Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Halo...
Ane permisi mau update yah
Mulustrasi masih gagal, pecah gambarnya. Kedepannya ane janji kok bakalan hadirin mulustrasi.mohon bersabar atas kehijauan Nubi. Hehe.
Chapter ini full drama , Dan pondasi chap selanjutnya karena ada beberapa nama disini yang muncul. Ane ingatkan ya, Thread ane ini, aslinya Drama Romance dengan tag thriller dan action,jadi Suhu2 sekalian tau lah ya begimana isinya. Ya intinya Nubie ga rekomen buat jadiin Thread Ane Bacol, sebelum Dara dan/ Agnes muncul dengan "Polos":panlok1:


Chapter 3
Two Familiar Faces

Sore itu matahari telah melewati puncaknya dan mulai hendak menuju tempat peristirahatannya. Jarum di jam dinding pada sebuah kafe yang cukup hits sebagai tongkrongan para anak muda menunjukkan pukul 5.25 saat seorang pria memasuki kafe tersebut sambil menyandang sebuah tas ransel dengan tangan kanan serta pandangan mata yang tak terlepas dari smartphone nya. Sesekali ia melirik ke depan agar tak menabrak penghuni kafe lainnya saat berjalan. Ia menghampiri salah satu kursi di pojokan kemudian meletakkan tas ransel nya disana. Sembari duduk dan bergegas menyalakan laptop saat seorang gadis berusia awal 20an menghampiri nya dengan kaos berkerah warna putih dan apron coklat, dan sebuah catatan kecil di sertai pena tersemat di jarinya.

"Selamat sore mas, silahkan, ini daftar menu nya." Ucap gadis itu menyapa dan melemparkan senyum.

"Espresso mbak. Gulanya dobel. Itu saja. " Balas pria itu tanpa menolah ke waiter.
Gadis itu hanya terdiam dan menatap pria itu. Ia kagum, akan paras pria yang saat ini sedang duduk di depannya. Tubuhnya tinggi dan atletis, dengan kulit cerah dan rambut ikal bergelombang yang terlihat sengaja dibiarkan acak-acakan. Tenggelam dalam keterpanaannya, hingga akhirnya sapaan pria itu menyadarkannya dan membuat nya sangat salah tingkah.

"Mbak???" Tegur pria itu.

"Eh... I-iya. Maaf. Tadi apa pesanannya mas?. Eh. Oh iya. Espresso ya. B-baik . Ditunggu ya mas". Jawab gadis itu sambil tergagap , menutupi ke grogiannya kemudian berjalan cepat ke meja tempat barista.

' Manis banget cowo tadi. Coba aja penampilannya ga berantakan pasti cakep ' sebutnya dalam hati.

Sepeninggal waitress tadi, pria itu kembali sibuk dengan laptop nya.
Dan tanpa gadis itu sadari, pria itu meraih ke tepi sofa yang bersandar di dinding dan mengambil Sd card dan dicolokkan ke laptopnya. Disalinnya file penting dan Membuka beberapa aplikasi yang tak akan dipahami orang awam. Sekilas terlihat 3D blueprint dari sebuah gedung pada layar laptop nya ketika waitress tadi menghampirinya dan meletakkan secangkir kopi. Ia tersenyum tanpa menoleh ke waitress tadi sambil berkata 'makasih' tanpa suara sebelum akhirnya mengeluarkan bungkusan Rokok Mahlbr merah yang isinya hanya tinggal 1 batang, mengambil satu dan memantik zippo berwarna biru metallic miliknya kemudian menyeruput kopi itu. Jari jemarinya lincah di atas keyboard mengirimkan email dan mengobrak abrik file yang telah di salinnya tadi. Tampak beberapa nama dan penampakan mereka namun kebanyakan dari nama-nama tersebut tidak menampakkan wajah, mereka lebih seperti postur yang menghindari kamera. Dibuka nya file lain lagi, tampak seseorang dengan pakaian serba hitam serta masker dan topi sedang berkelahi, atau lebih tepatnya di keroyok sekitar 15 pria bersenjata. Namun dengan gerakan yang gesit, tidak sampai 30 detik, ia menumbangkan semua nya. Sebelum layar yang menampilkan video tersebut berubah menjadi buram khas saluran televisi yang sedang tak tertangkap sinyal ala antena analog tahun 90an.

Setelah semua dirasa cukup, walaupun benak lelaki tersebut di penuhi rasa yang bercampur aduk, ia menyudahi kegiatannya, sambil mematikan laptop nya dan fokus menikmati kopi. Di lambaikan tangannya mencoba memanggil waitress tadi. Gadis itu tersenyum, sambil melihat pria itu yang sedang memainkan zippo nya membuka tutup berkali-kali. Kemudian gadis menghampiri meja kasir sebelum akhirnya kembali menuju pria tadi. Pria itu heran, ketika gadis tadi meletakkan sebungkus rokok yang masih baru di atas meja.

"Ambil aja mas. Ini dari aku. Rokok Mas habis kan. Tapi,... Boleh kenalan?" Ujar gadis itu sambil tersenyum, menjawab kebingungan yang di tampakkan pria tadi.

Pria itu menatap gadis waitress di depannya. Tubuhnya mungil, dengan rambut nya yang lurus indah. Wajahnya juga imut bahkan terlihat kekanakan. Ia tersenyum sesaat. Karena sejak tadi , ia tidak sama sekali melemparkan pandangannya ke waitress itu yang ternyata sosok nya sangat merindukan. Pria itu tampak terpaku lama dalam diam. Antara keterkejutan, kerinduan, kesedihan, tercampur aduk dalam pandangan matanya. Melihat laki-laki itu terdiam, gadis itu pun heran.


' loh, sekarang malah dia yang gantian bengong '

"Kenapa mas? Saya terlalu lancang kah? " Tanya gadis itu yang membuyarkan keterkejutan pria tadi.

"Tidak. Tidak apa-apa. Um.... Aku Na... Hm... Harrry. " Jawab pria itu.

Gadis itu melihat kesekeliling kemudian berkata.
"Boleh saya duduk didepan anda?"

"Silahkan, put. Saya juga sudah tidak sibuk lagi" jawabnya

"Put? " Tanya gadis itu
"Kok tau nama saya putri, kan saya masih training disini jadi belum punya nametag" sambungnya.

Pria itu sedikit terkejut, sambil mencoba menutupi ekspresi terkejutnya. Ia mencoba menyengirkan senyum.

"Nebak aja sih, ternyata beneran putri ya???"

Gadis itu menatap nya cukup tajam. Terdeteksi olehnya hal mikro yang cukup ganjil yang di tampakkan oleh pria itu. Sehingga Ia yakin oria dihadapannya sedang berbohong.

"Mas pernah ketemu saya ya? Soalnya dari tadi mas ga pernah lihat saya dan ketika pertama kali melihat saya , mas kayak orang shock gitu. Hehe. Maaf sebelumnya, kata ayah ku dulu, aku ini kayak lie detector, susah bohongin ak." Papar gadis itu sambil menyeringai.

Mendengarnya, sontak sisi lain dari pria itu pun seperti terbangkitkan. Sisi dirinya yang jarang ditunjukkannya bila berinteraksi dengan orang lain. Ada yang aneh pikirnya, selama ini dia selalu disebut sebagai sosok yang hampir tak bisa dibaca ekspresi nya. Semua keterkejutan, kesedihan, keheranan, dan ekspresi lainnya sangat tersamarkan dari dirinya, dan tersimpan dalam hati saat itu terjadi. Menjadikan dirinya sosok yang sangat datar dan tak terbaca. Namun kali ini ada seorang gadis yang dapat menebak semua itu dengan benar. Jujur, disatu sisi ia cukup risih dan tak nyaman dengan apa yang bisa dilakukan gadis ini, namun sosok dan parasnya, sangat mirip dengan seseorang yang sangat dirindukannya. Seseorang yang telah lama ia rindukan untuk bertemu kembali. Itulah yang menjadikan alasan baginya untuk mau berkenalan dengan gadis di depannya.

"Kamu mirip seseorang yang aku kenal" kata pria itu singkat. Dan cukup menjelaskan semuanya.

"Oooh.. pantesan. Semirip itu kah? " Tanya gadis itu.
"Sangat" jawabnya singkat.

"Mas ga nyaman ya , saya tanya-tanya"


Pria itu terdiam sebentar dan berkata. "Apa kamu selalu seagresif ini kecowo?"

Gadis itu hanya tersenyum sangatsmanis,kemudian menggeleng
"Tidak. Bahkan sejak sma sampai sekarang ga pernah dekat dengan cowo. Jujur,Ini juga bingung dan malu nyamperin dan ajak kenalan seperti ini."

Pria itu menatap nya dalam-dalam. Gadis ini tidak berbohong. Dilihat senyum gadis itu yang memang tampak malu. Dan wajahnya yang memerah. Sungguh sangat imut sekali , dan sangat mirip dengan sosok yang ia rindukan.

"Namaku April. Aprillia putri. Tapi hanya ketika kecil saja aku dipanggil putri. Semenjak masuk sekolah, aku dipanggil April."
"Mas, beneran namanya harry?" Sambungnya

"Gajuga sih. Nathaniel Hariyadi. Panggil aja ak nata atau nathan" jawabnya. Iya pun tak nengerti mengapa sampai dengan santai nya Ia memberikan nama aslinya .bahkan nama panjangnya. Apa mungkin karena wajah itu? Tapi jika hanya mirip, mengapa Ia sampai jujur pada gadis ini bahkan sampai menyampaikan nama lengkap nya yang sebenarnya. Ia merasa seakan telah lama sekali mengenalnya. Dan ada rasa nyaman berada didekat gadis itu. Saat itu juga Ia memutuskan, sudah saat nya lah berhenti untuk terus terkurung dalam kesendirian seperti ini. Mungkin inilah saatnya untuk membuka diri nya untuk orang lain.

Nathan tersenyum, Begitu juga April membalas senyuman Nathan dengan tak kalah indahnya.

"Jadi , panggilan kamu Putri atau April? " Tanya nathan
"Hmmm... Putri aja deh. Aku udah sering dipanggil April. Biar lebih spesial. Hehe"
Jawab nya dengan senyuman.

"Lagian,serasa juragan mini market kalau dipanggil April"sambungnya.
Nathan terdiam sebentar, kemudian tertawa " itu Maret kali neng". Cukup keras mereka tertawa. Bahkan Nathan lupa kapan terakhir ia bisa tertawa lepas seperti ini. Sosok gadis di depannya yang baru ia temui kurang dari setengah jam yang lalu benar2 merubah dunia nya yang selama ini seperti film hitam putih.

"Boleh aku panggil april saja y? Gapapa kan? "
"Hmm...Oke deh" jawabnya dengan sambil mengernyitkan alis.
"Maaf , aku belum bisa panggil kamu putri"
"Iya ,gpp kok" gadis itu menjawab dengan tersenyum. Sambil mencoba memikirkan alasan Nathan, karena saat mengatakannya, wajah ceria tadi nampak sekilas murung baginya.
"Nama 'dia' juga putri ya? " Tanya gadis itu
"Iya" jawab nathan singkat, sambil mencoba tersenyum.

"Sepertinya dia sangat spesial ya"
"Sangat" jawab nathan singkat. Nafas nya tercekat saat teringat kenangan pahit nya di masa lalu. Ia menghela nafas panjang sambil memalingkan muka nya ke arah keramaian. Tak mampu menatap gadis yang berada di depannya.

Saat menghadap ke parkiran, pandangannya tertuju ke motor gede yang baru saja terparkir. Pengemudi nya menurunkan standar samping dan melepaskan helm, saat rambut indahnya menjuntai ke bawah. Ia terkejut. Bukan karena yang mengendarai moge itu adalah perempuan, tapi karena gantungan kunci motor itu yang sangat dikenalinya.
Melihat Nathan yang sepertinya sedang sibuk melihat ke arah lain, April pun memalingkan pandangannya ke apa yang Nathan lihat. Dan langsung berdiri seketika.

"Duh, manager gak datang tapi malah Ownernya yang datang. ... Mas Nathan, saya saya pamit dulu ya. "
Nathan menoleh setelah menguasai dirinya, dan mengangguk. Namun gadis itu masih belum beranjak.
"Mmmmm.... Anu.. boleh minta kontak WA nya mas? " Tanya April dengan malu-malu.
Nathan hanya tergelak dan menyebutkan nomor telfonnya, yang langsung di catat gadis itu di catatan yang Ia gunakan untuk mencatat pesanan. Senyum keceriaan terpampang jelas sebelum akhirnya gadis itu pamit.

Pandangan Nathan kembali ke Wanita yang sedang melangkah masuk ke Cafe dengan tangannya memainkan gantungan kunci itu. Nathan memandang lekat2 gantungan kunci itu untuk memastikannya. Ia semakin yakin, namun sosok tersebut hampir tak bisa ia kenali. Nathan memutar otak untuk mengais ingatannya sekali lagi. Dan memang, itu adalah gadis yang sama, yang dulu pernah 2 kali ia temui, bertahun2 lalu. Gadis malang yang dari kedua pertemuan mereka , selalu tampak berantakan setelah kemalangan yang menimpa.
Sekarang sosok yang ia lihat tadi berjalan ke arahnya, dan duduk dua kursi didepannya dan membelakangi Nathan, setelah menyapa wanita lain yang sepertinya telah lama menunggu nya.

Tiba2 dering handphone nathan berbunyi. Ia melirik ke handphone nya di atas meja, namun layar nya mati. Ia langsung merogoh saku kanannya, mengambil hape nya satu lagi, yang memang ia khusus kan untuk keperluannya yang lain.
Sebuah notif dari aplikasi yang khusus chat dan voice call ,yang hanya Ia dan lawan bicaranya lah yang memilikinya.

"Ehem"
"Apa?" Balas nathan cuek.
"Disuruh ambil data dari gw, malah sibuk pacaran" tulisan chat dari orang dari hp ny.
"Claire, untuk orang yang tak sekalipun pernah menampakkan batang hidungnya di depan gw dengan alasan menjaga privasi dan keamanan lo, lo terlalu mencampuri privasi gw"
"Oh, you bored being single, Nate?(lo dah bosan jomblo?) " Ledek claire.
"Bukan urusan lo. Lagian, gw bnar2 tak tau dimana cctv disini, gw benar2 gak sadar dimana cctv. Gw rasa memang gak ada. Lo dimana sekarang? Lo pasti didekat sini kan? "Tanya Nathan.
"Arah jam 12 lo, nat."
"Lo yang bawa moge tadi? "
"Bukan. Sabar dong, masih ngetik nih."
"Yang bawa moge yang d depan lo, perhatiin dia. Gw ngerasa doi bukan org sembarangan"
"Ga sembarangan dalam artian berduit? Yaiyalah motor doi ducati gitu. "
"Bukan. Dari hasil riset gw, doi mungkin ada hubungannya dengan misi kita. Udh dulu. Ntar gw chat lagi kita brief tentang misi"
Nathan tercekat. Dalam hati nya masih tidak percaya. Mana mungkin wanita yang ia percaya adalah orang yang pernah ia temui bertahun2 lalu itu ada hubungannya dengan misi ini.
Beberapa saat kemudian, ketika nathan bangkit hendak ke toilet dan mampir di kasir, salah seorang cewe yang di cafe itu tampak berdiri dari duduknya dan tanpa sengaja menyenggol April yang hendak mengantarkan pesanan kepada dua cewe yang sejak tadi menjadi perhatian Nathan, sepersekian detik, terlihat oleh Nathan cewe itu bergerak sangat cepat , bukan untuk menghindari kopi yang akan tumpah, melainkan memindahkan gantungan kunci tadi agar tak kena tumpahan kopi. Gerakan itu begitu cepat. Bagaimana mungkin seorang cewe bisa bergerak lebih cepat daripada cairan kopi yang terhambur dan akan jatuh secepat gravitasi. Dan lagi, Ia lebih memilih menyelamatkan gantungan kunci itu daripada baju dan dan jaketnya.

"M..mmmmaaaf buuu Agnes. S-saya tidak sengaja. " April memohon ampun.

Ohh ,, agnes namanya. Pikir nathan dalam hati.

Agnes tidak menjawab. Namun, hanya memandang marah, namun anehnya tidak kepada April,tetapi kepada cewe pengunjung cafe di belakangnya.

"Ups.. basah deh. Haha" kata cewe itu.

"Lo sengaja kan??!!!" Sahut Agnes dengan tatapan kesal.

"Abis , belagu banget jadi cewe,tebar pesona sana sini... Sok2 bawa moge. Palingan juga moge pinjem kan. " Balas cewe itu dengan nada merendahkan.

Nathan hanya memandang heran, karena Ia berada tak jauh bahkan hanya 2 langkah dari keributan yang membuat semua pengunjung cafe menoleh.

"Say .Udah... Malu diliatin orang. " Tiba2 cowo yang bersama cewe itu angkat bicara mencoba menenangkan

"Lo juga, gausah berisik deh, mata lo tuh di jaga, gausah jelalatan kemana2 , gw udh dandan seksi2 gini, lo biasa aja. Pas ini perek dateng, lo bengong ga ngedip ampe ga denger gw panggil. Lo malu dilihat orang? Seharusnya lo malu ama diri lo sendiri, badan doang keker fitnes, kontol 5 menit lemes." Maki nya

Nathan dan beberapa pengunjung cafe menahan tawa, sedangkan cowo itu hanya memerah mukanya karena dipermalukan cewe nya sendiri di depan keramaian. April masih tertunduk lesu, risau akan nasibnya karena telah nenumpahkan kopi ke owner padahak ia masih pegawai baru. Sedangkan Agnes, mata nya makin menyala marah , tentu saja karena tak terima di panggil 'perek'

" Dan lo...." Cewe itu melanjutkan sambil melihat agnes. "Biasa dong gaya lo, songong amat jadi orang, sok cantik lo jadi perek!!!!. Apa?? Apa lo lihat2? " Tantang cewe itu ke agnes.

Agnes tampak masih menahan amarahnya yang menggebu, tangannya terkepal. Tangan kanannya d pegang temannya yang tadi duduk bersamanya sambil melihat agnes dengan tatapan agar menyuruhnya untuk tidak terpancing emosi.

"Anda,,, masih hutang permintaan maaf sama saya" jawab Agnes dengan suara yang ditekannya menahan emosi.

"Hah? Maaf ? Sumpah lo belagu bgt lo jadi perek " cewe itu masih dengan nada merendahkan, mengangkat tangannya hendak menampar, namun sigap, agnes menangkap tangannya, memitingnya dan memutar tangannya kebelakang pinggang, sambil mendorong badan dan kepala cewe itu dan menghempaskan kepalanya ke meja, yang basah oleh tumpahan kopi yang masih panas tadi.

"Aahhhhhh" cewe tadi tentu berteriak kesakitan. "Lepasin gw , ahh panas. "

Sontak cowo itu bangkit dan emosi karena cewe nya diperlakukan sekasar itu, mendekat hendak menghajar agnes. Sedangkan agnes saat itu tengah membelakangi cowo itu dengan kedua tangannya di dipergelangan tangan dan belakang kepala cewe tadi. Melihat itu, pastinya agnes akan dihajar oleh si cowo. Dan tanpa Nathan sadari .Badannya terasa reflek dan bergerak sendiri, untuk menahan cowo itu agar tidak menghajar agnes dari belakang. Nathan berhasil menangkap tangan pria itu, dan berkata

"Cowo jangan main tangan sama cew---"

'Dbruk'

Tubuh Nathan terhuyung , pusing dan berdenging telinganya dan ia hampir saja pingsan, namun ia tetap terlempar mendorong laki2 itu kembali ke meja nya. Sedikit bingung dengan apa yang terjadi. Terlebih ketika cowo yang tertimpa okeh nathan hanya mengernyit nyeri ketakutan, dan pandangan mata pengunjung lain pun seperti terbelalak dan dan terkejut. Ia mengoba menguasai diri dan melihat Agnes terjulur kaki nya ke atas. Dan sedikit keheranan muncul di mata nya. Nathan dengan keseimbangan yang goyang akibat telinganya tertendang, dengan terhuyung mencari kursi kosong dan duduk. Ia menatap sekeliling, namun hanya mendapatkan tatapan ngeri dari pengunjung lain yang mulai kabur satu persatu menjauhkan mereka dari konflik.
Namun tatapan matanya tak menemui April. Agnes menjambak cewe tadi dan mendorong tubuhnya menjauh .
"Pergi kalian berdua, dan gak usah bayar!!! Pergi sekarang dari cafe gw!!!" Sejoli itu pun beranjak namun sicewe sempat membalikkan badan dan berkata "awas aja lo, lo gatau kan siapa gua, baru jadi perek owner cafe aja belagu" maki cewe itu namun kaki nya bergetar dan wajahnya masih memerah akibat terkena air panas kopi tadi.

Meja kasir pun sibuk memproses bill karena pengunjung pada mulai berniat kabur satu persatu, takut akan kerusuhan itu. Adalah hal wajar keributan di cafe. Yang tidak wajar adalah apa yang dilakukan Agnes tadi yang dapat menendang seorang pria bahkan sampai terpental. Itu yang tidak wajar. Belum lagi raungan nyeri cewe belagu tadi ketika terkena air panas membuat semua pengunjung merinding.

Dengan tatapan mulai berkunang, tampak oleh Nathan, April datang membawa kotak putih bentuk persegi panjang. Seukuran kotak tisu, di buka nya dan di ambilnya perban dan plester. Dan dengan telaten tangannya merawat telinga Nathan yang sejak tadj ternyata mengeluarkan cairan merah. Pantas saja seisi cafe kabur.

***

Sayup2 terdengar oleh nathan, perdebatan kecil antara dua cewe ketika Ia membuka mata.

' sial , bagaimana bisa aku pingsan hanya karena ditendang cewe' pikirnya.

"Lo gila apa, kan kan udh gw bilang, tahan emosi lo. Mau smpai kapan lo mau beringas kyk gini? Mau jadi perawan tua lo? Eh lupa, lo kan dh gak perawannya, intinya, sangar begini mana ad cowo yg sayang ama lo ntar. Gw udh mo nikah bulan depan loh. G bakal sering gw temenin lo kayak td malam lagi."

"Sialan lo jen, gausah bawa2 perawan gw. Lo mau gw bacok? Udh tau itu kalimat terlarang buat telinga gw. Lagian, gw dh coba sabar, tp tu cewe belagu bgt. Gapeduli gw dia anak siapa, kalau macem2 kita kasih aja rekaman cctv. Kan emang dia yg cari gara2" Ini suara agnes, pikir nathan dalam hati. Hm, beneran ada cctv. Bagaimana mungkin Ia tak sadar ada CCTV disitu. Pasalnya Ia selalu mengambil blindspot tiap CCTV dalam setiap lokasi yang menjadi misi nya. Nathan berfikir, apakah CCTV Cafe ini sebegitu tersembunyi kah?

"Trus di kerjaan gimana? Mau ampe kapan lo jadi bertingkah seolah ratu tanpa raja, jadi bos galak mulu?"

"Ratu apaan, gw bawahan begini"

"Ratu lah, lo kan maskotnya departemen lo. Atasan bawahan mata nya ga bisa di kondisikan tiap liat lo. Belum lagi tu, si Doni, nurut banget ama lo kayak kena pelet. "

"Doni kan pas dibawah gue posisi nya, y wajar lah secara gw direct supervisornya dia." Sahut agnes lagi.

"Oh iya, itu , misi lo belum kelar y? Gw mau mintain tolong. Gw dpt petunjuk tentang si SapphireSight itu, tapi lo kan tau, beginian bukan urusan kita tapi interpol. Tapi jujur gw ngerasa kesel bgt , secara tu hacker berapa kali ngerusuhin gua. "

"Iya, berdasarkan laporan rekaman suara yg dikirim doni, emang sayup2 mereka ada sebut nama itu. Menurut gw mendingan entar malam gw smpain ke bos waktu briefing. Apakah Sapphire Sight ini musuh apa bukan. Kalau musuh, kita musti buat taskforce buat nangka dia. Eh udahan bahas kerjaan jangan d sini, lo gila ya? , anak2 cafe gw ntar denger pula. " Potong agnes yang mencoba waspada.

Sebenarnya mereka berdua berada di nagian dalam gedung 2 lantai cafe, ada ruangan santai, yang sebenarnya jadi spot pribadi bagi Agnes. Namun memang tadi sore Agnes memilih mengobrol santai dengan temannya di ruangan oengunjung cafe, sekedar ingin berbaur dintengah keramaian. Dan posisi Nathan kini berada di ruangan sebelahnya, yang merupakan kamar pegawai yang memang di sediakan untuk 3 pegawai yang telah dipercaya Agnes untuk menjaga cafe. Namun, Nathan bisa mendengar itu itu semua cukup jelas, karena pendengarannya yang tajam, walaupun ketika telinga kanannya terasa sangat nyeri. Salah satu hal yang menyebabkan nathan membenci keramaian dan menyukai kesendirian.

Tapi.. seketika,,, ingatannya mencoba mengulang percakapan mereka tadi dari memori , sedikit terperanjat dirinya.
Dirogohnya hape khusus tadi dan diketiknya sebuah chat.

"Claire, code name kamu apa? Aku lupa, km pernah bilang sekali doang waktu kita kerjasama"
Tanya nathan, mencoba memastikan.
"Aku-kamu? Situ abis kepentok berubah sopan ya. "
"Penting" gerutu kesal nathan.
Tak lama kenudian masuk balasan singkat yang membuat Nathan berjengit ngeri.


Bersumbang...​
 
Thanks for the update, bro...
It's a good one...
 
Ini tokoh utamanya siapa? Semoga gk macet ni cerita.

Suhu2 bingung ya?
Mau sop iler hu? Nanti ga seru gapapa nih? Okedeh:pandapeace:

Yang gamau gausah buka. :baca:
Nama TOKOH
1.DARA AGNESIA HENDRAWAN
2. NARITA HANA HENDRAWAN
3. HENDRAWAN
4. ROBERT THEODORE BROWN
5. JENNIFER LIM
6. NATHANIEL HARIYADI
7. APRILLIA PUTRI
8. DONI SAPUTRA

Ini tokoh yang sudah muncul/dikenalkan sejauh ini.

Awas konsipirasi dibalik nama2 di atas. Jangan telan mentah2 ya. Kali aja ad yang Ane tutupin nama tengah misalnya:pandajahat:
 
Makasih updatenya suhu:beer:
Semangat lanjut terus suhu....
Sedikit kripik suhu,dialog percakapan baiknya agak dikasih jarak! Biar enak bacanya dan gak usah terburu-buru ngetiknya, biar kagak banyak typonya.:D
 
Makasih updatenya suhu:beer:
Semangat lanjut terus suhu....
Sedikit kripik suhu,dialog percakapan baiknya agak dikasih jarak! Biar enak bacanya dan gak usah terburu-buru ngetiknya, biar kagak banyak typonya.:D
Maaf suhu. Laptop rusak kemaren , i dan p gabisa ditekan, jadi pakai hape updatenya. Gempor jempol , untung RL lagi g sibuk. Hehehehe makasih kripiknya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd