Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Food n' [Making] Love [PART V UPDATED]

Status
Please reply by conversation.
PART IV

4aT69moR_o.jpg


Kami saling tatap...


Jennis diam ngeliatin gue, tatapannya sedikit sayu. Gue gatau kenapa tapi gue malah ngerasa tenang ngeliat tatapannya ke gue. Kami sempat terdiam cukup lama sampai Jennis tersadar duluan lalu memalingkan wajah...


"Aku ngantuk..." Jennis sayu.
"Ya... Duluan aja, gue-gue masih mau beres-beres!" Gue nyengir.
"Kan udah kita beresin..." Jelas Jennis.


Oiya ya...


"Eee, aku mau nyapu jalanan..."


Jennis berubah bingung menatapku, tertawa ringan. Jujur ketika dia ketawa gitu, gue tau gue keliatan bodoh...


"Iya deh, semangat nyapu jalanannya, Harial..."


Dia bergegas turun dari truk dan berjalan masuk tenda, dan gue, ya cuman bisa tepok jidat. SIAPA JUGA YANG MAU NYAPU JALANAN?!



***



Jam satu pagi, udara mendadak jadi dingin. Nggak biasanya jadi dingin kayak gini. Di dalam truk rasanya mendadak jadi beku. Gue setengah sadar keluar dari truk bermaksud berpindah ke tenda...


Apa-apaan...


Jennis tertidur dalam posisi berantakan dan pandanganku tertuju pada pahanya yang mulus. Dia tertidur mengenakan celana pendek dan kaos oblong yang longgar. Ya gue tau dia lagi tidur nggak sadar, tapi kan ya nggak gini juga...


Gue ngedeketin dia, berniat membenarkan posisi selimut untuk menutupi-


Damn, dia bergerak lagi...!


Jennis bergerak terlentang mengangkat tangannya keatas meregangkan badannya sesaat lalu kembali tenang. Dia sedikit mendengkur, dan gue terdiam di posisi berlutut dan tediam menyentuh selimut. Gue jadi ngeliatin wajahnya...


Sebenernya dia cakep...


Tiba-tiba otak gue memutar rekaman semua ekspresinya selama ini, ekspresi ketika dia pertama kali ketemu gue, ekspresi ketika dia kesal soalnya gue marahin dia, ekspresi ketika dia bingung ngeliat gue dan Ami...

Dan...

Ekspresi dia tadi waktu nyabarin gue...



Gue ngeliatin dia yang masih tertidur, mendekat, dan mencium bibirnya...


Cukup lama sampe gue sadar ada sentuhan di tengkuk gue, gue buru-buru lepas dan ya, Jennis jadi terbangun.



Bodoh! Lo ngapain?!



"So-sorry, gue nggak bermaksud-


Gue buru-buru bergerak keluar tapi keburu tangan Jennis megang tangan gue, dan menarik gue berbalik kembali sehingga menciumnya lagi...

Ciuman terlepas, Jennis sayu...

"Maaf..."


Diam...


"Nggak, lo nggak salah..."


Lagi-lagi kami kembali berciuman, Jennis memasukkan lidahnya kedalam mulut gue. Gue sempet kaget tapi berusaha mengimbangi Jennis. Kami saling membelit lidah sekarang...


"Mmmhh..."


Desahan Jennis terdengar ketika gue perlahan mulai turun ke lehernya. Dia memberikan ruang untuk gue mengeksplor lehernya yang jenjang ini. Gue terus menciumi setiap inci dari leher Jennis sampai...


"Eh..."


Gue merasakan sentuhan tepat di selangkangan gue. Otomatis berhenti dan menatapnya, Jennis ngeliatin gue sayu...


"Nakal ya..." Bisik gue.
"Aku baru nyium-nyium..." Lanjut gue.
"Berisik..." Bisik Jennis perlahan mendorong gue terlentang...


Kami kembali saling membelit lidah, gue memberanikan diri untuk menyentuh bagian dadanya dari luar kaos dan Jennis yang menyadari itu juga kembali menyentuh bagian selangkangan gue...


Kami sudah mulai saling sentuh sekarang, jujur ini membuat nafsu gue jadi naik. Dengan cepat gue tarik kaos Jennis keatas!


"Eh?! Harial...?! Mmmhhh...!"


Gue nggak perduli lagi, terbuka sedikit bra putih miliknya dan terpampang jelas payudara Jennis yang cukup padat dengan puting coklat tua serasi dengan areola coklat mudanya...


"Jangan...! Harial...!"


Jennis berusaha menolak, tapi tenaganya kalah dari gue. Dengan sekali gerak, gue mulai menghisap payudaranya bergantian...


"Nggak gini, Rial!" Teriak Jennis.


"Berisik!" Bentakku.


PLAKKK...!


Jennis reflek menampar gue. Gue tersadar terus diam....


"Aku nggak suka kalo cara kamu kasar begini!"
"Kalo sama-sama mau nggak gitu caranya! Jangan berusaha jadi dominan!"
"Sekarang kamu keluar deh!"


"KELUAR!!"


Gue mau marah, tapi kok nggak bisa? Ya, akhirnya gue keluar dan kembali ke truk. Gue malah ngerasa nyesel...


Bodoh...



***

tfxqnsqQ_o.jpg


Gue kebangun di dalam truk dalam keadaan berselimut. Siapa yang nyelimutin gue? Masih setengah sadar gue buka pintu truk, semua sudah dalam keadaan rapih. Gue ngeliat jam tangan, Jam delapan pagi? Jennis?


"Heh! Bos apaan tuh jam segini baru bangun..."


Gue menoleh, Jennis berdiri di depan gue dengan handuk yang masih membelit kepalanya menutupi rambutnya dan sikat gigi yang masih di dalam mulutnya...

"Sikat gigi gue!" Gue sedikit kesal.

Jennis datar melepas sikat giginya dan memberikannya ke gue, dia juga melepas handuknya dan melemparnya ke muka gue...


"Kamu berisik amat sih? Sana mandi... Dasar kasar!"



DEG...



"Eh?!"
"Udah sana mandi ah...!" Jennis mendorong gue menjauh.


Dan ya, gue menuruti Jennis dan menuju pemandian umum. Begitu selesai kami membuka food truck. Hari ini lumayan ramai, sepertinya ada peningkatan. Beberapa kali gue ngeliatin Jennis, dia semangat sekali hari ini, tapi ada yang aneh...


Apa dia ngelupain kejadian bodoh semalam?


"Kenapa sih? Ngeliatin aku gitu amat..."


Jennis memecah lamunan gue.


"Ha? Ah nggak... Tumben kamu semangat banget hari ini. Gaada naik gaji ya..."

"Yeee, siapa juga yang minta naik gaji?!" Dia sewot.
"Sewot amat..." Gue cengegesan.
"Biarin...!" Jennis membuang muka.

"Tuh... Ada yang manggil..." Gue menyuruhnya kembali bekerja.

Dia melet sebentar lalu mendekati meja yang gue tunjuk. Ngeselin banget ini anak!



***

0C50Zy6h_o.jpeg


Hari sudah mulai sore, gue menghitung pendapatan sampai saat ini. Jennis berdiri di dekat truck sambil membenarkan ikatan rambutnya. Gue mencuri pandang melihat ke bagian dadanya yang membusung... Apaan sih? Fokus, Rial!


"Apa? Mesum!"



DEG...



"Nggak!"
"Emang aku gatau? Barusan kamu ngeliatin dada aku kan?!"
"Eh? Kalo ngomong jangan sembarangan ya!"


Gue jadi panik, sementara Jennis berubah ketus. Dia mengambil buku menu dan mengacungkannya kearah gue...


"Awas ya!" Desisnya.
"Liat dikit doang..." Bisik gue.
"Berisik! Dikit-dikit!" Dia melotot.
"Terus maunya apa? Banyak-banyak?" Tanya gue sedikit gemetar.


Dia berubah diam, meninggalkan gue masuk ke tenda. Detik itu juga gue langsung berpikir kayaknya gue salah ngomong. Gue beraniin diri nyusul dia ke tenda...


"Jennis? Kamu marah? Maaf deh, ini masih sore. Aku nanti kewalahan..." Gue melemah.
"Nggak! Aku mau ganti baju, sekalian mandi..." Jennis tenang.
"Oh, kirain marah..." Gue masih melemah.


Jennis nggak ngomong apa-apa langsung bergegas. Setelah itu semua berjalan seperti biasa, tapi Jennis jadi pelit berbicara, wajahnya selalu tegas kalo ngeliat gue tapi ramah dan tersenyum kalo ngeliat pelanggan. Gue kesel tapi mungkin karena kesalahan gue sendiri tadi... Ya mau gimana lagi?


Bahkan sampai saat jam tutup food truck Jennis masih pelit berbicara. Gue cuman bisa diam daripada salah ngomong...


"Aku tidur ya..."


Hanya kata-kata itu yang dia keluarkan malam ini...


"Kalo kamu kedinginan di truck, masuk ke tenda aja..." Lanjutnya tanpa berhenti berjalan menuju tenda. Gue cuman bisa diam denger perkataan barusan...


Gue terdiam diatas truck seperti biasa, hari ini pengunjung pantai lagi sepi. Hanya beberapa pasangan duduk-duduk santai di tepi pantai, masih bisa di hitung jari. Tiba-tiba pikiranku terlempar pada masa...


"Ini apaan sih? Nggak usah aneh-aneh deh...!" Gue kesal.

"Itu pembalut..." Bisiknya pelan.
"Apa? Ngomong yang jelas!" Gue membentaknya.

Dia berubah kesal, "ITU PEMBALUT PUNYA AKU!"

Dan...

Menendang selangkangan gue!



Gue ketawa menggeleng, "Kenapa sebodoh itu sih? Ya wajar aja dia marah..."


"Kalo di pikir-pikir gue suka bikin dia marah-marah... Ya maaf deh..."


Gue menghela nafas panjang dan menatap tenda, terlihat bayang-bayang Jennis seperti sedang tertidur...


"Selamat tidur, Jennis..."


Gue turun dari atas truck dan berpindah ke kursi supiran...



***



Tepat tengah malam gue kebangun, malam ini terasa sangat dingin. Lebih dingin dari kemaren, gue sadar, jangan-jangan Jennis di tenda kedinginan? Buru-buru turun dari truck dan masuk ke tenda...


Yaelah...


Selimut besar membungkus dirinya hanya menyisakan wajahnya yang bundar itu, gue reflek ketawa sejadi-jadinya. Mungkin karena tawa gue yang cukup keras Jennis jadi kaget bergerak...


"Berisik!"


Dia masih merem mengubah posisi tidurnya. Gue berusaha tenang tidur di sampingnya...


"Ish, ngapain sih?"
"Eh, gue kedinginan di luar. Disini enak kan berdua jadi hangat..."
"Sempit, Rial...!"
"Di luar dingin Jennis..."


Jennis gusar dan terduduk sementara gue juga ikutan duduk. Kami saling bertatapan...


"Disini sempit, Harial...!" Jennis gusar.
"Semalem doang sih, lagian juga ini tenda siapa?!" Gue nggak mau kalah.
"Ngalah kek sama cewek!" Dia melotot.
"Emang kamu cewek? Cewek tuh lemah lembut. Nggak kayak kamu!" Cerocos gue.


"Bodoh! Baru kemaren kita hampir bersetubuh! Sekarang kamu bilang aku bukan cewek?!"



DEG...



"Eh..."


Jennis kaget, Gue sendiri juga kaget...


Jennis bergerak cepat memunggungi gue. Seketika suasana jadi canggung, gue bingung gue musti ngapain sekarang...


"Maksudnya-
"Berisik. Udah gausah di bahas, dasar kasar..."


Hening...


"Eee..."
"Emang, kalo aku, nggak kasar...
...Kamu mau?"


Percaya atau nggak gue panik sekarang udah ngomong gitu. Gambling yang sangat nekat!


Terdiam sebentar, Jennis berubah posisi berbalik menghadap gue, dan berbisik...


"Mau..."

tZFdQczC_o.jpg



BERSAMBUNG...

Segini dulu ya HAHA semoga suka! Fyi part selanjutnya awas keringatan (?) HAHAHAHA


Next : https://www.semprot.com/threads/food-n-making-love-part-iv-updated.1312597/post-1903291700
 
Terakhir diubah:
Hmmm bisa masuk angin itu kalo di pantai cuaca dingin... kesian terlalu buas juga sihhh
 
DinginĀ² emang enak suhu klo buat nyari yg angetĀ² mah
 
PART V

eVj1GhFa_o.jpg


"Eee..."
"Emang, kalo aku, nggak kasar...
...Kamu mau?"

"Mau..."



DEG...



Sedikit canggung gue coba duduk deketin Jennis. Jennis tidak bergerak, matanya terus menatap mata gue. Gue bergerak mendekat...


Jennis memiringkan kepala dan memejamkan mata, dalam menit berikutnya bibir gue dan Jennis saling bertemu. Jujur gue canggung sekarang karena udah lama banget nggak begini, terakhir begini sama Ami, itu juga udah bertahun-tahun yang lalu...


Bibir Jennis tidak tebal tapi kenyal berusaha mengimbangi bibir gue yang terus menciumi bibirnya, perlahan gue berusaha memasukkan lidah gue kedalam mulutnya. Beruntung Jennis memberikan ruang dan akhirnya lidah kami udah saling belit...


"Ssshh..."


Desis Jennis saat pelan-pelan gue sentuh daerah selangkangannya...


Sambil terus berciuman tangan gue gerayangan menyentuh selangkangannya, Jennis mendorong gue pelan menjauh kami sama-sama udah sayu...


Bertatapan sesaat...


Sekali gerak gue dorong Jennis terlentang dan menciumi lehernya, mengerti, Jennis memberikan ruang buat gue menjelajah lehernya lebih luas lagi, sambil terus mendesis terkadang mendesah...


"Mmmhh... Rial..."


Gue berusaha bermain sehalus mungkin sesuai keinginannya, sentuhan halus tangannya mengelus kepala gue yang terus menciumi lehernya...

Jennis mendorong gue sedikit dan melepas semua bagian atas yang menutupi tubuhnya. Gue terdiam sebentar, ini kali kedua gue liat tubuh Jennis. Putih, bening, luar biasa...


"Heh! Kok diam?" Jennis bingung ngeliat gue.
"Gapapa, kamu luar biasa..." Gue sumringah.


Jennis tertawa kecil, bergerak perlahan mendekat, menarik kaos gue keatas dan membukanya. Gue berusaha tenang, kami kembali berciuman, kali ini lebih intens gue bisa merasakan payudara Jennis yang kenyal menyentuh dada gue...

8auIStdE_o.jpg


"Eh? Rial..."


Jennis mendesah pelan pas gue beraniin diri menggenggam payudaranya. Ciuman gue berpindah ke lehernya dan terus turun...


"Mmmhh... Ooohh..."


Desahan Jennis keluar seiring lidah gue menyentuh puting payudara sebelah kirinya. Dia sempat bergelinjang sesaat, sentuhan tangannya di belakang kepala gue seolah menyetrum gue untuk ngelakuin hal yang lebih dari ini...


Gue tatap matanya sambil menggerakkan tangan gue ke selangkangannya. Kami sama-sama mulai memburu tapi gue masih tetap berusaha sehalus mungkin, menarik celananya terbuka dan juga celana dalamnya sebatas dengkul, Jennis juga memberikan ruang buat gue ngelakuin itu...


"Rial..."
"Jennis..."


Jennis mendesah lagi dan-


"AAHH... GELI...!!"


Dia bergelinjang sesaat setelah gue memasukkan jari gue ke vaginanya...


Sedikit demi sedikit gue terus mencolok-colok vaginanya dengan jari gue, Jennis terus mendesah entah kenapa memalingkan wajahnya dari gue. Perlahan makin cepat...


"Mmmhh! Riaaal... OOHHH...!!"


Terbawa suasana gue sampe nggak sadar tiga jari gue sudah masuk kedalam vagina Jennis, begitu juga Jennis sudah mengerang dan membuka selangkangannya lebar-lebar dan jujur sekarang celana yang gue pake serasa sempit soalnya penis gue juga udah tegang dari tadi...


"Kuarin Jennis! Kuarin yang banyak!!"


Jennis mengetatkan pahanya menahan tangan gue di selangkangannya mengigit bibirnya kuat-kuat, wajahnya benar-benar sayu dan bergelinjang perutnya bergetar. Squirting pertamanya saat itu sedikit seperti air mancur...


Jennis mengerang panjang...


Gue diam melihat squirtingnya saat itu, setelah sekian lama nggak ngeliat cewek squirting gegara ulah gue. Jennis tersengal menatap gue. Wajahnya merah sekarang. Ada sedikit keringat dari kening dan jambangnya...


"Buka celanamu..." Bisiknya.


Seolah seperti terhipnotis gue menuruti perkataan Jennis dan membuka seluruh celana dan celana dalam gue sehingga penis gue yang sudah tegang sejak tadi mengacung kearah Jennis...


"Eh... Mmmhh!"


Tanpa basa-basi dia bergerak cepat mengulum penis gue yang masih kering karena tumpuan gue yang salah akhirnya terjatuh. Beruntung tenda ini hanya bergerak sedikit, tidak rubuh...


Wait? Tenda? Whatever...!


"Jennis... Pelan-pelan... Aja... Mmmhh..."


Lidahnya menyusuri setiap inci penis gue. Sialan! Lidahnya membuat sensasi geli tersendiri tapi nikmat! Gue memberikan ruang yang nyaman untuk Jennis membuka lebar selangkangan gue walaupun di dalam tenda tidak seluas di kamar tidur. Jennis merapihkan rambutnya ke samping dan-


"Ssshhh... Enak banget..."


Jennis mengocok penis gue sambil terus mengulumnya sedikit demi sedikit penis gue mulai basah air liurnya dan mulai sedikit berdecak, gue berusaha tahan karena perlahan mulai ada rasa gatal di penis gue...


Nggak tau udah berapa lama Jennis terus mengoral penis gue sekarang rasanya makin gatal sehingga tanpa sadar pinggang gue bergerak mendorong penis gue supaya lebih masuk kedalam mulut Jennis dan Jennis sendiri sekarang malah udah nggak mengocok penis gue melainkan tangannya mengelus-elus bagian bawah penis gue...


Ini udah nggak beres!


Semakin gatal gerakan pinggang gue makin cepat membuat Jennis tidak bisa mengimbangi sampai tiba-tiba gue ngerasa ini udah di ujung. Satu kali gerakan gue dorong penis gue menyentuh kerongkongan Jennis dan orgasme entah berapa kali semburan. Begitu terlepas Jennis nyaris kehabisan nafas dan mau muntah. Gue nggak sadar itu...


"Rial! Kan udah aku bilang!"
"Astaga, maaf-maaf!"


Wajah kami sudah benar-benar sayu...



***

goVpIcQG_o.jpg


Jennis tegang menatap penis gue, dia sudah mengangkang dan gue mengarahkan penis gue tepat di lubang vaginanya. Kepala penis gue sudah bersentuhan dengan bibir vaginanya...


"Riaal... Mmhh... Mmmhh!!"


Sedikit demi sedikit gue dorong penis gue masuk, Jennis makin tegang sampai kepala penis gue menyentuh sesuatu yang mengganjal. Gue liatin Jennis, dia udah memejamkan mata dan mengigigit bibirnya...


"AHH! RIAALL!!"


Gue dorong penis gue merobek sesuatu yang mengganjal itu, selaput dara Jennis akhirnya robek malam itu, dia meringis. wajahnya berkeringat. Gue tadinya mau langsung menggerakan pinggang tapi melihat Jennis meringis seperti ini gue urungkan niat itu, gue diam dulu...


Selang beberapa menit, Jennis mulai terbiasa dan sudah tidak meringis. Gue masih nggak percaya malam ini bisa bersetubuh sama Jennis...


"Mmmhh! Riaal... Ssshh..."


Sedikit demi sedikit gue mulai gerakin penis gue didalam vaginanya, Jennis mulai mendesah. Seketika kami lupa bahwa kami di tenda yang mana bisa saja ada orang lewat memergoki kami...


***


"Ngghh... NGAAHH... RiaaaLL... Ssshh..."

"Jennis... Sshh.. NGGHH...!"


Kami sudah sama-sama berkeringat, Gue berlutut sambil terus menghentak pinggang gue. Jennis menungging bertumpu pada tangannya persis seperti anjing. Gue meremas bokongnya yang sudah memerah, Jennis terus mendesah tertahan...


Gue merunduk diatas punggung Jennis sambil terus menghentak pinggang gue maju mundur, bunyi kelamin kami beradu semakin kencang sampai Jennis,


"Riaall... Jangan berhenti...! Nggaahh... Nggaahh..."

"OOOHHHH....!!"


Jennis mendesah kencang hampir seperti berteriak. Squirting keduanya saat itu badannya bergetar dan condong kedepan dia kehilangan tumpuan dan terjatuh menungging, gue berhenti dulu membiarkannya merasakan sensasinya...


Gue dorong kakinya kedepan agar menungging lebih tinggi dan tanpa aba-aba kembali menghentak penis gue dengan cepat dan otomatis Jennis jadi mengerang lagi kali ini lebih kencang...


"Riaall...! Kasaarr...! AAAHH...! NNGAAAAHHH...!!!"
"Sabar... Hhh... Dikit... Lagi... Ngghh...!"


Gue menghentak penis gue makin cepat karena didalam sudah tergigit otot vagina Jennis lebih kuat dari sebelumnya dan membuat penis gue semakin gatal sehingga tidak ada cara lain selain menghentaknya lebih kuat...


Udah di ujung!


"Riaaalll...! Aku- Nggaaahhh!! Nggak gini...!! AAAAHHHH...!!!"
"Jennis! NNGAAAHHH...!!!"


Gue mendorong penis lebih dalam dan meledakkan sperma di dalam vaginanya dan gue rasa Jennis juga squirting lagi. Entah berapa kali gue ledakin sperma didalam vaginanya. Penis gue yang memerah terlepas dari vagina Jennis yang juga memerah dan basah akibat squirting berdenyut mengikuti nafasnya yang tersengal...


Gue masih bisa bikin cewek puas sampe squirting tiga kali... Gue tersenyum...


***


Gue terbangun masih dalam keadaan telanjang. Gue lupa apa yang terjadi setelah itu seolah hilang dan tau-tau udah pagi aja...


Gue ngelilir dan menoleh...


Sendirian...


Jennis udah bangun? Hebat juga. Padahal semalem kayaknya sampe capek banget...


Setelah kembali berpakaian gue keluar dan truck masih tertutup rapih, kursi-kursi dan meja juga masih tertutup rapih di pinggiran. Gue mulai bingung, coba mengecek supiran truck juga tidak ada orang...


Jennis kemana?


Gue terdiam tepat di depan selebaran yang gue tempel di truck, perlombaan masak yang gue impi-impikan dari dulu, dan itu jatuh tepat besok...


Sekarang gue harus apa?



BERSAMBUNG...

4A1tvQ5Z_o.jpg


Semoga terhibur ehehe, maap ya lama lama lama lama banget updatenya. Diusahain tetep update kok tapi ya gabisa cepet-cepet :( btw mon maap kalo kurang sana sini ehehe keep croot!
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd