Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Comblangin ibuku

Aku terbangun dari tidurku, ku lihat bu tini sudah bangun terlebih dahulu, bu tini sedang menyetrikakan pakaianku dan pak imin sedang memotong kayu di belakang.

Pak imin sambil memandangku dengan penuh arti dan aku pun memberikan senyum yang hangat untuknya.

"Pakk...bapakk...nanti ibu mau ke hajatan dikampung sebelah yaa" bu tini pamit kepada pak imin.

"Iyaa bu..." jawab pak imin

"Nanti kamu di aja yaa..***k usah kemana mana.." bu tini

"Iyaa bu..." aku.

Bu tini pun telah pergi.

"Pak ini kopinya" aku

"Yaa makasih" pak imin

Pak imin pun menyeruput kopi yang ku buatkan untuknya.

"Wahh kopi buatanmu enak banget" pak imin sambil menyeruput kopi.

Aku pun mengobrol dengan pak imin, aku ceritakan keluargaku kepadanya.

"Sudah lah..sekarang kamu tinggal disini aja" sambil memelukku.

Aku pun menerima pelukannya yang hangat, kepalaku pun ku sandarkan ke dadanya.

Begitu lama aku dipeluknya, tangan kanan pak imin pun meraba payudaraku.

"Hmm pakk..." lama lama aku mendesah.

"Buka kain mu sayang.." pinta pak imin.

Tidak tahu kenapa aku menuruti perintah pak imin, aku lepaskan kainku di hadapan pak imin.

"Wahh...indahh sekali tubuh mu sayangg" pak imin.

Dengan membabi buta pak imin langsung menyergapku, seperti harimau yang lagi lapar.

Seluruh tubuhku di cumbunya. Aku pun di arahkan ke tempat tidurnya.

Pak imin pun mulai melapas pakaiannya. Dan aku melihat batang besar yang keluar dari dalam celananya.

Pak imin pun menciumi bibirku dengan penuh kasih sayang, begitu pun juga aku, aku pun menerima cumbuan pak imin.

Pak imin sangat pintar memainkan birahiku. Sampai aku tidak bisa berkutik dan menikmati permainannnya.

Lama kami bercumbu, pak imin pun membuka pahaku, mulai saja batang penisnya menggesek gesekan ke pintu liang vaginaku.

"Bleess..." penisnya masuk ke liang ku

"Aahhh......pakkk...." aku pun teriak kesakitan.

"Tahannn sayanggg..., memekmu sempit banget.." pak imin

Pak imin pun mulai mengayunkan pinggangnya dengan cara perlahan

"Ahh..pakkk..." desahku.

Gerak pak imin pun semakin cepat, alat kelamin kita beradu.

"Plok...plokk..plokk..."


"Pakk...akuuu mauu sampaiii pakk..." tubuhku mengejang hebat sambil memeluk tubuh kekar pak imin.

"Paak....." aku pun teriak tanda orgasmeku

"Sayanngggg akuu mauu keluarrr...." tubuh pak iminpun juga mengejang menghentakan penisnya yang dalam ke dalam rahimku.

"Ahhhh...akuuu keluarrr...terimaaa benihhh ku sayanggg..." pak imin


" crrooott....crrooottt....crrottttt"

Spermapun menyirami ladangku yang sedang subur ini.

Pak imin pun langsung lemas menindih tubuhku tanpa melepas penisnya kedalam vaginaku.

Kami pun tertidur pulas sampai berpelukan.

----------------------------

Hampir setiap hari aku pun berhubungan dengan pak imin tanpa sepengetahuan istrinya.

Sudah 2 bulan lebih aku di rumah pak imin.

Suatu pagi aku sedang menjemur pakaian. Tiba tiba kepalaku pusing dan sedikit mual.

"Uwee...uweekk..." mual aku

"Kamuu kenapa??" Bu tini

"Gakk tau nih bu..kepalaku pusing dan mual" aku

"Sudah sudah kamu istirahat aja" suruh bu tini.

Bu tini menggandengku ke dalam rumah.

"Uweekk..uweekk..." mual aku.

Bu tini pun langsung mengambil minyak kayu putih dan langsung di oleskan di perutku.

"Masuk angin ini kamu, perutmu aja keras" bu tini

"Gakk tau bu.." aku

"Ke dokter yuk..." bu tini

"Ahh.***kk usahh bu, paling besok udah sembuh" aku

"Jangann.., ayoo kedokter sekarang" bu tini.


Aku pun menyadari aku pun sudah telat datang bulan, aku pun hamil oleh pak imin suami bu tini.

Dengan terpaksa aku pun pergi ke dokter bersama bu tini.

Sesampainya disana kami pun masuk ke ruangan dokter dan aku diperiksanya.

"Bagaimana dok?" Bu tini

"Tidak apa apa bu, selamat yaa bu, bu atik hamil usia kandungannya sudah dua bulan" dokter

"Hamil??" Bu tini.

"Yaa bu hamil, selamat yaa.." dokter

Kami pun pulang dari dokter, bu tini pun tampak bingung, mungkin dia berfikir kenapa aku bisa hamil.

Sesampainya dirumah. Pak imin pun sedang minum kopi sambil menonton tv.

"Ehh ibu sudah pulang" pak imin.

"Yaa pak.." bu tini

"Gimana keadaannya" tanya pak imin.

Kami pun saling memandang.

"Atik hamil 2bulan" bu tini

"Hamil??" Pak imin denga raut muka yang biasa saja.

"Kamu hamil tik" pak imin sambil mengelus elus perutku yang tahu di perut ini adalah anaknya.

Hari demi hari ku lewati, aku pun rindu dengan keluarga yang ada disana.
Ketika aku sedang termenung pak imin pun datang.

"Anak bapak sehat terus yaa" pak imin sambil mengelus perutku.

Aku pun melempar senyuman kepada pak imin.

"Makasih ya atik, sudah mau memberikan aku anak" pak imin

Sambil mengecup bibirku.

"Pak..." bu tini

Kami pun kaget ternyata di belakang situ ada bu tini.

"Jadi anak yang di kandung atik, anak bapak??" Bu tini

Kami pun terdiam.

"Jawab pak" bu tini

Bersambung..
 
Aku terbangun dari tidurku, ku lihat bu tini sudah bangun terlebih dahulu, bu tini sedang menyetrikakan pakaianku dan pak imin sedang memotong kayu di belakang.

Pak imin sambil memandangku dengan penuh arti dan aku pun memberikan senyum yang hangat untuknya.

"Pakk...bapakk...nanti ibu mau ke hajatan dikampung sebelah yaa" bu tini pamit kepada pak imin.

"Iyaa bu..." jawab pak imin

"Nanti kamu di aja yaa..***k usah kemana mana.." bu tini

"Iyaa bu..." aku.

Bu tini pun telah pergi.

"Pak ini kopinya" aku

"Yaa makasih" pak imin

Pak imin pun menyeruput kopi yang ku buatkan untuknya.

"Wahh kopi buatanmu enak banget" pak imin sambil menyeruput kopi.

Aku pun mengobrol dengan pak imin, aku ceritakan keluargaku kepadanya.

"Sudah lah..sekarang kamu tinggal disini aja" sambil memelukku.

Aku pun menerima pelukannya yang hangat, kepalaku pun ku sandarkan ke dadanya.

Begitu lama aku dipeluknya, tangan kanan pak imin pun meraba payudaraku.

"Hmm pakk..." lama lama aku mendesah.

"Buka kain mu sayang.." pinta pak imin.

Tidak tahu kenapa aku menuruti perintah pak imin, aku lepaskan kainku di hadapan pak imin.

"Wahh...indahh sekali tubuh mu sayangg" pak imin.

Dengan membabi buta pak imin langsung menyergapku, seperti harimau yang lagi lapar.

Seluruh tubuhku di cumbunya. Aku pun di arahkan ke tempat tidurnya.

Pak imin pun mulai melapas pakaiannya. Dan aku melihat batang besar yang keluar dari dalam celananya.

Pak imin pun menciumi bibirku dengan penuh kasih sayang, begitu pun juga aku, aku pun menerima cumbuan pak imin.

Pak imin sangat pintar memainkan birahiku. Sampai aku tidak bisa berkutik dan menikmati permainannnya.

Lama kami bercumbu, pak imin pun membuka pahaku, mulai saja batang penisnya menggesek gesekan ke pintu liang vaginaku.

"Bleess..." penisnya masuk ke liang ku

"Aahhh......pakkk...." aku pun teriak kesakitan.

"Tahannn sayanggg..., memekmu sempit banget.." pak imin

Pak imin pun mulai mengayunkan pinggangnya dengan cara perlahan

"Ahh..pakkk..." desahku.

Gerak pak imin pun semakin cepat, alat kelamin kita beradu.

"Plok...plokk..plokk..."


"Pakk...akuuu mauu sampaiii pakk..." tubuhku mengejang hebat sambil memeluk tubuh kekar pak imin.

"Paak....." aku pun teriak tanda orgasmeku

"Sayanngggg akuu mauu keluarrr...." tubuh pak iminpun juga mengejang menghentakan penisnya yang dalam ke dalam rahimku.

"Ahhhh...akuuu keluarrr...terimaaa benihhh ku sayanggg..." pak imin


" crrooott....crrooottt....crrottttt"

Spermapun menyirami ladangku yang sedang subur ini.

Pak imin pun langsung lemas menindih tubuhku tanpa melepas penisnya kedalam vaginaku.

Kami pun tertidur pulas sampai berpelukan.

----------------------------

Hampir setiap hari aku pun berhubungan dengan pak imin tanpa sepengetahuan istrinya.

Sudah 2 bulan lebih aku di rumah pak imin.

Suatu pagi aku sedang menjemur pakaian. Tiba tiba kepalaku pusing dan sedikit mual.

"Uwee...uweekk..." mual aku

"Kamuu kenapa??" Bu tini

"Gakk tau nih bu..kepalaku pusing dan mual" aku

"Sudah sudah kamu istirahat aja" suruh bu tini.

Bu tini menggandengku ke dalam rumah.

"Uweekk..uweekk..." mual aku.

Bu tini pun langsung mengambil minyak kayu putih dan langsung di oleskan di perutku.

"Masuk angin ini kamu, perutmu aja keras" bu tini

"Gakk tau bu.." aku

"Ke dokter yuk..." bu tini

"Ahh.***kk usahh bu, paling besok udah sembuh" aku

"Jangann.., ayoo kedokter sekarang" bu tini.


Aku pun menyadari aku pun sudah telat datang bulan, aku pun hamil oleh pak imin suami bu tini.

Dengan terpaksa aku pun pergi ke dokter bersama bu tini.

Sesampainya disana kami pun masuk ke ruangan dokter dan aku diperiksanya.

"Bagaimana dok?" Bu tini

"Tidak apa apa bu, selamat yaa bu, bu atik hamil usia kandungannya sudah dua bulan" dokter

"Hamil??" Bu tini.

"Yaa bu hamil, selamat yaa.." dokter

Kami pun pulang dari dokter, bu tini pun tampak bingung, mungkin dia berfikir kenapa aku bisa hamil.

Sesampainya dirumah. Pak imin pun sedang minum kopi sambil menonton tv.

"Ehh ibu sudah pulang" pak imin.

"Yaa pak.." bu tini

"Gimana keadaannya" tanya pak imin.

Kami pun saling memandang.

"Atik hamil 2bulan" bu tini

"Hamil??" Pak imin denga raut muka yang biasa saja.

"Kamu hamil tik" pak imin sambil mengelus elus perutku yang tahu di perut ini adalah anaknya.

Hari demi hari ku lewati, aku pun rindu dengan keluarga yang ada disana.
Ketika aku sedang termenung pak imin pun datang.

"Anak bapak sehat terus yaa" pak imin sambil mengelus perutku.

Aku pun melempar senyuman kepada pak imin.

"Makasih ya atik, sudah mau memberikan aku anak" pak imin

Sambil mengecup bibirku.

"Pak..." bu tini

Kami pun kaget ternyata di belakang situ ada bu tini.

"Jadi anak yang di kandung atik, anak bapak??" Bu tini

Kami pun terdiam.

"Jawab pak" bu tini

Bersambung..
Akhirnya update makasih suhu 👍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd