Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Lanjut ya lanjut...

"Masuk sayang...sini duduk...!". Ucap Risma ketika melihat Santi didepan pintu ruang BK.

Siswi itupun dengan langkah pelan dan wajah yang tertunduk menghampiri Risma dan duduk disampingnya.
Risma mengusap punggung siswinya, mencoba untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Gini, ibu tadi udah ngobrol sama pacarmu ini...jadi ibu udah tau alasannya Yogi nyuruh kamu melayani teman-temannya. Sekarang jangan takut sama malu-malu lagi ya sama ibu...ibu gak marah kok sama kalian!". Ungkap Risma memaparkan semua obrolannya dengan Yogi kepada Santi.

Santi yang mendengarkan semua pemaparan dari gurunya hanya menganggukan kepala. Sementara Yogi pacarnya terlihat lebih percaya diri, raut wajahnya terlihat sumringah tak ada lagi kegugupan yang tadi ia rasakan dalam hatinya setelah berbicara panjang lebar dengan gurunya.
Lalu Risma berpindah tempat duduk agar Yogi dan Santi jadi berdampingan.

"Sambil menunggu Angga, ibu pengen liat cara kalian berciuman...ayo silahkan...!". Lagi-lagi ucapan Risma mengagetkan Santi, membuatnya memandang wajah sang ibu guru dengan tatapan heran.

Berbeda dengan Yogi, ia justru terlihat biasa-biasa saja ketika mendengar ucapan yang tak biasa dari gurunya tersebut.
Yogi lalu meraih pipi Santi, membuat keduanya jadi saling menatap. Dengan tak sabar ia segera memagut bibir ranum pacarnya tersebut.
Santi yang masih merasa gugup jelas terlihat kaget ketika mendapat serangan yang tiba-tiba dari pacarnya itu. Ini bukan kali pertama Yogi mencumbunya didepan orang lain, namun biasanya yang menontonnya adalah teman-temanya sendiri bukan gurunya.
Lidah Yogi begitu liar melumati bibir sang pacar yang terkatup rapat. Saking kagetnya, Santi sampai melotot. Tangannya seakan mendorong dada sang pacar agar menjauh dari tubuhnya.
Sementara Risma hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah dari kedua muridnya.

"Stop...stop...Yogi hentikan...!". Suara Risma yang terdengar membuat Yogi menghentikan pagutan bibirnya kepada Santi sang pacar.

Momen tersebut dimanfaatkan oleh Santi untuk mendorong Yogi dan menjauhkan dirinya dari sang pacar.
Keduanya lantas menoleh menatap ibu gurunya.

"Yogi...Yogi...kalau cara memulai kamu kayak gitu, jelas Santi malah jadi malu bahkan susah untuk menikmati dan gak bakalan birahi...! Sini kamu duduk disebelah ibu, biar ibu ajarin gimana caranya bangkitin nafsu perempuan!". Ucap Risma sambil tangannya menepuk sofa agar Yogi muridnya duduk disampingnya.

Yogi pun menurut apa yang diperintahkan gurunya tersebut.
Setelah duduk disampingnya, Risma menghadapkan tubuhnya kearah muridnya. Ia meraih tangan sang murid yang terasa bergetar saat itu. Lalu mengarahkan telapak tangan Yogi untuk membelai pipinya. Tak lupa ia pun mengarahkan tangan itu untuk mengelus daun telinganya.
Yogi sang murid benar-benar dibuat gugup saat itu. Bagaimana tidak, kali ini ia sedang bermesraan dengan seorang guru perempuan yang selalu menjadi bahan obrolan mesum bersama teman-temannya. Apalagi ketika ia memandang wajah Bu Risma dalam jarak yang begitu dekat sedang terpejam dan menggigit bibirnya sendiri, seolah menikmati ketika ia mengelusi pipi dan daun telinga sang ibu guru.
Hembusan nafas Bu Risma terdengar seperti desahan bagi Yogi, apalagi ketika wajah sang ibu guru semakin mendekati wajahnya sehingga hembusan nafas yang harum itu terasa menempa lembut wajahnya.
Risma yang kali ini membuka matanya dihadapan sang murid terlihat menyunggingkan senyumnya.

"Nah begitu...perempuan itu harus kamu bikin nyaman terlebih dulu, baru bisa kamu apa-apain sesukamu...!". Ucap Risma pelan dengan nada genitnya sebelum bibirnya yang basah bersentuhan dengan bibir sang murid.

Awalnya Yogi terlihat pasif, ia begitu kaget saat Bu Risma mendaratkan ciuman dibibirnya. Namun lambat laun sang muridpun mulai terlihat aktif. Lidah mereka mulai saling bertaut, mulut mereka saling memagut.
Suara gumaman keduanya terdengar pelan seakan menikmati laju birahi yang merangkak semakin meninggi.
Adegan mesum antara guru dan murid itu membuat mata Santi melotot tak percaya.
Ia benar-benar heran dengan kelakuan guru perempuan yang satu ini yang sedang menikmati percumbuan dengan pacarnya.
Namun meskipun begitu, setiap adegan yang ia lihat jelas membangkitkan nafsunya. Tangan Santi secara tak sadar mengarah ke payudaranya sendiri. Ia mulai meremas bahkan memilin puting payudaranya yang walaupun masih terhalang baju seragam dan bra, namun tak ayal bisa memberikannya kenikmatan sehingga nafsu birahinya ikut meninggi.

"Mmmhhhh...mmmhhhh...mmmhhhh...!". Suara gumaman yang hampir terdengar seperti desahan hasil dari pergumulan Risma sang ibu guru dengan Yogi muridnya.

Risma baru melepas pagutannya ketika mendengar ketukan di pintu. Sambil tersenyum ibu guru itu terlihat sibuk merapihkan dandanannya dan menyuruh Santi untuk membukakan pintu.
Ternyata Angga yang datang, dengan tertunduk ia menyerahkan bungkusan kepada gurunya.
Risma yang menerima bungkusan itu memeriksanya dan tersenyum.

"Bagus juga selera kamu, udah sering beli yang kayak gini ya?". Tanya Risma dengan nada bercanda kepada Angga.

Angga hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum dengan sedikit ditahan ketika ditanya oleh gurunya tersebut. Ia lalu duduk disebelah Santi.
Risma berjalan kearah pintu dan menguncinya.

"Nah karena tadi Angga belum tuntas, sekarang ibu mau lihat Santi memuaskan Angga ya...ayo mulai nak...!". Ucap Risma sambil berjalan dan duduk kembali disamping muridnya Yogi.

Mendengar gurunya mengatakan hal seperti itu Angga sedikit bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
Namun berbeda dengan Santi, birahinya yang tadi naik karena menyaksikan Bu Risma dan pacarnya bergumul panas didepan matanya, membuat dirinya tak lagi peduli dengan keadaan disekitarnya. Demi menuntaskan hasratnya, ia tak menghiraukan adanya Bu Risma dan Yogi diruangan itu.
Santi menggeser duduknya mendekati Angga yang terlihat celingak-celinguk kebingungan. Ia meraih pipi teman pacarnya tersebut sehingga kini keduanya saling bertatapan. Dengan agresif Santi mencium bibir Angga, menyapukan lidah basahnya dibibir yang kaku karena perasaan kagetnya.
Lambat laun Angga pun mulai terbawa suasana dan melayani cumbuan dari pacar temannya tersebut. Apalagi Santi kini meraih tangannya dan diarahkan untuk meremas payudara.
Melihat adegan panas Santi dan Angga didepan matanya membuat rasa cemburu, iri dan birahi bercampur aduk dihati Yogi. Dengan tak sadar ia meremas paha Bu Risma yang duduk bersebelahan dengannya.
Risma pun mengetahui apa yang sedang dirasakan muridnya itu. Melihat kekasihnya bercumbu panas didepan matanya sendiri memang selalu menjadi fantasy yang unik dari setiap laki-laki.

"Kamu kenapa gi...? Sange liat pacar kamu ciuman sama temen kamu sendiri?". Bisik Risma ditelinga Yogi memanas-manasi.

Risma pun dengan tangan kirinya mengelus selangkangan sang murid. Hidungnya ia sentuhkan ditelinga Yogi, nafasnya ia hembuskan untuk terus memancing hasrat birahi. Hingga keduanya kini terlihat berciuman kembali seperti tadi.
Suara gumaman diruangan itu kini terdengar kembali. Dua pasangan yang terhanyut hasrat birahi kini tengah menikmati pergumulannya dengan pasangan masing-masing. Angga dengan Santi, Bu Risma dengan Yogi.

"Ahhhhmmm...mmmhhh...Angga...telanjangin aja Santinya...jangan malu-malu lagi sama ibu ya...!". Ucap Risma kepada dua murid yang tengah bercumbu didepannya.

Otomatis Angga dan Santi menghentikan ciuman mereka dan menoleh ketika mendengar ibu gurunya itu berbicara.
Mereka berdua seakan tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.

"Astaga...ibu...!". Ucap singkat Santi dengan ekspresi kaget seakan berpura-pura menutup mulut menggunakan kedua tangannya.

Jika tak melihat dengan mata kepalanya sendiri, mungkin ia tak akan percaya. Saat itu gurunya yang walaupun masih mengenakan hijab sudah bertelanjang dada. Dengan sambil memejamkan mata, Bu Risma terlihat begitu menikmati ketika Yogi menjilat dan menghisap puting payudara ranumnya. Payudara yang selalu menjadi idaman para laki-laki disekolah.

Bu Risma seakan tak ingin Yogi mengakhiri perlakuan terhadap dirinya. Si ibu guru itu memeluk kepala sang murid, mengacak-acak rambutnya dan menekannya kearah payudara.

"Uhhh...nafsu banget kamu sayang...doyan sama susu ibu-ibu ya...ahhhh...he'emmhhh...ahhh...iyahhh...udah pinter ya maenin puting ibu-ibu...hmmm...!". Ungkap Bu Risma nakal yang membuat Yogi semakin gemas untuk mengerjai guru perempuan yang satu ini.

Santi yang melihat pacarnya menggumuli si ibu guru merasa terbakar hatinya. Ia mulai melepas hijab dan mempereteli kancing baju seragam sekolahnya.
Kini siswi itu tengah berbaring mengangkang diatas sofa dengan masih mengenakan celana dalam dan bra, bahkan kaos kaki panjang yang menutupi betisnya berikut sepatu yang masih melekat dikakinya benar-benar menambah keseksian Santi.
Seolah tengah merangsang dirinya sendiri, Santi menggeliat seksi. Mencoba mengambil perhatian dari Angga yang terfokus pada pergumulan Bu Risma dengan pacarnya.

"Hmmmm...ohhh...ngga...sini naikin Santi... kok terus ngeliatin Bu Risma...ahhh...ngga...ayoohh...!". Santi mulai merengek memanggil sahabat pacarnya untuk kembali merangsang tubuhnya.

Anggapun menoleh, dengan senyumnya ia merangkak diatas tubuh Santi yang juga tersenyum menyambut kedatangannya. Keduanya kembali berpagutan dengan penuh gairah. Bahkan Sambil saling melumat, Santi pun mempereteli kancing baju seragam yang dikenakan oleh Angga. Membuka gespernya dan menurunkan resleting celana Angga.
Kini Angga yang telah ditelanjangi oleh Santi terlihat sedang mengemut puting kecil payudara gadis itu.
Santi pun tak ingin kalah. Sambil menikmati hisapan Angga diputing payudaranya, ia pun dengan cekatan meraih batang kontol milik temannya tersebut dan diurutnya dengan lembut.

"Wow...ahhh..***k nyangka kamu punya kontol gede gitu nak...ahhh...Santiiii...shhh...sisain buat ibu ya sayang...ahhh...ibu juga mau dikontolin sama Angga...aaaaahhhh...uhhhh...nikmat...ahhh...!".

Saat itu Risma yang sedang mengangkang dan tengah dijilati memeknya oleh Yogi tak sengaja melirik kontol Angga yang sedang diurut manja oleh Santi. Ibu guru itu begitu terpesona dengan ukuran dan bentuk kontol muridnya tersebut. Anak muda dengan kontol besar dan panjang serta berurat memang selalu menjadi daya tarik bagi perempuan seusianya.
Bisa merasakan disetubuhi oleh anak-anak sekolah seusia mereka memang merupakan kepuasan tersendiri bagi Risma. Menurutnya hal itu bisa meningkatkan rasa percaya diri, karena tubuhnya masih mampu memikat, menggoda dan membangkitkan hasrat anak-anak muda.

Mendengar celotehan ibu gurunya, Santi melirikan matanya yang terlihat seperti mengejek Risma. Bahkan saat itu ia langsung meminta Angga untuk melakukan gaya 69, dimana Angga dibawah menjilati memek dan Santi diatas akan memanjakan kontol.
Santi berbisik kepada Angga jika ia ingin menggoda Risma, ia ingin melihat sejauh mana kebinalan sang ibu guru yang setiap harinya terlihat alim tersebut.

"Ahhh... Bu...ahhh...shhh...Bu Risma...ahhhh...jilatin kontol Angga nikmat banget loh bu...hmmmm...gede...ahhh...hmmm...mulut Santi penuh...hkkkkk...ahhhh..***k muat bu...hkkkkk...hmmm...ahhh...!". Ujar Santi menggoda gurunya sambil ia menjilati kontol Angga dan beberapa kali mengulum juga menekan agar kontol itu bisa masuk tertelan lebih dalam dimulutnya.

Risma saat itu menatap kebinalan muridnya dengan mata sayu. Beberapa kali ia menggigit bibirnya sendiri melihat Santi begitu menikmati melumat kontol besar dan panjang milik Angga.
Birahinya ia lampiaskan dengan menekan kepala Yogi yang sedang mencucup lubang memeknya sampai Risma merasakan orgasme menghampiri tubuhnya.

"Aaaahhhh...ahhhh...Iyah ibu mau ahhhh...sayang... ibuh jugah mauh nyepongin kontol Angga...ahhhh...ibu mau say...ahhh bucat...ohhh...ibu bucat...ahhh nikmat...ahhh...!". Ucap nakal Risma.

Nafsu membuat akal sehat Risma terasa hilang. Ia tak menyadari jika profesinya adalah seorang guru, bahkan ia pun tak menyadari jika dirinya saat itu tengah becinta dengan para muridnya sendiri.
Hingga bahasa-bahasa yang tak senonoh pun terdengar begitu ringan keluar dari bibirnya.
Yang terlihat adalah kebinalan dan kenakalan Risma. Bahkan ia pun begitu berharap jika murid-muridnya tersebut bisa berkata kasar terhadap dirinya. Ia ingin disebut wanita murahan, perempuan gatel, bahkan ia ingin murid-murid memanggilnya lonte atau pelacur dalam khayalnya.

"Bu...sepongin kontol Yogi ya...!". Terdengar suara sang murid membuyarkan lamunan Risma yang tengah terengah-engah menikmati orgasme sambil memejamkan mata.

Risma lalu tersenyum saat membuka matanya. Batang kontol Yogi tengah mengacung menodong wajahnya.
Tanpa harus diminta kembali, Risma meraih kontol muridnya tersebut yang tak kalah panjangnya oleh kontol Angga. Namun untuk ketebalan, jelas kontol Angga lebih tebal dari kontol pacarnya Santi ini.
Risma langsung menunjukan keahliannya dalam memuaskan laki-laki. Ia jilati kontol Yogi dari pangkal sampai keujungnya hingga basah, bahkan ia pun meludahinya beberapa kali sebelum mengulumnya.

"Hmmm...ohhh...ibu...ahhh...hmmm...enak Bu ahhhh...!". Ujar Yogi mengomentari perlakuan gurunya.

"Kenapa...hmmmm...hkkkk....hkkkk...ahhh...nikmat gak disepong kontolnya sama ibu?...ayo kata-katain ibu pake kata-kata kasar nak...ahhh...!". Ucap Risma sambil menatap muridnya dengan kontol yang masih dijilatinya.

"Ahhhh...iyah...ibu guru lonte...anjjjj...nih Yogi pake mulutnya ibu buat ngocok kontol ini..ahhh...ohhhh...dasar guru binal...ahhh...!". Ucap Yogi kali ini sambil menjambak kerudung sang ibu guru dan menggerakan pinggulnya dengan kencang hingga kontolnya terlihat keluar masuk dengan cepat dimulut Risma.

Sementara itu Santi kini tengah mengangkang dibawah tindihan Angga yang tengah mengocok memeknya menggunakan kontol kebanggaannya.
Siswi itu terlihat menggigit bibirnya dan memejamkan mata menikmati setiap tusukan kontol Angga dimemeknya yang basah.

"Ahhhh...hmmm...nikmat ngga ahhh...bikin puas dulu Santi ya...ahhh...nanti kamu entotin Bu Risma...ahhh...biar kalau udah tau nikmatnya diewe sama kamu...ahhhh...dia bakal jadi lonte juga kayak...ahhh...akuh...ahhhh...!". Desah Santi ditelinga Angga yang masih dengan tempo pelan menggenjotkan pinggulnya.

Sedangkan Risma kini tengah menungging merangkak diatas sofa menunggu sang murid mempenetrasikan kontol kedalam lubang memeknya.
"Bles...". Kontol Yogi amblas ditelan lubang memek gurunya. Entah mimpi apa semalam sampai ia bisa merasakan hangat dari jepitan lubang memek ibu guru yang menjadi idola disekolah.
Mulanya Yogi mengocokan kontolnya dengan tempo yang sangat pelan hingga memek gurunya terasa semakin licin.

"Ahhh... lebih cepat sayang...ohhh...nikmat dientot dari belakang...ahhh...iyah tekan lebih dalam...uhhh...!". Risma menyemangati muridnya agar menghunuskan batang kontol panjangnya lebih cepat dan dalam.

Yogi menuruti keinginan sang ibu guru. Ia mulai menambah kecepatan kocokan batang kontolnya hingga benturan pahanya terdengar begitu nyaring ketika beradu dengan bulatan pantat Risma.
Disetubuhi dengan gaya seperti ini memang terasa nikmat sekaligus tersiksa bagi perempuan, karena kontol yang masuk terasa begitu dalam dilubang memeknya. Apalagi kontol Yogi memang panjang hingga Risma merasakan kepala kontol muridnya itu mentok membentur mulut rahimnya didalam.
Tak ayal rasa itu membuatnya mendesah bahkan menjerit-jerit sakit sekaligus merasakan kenikmatan.

"Ohhhh...anjjjing...ahhhh..***gah banget kamu...ahhh... iyah sayang...ahhh... mentok anjing...ahhh...nikmat...iyah...terus...ahhh...!". Ungkap Risma tak segan untuk berucap kasar.

Orgasme kembali didapatkan oleh Risma, hal itu ternyata bersamaan dengan apa yang Santi rasakan.
Siswi cantik itu terlihat kelojotan diatas tubuh Angga. Rupanya itu adalah Orgasmenya Santi untuk kali kedua, setelah yang pertama ia dapatkan dibawah tindihan Angga.

"Aaaa...aaaa...aaaaahhhhh...Santi pipis enak nggaaaaaa...ahhhh...!". Ungkap Santi setengah menjerit ketika memeknya menyemburkan cairan yang menyelimuti batang kontol teman pacarnya.

Risma tersenyum melihat Angga menghampirinya pasca membuat siswinya kelojotan karena mendapatkan orgasmenya.
Posisinya kini tengah duduk membelakangi Yogi yang masih menancapkan batang kontol dilubang memeknya.
Sambil berjalan menghampiri ibu gurunya, Angga melepas kondom yang membalut kontolnya membuat Risma memandang muridnya tersebut dengan tatapan takjub karena terlihat begitu gagah.
Seolah-olah mengerti apa yang gurunya inginkan, Angga berdiri diatas sofa menyodorkan batang kontol kebanggaannya tepat didepan mulut sang ibu guru.
Bak anak kecil yang kegirangan karena mendapatkan mainan, Risma segera meraih kontol Angga. Ia usapkan batang itu diwajahnya, menghirup dalam aromanya sambil memejamkan mata, lalu menjilati seluruh bagian batang gagah milik muridnya.
Tak lupa sambil memanjakan kontol Angga, Risma pun menggoyangkan pinggulnya hingga kontol Yogi yang didudukinya terasa mengaduk-aduk bagian dalam lubang memeknya.
Gumaman Risma terdengar begitu menggairahkan ketika ia mendapat kenikmatan dari bawah hasil adukan kontol Yogi dilubang memeknya yang semakin basah, sementara dirinya begitu asik mengulum kontol Angga yang sejak pertama kali melihat ia sudah menginginkannya.

"Hmmmhhh...ahhh..***gah banget kontol kamu sayang...hmmmm...hkkk...hkkk...ahhhmmm..ahhh...!". Risma mengomentari batang kontol Angga yang sedang ia manjakan dengan mulutnya.

Sementara dibelakangnya, Yogi merasa begitu nikmat mendapat goyangan dari gurunya. Ia merasakan kontolnya yang dijepit oleh kelembutan memek Bu Risma bergoyang seirama dengan pinggul sang ibu guru.
Angga semakin berani memperlakukan gurunya. Sambil menikmati kontolnya dikulum oleh Bu Risma, ia meremas payudara ranum sang ibu guru yang terlihat begitu bernafsu menikmati persetubuhan dengan dua muridnya.

"Ahhh..ohhh...liat gak bro...ahhh... nih geolan Bu Risma ahhh...emang asik bener...uhhh...!". Yogi berkomentar memberi tahu Angga sambil memegang pinggul ibu guru yang tengah menggoyang kontol sambil dipangku olehnya.

Mendapat perlakuan dan perkataan yang tak biasa dari kedua muridnya membuat Risma semakin bersemangat untuk memberikan kepuasan pada mereka.
Hingga tak sadar badai orgasme kembali menerjang tubuhnya. Tubuhnya mengejang, memeknya berkedut kencang, matanya mendelik, bibirnya menganga. Suara jeritannya menggema diruangan itu sampai membuat Santi tercekat dan menghampirinya.

"Bu...ibu Risma gak apa-apa...??? Bu...ibu...!". Santi bertanya dengan cemas sambil menggoyang-goyang bahu gurunya yang bersandar lemas di tubuh Yogi pacarnya dengan kontol yang masih tertancap dimemeknya.

Risma membuka matanya, ia menoleh lemah kepada Santi siswinya. Senyuman yang tersungging dibibir Bu Risma membuat Santi merasa lega.

"Gak apa-apa sayang...ibu gak apa-apa, yang barusan itu nikmat banget...ibu suka...!". Ucap Risma sambil tersenyum lemah kepada siswinya.

Santi yang merasa lega kembali ke tempat duduknya semula sambil menggerutu, "huft...bikin kaget aja, kirain pingsan taunya malah keenakan...!".

Sekembalinya Santi ke tempat duduknya, Risma bangun perlahan dari pangkuan Yogi dan mencabut kontol yang bersemayam dimemeknya. Ia lalu menyuruh Angga untuk berbaring diatas sofa, sementara ia merangkak menaiki tubuh muridnya tersebut.
Dengan posisi jongkok ia memegang batang kontol panjang dan besar milik Angga dan diarahkannya kontol itu dilubang memek yang telah basah dan lengket oleh cairan orgasmenya tadi.
Mata si ibu guru itu terpejam, giginya terlihat ia rapatkan ketika tubuhnya mulai diturunkan. Sedikit demi sedikit kontol besar itu memasuki lubang memek. Setiap gesekannya menimbulkan rasa ngilu dan nikmat.

"Entah makan apa anak ini hingga memiliki batang kontol sepanjang dan sebesar ini?". Itulah pertanyaan dibenak Risma saat akhirnya kontol Angga bisa terbenam semua dimemeknya.

"Uhhhh...bu... memeknya ngejepit banget dikontol saya...ahhh nikmat bu...!". Angga memberikan komentarnya.

Mendengar itu Risma pun tersenyum, ia bangga pada dirinya yang masih bisa memberikan kenikmatan kepada anak muda.
Risma mulai menggoyang pinggulnya secara perlahan.
Mulanya ia bergerak maju mundur, lalu bergoyang memutar kekiri dan kekanan secara perlahan dan bergantian.
Tak dapat dipungkiri olehnya jika batang kontol Angga adalah batang kontol paling nikmat dari semua yang pernah menusuk lubang memeknya.

"Ahhhh... sayang...ahhh nikmat...ahhh...memek ibu penuh sayang...iyah...ahhhh... kamuh gak usah gerak sayang...ahhh... nikmati saja goyangan ibu...ohhh...!". Gumam Risma sambil terus menggoyang pelan kontol muridnya.

Angga pun menuruti apa yang gurunya inginkan. Ia hanya menggerakan tangannya untuk meremas payudara sang ibu guru yang selalu menggodanya.
Ia merasakan batang kontolnya semakin licin didalam memek gurunya. Kenikmatan itu hanya ia ungkapkan dengan desahannya.

"Ahhh... anjing... kok kamu tusukin kesitu ahhh...sakkkkit gi...ahhh...perih...ohhhh...ampun...!". Suara Santi dari sebrang sofa tempat bergumulnya Risma dan Angga sedikit mengganggu kenikmatan yang sedang dirasakan mereka.

Rupanya Yogi yang belum menuntaskan birahi melampiaskannya terhadap Santi pacarnya. Namun bukanlah lubang memek sang pacar yang menjadi incarannya, akan tetapi ia lebih memilih lubang dubur Santi untuk menjadi pelampiasan nafsu birahinya.

"Udah jangan didengerin... nanti juga Santi bakalan keenakan dikontolin lobang pantatnya...hihi...sekarang Angga ibu goyang lagi ya...!". Ucap genit Risma kepada muridnya sebelum ia menggoyangkan lagi pinggulnya.

"Ahhh...iyah bu...nikmat banget goyangan ibu...ohhh...!". Angga mulai hanyut kembali dalam kenikmatan yang diberikan gurunya.

Lima menit kemudian Risma kembali mendapatkan orgasmenya. Kali ini kenikmatannya ia lampiaskan dengan memagut bibir muridnya hingga erangannya tertahan.
Suasana terasa hening sesaat setelah Risma mendapatkan kembali orgasmenya. Rupanya disebelah mereka nasib Santi sungguh sangat mengenaskan. Gadis itu terlihat lelap tak sadarkan diri setelah Yogi menggenjot kasar lubang duburnya.

"Bu...maaf, ibu masih kuat...?". Tanya Yogi menghampiri gurunya yang telungkup diatas tubuh Angga temannya.

Risma pun menoleh dan menyunggingkan senyumannya kepada Yogi yang tengah berdiri menodongkan batang kontol dihadapannya.

"Uh...sayang, kasian belum bucat ya... Ayo tunggangin ibu sayang...tapi yang sisa cuma mulut sama lubang bo'ol ibu, kamu mau yang mana?". Seloroh sang guru tanpa malu-malu menawarkan kenikmatan dari tubuhnya kepada muridnya.

Mendengar tawaran dari gurunya, Yogi segera beralih kebelakang tubuh sang ibu guru.
Tau muridnya akan menusukan kontol dilubang duburnya, Risma dengan gaya yang nakal meludahi telapak tangannya. Ia lalu mengusapkan air ludahnya ke lubang dubur sebagai pelicin untuk membantu penetrasi kontol Yogi disana.

"Ahhhh...pe...lan...pelan nak...ahhh...penuh...!". Ucap Risma ketika Yogi menekan kontol memasuki lubang belakang miliknya.

Dibawah, Angga pun mulai menggerakan batang kontol kebanggaannya di lubang memek gurunya. Rasanya begitu nikmat ketika Yogi temannya juga ikut memaju mundurkan kontolnya dilubang dubur Bu Risma.
Kini yang terlihat dua orang siswa tengah menggenjot seorang ibu guru. Tak ada raut wajah kesakitan yang ditunjukan oleh Risma. Ia begitu senang merasakan pengalaman pertamanya disetubuhi murid-muridnya. Bahkan kata-kata kotor dan nakal keluar dari bibirnya.

"Ahhhh... anjing... kalian murid-murid nakal...ahhh...berani ngewe guru kalian disekolah...ohhh...nikmat...ahhhh...!".

"Ibu harusnya ngelacur punya memek enak kayak gini...ahhh...apalagi doyan kontol...iya gak bro...ahhhh...?". Ucap Angga berkomentar dan bertanya pada temannya sambil terus memompakan batang kontolnya dimemek gurunya.

"Hmmmhhh..oh...bener cuy... kayaknya Bu Risma emang udah biasa dikontolin rame-rame...ahhhh... ini lobang bo'olnya juga enak banget...liat aja, ahhh...dipake sama dua kontol gini dia malah suka...!". Ucap Yogi menimpali perkataan temannya.

Tak kuat menahan kenikmatan digenjot dua orang muridnya, Risma pun mendapatkan kembali orgasmenya. Kali ini benar-benar hebat, tubuhnya mengejang kuat, matanya mendelik, dan mulutnya pun tak bisa menahan keluarnya jeritan.
Hal itu jelas membuat jepitan memeknya semakin kencang mencengkram kontol Angga, hingga muridnya ini tak bisa menahan muncratnya cairan sperma.
Ejakulasi Angga pun tak berapa lama diikuti oleh Yogi temannya. Ia menyemburkan air maninya didalam dubur sang guru, membuat tubuh bagian bawah Bu Risma begitu basah kuyup oleh lelehan sperma yang merembes keluar dari lubang memek dan duburnya.

Kegiatan memacu birahi empat orang itu terus berlanjut. Entah berapa kali Yogi dan Angga mengeluarkan spermanya, hari itu mereka berdua benar-benar dikuras tenaganya.
Begitipun dengan Risma dan Muridnya Santi, lubang memek dan dubur mereka hari itu dibanjiri menjadi pelampiasan Angga dan Yogi.
Hingga sore menjelang akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.


Crot....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd