Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Dendam Si Kembar Cantik

Bimabet
Ah...bikin penasaran nih....

Ikutan nongkrong juga deh
 
Parkirrrr disik....
Sajak'e mesum akut....
Antri kelanjutane bosz....
Lanjutkan hu, ane tunggu
Asik ada cerita baru dari neng @aiko_aileen :pandajahat:
Cerita yang sebelah gimana neng :confused:
Dilanjut dong nanggung tuh dikit lagi Ai menghasilkan susu yang manis :Peace::cim:
Duarrrrrrr nmaxxxxx
gambarnya gerak, kaget gua..... :D
Siap2 fantasy genre Cersil yg ok begete

Izin mojok suhu

Lajuuu
ijin pasang patok hu
Lapak dulu suhu
Ditunggu ceritanya suhu
pastinya bagus ini ceritanya.... Pasang lapak disini ahhhh.......





Koooooppppiiiiiii kooooopppppiiiiii...... Kaaaacccaaannng kaaacccaaaannnngggg.....:dansa:

Dibeli om kopi kacangnya.... Buat nongkrongin trit ini.....:minta:
Titip sandal hu
Lapak sebelah bakal dilanjut ga huu?
wahh. sangat suka saya dgn cerita fantasy berseting kolosal kek gini. ayo suhu update terus. saya doa in kaya raya beristri lima ..
Baru prolog.... nunggu update beneranya :D
wajib di pantengin ini.........
Keren. Cerita kolosal.
Cerita baru pantengin dulu ach

Thx sudah mampir d trit ai
Mohon dukungan saran comment dan kritik yang "membangun"
 
Bab 2 Penyergapan Alas Purba

Keputren Jawa Dwipa

Tangis Permaisuri Paramitha belum juga reda meski prabu Satria sudah berusaha membujuk istri tercintanya itu untuk tenang dan bersabar.

Terbersit dalam hati Satria sedikit perasaan untuk mengikuti saran Paramitha, karena Satria juga sebenarnya sudah tahu akan kesetiaan Ganaspati yang telah pudar.

Namun sebagai raja kerajaan Jawa Dwipa ada tanggung jawab besar yang harus Satria pikul.

Tidak menghadiri undangan pesta ulang tahun Ganaspati akan menimbulkan tanya orang orang dan seakan akan membenarkan isu perpecahan diantara Jenggala dan Jawa Dwipa.

Pembenaran tersebut dikhawatirkan bakal dimanfaatkan oleh orang orang tidak bertanggungjawab untuk mengacaukan stabilitas dan ketentraman Jaya Dwipa.

Prabu Satria tetap harus berangkat ke Jenggala, apapun resikonya.

"Dinda Paramitha, kanda tetap harus berangkat ke Jenggala.." bisik Satria kepada wanita ayu dalam dekapannya.

"Tapi... tapi..., huu... kanda jahat"isak Paramitha.

"Dinda jangan khawatir, besok Mahesa dan 10 senopati-nya yang akan mengantar saya ke Jenggala"

Mahesa adalah patih kerajaan Jawa Dwipa, sedangkan 10 Senopati Jawa Dwipa adalah 10 prajurit pilihan terbaik di kerajaan Jawa Dwipa.

Paramitha sedikit lega saya mendengar Satria akan dikawal oleh 10 senopati Jawa Dwipa yang berkanuragan tinggi itu.

"Tapi..., selain Ganaspati kakang juga harus waspada pada Bajing Ireng. Seluruh pendekar golongan hitam di bawah Bajing Ireng saat ini sudah bersekutu dengan Ganaspati"

Satria memperat pelukannya pada tubuh mungil Paramitha yang kenyel kenyel empuk itu.

Prabu Satria diam diam mengalirkan tenaga prana-nya di barengi aji pengasih melalui kulit tubuh Paramitha. Tubuh Paramitha perlahan menjadi hangat, pikiran Paramitha sedikit demi sedikit mulai adem dan tenang.

Sebagai antisipasi akan kehadiran Bajing Ireng dan para pendekar golongan hitam selain 10 senopati-nya prabu Satria ternyata juga sudah menyiapkan bala bantuan lain.

"Pagi ini saya sudah mengirim seorang kurir ke gunung Mayangkara" Satria berkata dengan lembut.

"Gunung Mayangkara, hmmm..., apakah Kanda juga sudah meminta bantuan pada pendekar Kelana?"

Prabu Satria mengangguk, pendekar Kelana adalah kakak seperguruan prabu Satria. Seorang pendekar sakti yang mengucilkan dirinya di gunung Mayangkara.

Mata Paramitha berbinar saat nama pendekar Kelana disebut, kabut kekhawatiran di wajah Paramitha sedikit memudar.

Prabu Satria menarik nafas lega saat melihat senyum mulai terbit di raut muka Paramitha.

"10 Senopati dan pendekar Kelana pasti sanggup menghadapi Ganaspati, nnngh...." Paramitha mendesah panjang, sang permaisuri ayu itu baru menyadari seiring tubuhnya yang kian menghangat, irama detak jantungnya juga semakin kencang.

"Sementara saya pergi ke Jenggala untuk berjaga disini ada pendekar Budiman yang akan menemani dinda Paramitha"

"Pendekar Budiman?" Paramitha mengkernyitkan muka, hatinya kurang berkenan saat nama pendekar harum disebut.

Pendekar Harum ketua adalah ketua pendekar golongan putih dunia persilatan yang menjadi penasihat kerajaan Jawa Dwipa.

Paramitha tidak cocok dengan pendekar yang sok berbudi baik itu.


"Uunng...Kanda... kanda apa-in tubuh Paramitha.." Paramitha merasakan sekujur kulit tubuhnya tiba tiba terasa sensitif. Desir desir aneh mendera tubuh bagian intimnya.

Prabu Satria tersenyum nakal dan dalam senyap kemudian menggandeng tangan permaisuri Paramitha untuk mengikutinya

"Aaahh..." Paramita mendesah pelan karena pentil puting payudara warna merah mudanya terasa kian geli tergelitik.

Pentil payudara Paramitha menjadi keras dan membesar hingga tercetak jelas pada bagian dada kemben yang Paramitha kenakan.

"Hii..hii..., dinda sih ngemes-in, dari tadi ngomel terus. Sudah puas kan marahnya sekarang gantian Dinda saya bikin enak ya?"

Aji pengasih yang dirapal prabu Satria telah menguasai dan merangsang total tubuh sintal permaisuri Paramitha.

Bagai kerbau dicucuk hidungnya Paramitha pasrah menurut saja saat prabu Satria memboyong tubuh montok permaisuri Paramitha ke ranjang perkawinan mereka.



Paramitha hanya bisa menurut saja saat prabu Satria membaringkan tubuh mungilnya ke atas peraduan.

Dalam posisi terlentang di atas peraduan seperti ini bulatan payudara yang membusung di dada Paramitha nampak kian menggembung padat.

Bongkahan bagian atas payudara Paramitha yang kenyal dan empyuk itu menyembul melalui sela sela kemben Paramitha.

Satria ikut naik ke atas ranjang dan duduk di samping betis Paramitha.

"Jangan... jangan... Paramitha ga mau...aaaah... aaahh" tubuh Paramitha menggelinjang kedua tapak tangan prabu Satria menyentuh betis putih Paramitha.

"Oohh... betis dinda Paramitha sungguh halus..." puji Satria seraya mengelus elus betis Paramitha yang bersih dan sehalus pualam.

Satria lembut mengangkat betis Paramitha dalam pangkuannya, betis punel bagai perut padi membunting itu dipijit dan diusap usap penuh kasih sayang



Selain tampan, bijaksana dan berkanuragan tinggi, Prabu Satria ternyata juga seorang ahli memanjakan dan menyenangkan wanita di atas ranjang.

Jari jari prabu Satria menari nari di betis punel Paramitha, bergantian memilin kaki kanan dan kiri Paramitha.

Perlahan jari jari Satria menyusur naik ke lutut Paramitha, naik, dan naik terus hingga ke paha Paramitha.

"Aaah... aaahh.. pijitan kanda enak banget... ya..ya.. pijit disana.. disana... eeeh.. jangan... jangan ke sana.... jangaaaahhhh...!!"



Paramitha mendesah nyaring saat telapak tangan Satria meraba paha bagian dalam dan nyaris menyentuh area kewanitaan Paramitha.

Jari jari Satria kembali turun ke betis Paramitha, berputar putar sebentar melepaskan penat di betis Paramitha dan kemudian berlahan kembali bergerak naik menyusuri lutut dan paha menuju ke selangkangan Paramitha.

" Aiiiih... aaah...aaahhh...." Paramitha merintih, tubuhnya menggeletar hebat saat tangan Satria merabai sela sela selangkangannya.

Tempik Paramitha berdenyut denyut geli, cairan kewanitaan pelan pelan membasahi liang sanggama Paramitha.

Sreeet..... prabu Satria menyibak ke atas kain bagian bawah yang dikenakan Paramitha hingga kedua paha dan area kewanitaan Paramitha polos terbuka tanpa sehelai benang menutupinya.

Kuncup bagian intim Paramitha sungguh elok terawat dan beraroma harum wangi. Bulu bulu tipis tumbuh indah merambati dinding kemaluan Paramita.

"Iiih... malu...." Paramitha menutup kedua matanya, wajahnya merah merona menahan malu akan ketelanjangannya di hadapan prabu Sriwijaya.

Sikap jinak jinak merpati yang membuat birahi Satria menggelegak hingga ke ubun ubun kepala.

closest pnc bank

"Nnnggh... nnnggh... aaaahh!!" Paramitha kembali mendesah manja saat Satria mencumbu dan mencium-i bibir kewanitaannya menikmati madu aurat Paramitha.

Rangsangan hebat di tempiknya itu membuat seluruh tubuh Paramitha terangsang hebat. Tubuh Paramitha menggeliat tak karuan di atas peraduan agungnya.

Ooohh... Paramitha sudah tidak tahan lagi, pinggulnya merinding, lututnya terasa ngilu.

"Aaah... ahh..., sudah... sudah... jangan cium lagi aaahh... aahh. Paramitha pingin pipiiss... aaahh....!!"

Tubuh mungil Paramitha kaku, kedua kakinya kejang dan kemudian...

Serr... serrr... cairan kewanitaan membanjiri selakangan sang ratu. Permainan lidah prabu Satria dikewanitaannya sekejap membuat Paramitha termehek mehek dan menggapai puncak kenikmatan duniawinya.

Setelah hasratnya tuntas terpuaskan, Paramitha sadar sebagai seorang istri ada kewajiban bagi dirinya untuk ganti memuaskan birahi lelakinya.

Prabu Satria menarik tubuh mungil Paramitha dari posisi terlentangnya di ranjang ke pangkuan Satria.

Sekarang kedua insan raja dan ratu Jawa Dwipa itu duduk berhadapan.

"Oohh.. pusaka kanda.. keras sekali..." duduk di pangkuan Satria, pantat Paramitha tak sengaja menduduki batang pejal dan keras di selangkangan prabu Satria.

Iiihh... sekujur bulu roma di tubuh Paramitha bergidik, teringat sensasi nikmat yang Paramitha rasakan tiap kali pusaka prabu Satria menyanggama tubuhnya.

Dengan santun prabu Satria menyibak lebar kemben yang Paramitha kenakan hingga tubuh bagian atas Paramitha polos telanjang

"Woow....tsk..tsk..buah dada dinda sangat indah.." meski sudah ribuan kali melihat payudara polos Paramitha, namun tetap saja Satria selalu dibuat terkagum kagum oleh buah dada yang membulat sebesar buah melon di dada Paramitha itu.

Sret... sret.. ingin rajanya terpuaskan, Paramitha tanpa diperintah melolosi kembennya sendiri hingga tubuh mulus-nya kini telanjang bulat dalam pangkuan prabu Satria.

Paramitha membusungkan payudaranya se-montok mungkin di hadapan Satria, menyuguhkan payudara ranumnya untuk dinikmati oleh Satria.

best online image hosting

Kyut.. kyut..., prabu Satria membenamkan wajahnya ke belahan empyuk payudara Paramitha.

Sang baginda Jawa Dwipa itu mencucup dan menghisap-i puting susu permaisurinya dengan rakus.

"Srupp.. srup... hhmmm... empyuk.. hmmm .." tenggelam dalam gumpalan buah dada montok Paramitha, prabu Satria mengguman tidak jelas.

"Aahh.. aahh... ahhh..." Paramitha merintih rintih manja, pentil payudaranya yang berada dalam kuluman mulut Satria terasa geli geli enak.

Paramitha membuka kain penutup tubuh prabu Satria satu persatu. Terakhir yang dilepas adalah kain cawat prabu Satria yang menyembunyikan pusaka cagak langit prabu Satria.

Begitu lepas dari sarung pembungkusnya kelamin prabu Satria langsung berdiri tegak menantang. Konti prabu Satria itu sungguh panjang, besar dan kekar berurat.



Sambil terus mencumbui buah dada Paramitha, prabu Satria mengarahkan pusaka-nya ke selakangan Paramitha untuk menyatukan kelaminnya itu dengan kelamin empuk Paramitha.

Paramitha tidak tinggal diam, sang permaisuri ayu itu mengangkangkan dan membuka kedua pahanya lebar memandu pusaka prabu Satria untuk menyetubuhinya.

"Aiiiyyaaa...." Paramitha mendesah pelan saat ujung pusaka prabu Satria menggesek kuntum kewanitaannya.

Ujung pusaka prabu Satria yang membendol besar itu menyundul nyudul liang hamil Paramitha.

"Sedikit lagi.. dorong yang kencang prabu.. setubuhi Paramitha..."bisik Paramitha manja ditelinga prabu Satria, membuat prabu Satria bagaikan banteng ketaton murka menyerudukkan pusakanya membelah kewanitaan Paramitha.

"Aaaaaaaahhh.... aaaaaahhhh..." Paramitha menjerit panjang saat pusaka Satria membelah masuk kedalam kelaminnya yang seret, sepet dan rapet itu.

Reflek saja dinding kelamin Paramitha langsung berdenyut denyut kencang memilin dan meremas remas batang kekar itu membuat prabu Satria merem melek keuenakan.

Clap... clap.. clap.. dengan posisi Paramitha duduk di atas pangkuan Satria kedua insan itu dengan serasi menggoyangkan pinggulnya masing masing untuk mengadu kelamin mereka.

"Ouughh... dinda... empuk.... tempik dinda sungguh empuk dan anget..." ceracau prabu Satria.

"Aahhh... aaahhh... aahhh..." Paramitha cuman bisa mendesah dan merintih nikmat saja saat tempiknya diuleg uleg oleh pusaka prabu Satria.

Paramitha si ratu yang polos dan santun itu hilang kendali, tubuh mungil Paramitha meliuk liuk di atas tubuh Satria menghantamkan pantatnya ke selangkangan Satria.

Plok....plokk..plok... kelamin Paramitha dan prabu Satria yang beradu itu berkecipak kencang, gesekan permukaan kedua kelamin lawan jenis itu menimbulkan sensasi nikmat luar biasa buat Paramitha dan prabu Satria



Paramitha yang dalam kesehariannya memiliki watak pemalu, menyenangkan, pemurah, setia, memiliki rasa keagamaan, dan bertingkah terhormat, tak disangka begitu di atas ranjang berubah menjadi sosok yang nakal dan sedikit liar.

Sifat kontras Paramitha itulah yang membuat prabu Satria semakin sayang pada permaisuri cantiknya itu.

Gerakan binal Paramitha membuat tubuh Paramitha basah oleh keringat. Tubuh sintal itu nampak mengkilat menggiurkan membuat prabu Satria makin terangsang saja

Satria balik mengambil kendali permainan, Satria mempercepat goyangan pinggulnya. Pusakanya semakin cepat mengkopyok kelamin Paramitha.

"Aahh... ahhh... dinda... dinda... mau pipiiis lagii..." tubuh Paramitha menggeliyut geliyut tak karuan pertanda tubuh sang dewi itu sudah tak kuat lagi.

"Oooh.. tunggu... tunggu kanda juga sudah mau keluar..."



Prabu Satria mempercepat irama dentuman pusakanya, tubuh mungil Paramitha yang menunggangi prabu Satria terbanting banting kencang. Kelamin Satria dan Paramita bergesekan makin intim dan akhirnya...

"Oooohhhhh...." Satria melenguh panjang saat pusakanya meledakkan cairan kental dalam liang rahim Paramitha.

"Aaaiyyyyaaaaaa....." Paramitha menyusul melengking panjang, tubuhnya lunglai saat kelaminnya kembali banjir oleh cairan kewanitaannya pertanda sang dewi menggapai klimak kenikmatan senggamanya.

Tubuh kedua insan yang saling mencintai itu ambruk ke peraduan. Keduanya berpelukan, rasa lelah bercampur nikmat membuat keduanya terlelap dalam tidur nyenyak.
*****
Keesokan pagi serombongan kereta kencana dikawal 11 pengawal berkuda berangkat meninggalkan istana Jawa Dwipa.

Didalam kereta kencana itu prabu Satria duduk didampingi oleh salah satu putri kembarnya Swaranjani.

Yah..., si gadis kecil seakan memiliki firasat buruk dan dari kemarin sore terus merengek tak mau berpisah dari ayahandanya.

Swaranjani kecil dikenal sebagai putri yang berhati keras dan bandel. Tidak seperti saudari kembarnya Swarasvita yang lemah lembut dan tekun mempelajari ilmu tata krama kerajaan.

Alih alih belajar menjadi seorang putri yang anggun, Anjani malah memilih untuk berlatih bela diri. Pilihan yang kerap kali membuat Paramitha mengelus dada supaya sabar menghadapi Anjani.

"Nanti jangan rewel ya nduk di jalan" prabu Satria mengelus rambut Anjani kecil. Anjani menganggukkan kepala.

"Anjani mau minum?" Dayang Jelita harum, pengasuh Anjani sedari kecil yang juga ikut dalam kereta kencana ke Jenggala menyodorkan secangkir wedang hangat untuk Anjani.

"Makasi kak Jelita..." Anjani mereguk minuman hangat yang menyegarkan itu.

Dayang Jelita Harum adalah dayang paling cantik diantara dayang dayang lain di kerajaan Jawa Dwipa.

Dayang kepercayaan Paramitha itu, berparas ayu dan berkulit bersih kuning langsat. Jika tak kenal sebelumnya, orang akan salah mengira bahwa Jelita adalah seorang putri kerajaan, bukan seorang dayang biasa.

Prabu Satria nampak lega dengan adanya Jelita disamping Anjani. Selama perjalanan Jelita-lah yang akan melayani dan menjaga Anjani dengan telaten.

Perjalanan ke Kadipaten Jenggala menempuh jarak setengah hari lebih.

Patih Mahesa nampak memimpin di depan memacu kudanya berlari kencang, diikuti sepuluh senopati andalan Jawa Dwipa.

Rombongan kereta kencana melalui jalan berliku, jalan setapak dan desa desa kecil di sepanjang jalannya.

Sesekali rombongan itu berhenti di desa terdekat untuk istirahat minum, sekaligus prabu Satria menyempatkan diri untuk menyapa rakyat Jawa Dwipa.

Anjani yang ditemani Jelita Harum nampak senang menikmati pemandangan di sepanjang perjalanannya.

"Ayo bergegas..." patih Mahesa menggebrak kudanya untuk berlari lebih cepat. Mahesa tahu jika lambat mereka akan sampai di Alas Purba saat gelap.

Alas Purba yang terletak sebelum kadipaten Jenggala adalah sebuah hutan rimba yang jarang dijamah oleh manusia.

Konon banyak cerita mistis menakutkan tentang alas Purba yang menjadi sarang banyak begal dan pencoleng itu.

Tepat saat matahari mulai turun dari singgasananya di langit, rombongan prabu Satria baru memasuki rerimbunan Alas Purba itu.

"Berhenti...." Mahesa yang memimpin rombongan kereta kencana Satria menarik kekang kudanya menghentikan laju rombongan.

"Ada apa Mahesa?" Prabu Satria menyibak tirai pintu kereta kencana.

"Paduka, sudah mulai gelap sebaiknya kita tidak memasuki alas Purba" saran Mahesa.

"Kalau berhenti sekarang, kita bisa terlambat menghadiri acara Ganaspati" Satria keluar dari keretanya untuk berdiskusi dengan Mahesa.

"Lebih baik terlambat paduka, alas Purba
sungguh bahaya di malam hari. Kapan saja kita bisa diserang oleh begal begal yang bersarang di alas Purba. Belum lagi kalo Ganaspati menyerang kita di sana..." Mahesa melipat kedua tangannya ke depan dada, memberi hormat pada prabu Satria.

Prabu Satria mendengarkan dengan seksama pendapat patihnya itu.

Pendapat Mahesa sungguh benar, Satria dan para senopatinya tidak kenal medan alas Purba apalagi saat gelap.

Satria dan rombongannya bakal jadi santapan empuk para penyerangnya apabila tetap nekad mengarungi alas itu di malam hari.

Lagipula si kecil Anjani sepertinya juga sudah kelelahan dan butuh istirahat.

"Baiklah patih Mahesa, kita bermalam disini, besok pagi pagi kita lanjutkan perjalanan" perintah prabu Satria pada Mahesa.

"Siap laksanakan paduka" Mahesa memerintahkan para senopatinya untuk beristirahat dan menyalakan api unggun.

Sebagian senopati tetap berjaga di sekeliling kereta kencana prabu Satria.

"Ayo tidur sayang.." dayang Jelita menggendong dan kemudian meninabobokan Anjani di peraduan kecil yang ada dalam kereta kencana itu.

Anjani, putri berumur 9 tahun itu sudah terkantuk kantuk lelah selama perjalanan.

Putri kecil itu jatuh tertidur dalam gendongan dayang pengasuhnya. Jelita dengan hati hati menidurkan Anjani di tempat istirahat kereta kencana itu.

Jelita baru saja hendak memejamkan matanya untuk ikut beristirahat saat di luar tiba tiba terdengar bunyi desingan angin kencang menghujani kereta kencana prabu Satria.

"Awasss....ada anak panah aakkkh...!!" Salah satu senopati penjaga berteriak namun terlambat ratusan anak panas jatuh dari langit menerjang rombongan prabu Satria.

Tiga orang senopati yang tidak siaga, seketika tewas saat tubuhnya dihujani anak panah dari penyerang misterius itu.

Prabu Satria, Mahesa dan senopati yang lain dengan cepat merapal tenaga prananya menciptakan perisai pelindung di sekililing tubuhnya supaya tidak terlukai oleh serangan gelap itu.

Anjani dan Jelita aman di dalam lindungan kereta kencana.

Seluruh kuda kuda yang ditunggangi rombongan prabu Satria tidak selamat dari serangan itu.

"Pengecut..!, keluar kalian kalo berani, ayo hadapi kami" patih Mahesa berteriak lantang menantang penyerang gelap saat hujan anak panah sudah mereda.

8 senopati berjaga dalam posisi siaga melindungi prabu Satria dan kereta kencananya.

Tak beberapa lama dari balik rerimbunan alas Purba muncullah ratusan prajurit bersenjata lengkap dalam posisi siap menyerang.

"Siaga semua, lindungi prabu Satria dan keluarganya. Semuanya siap mati demi prabu Satria!!" patih Mahesa menarik pedangnya dari sarung pelindung diikuti ke 8 senopati setianya.

"Siap..!!" Ke 8 senopati berteriak kencang membangkitkan nyali mereka.

Di belakang ratusan prajurit itu menyusul keluar Ganaspati dan Bajing Ireng.

Ganaspati mengajak 4 orang pengikutnya, raja raja kerajaan yang sakit hati saat dikalahkan oleh prabu Satria.

Bajing Ireng si pemimpin pendekar golongan hitam membawa 10 lebih pendekar aliran hitam bersamanya.

"Serang... habisi mereka!!" Ganaspati mengibaskan goloknya memerintahkan pasukannya untuk menyerbu rombongan prabu Satria.

Prajurit kadipaten Jenggala merangsek maju menyerang. Alas Purba seakan menjadi saksi bisu akan pertumpahan darah yang akan terjadi selanjutnya.
 
Mantappp!!!

Lanjutkan sob... :semangat:
 
Mantab suhu cerita silat kerajaan ane suka nih lanjut suhu sampai tamat.
 
Bimabet
Asik suhu ai turun gunung

Thx sudah mampir d trit ai
Kangen sama semprot
ijin mantau om

Mohon dukungan commetnya suhu
Ijin dipojokan suhu

Ati2 d pojok banyak setannya suhu
Cersil nih.. ijin titip sndal hu

Siap, thx sudah mampir d trit ai
Waktu liat suhu @aiko_aileen kirain bakal ngelanjutin cerita High School Detective, ternyata buat cerita baru.
Dipantau dulu lah

Cerita high school sudah d gembok suhu
:malu:
Akhirnya aii kembali,, tpi ceritanya ai yg dulu g bkalan d lnjutin kah ??
Thx supportnya suhu, mohon supportnya supaya bisa lanjut
Tulis comment disini.
Aaahh aii bikin cerita lagii

Suhu sempak kondoy masi setia aja sama ai:genit::genit::genit:
Thx sudah mampir di trit ai
Ijin pantengin disini @aiko_aileen , moga lancar...

Mudah2an lancar suhu
Lanjutkan suhu...

Siap suhu, mohon support commentnya
pedang :adek: mata tumpul siyaap gebuk musuh​
:ampun::ampun:mohom petunjuknya suhu supaya trit ini lancar
Niti p jejak suhu

Siap suhu, thx sudah mampir
Wow, ada kisah hot bertema legenda nihh...

Mohon support comment suhu, supaya ai cemungud lanjut terus

Nice idea Sista...
Cerita baru lagi.
Ninggal jejak dulu
:D

Thx udah nengokin trit ai suhu
Pasang patok

Thx sudah mampir d trit ai suhu
Ayoo huu:getok::Peace:

Siyap.....
Cersil baru. Semangat om TS...

Thx udah mampir suhu.
Itu yg jd gardapati gw pernah tau deh ...kl ga salah di pilem Yoko jaman bahuela (pemeran nya si Andy Lau) n dia yg jd raja racun ya Hu.....mantul nih intronya...ijin nyimak ya Yu

Monggo disimak suhu, mohon dukungan comment ya..
prolog aja udah menjanjikan....lanjut hu jangan kasih kendor

Mudah2an tidak ada kendor d antara kita suhu
Beli tiket bioskop dulu..
Jam main nya masih... Entahlah..

Thx sudah mampir d trit ai suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd