jadi ngaceng gue.” Pikir Kirman sambil menunggu majikannya.

Ketika berada di ruang tamu lagi, Tuti pun meminum sedikit air minum yang disediakan, lalu dia sengaja menumpahkan air minum ke gamisnya untuk menggoda suaminya.

“aduuh tumpaah..” Kata Tuti sambil mengelap-elap gamisnya. Kirman yang melihat hal itu pun hanya bisa bengong karena payudara majikannya kini tercetak dari balik gamisnya. Tuti yang melihat pun makin menggodanya dengan perlahan-lahan menurunkan retsleting gamisnya hingga gamisnya terbuka semua dari depan. Saat Kirman masih bengong dengan pemandangan yang disuguhkan majikannya itu, tiba-tiba Tuti menyudahi aktingnya dengan mengagetkan suaminya.

“hayoo, mas Kirman ngeliatin apa? Hahah. Ini aku mas, Tuti, istrimu. Hahah.” Kata Tuti.

“astagaa kamu toh Tut, mas kira beneran Non Winda. Makanya mas kaget juga tadi, kok Non Winda dah pulang katanya kan nanti malam. Gila Tut, kalau pake pakaiannya lengkap begitu kamu beneran seperti Non Winda, bahkan ga akan ada yang bisa ngebedain kamu sama Non Winda yang asli.” Kata Kirman.

“haha, mas aja ketipu dua kali, pasti orang lain pun akan tertipu dan berpikir kalau aku ini Non Winda mas. Iya mas aku juga kaget tadi pas ngaca, beneran jadi mirip banget kalau pake pakean lengkap gini. Ide kita pasti bisa berjalan lancar nih mas buat ngelunasin utang kita. Kata Tuti.

“oh iya, ngomong-ngomong tentang itu, sepertinya mas dapet korban percobaan pertama kita Tut. Bang Jupri tadi bilang ke mas, kalau dia punya kesempatan, pengen banget ngentotin Non Winda. Terus mas bilang mas akan aturin semua itu dan bilang persyaratannya, dan dia setuju. Dia bilang kalau cuma satu atau satu setengah juta sih dia masih sanggup. Dia juga bilang kalau mas bisa ngaturin supaya dia bisa ngentot sama Non Winda, dia bakal anggap utang mas yang masih sisa 1 juta lunas.” Jelas Kirman.

“waaah, lumayan tuh mas, utang kita jadi bisa lunas satu udah gitu kita bisa dapet satu atau satu setengah juta mas. Tuti udah siap kok mas ngelaksanain ide kita. Dengan adanya ramuan itu mereka kan enggak akan tahu kalau sedang ngentotin Winda yang palsu.” Jawab Tuti.

“iya Tut mas juga berpikiran seperti itu. Kalau kamunya merasa siap ngelaksanain ide kita, nanti aku aturin jadwalnya untuk korban pertama kita itu.” Kata Kirman sambil beranjak dari kursinya lalu menutup pintu rumah, jendela dan gordennya. Lalu dia mendekati istrinya dan mulai berakting kembali seolah-olah sedang bersama majikannya.

“Non Winda, mang Kirman pengen lagi dong ngentotin Non. Mamang ketagihan nih sama payudara sama memek Non.” Kata Kirman sambil menarik istrinya ke kamar.

“haha, mang Kirman sangean ihh, ga bisa liat tubuh majikannya telanjang sedikit. Yuk mang, mumpung Mba Tuti ga ada, Winda juga ketagihan sama kontolnya mamang.” Kata Tuti yang membalas akting suaminya seolah dia adalah Winda sambil mengikutinya ke kamar. Setelah berada di kamar, Tuti pun membuka semua baju suaminya dan menyuruhnya duduk di kasur, sedangkan dia sendiri masih berdiri. Tuti pun lalu meliuk-liukkan badannya seperti sedang menari seksi sambil membuka perlahan baju yang dipakainya.

“duuh non, makin seksi aja nari-nari begitu sambil buka baju.”

“mamang, sukaa kaan.” Goda Tuti yang mulai menurunkan gamisnya perlahan-lahan lalu menjatuhkannya ke lantai. Setelah gamisnya dilepas, diapun mulai melepaskan leggingnya. Hingga sekarang Tuti hanya memakai bh dan celana dalam saja. Lalu dia pun mulai mendekati Kirman yang sedang rebahan di kasur dan mulai menciuminya.

“mmmhh.. mmuuaacchh… mmmhh.. mmuuaacchh.. duuhmmhh,, bibir non, enak bangeet.. mmhh.. mmuacchh”

“mmmhh.. mmuuaacchh… mmmhh.. mmuuaacchh.. mamang sukaa kaanh.. mmmchh..” puas menciumi bibir suaminya, Tuti pun mulai turun menciumi leher suaminya, lalu turun lagi menciumi dada dan menjilati dan mengemut puting suaminya.

“ahh,, non.. emmhh.. aasshh.. euuh…” Puas bermain di dada suaminya, Tuti pun terus turun menciumi dan menjilati perut suaminya sampai kepada penisnya.
“nah ini nih, yang Winda pengen.” Kata Tuti yang terus berakting sebagai Winda sambil memegang penis suaminya. Tuti pun mulai menciumi, menjilati dan sesekali mengemut buah zakar suaminya sambil tangan kirinya menggengam dan mengocok penis suaminya yang masih belum tegang maksimal.

“aaah,,, non,, euhh,, enaak non,, aah,, terus non, kocok terus nonh.. emmhh,, eeuhh..” Setelah puas memainkan buah zakar suaminya dan Tuti merasakan penis suaminya sudah mulai tegang, dia pun mulai menjilati dan mengulum penis suaminya.

“mmmhh,, mmhh,, eummhh.. mmmmhh.. euummmhhh.”

“aaahh,, enaaakkkh,, aaahh eeuummmhh.. teruuusss non.. mmmhh emut terus kontol mamang.. aaahh.. emmmhh.” Kata Kirman keenakan sambil memegangi kepala istrinya.

Selama beberapa menit, penis Kirman dikulum oleh istrinya yang kini sedang berwujud sebagai Winda. Merasa puas penisnya dikulum, Kirman pun melepaskan kepala istrinya dan menariknya ke atas dan menukar posisi mereka, sekarang Tuti lah yang tiduran di kasur dalam posisi telentang. Kirman pun menciumi lagi bibir istrinya sambil memainkan lidahnya didalam mulut istrinya. Sambil kedua tangannya aktif meremas-remas payudara istrinya yang kencang dan kenyal.

“mmmhh.. mmmuuaacchh,, mmmhh,mmmhhh,, eeuummmmhh.. mmuuaaccchh… mmmmmhhh..”

“mmmmhh,,, eeuummhhh,,, aaahh,,, mmmmaasshhh.. mmmmhh,, eummhhh..” desah Tuti.
Puas menciumi bibir istrinya, Kirman pun mulai turun menciumi dan menjilati leher istrinya, terus turun ke kedua payudaranya. Dia pun dengan lahap menciumi kedua payudara istrinya dan menjilati serta mengemut kedua puting payudaranya.

“aaahh,,, euummhh,, terusshh maangghh,, hisapph.. aahh,, eeummhh,, eeuuuhh..” desah Tuti yang keenakan.

“payudara non emang enak, mmmhh,, ssluurrp,, mmhh,, emmhh,, kenceengg,,emmhh padeet lagiih.. emmhh.”

Cukup lama juga Kirman bermain-main dengan kedua payudara istrinya. Puas bermain dengan payudara istrinya, Kirman pun turun menciumi perut hingga ke area vagina istrinya.

“nah ini nih, yang bikin mamang napsu, memeknya non Winda. Hehe.” Kata Kirman sambil mengelus-elus vagina istrinya lalu mulai menjilatinya dan menghisap-hisapnya.

“mmmh,,, sluurrp… sluuurrpp.. emmhh,, sluuurp..mmmhhh..”

“ahhh.. eessshh,, eenaaakkhh maaasssh,, eeuhh,, teruuusshh jilaatiiin memek Winda maaasshh,, aahh,, eemmmhh.” Desah Tuti yang masih berakting sebagai majikannya. Selama beberapa menit, Kirman menikmati vagina istrinya yang sekarang bentuknya masih merupakan duplikat yang sama persis dengan vagina majikannya. Puas menjilati vagina istrinya dan merasa sudah tidak tahan, Kirman pun menghentikan aksinya dan langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina istrinya dan mulai memaju mundurkannya perlahan-lahan.

“aaahh,,aahh… eeuhh,, enaaak maaangghh,, eeuhh..” desah Tuti.

“eeuuhh,,, aaahh,, memek non emang enaak non,, rapeet, eeuhh,, eeuhh,,, aaahh,, aahh..”

Lama kelamaan pun Kirman mempercepat tempo kocokan penisnya di dalam vagina istrinya.

“aaahhh,, massshh,,, aaaahh ooooh…. Eeeuuuh… massshh,, eeuhh,, pelaaannhh.. eemmmhh,,pelaaannhh manghh,, euhh.”

“aahh,, aahh,, euhh,, eeusshhh.. eenaaakk non,, eeuhh,, aaahhh aahh ahhh aahhh..”

Kirman melakukannya selama beberapa menit. Hingga akhirnya dia merasakan akan mencapai orgasmenya.

“ahhh non, mamang mau keluaaar,, aahh ahh ahh ahh ahhh…”

“iya maangh,, euhh,, aahh,, Winda juga mau keluar,, keluarin di dalem ajaah maanghh,, euhh ahh..ahh.aahh..”

Tidak lama kemudian, Kirman merasakan tubuhnya bergetar dan penisnya berkedut-kedut mengeluarkan spermanya di dalam vagina istrinya diikuti juga dengan cairan orgasme yang juga keluar dari vagina istrinya.

“aahh…ahhh..euuhh..aahhh..haah..hahh..” desah Kirman yang merasakan penisnya masih menyemprotkan spermanya didalam vagina istrinya. Setelah merasa dia sudah selesai menyemprotkan semua spermanya, dia pun mencabut penisnya dari vagina istrinya dan tiduran di samping istrinya.

“puas maaash, udah ngentotin non Winda..??” kata Tuti yang menyudahi aktingnya walaupun dia masih berwujud sebagai Winda.

“haha iya Tut, puas,, tapi kan aku ngentotin kamu Tut, istriku sendiri, bukan non Winda yang asli, cuma.. ‘bungkusnya’ aja yang sama persis kaya non Winda. Hehe.”

“huuh, kamu tuh mas,, udah yuk mas, tidur, aku capek nih.”

“hehe, iya Tut, mas juga capek.”

Mereka pun akhirnya tertidur karena kelelahan akibat persetubuhan mereka. Kira-kira pukul setengah 7 malam mereka bangun lalu mereka mandi bersama, setelah itu makan bersama. Hingga pukul setengah 8 mereka sudah santai sambil menonton tv. Ketika tepat pukul 8.05 malam, Tuti pun merasakan tubuhnya panas dan sakit semua, persis seperti saat tubuhnya berubah menjadi tubuh Winda. Tuti pun meringkuk di lantai karena merasakan sakit dan panas di sekujur tubuhnya tapi menahan untuk tidak teriak keras-keras. Kurang lebih setelah 3 menit, Kirman pun melihat tubuh istrinya yang tadinya mirip seperti tubuh Winda, berangsur-angsur kembali menjadi tubuh Tuti yang asli. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya, semuanya perlahan-lahan kembali menjadi tubuh Tuti yang asli. Prosesnya tersebut berlangsung selama 5 menit. Tuti yang tubuhnya sudah kembali ke aslinya pun mengatur nafasnya, Kirman pun membantu Tuti untuk duduk di kursi sambil memeluknya.

“rupanya efeknya cuma 24 jam doank Tut. Tapi mas yakin kita pasti bisa melunasi hutang kita Tut kalau pake cara begini. Kamu harus tahan yah sama proses perubahannya.” Kata Kirman.

“iya mas, aku akan tahan saat proses perubahannya. Ga apa apa mas walaupun cuma 24 jam juga yang penting kita bisa ngelunasin hutang kita dan siapa tau bisa mengangkat perekonomian kita mas.” Kata Tuti sambil terus bersantai sambil menonton bersama suaminya hingga hari semakin malam dan mereka merasa sudah ngantuk dan akhirnya tertidur pulas dikamarnya.



Bersambung…
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Hahaha mantap nih cerita... suhu kalo bisa dibelakang Kirman atau tanpa sepengetahuan Kirman, si Tuti yg berubah jadi Winda dibikin eksib godain laki-laki belang gitu.

Cendol meluncur nih biar semangat updatenya
:jempol:
 
Hahaha mantap nih cerita... suhu kalo bisa dibelakang Kirman atau tanpa sepengetahuan Kirman, si Tuti yg berubah jadi Winda dibikin eksib godain laki-laki belang gitu.

Cendol meluncur nih biar semangat updatenya
:jempol:

Thank u suhu,, waah masukannya bagus juga suhu, nanti saya pikirkan ya suhu masukannya..
 
@all: terima kasih suhu semua yang berkenan mampir, baca, dan komen di cerita nubie yg masih jauh dari perfect ini,, heuheu,, nubie usahakan ttp update sampe tamat (walaupun blum kliatan tamatnya kapan),, makasih juga buat suhu2 yang berkenan ngasih masukannya, nubie tampung dulu ya suhu sambil nubie pikirkan.. terima kasih sekali lagi suhu semua..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mau coba update sedikit suhu,, maaf ya lama suhu, dan terimakasih lagi buat suhu2 yg bersedia mampir..
 
Part 6

Keesokan paginya kira-kira pukul 6.30 pagi, Kirman dan Tuti pun berangkat kerja seperti biasa ke rumah Winda. Butuh waktu 30 menit untuk sampai kesana. Hari itu, kerjaan mereka seperti biasanya, Tuti mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel, membereskan rumah dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Kalau hari kerja, Winda memang terbiasa bangun agak pagi dan membuat sarapan yang simple seperti roti panggang dan sejenisnya. Sehingga Tuti tidak perlu harus datang pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan. Hanya saja pagi ini dia kembali memetik bunga melati dan lidah buaya tanpa sepengetahuan majikannya. Begitupun dengan Tuti, saat sedang membereskan kamar tidur majikannya, diam-diam dia mencari rambut sang majikan yang rontok di lantai maupun yang tertinggal di sisir, Tuti pun mendapatkan beberapa helai rambut majikannya lagi. Hari itu tidak ada hal berarti yang terjadi. Begitu waktu menunjukkan pukul 5 sore, mereka pun pulang tanpa harus menunggu majikannya pulang. Karena sudah bekerja lama dengan Winda dan pekerjaan mereka bagus dan disukai oleh Winda, setelah 2 tahun bekerja, Winda pun mempercayakan kunci duplikat rumahnya kepada Tuti. Jadi mereka bisa datang di pagi hari tanpa harus membangunkan majikannya, dan pulang tanpa harus menunggu majikannya. Ini merupakan tahun ketiga Tuti dan Kirman bekerja pada Winda.

Hari berikutnya, ketika mereka sudah tiba di rumah Winda sekitar pukul 6 pagi hari, mereka melihat majikannya sedang bersiap-siap mau berangkat dengan membawa 1 koper pakaian. Mereka berpikir majikannya akan pergi selama beberapa hari.

“Mba Tuti sama Mang Kirman, aku mau pergi dinas keluar kota selama 3 hari, kurang lebih jumat sore baru pulang. Tolong dibersihin ya mba mang selama Winda pergi. Ga perlu dateng pagi atau pulang sore, santai aja, cuma beberes ini.”

“oh Non Winda mau pergi keluar kota toh, pantesan bawa koper segala. Iya Non selama Non pergi, nanti mba sama mang Kirman ngeberesin rumah non, jangan khawatir non.”

“makasih ya mba Tuti, mang Kirman.” Kata Winda sambil pergi meninggalkan mereka berdua. Ketika majikannya sudah pergi meninggalkan rumah, mereka pun menutup pintu pagar dan masuk ke dalam rumah.

“Tut, pas banget ini non Winda pergi keluar kota 3 hari. Kita bisa ngejalanin rencana kita Tut.”

“iya mas, selama 3 hari kedepan aku bisa berpura-pura menjadi non Winda. Pas banget ya mas, pucuk dicinta ulam pun tiba.”

“iya Tut, kalau gitu ayo kita buat ramuannya Tut, mumpung sepi. Kamu bawa kan gulungan kertasnya.” Tanya Kirman.

“yaah ga aku bawa mas. Aku taro di tas aku, bawa aja sama tasnya mas.” Jawab Tuti, lalu Kirman pulang kembali ke rumahnya guna mengambil tas istrinya dan bahan-bahan yang mereka perlukan. Sesampainya kembali ke rumah majikannya, mereka pun membuat ramuan tersebut. Kira-kira pukul 8 tepat ramuan tersebut jadi, lalu Tuti pun meminumnya. Tidak lama tubuh Tuti terasa sakit dan panas. Dia pun meringkuk menahan rasa itu. Sekitar kurang lebih 5 menit setelahnya Tuti pun sudah berubah menjadi majikannya, Winda. Melihat hal itu, Kirman pun langsung menghubungi Jupri untuk melaksanakan idenya.

“bang, lu dimana? Lagi kerja ga?”

“Dirumah man, masuk jam 7 malem gue. kenape?”

"kemarin kan bang Jupri bilang mau ngentotin majikan gue, gue udah ngomong sama majikan gue, asal abang bener setuju dan janji ga ngelanggar sama persyaratan yang gue jelasin kemarin, majikan gue mau bang.”

“ahh yang bener lu man? Iya man gue janji ga akan ngelanggar persyaratannya.”

“majikan gue berbaik hati bang ngasih waktu 8 jam ke abang. Abang disuruh dateng jam 10n nanti ke rumahnya. Tapi bang Jupri juga jangan lupa janjinya sama gue”

“waah mimpi apa gue semalem jadi bisa ngentotin majikan lu man, oke man, gue cicipin dulu majikan lu baru gue ikhlasin utang lu lunas. Haha.” Kata Jupri sambil mematikan handphonenya.

“kamu siap kan Tut, ngelayanin si Jupri?”

“siap mas. Toh aku juga kan ga akan mungkin hamil jadi aman, dia juga ga akan tahu kalau yang dia setubuhi itu bukan Winda yang asli, tapi aku. Mang Kirman, kita liat-liat koleksi pakean aku yuk di kamar.” Kata Tuti sambil berkakting lagi bahwa dia adalah Winda. Mereka pun masuk ke kamar majikannya dan membuka lemari pakaiannya. Mereka pun tercengang melihat koleksi pakaian majikannya yang cukup banyak. Tuti pun membuka laci tempat pakaian dalam majikannya, dan mengambil salah satu branya.

“tuh kan bener mas, ukuran payudara non Winda 36B.”

“gede juga ya Tut, pantesan kenceng dan padet banget tuh toket.”

“iya donk mang, seksi kan toket Winda. Kan Winda masih perawan, jadi toketnya masih kenceeng.” Goda Tuti sambil memegang payudaranya. Tuti pun melihat koleksi pakaian dalam majikannya yang cukup banyak dan terbilang seksi. Kirman pun meminta Tuti untuk mencoba memakai beberapa koleksi pakaian majikannya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.30, mereka pun merapikan kembali pakaian majikannya dan Kirman pun lalu menyuruh istrinya untuk mandi yang bersih sampai wangi yang dituruti oleh istrinya.

Tak berapa lama, terdengar suara motor dari depan rumah Winda. Kirman pun melihat lewat dari jendela dan ternyata Jupri yang datang. Kirman pun membukakan pintu gerbang dan Jupri pun memarkirkan motornya di dalam garasi majikannya. Mereka berdua lalu masuk ke dalam rumah.

“man lu beneran kan ga boongin gue, awas lu kalo boongin gue. Tapi ngomong-ngomong majikan lu kaga kerja?”

“yaelah, kagaa baang, ga kerja dia bang, noh lagi mandi orangnya di kamar. Lu bawa apaan bang di tas lu? Bom ya?”

“haha adaa deeh mau tau aja lu. Haha.” Kirman pun pamit untuk memanggil majikannya. Ketika masuk ke kamar majikannya, istrinya sedang mengelap tubuh dan rambutnya masih agak yang basah. Tuti pun bertanya kepada suaminya dia harus pakai baju apa. Kirman pun membuka lemari pakaian majikannya dan mengambil sebuah legging warna putih dan sebuah kaos jersey bola yang pendek, ketat dan memiliki belahan dada rendah. Kirman pun menyuruh istrinya untuk tidak memakai pakaian dalam, lalu dia keluar kamar majikannya dan bilang kepada Jupri untuk menunggu sebentar lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman buat Jupri lalu kembali ke ruang tamu.

Tidak berapa lama kemudian, Tuti yang sudah berubah menjadi Winda pun keluar dari kamarnya dan melakukan aktingnya sebagai Winda. Sesuai instruksi suaminya dia hanya mengenakan pakaian yang dipilihkan untuknya.

“bang jupri ya?”

“ii.iiya non, sa.. saya Jupri.”

“maaf ya bang lama nunggu ya. Biasa cewek kalau mandi sama dandan kan lama, pengennya kan cantik dan wangi terus”

“haha ii.iiya non, ga apa apa. Non Winda cantik sama seksi banget deh.”

“haha, jangan grogi gitu bang, santai aja, anggap aja rumah sendiri. Aah, bang Jupri bisa aja, pasti ada maunya nih, hayoo, bilangin ke istrinya nih.” Goda Winda.

“non saya pamit pulang dulu ya kalau begitu, nanti hubungi saya lagi aja ya non.” Pamit Kirman kepada istrinya.

“oh iya mang, nanti jam setengah limaan lah ya mamang kesini lagi.”

“iya non.” Kirman pun pergi pulang ke rumahnya. Selama kurang lebih 30 menit, Winda mengajak ngobrol basa-basi sama Jupri supaya lebih mengakrabkan diri dan membuat suasana santai.

“bang Jupri janji kan ga akan ngelanggar perjanjian yang dibilang mang Kirman? Kalau ngelanggar aku laporin polisi lho kalau bang Jupri memperkosa aku dan ga mau main lagi lho sama bang Jupri. Sama bang Jupri harus nepatin janji bang Jupri untuk ngerelain utang mang Kirman lunas yah.”

“iya non saya janji ga akan bilang ke siapa siapa, saya simpen sampe saya mati non, sueeer deh. Saya juga janji bakal ngerelain utangnya Kirman lunas semua non.”

“yaudah Winda percaya sama bang Jupri, terus bayarannya mana? Kan ada uang ada barang bang.”

“ini Non.” Jupri pun menyerahkan uang sebesar 1,5 juta ke Winda.

“oke bang pas ya, sebentar ya bang aku taro dulu duitnya, baru kita main deh” Goda Winda sambil mengedipkan sebelah matanya.

“non sebentar non.” Pinta Jupri sambil membuka tasnya dan mengeluarkan bungkusan plastik dari tasnya yang isinya baru dia beli sebelum menuju ke rumah Winda dan memberikannya kepada Winda.

“abang mau non pake ini ya non.”

“mm okeh deh abang sayaaang, tunggu sebentar ya sayaaang.” Goda Winda sambil berjalan masuk ke kamar majikannya.

Begitu berada di dalam kamar majikannya, Tuti yang sedang menyamar jadi Winda menaruh uang dari Jupri di dalam sebuah laci di lemari pakaian majikannya. Dia pun lalu membuka bungkusan plastik yang dikasih Jupri. Ternyata bungkusan plastik itu berisi baju seragam sma dengan rok span panjang ketat, kemeja osis lengan panjang yang ukurannya terlihat kecil serta jilbab putih khas anak sekolah. Melihat isi plastik tersebut Tuti pun tersenyum.

“mm jadi dia pengen gue pura-pura jadi siswi sma berjilbab terus ngentotin gue, ada-ada aja fantasinya. Jangan-jangan dia sering nyuruh istrinya pake ini juga lagi. Oke deh gue ikutin mau lu bang Jupri.” Tuti pun mengambil sebuah bra hitam berenda dengan kaitan didepan dan celana dalam model g-string dengan warna dan motif yang sama. Tuti pun memakai g-stringnya terlebih dahulu, dia merasa aneh memakai celana dalam jenis itu, karena kain celana dalamnya nyelip diantara belahan pantatnya. Setelah itu, diapun mengenakan bra hitamnya. Lalu dia memakai rok span ketat seragam sma tersebut. rok itu sangat ketat sehingga memperlihatkan pantatnya yang bulat kencang dan lekukannya yang seksi. Lalu dia pun memakai kemeja osis lengan panjangnya yang ukurannya kecil sehingga sangat ketat dipakai. Sebelum memakai jilbab putihnya, Tuti memakaikan bedak dan lipstick namun tidak terlalu tebal dan menor, khas seperti anak sekolah sma. Lalu dia pun memakai jilbab putih dan merapikannya. Dia pun melihat sosoknya di cermin.

“astaga, gue kayak anak sma beneran ini. Ampun dah Non Winda, tubuh non ini bener-bener dah, masih cocok jadi anak sma. Okeh, saatnya ngeladenin maunya tuh laki-laki tua.” Kata Tuti sambil berjalan menuju pintu kamar majikannya dan keluar.



Bersambung…
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd