EPISODE 8
Tidak ada ikatan emosi sama sekali antara mia dengan malik, walau sudah beberapa kali mereka melakukan hubungan intim layaknya pasangan suami istri. Namun akankah egi bisa mengetahui tentang fakta tersebut?
-------------------------------------------------
POV MIA
Aneh! sungguh aneh, kenapa aku cemburu melihat egi bersama fitri waktu itu ya? padahal mereka berdua kan memang sahabatku.
Bingung, aku jadi tidak enak jika bertemu fitri.
" udah dong neng, jangan marah "
Egi berulang kali mengirimiku pesan permintaan maaf, padahal aku sudah bersikap biasa saja. Tapi kenapa perasaan itu masih saja terbesit sesekali, apa benar aku menyukai egi?
Baru kuketahui juga bahwa yang selama ini mengirimku pesan dan berkenalan adalah rizal, yang tak lain teman egi.
Bahkan ia beberapa kali mengajakku bertemu, hanya saja belum ada waktu.
" mia, maaf waktu itu gak sengaja "
Fitri mulai mengajakku berbicara, aku menarik nafas dalam dalam dan mulai melepaskan semuanya.
" yaudah gapapa fit hehe " aku tersenyum
" emang lagi ngobrol aja waktu itu, hmmm soal pegangan tangan... "
" udah gapapa kok, kan kita bertiga emang sahabatan " kataku
Aku tidak bisa mengerti perasaanku sendiri, terutama pada egi. Selalu saja memiliki getaran tersendiri jika melihatnya tapi aku merasa tidak bisa jika harus memiliki hubungan lebih.
" maaf ya " fitri memelukku
" oiya katanya ini rizal, cowok yang suka ngirim pesan ke aku "
" temennya a egi? "
" iya, kenapa emang? "
Ia terlihat kaget, dari ekspresinya aku dapat menebak itu. Ia malah terdiam sejenak
" bukannya dia pacarnya bu resa ya "
" siapa bu resa? " aku tidak mengetahuinya sama sekali
" HRD disini, galak tau dia "
" ah masa sih? "
Aku tidak menganggap itu sebuah masalah, karena rizal yang mengirimiku pesan terlebih dahulu. Lagipula jika hanya berteman tidak ada salahnya kan?
" tuh yang itu " tunjuk fitri pada seorang wanita yang sedang berdiri ditepi kasir
" ohhh, iya tau dia pernah beli kesini "
Aku mengetahui wanita itu, dia pernah kesini sebelumnya
" iya itu "
" ah tapi biasa aja gak galak "
Kuperhatikan sepertinya ia memang tidak galak, mungkin tuntutan jabatannya yang membuat ia harus bersikap seperti itu.
Siang itu aku kembali mendapat ajakan, namun bukan dari malik melainkan rizal. Karena kebetulan ia mengajak dihari libur jadi aku tidak menolaknya.
Dan saat aku makan siang malik seperti biasa menghampiriku, tidak lain tidak bukan untuk mengajakku bercinta. Namun fitri tidak menemaniku, mungkin ia masih tidak enak dengan kejadian waktu itu.
" kenapa sendirian, fitri kemana " tanyanya
" gatau a "
" kamu lagi ada masalah? "
" engga kok hehe "
Ia sepertinya mengetahuiku, percuma aku berbohong karena ia bisa menebaknya.
" malem nanti aa gak kerumah dulu ya " katanya
" iya a gapapa "
" hehe "
Malik terlihat membalas pesan diiringi sebuah senyuman, apa ia membalas pesan wanita lain? tapi untuk apa aku cemburu? kan memang tidak memiliki ikatan emosi.
" aa disuruh ke kantor dulu " katanya
" oh iya a "
Hingga saat malik berlalu ternyata rizal segera menghampiriku, aku tidak tahu sejak kapan ia memantau kami.
" hei hehe " katanya
" ohh ini a izal tu "
" iya hehe, gimana nanti kamis jadi gak "
" aku libur sih " kataku
" yaudah aku nanti kerumah ya "
Aku tersenyum, ia terlihat mudah akrab dan tidak suka basa basi.
" emang mau main kemana sih hmm? " kataku tersenyum
" kemana aja, kerumah kamu boleh hehe "
" boleh, tapi orang tua suka dipasar tiap hari " kataku
" hooo, yaudah gapapa kerumah kamu aja hehe "
Setelah terlibat obrolan panjang kami semakin akrab, hal apapun kami bahas hingga tertawa lepas. Sungguh sosok yang membuatku tertarik
" dirumah ada siapa berarti? "
" sendirian biasanya "
" hehe asik berdua doang dong hehe "
" ih mau apa hayoo " aku tersenyum melihat respon polosnya
Namun aku dapat melihat sesekali ia melongo melihat payudaraku yang terjiplak dibalik kemeja ketatku.
" ngelamun yaa "
" enggak ah hehe "
" hmm dasar "
" kamu teh pacarnya malik bukan? " tanyanya datar
" enggak kok, temenan aja " jawabku
Memang kenyataannya seperti itu, kita hanya sebatas teman saja.
" katanya lagi rame tuh soal kamu sama malik "
" gatau deh, masa sih? " kataku berakting seolah tak tahu
" iya ih lagi rame soal video itu " katanya
" masa sih a "
" iyaa bener "
" hahaha yaudah deh aku turun lagi ya a " kataku menutup topik pembicaraan
" eh sore aku anter pulang aja atuh "
" gapapa gausah hehe " jawabku
Setelah selesai aku kembali turun dan menuju counterku, ternyata tidak terlalu ramai customer jadi aku tidak terlalu khawatir.
Seperti biasa aku menyusun lagi display produk karena sudah ada sebagian yang terjual.
Namun aku mendengar obrolan dari counter fitri, suaranya aku kenal. Awalnya biasa saja dan tidak kuhiraukan, namun lama kelamaan aku semakin curiga. Saat kuintip ternyata malik sedang berbicara dengan fitri
" emang awalnya gimana sih a "
" ya gitu hehe " jawab malik
" gitu gimana "
" lagi tiduran dipahanya hehe "
" terus? "
" iseng aja grepe toketnya hihi "
" yaampun "
Hah, mereka sedang membicarakan siapa ya? aku jadi penasaran dan terus menyimaknya
" gatau deh gak nyangka juga "
" bisa gitu ya ckckck "
" pas di grepe dia diem aja hihi "
" katanya sering nyusu ya a " ujar fitri
" iya dong hihi empuk banget "
Tidak salah lagi, mereka pasti membicarakanku. Kurasa aku begitu akrab dengan kejadian itu dan seolah seperti ada getaran tersendiri.
" bisa sampe ngewe gitu ya "
" awalnya dijepit pake susu aja sih hehe "
" ih yaampunn " ujar fitri
" susunya gede gitu beuhh hehe "
Aku mulai terbakar nafsu akibat obrolan mereka berdua, padahal entah membicarakanku atau bukan. Hanya perasaanku saja
" emang beneran disepong a? "
" iya, nikmat banget yaampun "
" hmmm "
" nanti mah kamu ikut atuh "
Apa? malik mengajak fitri? apa yanng ia inginkan? apa bersetubuh denganku kurang puas?
" malu atuh a ih "
" kenapa malu, ya gapapa atuh "
" malu gak montok kayak mia "
" toket kamu harus sering digrepe biar montok hehe "
" masa sih a "
" iya, apalagi dikenyot hihi "
" ih a malik hmmm "
Tidak salah lagi mereka memang sedang membicarakanku, aku merasa ada diposisi itu waktu itu. Aku bisa menggambarkan kejadian itu dengan jelas karena aku merasa berperan disitu.
" memek kamu ada bulunya gak fit? hehe "
" malu aa ih "
" besok yu fit hihi "
" malu aa ih hmm "
" gapapa hehe "
Bagaimana bisa menolaknya waktu itu? setelah dirangsang aku disuguhi tonjolan pada selangkangan yang membuatku langsung meremasnya, ditambah kekarnya membuatku semakin menggila.
" hey! "
Seketika aku kaget, mendengar sapaan disaat fikiranku tengah traveling.
" eh a izal "
" ngelamun terus " katanya
" hehe gapapa "
Saat aku menoleh ke belakang ternyata egi sudah memperhatikan kami dari tadi, aku jadi tidak enak. Aku bingung harus berbuat apa, akhirnya aku mencoba untuk memperingatkan pada rizal.
" a egi ngeliatin " kataku
" yaudah biarin aja "
" tapi kan temen aa "
" ya gapapa " jawabnya tegas
Benar juga, kenapa harus merasa tidak enak? kami semua berteman tak ada hubungan khusus.
Ditambah malik akan bermain dengan fitri tanpa sepengetahuanku, kurasa aku harus balas dendam! tidak boleh kalah!