Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gairah Umi (No SARA)

Petualangan dengan siapa yang harus kita bahas?


  • Total voters
    255
  • Poll closed .
Info dari Dilla memaksaku untuk pulang karena harus menjemput Umi untuk berangkat ke rumah Dilla karena kegiatan buka puasa bersama di grup liqo binaan Umi itu. Kemudian ku pastikan dengan menghubungi Umi, karena tak kunjung dibalas chat WA dariku maka ku hubungi dengan panggilan langsung.

Berdering...



"Assalamualaikum Umi" ucapku membuka percakapan telpon, suara yang terdengar bukan jawaban salam malah desahan.

"Ohhmm hallo aallaaaikummsalaamm naaak akhh" jawab Umi di sebrang sana, ku pastikan Umi pasti lagi ngentot, astaga, siang-siang gini.

"Umi sedang apa? Kok desaah?" Tanyaku kaget atas apa yang ku duga.

"Emm.. inih laagii ada Om Indraa syaaang" jawabnya sambil tetap mendesah tanpa ragu.

Siaaall!!!

Laki laki itu lagi malah garap Umi di siang hari pas puasa lagi... Gila mang Om Indra itu, makin kelewatan binal Umi, walaupun aku juga menikmati kebinalan Umi dan sering berbuat dosa besar dengan berzinah dengannya namun di lubuk hati paling dalam ada rasa tak suka jika Umi berhubungan dengan Om Indra meskipun aku sudah memberikan restu padanya.

"Umi perlu Adi jemput gak liqo di rumah Dilla?" Tanyaku mencoba bersikap biasa.

"Akhh enaakk sayaanggg..." terdengar samar desahan Umi yang tampak tak memperdulikanku yang sedang menghubunginya.

"Umi...." sedikit ku naikkan nada dan volume ucapankku agar Umi kembali memberi perhatian.

"Eh sayang maaf aakhh... kenapa?" Jawabnya

"Itu mi, ada liqo kan sore ini di rumah Dila?" Tanyaku mengulang perntanyaan yang tadi dihiraukan oleh Umi.

"Ummhhi di antar Om Indra aja Dhii" katanya sambil menikmati permainan yang mereka lakukan entah apa.

"Ohh... yaudah Salamualaikum" ku akhiri panggilan telpon ke Umi dengan dongkol di dada dan bingung harus ke mana dan melakukan apa.



Iseng ku lihat notifikasi pesan WA yang banyak bermunculan di grup Liqo Umi, ku perhatikan mereka sedang membahas persiapan untuk nanti sore kemudian kuberanikan diri menawarkan bantuan semoga ada yang bisa ku bantu.

"Ke kosan Putri dulu kak bawa barang buat acara sore nanti" intruksi Ajeng di grup.

"Oke dek kaka ke sana mumpung dekat dari kampus" jawabku

Ku luncurkan motorku ke arah kosan putri yang ada di belakang kampus. Tidak sampai 10 menit aku sampai di sebuah bangunan rumah besar dua lantai yang dijadikan kosant khusus akhwat yang tergabung dalam sebuah kegiatan kemahasiswaan berbasis Islam. Ku coba kirim pesan ke putri agar Ia ke luar untuk menemuiku.

"Assalamualaikum... ukhti (Ku panggil ukhti karena memang tidak terlalu dekat) ana udah di depan kosan ini" pesanku ku kirimkan ke putri.

Selang beberapa lama ia menjawab dan memintaku untuk menunggu di depan pintu.

Terlihat kosan tak ramai namun ada beberapa akhwat yang keluar dan masuk melewatiku dan memberikan gestur seperti menyapa.

"Assalamualaikum kak, cari siapa?" Tanya seorang akhwat dengan cadar dan baju syari yang ia kenakan.

"Eh... afwan kak, saya lagi nunggu Mba Putri mau ambil barang" jawabku seadanya.

"Ohh mba Putri toh. Ini Ka Adi kan? Masuk aja kak, gak papa biasanya mba Putri mah nunggu di dalam tamunya" ajak akhwat yang ku lihat dari sorot matanya cantik dan anggun.

"Iya saya Adi teman seangkatanya Putri, saya tunggu di sini aja Kak" timpalku atas ajakan yang diberikan.

"Jangan panggil kaka, aku juniormu satu jurusan, Fatma, dulu kan kaka yang isi materi waktu kegiatan Maba di jurusan" terangnya yang membuatku sedikit bangga karena bernilai positif di hadapan orang lain.

"Oh... Iya kak, ehh afwan adek di sini aja" paksaku agar aku tetap menunggu di luar.

Tiba tiba ...

"Akhi masuk..." suara lembut muncul dari sela sela pintu muncul Putri yang terlihat hanya kepalanya saja tanpa hijab dengan melambaikan tangan seolah meminta aku masuk ke kosant khusus akhwat tersebut.

"Tuh kan kan, pasti suruh masuk, yuk kak silahkan duluan" Ajak Fatma sambil sungkem ke Putri, sambil ku melangkah memasuki bangunan kosan yang cukup megah mengikuti langkah putri di depanku yang hanya memakai tengtop dan celana pendek, ku tebak ia tak memakai Bh karena tak kutemukan tali Bh di pundaknya dan membuat puting Putri mengintip dibaliknya, rasanya memang aneh karena ini adalah kosan khusus akhwat yang notabene sangat berkarakter dalam menjalankan perintah agama, terlihat juga Fatma yang mengikuti di disampingku dan ketika ku melihat ke arahnya ternyata dia sudah membuka cadar yang ia kenakan.

"Deegghh... Ya Allah cantiknya..." gumamku dalam hati melihat wajah Fatma, ia tampak tak ragu menunjukan kecantikan wajahnya di hadapanku.

"Tunggu di sini ya akhi, saya siapkan barangnya" pinta putri menunjukkan sofa besar di ruang tengah.

"Saya juga ke kamar dulu ya kak, mau ganti baju" sambung Fatma.

"Eh iya trimakasih" jawabanku yang dilanjutkan langkahnya menuju kamarnya yang tak jauh dari tempat aku duduk dan dari pandanganku terlihat Fatma melepas kerudunya ketika di depan pintu kamarnya memperlihatkan rambutnya yang sebahu dan berwarna pirang, sangat cocok dengan kulitnya yang putih bersih.

Ku perhatikan beberapa akhwat lalu lalang melewatiku dengan pakaian seadanya dan mereka tampak biasa dan tak canggung dengan kehadiran seorang laki-laki di tempat mereka, hal yang membuatku kaget mereka semua memakai baju seksi menampakan keindahan aurat mereka.

"Eh akhi maaf ya gak disuguhin minum, puasa kan?" Tiba tiba suara Putri mengagetkan lamunanku, Ia memegang pundakku tanpa canggung, ia datang dengan pakian yang sama.

"Astaga Put bikin kaget aja, Iya tak apa, yang penting bisa ngadem, lumayan berlindung dari panas matahari" ujarku padanya.

"Ke kamar ana aja kalau gitu, ada AC di kamar, ngadem bentar nanti agak sore kita baru jalan ke rumah Dilla" ajaknya sambil memegang tanganku. Memang aku sudah sempat ngentot dengan Putri ketika acara rihlah lalu, tapi kalau kondisinya di tempat ini rasanya berbeda dan aku takut.

"Ehhh Put, gak enak lah sama akhwat lain" tolaku atas ajakan putri.

"Santai aja Akhiiii... mereka udah biasa kok, di sini ana yang paling senior, merka juga dah bebas dan boleh bawa ikhwan ke sini" terang Putri padaku agar mau ke kamarnya, namun aku masih ragu atas ucapannya.

"Sini gih ikut akhi" ajak Putri menarik tanganku hingga ku terpaksa mengikutinya melangkah melewati deretan kamar.

"Iya iyaa ukhtiii" mengikuti langkahku gontai menuju kamarnya.

Beberapa kamar ku lewati dan ketika melewati satu kamar Putri berhenti di depannya.

"Coba apa yang akhi dengar?" Tanyanya padaku membuatku terheran heran akan apa maksud yang ia lakukan.

"Eemmmhh akahhh aakhhh nikkmaaat"

"Meemeek muu nikmaat sayaangg" samar ku dengar dua suara desahan laki-laki dan perempuan yang berasal dari kamar tersebut.

"Itu orang lagi ngewe ukh?" Jawaban sekaligus pertanyaan pada Putri.

"Yaapss sohih akhi" sambil menarik lagi tanganku ke arah kamarnya.

"Di sini memang dah biasa juga kayak kos kosan umumnya, asal jangan pada ganggu aja dan tak ada yg melaporkan ke pembina organisasi" sambung Putri yang membawaku masuk ke sebuah kamar yang ku kira ukuran 3 x 5 m dengan pendingin udara hingga membuat hawa sejuk langsung menerpa kulit dan membuat nyaman.

"Ohh... gak nyangka ana ukh... kirain kayak yang ana duga kalau para akhwat aktivis kampus menjaga pergaulan yang gitu, kirain ukhti aja yang eror gegara doktrin Umi ana" terangku menanggapi penjelasannya sambil tertawa ringan mencairkan suasan.

"Wah bagus dan sejuk ya kamar ukhti, betah nih ana ngadem di mari" sambil ku bantingkan badan ke kasur ukuran quin milik putri.

"Dasar cowok..." jawabnya singkat sambil mengambil handuk dan tampak akan mandi.

"Ana mandi dulu yah... berangkat bareng aja, ana numpang yah" sambung Putri yang tak sungkan membuka pakaian di hadapanku yang memeperhatikannya, tak ku jawab obrolannya hanya ku fokus melihat indah tubuhnya saja.

"Ehh malah bengong ni orang, akhiii Adi... liatin apa sih?" ucap Putri yang bikin ku kikuk ketahuan mupeng liat tubuhnya.

"Afwan ukh... ana baru ngeh badan ukhti sempurna. Hehe" sanggahku atas kondisi yang terjadi, memang ketika ku nikmati tubuh Putri di Villa mungkin dalam kondisi terpengaruh miras hingga kini terasa berbeda.

"Bisa aja antum Akh, kan udah pernah liat dan rasain juga kemarin pas rihlah, dua kali malah" sambung Putri sambil berlalu menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya tanpa menutup pintu entah apa maksudnya.

Nafsuku tampaknya bangkit dan entah kenapa ku bangkit dari kasur kemudian membuka pakaianku hingga bertelanjang bulat dan menuju ke kamar mandi.

"Ukhh ana ikut mandi yah" ucapku seraya memeluknya yang sedang membersihkan wajah cantiknya.

"Ehh akhi... iyaa sayang... ayo" sambil iya membasuh muka kemudian berciuman.

"Emmmuuaahh emmuuaahh emmmmuuaahj eemujjaahhh sssrrffftt emmmuiaahh emmjuuaahh emmuuaah" panggutan kami sangat nikmat memainkan lidah di mulut, tanganku tak tinggal diam meremas dua buah dada besar miliknya dan tangan kanan mencoba memberi rangsangan pada memeknya yang bersih dari bulu kemaluan.

Tanpa dikomando putri jongkok dan langsung meraih kontolku yang menggantung bebas dan tegang. Ia melahap memasukan ke dalam mulutnya membasahi dengan liurnya hingga menjikati setiap mili batang kontolku.

"Aakhhhhh ukjhttiii akhh nikmaaatt" eranganku yang tak sanggup menerima kenikmatan yang sedang diberikan.

Ia hanya menatap penuh arti dan mengocok kontoku dengan kombinasi tangan dan mulutnya.

Tak lama Putri bangkit dan kembali berciuman dengan ganas, sambil ku remas remas pantatnya.

"Emmhh emmhh emhh" ku arahkan untuk berbalik dan agak menungging. Karena ku rasa sudah basa kontolku dan memeknya maka langsung ku hujamkan kontolku ke memeknya dari belakng.

"Ssssetttghhh bleeesshhhh aakhhhh nikmaaaaaatt" masuk kontolku yang terasa sempit.

"Aakkhhhiiiiiiiii aakhhhhhh" teriaknya dengan kepala mendongak ke atas seperti menikmati kenikmatan yang luar biasa, ku berikan ciuman sebagai tanda terimakasih atas izin untuk menikmati tubuhnya di siang ini.

"Plookk ploookk plookk" suara hentakan peraduan tubuh kami, nikmat rasanya, entah apa bedanya mungkin karena puasa rasanya nafsuku menggebu dan ingin segera meraih puncak kenikmatan.

"Akhh akhh akahh sayaangg nikmaaatt" terua sodokan membuat kenikmatan terus bertambah.

"Ukhh akhiiii aaaahh sodddokk teruuss mentookkin akjh akhh" desah Putri.

Setelah beberapa kali ganti gaya rasanya aku ingin mencapai puncak kenikmatan.

"Akhh akhhh ukhttiikkk ana maaaauu nyaampeeeeee sayaaaang akhh" sambil ku cengkram pantatnya kuat kuat dan akhirnyaaaa ada rasaa nikmaat yang luar biasa.

"Iyaa akhiii bareng aaaakhh" balasnya.

"Aaaaaaakhhhhjjj croooooothhhh crooothhhh croootjhjj" semburan kenikmatan keluar dari kontolku.

Ku cium putri dan sampaikan terimakasih sambil ku tarik kontolku dari memeknya.

"Ukhhjhh nikmaat akhii" ucapnya

"Emmmuaah emmmuah" kami berciuman lagi.

Setelah saling menyabuni dan mandi hingga tuntas, aku dan putri kembali berpakian, sempat saling memeluk di atas kasur karena rasa lelah atas kenikmatan tadi hingga kami tertidur.

zeeezeeee......

Suara getar hp membangunkanku dan ketika melihat jam di hp sudah menunjukan jam 5 sore. Panggilan dari Ajeng, pasti pada nyariin. Segera ku bangunkan Putri dan bergegas untuk berangkat.

Setelah siap, putri dengan gamis syari dan dandanan tipis membuatnya terlihat anggun sekali khas akhwat muda, kami keluar kamar dengan membawa boks isi kue pesanan untuk dibangikan ke anggota liqo nanti, sempat papasan sama Fatma yang memakai baju sekai di luar kamar berupa kaos lengan pendek dan cekana yang juga pendek.

"Mau bukber ya kak?" Sapa Fatma yang tampak bingung melihat kami tergesa gesa.

"Iya dek" jawab Putri sekenanya meninggakan Fatma, aku hanya tersenyum padanya dan merasa kalau Fatma bisa dinikmati juga.

Rumah Dilla tidak terlalu jauh sebenarnya hanya saja kemacetan di sore hari yang akan membuat perjalannya akan lama.

Benar saja, waktu adzan magrib tinggal lima menit lagi, kami masih di perjalanan, entah berapa kali dering telpon berbunyi, dipastikan itu adalah anak anak liqoan yang mencari kami.

Pas memasuki gerbang perumahan yang Dila tempati adzan magrib berkumandang dan tinggal kami cari blok rumahnya.

"Itu akhh blok C ujung" arah Putri padaku sebagai pengemudi yang segit menghindari banyaknya polisi tidur.

"Alhamdulilaah sampe" syukurku karena sudah tiba. Terlihat cukup ramai kendaraan terparkir, kayaknya ada Om Indra juga karena aku lihat ada mobilnya, tapi rumah Dila tertutup pintunya.

"Tok tokk Assalamualaikum?" Ucap Putri dan aku yang membawa dus kue.

Tapi tak ada jawaban, malah terdengar suara desahan dari dalam, sedang apa mereka, bukanya pada makan yah.

Berulang kali kami ketok dan ucap salam kemudian ada yang membalasnya dan terdengar suara kunci pintu di buka.

"Cekleekkk sreett" dibuka.... astagaaaaaaaa.......



Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd