Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Gue ya gue

Part 42

Sekarang dalam pikiran gue, ada dua bayangan bentuk perempuan.
Yaitu:
1. kurus, langsing, dengan payudara padat kecil serta pantatnya yang padat menyembul.
2. berisi, padat, dengan payudara padat sedang serta pantatnya yang lebar.
Keduanya sama-sama curvy dengan keindahannya tersendiri.
(kira-kira suhu para suhu sekalian pilih yang mana?)

Gue juga terbayang apabila kunti itu menampakkan wujudnya. Anehnya, gue bukan ngebayangin kuntinya muncul untuk menakuti gue. Tapi ngetawain gue.

Untungnya hari berikutnya tidak ada jadwal kegiatan, sehingga gue bisa tidur setelah subuh hingga… cukup sampai pukul 10 pagi. Supaya tetap bisa tidur malam harinya, sehingga jadwal tidur tidak terganggu.

Ketika pukul 10 pagi gue terbangun, ternyata Rika juga baru bangun. Rika juga ga bisa tidur sampai pagi, namun entah apa yang membuatnya tidak bisa tidur.

Ketika kita saling tatap, kita jadi sama-sama ketawa sendiri mengingat kejadian semalam.

Hari-hari KKN pun berjalan dengan lancar tanpa hambatan berarti hingga akhir. Mendekati hari akhir, warga setempat mengajak kami bancakan sebagai bentuk perpisahan.

Di hari H kita akan kembali ke kota, terlihat anak-anak desa setempat ada yang menangis mengantarkan kepulangan kami. Pemuda setempat pun ada yang nangis juga, yang kemudian diledekin oleh teman-temannya.

Ketika sudah di bus, ada pemandangan yang berbeda dengan saat keberangkatan kita dahulu. Kini kita sudah lebih membaur. Dan satu hal unik lainnya, Irfan duduk sebelahan dengan Mira. Ijat dan Deny duduk di bangku paling belakang.
(Deny sengaja tidak dimunculkan selama KKN supaya cerita tidak terlalu melebar.)

Sementara Gue kini duduk bersebelahan dengan Ardit dengan aktivitas yang sama. Yaitu sama-sama tidur wkwkwk.

Di tengah perjalanan gue terbangun, hanya saja di samping gue sudah bukan Ardit lagi, dan tidak pula digantikan dengan Ijat, tapi Rika.

Dan terulang kembali momen gue tertidur di bahu Rika yang empuk itu.
Gue masih belum mengangkat kepala gue dari bahu Rika karena efek kantuk berat.

Terdengar suara tertawa kecil Rika yang kini sedang melihat ke arah foto-foto yang tersimpan di HPnya.

Hingga pada suatu foto saat kita liburan dahulu, yaitu foto gue tertidur dan Rika berada di samping gue disitu, gue reflek menggerakkan kepala gue sembari memfokuskan pandangan ke arah foto itu.

“euhh.. eshh..”
Terdengar suara desahan kecil dari Rika. Gue sendiri kaget kenapa Rika begitu.

“geli Egi….”
Ucap Rika dengan suara bisik dan lembut.

Kemudian tangan kanan Rika mengarah ke kepala gue lalu ‘merapikan’ rambut gue sembari berkata.
Rika: rambutnya tajem banget sihh..

Barulah gue sadar, reflek gue menggerakkan kepala tadi, membuat rambut gue yang tajam itu ‘menggelitik’ lehernya Rika.

Kegiatan tangan Rika di rambut gue berlanjut dari sekedar merapikan, menjadi mengelus-elus kepala gue.

Di saat itulah gue mengangkat kepala gue dari bahu Rika diiringi pekikan suara dari Rika yang kaget karena tiba-tiba gue terbangun.

Dengan kondisi khas mata orang bangun, gue menatap Rika yang panik dan salah tingkah.

Rika: eh… egii…
Ucap Rika dengan canggung.

Gue masih menatap Rika, lalu berkata,
Gue: lho, kok lo yang disini?

Rika: emmh…
Rika panik karena belum bisa memberikan penjelasan yang terkesan “biasa aja”.

Gue: untung lo ka yang di sebelah gue.
Rika: hah? kok gitu?
Kini kepanikannya tercampur dengan kebingungan.

Gue memutar badan gue menghadap Rika, semakin menjadi lah kepanikan Rika.
Gue: sekarang lo bayangin kalo seorang cowok tertidur di bahu cowok lain.

Ekspresi wajah Rika berubah dari panik menjadi seolah “eh bener juga ya”.

Untuk menyingkirkan kecanggungan ini, gue mengalihkan pembicaraan.
Gue: ini udah sampe mana ka?
Tanya gue sambil menatap ke arah jendela bus.

Suasana pun kembali mencair, kemudian gue ngobrol dengan Rika.

Saat itu gue jadi teringat momen liburan kedua, saat Rika mencoba membangun pembicaraan dengan gue namun berakhir dengan reaksi gue yang cuek.

Gue jadi merasa bersalah atas sikap gue waktu itu. Kini untuk menebusnya, gue coba turut serta membangun pembicaraan yang melahirkan obrolan yang cukup menarik.

Di tengah percakapan,
Gue: Rika, maaf yaa..

Rika sempat tertegun dengan ucapan gue.
Rika: mm.. maaf kenapa gi?
Gue: dulu gue cuek pas liburan.
Gue: padahal lo udah coba bangun pembicaraan sama gue.

Bibir Rika bergetar dan air mata mengalir seketika dari kedua matanya, seolah itu adalah sesuatu yang dahulu turut disesalkan dan ditakuti oleh Rika.

Disesali karena cueknya gue tidak lepas dari akibat sikap dia sebelumnya.
Ditakuti karena khawatir tidak dapat membangun kembali hubungan karena itu.

Ucapan gue yang ternyata begitu mengena pada hatinya Rika kini membuat Rika tertunduk dan terisak.

Gue langsung menyeka air matanya dengan kedua tangan gue. Yang ternyata disambut dengan sandaran Rika pada dada gue.

Akhirnya gue biarkan Rika menumpah kesedihannya yang selama ini terpendam.

Tangan kiri gue memegang lengan atas Rika, tangan kanan gue mengelus kepala Rika untuk menenangkan dirinya.

Ada mungkin sekian menit dalam keadaan seperti itu, kemudian Rika mulai bicara dengan keadaan sudah agak tenang namun masih tersisa isakan tangisnya.

Rika: Egi… (hiks)
Ucap Rika yang masih membenamkan kepalanya dalam dada gue dengan nada lemas dan suara lembut.

Rika: lo… (hiks) lo jangan minta maaf soal itu ya… (hiks)
Rika: gue ngerti kok kenapa lo begitu.. (hiks)
Rika: gara-gara gue.. (hiks)

Gue melepas sandaran Rika pada dada gue. Lalu gue sentil lembut keningnya.
Rika: aww!
Rika: kok di sentil sihh?
Ucap Rika dengan suara anak kecilnya sembari memegangi keningnya.

Gue sentil untuk kedua kalinya.
Rika: ah! ihh..! egiii…!
Kali ini Rika memukul lengan atas kiri gue.

Gue: mau tau kenapa disentil?
Rika: kenapa??
Masih dengan suara anak kecilnya.

Gue: pertama, karena udah bikin baju gue basah.
Gue: tuh liat.
Ucap gue sambil menunjuk ke arah tempat Rika menyandarkan kepalanya.

Rika langsung wajah manyun.

Gue: kedua, mau nyentil kesedihan lo biar keluar dari pikiran.

Seketika ekspresi Rika langsung senyum tapi malu karena ga bisa nahan senyumnya.

Setelah Rika tenang, kita ngobrol lagi seperti biasa. Ternyata bisa juga ngobrol ga ada habisnya dengan Rika. Barangkali karena kita sudah sama-sama redemption ke satu sama lainnya.

Sehingga kali ini, kita berdua sama-sama merasa lega dan sudah tidak merasakan ada beban lagi saat berbincang. Seolah dinding pembatas yang selama ini menghalangi, akhirnya hilang dan kita berdua sama-sama mulai membuka diri satu sama lain.

Dari caranya berbicara dan bersikap, seolah Rika sudah menempatkan gue di hatinya sebagai kekasih yang didamba-dambakan yang kini akhirnya datang padanya.

Namun meski sedemikian indah dan manisnya momen saat itu, gue masih bisa menahan diri untuk tidak terbawa arus yang jika terbawa, pastilah akan membuat cowok jatuh cinta.


Sampai di Kampus

Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya kita semua kembali juga di kampus tercintahhh.

Setelah turun dari bus, gue saling tatap dengan Rika. Kemudian kami sama-sama melemparkan senyum satu sama lain.

Lalu Gue kembali cek HP untuk melihat pesan yang dikirimkan oleh Erin memberitahukan dimana dia dan nyokap gue.

Gue: dijemput siapa ka?
Tanya gue membuka pembicaraan.

Rika: dijemput bokap gue nih gi.
Gue: oh ya? dimana bokapnya?

Rika: di tempat halte xxx tuh.
Ternyata di lokasi yang sama dengan Erin dan nyokap gue.

no quote
 
Yaaah ga jadi ada ena ena
Kalo jadi bahaya dong.

woww...deskripsi suhu ttg Rika sgt menggoda...kalo maruk, embat dua2nya..haha..
Deskripsi seadanya aja kok, wkwkwk.

ane penasaran nanti klo udh pulang Erin bakal diapain 😁
Tebak aja setelah sebulan ga ketemu bakal gimana kan...

Bedehh. Ikut nimbrung dlu sampe tamat
Silahkan suhu.

Mksih kelanjutan updetnya hu..kangen erin euy..
Sebentar lagi nih.

Beruntung lo gi
Disyukuri aja.

Thankyou suhu updatenya, masih penasaran kira2 rika diapain yah hehehe
Imajinasikan saja suhu wkwkwk.

thanks suhu @aradara11 updatenya, masih menunggu adegan "mantap mantap" nya baik sama Erin atau Rika hehe
Ga dua-duanya aja sekalian?

Waduhh...waduhh... Awesome banget nih pengalaman Suhu Egii ini...
Hoki banget nihh Suhuu, bagi-bagi bong rahasianya... wkwkwkwk
Rahasianya? Dibawa santai aja.
Mudah diucapkan, sulit dipraktikan wkwk.
 
Kangen Eriiinnn
 
egi mulai bingung tuk memilih rika dan erin. dah jadi harem aja hu. kwkwkwkwkwk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd