Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT D & J (+mulustrasi)

pendek pendek tapi kualitasnya super ajib
wajib ditungguin update yang begini ini :D
 
Semoga sebelum tahun Baru Ada update biar si Joni jr ga brontak2 lg suhuu..

Lanjutin suhuku...
 
Siapa sangka

"PUAAAHHH!" jeritnya lega saat gue cabut penis gue keluar dari mulut seksinya.


"hhmmmhh...."erang devina penuh nafsu. Matamya terlihat berapi-api penuh gairah, tangannya bergerak begitu cepat mengocok penis gue yang basah dan licin.


"mas, gede bangeet inii" ujarnya manja sebelum mulutnya kembali penuh oleh penis gue. Sensasinya luar biasa saat penis gue dihisap semaksimal mungkin dan disaat bersamaan lidahnya yang lembut dan hangat menggelitik ujung penis gue.


"ooh, fuck, Dev, kamu jago banget" erang gue keenakan. "aku nggak nyangkaahhh...shiit terus Dev", gue meracau nggak karuan. Kalo tebakan gue bener, she wants me to cum on her face.


Let's be honest, siapa yang nyangka kalo temen gue yang satu ini demikian binal?! At least I am not!


"ngghhkk...aakkhh..aakhhh..aakhh.." cuma itu suara-suara yang terdengar dari mulut mungil devina. Bibirnya yang halus mencengkeram erat batang penis gue. Kepala devina menengadah keatas, dia mencoba memberi kebebasan untuk penis gue menyeruak masuk sedalam mungkin kedalam lehernya. Tangan kanan gue memegangi lehernya, terasa jelas lehernya menggelembung saat gue memasukkan penis gue sedalam mungkin.


"ngghhkkk..." erangnya tertahan. Mata kita bertatapan, devina terlihat happy, walaupun mukanya merah dan jelas ada air mata diujung Matanya yang berbinar.


Setiap kali penis gue masuk ke lehernya, akan gue tahan beberapa detik posisi itu. Lalu gue lepas keluar supaya devina bisa nafas, she's now my living sex doll, she need to breath. Ucap gue pada diri sendiri.


"aakhh..aakkhhh..aakhhh...AAAKKHH.....PUAAAHHH" suara devina memenuhi ruangan. Setiap kali gue lesakkan dalam-dalam ke mulut mungilnya, dia selalu teriak tertahan sebelum akhirnya menjerit lega saat gue cabut penis gue keluar.


Buih-buih kecil menghiasi bibirnya yang susah payah terbuka lebar menampung penis tebal gue.


Didalam mulutnya penis gue serasa dipijit, terutama setiap kali gue deepthroat, lehernya terasa berdenyut memijit. Gue cuma bisa melenguh keenakan.


"oh may gaadh, enak banget iniii" pekiknya sambil mengocok batang penis gue yang basah oleh liurnya.


"mas liat deh, ini kok jadi makin gede dan keras siih, ini tebelnya hampir sama kayak pergelangan tangan aku lhoo" jeritnya kegirangan saat membandingkan lengannya dengan penis gue.


"hehe, seneng yah kamu kalo aku sodok gitu tadi lehernya?"


"iya, mulutku rasanya penuh bangeethhh. HAPP" jawab devina cepat sebelum kembali melumat penis gue.


"oh syit, terus Dev..terus" racau gue keenakan.


"sluurp..sluurp..aakhh..aakhh..mmaashh..sluurp..cepetan...sluurp..slurpp...keluar lagi dong...aaahhkk" pintanya manja sambil masih terus melumat penis gue.


"keluar apa siih?" jawab gue keenakan sambil sedikit memancing-mancing.


"CLOKK..CLOOK..CLOKKK" suara gerakan tangan devina mengocok penis gue bergema di ruangan.


"keluarin kayak tadii mas jay.." sungutnya manja.


"apa yang tadii..sshh...terus Deev" gue masih berusaha teasing disela-sela keenakan.


"HAP..aahhkk..ahhkk...sluurp...AAHHHKKK" bukannya menjawab pertanyaan gue, dia malah berusaha melesakkan penis gue sampe kedalam lehernya. Kedutan dari lehernya dipadu dengat sensasi hangat mulut devina yang menyelimuti batang penis gue membuat gue semakin sulit bertahan.


"PLOP..PUAHHH. IIH kok dicabut siih" protesnya manja sambil segera kembali menggengam penis gue dengan kedua tangannya.


"kamu mau apa siih?" tanya gue.


"aku..sluurp...mau...slurp...kamu...sluuurrpp....cum in my face!" jawabnya lantang diselingi sedotan-sedotan kuat.

"well then, with one condition" otak mesum gue memunculkan suatu ide.

"apa?" tantang devina. Gue rasa dia udah dikuasai oleh birahinya.

"I can do anything with you..I mean anything!"

"yes..sluurp..sluurp..aakkhhhhh" jawabnya singkat sebelum kembali melesakkan penis gue kedalam mulut mungilnya.

"very good" jawab gue menikmati hangatnya mulut devina.

Gerakan kocokan tangannya menjadi semakin cepat, sedotan-sedotannya semakin intens...ini semua membuat gue kesulitan menahan gelombang ledakan penis gue.

"sshh Dev, be ready...ssh..I am about..to cum"

"aahhkay...ahhkkk...ahkk...ahhkk..." dengan mulutnya yang tersumpal penis dia coba bilang okay.

"aahhkk....ahhkkk...sluurrppp....PLOP"

Gue segera cabut penis gue keluar dari mulutnya.

"udah mau yah?" tanyanya sambil tersenyum manja. Matanya berbinar, damn she looks so hot.

"yes...sshh.." jawab gue. Muka horny devina membuat gelombang ledakan terasa semakin kuat.

"sluurpp...clok..clok..clok.." devina mengocok dan sesekali menyedot uking penis gue.

"ayo mas, pejuin muka aku" ujarnya singkat.

"apa Dev?!" gue ga percaya apa yang dia bilang barusan.

"PEJUIN MUKAKUU! Cum in my face!" jawabnya lantang sambil mempercepat kocokannya.

"sshh...here it comes!...Crot..crot...crot...crot..." ucap gue lantang sebelum meluapkan peju gue di wajah cantiknya.

"HHMMMHHHH YAAASSSHHH!" pekiknya super happy saat peju gue mendarat di mata, pipi dan hidungnya.

"aahh enak banget anget gitu peju kamu" ujarnya dengan senyum lebar menghiasi wajah cantiknya yang berlumuran peju gue. Dia lalu menyeka lelehannya dengan jarinya sebelum menelan habis semuanya.

"thanks ya Mas, manis2 gurih gitu deh rasanya. Cups" devina mengecup jidat gue lalu berlari-lari kecil ke kamarnya.

"Deeev, aku ditinggalin nih habis diperes?!" protrs gue.

"ya sini doong susul aku!" teriakya dari kamar mandi di dalem kamarnya.

Malas-malasan gue menyusul devina kedalam kamarnya. "ngapain siih?" tanya gue.

Ternyata dia cuci muka. Lah kok malah cuci muka? batin gue.

"kamu ga mau kaan cium mani kamu sendiri" tanya devina sambil mengeringkan wajahnya dengan handuk.

"jadi apanih, sekarang mani tadi peju?"

"ssstt...udah ih maluuu tadi aku bilang gitu" dia terlihat semakin imut kalo lagi malu-malu gitu.

"ayo kita cuddling di kasur" dia menarik gue ke kasur.

I like how she decorate her bedroom. Seprei putih, selimut putih, sarung bantal putih... so wonderful.

"Dev, thanks ya." ujar gue memecah keheningan selama kita spooning.

"hmm? Kenapa mas" dia membalik badannya. Sekarang kita jadi berpelukan. Tangannya mulai bergerilya kebawah, mengelus-elus penis gue yang belum lemes juga daritadi.

"Well, thanks for today. Kamu tiba-tiba inisiatif ngajak kita begini. Hehe"

"ih kamu, kirain apaan deh. Samaa aku thanks juga kamu ga nolak"

Yakali deh nolak. Gila kalo ada laki nolak diajak begini! Teriak gue dalam hati.

"anyway, I still have my one condition lho!" gue mengingatkan devina.

"iih, kamu mau apa siiih?!" she looks bit panicked.

"ada deeeh!" jawab gue singkat sebelum melepaskan pelukan gue dan meremas dadanya.

"sshh...maassshh, pelan remes toketku"

Devina udah mulai horny lagi nih, pikir gue. Kelihatannya dia akan jadi liar juga ngomongnya kalo udah dikuasai birahi.

Gue arahkan badannya untuk terlentang. Tangan kanan gue mengocok vaginanya, dengan jari tengah gue keluar masukkan. Tangan kiri gue meremas toket kirinya. Mulut gue bergantian menjilat dan menggigit puting kanannya.

"sshh...hiyaa...kamu apain akuu...enak bangeet!!!" pekiknya keenakan. Punggungnya melenting terangkat dari kasur, kakinya menendang-nendang selimutnya tak beraturan sementara tangan kanannya mengacak-acak rambut gue dan tangan kirinya berusaha mencari pegangan ke seprei dan bantal. Looks like she can't control herself.

"Dev, pinjem syal dong" ujar gue disela-sela menggarap toket kanan devina.

"sshh..hah..hahh..hahh...gila kamu mas.. Banjir deh aku pasti itu dibawah?!" alih-alih menjawab pertanyaan gue, dia malah protes keenakan.

"Dev, syal!" gue menyudahi semua stimulasi yang gue berikan ke badannya. Biar dia fokus ke permintaan gue.

"okeyy..bentar" dia beranjak dari kasur, berusaha berjalan ke lemari bajunya.

"mas ih, aku sampe susah jalann niih, lemes kakikuuu...hihi" protesnya sambil sempoyongan berusaha berjalan.

"baru jari lhoo! Hahaha. Dev dua ya syalnya!" jawab gue bangga.

"iya iyaa" devina mengiyakan sambil mengambil dua syal.

"nih tangkep" ujarnya singkat sebelum menjatuhkan badannya terlentang ke kasur. Toketnya bergoyang demikian menggairahkan saat dia menjatuhkan badannya.

Tanpa banyak bicara, gue ikatkan tangannya ke kaki kasur. Satu syal untuk mengikat setiap tangan. I am about to use her as I want. This is it, I am going to fuck her till I cum, and we'll go to sleep. Ngga terasa kita udah main hampir dua jam!

"mas kamu mau apain akuuu!" protesnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Devina, gue segera melebarkan kedua kakinya, membuka akses ke vaginanya. Dengan satu jilatan ke klitorisnya saja sudah membuat dia melenting.

"sshhh maaass!" pekik devina.

Vaginanya udah basah banget, dengan secepat kilat gue angkat kakinya kebahu gue, gue arahkan penis gue keliang nikmatnya. Sebelum menyeruak masuk, gue pukul-pukulkan penis gue ke selangkangan devina.

"Maaasshhh....pliis, jangan teasing teruus, nyiksaa!" protesnya.

Gue masih belum mau menenggelamkan penis gue yang udah semakin keras ini kedalam vaginanya. Sekarang gue gesek-gesekkan batang penis gue yang berurat ke klitorisnya.

"iiihh...ssshhh....maashh, buruaan fuck meee!" pintanya sambil meronta-ronta tidak tahan gue siksa begini.

She ask for it! Dengan jempol dan telunjuk, gue coba buka sedikit vaginanya supaya memudahkan penis gue masuk. Meskipun udah basah dan tadi udah berhasil gue jebol, masih saja gue kesulitan memasukkan penis gue.

"mas cepetaan...udah gateelll" devina kembali meronta dan merengek. This is exactly what I want. Gue pengen membuat dia dikuasai birahi, bikin dia penasaran.

"Sleppp" kepala penis gue berhasil masuk.

"OUUUHHHH" Devina melenguh keenakan. Kepalanya menengadah keatas.

Gue diamkan sejenak penis gue dalam posisi seperti ini. Biar devina terbiasa dulu, sebelum gue jebol lebih dalam. Vagina devina terasa hangat dan berkedut-kedut seolah memijit dan menyedot penis gue untuk masuk lebih dalam.

Dengan satu sentakan keras, gue lesakkan setengah batang penis gue kedalam.

"AAAWWW....GILAAAA MASSSSH! OOOHH" jeritnya keenakan. Matanya membalik, hanya terlihat putihnya. Mulutnya melongo, sebelum terengah-engah mencoba bernafas. Dia terlihat terkejut dan menikmati serangan gue yang barusan.

Gue tahu ini belum maksimal, gue tahu masih belum mentok. Dengan perlahan gue tarik penis gue keluar. Urat-urat penis gue bergesekan dengan dinding vaginanya. Memberikan sensasi nikmat tersendiri bagi kita berdua. Terlihat jelas dari reaksi devina yang menggelengkan kepalanya tak beraturan. Tangannya yang terikat mengepal di udara, sia-sia berusaha mencari pegangan. Satu-satunya yang bisa dia lakukan hanya menggigit bibir bawahnya. Masih dengan perlahan-lahan gue gerakkan penis gue keluar masuk vaginanya.

"ssh..maashh...enaak...ssshh...yess...fuck mee...." racaunya tidak jelas.

Vagina devina rasanya sempiit banget. Urat-urat penis gue terasa sangat jelas bergesekan dengan dinding vaginanya yang berkedut-kedut seolah memijit batang penis gue.

"oh fuck, Dev, enak banget, sempit banget" kita berdua hanyut dimabuk birahi. Dada devina berayun-ayun seirama gerakan pinggul maju mundur gue.

"Clok..clok..clok..clok.." suara yang terdengar saat penis berurat gue bergerak keluar masuk.

Kakinya terkulai lemas dibahu gue. Sambil masih terus menggenjot devina, tangan gue meremas-remas toketnya yang mengkilap karena keringat dia sendiri. Licin membuat tangan gue sedikit kesulitan meremas toket yang besarnya sedikit lebih gede dari telapak tangan gue. Sehari-hari dia pake kerudung cukup sukses menyembunyikan dua aset besar didadanya, batin gue sambil menikmati sempitnya vagina devina dan sambil meremas toketnya.

"aaahh...aahh...maaasshh!!!" jerit devina keenakan saat gerakan pinggul gue percepat dan putingnya sedikit gue plintir.

Gue cuma diam berusaha atur nafas sambil fokus menikmati setiap detik ini.

Gerakan semakin gue percepat, dan tiba-tiba...

"Maaaasssshhhh!!!" jerit devina seiring naiknya dan bergetarnya kedua kaki dia, no, sekujur badan dia bergetar hebat.
Saat bersamaan penis gue serasa disedot sangat kencang dan lalu tiba-tiba diguyur cairan hangat. She got her orgasm again! Ujar gue puas dalam hati.

"Slepp..plop!..serr..." suara yang terdengar saat gue cabut penis gue keluar disusul banjir orgasmenya devina yang meleleh keluar.

Gue turunin kakinya kekasur. Devina kelihatan senyum tapi kelelahan. Sekujur badannya terlihat mengkilat karena keringat, membuat lekuk-lekuk badannya menjadi semakin jelas dan semakin nafsuin.

Gue buka ikatan syal ke kasur, tangan devina tapi masih terikat oleh syal.

"Dev, balik badan dong" pinta gue sambil membuka ikatan syal ditepi kasur.

"hah apalagi niiih?" protesnya manja sambil tetap membalik badannya jadi tengkurap.

"masih lemes kan? Pake bantal deh nih dibawah perut. Aku mau dari belakang"

"iiih tapi jangan anal ya maas" pintanya manja sambil sedikit mengangkat pinggulnya dan mengganjal badannya dengan bantal.

"iyaaa" jawab gue singkat sambil mengencangkan ikatan kembali ke tepian kasur.

Kali ini posisi devina agak nungging diganjal bantal, kedua tangannya kembali gue iket dengan syal ke tepian kasur. Kedua kakinya terkulai lemas lurus. Pose badannya jadi agak mirip huruf Y yang semok lagi nungging. Haha.

"Plak..plak..plak.." sedikit gue pukul-pukul pantatnya.

Tanpa tunggu lama, segera gua lesakkan penis gue ke vaginanya. Pose sedikit nungging gini bikin vagina devina makin terasa sempit, ditambah lagi posisikakinya yang lurus.

"aaahh gilaaa enak bangeeet!" jerit devina saat setengah lenis gue berhasil masuk. Tanpa jeda segera gue naikin ritme.

"Plak..plak..ceplak...slruuppp...cplak..ceplak" hanya suara itu yang terdengar untuk beberapa saat. Suara yang keluar karena tubuh basah berkeringat kami saling beradu, diselingi suara pergesekan penis gue keluar masuk vagina devina yang masih sangat banjir dari orgasme sebelumnya.

Sekitar 10 menit gue menggenjot devina dalam posisi itu. Darah dikepala gue rasanya udah turun semua ke kepala penis gue. Gue stop dulu genjotan...dan tengkurep diatas devina sambil setengah penis gue masih terbenam.

"mas...hoshh...hoshh...beraaattt" protes devina.

"biariin" jawab gue cuek sambil tetap temgkurap diatasnya.


"iiiih cubit niiih" protesnya lagi. Tiba-tiba ada yang mencubit punggung tangan gue.

"Eh?"

"lepas weeeek, iketan ditangan aku kan agak longgar. Barusan jadi makin longgar tanganku jadi bisa keluar dua-duanya." jawab dia bangga.

"mas bangun iiih, tapi jangan dicabut"

"iyaa bawel" gue mulai bertumpu kembali pada tangan gue.

Seirama dengan gerakan gue bangun, devina merubah posisi nunggingnya. Dengan sigap dia menyingkirkan bantal dari bawah tubuhnya.

"mas mundur deh" ujar devina singkat sambil memundur-mundurkan pantatnya seolah menggiring gue bergerak mundur.

"eh ini aku jatoh ntar"

"yaudah emang aku mau kamu berdiri trus aku nungging gini kok..." jawabnya

NAHyCUJN_o.JPG

"udah berdiri kan kamu? Sekarang, plis, masukin semuanya" lanjut devina sambil menengok dan tersenyum menggoda kearah gue.

"serius?" gue agak takut bikin dia kesakitan. Sejauh ini gue berhasil masukin sekitar 4/5 batang penis masuk ke vaginanya dan rasanya udah mentok..but hey, you shouldn't reject a request from such a beautiful girl like devina!

"iya...pliisss. CepetaaaaAAAAWWW YEEESSSHHH MAAASSHHH!!!"
Jawaban devina berubah menjadi teriakan saat gue dorong pinggul gue maju. Melesakkan batang penis gue semakin dalam.

"aaahh...clokk..cplak..yeess...cplak..cplak...maashh" jeritan devina terdengar memenuhi ruangan, bergantian dengan suara paha kami yang beradu.

"Dev be ready" ujar gue singkat sebelum menyentakkan pinggul gue semaksimal mungkin.

"AWWWWWWHHHHHH..hosh..hosh..." devina menjerit dan terengah-engah keenakan. Gue biarkan penis gue yang udah sepenuhnya masuk diam sejenak. Biar devina terbiasa. Daym masuk semua! Mentok parah ini bro. Seriously!

"gilaaa dalem bangeeet!!" pekikannya memecah keheningan yang sempat sejenak menguasai ruangan.

"lanjut yaa"

"hmmhpph" gumam devina meng-iya-kan pertanyaan gue sambil mulai menggigit seprei.

Perlahan-lahan gue tarik keluar penis gue lalu gue sentakkan masuk kembali.

"hhhmmmmhh.......hnggghhh!!" erang devina setiap kali gue lakukan gerakan tadi. Perlahan mulai gue percepat ritme permainan. Tangan devina menarik-narik seprei tidak karuan. Erangan-erangan berubah menjadi jeritan penuh nikmat.

"aaw...aaawwwhhhhh...aaaaaahhhh" jeritnya berulang-ulang.

Sementara itu gue semakin mempercepat ritme permainan. Rasa-rasanya gue udah akan segera mencapai orgasme.

"Dev, keluarin dimana?"

"ngghh...mukhhhaa...ngghhh..akkuuhh....pleeaaasshhhh" jawabnya menoleh sambil terengah-engah.

"ok" respon gue singkat sambil menjambak rambutnya. Membuat badannya melenting kearah gue. Gue lumat bibirnya. Sambil gue remas kedua toketnya, ritme permainan semakin gue percepat menuju orgasme.

"Dev, sini" perintah gue singkat sambil mencabut keluar penis yang udah mau meledak.

"hahh..hoshh..hosh sini mas!" ujarnya penuh nafsu sambil terengah-engah. Tangan lembutnya segera mencengkeram batang penis gue yang basah oleh cairan vaginanya. Mulutnya langsung mengulum kepala penis gue. Gila ngilunya enak banget. Tangannya mengocok cepat batang penis gue sembari jari jemarinya terkadang meremas lembut buah zakar gue.

"Dev!" pekik gue singkat sebelum menyentak pinggul gue, membuat penis gue melesak masuk menyentuh pangkal tenggorokannya. Crot..crot...beberapa kali gue semburkan sperma gue kedalam mulutnya.

"gulp...puaah!" jerot devina setelah menelan muntahan peju gue barusan.

"mas iih, akukan maunya dimuka" protesnya manja. Gue ga jawab, gabisa. Lemes banget rasanya. Setelah ronde barusan gue sekarang pasrah terlentang dikasur. Devina yang duduk bersimpuh disebelah gue, bergerak mendekatkan wajah manisnya ke penis gue yang masih berdiri tegak.

Alih-alih menjilat membersihkan batang penis gue, dia malah mengelusnya dengan hidung dan pipi yang lembut. Anjirlah sensasi nikmat apaan lagi ini.

"aku kan tadi mintanya dimukaaaa" protesnya manja sambil mulai mengocok lagi penis gue.

Gila enak banget. Lebih gila lagi, Devina liar banget. Jackpot for me!

Gerakan tangan devina menjadi semakin cepat. Sekarang dia udah ngga lagi bersimpuh disebelah. Dia udah turun bersimpuh di karpet sementara gue masih terlentang dikasur dengan kaki menjuntai kekarpet dan penis mengeras dalam genggaman tangan dan kuluman mulut hangat devina.

Ngga ngerti gimana, rasanya gue mau keluar lagi.

"Dev, sekarang dimuka deh" ujar gue singkat.

"sluurp..eh?" cekatnya disela-sela mengulum penis gue.

"asik aku cepetin ya ngocoknya" ujarnya sambil mempercepat kocokan dan mengarahkan penis gue ke mukanya. Matanya dia pejamkan rapat-rapat, kayaknya takut kelilipan.

"Crot..crot..crot..." tiga semburan terakhir, kayaknya inilah tiga semburan terakhir buat malam ini.

"yey asiiik" jeritnya kesenengan sambil mengusap muka dan mengulum jarinya yang berlumuran sperma.

"makasih mas, cups" devina mengecup pipi gue lalu berlari kecil ke kamar mandi.

Dengan sisa-sisa tenaga gue, gue gerakkan badan gue sepenuhnya naik kekasur. Capek, parah. Siapa sangka bakalan main berronde-ronde dengan cewek yang diem-diem gue incer. Siapa sangka kalo dia cuma mau sex, tanpa commitment or relationship. Siapa sangka cewek berkerudung bisa sebuas ini dalam urusan sex...

Kepala gue dipenuhi pertanyaan sebelum akhirnya gue terlelap.

-fin-
 
Terakhir diubah:
Santai aja bro @darboven ..... ane juga paham, tiap writer punya kesibukan di. RL masing2 yang kadang bisa bikin ilang mood ato waktu tuk nulis.

Terima kasih suhu atas pengertiannya (terharu)

gelar tiker ah, cerita berkualitas nih. semoga ga macet
Ngga dong, udah lanjut tuh

pendek pendek tapi kualitasnya super ajib
wajib ditungguin update yang begini ini :D

Terima kasiih

Masih lanjut?
Dah tamat Gan

Semoga sebelum tahun Baru Ada update biar si Joni jr ga brontak2 lg suhuu..

Lanjutin suhuku...
Spesial malam tahun baru kang updatenya keluarnya..hahaha. Buat bacaan sambil nunggu tahun baruan.
 
welcome back, suhu!! Manteepp devina liar banget!! Ada sekuelnya gak, suhu?
congrats buat titel tamat-nya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd