Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Gelora Birahi Para Perempuan Desa

Selamat malam semuanya
bersama siapakah para warga di sini?
sudahkan ditemani makhluk berlubang? :D bokin, binor, wife, kalo ga cari di app anu

Turmina tahu bahwa Mbah Sroto adalah lelaki yang setia mengintipnya mandi. Turmina tidak marah namun ia justru merasakan kepuasan saat lelaki tua itu dengan tatapan penuh nafsu birahi mengintipnya mandi. Turmina senang menjadi perempuan idaman yang mampu menjadi imajinasi lelaki. Ia berangan-angan dijamah banyak lelaki sekaligus dan semua lubang di tubuhnya disesaki batang-batang keras dan panas. Oh pasti sungguh nikmat!
Ia berharap si mbah melihatnya sekarang!

Membayangkannya saja membuat liangnya menjadi becek. Daging empuk menonjol di selangkangannya menggembung dan memanas. Turmina menusukkan satu jarinya ke liang itu.

“Oooohhhwwhhhh!”

Merasa kurang puas dengan satu jari, Turmina menggunakan dua jarinya, namun kedua jarinya terlalu kecil. Tak bisa memenuhi rongga berwarna merah lunak basah yang telah berlumuran cairan. Akhirnya Turmina memasukkan kelima jarinya.

Turmina duduk di atas ember kayu berukuran besar yang tertutup. Ia mengangkat kedua pahanya ke atas sehingga liang memeknya terpampang jelas menghadap atap jamban.

“oooowwhhhhh!”

“Aaanjiiing! ngentot! Aahhhhhh! Enaaaaakkk! Mana koontol anjiiing!”

Sepasang mata melotot di balik pintu jamban. Pintu itu tidak sempurna pemasangannya, agak miring sehingga menyisakan celah yang memungkinkan siapapun jika meletakkan wajah di tepi pintu akan dapat melihat seisi jamban.

Pemilik mata itu berdiri dengan gemetar. Satu tangannya menyusup ke balik celana komprang hitamnya dan mengocok batang hitam berurat yang berbulu putih keriting.

“ooowhhhh…oooowwhhhh…. Anjing Turmina! Liang memekmu indah nian! Luarnya montok empuk , dalemnya merah mengkilat, jenggernya lebar seperti telinga gajah! Oowwhhhh! Aing hayang ngewe maneh Turminaaa…!”

Lelaki tua yang mengintip di balik pintu terengah-engah, pantat dan pahanya bergetar. Kocokannya semakin hebat, seperti piston RX King korekan yang menghasilkan raungan penuh asap!

“Ooowhhhhhh….! Aing butuh kooontoool…!” Turmina menjerit tertahan,

“ooooowhhhhh…..Turmina oh memek memek memek …. Enaknya memekmuu….!” Si lelaki tua pun berucap pelan sambil terengah-engah dengan tubuh semakin bergetar,

Dan …

BRAAAAKKKKKK!

GUSSRRAAAAKKKK!!
Hu.. tolong panjangin dikit hu
Ini anaconda ane baru mau bangun layu lagi hu gara² kependekan ceritanya


Hahahahahaha
 
selamat malam penikmat lendir
Nih, silakan dinikmati
;)

Turmina menjerit tertahan, ia kaget,

“Hhhuahhhhhhh …. haaanjingngng!”

Pintu jamban roboh ke lantai jamban.

Mbah Sroto terjerembab. Celananya yang sejak tadi sudah akan melorot kini robek. Hidungnya membentur bambu bingkai pintu jamban. Lelaki tua itu terguling. Dengan meringis ia memutar badan hingga telentang dengan celana robek yang tertarik ke lutut. Hidungnya mengucurkan darah.

“Aduuuh biyuuung ….”

Turmina melotot dengan kaki masih mengangkang dan gundukan berbulu lebat terpampang. Tangannya masih berada di gundukan empuk panas di selangkangannya. Ia kaget dengan ambruknya pintu jamban dan si tua renta yang meringis telentang di atas pintu jamban yang rubuh.

Lalu matanya menatap liar dengan nafas tertahan ke arah benda mengacung tegak di selangkangan si tua renta.

“Oowhhhhhh….!”

Pandangan matanya nanar, liar!

Pantat, paha dan terutama daging sebesar jari di ujung atas liangnya yang becek bergetar!

Benda itu yang diinginkannya saat ini!

Turmina melangkah setengah melompat, dan dengan kekuatan penuh tanpa ampun tanpa basa-basi ia mendaratkan badannya di atas benda itu bagaika bom atom yang menghunjam Hiroshima dan Nagasaki!

Jlebbbbbbbb!

Bllleeeessssshhhh!

“Aaaahhhhhhhh!” Mbah Sroto merasakan sakit amat sangat yang berpadu nikmat!

“Aahhhhhhssshhhhh!”

Daging panjang keras dan panas berwarna hitam yang ujungnya kini memerah hilang ditelan memek Turmina. Beberapa detik kontol Mbah Sroto menghilang lalu kemudian nampak lagi saat Turmina menaikkan badannya.

Mbah Sroto menengok ke arah kontolnya,

“Ohhh…!”

Namun ia tak dapat lagi melihat kontol yang sudah basah itu karena kembali Turmina membenturkan bongkahan pantat montok mulus kenyalnya ke paha Mbah Sroto sehingga kontol Mbah sroto kembali tertelan liang memek becek dan panas.

“Aaaaaahhhhhhh…….. nikmatnyaaaaaa……!” mata Mbah Sroto terpejam

“Ahhhhshhhhh….!”

“Rasakan tua bangka bejat! Ini hukuman untukmu! Kau pikir kau bisa mengintipku begitu saja? Hehhh?”

Turmina menarik kepala Mbah Sroto lalu membenamkan di belahan buah dadanya yang berukuran sangat besar yang menjadi kebanggaannya.

“Jilat!”

Turmina mengarahkan mulut Mbah Sroto ke putingnya yang telah tegak mengeras.

Mbah Sroto bagaikan mendapat durian runtuh, eh salah, memek runtuh!

Mulut lelaki renta itu membuka lebar seakan ingin menelan gumpalan besar buah dada Turmina dan menyapukan lidahnya membasahi dada montok itu dengan air liurnya. Lalu puting sebesar tutup botol pasta gigi berwarna hitam yang telah mengacung keras itu digigit dan disedotnya.

“Aaaaaaaahhhhhshhhhhhhh!”

Mata Turmina terbeliak, sungguh nikmatnya!

Liang memeknya disesaki kontol keras besar dan panjang sementara putingnya disedot seakan seperti akan ditelan mulut si tua renta bejat.

Mbah Sroto meraih bongkahan pantat Turmina. Sungguh besar ukurannya, teksturnya halus dan empuk namun kenyal dan padat. Kedua tangannya meremas dua bongkahan padat yang naik turun di atas kontolnya.

Naik turun bagaikan piston RX King yang digeber terus menerus semakin cepat hingga kecepatan maksimal dan menghasilkan raungan yang memekakkan telinga.

Plok! Plok! Plok!

Benturan antara dua kulit berbeda usia sangat jauh itu nampak sangat kontras. Paha Mbah Sroto sudah nampak keriput, badannya kurus dan seperti jerangkong. Namun jangan tanya senjata andalannya! Buktinya Turmina seperti melayang ke surga!

Saat bokong Turmina naik nampak daging bibir memeknya yang berwarna merah dan seperti telinga gajah tertarik ke bawah oleh kontol hitam kekar Mbah Sroto.

Saat bokong itu turun bibir memek Turmina tertarik masuk ke liang memeknya oleh kontol si tua bangka.

Keringat bercucuran membasahi kedua tubuh manusia yang dimabuk birahi itu. Yang satu perempuan cantik berkulit putih mulus dan bertubuh montok sekel berusia tiga puluh tujuh tahun dan satunya lelaki berusia tujuh puluh tahun bertubuh kurus yang hanya memiliki rambut putih di sisi kepalanya namun memiliki senjata yang dapat memuaskan perempuan yang bergerak naik turun di atasnya.

Turmina menggulingkan badannya tanpa melepaskan jepitan memeknya di kontol Mbah Sroto.

“Entottt akuuu!” perintah Turmina, walaupun tanpa diperintahpun Mbah Sroto sudah refleks menggenjot memek Turmina yang kini berada di bawah tubuhnya.

Kedua kaki Turmina dilingkarkan di pinggang Mbah Sroto dan menekan tubuh lelaki tua itu lebih rapat ke tubuhnya.

Turmina menarik kepala Mbah Sroto. Ia membuka mulutnya lebar agar dapat memasukkan seluruh bibir Mbah sroto ke mulutnya. Turmina menghisap mulut Mbah Sroto lalu menyusupkan lidahnya ke mulut Mbah Sroto.

Mbah Sroto menyambut lidah itu dan membelitnya dengan lidahnya. Mereka saling menghisap. Air liur mereka menyatu dan saling bertukar, saling menelan seperti kehausan.

“Ooowhhhh!”

“Hsshhhhshhhh”

“Slurrrpppp”

Plok! Plok! Plok!

Seumur hidup baru kali ini Mbah Sroto mendapatkan kenikmatan seperti ini. Ia tidak menemukannya dari istrinya. Yang ini jah berbeda!

Apalagi ini adalah perempuan idamannya, perempuan yang kelakuannya seperti pelacur! Dengan usia setengah dari usianya. Dengan tubuh paling menggoda bagi lelaki. Perempuan liar, binal, penuh gejolak birahi, perempuan yang tak cukup hanya beradu kelamin dengan suaminya saja.

Perempaun yang selama ini hanya menghiasi lamunannya. Kini perempuan itulah yang menuntut kepuasan darinya.

Mbah Sroto tak akan mengecewakan perempuan ini. Ia akan memberikan kekuatannya sepenuhnya untuk perempuan ini, Turmina, istri tetangganya.



Nahhhhh! Udah habis berapa tissue nih? Atau masih kurang nih ceritanya? Sabar dulu ya….
 
selamat malam penikmat lendir
Nih, silakan dinikmati
;)

Turmina menjerit tertahan, ia kaget,

“Hhhuahhhhhhh …. haaanjingngng!”

Pintu jamban roboh ke lantai jamban.

Mbah Sroto terjerembab. Celananya yang sejak tadi sudah akan melorot kini robek. Hidungnya membentur bambu bingkai pintu jamban. Lelaki tua itu terguling. Dengan meringis ia memutar badan hingga telentang dengan celana robek yang tertarik ke lutut. Hidungnya mengucurkan darah.

“Aduuuh biyuuung ….”

Turmina melotot dengan kaki masih mengangkang dan gundukan berbulu lebat terpampang. Tangannya masih berada di gundukan empuk panas di selangkangannya. Ia kaget dengan ambruknya pintu jamban dan si tua renta yang meringis telentang di atas pintu jamban yang rubuh.

Lalu matanya menatap liar dengan nafas tertahan ke arah benda mengacung tegak di selangkangan si tua renta.

“Oowhhhhhh….!”

Pandangan matanya nanar, liar!

Pantat, paha dan terutama daging sebesar jari di ujung atas liangnya yang becek bergetar!

Benda itu yang diinginkannya saat ini!

Turmina melangkah setengah melompat, dan dengan kekuatan penuh tanpa ampun tanpa basa-basi ia mendaratkan badannya di atas benda itu bagaika bom atom yang menghunjam Hiroshima dan Nagasaki!

Jlebbbbbbbb!

Bllleeeessssshhhh!

“Aaaahhhhhhhh!” Mbah Sroto merasakan sakit amat sangat yang berpadu nikmat!

“Aahhhhhhssshhhhh!”

Daging panjang keras dan panas berwarna hitam yang ujungnya kini memerah hilang ditelan memek Turmina. Beberapa detik kontol Mbah Sroto menghilang lalu kemudian nampak lagi saat Turmina menaikkan badannya.

Mbah Sroto menengok ke arah kontolnya,

“Ohhh…!”

Namun ia tak dapat lagi melihat kontol yang sudah basah itu karena kembali Turmina membenturkan bongkahan pantat montok mulus kenyalnya ke paha Mbah Sroto sehingga kontol Mbah sroto kembali tertelan liang memek becek dan panas.

“Aaaaaahhhhhhh…….. nikmatnyaaaaaa……!” mata Mbah Sroto terpejam

“Ahhhhshhhhh….!”

“Rasakan tua bangka bejat! Ini hukuman untukmu! Kau pikir kau bisa mengintipku begitu saja? Hehhh?”

Turmina menarik kepala Mbah Sroto lalu membenamkan di belahan buah dadanya yang berukuran sangat besar yang menjadi kebanggaannya.

“Jilat!”

Turmina mengarahkan mulut Mbah Sroto ke putingnya yang telah tegak mengeras.

Mbah Sroto bagaikan mendapat durian runtuh, eh salah, memek runtuh!

Mulut lelaki renta itu membuka lebar seakan ingin menelan gumpalan besar buah dada Turmina dan menyapukan lidahnya membasahi dada montok itu dengan air liurnya. Lalu puting sebesar tutup botol pasta gigi berwarna hitam yang telah mengacung keras itu digigit dan disedotnya.

“Aaaaaaaahhhhhshhhhhhhh!”

Mata Turmina terbeliak, sungguh nikmatnya!

Liang memeknya disesaki kontol keras besar dan panjang sementara putingnya disedot seakan seperti akan ditelan mulut si tua renta bejat.

Mbah Sroto meraih bongkahan pantat Turmina. Sungguh besar ukurannya, teksturnya halus dan empuk namun kenyal dan padat. Kedua tangannya meremas dua bongkahan padat yang naik turun di atas kontolnya.

Naik turun bagaikan piston RX King yang digeber terus menerus semakin cepat hingga kecepatan maksimal dan menghasilkan raungan yang memekakkan telinga.

Plok! Plok! Plok!

Benturan antara dua kulit berbeda usia sangat jauh itu nampak sangat kontras. Paha Mbah Sroto sudah nampak keriput, badannya kurus dan seperti jerangkong. Namun jangan tanya senjata andalannya! Buktinya Turmina seperti melayang ke surga!

Saat bokong Turmina naik nampak daging bibir memeknya yang berwarna merah dan seperti telinga gajah tertarik ke bawah oleh kontol hitam kekar Mbah Sroto.

Saat bokong itu turun bibir memek Turmina tertarik masuk ke liang memeknya oleh kontol si tua bangka.

Keringat bercucuran membasahi kedua tubuh manusia yang dimabuk birahi itu. Yang satu perempuan cantik berkulit putih mulus dan bertubuh montok sekel berusia tiga puluh tujuh tahun dan satunya lelaki berusia tujuh puluh tahun bertubuh kurus yang hanya memiliki rambut putih di sisi kepalanya namun memiliki senjata yang dapat memuaskan perempuan yang bergerak naik turun di atasnya.

Turmina menggulingkan badannya tanpa melepaskan jepitan memeknya di kontol Mbah Sroto.

“Entottt akuuu!” perintah Turmina, walaupun tanpa diperintahpun Mbah Sroto sudah refleks menggenjot memek Turmina yang kini berada di bawah tubuhnya.

Kedua kaki Turmina dilingkarkan di pinggang Mbah Sroto dan menekan tubuh lelaki tua itu lebih rapat ke tubuhnya.

Turmina menarik kepala Mbah Sroto. Ia membuka mulutnya lebar agar dapat memasukkan seluruh bibir Mbah sroto ke mulutnya. Turmina menghisap mulut Mbah Sroto lalu menyusupkan lidahnya ke mulut Mbah Sroto.

Mbah Sroto menyambut lidah itu dan membelitnya dengan lidahnya. Mereka saling menghisap. Air liur mereka menyatu dan saling bertukar, saling menelan seperti kehausan.

“Ooowhhhh!”

“Hsshhhhshhhh”

“Slurrrpppp”

Plok! Plok! Plok!

Seumur hidup baru kali ini Mbah Sroto mendapatkan kenikmatan seperti ini. Ia tidak menemukannya dari istrinya. Yang ini jah berbeda!

Apalagi ini adalah perempuan idamannya, perempuan yang kelakuannya seperti pelacur! Dengan usia setengah dari usianya. Dengan tubuh paling menggoda bagi lelaki. Perempuan liar, binal, penuh gejolak birahi, perempuan yang tak cukup hanya beradu kelamin dengan suaminya saja.

Perempaun yang selama ini hanya menghiasi lamunannya. Kini perempuan itulah yang menuntut kepuasan darinya.

Mbah Sroto tak akan mengecewakan perempuan ini. Ia akan memberikan kekuatannya sepenuhnya untuk perempuan ini, Turmina, istri tetangganya.



Nahhhhh! Udah habis berapa tissue nih? Atau masih kurang nih ceritanya? Sabar dulu ya….
Kurang Hu....
Panjangi lagi.....
 
nih tambahin lagi:D

Dengan nafsu yang sudah begitu membuncah, Turmina semakin kuat menyedot lidah Mbah Sroto. Lalu Lidah Turmina menyapu wajah lelaki tua itu. Menghisapnya seakan ingin menelan seluruh keringat di wajah lelaki tua itu. Turmina menjilati bagian atas kepala Mbah Sroto yang licin dan tambah mengkilap dengan air liur Turmina.

Mbah Sroto tak mau kalah, ia menjilati leher Turmina dan menghisap keringat di leher mulus perempuan binal itu. Lalu menyusupkan lidahnya ke telinga Turmina.

“Aaaaahhhsssss!”

Turmina merasakan geli-geli nikmat yang semakin meningkatkan intensitas getaran di liang memeknya yang semakin menjepit rapat batang kontol Mbah Sroto.

Sementara pantat Mbah Sroto bergerak semakin cepat naik turun menghunjamkan kontol kerasnya ke liang memek berwarna merah yang sangat becek milik istri tetangganya itu.

Pemandangan yang sangat kontras namun indah. Pantat Mbah Sroto hitam dengan bintil-bintil hitam, paha keriput kurus, sementara pantat dan paha Turmina berwarna putih mulus sekel berisi.

Kesamaan keduanya adalah membanjirnya keringat yang seakan tak pernah berhenti keluar dari pori-pori mereka.

Kesamaan keduanya adalah nafsu birahi yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan namun harus mendapatkan penyaluran yang sempurna.

Mbah Sroto menarik kontolnya lalu sejenak diam. Turmina menatapnya bingung,

“Anjing! Tua bangka bejat! Masukkan kontolmu!”

Turmina menarik pantat Mbah Sroto dengan kedua kakinya, tangan Turmina menarik tubuh lelaki tua itu. Berat badan Turmina membuat pantat Mbah Sroto ambruk dan kontolnya kembali menghunjam liang memek Turmina yang terbuka menganga menanti kontol. Setelah tertelah seluruhnya, otot di dalam liang memek Turmina menegang berkontraksi menjepit kontol itu semakin rapat.

“Aaahhhh….. nikmatnya memekmu Turmina!”

“Kontolmu penuh otot kakek tua! Tidak seperti tubuhmu! Ah, nikmat! Aaaashhhhh…!”

Mbah Sroto meringis, otot di dalam memek Turmina seperti memilin kontolnya. Seperti memberikan pijatan di kulit kontolnya. Dan menggelitik kepala kontolnya yang semakin mengembang membengkak.

Mbah Sroto menarik kedua kaki Turmina ke bahunya. Turmina tidak melawannya, ia butuh penetrasi lebih dalam. Turmina biarkan lelaki tua yang berumur lebih tua dari bapaknya itu meletakkan kedua kakinya di bahu tua si tua itu.

Mbah Sroto menarik kontolnya. Turmina menahan kontol itu dengan otot memeknya. Sehingga tarik menarik itu membuat syaraf di kelamin mereka semakin bereaksi. Menghasilkan kenikmatan yang semakin memuncak.

Setelah berhasil menariknya hingga menyisakan kepalanya saja di dalam memek Turmina, Mbah Sroto sekuat tenaga menghunjamkannya hingga sampai ke ujung liang memek dan membentur liang rahim Turmina. Ia lakukan hal itu berkali-kali, semakin cepat lalu menurunkan tempo lalu makn cepat lagi hingga membuat Turmina melayang dalam kenikmatan surgawi.



Yang sabar ya …. Kalo telat atau lama update berarti lagi banyak kerjaaan nih
 
selamat malam penikmat lendir
Nih, silakan dinikmati
;)

Turmina menjerit tertahan, ia kaget,

“Hhhuahhhhhhh …. haaanjingngng!”

Pintu jamban roboh ke lantai jamban.

Mbah Sroto terjerembab. Celananya yang sejak tadi sudah akan melorot kini robek. Hidungnya membentur bambu bingkai pintu jamban. Lelaki tua itu terguling. Dengan meringis ia memutar badan hingga telentang dengan celana robek yang tertarik ke lutut. Hidungnya mengucurkan darah.

“Aduuuh biyuuung ….”

Turmina melotot dengan kaki masih mengangkang dan gundukan berbulu lebat terpampang. Tangannya masih berada di gundukan empuk panas di selangkangannya. Ia kaget dengan ambruknya pintu jamban dan si tua renta yang meringis telentang di atas pintu jamban yang rubuh.

Lalu matanya menatap liar dengan nafas tertahan ke arah benda mengacung tegak di selangkangan si tua renta.

“Oowhhhhhh….!”

Pandangan matanya nanar, liar!

Pantat, paha dan terutama daging sebesar jari di ujung atas liangnya yang becek bergetar!

Benda itu yang diinginkannya saat ini!

Turmina melangkah setengah melompat, dan dengan kekuatan penuh tanpa ampun tanpa basa-basi ia mendaratkan badannya di atas benda itu bagaika bom atom yang menghunjam Hiroshima dan Nagasaki!

Jlebbbbbbbb!

Bllleeeessssshhhh!

“Aaaahhhhhhhh!” Mbah Sroto merasakan sakit amat sangat yang berpadu nikmat!

“Aahhhhhhssshhhhh!”

Daging panjang keras dan panas berwarna hitam yang ujungnya kini memerah hilang ditelan memek Turmina. Beberapa detik kontol Mbah Sroto menghilang lalu kemudian nampak lagi saat Turmina menaikkan badannya.

Mbah Sroto menengok ke arah kontolnya,

“Ohhh…!”

Namun ia tak dapat lagi melihat kontol yang sudah basah itu karena kembali Turmina membenturkan bongkahan pantat montok mulus kenyalnya ke paha Mbah Sroto sehingga kontol Mbah sroto kembali tertelan liang memek becek dan panas.

“Aaaaaahhhhhhh…….. nikmatnyaaaaaa……!” mata Mbah Sroto terpejam

“Ahhhhshhhhh….!”

“Rasakan tua bangka bejat! Ini hukuman untukmu! Kau pikir kau bisa mengintipku begitu saja? Hehhh?”

Turmina menarik kepala Mbah Sroto lalu membenamkan di belahan buah dadanya yang berukuran sangat besar yang menjadi kebanggaannya.

“Jilat!”

Turmina mengarahkan mulut Mbah Sroto ke putingnya yang telah tegak mengeras.

Mbah Sroto bagaikan mendapat durian runtuh, eh salah, memek runtuh!

Mulut lelaki renta itu membuka lebar seakan ingin menelan gumpalan besar buah dada Turmina dan menyapukan lidahnya membasahi dada montok itu dengan air liurnya. Lalu puting sebesar tutup botol pasta gigi berwarna hitam yang telah mengacung keras itu digigit dan disedotnya.

“Aaaaaaaahhhhhshhhhhhhh!”

Mata Turmina terbeliak, sungguh nikmatnya!

Liang memeknya disesaki kontol keras besar dan panjang sementara putingnya disedot seakan seperti akan ditelan mulut si tua renta bejat.

Mbah Sroto meraih bongkahan pantat Turmina. Sungguh besar ukurannya, teksturnya halus dan empuk namun kenyal dan padat. Kedua tangannya meremas dua bongkahan padat yang naik turun di atas kontolnya.

Naik turun bagaikan piston RX King yang digeber terus menerus semakin cepat hingga kecepatan maksimal dan menghasilkan raungan yang memekakkan telinga.

Plok! Plok! Plok!

Benturan antara dua kulit berbeda usia sangat jauh itu nampak sangat kontras. Paha Mbah Sroto sudah nampak keriput, badannya kurus dan seperti jerangkong. Namun jangan tanya senjata andalannya! Buktinya Turmina seperti melayang ke surga!

Saat bokong Turmina naik nampak daging bibir memeknya yang berwarna merah dan seperti telinga gajah tertarik ke bawah oleh kontol hitam kekar Mbah Sroto.

Saat bokong itu turun bibir memek Turmina tertarik masuk ke liang memeknya oleh kontol si tua bangka.

Keringat bercucuran membasahi kedua tubuh manusia yang dimabuk birahi itu. Yang satu perempuan cantik berkulit putih mulus dan bertubuh montok sekel berusia tiga puluh tujuh tahun dan satunya lelaki berusia tujuh puluh tahun bertubuh kurus yang hanya memiliki rambut putih di sisi kepalanya namun memiliki senjata yang dapat memuaskan perempuan yang bergerak naik turun di atasnya.

Turmina menggulingkan badannya tanpa melepaskan jepitan memeknya di kontol Mbah Sroto.

“Entottt akuuu!” perintah Turmina, walaupun tanpa diperintahpun Mbah Sroto sudah refleks menggenjot memek Turmina yang kini berada di bawah tubuhnya.

Kedua kaki Turmina dilingkarkan di pinggang Mbah Sroto dan menekan tubuh lelaki tua itu lebih rapat ke tubuhnya.

Turmina menarik kepala Mbah Sroto. Ia membuka mulutnya lebar agar dapat memasukkan seluruh bibir Mbah sroto ke mulutnya. Turmina menghisap mulut Mbah Sroto lalu menyusupkan lidahnya ke mulut Mbah Sroto.

Mbah Sroto menyambut lidah itu dan membelitnya dengan lidahnya. Mereka saling menghisap. Air liur mereka menyatu dan saling bertukar, saling menelan seperti kehausan.

“Ooowhhhh!”

“Hsshhhhshhhh”

“Slurrrpppp”

Plok! Plok! Plok!

Seumur hidup baru kali ini Mbah Sroto mendapatkan kenikmatan seperti ini. Ia tidak menemukannya dari istrinya. Yang ini jah berbeda!

Apalagi ini adalah perempuan idamannya, perempuan yang kelakuannya seperti pelacur! Dengan usia setengah dari usianya. Dengan tubuh paling menggoda bagi lelaki. Perempuan liar, binal, penuh gejolak birahi, perempuan yang tak cukup hanya beradu kelamin dengan suaminya saja.

Perempaun yang selama ini hanya menghiasi lamunannya. Kini perempuan itulah yang menuntut kepuasan darinya.

Mbah Sroto tak akan mengecewakan perempuan ini. Ia akan memberikan kekuatannya sepenuhnya untuk perempuan ini, Turmina, istri tetangganya.



Nahhhhh! Udah habis berapa tissue nih? Atau masih kurang nih ceritanya? Sabar dulu ya….
Anjirrr ada memek runtuh segala..aya aya wae si mamang TS ..lain ngaceng kalah hyg nyengir mang ;):mantap:
 
nih tambahin lagi:D

Dengan nafsu yang sudah begitu membuncah, Turmina semakin kuat menyedot lidah Mbah Sroto. Lalu Lidah Turmina menyapu wajah lelaki tua itu. Menghisapnya seakan ingin menelan seluruh keringat di wajah lelaki tua itu. Turmina menjilati bagian atas kepala Mbah Sroto yang licin dan tambah mengkilap dengan air liur Turmina.

Mbah Sroto tak mau kalah, ia menjilati leher Turmina dan menghisap keringat di leher mulus perempuan binal itu. Lalu menyusupkan lidahnya ke telinga Turmina.

“Aaaaahhhsssss!”

Turmina merasakan geli-geli nikmat yang semakin meningkatkan intensitas getaran di liang memeknya yang semakin menjepit rapat batang kontol Mbah Sroto.

Sementara pantat Mbah Sroto bergerak semakin cepat naik turun menghunjamkan kontol kerasnya ke liang memek berwarna merah yang sangat becek milik istri tetangganya itu.

Pemandangan yang sangat kontras namun indah. Pantat Mbah Sroto hitam dengan bintil-bintil hitam, paha keriput kurus, sementara pantat dan paha Turmina berwarna putih mulus sekel berisi.

Kesamaan keduanya adalah membanjirnya keringat yang seakan tak pernah berhenti keluar dari pori-pori mereka.

Kesamaan keduanya adalah nafsu birahi yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan namun harus mendapatkan penyaluran yang sempurna.

Mbah Sroto menarik kontolnya lalu sejenak diam. Turmina menatapnya bingung,

“Anjing! Tua bangka bejat! Masukkan kontolmu!”

Turmina menarik pantat Mbah Sroto dengan kedua kakinya, tangan Turmina menarik tubuh lelaki tua itu. Berat badan Turmina membuat pantat Mbah Sroto ambruk dan kontolnya kembali menghunjam liang memek Turmina yang terbuka menganga menanti kontol. Setelah tertelah seluruhnya, otot di dalam liang memek Turmina menegang berkontraksi menjepit kontol itu semakin rapat.

“Aaahhhh….. nikmatnya memekmu Turmina!”

“Kontolmu penuh otot kakek tua! Tidak seperti tubuhmu! Ah, nikmat! Aaaashhhhh…!”

Mbah Sroto meringis, otot di dalam memek Turmina seperti memilin kontolnya. Seperti memberikan pijatan di kulit kontolnya. Dan menggelitik kepala kontolnya yang semakin mengembang membengkak.

Mbah Sroto menarik kedua kaki Turmina ke bahunya. Turmina tidak melawannya, ia butuh penetrasi lebih dalam. Turmina biarkan lelaki tua yang berumur lebih tua dari bapaknya itu meletakkan kedua kakinya di bahu tua si tua itu.

Mbah Sroto menarik kontolnya. Turmina menahan kontol itu dengan otot memeknya. Sehingga tarik menarik itu membuat syaraf di kelamin mereka semakin bereaksi. Menghasilkan kenikmatan yang semakin memuncak.

Setelah berhasil menariknya hingga menyisakan kepalanya saja di dalam memek Turmina, Mbah Sroto sekuat tenaga menghunjamkannya hingga sampai ke ujung liang memek dan membentur liang rahim Turmina. Ia lakukan hal itu berkali-kali, semakin cepat lalu menurunkan tempo lalu makn cepat lagi hingga membuat Turmina melayang dalam kenikmatan surgawi.



Yang sabar ya …. Kalo telat atau lama update berarti lagi banyak kerjaaan nih
waaas mang eta memek Turmina jawerna jiga ceuli gajah...wkwkwk
 
nih tambahin lagi:D

Dengan nafsu yang sudah begitu membuncah, Turmina semakin kuat menyedot lidah Mbah Sroto. Lalu Lidah Turmina menyapu wajah lelaki tua itu. Menghisapnya seakan ingin menelan seluruh keringat di wajah lelaki tua itu. Turmina menjilati bagian atas kepala Mbah Sroto yang licin dan tambah mengkilap dengan air liur Turmina.

Mbah Sroto tak mau kalah, ia menjilati leher Turmina dan menghisap keringat di leher mulus perempuan binal itu. Lalu menyusupkan lidahnya ke telinga Turmina.

“Aaaaahhhsssss!”

Turmina merasakan geli-geli nikmat yang semakin meningkatkan intensitas getaran di liang memeknya yang semakin menjepit rapat batang kontol Mbah Sroto.

Sementara pantat Mbah Sroto bergerak semakin cepat naik turun menghunjamkan kontol kerasnya ke liang memek berwarna merah yang sangat becek milik istri tetangganya itu.

Pemandangan yang sangat kontras namun indah. Pantat Mbah Sroto hitam dengan bintil-bintil hitam, paha keriput kurus, sementara pantat dan paha Turmina berwarna putih mulus sekel berisi.

Kesamaan keduanya adalah membanjirnya keringat yang seakan tak pernah berhenti keluar dari pori-pori mereka.

Kesamaan keduanya adalah nafsu birahi yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan namun harus mendapatkan penyaluran yang sempurna.

Mbah Sroto menarik kontolnya lalu sejenak diam. Turmina menatapnya bingung,

“Anjing! Tua bangka bejat! Masukkan kontolmu!”

Turmina menarik pantat Mbah Sroto dengan kedua kakinya, tangan Turmina menarik tubuh lelaki tua itu. Berat badan Turmina membuat pantat Mbah Sroto ambruk dan kontolnya kembali menghunjam liang memek Turmina yang terbuka menganga menanti kontol. Setelah tertelah seluruhnya, otot di dalam liang memek Turmina menegang berkontraksi menjepit kontol itu semakin rapat.

“Aaahhhh….. nikmatnya memekmu Turmina!”

“Kontolmu penuh otot kakek tua! Tidak seperti tubuhmu! Ah, nikmat! Aaaashhhhh…!”

Mbah Sroto meringis, otot di dalam memek Turmina seperti memilin kontolnya. Seperti memberikan pijatan di kulit kontolnya. Dan menggelitik kepala kontolnya yang semakin mengembang membengkak.

Mbah Sroto menarik kedua kaki Turmina ke bahunya. Turmina tidak melawannya, ia butuh penetrasi lebih dalam. Turmina biarkan lelaki tua yang berumur lebih tua dari bapaknya itu meletakkan kedua kakinya di bahu tua si tua itu.

Mbah Sroto menarik kontolnya. Turmina menahan kontol itu dengan otot memeknya. Sehingga tarik menarik itu membuat syaraf di kelamin mereka semakin bereaksi. Menghasilkan kenikmatan yang semakin memuncak.

Setelah berhasil menariknya hingga menyisakan kepalanya saja di dalam memek Turmina, Mbah Sroto sekuat tenaga menghunjamkannya hingga sampai ke ujung liang memek dan membentur liang rahim Turmina. Ia lakukan hal itu berkali-kali, semakin cepat lalu menurunkan tempo lalu makn cepat lagi hingga membuat Turmina melayang dalam kenikmatan surgawi.



Yang sabar ya …. Kalo telat atau lama update berarti lagi banyak kerjaaan nih
waaas mang eta memek Turmina jawerna jiga ceuli gajah...wkwkwk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd