Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Geliat Desa, Sisi Lain Yang Terbuka

b
#3 Wanita Dewasa meet Remaja.
Setelah kejadian malam itu hubunganku dengan Ita tidak jauh jauh dari mesum.
Di warnet, di pinggiran kebun, di rumahnya. Yang paling sering di rumahnya.

Ita benar benar binal. Atau memang semua wanita yang dewasa seperti itu? Pikirku saat itu. Saat malam minggu tiba, tidak ada rencana lain. Atau kalaupun ada acara lain, tetap saja ujung ujungnya kami NGENT.

"Ta, besok pagi jam setengah 8 kujemput ya".
"Iya sayang. Mau kemana?"
"Kita jalan jalan ke pantai yuk"
"Asiik. Oke"

Pagi itu sesuai rencana, aku jemput Ita. Aku menjemputnya tidak pernah di rumahnya. Bahkan selama ini kalau mengantar pulang pun hanya sampai di depan gang. Memang dia yang meminta seperti itu. Katanya kadang suka ada tetangga yang menggosip kalau dia diantar cowok. Menurutku, ya wajarlah..dia begitu binalnya jadi cewek.

Kami bermotoran ke pantai didaerah kebumen. Perjalanan sekitar satu jam.
Disana kami merasa sangat bebas. Tidak ada yang mengenal kami. Gandengan, rangkulan, dan duduk pelukan. Sebenarnya aku merasa agak malu atau risih juga. Namun karena merasa tidak ada yang kenal, aku jadi cuek juga. Dan justru merasa klo pasti orang orang yang lihat sebenarnya horny dengan kelakuan kami.
Saat siangnya, ga disangka muncul gagasan setan dari Ita.
"Feb, sebelum pulang istirahat dulu yuk. Dijalan nanti kita cari penginapan atau hotel."
Wah..muncul pikiran macam macamku.
Lalu kami dapat ketemu hotel kelas melati, cukup kasih KTP.
"Ni Mas Kuncinya"kata penjaga hotel itu.
Di sepanjang lorong hotel itu, kami berpapasan dengan pasangan lain. Dalam hatiku, pasti mereka pasangan mesum. Eh, tapi apa bedanya denganku hahaha.

Masuk di kamar, Ita rebahan. Aku yang baru pernah ke hotel seperti ini agak waspada. Takut klo ada kamera rahasia seperti di film bokep yang kadang aku tonton.
"Kamu ngapain si sayang"katanya dengan manja.
"Gapapa, cuma cek cek aja"
"Hahaha..sini sayang"
Ita yang sudah melepas celananya, menyisakan baju dan celana dalam saja. Langsung ku tubruk.
"Ssshhhh..kamu binal banget sayang"kataku padanya.
"Ahhh .jujur aku puas. Kamu orangnya baik tapi kontolmu enak"
"Kamu yang ngajarin aku nakal"godaku.

Ita tersenyum binal, "aku udah horny banget sayang"

Kini ita mengulum penisku. Kebiasaannya yang pasti sebelum ngentot. Aku menikmati sambil memainkan memeknya.

"Ssshhh. Udah sayang, entot aku!"

Aku membuka pahanya. Memeknya benar benar sudah basah. Cairan memeknya sampai terlihat membasahi bulu jembutnya yang lumayan lebat. Sebetulnya bentuk memek Ita tidak terlalu bagus, namun sensasi jepitannya yang sungguh luar biasa.

Blesshhh...
"OOOOHHHH...SSSHHHHH...Kontol sayangku.."

Aku sambil menciumnya. Untuk meredam suaranya. Namun saat tidak berciuman lagi lagi dia begitu ributnya.

"SSSSHHHHHHHH.....Nikmat sayangkuuu..."
"Sssttt .jangan keras keras sayang."kataku.
Namun Ita seolah tidak peduli. Lama lama aku juga tidak peduli. Aku menggenjot dengan lebih liar.

"SSSSHHHH...Kontol berondong enak"
Kurang ajar, dalam hatiku, aku dibilang berondong.
"Dasar kamu sayangku Tante tante gatel. sshhh"
"Aahhh..tusuk terus berondongku"
Aku menggenjotnya sangat keras. Dia makin menggila saat itil nya kugesek.
"Aahhhhhh.ssssshhhh..bangsat enak banget!!!"
"Kontoli aku! Kontoli!!! Kontol kontol kontol kontollll...."
"Aahhhh...aku mau sampe...."
Serrrrr...serrrr..terasa hangat di kontolku, diiringi dengan kedutan kedutan memeknya.
Aku sudah tidak peduli klo diluar ada yang dengar. Toh orang sudah tahu, kalau pasangan kesini kebanyakan mau enak enak..
Sampai keringat bercucuran. Sampai akhirnya aku akan keluar.
Kucabut dan kuarahkan ke susu nya.
Croott .crooott...crootttt...croottt..

Ah.....

Aku mengambil air minum yang disediakan hotel, lalu duduk di kursi sambil melihat dia sedang memainkan sperma ku di susu nya.

"Enak sayang"katanya.
"Banget. Kamu bikin kontolku keenakan".
"Ih kontolnya sampai merah banget gitu "

Aku menyalakan rokok, menikmati sisa sisa persetubuhan ini.

"Aku suka kamu orangnya baik. Memang aku awalnya dulu pas awal sama kamu, paling cowok ujung ujungnya minta itu."
"Pas kapan?"
"Itu pas kejadian pertama setelah dari sungai"
"Hehehe..itu pertama kalinya buatku tahu"
"Iya aku percaya Feb." Katanya.
Lalu dia melanjutkan "Namun jalan beberapa bulan dengan kamu, aku ngerasa nyaman. Mungkin kamu aslinya bukan cowok brengsek. Yang cuma mau enaknya doang"

"Ya aku kadang juga ngrasa salah, dah zina sebelum nikah"

"Iya maaf ya. Tapi kamu sekarang jadi sering gampang ngaceng. Hahaha"

"Iyalah, gimana ga ngaceng ngadepin kamu. Tu yang jaga hotel juga pasti ngaceng liat kelakuanmu tadi.hahha"

Lalu Ita ambil baju. Masih dengan sisa sisa keringatnya dia keluar kamar.
"Sini sayang lihatin"
Lalu dia ke loby menemui penjaga hotel yang sudah lumayan tua itu.
"Pak, ada air mineral ga? Di kamar habis"
"Oh ada Mba, mau berapa?"
"Dua Pak, nanti diantar ke kamar ya"
Dengan pede nya dia yang hanya mengenakan bajunya tanpa dalaman, masih berkeringat bau bau habis bersetubuh. Ngobrol dengan penjaga hotel.

Lalu saat dia sudah balik kamar.
"Sayang, masih kuat ga?" Tanya dia.
"Haa..kamu mau lagi?"
Lalu dia melepas bajunya, langsung jongkok didepanku yang sedang duduk merokok.
"Eh sayang, tadi kamu ngapain kedepan"
"Tadi aku pesan air minum"
"Mana airnya?"
"Tuh bentar lagi paling diantar"
Lalu tidak beberapa lama, pintu diktok.

"Tok...tok..permisi mau mengantar air mineral"

Aku kaget. "Wah sayang, ada orang tuh"
"Sebentar Pak"
Ita entah sengaja membikin begini. Lalu dia ambil handuk dan memakainya. Kemudian membukakan pintunya.

"Makasih ya Pak, ini uangnya"

"I..ii.ya Mba" penjaga itu tergagap melihat Ita yang hanya memakai handuk.

Lalu penjaga itu pergi, Ita menutup pintu dan melanjutkan lagi.
Dia jongkok di depanku, mengambil kontol ini kemudian melumatnya lagi.
"Udah ngaceng lagi berondongku sayang,hihihi"katanya genit. Genit binal.
"Kamu kok bisa binal gitu sayang?"tanyaku.
Dia duduk di pinggiran bed, mengangkangkan kakinya lalu memainkan itilnya yang sudah mulai basah.
"Iya, bagi aku ngesex itu menyenangkan. Aku kalau sudah bete, bawaannya jadi pengen ngewe". "Apalagi sekarang sama kamu. Sebenarnya kontolmu lumayan, tapi aku jadi binal karena nafsumu. Kamu dikit dikit ngacengin aku"lanjutnya.
Iyalah, gimana ga ngaceng kalau pacaran sama wanita sebinal dia. Batinku.
"Sshh...memekku udah gatel sayang"kata dia sambil terus memainkan itilnya.

Aku mendekatnya, dari belakang kucium tengkuknya.
"Terus kalau udah gatel mau gimana?"pancingku.
"Sshh..Pengen digaruk sayang"
"Digaruk apa disodok?"aku terus memancingnya.
"Dikontolin..sshhh..anjing!!ayo sayang"

Aku kaget dia berkata kasar seperti itu. Aku makin birahi. Aku menahan diri, permainan seperti ini malah bikin aku tambah birahi.
"Kalau ga dikontolin kenapa sayang?"
"SSSHHHH..Kontol!!!Kontoll!!! Ssshhh!!!"
Dia lalu balik badan, kemudian menindihku. Menciumi dadaku, leherku. Lalu turun ke kontolku.

Slurrppp..slurrpp..fuck! Dia benar benar birahi.

Lalu aku menggeser badan kemudian menelentangkannya. Kubuka kakinya.
"Aku pengen rasain lendir memek dulu"
Aku menjilatinya. Rasanya asin, ada sedikit bau amis anyir.
Bau itu bikin aku tambah terangsang.
"KAMU MAU DIKONTOLIN??"Tanyaku agak keras.

"MAU SAYANGG!!"Dia benar benar menahan birahinya.
Aku yang sudah birahi, menaiki badannya. Memeknya yang berbulu itu sudah basah. Namun herannya saat itu kulihat, tidak longgar. Seperti di film film bokep.

SLEBB...
"AHHHH..SSSHHH"Ita menggila.
"Kamu cewek doyan kontol sayang"aku menikmatinya
"Shhh,,iya kalau aku sudah nyaman. Aku bakal kasih dia kenikmatan memek ku"katanya.
"Aku yang keenakan apa kamu?"kataku sambil terus memompa.
"Ahhh .aahhh..aku juga enakkk"
Ita begitu liar saat itu. Berkeringat membasahi sprei. Bau khas persetubuhan bercampur desahan. Bau wanita birahi yang dikawini. Bau pria birahi yang mendapat mangsa.

Tok tok tok....
Kami diam..ada yang mengetuk pintu.
Wah siapa itu.
Tok tok tok.."maaf Mba ini mau ngasih kembalian air minum"

"Sssst..sini dulu sayang"kata Ita sambil bangun.
"Dia pengen ngasih kembalian apa pengen liat orang ngentot"lanjutnya.
Wah Ita udah kepalang birahi. Gila. Batinku.

"Sebentar Pak"Ita menjawab.

Lalu Ita berjalan ke arah pintu.
"Sayang, pakai baju dulu"aku kaget melihatnya mau buka pintu dengan masih telanjang.
"Hihihi"ita berbalik lalu memakai bajunya saja. Dia masih berkeringat, cuma pakai kaos atasan. Jelas payudaranya yang besar mengecap. Lalu sambil menguncir rambutnya dia berjalan ke arah pintu. Mengerdipkan matanya padaku,
"Ssttt..kita kerjain dia sayang"katanya.
Aku diam saja. Aku jadi ikut terpancing.

Klek..klek.suara kunci.
Gila!! Ita membuka pintu lumayan lebar. Dia mau ngasih tahu kalau dia lagi ngentot kah apa.

"Wah maaf mengganggu Mba"kata penjaga itu agak gugup.
"Ganggu kenapa Pak"ita malah memancingnya. Bukannya buru buru masuk lagi.
"Gganggu Mba nya. Itu Mba nya keringetan"kata penjaga itu.
Yah namanya lelaki, dipancing begituan ya menanggapi.
"Apanya yang keringetan"sahut Ita.
"Iitu wajahnya, badannya"
"Ohh..yasudah makasih Pak"Ita mengambil kembaliannya. Lalu meneruskan "bawah malah ga cuma keringetan, udah banjir Pak"kata Ita sambil menutup pintu.

Fuck. Level Ita udah high si menurutku. Jadi apa aku kalau lama pacaran sama dia.
Entah apa reaksi penjaga itu. Hanya saja aku takutnya dia penasaran lalu mengintip atau merekam. Kan dia yang tahu seluk beluk hotel ini.
"Kamu ga takut kalau dia rekam kita"aku tanya. Aku antara waspada dan merasa tambah horny sama Ita.
"Kamu takut direkam apa takut aku diperkosa dia.hahaha"
Aku tarik Ita. JLEBBB. Ohhhh...!!!! pekiknya.
Pergumulan berlanjut dengan ganasnya. Wanita yang ga sengaja kenal. Kini jadi partner. Entah partner entah teacher. Karena dengannya seolah membuka sisi sisi lain dari diriku. Mengeksplor sisi hawa nafsuku.
..........
ita yg binaal",,,tak gei cendoll.....
 
#2 Wanita Dewasa Buas dimata Remaja.

Setelah dari taman itu, aku berinisiatif mengantar Ita pulang. Karena memang sudah sekitar jam 23.00.
"Wah, untung ga digrebek orang, hahaha".
"Iya, kamu sih Feb bikin aku horny".
"Kamu sering gituan ya Ta?"
"Ya ga sering lah, emang aku cewek apaan"
"Aku tadi sudah nafsu banget Ta, hampir aja aku mau memasukannya"
Ita meremas kontolku, dia memang berpengalaman. Tidak malu malu.
"Iya nih, masih ngaceng banget"katanya.

Namun memang. Memang sedang diberi kesempatan. Belum sampai di rumahnya, kami melewati rumah yang baru dibangun belum selesai. Disitu aku tiba tiba berinisiatif berhenti. Masih diatas motor aku balik badan dan langsung menciumnya. Kutarik Ita ke satu sisi bangunan itu. Disitu sambil berdiri aku pepet dia ke tembok. Mulai kuremas remas susu nya. Ciuman semakin liar dan basah.
"Sssshhhh..kamu ni cuma bikin aku terangsang Feb!"
Aku tidak menghiraukan, aku juga sudah bebar benar terangsang. Lalu tangan Ita membuka resleting ku, dan menurunkan celana ku.
"Wah kontolmu panjang ya! Ada uratnya gini, kamu sering ngocok ya"
"Iya"aku menikmati kocokannya.
"Kamu ga mau ngentot Feb?"
Aku diam saja, benar benar aku bimbang. Disatu sisi tidak ingin dosa. Disisi lain, Ita yang lebih dewasa ini begitu liarnya.

Saat dia mulai memasukan kontolku ke mulutnya. Aku sudah pening. Baiklah! Aku akan ngentot. Dan besok besok aku tidak perlu ngocok lagi.

Aku biarkan Ita terus mengoloh kontolku. Sampai Ita membuka resleting celananya, dan dia duduk mengangkang.
Tanpa ada bimbang lagi.

BLESH! Ahh....
Antara merasa salah dan merasa nikmat sangat. Ini pertama kalinya kontolku merasa sangat enak. Dijepit memek yang basah dan hangat. Rasanya seperti ada sengatan sengatan nikmat. Jauh lebih enak dari ngocok sendiri.

"Kamu udah ga perjaka Feb" kata Ita dengan senyum nakalnya.
"Ahhh..aku ambil ya perjaka kontol kamu"
Aku tambah kesetanan. Kubuka kancing bajunya, sambil menggenjotnya kujilat puting susu nya. Satu hal yang sangat aku ingat, puting susu Ita ini sangat besar.
"Sshhh..pentilmu besar banget Ta. Kamu sering dikenyot ya?".
"Ahh..iya! Hampir tiap ketemuan sama dia aku minimal ngasih nenen ke dia Feb"
Wah..fuck! Rupanya aku pacaran sama wanita dewasa yang sudah benar benar pengalaman. Pantas dia begitu easy to touch, touchable.

"Kalau ngentot, kamu yang minta apandia yang ajak Ta?"tanyaku
"Sshh.*** mesti, tergantung mood"
"Terus kamu klo minta bilangnya gimana"aku yang masih kurang pengalaman penasaran.
"Rahasia"jawabnya sambil senyum genit.

Kutekan dalam dalam agak kasar. SLEBB.SLEBB.SLEBB.SLEEEBB.

"AHHHHH!!!"Pekik Ita.
"Ayo kasih tahu kalau kamu lagi minta"serangku.
"SHHHH..a..aaku..ssshh..bilang langsungg.."
"Ha..bilang gimana?"
"Shhhh!!Bilanglah pengen ngewe!"dia malah jadi binal
Aku ga nyangka ternyata wanita bisa minta terus terang begitu.
"Terus?"tanyaku sambil terus memompanya keras keras
"Sshhh..iiyahh..Aku raba-raba kontolnya..sshhh..terus dia paham lalu cari tempat"
Kejadian itu tidak terlalu lama, sekitar sepuluh menit an.
Tusukan demi tusukan dengan posisi yang sama. Dia dibawah mengangkang, aku diatasnya sambil meraba mencium dan menjilat badannya. Sampai saking bernafsunya..
"Ohhh Ta..Aku mau keluar Ta."
"Jangan dikeluarin didalam!!. Sini"
Lalu Ita bangun dan mengulum penisku. Aku tambah kegelian dan

Croott..croott..crottt..crooottt..

Kutembakan peju di bibirnya. What a bitchy woman.
kerrenn masse,,,
 




Pintu.
Analogi Wanita paling pas diibaratkan sebuah rumah, pintu ibarat bagaimana cara mendapatkan.
Ada pintu yang cukup dengan uang, maka kita sudah bisa langsung masuk. Ada yang perlu usaha keras, baru bisa kita mendapatkannya. Cara.
Kemudian rumah pun jenisnya macam macam. Ada rumah baru yang modern, ada yang klasik, ada yang minimalis, ada yang besar. Selera.
Dan analogi lain yang bisa jadi refrensi agar kita bisa memahami. Namun prinsipnya pintu dibuat untuk dibuka, dan rumah menjadi tempat untuk ditinggali. Karena kalau kosong, bisa jadi rumah angker.hahaha..

Ita, Reni, Surti mewakili tipe yang berbeda. Ita adalah rumah yang tanpa sengaja bisa masuk, dan setelah didalam dibuatnya tenggelam. Reni adalah rumah tangan kedua, yang perlu dipelihara kemudian bisa mendapatkan fasilitas fasilitas bawaan yang sudah ada. Surti, mewakili gambaran rumah sederhana, ada disekitar kita, dan kebanyakan dari kita sebenarnya sudah masuk di halaman, namun tidak sopan kalau sampai masuk ke dalam, kalau ada yang beruntung bisa masuk harus diam diam lewat pintu belakang.
Namun yang paling menyebalkan adalah rumah yang berbeda antara tampilan luar dan dalamnya. Nanti pada saatnya saya ceritakan yang seperti itu.
Kembali ke Surti, memang begitulah...Setelah kejadian pertama, setelah sekian lama hanya dihalaman saja, melihat, mengintip, maksimal membayangkan. Setiap masuk memang harus lewat pintu belakang, diam diam, menjaga kondisi lingkungan.

Di hari Senin hari dimana siangnya orang sibuk bekerja. Aku sengaja ke rumahnya.
“Assalamualaikum Mbak Surti”
Dia membukakan pintu, sambal menggendong anaknya yang saat itu sekitar umur 2 tahunan.
“Mas febri, waalaikumsalam”
“Mbak, mau minta jahe ada ga?”
“Sebentar Mas, saya carikan dulu. Masuk dulu Mas”
Kejadian pertama yang lalu, tidak mengubah hubungan kami secara sosial, hanya secara personal saja.
“Eh Feb, ada apa”tanya Bu Narti, Ibunya Mbak Surti yang biasanya aku panggil Budhe.
“ini Budhe, badan lagi kurang fit, mau mbikin wedang jahe tapi jahenya kurang”kataku.
“Lah bisa to, Mas febri bikin jamu begitu?”
“Ya kan gampang saja Budhe”
Mba Surti datang membawa beberapa ruas jahe.
“ini Mas, mau buat apa to? Emang bisa masak?”tanya Mba Surti.
“ Ga Mba, mau bikin wedang jahe, lagi kurang fit Mba kemarin habis olahraga terlalu berat”kataku sedikit meledek Mbak Surti.
Mbak Surti malah mesam mesem..
“Olahraganya jangan berat-berat makanya Mas”sahutnya.
“Biar sehat dan badannya enak Mba.hehehe.. Kalau lama ga olahraga, badannya kaku malah jadi pegel-pegel kan. Iya kan Budhe?”
“Iya Feb, kamu masih muda harus sering olahraga”sahut Budhe.
“Tuh Mbak, bener kan. Kata Budhe juga harus sering olahraga”
“Iya si Mas, tapi sehabis olahraga juga pegel..linu juga”wah tanggapan Mbak Surti bikin ngaceng.

“Yasudah makasih Mbak, Budhe. Aku bikin jahe dulu”pamitku.
“Iya Mas, nanti juga Mbak mau ke rumah, tadi pagi disuruh nyetrikain lagi sama Ibu”

Klik. Kode sudah didapat, kesempatan ada. Apalagi yang dipikir kalau bukan ke arah sana.

Sesampainya di rumah, aku justru mematikan panci yang tadinya akan digunakan untuk membuat wedang jahe. Langsung masuk ke kamar, melepas celana. Bayangan persetubuhan kemarin dan harapan siang ini bisa mendapatkan lagi membuatku ngaceng maksimal. Apalagi tadi Mbak Surti meledek gitu didepan Budhe. Tentunya sih Budhe mungkin ga paham, tapi bagiku itu semacam sensasi keberanian Mbak Surti si Wanita kampung.

Benar saja, tidak beberapa lama ada suara Mbak Surti.
Tok..Tok..”Mas febri…”
Karena kudiamkan saja, Mbak Surti langsung masuk. Dia mencari cari aku.
“Mas..Mbak mau nyetrika.”

Aku tetap diam, aku cukup yakin Mbak Surti tahu harus kemana.

“Eeeeee..katanya mau bikin wedang jahe, malah mainan di kamar”
“Ini kan juga sama manfaatnya Mba, biar badan anget”
“Kamu ini, dasar.”katanya.
“Mbak nanti nyetrikanya aku bantu, tapi Mbak Surti bantu aku dulu biar badan enteng mau ga”
“Huu..Kamu tu maunya aja. Nanti bukannya anget, malah panas lho”katanya nakal.
“Lah malah cepat sembuh Mba”

Aku kedepan mengunci pintu, Mbak Surti masih di depan kamarku.
“Ayo Mbak, bantu aku”aku menggandengnya ke kamar.

Didalam kamar, aku memepetnya di tembok. Masih berdiri, kami berciuman. Memang sudah ada kode, ciuman itu langsung panas tanpa pemanasan. Tanganku meraba payudaranya dari balik kaosnya.

“Sshhhh..Feb, kamu ni jadi berani mincing mincing Mbak terus ya”

Aku memandang wajahnya, lalu senyum.
“Mbak juga sih, tadi menanggapi. Kan aku jadi tertantang”
“Ihh..Mbak tadi Cuma bercanda tahu”
“bercandanya Mbak tuh bikin aku pengen”

Aku langsung membuka kaosnya, Tanpa BH! kemudian langsung kami bugil di dalam rumah berduaan.

“Mas febry, Mbak takut..”

“Takut kenapa Mbak”

“Mbak taku jadi kepengen terus..Beberapa hari setelah kita berhubungan, memek Mbak rasanya masih terasa habis dimasuki. Kalau pas ga ada kerjaan, Mbak jadi gatel pengen begituan”Katanya. Antara takut atau horni.

“Itu ga perlu takut, kan ada ini Mba..”aku mencium payudaranya.

“Shhhh…iya Feb..puasin Mbak Feb.ssshhh”

Badan Mbak Surti wangi sabun, berarti dia habis mandi sebelum kesini. Aku jadi berpikir macam macam, Mbak Surti ngasih kode lewat candaannya, Mbak Surti kesini mandi dulu wangi, Mbak Surti ga pakai BH ga pakai daleman. Artinya, Mbak Surti……..

“Feb, peli kamu gedhe lho daripada suami Mbak”katanya sambal mengocok.

“Peli apa kontol Mbak?”

Dengan gemasnya dia mengocok “Kontol. Ih kamu ngajarin mbak yang enggak enggak”.

Aku memainkan itilnya, sementara dia masih mengocok kontolku.

“Mbak ga mau bikin kontolku tambah gede?”

“tambah gede gimana?”

“Mbak jilatin, nanti pasti tambah ngaceng”

“Ah,apa ga jijik Feb”

“Daripada jamu pahit, enakan kontol lho Mba. Lagian nanti Mbak Surti juga tambah enak”

Dia langsung mencobanya.

“Begini Feb?”kata dia mencium kontolku.

“Dijilat coba Mba”

Dia menjilati ujungnya, batangnya.

“Kalau mau dhisap,kaya Mbak makan es krim lebih enak lagi Mbak”

Mbak Surti nurut saja, SSHHHHH geli sekali. Meskipun sesekali masih kena giginya.

“Sudah Mbak, sini gantian”

Aku menidurkan Mbak Surti, mengangkangkan pahanya. Menjilati memeknya.

“SSHHHHH…geli geli enak Feb.SSHHHHHHH”

Bulu bulu jembutnya lebat, menyembunyikan lubang kenikmatannya, ada aroma khas Wanita bercampur semacam bau sirih.

“Mbak Surti kok bau sirih”

“SShhh..ya feb, tadi pas mandi Mbak cuci pakai sirih”katanya.

“Biar apa Mba?”

Mbak Surti malu malu menjawab..”Biar keset”tersipu sipu.

Wah, fix sih..Mbak Surti seolah menemukan apa yang dibutuhkan, dia memberi sinyal bahkan dia mau melakukan sesuatu untuk hal ini.

“Sshhhh…masih belum Feb?”

“Belum apa Mba?”

“Belum mau ngawinin Mba? Sudah geli banget…”

Aku bangkit, naik diatas tubuhnya. Menciumnya sambal berbisik “Mbak mau dikawinin?”

Wajahnya yang pasrah meminta, “Mbak mau ngerasain yang kaya kemarin..”

“Mbak udah ngerasain enak, Mbak jadi doyan kontolku ya” aku menggesek gesekan di bibir memeknya.

“SSHHH..iii..iya..Mbak gatau kenapa jadi gatel gini”

JLEB….masuk hamper semua batang kontol di memeknya yang sudah basah.

“Ohh..MANTEP Mas..ngganjel tenan…SSHHHH”

“Iya Mbak, memek Mbak juga kesat, Mbak niat ya mau langganan sama aku”

“SSHHH…terserah kamu Mas e” dia jadi memanggilku mas e. Seperti ceritanya kemarin seusai kami berhubungan, dia memang membutuhkan perhatian tidak Cuma kiriman. Membutuhkan komunikasi yang intens untuk mengisi hari harinya.

Persetubuhan sangat panas, sudah tidak ada canggung lagi.

.......

Week end.
mbaak ,,, malah ketagihaan mbaaknya...
 




Para suhu seiklim, ijinkan saya menyelesaikan bagian dengan Mbak Surti sebelum ke yang lain.


“SSHHH…terserah kamu Mas e” dia jadi memanggilku mas e. Seperti ceritanya kemarin seusai kami berhubungan, dia memang membutuhkan perhatian tidak Cuma kiriman. Membutuhkan komunikasi yang intens untuk mengisi hari harinya.

Persetubuhan sangat panas, sudah tidak ada canggung lagi.
..........

SLEB...SLEEBBB..SLEEEBBB..SLEBBBB...

"Sshh..Mbak sudah pernah doggy?"

"Doggy opo?"

"Coba Mbak badannya nungging"

Mbak Surti nurut saja, saat dia membalikan badan kemudian menungging, bentukan tubuhnya khas sekali wanita kampung. Tidak seramping cewek erobik, tidak juga gemuk karena biasanya mereka pekerja keras. Dan keringatnya membalut tubuh menjadi nampak segar, selain aroma wanitanya yang khas sedikit asem bercampur wangi sabun mandi, layaknya arabica. Tapi tidak salah, karena banyak juga yang suka arabica daripada robusta apalagi mocacino.

Aku mengelap lubangnya yang sudah becek lelehan cairan yang juga meleleh disekitaran lubangnya.

"Mbak coba rasain, ada bedanya ga"
Pelan pelan kumasukan..SLEEB.....menjepit sekali..!

"Ohh..jadi seret..Adduduh.."
"Kenapa Mbak, sakit kah?"
"Sedikit.."

Kutarik lagi, kumasukan lagi pelan pelan..beberapa kali perlahan cairannya mulai membantu kontol ku masuk gua nya.

"Sshhhh...kerasa banget Feb..!"

Aku yang juga keenakan menikmati jepitan hangat lubang Mbak Surti, menaikan tempo tusukan. Kontol keluar masuk lubang dengan sensasi gesekan atau cengkraman lembab tepatnya.

"Enak banget Mbak..."

"Acchh....occchh..iya Mas. Kamu gagah pisan Mas"

Aku lumayan bangga disanjungnya,

"Yang gagah aku apa kontolku Mba?"

"Sshhh..dua duanya Mas..ohhhssss."

Memang, kalau pada orientasi sex yang sering kita khayalkan, kontol bisa ngaceng maksimal. Bagaimana jika tubuhnya, bentuknya, sensasinya, yang selama ini hanya jadi bahan khayalan, namun bisa terwujud. Meremasnya, menghisapnya, menciumnya, bahkan kontol yang sudah ngaceng maksimal bisa masuk dihisap lubang kenikmatan orang yang dikhayalkan. Kenikmatannya membuat pengen crot sampai habis.

"Enak kan sambil nungging? Ini yang namanya doggy"

"Ssshhh...ii..iya Mamas..dogy enak banget"

"Doggy itu artinya anjing lho Mba. Jadi gaya anjing kalau lagi kawin"

"Ssshhh..Mamase saru, jorok..sshhh"

"Jorok apa enak mbak..sshhh"

"Enak Mass..***ya asu enak..ssshhh..kita kaya anjing kawin..sshhh"

"Osshhh...iya Mbak, kowe seperti betina ku Mbak..sshhh"

"Iya Mas..assu...enak tenan Mas...Mass...aku..sshhh aku keduten Mas..."

Memek basah hangatnya berkedut kedut meremas kontolku yang membikin aku...

"Ssshhh..aku juga Mbak...aku pengen mejuhin kowe..sshhh"

Lalu kucabut, kontolku..CRROOTTT...CRROOTTT..dipunggung dan pantatnya. Sebentar tidak sampai setengah jam, namun pejuh yang keluar kok banyak sekali.

"Mas Febry.."

"Iya Mbak.."

Lalu Mbak Surti memeluk ku, kemudian diam menikmati pelukan.

"Mas.."
"Ya.."

"Aku ni ga bener ya"

Aku paham, dia sedang merasa bersalah.

"Mbak Surti, sebelumnya aku minta maaf. Aku yang salah sudah begini sama Mbak Surti. Tapi Mbak Surti harus percaya, aku begini bukan karena aku jahat sama Mbak Surti. Aku akan bantu apa saja yang Mbak Surti perlukan. Dan aku ga akan memandang Mbak Surti wanita yang ga baik, aku tetap akan menganggap Mbak Surti seperti sodara seperti biasanya"

Mbak Surti terdiam..Nampaknya dia sedang berpikir, minimal mengurangi rasa bersalahnya.

"Yah meskipun aneh juga Mbak"kataku mulai bercanda.

"Aneh gimana Mas?"

"Ya aneh, masa sama sodara mesum.hehehe"

Mbak surti mencubit perutku,genit.

"Icchh..Mas Febri ki lho..ngledek terus.. tapi makasih ya, Mbak ga munafik Mbak juga menikmatinya. Mbak percaya kok Febri orangnya baik"

"Juga ada lagi yang aneh Mbak"

"Apa?"

"Masa Mbak Surti yang jauh lebih tua, manggil aku Mamas.hihihi"

"Ya gapapa, kan kamu cowok"

"Masalahnya nadanya beda Mba..seperti.."

"Beda gimana sih"

"Beda..kaya genit genit manja gitu.hehehe. jadi keliatan kalau Mbak puas"

"Iihhh..kamu ni ada ada aja...!"

.........

Wanita kalau puas, bisa jadi buas.


Aku dan Mbak Surti makin dekat. Dekatnya tubuh bisa mendekatkan hati. Dari mata turun ke konti naik lagi ke hati. Namun tidak juga sering atau sembarangan dalam bercinta. Kami tidak bisa segila cerita cerita atau di kota kota. Di kampung tetap ada batasan batasan, yang paling jelas harus waspada pada mulut tetangga. Karena nuansa di desa adalah kekeluargaan dan sangat memperhatikan norma sosial.

Siang itu setelah dua hari yang lalu "membantu Mbak Surti Nyetrika" hehehe..
Aku yang ga ada kerjaan maen ke rumahnya. Di halaman rumah, Budhe Narti sedang bersama si kecil anaknya Mbak Surti.

"Assalamualaikum Budhe"
"Waalaikumsalam.."

"Wah Ika nurut ya sama Budhe"

"Iya lah Feb, sejak lahiran pas baru lahir kan Budhe yang merawatnya. Si Surti masih pakai kemben, Anto sebulan lahiran berangkat ke Jakarta lagi"

"Iya..ya syukurlah Budhe.. Eh ini Budhe, kemarin aku bikin wedang jahe, tapi kok rasanya ada pahitnya ya"
"Lah kok bisa pahit, kamu campur apa"

"Setahuku si jahe semua Budhe..apa aku salah ya, bukan jahe..makanya aku pengen minta tolong Mbak Surti buatin. Lagi dirumah Budhe?"

"Oalah cah bagus, berarti ketuker sama temulawak mungkin.. itu Surti lagi nyuci piring didalam"

"Yasudah saya kedalam dulu Budhe.."

Rumahnya habis di pel, masih agak basah. Mbak Surti memang kalau ga lagi ada yang minta tolong nyetrika biasanya dirumah saja.

Aku ke dapur, jalan pelan pelan.

Mbak Surti nampaknya sudah selesai cuci piring. Aku mengecek belakang, Mbak Surti sedang mengambil handuk dari jemuran, mau mandi.

Lalu aku sembunyi ke kamar mandi.
Begitu Mbak Surti masuk...

"Astaga Febryyy!!"kagetnya.

"Hehehe..kaget ya.."

"Dasar kamu ya, mau ngapain, Mbak mau mandi dulu"

"Wah makin cantik saja Mbak nih"

"Ojo aneh aneh ah, habis jadi babu keringetan gini dibilang cantik"

Aku mendekat, benar. Aroma keringatnya menyeruak. Dasternya juga agak basah karena keringatnya.

"Seger tenan baunya Mba.."aku menghirup leher belakangnya.

"Iisshh..ada Ibuk di depan. Lagian bau asem gini"

"Baunya penambah gairah Mbak..sshh"

"Mbak tunggu bentar ya, jangan mandi dulu. Nanti aku balik lagi"kataku.

Lalu aku kedepan.

"Budhe, aku pulang dulu ya"

"Lah gimana katanya mau dibuatin wedang jahe"

"Iya nanti sore aja gapapa Budhe"kataku.

Lalu aku keluar halaman rumahnya, mencari jalan lain memutar ke belakang rumah Mbak Surti.

Lewat belakang aku ke kamar mandi.

"Mbak..Mbak Surti, kok ditutup.."kataku berbisik.

Lalu Mbak Surti membukakan pintu, dia sudah buka baju.

"Apa Mas..Mbak mau mandi dulu"

"Ssttt.."

Lalu aku masuk bersama Mbak Surti di dalam kamar mandi.

Didalam aku langsung menciumnya, memeluknya dalam keadaan berdiri. Mbak Surti mendesis, sesaat kemudian melepas ciuman.

"Feb..ada Ibuk di depan.."ktanya lirih.

"Tenang saja Mba, aku td lewat belakang. Aku pamitan pulang lalu kesini diam diam. Budhe gatau aku disini"

Lalu Mbak Surti menggenggam kontolku yang mulai ngaceng.

"Dasarrrrr bocah nakalll"dia membetotnya.

"Duhh..sakit Mbaa"
"Salah sendiri bikin punya Mbak sakit juga"

Dia cerita, setelah doggy style kemarin, setelah ngentot masih terasa pegal.

"Mbak katanya mau mandi, badan belum basah tp ini kok malah udah basah"godaku memainkan itilnya.

"Ssshh...Udah Feb..nanti Mbak teriak lho...sshh"

"Mbak mau teriak apa mau mendesahh.."makin cepat kumainkan itilnya.

"Ssshhhh..oohhh..."pekiknya.

"Udah keluar sana"Mbak Surti seperti sudah tidak mampu menahan birahi.

"Oke, aku tunggu di kamar Mbak ya"

Memang kondisi tempat tidak memungkinkan, maklum kamar mandi di desa lain dengan kamar mandi di kota. Dengan celah lubang disana sini. Airnya juga menimba dari sumur.
Sebelum keluar kamar mandi, aku sempat mengecup Mbak Surti sekali. Tengak tengok barangkali Budhe sudah di rumah. Aman, aku jalan mengendap endap ke kamar Mbak Surti.
Didalam kamar yang pintunya hanya ditutupi korden, aku tiduran menunggunya dengan rasa berdebar debar. Sudah tidak sabar menanti bongkahan pantat Mbak Surti sayang.

Beberapa saat, Mbak Surti datang. Dia yang sudah selesai mandi, hanya memakai handuk yang jelas malah membikin aku makin horni. Badannya mengkilat setengah basah. Lekuk tubuhnya yang natural alami seakan seperti makanan empuk yang siap dihidangkan.

Lalu Mbak Surti menghampiriku,

"Feb, kita mau begituan disini?"

"Aku benar benar terangsang lihat Mbak Surtiku sayang begini..Mbak cantik banget"rayuku.

"Tapi kan ada Ibuk didepan........"

"Aman Mbak..tadi aku intip, Budhe sudah ga di halaman, jalan jalan mungkin momong Ika"jawabku.

Kemudian Mba Surti jadi pasrah saat aku mulai menggerayangi tubuhnya yang berbalut handuk. Semerbak wangi tubuhnya membuatnya makin terasa nikmat.. Mbak Surti kurebahkan dikasur, handuknya menjadi alas. Mbak Surti mendesah. Mbak Surti menikmati. Aku senang menuju kepuasan akan kenikmatan ini.


"Ssshh..geli Mas.."

"Geli geli enak ya Mbak.."

"Kontolmu ngaceng banget Mas.."

"Iya Mbak, harus ngaceng banget biar Mbak Surti puas.."

"Mbak selalu puas Mas..apalagi sekarang kamu meniduri Mbak di ranjang Mbak sama suami..seolah kamu mengisi kekosongan Mbak"

"Aku akan selalu mengisi kekosongan hati Mbak, sepaket dengan kekosongan ini nya Mba"kataku sambil menusukan jari ke lubangnya yang mulai lengket.

"Mas ngisinya penuh banget.."

"Ssshhhh....Mas..."desahnya.

"Ssshhhh....ohhhssss .."

"Kapan mau diisi Mas...aku sudah gatel banget..masukin Mas.."

Aku memposisikan diri. Merayap diatas tubuhnya yang wangi. Ciuman di leher menjelajah sampai telinga kembalinke bibir basahnya. Dadaku yang menekan dada kenyalnya. Sementara kontol tegang pelan memposisikan di sarang kemaluannya..

SLEEBBB....

"Oucchhh..."

SLEBBBBBB...SLLEBBB...

"SSSHHH..OOOHHHSSSHH..."

"Enak Mbak?"

"He eh"

SLEBB..SLEBB..Gerakan maju mundur oelan yang dalam menembusi memek cantiknya.

"SsHHHHHHSSSHH.....nikmat banget Mas...nikmat banget .."

Saat tanganku meraba itilnya,

"Sssshhhh....Ampun Mass....nikmat banget...."
Genjotan yang diiringi dengan pijatan lembut di itilnya, berhasil menaikan birahi nya.

SLEBBBB..!SLEEBBB!!! Tusukanku mulai dalam, mengejar kenikmatan lebih.

"Ouccchhhhh...Mamas..."

SLLEBBBB..SLEBBBBB!!!!!

"OSSHHHHHHSSHHHHHHHH.....!!!!"

"Terus Mas..sodok an Mas nikmat..ssshhhh"

"Ahh..ahh...ahhhhh...Mamasss...aku keluarrr..."

Serrrr...srrr.....

Kudiamkan, merasakan empotan jepitan memeknya saat dia orgasme. Kontol serasa dipijat lubang basah yang hangat.
Kemudian aku berguling ke sampingnya.

" Ya ampun..Mas Febry keringetan banget"

"Keringat bercinta Mbak, aku puas melihat Mbak Surti klimaks.."

Cupphh.. Mbak Surti mengecup bibirku.

"Sekarang boleh kan, giliran aku yang pengen klimaks juga Mba?"

"Boleh sayang..silakan nikmati tubuh Mbak ini.."

Dari samping, dengan view pantat bulat Mbak Surti, kontolku memasuki lubang kenikmatannya.

"Seret Mas"

"Iya dari samping njepit banget Mbak.."
"Ini namanya gaya apa Mas?"tanyanya.

"Ini namanyaa..***tau Mba.***ya kontol 8 mungkin Mba"
"Ssshh..kerasa banget Mas.."

"Ssshh..iya makin rapet Mba.. makanya semar mesem, soalnya kontolku serasa dijepit jepit..ssshhh"

Keluar masuknya kontol, makin lama makin dalam. Cairan putih menandakan memeknya menikmati persetubuhan ini.

"Ssshhh....aaahahhhh...Mbak..aku nanti jadi cepet keluar lho.."

"Ooouhhh...iya..Mamas..kaya nabrak sesuatu ya...sshhh ngilu Mas..."

"Biarin Mba..sssshhh..nikmat banget kontolku nyiumin bibir rahim Mbak...sshhhh"

"Ssshhh..iya Mass...Sumpah nikmat banget....ssshhh"

"Oohhhsss..Mbakk aku pengen keluar..boleh ga keluar didalem..pengen ngrasain klimaks dalam jepitan memek..."

"Ssshhhh....Mass..."Mbak Suti cuma mendesis..
"Boleh Mbak?"

"Ssshhh....Mbak takut hamil Mass.."

Plak..Plak..aku menampar pantatnya..

"Sshh..biarin Mbak..biar orang tahu Mbak jauh dari suami tapi hamil.."

"Ssshh..jangan Mass..nanti aku dikira cewek ga bener...ssshh" Mbak surti malah makin liar.

"Ssshh..iya. Ga ada suami tapi hamil, Mbak dipake orang lain..ssshhh..sumpah Mbakkk..enak banget..."

Saat itu, sensasi dari persetubuhan terasa sangat panas..

Tiba tiba tanpa kami sadari ..

"YA AMPUN SURTI! FEBRY!!"

Aku kaget! Kaget setengah mati!

Budhe.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd