Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Sangat disayangkan cerita bagus selalu end tanpa kepastian, jadi terbengkalai dan ndak jelas
 
Nyesel sih baca dri awal klo tau endingnya bakal ga dilanjut,,
 
Selamat Pagi, Siang, dan Malam...
Terima kasih atas kesabaran suhu sekalian, dan kesetiaanya, dalam waktu dekat ane akan kembali melanjutkan cerita ini.
Terima kasih juga untuk satpam yang tidak memblokir.
Salam lendir
Buluan ditunggu
Wkwkkkkk
 
Chapter IX : The Guilt
Kota M, Pukul 1120


“Hai Jie…”, sapa Inggrid yang mengejutkan Anita yang sedang celingak celinguk di lobby Apartemen itu. Nita tampak anggun walau hanya mengenakan Kemeja putih sederhana.
“Sudah dari tadi?”, tanya Nita kepada Inggrid yang muncul dari arah dalam koridor apartemen itu.
“baru saja kok, tadi habis dari toilet, yuk naik harusnya Tedy sudah ada tuh di apartemennya”, sambil Inggrid merangkul tangan Nita dan menariknya berjalan menuju ke arah koridor lift.

Tedy tampak sudah mengenakkan pakaiannya, terlihat rapi siap menyambut Nita yang akan datang, jantungnya berdegup kencang menunggu wanita yang satu ini. Kemeja putih dan celana jins hitam telah melengkapi tubuhnya yang tinggi itu.

Bel pintunya berbunyi, mungkin saja Nita tidak ingin tiba-tiba seenaknya masuk kedalam apartemen itu, atau dia memang berharap Tedy siap membukakan pintu itu, tapi sebenarnya jantung Nita juga berdetak tidak karuan karena sebenar lagi akan bertemu dengan Tedy. Tedy berjalan perlahan menuju pintu itu, ketika tangannya terasa dingin ketika menyentuh gagang pintu itu.
Pintu itu perlahan dibuka oleh Tedy, mata mereka bertemu, mata indah Nita begitu diridukan oleh Tedy, senyuman merekah di wajah cantik Nita, tapi begitu pula air matanya yang tiba-tiba mengalir membasahi pipi nya. Segera tangan Nita menyeka air matanya, dan kembali menatap Tedy.
“You back”, kata Nita sendu, dan sedikit terisak. Tedy hanya mengangguk
Senyum merekah lebar dari bibir Anita, begitu lebar dan begitu riang.

“ko Tedy sudah kembali!”, seru sosok yang dari tadi berdiri disamping Nita yang terabaikan oleh mereka berdua, Inggrid berdiri di sana mengejutkan mereka berdua. Tedy seperti kehilangan kata melihat wanita yang baru saja di geluti tadi berada di samping Nita.
“Hmmm…” Tedy kali ini kehilangan suaranya, entah apa dipikiran Inggrid saat ini, muncul di depan pintunya bersama dengan Nita. Pikiran Tedy mulai bergelut sejenak setelah sempat break, wanita satu ini pasti punya akal bulus, terlebih mengingat perkataannya di dapur tadi.
“Elly nih yang kabari kalau kamu bakalan balik hari ini… Katanya dia tahu dari teman Jie Crystal”, kata Nita sambil tersenyum, tidak menyadari wanita ular di sampingnya itu.
“Teman Jie Crystal?”, Tedy berusaha tidak terlihat bengong.
“Iya, aku kenal dengan Jie Crystal, aku tidak menyangka ternyata dia jie jie mu”, jawab Inggrid dengan santainya. Entah apa rencana Inggrid, tapi Tedy merasa dirinya harus bersiap dengan kejutan dan jebakan selanjutnya dari Inggrid, dan kalau dia tidak hati-hati bisa jadi hubungannya dengan Nita akan berantakan.
“ah, ayo masuk dulu…”, kata Tedy sambil mengajak kedua wanita cantik ini masuk.
“Wah apartement ko Tedy, keren banget ya…”, kalimat penuh kebohongan itu meluncur dari mulut Inggrid, seolah dia baru pertama kali berada di apartemen ini.
“View di terasnya juga cantik banget”, sambung Nita yang mengarahkan Inggrid kesana, dan Inggrid pun mulai berjalan menuju teras itu, memberikan ruang untuk Tedy dan Nita.
Senyum kembali merekah dibibir Nita dan Tedy, tapi tentunya mereka sadar ada orang lain diantara mereka saat ini, hanya pelukan yang dapat mereka saling berikan saat ini. Keduanya saling memeluk erat, dan tangan Tedy mengusap rambut Nita dengan lembut dan mengecup kening Nita dengan mesrah. Tedy memalingkan kepalanya untuk mengontrol Inggrid, rupanya dia sedang tersenyum tajam menatap mereka yang sedang berpelukan. Nita tentunya tidak melihat itu, karena dia berpaling ke sisi yang lain. Mata Tedy langsung melotot melihat Inggrid di teras itu, Inggrid malah semakin senyum dan menjulurkan lidahnya mengejek.
“Are you gonna stay?” tanya Nita mengangkat wajahnya menatap Tedy.
“Yes I will, tapi aku harus resign dari kantor…”, kata Tedy masih sambil mengelus rambut Nita.
“Kenapa?”, tanya dengan sedikit khawatir dan melepaskan pelukan Tedy, dan mulai menatapnya dengan serius.
“I make a deal with my family, aku harus join ke perusahaan yang ada di sini, jika aku ingin tetap berada di kota ini”, kata Tedy berusaha menangkan Nita yang tampaknya mulai khawatir.
“Banyak yang harus aku ceritakan kepada mu, tapi saat tidak ada telinga lain disekitar kita…”, sambung Tedy. Tatapan Nita sendu menatap prianya ini, dan berusaha tetap tegar.

After a lot of talk and stories, akhirnya Nita pun mengerti keadaan Teddy saat ini, bahwa ada yang harus dipenuhi Teddy agar dapat berada dikota ini dan bersama dengan Nita.
Perjalanan ini akan panjang kedepannya, karena mau atau tidak, bersedia ataupun tidak, Teddy akhirnya harus terlibat dengan bisnis keluarga ini.

===

Kota M, Senin 27 Juli 2015, Pukul 08.30

Teddy, baru saja tiba di depan kantor dimana dia telah bekerja beberapa tahun belakangan ini, akhirnya pun harus berhenti juga, harus meninggalkan tempat ini. Walau banyak sedikit ilmu yang telah didapatkan atas garam dan asam bank tempat ini.
Teddy sekarang tengah berhadapan dengan Stanly dan menyampaikan permintaan maafnya yang telah menghilang dan baru muncul saat ini dihadapannya.
Sebenarnya perusahaan telah ingin mempublish berita duka, saat pertama kali mendapat info wafat tersebut, namun Stanly sebagai atasan langsung Teddy menolak dan keberatan akan hal tersebut karena jasad dan rumah duka pun tidak pernah dipublish, sehingga mendengarkan feelingnya Stanly dengan tegas menolak permintaan kantor pusat tersebut.

“I didn’t know what the hell happen to you when you gone dark”, ucap Stanly, namun Teddy terlihat terdiam dan hanya menatap mata atasannya ini.
“I understand there is something you cannot share and tell me, i will not pursue it”, lanjutnya Stanly duduk bersandar pada kursinya dan memberikan tatapan yang bersahabat kepada Teddy.

“I just want to thanks for everything you had teach me, and apologize for every wrong doing i had done this years, thanks for all you guidance, you will always be one of my best teacher”, jawab Teddy dengan lugas dan dengan mata yang menuh keyakinan menatap mata Stanly.

Terhembus nafas panjang dari bibir Stanly, dan tergurat senyum tipis di wajahnya seolah sudah menerima keputusan salah satu anggota terbaiknya ini untuk meninggalkan tim nya ini.
Jauh di dasar hatinya Stanly sangat berharap Teddy bisa menjadi penggantinya dan dia bisa segera naik pangkat lagi dan tentunya memboyong Claudia ke Kantor Pusat bersamanya, tapi sepertinya harapannya untuk mencari replacement nya harus tertunda, karena dibandingkan tim yang lain yang paling potensial memang hanya Teddy dan Anitha, tapi sepertinya jika Teddy tidak ada maka Anitha juga tidak akan terdorong untuk berkompetisi lagi di tim ini.

“We gone miss you, I will losing my best soldier”, jawab Stanly, sambil kemudian dia berdiri dan menjulurkan tangannya untuk memberikan Teddy satu jabatan tangan, satu jabatan tangan yang diterima oleh Teddy yang kemudian berdiri, dengan genggaman keduanya kokoh dan firm, their eyes are the same, two ambius being with difference goal.

***

Teddy melaju dengan motornya menuju kantor barunya di Kota M, menuju masalah yang selama ini dia hindari, menuju tanggung jawab yang mengalir dalam darahnya, menuju yang seharusnya dihadapi. Someshit will never can be avoided, it will return and bite you, bite hard.
Quality Control dalam perusahaan export import, sesuatu ranah yang baru untuk Theodore, tapi itu adalah hal yang harus dia lakukan, tapi dalam hatinya Ted bertanya kapan dia bisa lepas dari keluarganya ini dan mengejar kehendaknya, mengejar kebenarannya, ataukah ada jalan lain? Ataukah…

***

Anitha berdiri di atas atap kantornya, menatap jauh ke atas langit, memandang langit yang berawan nan biru. Memikirkan masa depan, apakah akan mudah atau penuh dengan liku ataupun perih yang harus dijalankan bersama Teddy, penuh tanya penuh keraguan. Namun dalam hatinya juga penuh dengan harapan dan asa bahwa lelakinya dan dia bukanlah manusia yang lemah, tapi akan menghadapi semuanya dengan jiwa raga mereka, mereka tidak akan jatuh, kalaupun jatuh akan mampu berdiri lagi dan akan lebih kuat dari sebelumnya.

Dalam bayangan, memandang Nita dibawah langit biru, sosok wanita yang penuh dengan misteri. Elly, no Inggrit memandang wanita itu dengan senyum yang terbesit di bibirnya, penuh dengan pikiran dan akal yang tentunya akan membuat perjalanan mereka bertiga menarik dan penuh dengan kejutan.

***​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd