Para suhu seiklim, ijinkan saya menyelesaikan bagian dengan Mbak Surti sebelum ke yang lain.
“SSHHH…terserah kamu Mas e” dia jadi memanggilku mas e. Seperti ceritanya kemarin seusai kami berhubungan, dia memang membutuhkan perhatian tidak Cuma kiriman. Membutuhkan komunikasi yang intens untuk mengisi hari harinya.
Persetubuhan sangat panas, sudah tidak ada canggung lagi.
..........
SLEB...SLEEBBB..SLEEEBBB..SLEBBBB...
"Sshh..Mbak sudah pernah doggy?"
"Doggy opo?"
"Coba Mbak badannya nungging"
Mbak Surti nurut saja, saat dia membalikan badan kemudian menungging, bentukan tubuhnya khas sekali wanita kampung. Tidak seramping cewek erobik, tidak juga gemuk karena biasanya mereka pekerja keras. Dan keringatnya membalut tubuh menjadi nampak segar, selain aroma wanitanya yang khas sedikit asem bercampur wangi sabun mandi, layaknya arabica. Tapi tidak salah, karena banyak juga yang suka arabica daripada robusta apalagi mocacino.
Aku mengelap lubangnya yang sudah becek lelehan cairan yang juga meleleh disekitaran lubangnya.
"Mbak coba rasain, ada bedanya ga"
Pelan pelan kumasukan..SLEEB.....menjepit sekali..!
"Ohh..jadi seret..Adduduh.."
"Kenapa Mbak, sakit kah?"
"Sedikit.."
Kutarik lagi, kumasukan lagi pelan pelan..beberapa kali perlahan cairannya mulai membantu kontol ku masuk gua nya.
"Sshhhh...kerasa banget Feb..!"
Aku yang juga keenakan menikmati jepitan hangat lubang Mbak Surti, menaikan tempo tusukan. Kontol keluar masuk lubang dengan sensasi gesekan atau cengkraman lembab tepatnya.
"Enak banget Mbak..."
"Acchh....occchh..iya Mas. Kamu gagah pisan Mas"
Aku lumayan bangga disanjungnya,
"Yang gagah aku apa kontolku Mba?"
"Sshhh..dua duanya Mas..ohhhssss."
Memang, kalau pada orientasi sex yang sering kita khayalkan, kontol bisa ngaceng maksimal. Bagaimana jika tubuhnya, bentuknya, sensasinya, yang selama ini hanya jadi bahan khayalan, namun bisa terwujud. Meremasnya, menghisapnya, menciumnya, bahkan kontol yang sudah ngaceng maksimal bisa masuk dihisap lubang kenikmatan orang yang dikhayalkan. Kenikmatannya membuat pengen crot sampai habis.
"Enak kan sambil nungging? Ini yang namanya doggy"
"Ssshhh...ii..iya Mamas..dogy enak banget"
"Doggy itu artinya anjing lho Mba. Jadi gaya anjing kalau lagi kawin"
"Ssshhh..Mamase saru, jorok..sshhh"
"Jorok apa enak mbak..sshhh"
"Enak Mass..***ya asu enak..ssshhh..kita kaya anjing kawin..sshhh"
"Osshhh...iya Mbak, kowe seperti betina ku Mbak..sshhh"
"Iya Mas..assu...enak tenan Mas...Mass...aku..sshhh aku keduten Mas..."
Memek basah hangatnya berkedut kedut meremas kontolku yang membikin aku...
"Ssshhh..aku juga Mbak...aku pengen mejuhin kowe..sshhh"
Lalu kucabut, kontolku..CRROOTTT...CRROOTTT..dipunggung dan pantatnya. Sebentar tidak sampai setengah jam, namun pejuh yang keluar kok banyak sekali.
"Mas Febry.."
"Iya Mbak.."
Lalu Mbak Surti memeluk ku, kemudian diam menikmati pelukan.
"Mas.."
"Ya.."
"Aku ni ga bener ya"
Aku paham, dia sedang merasa bersalah.
"Mbak Surti, sebelumnya aku minta maaf. Aku yang salah sudah begini sama Mbak Surti. Tapi Mbak Surti harus percaya, aku begini bukan karena aku jahat sama Mbak Surti. Aku akan bantu apa saja yang Mbak Surti perlukan. Dan aku ga akan memandang Mbak Surti wanita yang ga baik, aku tetap akan menganggap Mbak Surti seperti sodara seperti biasanya"
Mbak Surti terdiam..Nampaknya dia sedang berpikir, minimal mengurangi rasa bersalahnya.
"Yah meskipun aneh juga Mbak"kataku mulai bercanda.
"Aneh gimana Mas?"
"Ya aneh, masa sama sodara mesum.hehehe"
Mbak surti mencubit perutku,genit.
"Icchh..Mas Febri ki lho..ngledek terus.. tapi makasih ya, Mbak ga munafik Mbak juga menikmatinya. Mbak percaya kok Febri orangnya baik"
"Juga ada lagi yang aneh Mbak"
"Apa?"
"Masa Mbak Surti yang jauh lebih tua, manggil aku Mamas.hihihi"
"Ya gapapa, kan kamu cowok"
"Masalahnya nadanya beda Mba..seperti.."
"Beda gimana sih"
"Beda..kaya genit genit manja gitu.hehehe. jadi keliatan kalau Mbak puas"
"Iihhh..kamu ni ada ada aja...!"
.........
Wanita kalau puas, bisa jadi buas.
Aku dan Mbak Surti makin dekat. Dekatnya tubuh bisa mendekatkan hati. Dari mata turun ke konti naik lagi ke hati. Namun tidak juga sering atau sembarangan dalam bercinta. Kami tidak bisa segila cerita cerita atau di kota kota. Di kampung tetap ada batasan batasan, yang paling jelas harus waspada pada mulut tetangga. Karena nuansa di desa adalah kekeluargaan dan sangat memperhatikan norma sosial.
Siang itu setelah dua hari yang lalu "membantu Mbak Surti Nyetrika" hehehe..
Aku yang ga ada kerjaan maen ke rumahnya. Di halaman rumah, Budhe Narti sedang bersama si kecil anaknya Mbak Surti.
"Assalamualaikum Budhe"
"Waalaikumsalam.."
"Wah Ika nurut ya sama Budhe"
"Iya lah Feb, sejak lahiran pas baru lahir kan Budhe yang merawatnya. Si Surti masih pakai kemben, Anto sebulan lahiran berangkat ke Jakarta lagi"
"Iya..ya syukurlah Budhe.. Eh ini Budhe, kemarin aku bikin wedang jahe, tapi kok rasanya ada pahitnya ya"
"Lah kok bisa pahit, kamu campur apa"
"Setahuku si jahe semua Budhe..apa aku salah ya, bukan jahe..makanya aku pengen minta tolong Mbak Surti buatin. Lagi dirumah Budhe?"
"Oalah cah bagus, berarti ketuker sama temulawak mungkin.. itu Surti lagi nyuci piring didalam"
"Yasudah saya kedalam dulu Budhe.."
Rumahnya habis di pel, masih agak basah. Mbak Surti memang kalau ga lagi ada yang minta tolong nyetrika biasanya dirumah saja.
Aku ke dapur, jalan pelan pelan.
Mbak Surti nampaknya sudah selesai cuci piring. Aku mengecek belakang, Mbak Surti sedang mengambil handuk dari jemuran, mau mandi.
Lalu aku sembunyi ke kamar mandi.
Begitu Mbak Surti masuk...
"Astaga Febryyy!!"kagetnya.
"Hehehe..kaget ya.."
"Dasar kamu ya, mau ngapain, Mbak mau mandi dulu"
"Wah makin cantik saja Mbak nih"
"Ojo aneh aneh ah, habis jadi babu keringetan gini dibilang cantik"
Aku mendekat, benar. Aroma keringatnya menyeruak. Dasternya juga agak basah karena keringatnya.
"Seger tenan baunya Mba.."aku menghirup leher belakangnya.
"Iisshh..ada Ibuk di depan. Lagian bau asem gini"
"Baunya penambah gairah Mbak..sshh"
"Mbak tunggu bentar ya, jangan mandi dulu. Nanti aku balik lagi"kataku.
Lalu aku kedepan.
"Budhe, aku pulang dulu ya"
"Lah gimana katanya mau dibuatin wedang jahe"
"Iya nanti sore aja gapapa Budhe"kataku.
Lalu aku keluar halaman rumahnya, mencari jalan lain memutar ke belakang rumah Mbak Surti.
Lewat belakang aku ke kamar mandi.
"Mbak..Mbak Surti, kok ditutup.."kataku berbisik.
Lalu Mbak Surti membukakan pintu, dia sudah buka baju.
"Apa Mas..Mbak mau mandi dulu"
"Ssttt.."
Lalu aku masuk bersama Mbak Surti di dalam kamar mandi.
Didalam aku langsung menciumnya, memeluknya dalam keadaan berdiri. Mbak Surti mendesis, sesaat kemudian melepas ciuman.
"Feb..ada Ibuk di depan.."ktanya lirih.
"Tenang saja Mba, aku td lewat belakang. Aku pamitan pulang lalu kesini diam diam. Budhe gatau aku disini"
Lalu Mbak Surti menggenggam kontolku yang mulai ngaceng.
"Dasarrrrr bocah nakalll"dia membetotnya.
"Duhh..sakit Mbaa"
"Salah sendiri bikin punya Mbak sakit juga"
Dia cerita, setelah doggy style kemarin, setelah ngentot masih terasa pegal.
"Mbak katanya mau mandi, badan belum basah tp ini kok malah udah basah"godaku memainkan itilnya.
"Ssshh...Udah Feb..nanti Mbak teriak lho...sshh"
"Mbak mau teriak apa mau mendesahh.."makin cepat kumainkan itilnya.
"Ssshhhh..oohhh..."pekiknya.
"Udah keluar sana"Mbak Surti seperti sudah tidak mampu menahan birahi.
"Oke, aku tunggu di kamar Mbak ya"
Memang kondisi tempat tidak memungkinkan, maklum kamar mandi di desa lain dengan kamar mandi di kota. Dengan celah lubang disana sini. Airnya juga menimba dari sumur.
Sebelum keluar kamar mandi, aku sempat mengecup Mbak Surti sekali. Tengak tengok barangkali Budhe sudah di rumah. Aman, aku jalan mengendap endap ke kamar Mbak Surti.
Didalam kamar yang pintunya hanya ditutupi korden, aku tiduran menunggunya dengan rasa berdebar debar. Sudah tidak sabar menanti bongkahan pantat Mbak Surti sayang.
Beberapa saat, Mbak Surti datang. Dia yang sudah selesai mandi, hanya memakai handuk yang jelas malah membikin aku makin horni. Badannya mengkilat setengah basah. Lekuk tubuhnya yang natural alami seakan seperti makanan empuk yang siap dihidangkan.
Lalu Mbak Surti menghampiriku,
"Feb, kita mau begituan disini?"
"Aku benar benar terangsang lihat Mbak Surtiku sayang begini..Mbak cantik banget"rayuku.
"Tapi kan ada Ibuk didepan........"
"Aman Mbak..tadi aku intip, Budhe sudah ga di halaman, jalan jalan mungkin momong Ika"jawabku.
Kemudian Mba Surti jadi pasrah saat aku mulai menggerayangi tubuhnya yang berbalut handuk. Semerbak wangi tubuhnya membuatnya makin terasa nikmat.. Mbak Surti kurebahkan dikasur, handuknya menjadi alas. Mbak Surti mendesah. Mbak Surti menikmati. Aku senang menuju kepuasan akan kenikmatan ini.
"Ssshh..geli Mas.."
"Geli geli enak ya Mbak.."
"Kontolmu ngaceng banget Mas.."
"Iya Mbak, harus ngaceng banget biar Mbak Surti puas.."
"Mbak selalu puas Mas..apalagi sekarang kamu meniduri Mbak di ranjang Mbak sama suami..seolah kamu mengisi kekosongan Mbak"
"Aku akan selalu mengisi kekosongan hati Mbak, sepaket dengan kekosongan ini nya Mba"kataku sambil menusukan jari ke lubangnya yang mulai lengket.
"Mas ngisinya penuh banget.."
"Ssshhhh....Mas..."desahnya.
"Ssshhhh....ohhhssss .."
"Kapan mau diisi Mas...aku sudah gatel banget..masukin Mas.."
Aku memposisikan diri. Merayap diatas tubuhnya yang wangi. Ciuman di leher menjelajah sampai telinga kembalinke bibir basahnya. Dadaku yang menekan dada kenyalnya. Sementara kontol tegang pelan memposisikan di sarang kemaluannya..
SLEEBBB....
"Oucchhh..."
SLEBBBBBB...SLLEBBB...
"SSSHHH..OOOHHHSSSHH..."
"Enak Mbak?"
"He eh"
SLEBB..SLEBB..Gerakan maju mundur oelan yang dalam menembusi memek cantiknya.
"SsHHHHHHSSSHH.....nikmat banget Mas...nikmat banget .."
Saat tanganku meraba itilnya,
"Sssshhhh....Ampun Mass....nikmat banget...."
Genjotan yang diiringi dengan pijatan lembut di itilnya, berhasil menaikan birahi nya.
SLEBBBB..!SLEEBBB!!! Tusukanku mulai dalam, mengejar kenikmatan lebih.
"Ouccchhhhh...Mamas..."
SLLEBBBB..SLEBBBBB!!!!!
"OSSHHHHHHSSHHHHHHHH.....!!!!"
"Terus Mas..sodok an Mas nikmat..ssshhhh"
"Ahh..ahh...ahhhhh...Mamasss...aku keluarrr..."
Serrrr...srrr.....
Kudiamkan, merasakan empotan jepitan memeknya saat dia orgasme. Kontol serasa dipijat lubang basah yang hangat.
Kemudian aku berguling ke sampingnya.
" Ya ampun..Mas Febry keringetan banget"
"Keringat bercinta Mbak, aku puas melihat Mbak Surti klimaks.."
Cupphh.. Mbak Surti mengecup bibirku.
"Sekarang boleh kan, giliran aku yang pengen klimaks juga Mba?"
"Boleh sayang..silakan nikmati tubuh Mbak ini.."
Dari samping, dengan view pantat bulat Mbak Surti, kontolku memasuki lubang kenikmatannya.
"Seret Mas"
"Iya dari samping njepit banget Mbak.."
"Ini namanya gaya apa Mas?"tanyanya.
"Ini namanyaa..***tau Mba.***ya kontol 8 mungkin Mba"
"Ssshh..kerasa banget Mas.."
"Ssshh..iya makin rapet Mba.. makanya semar mesem, soalnya kontolku serasa dijepit jepit..ssshhh"
Keluar masuknya kontol, makin lama makin dalam. Cairan putih menandakan memeknya menikmati persetubuhan ini.
"Ssshhh....aaahahhhh...Mbak..aku nanti jadi cepet keluar lho.."
"Ooouhhh...iya..Mamas..kaya nabrak sesuatu ya...sshhh ngilu Mas..."
"Biarin Mba..sssshhh..nikmat banget kontolku nyiumin bibir rahim Mbak...sshhhh"
"Ssshhh..iya Mass...Sumpah nikmat banget....ssshhh"
"Oohhhsss..Mbakk aku pengen keluar..boleh ga keluar didalem..pengen ngrasain klimaks dalam jepitan memek..."
"Ssshhhh....Mass..."Mbak Suti cuma mendesis..
"Boleh Mbak?"
"Ssshhh....Mbak takut hamil Mass.."
Plak..Plak..aku menampar pantatnya..
"Sshh..biarin Mbak..biar orang tahu Mbak jauh dari suami tapi hamil.."
"Ssshh..jangan Mass..nanti aku dikira cewek ga bener...ssshh" Mbak surti malah makin liar.
"Ssshh..iya. Ga ada suami tapi hamil, Mbak dipake orang lain..ssshhh..sumpah Mbakkk..enak banget..."
Saat itu, sensasi dari persetubuhan terasa sangat panas..
Tiba tiba tanpa kami sadari ..
"YA AMPUN SURTI! FEBRY!!"
Aku kaget! Kaget setengah mati!
Budhe.