Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Darah Binal yang Kental!(wild stories)

Genre apa saja selain murni incest, yang pembaca inginkan dalam cerita ini? (Dapat memilih 2)

  • BDSM (Master dan Sex Slave)

    Votes: 105 34,5%
  • NTR (Protagonis terkhianati)

    Votes: 75 24,7%
  • Romance (Melodrama)

    Votes: 102 33,6%
  • Guro ( Pembunuhan, Mutilasi, Kanibal)

    Votes: 8 2,6%
  • Magic (Sihir, Hipnotis)

    Votes: 54 17,8%
  • Scat & Urination (Feses dan Kencing)

    Votes: 27 8,9%
  • Abstain ( terserah penulis )

    Votes: 46 15,1%
  • Lainya (sampaikan dengan replay)

    Votes: 8 2,6%

  • Total voters
    304
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter Spesial 1: Malam Kami Tumpahkan Semua
(Alternate POV Stories)

(Eka)

Kutatapi sosok pria muda gagah itu sedang menyantap makan malamnya, duduk di tepian ranjang. Aku duduk disampingnya. Menatapnya dengan tatapan sayu, haru atau nafsu.

"Bu.. gimana kalau prosesinya nanti malam saja, gak usah besok?.. Aku gapapa kok..!"
Rini, anak pertamaku, memberikan proposal yang membuatku terkaget. Terkaget karena dia ingin secepatnya memberikan keperawanannya malam ini juga, kepada Rudi, anak laki2ku yang sedang kutatap saat ini. Sungguh aku tak tega, bukanya apa2, Rini akan menanggung birahi tertahan Rudi yang selama 5 hari telah mengkonsumsi suplemen perangsang birahi, tetapi tak bisa melakoni serta menjadi korban kebinalanku, rangsang dari wanita seperti aku, Ibu kandungnya yang merayunya untuk bersetubuh tetapi tak membiarkanya berlabuh.

"Jangan nduk, kasihan kamunya", jawabku jujur kepadanya. Kejujuran itu penting untuk membina keharmonisan. Tetapi alasan2nya tidak harus dikatakan semuanya. Ada alasan yang sebaiknya untuk konsumsi pribadi saja.

Aku ibunya, yang mewariskan darah binal ini kepada mereka bertiga, merasa tidak rela, bila harus menyerahkan konthol Rudi, hasil jerih payah didikanku selama ini, ternikmati oleh orang lain sebelum aku.

Ya! Itulah alasan utamanya. Tempik ini sudah ingin digaruk oleh konthol anaku, sejak pertama aku melahirkanya. Ya! Ketika dokter pertama kali memberikanya ke pelukanku. Pertama kali dia merayap dan meraba payudaraku dengan tangan mungilnya, mencari air kehidupanya.

Aku menikahi Mas Hendra, karena memang dialah orang yang open minded tentang hubungan sedarah. Aku anak dari Jessie. Urusan kenthu-mengenthu, atau ngentot-mengentot konthol dan tempik, sudah kupahami sejak saat dini. Memakan tempik ibuku untuk merangsang birahinya, ataupun tempiku yang dimakannya. Sebagai pendidikan bagiku, atau hanya sebatas nafsu. Sebagai support kepadanya, sebelum atau sesudah ia melayani pelanggan.

Menjadi PSK lokalisasi tidaklah gampang, Sex dilakukan hampir setiap hari, dengan frekuensi tinggi. Pelanggan baik hati sampai yang tak tahu diri. Lelah hati dan diri, sering mereka alami. Ibuku, orang yang menaungiku, aku menyayanginya, walau entah orang berkata apa. Hubungan incest yang ku lakukan dengan ibuku adalah salvation untuknya. Sesuatu yang sangat dia cintai lebih dari sekedar hobi. Penyemangat hidupnya selama ini.

Ibuku Jeng Sri tidak mau mengandung lagi. Dia pernah berkata, kalau saja aku lelaki, aku akan dinikahinya. Dia cinta kepadaku lebih dari yang orang2 tahu. Dan sekarang aku mengerti itu. Aku cinta anak2ku sedemikian pula. Apalagi dengan Rudi, anak laki2ku. Sekarang aku paham obsesi seorang Ibu yang ingin bersetubuh dengan anak mereka. Aku paham obsesi ibuku yang ingin menikahiku jika saja aku laki2. Karena saat ini aku ingin dengan Rudi.

Mas Hendra, mengerti dan berpendapat sama denganku. Dia juga melakukan hubungan Incest dengan Ibu dan adiknya. Kami serasi, kami sama2 mengingini untuk membentuk keluarga ini. Keluarga yang dapat menikmati hubungan sedarah tanpa konsekuensi. Serta mendapat dukungan penuh dalam melakukanya. Sungguh dia ingin masuk ke memek putri kami, dan itu tinggal sebentar lagi.

Sedang aku.....

"Ssssshhhh... Ssshhh...", sejak tubuhku ambruk tak berdaya akibat kontolnya, dengan senang hati setiap hari aku merayu dan merangsangnya. Setiap kali aku memikirkan persetubuhan dengan putraku Rudi, desahku keluar mengiringi.Tempiku adalah milik seorang ibu yang merasakan konthol anak kandungnya. Takkan pernah terlupa akan sensasinya, selamanya. Tempiku gatal, ingin keluar, ingin dikorek kasar, ingin disodok binal, ingin ditampar, ingin merasakan kenikmatan konthol dan pejuhnya, serta semua tentang dia. AKU GILA KEPADANYA! Karena kenikmatanya tiada tara!

"Buukk mimik.." Ujarnya meminta minum. Aku bergegas menyuguhkan gelas air putih yang kubawakan, serta mengambil piringnya, melayaninya.

Menunya habis tak bersisa dalam waktu kurang dari 10 menit, sejak aku mulai masuk ke kamarnya. Menu malam ini memang spesial untuknya. Makanan yang kucampur dengan obat rangsang khusus pria, beserta air minumnya. Ditambah perangsang dari pil obatnya. Aku persiapkan semuanya. Karena malam ini aku ingin dikawini olehnya. Maafkan ibumu Rini, kau hanya boleh menikmati sisanya, itupun kalau ada.

Malam itu aku memakai baju terusan warna abu2, tanpa CD dan Bra, gunung dan putingku menonjol mengumbar aura, sedang tempiku basah mengumbar aroma. Sedang dia memakai kaos oblong biru, lengan pendek, dan boxer ketat berpori berongga. Tegang serta aroma konthol tegangnya, sudah dari tadi aku menikmatinya, dengan mata, hati dan hidungku.

"Bu.. Kata Ayah, Besok aku akan kenthu dengan Mbak Rin ya?" Tanyanya setelah meletakan kembali gelas di meja.

"I..iya sayang.. ka..kamu akan memperawaninya..." Jawabku kaget terbata. Anganku sudah dari tadi hilang fokus tak kuasa.

"Susah ya masuk tempik perawan?" Sambungnya.

"Ter..tergantung kamunya.. Bi..bisa atau tidak.." Aku pancing dia. Dia terdiam berpikir.

"Emang apa bedanya ama tempik ibu..? Kan tinggal sodok aja...!"

"Ssssssshhh... Beda se..sedikit... Mau, i.. ibu .. ajari? Desahku ketika mendengar kata2 "tempik ibu" dan "sodok" beriringan.

"Nggak deh aku mau tidur aja, hemat tenaga buat besok pagi.. Toh aku belum boleh keluar.. Besok aja aku keluarin sepuasnya di dalam tempik Mbak Rin.."

"Jedyar.. Badub..badup..badup..", Permainanku selama 5 hari ini berbalik menyerangku. Apa yang harus aku lakukan? Ini tak boleh terjadi. Segera kuletakan piring itu di meja, kutata nampanya, sambil berpikir strategi.

Pantat!, ya dia suka pantat bahenol, pantatku! Pikirku dalam hati. Akupun membelakanginya dan menyibakan rambutku ke depan, agar leher putihku terlihat, lalu ku angkat rok terusanku ke atas sampai sepinggul,
[HIDE]
5.gif
[/HIDE]
menampakan gunung mulus kembar tak berputing miliku itu.

" Ya..yakin, kamu gak mau ini?" Kuangkat bongkahan pantatku, naik dan turun, menari-nari, seolah melompat-lompat di tempat." YES, PASTI BERHASIL!" teriaku dalam hatiku bangga.
[HIDE]
videotogif_2017_07_08_02_30_25.gif
[/HIDE]
"Nggak deh.. Makasih..!" Jawabnya, diikuti tolehanku ke dia kaget, dia tidak memandangku, dia berbaring menengadah, mengahadap ke langit2. Dengan gunung konthol ngaceng itu, menyembul menghinaku.

"Anjing.. Asu..jancok" umpatku dalam hati. "Kenthu ibumu le! saiki!(sekarang)" sambungku berkecamuk dalam benak.

Wajahku panas memerah sedikit marah. Aku sudah tak peduli dengan rayu basa-basi. Sudah kepalang basah, tempiku yang memang sudah basah, sudah tak sanggup menahan gairah, akan anaku tersayang.

Aku segera merangkak naik ke atas ranjang, menindihnya 69, menungging tinggi, memposisikan kepalaku tepat di depan kontholnya, kupegang, kutekan kebawah kedua pangkal pahanya lalu kusosor boxer itu. Menciumi dan mengendusi gundukan konthol yang telah berani menghinaku. Konthol kecil untuk standarku, 12 cm itu berani2nya macam2 dengan Eka, putri dari madam Jessie! Ku endusi liar tak terkendali. Konthol yang kecil tapi bisa menguasai, dan membuatku lupa diri.

"Aahh.. Aduh.. Ibuk.. Ahh... !" Terkaget dia.Tanganya meraih, menarik-narik kain rok-u, mencakar-cakar bongkahan pantatku, bingung mencari pegangan. Kepalanya dibanting-banting ke ranjang. Tempik basahku masih terangkat berjarak dari mulut yang telah berani menolaku. Menolak tubuh ibu yang membesarkanmu? Rudi ini hukumanmu! Aku perkosa dirimu!

"AAHHGG.. AAHH. IBUUKK.. IBUUK...!" Pinggangnya bergerak naik turun, menghantam-hantam wajahku dengan gunung itu. Mencoba melawan, tetapi dengan usaha yang sia-sia.

Terus kutekan pinggulnya dengan lengan kiriku, agar tak bisa lari. Kugigit, kukenyot, kuludahi daging apek-pesing yang masih tersangkar itu. Daging kurang ajar! Aku pukul-pukul gunungan itu dengan tangan kananku.

"Plak plak plak" cepat, lalu kugigit gemas sambil kuhisab. Kaosnya kusibak, lalu kugerayangi perut putih itu di area pusarnya. Ku gosok-gosok dan kubelai manja.

"JAN.. COOK! Uaahh..uahh.. Crot..crot..crot..crot..crot..crot!" Gunungan itu berkedut-kedut tak karuan. Pinggangnya berkontraksi seperti gerakan orang ngentot. Mengentot wajah ibunya. Boxer itu semakin membasah deras. Meluber keluar dari permukaan kain berpori itu, sebagian lolos ke perutnya. Membanjir menuju pusarnya.

"Ahh...ah..ahh.. Habiskan nak.. Kosongkan.. Zakarmu... Malam ini.. Setubuhi ibumu sepuasnya.. Aku takan lari seperti sebelumnya... Aku milikmu DAN KAU MILIKU...!"

Sluurp..slurrp..slurrp..sluuuuuurrpp...seruuuuuupuuut! Kuhisapi maksimal setiap sari pati pejuh kental yang keluar, di pori boxernya yang basah, disetiap jengkal yang ada di perutnya. Kujilat-jilat sampai tak tersisa. Bagai drakula haus darah yang minum darah segar.

"Uuuahhh... Uahhh.. Aaaahhhg! Erang teriakan si korban, korban sang drakula montok-semok pemakan pejuh. Mengejang menggila, meronta, membahana.

"Aaahhhhh.....enak..le..enak ..le.. AAHH..AAAHH!" Desahku setiap kali aku menelan pejuh yang sudah bersperma itu. Hasil simpanan 5 hari jerih payahku. Sungguh terasa enak di mulutku, aromanya, rasanya, sensasinya. Aku merem disetiap sruputanku kepadanya, membawakan orgasme2 kecil yang begitu nikmat menjalar ke setiap jengkal tubuhku yang mengejang disetiapnya. Terus kusapu perut dan selakanganya itu dengan lidahku, sambil kuremas-remas bola penampungnya, berharap keluar lagi dan lagi.

Tiba2.. Tubuhku terasa oleng hilang keseimbangan.. GUBRAK..
_______________________________________

(Rudi)

Aku pusing memegangi kepalaku. Atas kelakuan ibuku. Ibu binalku. Terengah-engah mencoba menata nafas yang hampir putus akibat kebinalan ibuku.

Tubuh ibuku telah kujatuhkan dari kasur, sebagai wujud perlawananku kepadanya. NGILU BROO! Tak tahan aku menghadapi kenikamatan itu. Gak kuaat...! Kontholku masih berkedut ngilu di dalam boxerku, mencoba tersadar dari kemabukanya.

Kulihat ibuku tergeletak diatas lantai, kejang2 bagai orang lagi sakaw. Sakaw akan pejuhku. Matanya menyipit tinggal putihnya, tubuhnya menggigil bak kedinginan.

"......enak nak... Pejuhmu ..e..eenaak!" Ucapnya sebagai tanda mulai kembali kesadaranya. Senyumnya terurai lebar, cantik, menarik. Senok(pelacur) yang satu ini memang berdaya tarik.

"Dasar lonte...!" Batinku tersenyum..

Aku memang sengaja menggodanya tadi, berpura-pura tak nafsu dan tak birahi kepada ibuku. Yang itu jelas tak mungkin. Tak kan ada yang sanggup menolak rayu tubuh binal ibuku, kecuali mereka yang tak suka terhadap wanita apapun jenis kelaminya. Aku memang ingin membuatnya gila tak terkendali, sehingga membolehkanku ejakulasi dan aku berhasil. Terbesit sebuah ide cemerlang dalam benaku.

Aku pun berdiri, kupelorotkan boxerku jatuh dan kulepaskan. "Tuing", kontholku mengacung ke atas, bagai menunjuk ke langit-langit, tidak lemas sedikitpun dari ejakulasi dasyat yang dia alami.

Aku ulurkan tanganku menarik, mendudukan dia. Kuposisikan dia bersandar di tepi ranjang

Aku berdiri mensejajarkan kontholku di depan wajahnya, matanya tak lepas memandangi konthol yang tegak menantang itu.

"Mau lagi..? Plek.plek.plek" kutampar-tamparkan batang konthol favoritnya ke wajah cantik milf, keibuanya. Kuputar-oleskan palkonku yang berlendir itu di permukaan bibir, di bawah hidungnya.
[HIDE]
unnamed_23.gif
[/HIDE]

"Hap.. Eiits", Dia mencoba menangkap palkonku dengan bibir seksi itu. Tapi dengan segera aku tarik kembali.

Tangannya bergerak lalu, "Plak..." aku tangkis tanganya yang mencoba memegang kontholku.

"Dengarkan dulu perkataanku...!" Ucapku sambil menatap matanya tajam mengancam. Dia menatap mataku dengan sorot kebingungan.

Mulutnya menganga maju, "Plak..!" Sekarang gantian pipinya yang kutampar keras, ketika dia mencoba mengulum kontholku"
[HIDE]
unnamed_22.gif
[/HIDE]
"Dengarkan DULU!", bentaku kepadanya. Dia terdiam linglung menatapku.

"Ibu sudah mempermainkanku 5 hari ini, setiap hari pada pagi dan petang... " aku memulainya.

"Sekarang ibu harus MENURUTI semua perintahku... ! Atau aku akan MENGUSIR ibu dari kamar ini!!"

Dia kaget "Ja..jangan Nak.. Ibu ingin kamu.. Ibu ingin kontholmu, pejuhmu, kenthuanmu...!" Dia memohon-mohon kepadaku. Ibu rasakan sekarang bagaimana rasanya terombang-ambing birahi. INI DENDAMKU! Rasain!

"Kalau ibu MENURUTI setiap perintahku.. Aku akan TUMPAHKAN semua PEJUH ini ke dalam kedua MULUT ibu..!"

Dia hanya terdiam, tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya.

"Juh..! ", Kuludahi wajah cantiknya, sehingga mata dan senyum binal itu tertutup..! Lalu kujambak rambutnya kutarik dengan 1 tangan, kearah belakang kepalanya, sampai lehernya tertekuk terdongak, menyentuh sprei kasur.
[HIDE]
videotogif_2017_07_07_20_31_14.gif
[/HIDE]

"AAAHHHHHH.. aduh! I..IYA NAK! ...lakukan sesukamu..!" Teriaknya, jawabnya terbata. Kedua tanganya memegangi jambakanku.

"GAK DENGER..! Bentaku galak.

"IYA NAK.. LAKUKAN SESUKAMU...! PERINTAH IBU SEMAUMU...ASAL KAU BERIKAN IBUMU INI KENIKMATAN DARIMU...!!"

"BAGUS!...DAN INGAT! SEKALI Saja...! ibu MENOLAK perintahku, maka aku akan MENGUSIR ibu keluar!"

Kulepas jambakanku darinya, kuambil jarak. kubiarkan dia menanti perintahku. Ibu binal itu mengkerut takut, terdiam. Takut membuat gerakan atau ucapan salah, yang akan membuatnya gagal menyalurkan birahinya terhadapku, Aku tahu dia tergila-gila denganku. Aku ambil kursi di bawah meja kuhadapkan ke arah ranjang. Aku duduk tegak mengangkang, membiarkan kontholku tegak menantang, sebagai simbol kekuasaanku. MALAM INI AKU BOSNYA!

"Sekarang ibu naik ke atas ranjang..! NUNGGING!..hadapkan BOKONG itu kemari! KOCOK Tempik GATEL itu! .... BAYANGKAN KONTHOLKU sedang MENGANCUKI tempik IBUK..!

Dia berpikir sejenak, lalu merangkak perlahan ke atas ranjang, dimulai dari tanganya, lalu lutut kaki kananya, lalu lutut kaki kirinya. Merangkak perlahan memposisikan dirinya ke tengah ranjang. SLOW MOTION! Pergerakan bongkahan pantat bahenolnya ketika itu sungguh luar biasa.
[HIDE]
7859_crawl_on_bed.gif
[/HIDE]

Lutut dan kakinya menopang gunung pantat yang terlihat berat itu. Mengangkang lebar, uraian jembutnya menjuntai ke bawah, meneteskan lendir birahinya. Tempik serta lubang anusnya terpampang jelas di mataku, berkedut-kedut nakal, seolah bernafas dan memangilku.

Dia menyandarkan kepalanya menempel di permukaan kasur, menggunakan otot lehernya untuk menahan kepalanya. Memandangku dari selakangan yang terbuka itu. Sehingga mata kami bisa bertemu. Dia tersenyum, wanita binal itu tersenyum kepadaku. Dasar! Matanya pun terpejam. Tangan kananya menelusup kebawah selakangannya, mencoba meraih tempiknya,

"Aaaaaaahhh.." dia mendesah ketika telapak tanganya mulai menyentuh permukaan labianya. Dia mulai menggosok permukaan basah berambut itu perlahan dimulai dari itilnya.
[HIDE]
unnamed_13.gif
[/HIDE]

lalu memasukan 2 jari ke lubang peranakanya. Lubang tempatku dilahirkan. Mulai mengobok-obok lubang binal itu.
[HIDE]
videotogif_2017_07_08_03_16_13.gif
[/HIDE]


"Aaahh... Ahhh... Ahhh... Rudii..***diii... !.. Pyek..pyek..pyek..! Teriakan dan suara kocokan tempik basahnya.

Dia mendesah sambil memanggil-manggil namaku. Mendesah dan memanggil-mangil secara berulang kali. Kontholku pun bereaksi, berkedut-kedut menegang, sambil muntah2 lendir pelumas di bibir palkonya.

KOCOK TERUS..! KONTHOL INI KELUAR MASUK KEDALAM TEMPIKMU BU! Pyek..pyek..pyek..pyek!

"Badup..badup..badup.. " Jantungku pun tak mau ketinggalan merespon pemandangan penuh birahi ini. Sungguh saat itu aku sangat ingin berlari menerkamnya, mengentotnya, naik ke atas bongkahan pantat itu. Membenamkan kontol ini di tempiknya. Tapi permainan ini belum usai. Kutahan nafsu ini demi kenikmatan nanti yang tak tertandingi. Kupasang wajah sinis penuh kemenangan. Walau batasnya sangat tipis dengan kekalahan.

"Rudii.***dii.. Anaku sayang.. Anaku sa..sayaang.. Aku ingin kontholmu... Aku.. I..ingin pejuhmu... Se..setubuhi ibumu Naak! Dia berteriak konak, memohon -mohon kontholku, yang masih berada di tempatnya. Di selakanganku, dimana aku duduk. Mengejan-ejan berliur.

"Gunakan tangan kirimu! Tampar pantat indahmu!...."

"Plak...plak....aaahhh...plak..plak..aaahhnn.."
[HIDE]
videotogif_2017_07_07_19_45_29.gif
[/HIDE]

Sungguh aku ingin berlari menghampirinya. "Gak.***k.***k..kuat... 2x...Aku gak kuat sama ting..kah.. bi..nalnya!" Hatiku bernyanyi.

"KOCOK LEBIH KERAS.. TAMPAR LEBIH KERAS!...

PyekPyekPyek PLAK PyekPyekPyek PLAK PyekPyekPyek PLAK! ",
Teriak perintahku keras memberinya rangsang sehingga dia mengocok tempiknya tanpa jeda sambil menampar-nampar pantatnya.

""Ahhhhhh..ahhhhh..arrghhhh...t.AAARRGH...HHAGGG..AHAAAGG.. Rudiiii.. Rudiiii....!" Tubuhnya menggelinjang pinggulnya naik turun merespon suaraku, pinggul itu mengangguk-angguk seolah mengiyakan perintahku. Seolah berkata "iya tuan". Nafasnya tersengal. Dia orgasme hanya dengan teriakan suaraku. Kami bagai sepasang sejoli yang melakukan phone seks jarak dekat.

Vagina itu muncrat tak karuan, dari lubang peranakanya muncrat lendir kental putih disetiap obokan jarinya dan gosokannya.
[HIDE]
videotogif_2017_07_07_20_09_23.gif
[/HIDE]

Sedang dari lubang kencingnya muncrat cairan encer bening, dia SQUIRT!
[HIDE]
videotogif_2017_07_08_02_48_20.gif
[/HIDE]

Tubuhnya terus menggelinjang tak bisa berhenti. Dia pun ambruk lunglai kesamping sambil terus menikmati epilepsi. Epilepsi NIKMAT BIRAHI!

Aku berdiri beranjak mendekatinya. Aku merangkak ke atas, disepanjang tubuhnya. Aku sentuhkan kontholku di sepanjang kulit yang kulalui, Mendekati wajah cantiknya.

"Ibuku sayang.... ini hanya awal permainan kita..! Bisiku ditelinganya. Dia membalasku dengan seringai senyum manjanya, lalu melumat bibirku.

(Bersambung)

[HIDE]
Klik untuk lanjutan>>>

Next
Chapter Spesial 2: Malam Kami Tumpahkan Semua (Rudi x Eka)[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Yahh Kirain sudah panggungnya rudi sama Rini .. dengan darah binal yg mereka warisi langsung Dari Dua sisi ngga kebayang bgmana binal nya mereka hahaha
 
Duh... Penasaran ibu ama rudi nya suhu....

perlu banget hu,hot banget kek nya .........

Mau banget suhu..... Suka dengan kebinalan ibu nya :pantat:

Wooowwww......
Trus scene yg dikamar diceritain dong hu....

Lanjutkan. Rudi ma ibunya seru gan.

Mantap.. Please scene rudi dan ibunya gan.. Hehehe

Nungguin adegan yg dikamar antara ibu Ama anak y..........



#Milf

Salam pecinta Milf.. Khususnya yang menikmati Mom-son relationship..

Sesuai request dan juga memang saya suka... Maka dibuatlah chapter spesial untuk menceritakan malam binal ibu-anak yang saling memacu birahi..

Buat para suhu yang menanti kelanjutan alurnya.. Saya mohon maaf karena harus tertunda.. Semoga bisa berlapang dada..

Terimakasih atas request2, masukan2, apresiasi dan kunjungan2nya..

Salam crot..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah ente semakin hebat gan. Ceritanya dari tiap episode grafiknya naik. Lanjutkan gan
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd