Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Geliat Desa, Sisi Lain Yang Terbuka

Kembali ke alur cerita.

Ita yang pertama. Seorang wanita 25 an tahun yg mengajari remaja lulus SMA. Mbak Surti wanita dewasa. Setelah mendapat ilmu dari Ita, Mbak Surti adalah penjelajahan atas obsesi yang dulu tidak pernah berani dilakukan. Lalu Reni, seumuran namun seorang janda yang seolah mengajak mengekspresikan sex. Dan terakhir...ada.

True.

Saat itu aku awal awal bekerja. Juga kuingat awal awal bomingnya BBM messenger. Setengah gajiku bisa kubelikan Blackbe**y.
Kejadian

Sekali lagi, BU RT hanyalah cerita. Imajinasi saja.

Aku mengenalnya dari suatu pertemuan yang biasa saja. Teman dari temanku. Namanya Lia (nama samaran).

Mengapa aku tertarik padanya?
Ita gadis lugu yang umurnya beberapa tahun lebih muda dariku. Aku saat itu ingin mulai menata masa depan. Ingin fokus pada pekerjaan serta menghindari hal hal negatif. Apalagi pasca sebelumnya dengan Ita dan Mbak Surti.
Hingga suatu ketika saat sedang apel malam minggu di rumahnya, Mama nya duduk di depan teras denganku.

“Feb, kamu tahu kalau Lia itu anak terakhir mama. Mama sudah single parent. Tolong kalau kamu serius dengannya, kamu bicarakan dengan orang tua. Lamar dia”

Duaarrr..!!

Aku kaget sekali saat itu. Hubungan yang baru seumur jagung, hubungan yang sedang mekar mekarnya. Mengapa harus seperti itu. Mengapa tidak dijalani saja dulu, toh aku sudah berkomitmen akan menjalani dengan baik. Toh aku sudah menjelaskan pada beliau aku menyukainya karena orangnya yang baik, bukan semata fisiknya.

Sejak saat itu hubungan yang semula seperti angin sepoi sepoi, menjadi mulai beban. Aku bukannya tidak serius, hanya saja menunggu waktu yang tepat. Siap secara mental maupun materi, paling tidak itu.

Kalau boleh menyalahkan, beban beban itulah yang membuat perlahan hubungan yang tertekan mencari cari kesenangan. Dulu saat pacaran hanya diisi dengan jalan jalan dan berbagi isi hati maupun pikiran. Dulu saat jalan jalan yang dicari adalah pemandangan, yang menyejukan hati. Dulu saat berdua yang dibicarakan adalah gambaran masa depan.

Perlahan….

Berawal saat aku kerumahnya, dan Mama nya masih di kantor sebagai bidan. Kusampaikan apa yang dibicarakan Mama nya pada ku malam itu.

“Sayang, menurutmu apa aku tidak serius padamu?”tanyaku saat itu.

“Kenapa memangnya Mas?”

“Mama, ingin agar aku bicara pada orang tua. Mama ingin aku melamarmu sebagai bukti keseriusan.”jelasku.

Responnya pun tidak jauh beda dengan Mamahnya. Meskipun Lia lebih memahami kondisi kami.

“Wah..kapan Mamah bilang begitu Mas?”

“Ya Mas gimana?”tanya dia balik.

“Ya aku..aku ingin kita berjalan apa adanya dulu saja. Aku ingin jauh mengenalmu, dan akupun ingin mempersiapkan diri kedepan”jawabku.

“Ya tapi Mas serius padauk kan? Tidak main main denganku?”tanyanya.

“hmmmmm”jawabku tersenyum kecut.

“Kalaupun kedepan aku tidak dengan kamu, paling tidak hal hal positif kita dapat dari hubungan kita. Jodoh kita ga tahu”jawabku.

Dari jawabanku itu, malah membuatnya seperti mamahnya. Mungkin begitulah Wanita. Kalau berpikir, mengutamakan perasaan. Teralu mengutamakan perasaan.

“Menurutku sih Mas, ya kalau memang Mas serius, ada benarnya juga. Ya tunangan saja dulu gak apa”jawabnya.

Memang belum lama kenal, dan tidak terlalu memahami. Menyelami secara utuh kehidupan masing masing. Aku yang awalnya mungkin pria biasa biasa saja, namun saat sudah bisa bekerja, selain mempersiapkan diri menabung untuk masa depan, juga ada keinginan untuk memberikan sesuatu, membalas kebaikan orang tua selama ini. Hal itulah yang agaknya sulit untuk didiskusikan.

Sampai akhirnya malam itu, untuk pertama kalinya dalam hubungan kami bertengkar, dan langsung mempermasalahkan hal besar itu. Diakhiri dengan berniat menyudahi hubungan ini.


Beberapa hari setelah itu..

Bunga bunga yang sedang mekar, terlalu indah untuk cepat layu. Maka benih benih sayang itu, mulai memunculkan rasa kangen, rasa rindu apabila harus layu secepat ini.

Ting…
Suara bbm masuk, dari Lia.

“Mas, sehat?”katanya.

“Alhamdulillah.Kamu bagaimana?Ucapku dengan senang hati, akupun menyimpan rindu.

“Aku bulan depan mulai bekerja di xxxxxxxxxx Mas..”kemudian dia menceritakan semuanya, hingga Panjang obrolan bb, kala itu. Yang akhirnya menyaampaikan perasaan masing masing yang masih sayang.

Esoknya di hari minggu, akupun ke rumahnya, sekalian berniat jalan jalan untuk refreshing.
Sesampainya dirumahnya, Mamahnya yang membuka pintu. Singkat kata, mamahnya malah Nampak kurang suka aku berhubungan lagi namun belum membawa orang tua untuk melamarnya. Akhirnya aku pun menjawab, dengan menjanjikan.

“Yasudah Mah, saya pikirkan lagi. Paling lama satu bulan Febri sudah membawa orang tua.”Kataku.

Dengan syarat itulah, akhirnya aku bisa jalan jalan dengannya ke wisata alam yang cukup terkenal di Banyu**s raya.

“Mas, beneran besok mau membawa orang tua kerumah?”tanya Lia.

“Mmmm..gimana ya, Mas butuh waktu untuk bicara pada orang tua”jawabku.

Dan pertengkaran kedua yang meskipun tidak hebat, terjadi disitu. Suasana yang biasanya sejuk saat ke tempat wisata, menjadi banyak diamnya. Sehingga tidak sampai satu jam disana, kami akan pulang. Di perjalanan pun, suasana agak kaku.

Hingga sampai di rumahnya. Disitulah awal mula bibit bibit muncul. Saat pulang kerumahnya, ternyata Mamahnya sedang pergi. Di ruang tamu, kami masih banyak diam, kaku. Dan justru pertengkaran terjadi lagi.

“Mas, aku benar benar sudah sayang kamu. Kenapa begitu sulitnya bagi Mas tunangan saja. Akupun sudah kerja, sudah siap”

“Bukan begitu sayang, jangan tergesa gesa. Kita jalani dulu”jawabku. Kemudian aku menceritakan keseluruhan apa yang menjadi bebanku. Hingga dia akhirnya mulai bisa memahami.

Dan suasana yang setelah bertengkar itu..membuat suasana menjadi lebih intim. Saat itulah, awal pertama aku berciuman dengannya. Hal yang aku tidak sangka adalah, dia baru pertama kali berciuman.

“Mas..ini pertama kalinya aku berciuman, sebelumnya dengan mantanku, aku hanya pernah bergandengan tangan. Ini Karena aku sayang kamu Mas.. “kata dia.

Saat itu, ciuman itu seperti menjadi penyemangat baru dalam menghadapi hubungan kami, khususnya salah satu yang besar tekanan dari Mamahnya.

………………………………….

Hari-hari esoknya, kami lebih dekat, dan bersama sama menjelaskan kepada Mamahnya apabila ditanya, meskipun Mamahnya pun belum mau seratus persen menerima.

Namun hal tidak baiknya, saat ada sedikit masalah kami menjadi mudah untuk berciuman. Yang lama kelamaan bertambah menjadi berciuman sambil berpelukan. Yang kemudian berlanjut sampai menggesek gesekan sambil berciuman.

Saat itu seperti biasa, Mamahnya yang seorang bidan kadang dapat tugas piket malam. Dan karena masalah kecil, kami berciuman di ruang tamu rumahnya. Karena nafsu yang mulai timbul, bagaimanapun juga usia saat itu yang bukan remaja lagi, pastinya ada nafsu. Aku memeluknya dalam keadaan berdiri, dan kami berciuman dengan dia bersandar di tembok ruang tamu. Lia habis dari kamar mandi, sebelum dia duduk aku menghampiri dan melanjutkan ciuman sebelumnya. Dalam keadaan berdiri, burungku juga mulai berdiri dan kurasa Lia pun mengetahui.

“Mas….Mas ga akan lebih dari ini kan?”tanya Lia disela sela ciuman, saat dia merasakan gesekan burungku.

Aku hanya menjawab”Aku sayang kamu Lia..”kemudian menciumnya lagi.

Ciuman yang awalnya lembut menjadi memanas..dan secara otomatis, burungku menekan nekan bawah perutnya sementara dadaku menekan dadanya. Rupanya Lia pun terpancing nafsunya.

“Mas..aku juga sayang kamu”kata dia sayu.

Tanpa ada penolakan, aku merebahkannya di sofa. Dimulai lagi dari ciuman dalam keadaan tiduran, perlahan posisi kami saling tindih. Dan saat tonjolan burungku menekan kemaluannya dari luar celananya, dia sedikit mendesah.

Tidak lama, karena dia yang baru pertama kali seperti itu, buru buru menyadari.

“Mass..sudah ya..nanti kita kebablasan”kata Lia.

Aku yang tersadarpun menyudahi. Dan aku pulang dengan diiringi ciuman.

……………………

Namun….dari ciuman..beranjut pelukan, berlanjut gesekan..menjadi bahan obrolan di bbm an menjadi langkah selanjutnya yang tidak baik. Dalam chat, kami menjadi mulai bercanda hal hal yang dewasa.

“Maaf sayang, tadi Mas kelewatan..Mas terbawa suasana”Kataku merasa bersalah mengingat kejadian tadi siang.

“Iya Lia takut Mas..”

“Iya besok jangan diulangi lagi ya, sampai kita nikah”jawabku.

“Iya Mas..”

“Mas sudah pernah?”

“pernah apa?”tanyaku memperjelas.

“Ya pernah begituan”jawabnya.

“Begituan gimana sayang?”tanyaku mulai sedikit nakal.

“Masa perlu dijelasin. Sebel ah..”balas Lia.

“Biar ga salah paham kan sayang..”

“Ooo..kalau gitu, berarti pernah ya?”selidiknya.

“Belum sayang, Mas paling-paling berciuman”jawabku bohong, Aku tidak mau dia tahu secepat ini.

“hmm..tapi tadi Mas kaya nafsu banget”balas Lia.

Aku pun tidak menjawabnya, mengalihkan perhatian hingga kami tertidur.

…………………………..

Remas.

Bisa jadi, sekarang kami lama lama mulai terbiasa. Yang awalnya berciuman, berpelukan, bergesekan, kini mulai ke tingkat lebih. Meremas payudaranya.

Dari sini aku gambarkan, Lia memiliki tubuh yang cukup tinggi untuk ukuran Wanita. Posturnya pun saat itu, tidak gemuk juga tidak kurus. pantatnya yang cukup..kemudian payudaranya pun cukup saja.

Saat kesempatan datang, saat Mamahnya piket, kami tidak pernah melewatkan ritual itu. Saat pertama beranjak dengan sengaja meremas payudaranya, kali pertama disingkirkan tanganku. Dengan seiring memanasnya ciuman dan gesekan, remasan dia biarkan, yang berhasil membuatnya lebih, bisa dibilang horni yang sebenarnya. Apabila kemarin horni malu malu atau takut takut. Kini sudah mulai bisa memegangnya langsung.

Saat itu, Lia memakai celana kain dia sepulang kerja. Lengkap dengan pakaiannya. Dari situ, pelan pelan kancing bajunya aku lepas. Payudaranya yang masih terbalut BH, Nampak begitu putih bersih.
“Aku malu Mas..”Katanya dengan menahan nafsu.

“Gak apa sayang..”

“Aku baru pernah..”kata dia lagi.

Aku meyakinkannya dengan menciumnya, maka remasan tanganku selanjutnya di dada perawannya yang belum pernah terjamah, membuatnya mendesah.

“Shh..sayang..”kata Lia.

“Sayang, nafsu ya”lanjutnya.

Aku terus meremasnya pelan yang membuatnya semakin naik.

“Mas….aku malu, payudaraku sekarang jadi keliatan besar..”

“Cuppp..aku sayang kamu..”kecupku.

Perkataan sayang, ungkapan sayang, menjadi semacam dalih dalam kami memaklumi perbuatan itu. Untuk Lia, ungkapan sayang dariku saat memeluknya membuatnya menjadi menerima saat kuremas dadanya. Bagi aku, ungkapan sayang darinya membuatku menepis rasa salahku padanya sudah melakukan hal sejauh ini pada Lia yang lugu.

Namun..karena dia menikmatinya, dan akupun serius dengannya. Menjadikan aku berani untuk terus berbuat lebih. Hingga suatu hari setelah suatu keadaan yang benar benar membuatku kacau.

“Febri..! Mamah sudah bilang kalau kamu tidak serius, buat apa kalian berpacaran. Janjinya sebulan, ini sudah hamper dua bulan. Kalau memang tidak serius, sudahlah. Mumpung kalian belum terlalu lama berpacaran.”Ucap Mamah ketus.

Tentu aku dan Lia memberi penjelasan ke Mamahnya. Namun itu semua seperti sia sia, karena Mamah Lia tidak mau merubah pendirian. Baginya kami hanya seperti remaja yang sedang dimabuk cinta. Membuat kami sedih sekaligus tersinggung.

Justru..hal itulah yang membuat kami sedikit membangkang. Kami tetap berhubungan meski diam diam. Cukup lama kami tidak berjumpa, sambil berharap Mamah mengerti. Hingga suatu hari, Lia bbm dengan emoticon menangis..

“Mas….maaf ya kalau selama ini Lia banyak salah..Maaf kalau Lia tidak bisa meneruskan cinta kita. Lia pamit Mas, kita jangan berhubungan lagi”pesan nya sore itu.

Ternyata, sore itu Mamah Lia mengenalkan Lia dengan seorang lelaki di teman kerjanya. Usianya lebih tua beberapa tahun dariku.

“pulang kerja, Mas kesitu”singkat cerita aku yang kalut menerima kabar itu, sepulang kerja ke rumah Lia.

Disana seperti drama, dimana Mamahnya melarangku menemui Lia. Akupun pulang dengan pikiran yang amat berkecamuk. Namun aku berhasil meyakinkan Lia, agar jangan pesimis dulu. Karena yang aku tangkap dari perkataan Mamah, lelaki itu pun belum akan langsung menikahi Lia.

………………….
Kejadian Minggu Siang.

Sesuatu yang dipaksakan, pasti memiliki hal tidak baik dibaliknya, entah besar atau kecil. Pada dasarnya dunia berjalan dan berputar dari sejak awal sampai sekarang dengan hukumnya sendiri, sementara manusia hanyalah bagian kecil darinya.

Setelah sekian lama tidak bertemu, Minggu siang itu saat Mamah lia piket, kami berencana akan ketemuan. Di rumahnya, untuk mengurangi resiko ketahuan dibandingkan kami pergi yang memakan waktu di perjalanan.

Saat bertemu, rasanya seperti sudah lamaaa sekali tidak jumpa. Rasanya senang sekali..
Disambut senyuman cantiknya, dia membukakan pintu untukku.

Disana kami mencurahkan segenap kerinduan dan melepaskan segala beban pikiran yang selama ini kami alami.

Hingga kami terbawa suasana dan berciuman.

“Aku kangen banget sama kamu Mas..”Ucapnya sedikit sendu.

“Aku juga sayang..rasanya sudah lama sekali tidak bertemu”kataku.

Kami pun berciuman Kembali dengan sangat lama. Yang lama lama Kembali berpelukan dan bergesekan.. sampai disitu tidak berhenti. Karena rasa cinta yang sedang subur suburnya, dengan adanya masalah masalah yang adam justru tambah subur. Menggebu gebu. Seperti dada kami yang merasakan gejolak cinta.


“Aku merasa dekat sekali saat kita begini Mas..”kata Lia lugu.

“Iya sayang, seperti kita sudah menikah saja rasanya. Sabar ya, Mas sudah bilang orang tua. Nanti setelah adik Mas lulus tahun depan, Mas akan melamar kamu”kataku.

“Tapi Mamah seperti sudah tidak sabar Mas..Memaksa aku agar lebih dekat dengan teman kantornya itu”kata Lia sedih.

Lalu kami Kembali berciuman..tenggelam dalam syahdunya rasa. Tenggelam dalam buaian nikmatnya perasaan mendalam saat tubuh kami bersentuhan. Merasakan debaran dada saat remasan demi remasan membuatnya mendesah. Dan kami benar benar tenggelam ke dalam buaian yang lebih dalam, saat di ruang tengah kami berpelukan, menindih hingga nafsu bergejolak hebat.
Tanpa disadari, aku sudah mencium putingnya. Puting yang merah muda belum pernah disentuh. Puting yang membuatnya menjadi lupa diri hingga posisi kami saat itu seperti sedang bersetubuh.

Kaosnya terangkat, BH nya sudah lepas, aku menjilatinya dengan rakus. Harum aroma payudaranya yang masuk ke hidungku, direspon oleh syaraf penciuman menjadi seperti aroma yang membangiktkan birahi tertinggi. Untuk pertama kalinya, aku melepaskan celanaku hingga aku menggeseknya dari luar celana nya yang tipis.

Saat itu akupun dapat merasakan lembabnya vagina meski masih terbalut celana. Terus kutekan tekan vagina itu dibawah sana, sementara ciuman bibir kami sudah bercampur dengan desahan desahan.

Selanjutnya….kejadian itu, seperti tanpa disadari dan terjadi cepat sekali. Dalam ciuman yang panas, aku dengan mudah menurunkan celana Lia berikut celana dalamnya. Terasa kehangatan sentuhan kontolku dengan vagina Lia yang basah. Gesekan gesekan secara langsung membuatnya tenggelam dalam sensasi yang baru pernah dirasakannya. Sampai pada satu Gerakan….

Kepala kontolku masuk ke celah vaginanya yang amat basah….

Darah merah….

Keluar saat kucabut….


Seketika kami seperti tersadar. Terpukul.

Aku, Febri tujuh bulan lalu aku berjanji.

Terkenang bayangan bayangan indah saat awal kami menjalani hubungan..

Terkenang bayangan niatku untuk memperbaiki diri..

Terkenang bayangan saat Mamahnya berharap agar aku menjaganya..

Aku tidak menyangka akan merusak Lia..Aku tidak menyangka akan mengambil kesucian nya….

Kulihat, tatapan mata Lia kosong….bulir air mata mengalir dari pelupuk mata indahnya….

Aku memeluknya.

“Sayang….maaf….aku sudah melakukan ini”kataku memeluknya.

“Sayang….aku tidak berniat seperti ini….”kataku lagi padanya..

Lia masih diam….Lia masih seperti kejadian ini hanya mimpi, dimana dia kehilangan perawan.

Detik detik saat itu terasa memang seperti mimpi. Melakukan sesuatu yang amat jauh, yang tidak pernah terbayangkan.

Lia melepas pelukanku, dia menatapku.

“Aku sayang kamu Mas. Aku rela. Semua sudah terjadi. Tolong, jangan pergi dari aku Mas..”

Tidak ada hal lain, selain kesedihan. Sampai saat aku di rumah, aku terus memikirkan dan menyesalinya….
 
mantap, cuman sayang drama pembobolan tdk diceritakan secara mendalam haha.. tp ya udah top dah. thk updatenye, lancrotkan Hu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd