Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Birahi Berpesta

Jeddug jedduug jeddug jedug suara hingar bingar lagu dangdut remix membahana menggema di mana mana memacu gairah dan memantik adrenalin menggebu gebu, aku masih di kamar memperhatikan Umi, Ayu, Ajeng yang sedang berias wajah dan pakaian yang mereka kenakan seolah ingin tampil sebaik dan secantik mungkin. Umi memilih memakai setelan kebaya berjilbab berwarna merah, mungkin terinpsirasi dari kisah viral si kebaya merah, namun yang unik Umi tampak tak memakai lapisan lagi di balik kebaya yang ia kenakan, hingga aku bisa melihat keindahan tubuhnya, dibalut dengan kerudung lebar yang membuat ia begitu menawan hingga ingin rasaya ku miliki seluruhnya dan tidak berbagi dengan siapapun termasuk dengan Om Indra,

Sementara para akhwat yang lain memakai pakaian terbaik mereka berupa gamis, baju terusan dan lain-lain namun terlihat seksi dan menawan hati, seperti Ajeng memakai gamis syar'i seolah ingin menunjukan jati diri sebagai seorang perempuan baik-baik namun ternyata di balik itu ia sekarang menjadi liar nan binal.

"Yuk sayang, ke ruang tengah" ajak Umi padaku yang diikuti para akhwat lain di belakangnya.

"Iya mi, Ayo" jawabku dengan semangat kemudian ku berdiri menggengam tangan lembutnya seolah memastikan bahwa Umi adalah milikku.

Langkah kaki kami yang seirama menuju ruang utama vila yang sudah kami tempati sedari kemarin dan menjadi saksi betapa cinta memang tak mengenal logika, hingga diriku seorang anak ternyata mencintai ibuku sendiri, walaupun bukan darah daging darinya namun status sebagai istri dari ayahku harusnya aku bisa memahaminya dan tidak menceburkan diri dalam cinta terlarang ini, rasanya ingin ku berlama lama menggengam tangannya terus Ku genggam erat tangan Umi ketika mataku bisa melihat sosok Om Indra yang sudah berada di ruang tengah dari kejauhan, seolah menunggu kehdiran kami terutama mungkin kehadiran Umi cinta lamanya yang masih ia inginkan, ku tatap wajah cantik Umi, senyumnya begitu anggun meneduhkan ketika dipandang, ia pun tampak memandangku dan memberikan isyarat aggukan kepala seolah mengizikanku untuk melakukan sesuatu.

"Emmmuuuaah" ku cium bibir indah umi, ia tampak tak membalas dan hanya memejamkan mata seolah menikmati sesuatu.

Tak lama Umi kemudian memelukku dan membalas ciumanku dengan ganasnya seolah menumpahkan subuah rasa yang ada dan bukan skadar nafus yang biasa kami lakukan.

"Emmmmmuuahh, emmmuuahh emmuuahh emmuuuuah emmuuaqh aaahh.." suara peraduan bibir kami yang penuh kenikmatan yang tak peduli dengan adanya orang lain di sekitar kami.

Lidah kami saling membelit dan mulutku menghisap seolah mencari sesuatu, tangan kananku turun meremas lembut pantat Umi sementara tangan kiriku berusaha mendekap erat tubuh Umi agar tak menjauh dariku.

"Emmmuuaah emmuuaah, Addii saayyaang Umiii emmuuah akhh" rancuku menumpahkan rasa padanya.

"Emmhhhh emmhh akhhh akhh Umi jugaaa" sambil terus melanjutkan ciuman kami yang makin menggila.

Selang beberapa menit karena kami mendengar Om Indra memanggila kami melalui pengeras suara, membuat kami tersadar dan menghentikan ciuman panas kami.

"Yuk di gabung ke sana" suara lembut Umi menyadarkan lamunanku yang masih tertegun atas nikmatnya ciuman tadi.

Sebenarnya ada rasa tak rela melepaskan Umi pergi ke Om Indra namun apalah daya aku dibandingkan Om Indra hingga ku ikuti langkah Umi yang menuju ruang tengah. Ku berjalan di depan Umi untuk menggapai tempat Om Indra kemudian menemuinya dan bersalaman dengan mencium tangan Om Indra sebagai hormatku padanya, setelah itu Umi yang mendatangi Om Indra, tentu kemesraan yang ku saksikan, Umi berciuman dengan Om Indra dengan sangat ganas di depan mataku, tangan Om Indra pun tak diam, ia langsung membuka kancing kebaya Umi hingga dua payudara Umi bebas keluar, jilbab lebarnya disampirkan ke pundak membuat Om Indra bebas memberikan rangsangan di payudara Indah Umi.

"Saayyaang kangeenn, emmmuuaah" Ucap Om Indra dengan buasnya berciuman dengan Umi yang tampak mengimbanginya.

"Emmhh Iyaa sayang... Maluu adaa anakku" coba tolak Umi namun tak menghentikan keganasan Om Indra yang coba mengangkat rok setelan kebaya milik Umi hingga ke pinggang dan menampakan bongkahan pantat putih bersih miliknya yang terlihat masih terlindungi oleh celana dalam tipe thong yang menambah keseksiannya.

Kucoba alihkan perhatian ke arah yang lain dari pada sakit hatiku melihat orang yang ku sayangi bercumbu dengan orang lain.

"Dasar lemah" umpatku dalam hati sambil melangkah ke sofa di ruangan tersebut.

Alunan musik DJ terdengar membahana di ruangan utama vila membuat setiap orang yang mendengarkannya ingin menggerakan badan bergembira.

Tak perlu ku ceritakan kegilaan malam itu, walaupun sakit hati melihat percumbuan Umi malam itu namun ku nikmati pelipur hati dengan entotan sama Mba Fani dan Ajeng hingga pagi hari.

"Nak banguunn sayang" samar ku dengar suara perempuan yang menggoyangkan pundaku agar aku sadar dari tidurku, seraya mencoba membuka mata dengan bantuan kucekan tangan di mata membuat diriku berhasil duduk untuk bangkit, ku lihat pemandangan indah di hadapanku, sosok Umi yang ku sayangi, terlihat tersenyum manis merekah memperhatikan anak bujangnya yang tak memakai baju sehelai benangpun dengan perempuan yang juga telanjang di sampingnya.

"Duh... anak Umi sampe bablas ini tidurnya, bangun nak, solat subuh dulu" sambil Umi membangunkan Ajeng di sampingku.

"Iya Mi... makasih" sambil ku perhatikan mukena Umi yang terlihat tipis dan samar terlihat buah dada Umi yang tak terhalang dalaman. Sontak pikiran mesumku langsung ikut terbangun dan ku dekati Umi yang sudah berdiri akan meninggalkan kamar, ku peluk dari belakang dan langsung ku remas buah dada indah milik Umi yang semalam hanya bisa ku saksikan dinikmati Om Indra.

"Ehhh sayaangg,, naakk" pekik Umi yang tampak kaget atas serangan mendadak dariku.

"Malam curang Adi gak bisa ngentot Umi" ucapku sambil terus meremas tetek Umi yang pas digenggamanku, sementara kontolku yang sudah tegang kembali setelah semalam diservis Mba Fani dan Ajeng tampak masih kuat ku coba gesekkan ke belahan pantat Umi yang juga tak memakai dalaman, hanya kain mukena tipis yang lembut membatasinya dan membuat semakin nyaman untuk memeluknya.

"Bentar ya mi... akhh Adi gak tahan, kangen ngentot Umi" ucapku di telinga Umi.

Ku arahkan Umi berbalik menuju kasur yang masih ada Ajeng di atasnya sedang tersenyum menyaksikan kelakuan ibu dan anak yang memadu birahi, Umi paham dengan keinginan anaknya dan memposisikan bertumpu ke ujung kasur dan menungging, ku angkat bawahan mukena Umi hingga ke pinggang, ku berikan remasak kuat di pantatnya dan memosisikan wajahku di depan memek Umi. Ku langsung jilati dan nikmati bau khas memek Umi yang tampanya sudah bersih mandi dan membuatnya menjadi bau yang enak di memeknya.

"Sruufftttt akhh akhh swrfftt.. Adi kangeen Umi, Adi kangen memek Umi" Rancukuu yang terus memberikan rangsangan padanya.

"Iyaaa akhhh anakku sayaangg akhh nikmaaat jikaaatanmuuu" seraya Umi mendesah kencang membuat Ajeng tersenyum berdiri menghampiriku yang berdiri bersiap memasukan kontol ke memek Umi kemudian dia menciumku.

"Emmuuuuhhh... kangen Umi mu yah, semngat yahh aku mandi dulu" ucapnya kemudian meninggalkan kami.

Ku gesekkan kontolku ke memek Umi yang mulai basah oleh caira jikatanku maupun cairan memek umi sendiri.

"Bis.... bleeeeesshhhh aakhhhhh"

"Aakkjhhhhhhh nikmaaatttt" pekik desah Umi menerima hujaman kontol gemukku yang masuk dengan mudah menebus belahan memek Umi

"akhh aakhhhhhh" desah kami memburu kenikmatan di subuh hari, sembari ku remas pantat Umi dan tanparan ringan yang membuatnya belingsatan menikmati seranganku.

"Plookk plookk plookkk ploomk ploookkk" suara hentakan badan kami memacu beradu seirama, ku coba gapai wajah Umi yang cantik menoleh ke kanan dan kami berciuman.

"Emmmuuahh emmuuah akhh nikmaat mi.... ukhh akhh kahh" erangku menikmati memek Umi.

"Teruuss sayang mentokiinn ke rahim Umi... akhh hamilii Umi" rancu Umi tak karuan membuatku semangat mempercepat genjotan di memek Umi.

Puas dengan gaya Dogy ku ajak Umi ke teras kamar yang ada kursi kayu di depanya, ia membuka mukenanya hingga kini kami berdua bertelanjang bulat diterpa dinginya pagi namun hangat badan ini dengan gairah yang memuncah. Ia faham apa yang ku inginkan, ku duduk bersandar dan ia mengarahkan kembali kontolku masuk ke memeknya. Kini Umi aktif menggkyangkan pinggulnya mengocok kontolku dengan memeknya. Perpaduan kenikmatan yang luar biasa antara tubuh indah Umi dengan pemandangan alam disekitarnya yang mulai tersinari oleh sang mentari.

"Akhh nikmaat mi... akhh gilaaa" ucapku sambil sesakli ku remas dan ciumi tetek Umi.

"Ukhhh akhh akhhg Umi maau nyaampeee sayaang akhh" ucap Umi memberitahuku bahwa ia akan menikmati puncak kenikmatannya, begitupun denganku.

"Ukhh bareng Umi" jawabku sambil membantu meremas pantatnya dan mempercepat genjotaan.

"Ukhh akhh akhhb astaaagggfi....... .. akhhh Umii nyaaampeees" bergetar rasanya Umi menghentaak badanya ke arahku.

Ku dekap dekap Umi agar ia menikmati puncak kenikmatannya kemudian ku lanjutkan dengan mengangkat Umi dan membawanya ke kasur dan kurebahkan.

"Adi lanjut bentar yaa mi" ucapku sembari mengecup bibir Umi, ia tampak mengangguk saja tanda merestui. Ku ganjot kembali dengan cepat agar ku segera meraih puncak yang tinggal sedikit lagi, ku remas buah dada Umi berkali kali hingga akhirnya.

"ukhhhh umiii aakhhh nyaaaampeeee"

Crrrrroookkttthhh

Akhirnya aku menikmati semburan kenikmatan. Hangat rasanya dan badanku ku robohkan menindih Umi dan menciumnya.

"Makasih Mi. Ukhhh nikmaat" ucapku syukur atas kenikmatan yang ku rasakan.

"Iya sayang, jadinya kamu gak solat dong, udah nongol tuh matahari" sambung Umi.

"heheh maaf mi. Nanti dikodho aja" jawabku sambil merebahkan diri di samping Umi.

Tak lama Umi beranjak mengambil mukena di lantai namun tak memakainya.

"Umi ke kamar Om Indra dulu yah" sambil ia berlaku meninggalkanku yang masih terbuai menikmati nikmatnya pergumulan kami di pagi hari.

Entah apa selanjunya yang akan aku alami lagi dengan Umi dan semua kekuarga baru ini. Sangat menyenangkan rasanya ini semua, beberapa hari lagi akan masuk bulan Ramdahan, apakah kegilaan kami akan berhenti atau justru akan semakin menggila. Entah lah... (Hanya penulis yang tahu)



bersambung...



Maaf baru update tipis. Ssmoga kangen ke Umi terbayar yah...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd