Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
Simple nya, Anto ketemu sama santoso, dan ketauan kalo lagi sama Maya. Tapi jangan simple2 amat lah. Udah kadung gregetan nih, malah SS nya bikin keringet dingin pula.

Bravo suhu!
 
untuk prem besok akan diupdate lanjutan episode berikutnya, ada doble episode yaitu 56 dan 57, terima kasih
 
Diary Seorang Istri
Part 52 - Maya Yang Telah Terbuai


“Assalamualaikum warahmatullah..Assalamualaikum warahmatullah....” Adam mengucapkan salam terakhir pertanda tunai sudah sholat subuhnya, Adam meletakkan sejadahnya di meja sebelah ranjang, hari ini Adam berencana melakukan jogging di sekitar hotel, Adam mengambil sepatu sportnya dari dalam tas, usai mengenakan sepatu, dia mengambil hpnya, Adam menghubungi Maya istrinya, namun berkali-kali dicobanya namun panggilannya berakhir tanpa .

“Apa Maya masih tidur? Apa jangan-jangan dia sedang dapat tamu bulanan hingga gak sholat..mungkin juga sih..ya udah nanti aja aku hubungi lagi.” Adam meletakkan hpnya dan mengambik handuk kecil, Adam tak membawa hpnya saat jogging, karena dia berpikir hanya jogging di sekitaran komplek hotel.

Adam membuka sebotol air mineral yang tersedia, diminumnya sedikit dan kemudian botol itu dibawanya ke luar.

“Selamat pagi pak, kamarnya mau dibersihkan pak?” tanya seorang petugas kebersihan yang ditemuinya di luar kamar.

“Nanti saja mas, saya hanya jogging sebentar, nanti saya titipkan kartu di resepsionis.” Jawab Adam tersenyum ramah.

“siap pak, selamat jogging pak.” Ujar petugas tersebut ramah.

Adam mengangguk dan berjalan menuju lift, untuk menuju lift dia melewati kamar Anissa, tadinya Adam ingin mengajak Nissa jogging, tapi kemudian dia teringat kalau ibu Anissa ikut menginap,Adam merasa sungkan, Adam kemudian melanjutkan perjalanan ke lift.

***

Maya mengulet diatas tempat tidur, sesaat dia merasa kebingungan, namun tak lama senyum tersungging di wajah cantiknya saat melirik disampingnya.

“Aduhhh....” Maya merasa kakinya kesemutan, teringat dia begitu lama mengangkang tadi malam melayani kebuasan pejantannya yang kini terlelap di sampingnya.

Maya berjalan sedikit tertatih menuju kamar mandi, selangkangannya terasa ngilu dan penuh bercak bekas sperma dan lendirnya yang mengering, Maya membersihkan bagian tersebut di kamar mandi, digapainya kimono handuk yang tersedia di kamar mandi, lalu dia keluar.

Maya mengambil sebotol minuman yang disediakan resort, sambil minum Maya memperhatikan Anto yang sedang tertidur pulas, Anto tidur tanpa sehelai benangpun dan selimutnyapun tersingkap, dari tempatnya berdiri, Maya bisa melihat kontol sang pejantan tengah tertidur juga.

Maya menuju ke meja sebelah ranjang, diambilnya hpnya yang lupa dia charge, baterei hpnya tinggal 10%, Maya melihat ada 5 panggilan tak terjawab dari suaminya, Sejenak Maya termenung menatap hpnya, ada sisi batinnya merasa bersalah, namun sisi liarnya lebih dominan mempengaruhi pikirannya saat itu.

Maya meletakkan hpnya tanpa ingin balas menghubungi suaminya itu, Maya kemudian mencari charger, sejenak dia mencoba mengingat dimana charger hpnya, dan Rupanya kabel chargernya masih tertinggal di mobil, “ya udah nanti aja ambilnya..”

Maya membuka pintu kaca, semilir angin pantai menghembuskan rambutnya yang tergerai indah, Maya merentangkan tangannya menikmati aroma, Maya kembali teringat persetubuhannya semalam, sungguh dahsyat dan menakjubkan baginya, Maya menyentuh bagian vaginanya yang mulai lembab karena memikirkan itu.

Sepasang tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya, Maya melenguh geli saat jenggot Anto mengusap tengkuknya, “hmmmm..” Maya menyandarkan kepalanya di tubuh pria dibelakangnya itu.

“Selamat pagi cantik...kok udah bangun..” Anto berbisik sambil menggigit cuping telinga Maya.

“Selamat pagi juga mas...iya aku ingin menikmati angin semilir pantai yang menenangkan mas..” ujar Maya sambil membelai pipi Anto.

“Kamu bangun pagi kok cantik banget sih…apa kamu selalu begini?” goda Anto, Maya tersipu malu bagaikan remaja puber, Maya membalikkan badan dan kini berhadapan dengan wajah Anto.

“Apaan sih..” Maya bertingkah malu-malu, pujian Anto membuatnya melambung..

Anto tertawa kecil melihat wajah Maya yang memerah, wanita cantik ini semakin menggemaskannya, dalam hatinya Anto merasa beruntung bisa menikmati tubuh indah wanita cantik dihadapannya ini, apalagi sebentar lagi dia malah dapat uang ratusan juta dari perempuan ini, sudah dapat tubuh mulus, dapat uang pula.

“Kok ngeliatin terus sih mas…apa aku keliatan jelek ya..” ujar Maya sambil pura-pura merengutkan bibirnya.

Anto tersenyum dan mencubit pelan bibir Maya yang cemberut, “Duhh nih bibir bikin gemes aja..”

“Emangnya kalau gemes, mau diapain..” Goda Maya.

“Hmmmm dek Maya mau diapain emangnya..” Anto menggoda balik.

Maya terkekeh sambil memukul pelan dada telanjang Anto, “diapain aja mau hihihihi..” Maya memeluk tubuh Anto, wajah cantiknya terbenam di dada telanjang Anto, Pria bertato itu memeluk tubuh Maya dengan erat, mereka berdua begitu menikmati kebersamaan mereka, kebersaman yang terlarang dan tak semestinya terjadi.

***​

Santoso menguletkan tubuhnya, di ambilnya jam tangannya di meja sebelah ranjangnya, dengan mata terpicing dia melihat jam menunjukkan pukul tujuh pagi, Santoso bangun dan duduk di tempat tidur, dia menggerakan punggungnya hingga berbunyi, lalu dia bangkit menuju balkon.

Dari balkonnya, Santoso mengamati pemandangan indah pantai di kejauhan, Santoso melihat sekeliling resort, rumah-rumah kecil terjajar rapih di bawah sana, rumah-rumah kecil itu adalah bungalao VIP, Santoso tersenyum mengembang, dia sudah 100% yakin untuk mengambil alih resort ini, kedatangannya di resort ini semakin meyakinkan niatnya itu, Santoso memang berencana untuk mempersembahkan resort ini untuk istri tercintanya yang sedang hamil anak keduanya, pengalaman pahitnya dengan Sarah membuatnya begitu sakit hati, untungnya dia bertemu Erica istrinya sekarang, selain cantik istrinya yang baru bisa begitu cepat mengambil hati Patricia putri semata wayangnya, Erica juga yang merubah hidupnya menjadi lebih terarah dan terkontrol Santoso jadi rutin mengikuti kebaktian tiap minggu, bahkan Santoso merasa Erica membawa hoki baginya, Bisnis Santoso semakin berkembang saat ini, dan satu lagi kini Erica tengah mengandung buah cintanya, tak berlebihan rasanya Santoso ingin menghadiahkan resort ini untuk istrinya.

Santoso kembali kedalam, diambilnya hpnya yang sedang di charge, sebuah pesan baru masuk, Santoso membuka pesan dari istrinya, ternyata istrinya mengirimkan gambar yang dimintanya semalam.

Santoso melihat gambar tersebut, gambar saat di pesta pernikahan Adam dan Maya, saat itu Santoso menghadiri pernikahan sahabatnya itu dengan mantan istrinya dan Putrinya Patricia, Susanto mencubit gambar itu untuk melihat secara jelas raut wajah yang membuatnya penasaran, wajah Maya.

Maya mengenakan gaun pengantin yang sederhana namun begitu anggun di tubuhnya, wajah cantiknya sedang tersenyum, wajah itu terlihat sangat segar dan muda, Santoso mencoba mengingat di memorinya wajah perempuan yang menabrak Donna tadi malam, “Ehmm gak salah dugaanku, sangat mirip, aku yakin sekali kalau perempuan semalam itu adalah Maya.” Batin Santoso.

Santoso kemudian duduk di ranjang, dia memegang hpnya sambil terus memandangi foto yang dikirimkan istrinya itu, Keningnya berkerut, “Kalau benar perempuan semalam itu Maya, kenapa dia ada disini? Apa Adam tahu kalau istrinya berada di resort? Apa Maya disini bersama teman-teman kantornya? Rasanya kok gak mungkin ya, ahh aku ndak ngerti ini..apa jangan-jangan………..”

Lamunan Santoso terganggu oleh ketukan pintu di kamarnya, Santoso beranjak menuju pintu dan membukakan pintu, rupanya petugas room service.

“Selamat pagi pak, saya diminta untuk menaanyakan kepada bapak, apakah mau sarapan di bawah atau diantar ke kamar?” tanya petugas tersebut.

Santoso melihat jam di hpnya, “Nanti aja di bawah mas, sebentar lagi saya akan ke bawah.”

“Baiklah pak, mohon maaf kalau menganggu kenyamanan bapak.” Ucap petugas tersebut sambil berpamitan.

Santoso menelpon sekretarisnya, “Don..nanti sarapan ke bawah aja ya, setengah jam lagi kita turun ke bawah, kamu hubungi Murad dan Rebon untuk langsung ke restoran di bawah untuk sarapan.”

Santoso kemudian meletakkan hpnya kembali, dia kemudian menuju kamar mandi untuk bersiap-siap turun ke bawah, selain sarapan, Santoso memang berencana untuk mengamati resort secara langsung pagi hingga menjelang pertemuannya dengan pemilik resort ini.

***​

“Mass…geli banget ssss….” Maya menggeliat kegelian saat lidah Santoso melata di punggung putih mulusnya.

“Mas gemes sayang ngeliat kulit dek Maya yang mulus dan putih sempurna, pengen gigitin rasanya..” Sahut Anto sambil menggigit kecil pundak mulus Maya.

“Tapi kan adek belum mandi mas, masih bau asem..sssaaahh” Ujar maya merintih geli

“Mas suka aroma tubuh adek, merangsang banget soalnya bikin kontol mas tegak mengacung, kerasa gak dek kontol mas..” Ujar Anto sambil menggesekkan kontolnya di bongkahan montok pantat wanita cantik itu.

“Ugghhhhh kerasa banget sayang..sssssss….ya udah terserah mas aja, tubuh adek ini milik mas, nikmatilah mas…ahhhhhhhhhhhh duhh enak banget dijilatin disitu mas….ahhhhh.” Maya mengangkat pantatnya yang kegelian saat lidah Anto menyusuri bongkahan montok itu.

Maya kemudian berbalik terlentang, Anto mendekati wajah Maya sambil memegang kontolnya, Maya tersenyum menyambut kontol besar itu, “Duhh makin gede aja, ssss aku gemes banget ama kontol ini sayang…ssss..mmm..”

Maya menghisap kepala kontol itu dengan hisapan yang begitu dalam, Anto menengadah sambil memejamkan mata, hisapan Maya membuat kontolnya terasa ngilu tapi nikmat, posisi Anto kini mengangkangi tubuh Maya, dan kontol itu terlihat semakin basah oleh liur maya yang semakin mengental.

Setelah beberapa menit, Anto rupanya lupa untuk membalurkan gel andalannya, di cabutnya kontolnya dari mulut Maya, “Dek Mas bersih-bersih dulu ya..biar enak..”

Maya merengut dan menatap kekasih gelapnya itu, sedikit kesal dirasakannya karena harus berhenti saat sedang asik mengulum kontol besar itu.

Anto segera bergegas menuju kamar mandi, dia ingat kalau gel itu dia simpan di kamar mandi tadi malam, di kamar mandi Anto membalurkan gel tersebut ke sluruh batang kontolnya, tak lupa Anto juga menjilati gel tersebut, setelah yakin semuanya telah siap, Anto kembali keluar kamar mandi.

Maya menunggu Anto di ranjang sambil memiriungkan tubuhnya, saat dilihaatnya Anto datang dengan kontol menjuntai maya membenarn posisinya menjadi duduk, Maya menyodorkan tangannya ke depan seolah menyambut kekasihnya, Anto kemudian berbaring di sebelah Maya.

Maya dengan sigap segera bersimpuh di tengah kaki pria bertato tersebut, dengan setengah menungging Maya mulai mencengkram kontol hitam besar yang penuh urat tebal itu, Maya begitu gemas melihat kontol tersebut, tak menunggu lama, Maya segera memasukkan kontol besar itu kedalam mulutnya, dihisapnya kembali dengan hisapan kuat, Anto meringis kegelian saat lidah Maya mengorek lubang kencingnya, reaksi gel itu memang begitu cepat, entah apa yang terkandung dalam gel tersebut, tak lama terlihat wajah dan tubuh Maya mulai berkeringat, rona kulitnya menjadi merah, dan sang wanita cantik itu semakin bersemangat menghisap kontol kekasih gelapnya itu, pengaruh gel membuat Maya bagai wanita yang sedang kehausan birahi, Maya tersenyum bagai wanita binal, sekeliling bibirnya basah oleh liurnya sendiri karena sesekali Maya mencoba untuk men deep throat kontol besar itu hingga tenggorokannya tersedak.

Maya merubah posisinya saat melihat Anto memberikan kode agar Maya naik ketubuhnya, “Sini sayang kita 69, aku pengen jilatin memek adek..” Ujar Anto.

Maya membalikkan tubuhnya, kini pantatnya tepat berada di depan wajah Anto, Maya kembali mencengkaram kontol besar itu, Maya merintih sambil meringis saat lidah basah Anto mulai membelai dinding memeknya.

Maya memasukkan kontol besar itu dengan histeris, pengaruh gel yang melakukan serangan double di mulut dan memeknya membuat akal sehatnya lenyap sudah, yang tersisa adalah hasrat binatangnya yang ingin merengkuh kepuasan batiniah, Maya betul-betul terangsang hebat, wajahnya kemerahan penuh gairah, peluh semakin deras menyembul dari pori-pori kulit mulusnya, tubuh indahnya kini putih mengkilat begitu menggairahkan.

Maya kini menegakkan tubuhnya, memeknya terasa geli dan begitu nikmat, Maya tengadah sambil memejamkan mata, kontol besar Anto dikocoknya pelan, Maya benar-benar sudah tak tahan ingin segera memasukkan kontol besar itu ke dalam memeknya.

Maya mengangkat pantatnya, Anto hanya memperhatikan apa yang dilakukan wanita cantik yang tengaah terangsang hebat ini, Anto melihat Maya sambil tersenyum membimbing kontol besarnya menuju memek yang terlihat semakin basah itu, “Adek gak tahan mas, ahhh sssssssssss oghhhh.” Maya meringis menggigit bibirnya walau memeknya terasa siap menyambut kontol besar itu, namun tetap saja penetrasi awalnya terasa sedikit perih, Maya menaik turunkan pantatnya perlahan mencoba membiasakan kontol itu di dalam memeknya, saat mulai terasa nyaman, maya mempercepat gerakannya sambil meliuk-liukkan pantatnya, erangan dan rintihan terdengar begitu erotis dari bibir perempuan cantik itu, Anto membantu mempercepat irama goyangan Maya dengan meremas payudara Maya dengan gemas, Maya semakin cepat menggoyang pantatnya, tak lama tubuhnya terlihat mengejang, Maya mencengkarm rambutnya dan berteriak saat orgasme pertamanya datang begitu cepat, pengaruh gel tersebut rupanya semakin ampuh merasuk ke dalam syaraf birahi Maya.

Erakan pantat Maya mulai melemah seiring datangnya orgasmenya, Anto tak membiarkan Maya untuk beristirahan, dipeluknya tubuh Maya hingga rebah di dadanya, dengan kecepatan penuh Anto menggenjot kontolnya dari bawah dengan cepat, Maya meringis dan menjerit, erangan dan lenguhannya semakin menghiba, hasrat dan syahwatnya semakin menguasai pikiran perempuan cantik itu, di pikirannya kini hanyalah kenikmatan ragawai semata, Maya membalas setiap lumtan bibir sang pejantan, mulut keduanya seolah menempel berusaha mengais setiap liur dari pasangannya, genjotan Anto tak goyah, malah semakin kencang, Maya benar-benar kewalahan, orgasmenya sudah semakin membuncah, dan akhirnya tubuh Maya kembali tegang, erangannya tertahan oleh hisapan mulut Anto. Tubuh indah itu mengejang, orgasmenya kembali meledak..

Maya terengah-engah, kontol besar itu kini tak bergerak, Anto membiarkan Maya tyang tengah mendapatkan orgasme keduanya, peluh semakin deras berjatuhan dari wajah Maya, Maya tersenyum menatap wajah pejantan perkasanya itu, “Hhhhh…ahhhhh..ahhhhh enak banget sayang..” Ujar Maya sambil terengah engah.

Anto kemudian bangun sambil terus memeluk Maya, kini Anto berusaha berdiri dan posisi Maya berubah menjadi di gendong Anto, kembali dalam posisi menggendong Maya, Anto menghujamkan kontolnya dengan cepat memompa memek Maya, perempuan cantik itu mengerangdan merintih, tangannya memeluk erat leher Anto, dilayaninya kembali lumatan liar Anto, “Ahhh mass..ahhh sssss ohhh masss….aaaahhh ahhh ahhhhhh aduhhh aduhh masss aku aku…massss.aaahhhhh.” Maya semakin histeris dalam posisi ini, kontol Anto yang besar terasa begitu dalam menghentak, Maya memeluk erat tubuh anto sambil meringis dan melenguh kencang, keduanya sudah tak peduli apa orang diluar bisa mendengar erangan mereka atau tidak.

Selain bantuan gel, Anto memang jago dalam bercinta, kemampuan tenaganya cukup hebat, sudah lebih dari 1 jam dirinya menyetubuhi perempuan cantik tersebut, berbagai posisi telah mereka lakukan, sudah tak terhitung orgasme yang datang menghentak wanita cantik tersebut, dan kini Maya mulai kehabisan tenaganya, dia menungging sambil merebahkan dadanya di kasur, pantat dan pinggulnya naik tinggi mennyongsong pompaan kontol sang pejantan.

Anto semakin cepat memompakan kontolnya sambil memegang pinggul mulus Maya, Anto juga merasa sebentar lagi ejakulasinya akan datang, “dek, mas mau keluar sayang..aahhh memek adek sangat nikmat..”

“Keluarin di memek mas, adek ingin di hamili mas, ohhh siram rahim adek dengan benih mas..keluarin di dalam mas..plisssss… hamilin adek sayang…..ohhhhh plissss hamilin adek…” Ratap Maya parau

Ucapan Maya begitu menggetarkan syahwat Anto, rintihan dan lenguhan Maya membuat Anto semakin semangat menyetubuhi wanita cantik tersebut, setelah beberapa lama memompa memek Maya di posisi menungging, wajah Anto mulai memerah, ujung spermanya semakin dekat ingin meletuskan benih-benihnya di dalam rahim perempuan cantik ini, dan tak lama Anto mengerang hebat, tubuhnya mengejang, suara geramannya terdengar menyeramkan, Anto menghentakkan pantatnya berkali-kali memastikan tak ada sisa pejuh yang terbuang sia-sia.

Napas kedua insan itu tersengal-sengal, Anto rebah menindih tubuh mulus dibawahnya, Anto menggulingkan tubuhnya dan kini mereka saling berhadapan dalam posisi menyamping, Anto membelai rambut Maya yang basah oleh keringat, Maya menatap sayu kekasih gelapnya, tubuh Maya terasa letih, terlebih selangkangannya terasa kebas, perlahan Maya merasakan cairan sperma kekasih gelapnya mulai merembes keluar merayap di sekitar selangkangannya.

“Enak sayang..” Ujar Anto lembut sambil membelai rambut Maya.

“Banget mas…nikmat banget….” Balas Maya menatap sayu Anto.

“Adek benaran mau hamil anak mas?” Tanya Anto.

Maya mengangguk lemah, “Hmmm ya mas…aku ingin rahimku dibuahi benih mas…”

Anto tersenyum merasa jumawa, betapa tidak perempuan cantik dari kalangan atas kini terbaring memohon agar dihamili olehnya yang hanya tukang parkir, Anto merasa betapa beruntungnya dirinya bisa menyetubuhi perempuan cantik di hadapannya ini, tak ada cela di tubuh sempurnanya, kulitnya begitu mulus terawat bersih, dan sebentar lagi ratusan juta akan dikantonginya, Anto melihat mata Maya perlahan mulai redup tertutup, Anto terus membelai lembut rambut Maya, Anto kemudian mendekatkan tubuhnya memeluk Maya, sang betina juga balas memeluk pejantannya, wajahnya tenggelam di dada Anto, dia merasa nyaman di pelukan pria perkasa ini, perlahan kesadarannya semakin hilang, Maya terlelap dalam pelukan Anto.

***​

Bersambung
 
telah rilis episode terbaru Diary seorang istri part 56 dan 57 yang semakin seru...
 
Diary Seorang Istri
Part 53 - Anto Bertemu "Kawan Lama"



Maya menggeliatkan tubuh indahnya di kasur, dia mengernyitkan keningnya saat tak melihat Anto disampingnya, Maya bangkit dan mendapati pria tersebut berada di balkon, Maya mengenakan kimono handuknya dan berjalan menuju ke balkon.

Maya melingkarkan tangannya memeluk Anto yang tengah asik memandangi lautan, Anto telah rapih berpakaian, “Mas udah mandi ya..” Tanya Maya.

Anto membalikkan tubunya berhadapan dengan Maya, “Selamat siang cantik.., iya mas udah mandi, udah rapih..”

“Hmmm jam berapa ini mas..” Ujar Maya manja memeluk tubuh Anto.

“Sudah jam 11 siang sayang, kamu tidurnya enak banget, jadi mas gak tega bangunin..kecapean sih ya..” Ujar Anto sambil tersenyum.

Maya hanya merengutkan bibir indahnya, “Kecapean abis dientot hihihi..” Ujar Maya tak malu-malu lagi.

“Dek makan yuk.. mas laper banget..” Ujar Anto.

Maya menatap wajah kekasih gelapnya lalu mengelus pipi pria itu, “Laper ya, duh dah siang ya pantesan adek juga laper banget, mas kok mandi sendiri sih, gak ngajak aku..” Maya kembali merengut manja.

“Duh nih bibir bikin gemes aja..” Ujar Anto, “Oh ya tadi mas nelpon ibunya anak-anak dek, ngabarin kalau nanti siang mas akan transfer, hmmm gak apa kan mas ngomong gitu..” Anto dengan halus mengingatkan janji Maya.

“Duhh iya..ya udah adek mandi dulu ya sayang, abis itu kita makan sambil transfer, kayaknya di mal dekat sini ada counter bank yang buka akhir pekan..” Maya mengangkat lengannya sambil merapihkan rambutnya.

“Ya udah cepetan mandi dek, mas laper banget nih..” Ujar Anto.

“Oke sayang..hmmm mandiin dong mas…….” Goda Maya..

Anto tersenyum dan seketika membopong tubuh Maya di bahunya, Maya berteriak manja dan tertawa-tawa, Anto membawa Maya ke kamar mandi, terdengar cekikikan Maya di gendongan pria perkasa itu, tampak jelas Maya telah benar-benar takluk sempurna pada pria don juan tersebut.

***​

“Bon gua laper banget nih, makanan di hotel gak cocok ama perut kampung gua.” Ucap Murad.

“Sama saya juga mas, bos kan masih sibuk rapat dan tadi malam bilang kita bebas ngapain aja, dan kembali jam 1, ya udah kita cari makan yuk.” Timpal Kawannya.

“Cari makan dimana ya bon? Ke mal aja deh yuk, kayaknya kemaren gua sempet lihat ada restoran padang.”

“Ya saya sih melu ae mas, yo wes kita berangkat sekarang, nanti keburu jam 1.” Ujar Rebon.

Meraka berdua kemudian bergegas mengambil mobil operasional yang dipinjamkan oleh pihak resort.

***​

“Nis kayaknya rapatnya bakalan molor nih, kamu coba hubungi ibu kamu mau makan siang apa nanti pesan dari hotel saja.” Ujar Adam pada Anissa saat sedang break rapat untuk makan siang.

“Ya pak, sebentar saya hubungi ibu..” Anissa kemudian menelpon ibunya, Adam juga mencoba menghubungi Maya, sejak pagi tadi Maya tak menjawab panggilannya, dan kini telpon istrinya itu malah tidak aktif, Adam melihat hpnya dan melihat chat yang dikirimkannya telah dibaca oleh Maya, namun tak satupun dibalas oleh Maya.

“Kamu ngapain sih sayang…pasti kebiasaan tidur terus nih kalau libur, kasian juga sih dia, gak punya teman untuk jalan-jalan, apalagi Milla sedang sibuk urus anaknya, ya udah aku janji sepulang dari Surabaya aku akan ajak kamu jalan-jalan ya yank.” Ucap Adam tersenyum sambil memandang Foto istrinya yang menjadi walpaper hpnya.

Nissa yang sejak tadi memperhatikan bosnya, semakin bertambah kesal dengan istri bosnya itu, Nissa cukup cerdas untuk melihat gelagat mencurigakan dari perempuan yang tak setia itu, Tiba-tiba Nissa kaget saat Adam memergokinya memandang dirinya, “Sudah hubungi ibu? Apa katanya? mau makan apa? nanti biar saya telpon hotel untuk antar makanan ke ibu.” Tanya Adam.

“Sudah pak, kata ibu, dia masih kenyang sarapan tadi, nanti kalau lapar ibu pesan sendiri, tadi sebelum berangkat saya udah ajarin ibu pak cara pesan makanan di hotel.” Jawab Anissa.

“Ohh gitu..ya udah..” Ujar Adam.

“Hmm pak, maaf boleh saya tanya pak.” Ujar Anissa.

Adam memandang Anissa, duh Nisa menjadi salah tingkah bertatapan mata dengan pria yang mencuri hatinya ini, “Mau tanya apa nis.”

“Hmm gini, tadi pas pembicaraan dengan pak Edwin dan stafnya, bapak mengajukan saya untuk membantu bapak nanti, kenapa pilih saya pak? Maksudnya saya kan orang baru belum pengalaman apa-apa, saya takut nanti mengecewakan.” Ujar Anissa.

“Walaupun kamu orang baru, tapi kamu cukup cepat belajar Nis, dan selama menemani rapat baik di jakarta ataupun tadi, terbukti kamu sangat membantu banget, buktinya pak Robert aja kasih tugas ke kamu untuk mendampingi saya kan.” Ucap Adam menjelaskan.

“Selain itu, saat berkunjung ke rumah kamu, terlihat orang tua kamu membutuhkan kamu di dekat mereka, dan kamu juga kepingin kerja sesuai cita-cita kamu, makanya sebagai solusi semua, kamu saya pilih untuk membantu saya disini, kan dekat dengan rumah kamu, bisa ketemu orang tua kamu tiap hari, sekaligus kerja sesuai dengan keinginan kamu, bener gak.” Lanjut Adam sambil tersenyum.

Anissa terperangah untuk sesaat mendengar penjelasan itu, dia sungguh tak menyangka pemikiran Adam begitu bijaksana, Anissa semakin kagum dengan pria tampan ini, sungguh dia tak habis pikir ada seorang wanita yang bisa menolak pria sehebat ini, tampan, pintar, kharismatik dan bijaksana.

“Loh malah bengong nis..”

Anissa sedikit gelagapan mendengar ucapan Adam itu, sungguh dia kehilangan kata-kata karena kagum dengan sikap bosnya itu, untung saja di tengah suasana canggung, seorang staf dari perusahaan Edwin menghampiri mereka untuk mengajak menikmati hidangan makan siang yang telah disiapkan.

“Nah tuh kamu pasti laper ya, makanya bengong gitu, ya sudah kita makan yuk.” Adam berdiri dan mengikuti staf Edwin tersebut, Anissa hanya diam mengikuti di belakang, Anissa menundukkan kepala berusaha menyembunyikan senyuman di wajahnya, senyuman kekaguman atas sikap Adam yang terasa begitu hangat baginya, Anisa terus tersenyum malu-malu sambil berjalan mengikuti bosnya itu.

***​

“Duh kenyang banget Bon..” Murad menegakkan tubuhnya di kursi sambil mengelus perutnya.

“Lah gimana gak kenyang mas, tuh lihat dua piring sama dua lauk habis ditelan semua hahahah..” Timpal Rebon tertawa.

“Rame juga malnya ya bon, bisa sekalian cuci mata kita..” Ucap Murad sambil memperhatikan pengunjung Mal yang lalu lalang di luar restoran.

“Abis ini mau kemana mas? Apa langsung balik ke resort?” Tanya Febon.

“Baru jam 12 Bon, kan bos nyuruh balik jam 1, ya kita jalan-jalan bentar disini, dah lama gak ke mal gua, lagian resortnya kan deket.” Jawab Murad.

“Preman jalan-jalan ke mal? saya takutnya nanti pengunjung jadi takut liat kita mas, liat tuh tato sangar gitu.. Hahahaha..” Ujar Rebon bergurau.

“Sialan.., udah lu bayar sana, terus kita jalan-jalan liat cewek cakep.” Murad juga ikut tertawa.

Rebon dan Murad beranjak dari kursinya, Rebon mengeluarkan uang untuk membayar makanan, setelah itu mereka berjalan-jalan di Mal, memang benar apa kata Murad, mereka jarang sekali ke Mal selama ini, kalau ke Mal pun itu karena dulu mengintai mantan istri bos.

Murad dan Rebon berjalan sambil memperhatikan suasana Mal yang cukup ramai pengunjung, beberapa pegunjung terlihat menghindar karena merasa takut melihat perawakan dan Tato yang memenuhi lengan mereka berdua.

Tiba-tiba Murad berhenti dan membuat Rebon melihat ke arah seniornya ini, “kenapa Mas?”

“Curut got ada disini lagi, jodoh bener kita ama dia.” Tatapan Murad menuju ke seseorang yang tengah duduk, Rebon mengikuti pandangan temannya itu, rupanya Anto yang menjadi perhatian seniornya itu.

“Yuk kita sapa kawan lama kita bon.” Murad tersenyum sinis sambil berjalan mendekati Anto.

“Gak usah kuatir, gua gak akan macem-macem, Cuma pengen nyapa aja, biar gimana juga curut got itu kan sampah lama kita.” Ujar Murad yang melihat tatapan khawatir dari Rebon.

Rebon jelas sangat kuatir dengan sikap Murad, dia tahu benar ganasnya seniornya ini, Rebon tak pernah ketemu dengan manusia yang tak ada takutnya seperti seniornya ini, seluruh preman Surabaya sangat menghormati Murad, walaupun ganas, Murad juga sangat setia kawan, tapi mendengar ucapan Murad tadi, Rebon sedikit lega, dia tahu kalau Murad bukan orang bodoh.

Anto yang sedang asik dengan hpnya tak menyadari kehadiran dua orang yang langsung duduk mengapitnya, dia masih asik memainkan hpnya, rupanya Anto sedang menunggu Maya yang berada di dalam counter Bank.

“Halo cuy..pa kabar..” Sapa Murad.

Anto melihat kearah suara, dan tiba-tiba darahnya seolah berhenti mengalir, jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, Anto tak lupa wajah pria ini, wajah yang kemaren malam dilihatnya saat baru datang di resort, terlebih wajah ini pula yang menendang motornya serta mengancam akan menghancurkan kepalanya saat itu.

Anto juga menoleh ke sisi lain, pria di sisi kirinya adalah pria yang sama yang menghantam tangki motornya dengan tongkat base ball, seketika Anto merasa gentar berada dekat mereka.

“Masih ingat kita cuy, ngapain lo disini, dapat mangsa baru lo ya..” Ujar Murad sambil mengibaskan kaos yang dipakai Anto.

“Mas, urusan kita kayaknya udah selesai, ingat kan bos sampeyan bilang gak akan menganggu saya lagi.” Ujar Anto dengan suara agak gemetar.

“Loh siapa yang ganggu lo cuk..gua cuman nyapa aja ya gak Bon.” Ujar Murad.

Anto seketika berdiri saat melihat Maya sudah keluar dari counter, Anto mendekati Maya dan mengajak Maya segera menjauh.

Murad dan Rebon melihat perempuan yang didekati Anto itu, mereka saling berpandangan, “Oyy cuk..salam ya..” Teriak Murad saat melihat Anto bagai terbirit-birit menjauh sambil menarik tangan Maya.

Murad dan Rebon melihat jelas wajah Maya, dan Mereka sepertinya tak ingat kalau perempuan itu adalah perempuan yang sama yang menabrak Donna malam itu.

“Itu mangsa baru si curut? Gila juga si curut dapet cewek cakep gitu men…” Murad melotot ke arah Rebon.

“Kayaknya iya mas, waduh pakai ajian apa ya si curut got itu sampai dapet cewek bening gitu, keliatannya tuh cewek orang kaya mas.” Sahut Rebon.

Tiba-tiba hp Murad berbunyi, panggilan dari Donna, Murad menjawab panggilan tersebut, rupanya mereka di minta segera balik ke resort oleh Bos.

“Dari Bos bon, ada urusan katanya kita suruh cepet balik.” Murad berdiri dan mulai berjalan, Rebon mengikuti seniornya itu, sambil berjalan menuju mobil, mereka terus membicarakan wanita yang tadi bersama Anto, Murad merasa, kalau tak lama lagi, dia akan bertemu kembali dengan Curut Got yang bernama Anto.

***

Bersambung
 
selamat menikmati, sampai jumpa kembali minggu depan, jangan lupa ikuti terus kisah diary seoraang istri yang asik dan semakin seru, untuk pelanggan prem, baru saja ane rilis dua bab terbaru yaitu bab 56 dan 57. thanks atas dukungannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd