Tubuh Sella kin dibaringkan dan kedua kakinya dilebarkan untuk memudahkannya beralih ke bagian paling intim dibawah sana. Sambil juga Yusud megelus dan meremas paha Sella, membuatnya bergelinjang kaget menahan sensasi nakal yang diberikan.
“Aunnhh.. mh…”
Lalu Yusuf mencoba melepaskan celana bahan yang dikenakan Sella namun hanya setengah bagian sampai ke pahanya saja. Ia ingin penampilan Sella terlihat seakan2 sedang disetubuhi paksa dengan pakaian dokter yang masih dikenakan.
“Snell jas lo dibawa enggak?”
“Mhh… mau ngapain?”
“Boleh enggak elo pake?”
“Eh? Buat apaan?”
“Yaaa… gw kepengen aja ngeliat elo pake jas dokter elo terus gw eue.” Ucap Yusuf terus terang.
“Heh! Gila ya! Ngapain gw pake2 gituan segala pas lagi beginian…? Anhhh…”
“Plis lah atuh. Im begging you this time…”
Yusuf memohon sambil menggoda Sella dengan mengelus vaginanya yang tertutup celana dalam dengan motif yang sama dengan bra yang ia pakai.
“Emmhh… mmmhh gak ahh… apaan sihhh emmhh…”
Sella masih menolak. Namun dari pernyataannya ia tidak sepenuhnya menolak melainkan masih malu2 karena baru pertama kali ia melakukan hal yang menurut ia tidak wajar disamping kegiatan2 mesum yang dilakukannya bersama dengan Yusuf.
“Tapi elo pas kemaren2 mau aja kok gw ajak yg unik2…??”
“Anhhh… emmhh…”
“Pliss yaa… sekali aja. Boleh yaa…” Yusuf semakin intens merangsang tubuh Sella. Ia juga berbisik gagah disamping telinga Sella, membuat dokter ini akhirnya luluh menuruti permintaan Yusuf.
“Emmhh… hiyaahh iyaahhh… ish!!”
“Yeahh! Thank you so much, doc!”
“Just tonight ya! Besok2 enggak ada lagi minta yang aneh2.”
“Tapi ini kan enggak aneh, orang cuman minta pake jas kan…. Hehehehe.” Yusuf masih berdalih.
Setelah Yusuf mengambil snell jas yang berada di sofa, Sella pun mengenakannya masih dengan gelagat malu2. Yusuf yang melihat penampilan Sella reflek menggelengkan kepalanya sambil berdecak takjub melihat Sella yang duduk di ranjang dengan snell jas dokter, blus yang bagian dadanya terbuka dan menunjukan bra hitam, serta celana bahan yang sudah dilepas dan menyisakan cd hitam dibawah sana.
“Cckckckck…. Finally impian gw tercapai.”
“Maksud elo!?”
“Enngg… enggak kok enggak… yuk ah lanjut lagi.”
“Hmmm…”
“What?”
“Come here you stupid businessman.” Gumam Sella manja memberikan kedua lengannya untuk memeluk Yusuf.
Yusuf pun menghampiri Sella dan memeluknya sambil memberikan ciuman panas kembali. Lidah mereka beradu kembali sambil keduanya berbaring perlahan di ranjang. Sella meraih pundak Yusuf dan terkadang meremasnya karena manuver Yusuf yang terkadang agresif secara tiba2.
“Nggghh… cllphpphh… emmhh…”
“Sel… ehhmhh…”
“Emhh?”
“Lo seksi banget kalo begini.” Puji Yusuf di sela2 ciuman mereka.
“Jadi kemaren2 gw enggak seksi gitu?”
“Enggak gitu dong…”
“Jadi gimana? Mhhh…”
“Kali ini elo lagi mode maksimal nih. Perfect gitu lah…”
“Emhh… bisa aja elo mah shh… emhh…”
Yusuf mengarahkan tangan kanannya ke vagina Sella dan mulai merogohnya dari celana dalamnya. Terasa sudah sangat basah disana akibat cairan yang membanjir sendari tadi.
“You’re so wet…”
“Shhh… emmhh iyalahh ahh…”
“Gantian gw yang jilatin punya elo boleh enggak?”
“Mhh… mesti banget pake ijin enhh…”
Seketika Yusuf berpindagh ke bagian bawah Sella dan melepaskan celana dalam yang menempel disana. Terpampanglah gundukan tembem vagina merah muda yang bersih tanpa sehelai rambut kemaluan. Klitorisnya pun juga sudah membesar seiring dengan rangsangan menggelitik disana.
“Dammmnn… cllppphh… mghh..”
Yusuf langsung mencaplok bibir vagina Sella, membuatnya langsung bergelinjang merasakan sensasi sentruman syaraf hampir di seluruh pangkal pahanya.
“Aughhh… emmhghh… fuckk…”
Fuccccckkkk… fuuckkk fuuuuckkk….. fuucceeeeeeeeekkk…. ADUHHH MEKI GW ENAK BANGET DIEMUT2 SAMA NIH ORANGGG WOII!!!!
Sella berggelinang kesana kemari. Ia terlihat sangat gelisah dan bingung harus melampiaskan gejolaknya. Sempat ia meremas sprei namun dilepaskan dan berpindah dengan mengigit jari telunjuknya dan memejamkan mata kuat2. Sampai akhirnya ia pun meremas rambut Yusuf sambil menekannya semakin dalam kearah vaginanya.
“Ennhhaahh…. auhhh shitt auuhhh… mmhhahh..”
Tanpa perlu berlama2, sensasi yang memecut syaraf sensitifnya kini semakin terasa tajam dibawah sana. Ia akan orgasme sebentar lagi.
“Uhhhgh… fuckkk gw keluarrr…. gw keluahhghh… heunghh…”
Bunyi suara becek semakin nyaring terdengar. Yusuf memeletkan lidahnya menjilat klitoris milik Sella sambil jari telunjuknya ia masukan kedalam vagina dan mengocoknya cepat.
“Aooohh…. fuckkk…. Yusuf gw keluar…. Gw beneran keluaaahh AAAHH!!”
Muncratlah cairan cinta dari vagina Sella sedikit demi sedikit. Yusuf tentu tidak berhenti sampai situ. Ia masih mengocok habis2an vagina Sella sampai Sella meronta kesana kemari.
“ANNNHH… ANNHHH… ANNHHH… ANNNHHH HUHDAAHH WEHH UDAHHH!!!”
Sella tidak bisa menahan gejolak di bawah sana yang seakan2 menggetarkan seluruh tubuhnya. Kedua tangannya meremas tangan Yusuf untuk menghentikan kocokan brutalnya. Alhasil orgasme nya pun masih berlanjut hampir tanpa jeda.
“YUSUF LO GILA YEAAHHH…!!! AHHH GW MUNCRAT TERUS WOOOIIHHH AAANNNHHH!!”
Tubuh Sella melenting kuat sampai pinggangnya terangkat tinggi2. Sensasinya benar2 membuat dirinya kesetanan.
“Ok i stop hereeee…”
Yusuf menghentikan kocokannya setelah lengannya diremas dan dicakar kuat2 oleh Sella yang sudah lemas tidak karuan. Malam ini masih panjang bagi Yusuf yang bahkan belu melakukan penentrasi penisnya ke dalam liang milik Sella yang sudah terlihat banjir dan merekah merah.
“Heyy.. masih kuat enggak…?” Tanya Yusuf sambil melepas pakaian bawahnya lalu menggesekan penisnya kearah vagina Sella.
“Shhh mmhh… fuck you… ennghh…”
“Heh kok kasar?”
“Orang tadi gw udah ngilu meki gwehhh ennhh… elo masih aja ngocokinhhh…”
“Tapi enak kan?” Yusuf semakin menggesekan batang penisnya didaerah situ, membuat Sella kembali meminta di dalam hatinya untuk diserang kembali.
“Ennhh… hiyahh jhangan gituhh ennhh… itu gw kan ngilu enhhh…”
“Ya tapi enak kan?”
“Mhh… shhh.. iya iya iyaa enaaakkk… ribet ennhh!!”
“Hehehe gitu dong.”
“Euhhnn.. ketawa loo!! Cepetaaann ronde dua nyahhh… annhh…!!” omel Sella mulai kesal karena Yusuf terus2an menggesek penisnya diluar vaginanya.
“Noh kan nagih juga elo nyaaa…. Hehehehe…”
“Apa sihh… annhh… just shut ke fuck up… cepetan put it inside itu elohhh annhhh…!!”
Yusuf menusukan batang penisnya perlahan diiringi suara becek yang mesum. Iringan penentrasinya sangat terasa sekali di setiap inci vagina Sella yang tergesek. Hasilnya? Sella kembalo bergelinjang namun tegang setengah mati akibat benda tegang, besar, dan berdenyut masuk keladam liang nya.
“AUUFFHH!!! Ssshh… shhh… ouhh..”
Sella mencengkram keras dada Yusuf sambil mencakarnya sesekali. Sementara Yusuf mendapat pemandangan yang tidak akan ia lupakan semasa hidupnya. Seorang dokter cantik berambut pendek dengan ekspresi menahan mesum sedang bercinta dengannya saat ini. Kedua toket yang menghiasi disana juga terlihat memantul kenyal seiring dengan gerakan agrresif yang empunya.
“Ahhh fuckk ahhh…. aouhhh…”
“Annhh… enak enggak, Sel? Annhh…”
“Ahhh… emmhh he-ehh… henhh enakk…”
“Kalo gitu gw kencengin lagi yahh…”
“Emmhh iyahhh kencengin lagihh hayoohh ennhh…”
“Nungging aja yuk. Time to do ‘doggy style’….”
Sella menuruti permintaan Yusuf dan membalikan tubuhnya. Kali ini Yusuf berhadapan dengan sebongkah pantat sekal milik si dokter. Vagina tembem milik Sella juga terlihat mesuk mengintip dari bagian tengah bawah selangkangannya.
Bangsattt lahhhh….. emang bener2 pemandangan yang kagak bakal gw lupain sih ini….. hape mana hape….
Yusuf mencari ponselnya diam2 untuk mengabadikan pose mesum milik Sella. Namun ternyata Sella tahu bahwa Yusuf ingin berbuat sesuatu yang terlalu jauh.
“ENGGAK ADA YA POTO2!! ENAK AJA!! ENGGAK GW KASIH JATAH TAMBAHAN NANTI!!”
“Yahh ketauan…”
“Mana sini hape elo!? Gw yang pegang!!”
Yusuf dengan lesu memberikan ponselnya untuk dipegang oleh Sella. Ia menaruh dibawah bantal supaya tidak mudah untuk diraih.
“Masa enggak boleh…?” Yusuf masih memohon.
“ENGGAK YA ENGGAK!! KAYAK ELO ENGGAK TAU KITA BERDUA PEGANG POSISI APA DI KERJAAN KITA YA…!!”
“Emang kenapa kalo dokter?” Yusuf bertanya bodoh.
“Mulai deeehhh.. gw stop nihh yaa!”
“Eh eh eh jangaaaann. Iya2 enggak poto2 kok enggak…”
“Hmm yaudah ngews mah ngews ajahh AHHH… ennhhh.. jhangan phakek ennhh… jangan pake poto2 segala ahhh…”
Ocehan Sella terganggu akibat gesekan dari ujung penis milik Yusuf. Daripada mendengar omelan Sella yang tidak berhenti, lebih baik ia bungkam dengan rangangan senjata andalannya kembali.
“Ennhhh… kampret lo ennhhh… giliran gw lagi ngomel malah elo gini2inn shhh….”
“Abis daripada ngoceh melulu kan, mending gw giniin aja sekalian bair elo diem.”
“Shhh… yaudahhh… mmhhh cepetan mulai lagihhh anhh…”
Tanpa berbasa basi, Yusuf pun menusukan penisnya memasuki liang kewanitaan Sella. Karena sudah sangat licin disana, ia jadi mudah memasukan sambil memaju mundurkannya juga. Sella sudah tidak lagi mengomel dan kini ia sibuk mendesah seiring dengan gesekan nikmat di dinding vaginanya.
“Ahhhh…. Ahh.. ahh… njiirr enaakkk….”
Semakin kuat sensasi penentrasi tersebut, semakin keras terdengar desahan mereka berdua. Namun tetap Sella lah yang lebih dominan mengisi suasana kamar dengan suara desah dan erangan yang semakin seksi tanpa ia sadari.
“Aooh… ooh… oghhh… ooghhh… oohh fuckkk.. oohh…”
Yusuf tidak henti2nya juga menampar pantat sekal yang tepat didepan selangkangannya. Elusan, remasan, dan tamparan sudah diberikannya disana sampai2 banyak ruam merah akibat hasil dari kemesuman Yusuf.
“Ahhh… fuckk… nghhh… mmhh… mmmhh…”
Sella sekilas menyadari bahwa suara desahannya terlalu keras. Maka dari itu dia membenamkan wajahnya ke bantal untuk meredam hal tersebut. Namun hal itu hanya membuatnya semakin keras mengerang karena Yusuf semakin beringas menghujam Sella dari belakang.
“Nhhmmmhh… mmmh… mmmghh…. Mmmmmh…. Mmh enghhggmmm.”
“Sel….”
“Mmmhh… mmhh…”
“Sel…”
“Egghhmmhh… mmh…”
“Sel…. Oghhh…”
“Emmmhh…. mhh… mhhh…”
“Sell oogh… gw sekarang yang mau keluar…”
“Mmmhh… mmhh… mmmhhoouughh…. Hhhsshh apaahh….”
“Im gonna cum, doc…. nghhhh…”
“Annhh….. annhh… annhh… cum di luarhh… di luarhh.. ahhh…”
“Nhhh… nnhh… agh your face sini…. MUKA ELO SINI BURUUU!!”
Yusuf bergegas mencabut penisnya yang sudah diujung tanduk lalu mengarahkannya ke wajah Sella. Namun Sella juga hendak berdiri dan berlutut di depan penis Yusuf samba mengocoknya cepat.
“Hahhh… ahhh …” Sella membuka mulutnya sambil menjulurkan lidahnya.
“GW KELUAAAR!! GHOOOUHH… OOGHHH OGHHH DOOOCC…!!”
“AWHHH!! ENNHH EHHNNHH…. CLLLPPHHH… MMHH…NGHHHMH…!!”
Sella mengemut penis Yusuf yang menyemburkan cairan sperma sambil megocoknya maju mundur. Lelehan kental cairan putih tersebut memenuhi mulut samppai ke bibir mungilnya. Bahkan terlihat juga membasah di leher dan dagunya.
“Mnhh… mmmh… mhh… mmhh…”
“Oghh… shittt…. Oghhh… enak banget dok….”
“Mmhh… mmhh… glekkk! Ahhh….”
Sella menelan sperma hasil muntahan dari Yusuf. Lalu ia mengusapkan sisanya di luar mulutnya dengan jari jemarinya.
“Duhh jangan sampe kena jas gw…”
“Emang kenapa kalo kena?”
Sella tidak menanggapi dan hanya melirik Yusuf sambil memutar bola matanya malas.
“Hey doc?”
Yusuf meraih pipi Sella. Sontak Sella terdiam dari aktitvitas berish2nya karena tingkah laku Yusuf tersebut.
“Apee?”
“Makasih ya buat malem ini.”
“Mmm…”
Sella masih memasang ekspresi malas. Ia sebenarnya masih sedikit sebal karena perlakuan tidak senonoh Yusuf tadi di ‘coffe shop’ yang membuat mereka berujung di hotel mahal ini. Namun di samping itu, ia pun terpuaskan lantaran memang hasrat bercintanya sudah lama tidak tersalurkan karena kesibukannya belakangan ini di rumah sakit.
“Makasih juga, be te we…”
Yusuf mengelus pipi lalu rambut kusut Sella. Sontak ia langsung salah tingkah kembali sambil tersenyum malu.
“Doc, gw boleh minta satu hal lagi enggak?”
“Apa lagi?”
“Baliki hape gw dong. Apel boba 3 gw didalemnya banyak data kerjaan gw soalnya nih…”
“Ihh alesan! Boba 3 gw enggak ada tuh notif2 kerjaan malem2 begini…”
“Kan beda bu dok…” ucap Yusuf kembali mengelus kepala Sella “Udah cepetan, mana hape gw?”
Sella mengambil ponsel Yusuf di bawah bantal. Tepat ketika ingin berpindah tangan, terdengarlah suara panggilan masuk disana.
‘Drrt Drrt!!’
“Nih ada panggilan masuk.”
“Dari siapa?”
“Hmmm..” Sella sekilas melirik layar ponsel Yusuf.
“Karina Larasati.”
Sontak Yusuf terbelalak panik sambil berusaha tenang, namun ia tidak bisa karena yang meneleponnya adalah……
Bersambung (akhirnya yang ditunggu2... ES ES)