Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

File 25 The Rival

Bob memperlambat laju mobilnya, dari kaca spion mobil mewah-nya terlihat sebuah mobil berwarna gelap yang sudah satu minggu ini mengawasi Bob, setia membuntuti di belakang mobil Bob.
"Dasar agen interpol, bikin tambah mumet!, biar malam ini dibikin mampus sama shinobi!" caci maki keluar dari mulut Bob, kepalanya terasa panas dingin, gigi Bob bergemeletuk teringat tatapan mata sadis shinobi yang menuntutnya untuk segera menemukan perawan pengganti malam ini juga, sebagai upeti untuk duta besar mamarika.
" jam segini gimana caranya dapetin perawan..cilaka ane.." Bob sangat menyesal kemarin malam tidak sanggup menahan nafsunya untuk melalap tubuh bongsor Sahara, anggota terakhir Dki48 yang masih perawan. Bob memandang jari kelingkingnya yang tersisa separuh, entah nanti atau besok bisa bisa lehernya yang terpotong,jika malam ini Bob tidak berhasil mendapatkan sang gadis. Bob garuk garuk kepala hopeless, suara dering hp mengejutkan Bob, Bob buru buru menerimanya, siapa tahu ini jawaban dari masalahnya.
"Allow Bos..wah sip..sip.." Bob mantuk mantuk, raut mukanya yang tegang berangsur ceria, Bob menutup panggilan telepon, seulas senyum tersunging di bibirnya. telepon dari rekan kerjanya barusan membuatnya merasa lega, ada harapan untuk menyelamatkan lehernya dari ancaman pisau belati shinobi.
"sekarang langsung tancap ke cafe Emerald!" Bob kembali memacu mobilnya.
******



"Mas sini...sini.." Aya melambaikan tangannya tinggi tinggi mengumbar lekukan ketiaknya yang putih mulus mengkilat, mendengar panggilan Aya Joni celingak celinguk sebentar dan langsung sigap mendekat ke meja Aya sebelum keduluan pelayan yang lain. Begitu mendekat ke meja Ai,bola mata Joni langsung berbintang bintang, meski Joni sudah berdiri tepat di depannya, Aya sengaja berlama lama mengangkat lengannya memamerkan ketiaknya yang tercukur bersih tanpa noda.
"kalo cewe se-ayu ini, keteknya pasti wangi, rasanya pasti maknyuss.." Joni membatin dalam hati sambil lidahnya tak henti berdecak, pikiran ngeresnya menerawang membayangkan dirinya sedang kelonan dalam dekapan ketiak Aya, lidah Joni menjilati dan Menggelitik sekujur permukaan lembut ketiak Aya, tubuh semok Aya menggeliat pasrah menahan geli sambil mendesah desah lirih. Si Joni Junior di balik celana kolor Joni langsung membengkak. Wuiih pasti rasanya nikmat tiada tara apabila si Joni Junior di kempit dalam lipatan ketiak Aya, lubang pipis pada pentol Joni Junior pasti terasa geli geli dan ngilu saat bergesekan dan mengelus elus kulit ketiak Aya.
tanpa sadar Joni menggaruk garuk bagian depan celananya yang menonjol, membuat Ai risih dan membuang muka.
"Allow... Mas koq malah bengong?!" Aya menggoyangkan tangannya tepat di muka Joni yang sedang melamun.
"Eh anu neng ngecrot.." Joni yang sedang tenggelam dalam lamunan sedang menyemburkan peju mengotori lingkaran ketiak Aya, setengah sadar menjawab ngelantur panggilan gadis bertubuh molek yang sedang jadi obyek fantasi cabul-nya itu.
"Hah, apa mas koq crat.. crot.. ga jelas?"
"eh Bukan neng.. bukan crot..anu maaf Neng ini kalo ada yang mau di pesan bisa langsung coret coret di sini ?" Joni berkelit sambil menyodorkan daftar menu makanan.
"ooh.. kirain Mas mau ngecrotin Aya.." Aya menjawab ngasal sambil mengerlingkan matanya genit. Mendapat jawaban dengan nada erotis dan menggoda dari Aya membuat Joni junior senat senut tak karuan. Berdiri dihadapan tiga gadis cantik dan seksi membuat Joni salah tingkah dan seketika gagal fokus saat melihat belahan payudara menggiurkan Aya dan Ai yang sedikit menyembul dari sela sela lubang di dada pakaian yang membungkus ketat aurat mereka.



"Sini mas Aya lihat daftar menunya" Joni meneguk ludahnya berulangkali terpesona dengan buah dada Aya. Bulatan susu Aya yang polos tidak tertopang bra, bergelayut gondal gandul gemulai seirama dengan gerak tubuh Aya. Pentil susu Aya yang ereksi karena terkena udara dingin jelas tercetak pada kaos tipis yang melekat pada tubuh Aya membentuk tonjolan imut yang membuat tangan Joni geregetan ingin menyentilnya. Meski menyadari bahwa busana kurang bahan yang ia kenakan terbuka di mana mana sehingga sebagian tubuh mulusnya bebas di nikmati Joni, Aya dengan cuek sibuk memilih milih makanan dari daftar makanan yang tersedia. Sebentar kemudian Joni ganti sembunyi sembunyi melirik gundukan payudara Ai yang duduk di samping Aya, ukuran payudara Ai yang sebelas duabelas namun dengan bentuk yang lebih bulat dan indah inilah yang dari tadi Joni incar. Sebelum memanggil Joni, Aya dengan usil lebih dulu merusak dan mempreteli kancing paling atas dari seragam Ai sehingga membuat bagian dada Ai terbuka lebar, Bulatan buah susu Ai yang saling tergencet karena tertekan cup bra Ai yang kekecilan membentuk lekukan aduhai yang menonjol indah di bagian tengah dada Ai. Wajah Ai merona merah menyadari mata Joni mulai jelalatan dan melirik nakal ke dalam seragam Ai, sepertinya Joni masih penasaran untuk mengintip puting payudara Ai. Aya menggenggam tangan Ai sambil mengedipkan mata nakal mencegah Ai yang reflek hendak menyilangkan tangan ke depan dadanya, menutupi ketelanjangan Ai. Ai sedikit menyesal karena telah menyanggupi ajakan Aya untuk mencoba bereksibisionis.



"Panas banget ya Mas..gerah nih, Aya ampe keringetan" Aya memcoba mengalihkan perhatian Joni dari susu Ai dengan mengibas-ibaskan kaos minim yang Aya kenakan di bagian lubang lehernya hingga terbuka lebih lebar dengan kedua tangannya. Joni mendadak blingsatan tak karuan, dengan posisinya sekarang yang berdiri lebih tinggi dari Aya, tindakan Aya yang sengaja melonggarkan belahan dada pada kaos Aya, membuat Joni bak mendapat durian runtuh karena langsung dapat melihat payudara utuh Aya tanpa sehelai benang pun yang melekat, lengkap dengan lingkar aerola yang mengelilingi tonjolan pentil susu Aya yang mancung.
"Woow gedhe banget.." Joni yang takjub melihat Payudara sekal Aya yang menggiurkan bak pepaya matang di pohon tanpa sadar berguman. Aya, ratri dan Aya tersenyum saling pandang, sekuat tenaga menahan ketawa melihat tonjolan di kolor Joni yang menggelembung semakin kentara.
"Mas, apanya yang gede..?" Ratri ikut mengerjai Joni dengan melempar pertanyaan pertanyaan nakal.
"eeh Anu mbak, Ayam gorengnya yang dijual di sini ukurannya gede gede, pasti puas" si Joni dengan pintar bersilat lidah menjawab pertanyaan ratri yang menjebak, mungkin gara gara kebanyakan vitamin bokep.
"Mas Ayam gorengnya yang yang paling enak apa nih?" Ratri lanjut bertanya pada Joni.
"Dada neng.." Joni menjawab sambil melirik belahan Dada aya yang mengkilat basah oleh keringat.
"kalo yang paling laris..?"
"Dada neng.." Kali ini Joni melirik bongkahan daging empyuk susu putih Ai yang menyembul dari sela seragam Ai.
"Kalo yang paling nikmat?"
"Dada juga neng.." pikiran Joni yang terbayang bulatan buah susu Aya dan Ai membuat Joni reflek menjawab dada setiap pertanyaan dari Ratri.
"Dada atau susu Mas..?"
"Susu..Eh dada..dada.. neng.." Joni yang kesulitan berkonsentrasi karena berhadapan dengan buah pepaya Aya dan buah melon Ai, tergagap menjawab.
"ooh dada yah yang paling enak.." Ai yang sibuk membolak balik daftar menu, mantuk mantuk.
" Mas Aya bingung nih milih yang mana, mas duduk sini deh bantuin Aya milih.." Aya dengan manja menarik tangan dan mengajak Joni supaya duduk terjepit di antara tubuh Aya dan Ai, Ai spontan melotot protes ke Aya, membuka kancing seragam dan membiarkan mata Joni jelalatan menikmati belahan payudaranya saja sudah membuat Ai risih, malu dan merasa hina, lha ini sekarang Aya malah mengajak Joni duduk mepet di samping Ai, wah..bisa bisa Joni curi curi kesempatan buat curi nyenggol nyenggol bodi Ai.
"eh neng jangan.*** enak dilihat orang.." Joni berusaha menolak , namun lain di mulut lain di hati, meski bolak balik kalimat penolakan meluncur dari mulutnya, pantat Joni tanpa menunggu di komando dua kali sudah mendusal mencari tempat yang nyaman di tengah pinggul Aya dan Ai. dalam sekejap puluhan mata lelaki yang ada di dalam pujasera memandang iri ke arah Joni yang malam ini begitu beruntung bisa duduk berdesak desakan dengan dua gadis bertubuh semok. Ai menggerutu dalam hati tempat duduk panjang yang kini bertiga mereka duduki di desain hanya muat untuk dua orang saja, Ai meringkukkan tubuhnya yang terpepet Joni, merelakan lengan mulusnya berdempetan dan menggesek lengan Joni. Ai diam tak berkutik, sedikit saja Ai salah gerakan ada resiko tangan Joni yang dilipat di depan dada Joni bisa menyenggol susu atau mengelus paha Ai. terjepit di posisi yang uenaak pol..membuat Joni cengar cengir, hidungnya kembang Kempis, jika Ai beringsut menjauhkan dirinya, sebaliknya Aya malah cuek saja membiarkan tubuh bohainya mepet dan uyel uyelan dengan tubuh Joni.

"Mas yang ini apaan.. crispy breast?" Aya membungkuk dan menyandarkan dadanya menempel ke meja sambil menunjuk nunjuk menu baru andalan gerai tempat Joni bekerja. Buah dada Aya yang tergencet meja, tertekan
dan bulat membludak menyembul keluar dari sela Kaos Aya membentuk celah payudara yang menggiurkan. Tubuh Aya semakin dempet dengan Joni, membuat Joni seketika panas dingin tak karuan saat lengan kanannya menyentuh sesuatu yang bulet,anget dan lembek.
"ini Dada goreng kremes neng.., rasanya kriuk kriuk maknyot" Joni menjawab sambil berfantasi sedang asyik mem-brakoti daging susu Aya. kemudian Joni dengan lihai menjelaskan satu persatu makanan yang ada dalam daftar menu kepada Ai dan kawan kawan sambil menunggu dan berharap Aya tidak menyadari dan menggeser nenen Aya yang menempel di lengan Joni. Aya antusias mendengarkan penjelasan Dari Joni, Aya mendekatkan posisi duduknya dengan Joni sepertinya sengaja membiarkan lengan Joni yang mengganjal Di sela ketiaknya menempel dan menggencet bulatan susunya. melihat reaksi Aya yang asyik melihat daftar menu, Joni menarik nafas lega karena mengira Aya tidak menyadari tangan jahanam Joni yang nemplok lekat di dada Aya.
"Ayo Joni..jangan sia siakan kesempatan empyuk ini!" Joni berguman dalam hati, dengan sangat pelan dan waspada Joni menggerakkan lengannya memutar mengelus bulatan susu Aya, Wooow meski masih terbalut kaos tipis namun kulit lengan Joni masih dapat jelas merasakan kulit susu Aya yang alus dan kenyel banget!..Joni Junior sontak berdenyut denyut konak. tidak mau gegabah,supaya Aya, Ai dan ratri tidak curiga, setelah puas menggesekkan lengannya ke susu Aya satu putaran, Joni berdiam diri dulu menunggu reaksi Aya.

"Ai yang ini enak nih kaya-nya.." Aya memiringkan tubuhnya ke depan Joni sambil menunjuk sebuah menu kepada Ai yang masih membeku menjaga jarak supaya tidak terjamah oleh Joni. Dengan ogah ogahan Ai melirik menu yang Di tunjuk Aya.
"hot burger with sosis and cheese?" Ai membaca menu pelan.
"enak nih Ai, ini tuh kalo ga salah sosis gedhe panjang trus di gencet ditengah tengah dua roti bulet yang empuk, yummy nih!" Aya mencerocos sambil ekor mata Aya berkedip kedip nakal.
"apaan sih Aya.." Ai belum menangkap maksud Aya.
"he..he.." Aya dan ratri saling lirik dan tertawa.
"eh jangan jangan maksud Aya, sosis panjang gedhe itu... trus di gencet pake dua roti bulet" tanpa sadar Ai menengok ke bawah melihat gundukan buah dadanya, seperti tersihir kedua tangan Ai memegang dan meremas bulatan susunya, otak Ai yang rada lemot baru menyadari kalo Aya sedang membicarakan titjobs,salah satu aktivitas seksual yang digemari kaum adam yang dilakukan dengan mengempitkan dan mengocok konti mereka di antara belahan buah dada pasangannya, akan lebih nikmat lagi dilakukan apabila si wanita memiliki ukuran cup buah dada yang di atas rata rata.
"hii..hi.. Aya gokil banget Sih.." Ai akhirnya tersenyum lebar, canda dari Aya dan Ratri perlahan membuat ketegangan Ai meluntur. Ai juga baru sadar perutnya mulai keroncongan lagi, Ai mulai ikut menunjuk dan memilih milih makanan di daftar menu sambil bercanda dengan kedua sahabatnya. Joni yang masih anteng duduk di antara dua gadis ber-bodi aduhai tersenyum tipis, kesempatan buat Joni, Ai mulai terbiasa dan tidak curiga dengan kehadirannya di antara mereka. Joni melirik lengannya yang posisinya tidak berani ia rubah dari tadi, tetep menempel pada bulatan susu Aya, bahkan karena asyik bercanda dengan Ai dan Ratri, Aya tak sadar kalo buah dada Aya Malah semakin tergencet, semakin mepet dengan lengan Joni.

Jantung Joni berdetak kencang, pura pura menjelaskan isi sebuah menu makanan ke tiga gadis dihadapannya, lengan kanan Joni kembali beraksi, perlahan Joni menyenggol dan menggesekkan lengannya sekali lagi mengelus cup payudara Aya, sembari menunggu reaksi dari Aya. Joni menunggu 1 detik..2 detik...5 detik, yesss..! sepertinya Aya tidak sadar kalo Joni sedang mencuri kesempatan untuk menggrepe grepe Dada Aya. merasa mendapat angin Joni kembali menggerakkan lengannya berulang ulang mengusap usap tonjolan Dada Aya. permukaan payudara Aya yang lembut dan terasa klenyot klenyot membuat Joni ketagihan, Joni semakin berani dan semakin lama durasi lengan Joni mengusap usap buah dada Aya. sensasi menoel noel payudara seorang gadis cantik di tempat umum tanpa disadari sang gadis yang membuat konti Joni geringgingan cenat cenut tak karuan membuat Joni lupa dengan resiko terpergok, di teriaki maling bahkan di hajar massa, pokoke enak dulu batin Joni. merasa Aya sang korban, sepertinya tidak keberatan buah dadanya ditampol tampol dengan lengannya, Joni langsung tancap gas pol semakin intens menggresek gresek dada Aya yang berlapis kaos tipis.

Aya terkekeh dalam hati saat terasa lengan Joni yang ngeganjel di bulatan payudaranya bergerak mengusap cup susu Aya makin brutal. sengaja Aya melebarkan sela ketiaknya membiarkan lengan Joni nyelonong semakin leluasa menggrepe grepe tubuhnya. Seorang gadis normal pasi bakal mencak mencak marah level high apabila mengalami pelecehan seperti itu, namun sebaliknya Aya yang saat ini menjadi korban Joni, diam diam malah menikmati tiap sentuhan kurang ajar Joni di tubuh Aya. Aya meneguk ludahnya berulangkali
Sekujur tubuh Aya terasa merinding panas adem, berharap lengan Joni mengusel dadanya lebih sering dan lebih kasar. Meski di dalam tubuhnya panas bergejolak dan semakin horni, Aya berusaha bertingkah laku normal dan menunjukkan raut wajah sewajar mungkin di hadapan Joni dan sahabatnya, kalo tidak Joni bisa ke-geeran kalo ketahuan sebenarnya Aya menikmati sentuhan lengan Joni.
prinsip Aya, jadi cewe itu harus sok jual mahal dulu, meski nanti setelah mencicipi rasanya bakal diperbudak oleh konti sang cowo.
"oouch..mmmph.."Aya cepat cepat memalingkan muka dan membekap mulutnya dengan telapak tangannya meredam desahan yang reflek keluar dari sela bibir seksinya, tubuh Aya bergeletar saat siku lengan Joni menyentil pentil susu Aya yang sensitif. serangan kedua dan ketiga dari Joni datang beruntun, siku lengan Joni kembali mengorek orek pentil imut Aya yang menonjol membuat sekujur tubuh Aya merinding ser-seran.
"uuhh..." Aya sekuat tenaga bertahan supaya tak mengeluarkan desahan dari mulutnya, pentil susunya terasa geli banget, tangan Aya mencengkeram kencang pinggiran meja untuk meredam tubuh Aya yang mendidih karena terangsang. Aya mengempit pahanya serapat mungkin menahan rasa kebelet berkemih yang tiba tiba berkedut kedut di liang vagina Aya. Uuuh...! tempik Aya terasa senat senut enak. Aya mulai cemas kalo diterusin bisa bisa vagina Aya jebol menyemburkan cairan cintanya, sensasi nikmat bercampur deg deg-an inilah yang membuat Aya ketagihan bereksibisionis. Sebagai chikan yang berpengalaman, untuk menghindari kecurigaan orang disekitar, Joni dengan lihai memberi jeda antara satu sentuhan dengan sentuhan berikutnya ke dada Aya. huuf..! Aya menarik nafas lega, hampir saja liang vaginanya bocor apabila Joni tidak mengerem mengusap usap pentil susunya.

Hebatnya di atas meja Aya dan Joni tetap dapat bertingkah laku normal seperti pramusaji yang sedang melayani tamu memilih menu makanannya, seakan sedang tidak terjadi apa apa sehingga tidak membuat pengunjung lain curiga, padahal di bawah meja lengan Joni kembali memburu pentil susu imut Aya yang ngemesin. Meski hampir saja ngompol di tempat, rupanya Aya tidak kapok dan bahkan malah menggeser posisi tubuhnya sedemikian rupa sehingga semakin memudahkan lengan Joni untuk menggapai pentil susu Aya.
"wuuih..!" Joni bersorak gembira dalam hati saat kulit lengannya kembali tergores ujung pentil susu Aya yang lancip dan keras, Joni yang sudah gelap mata bersemangat menggoyangkan siku lengannya pelan memutari lingkar aerola payudara Aya, sesekali memencet mencet pentil susu Aya. Akibat senggolan intensif di pentil susunya, gejolak dalam tubuh Aya yang tadi sempat mereda dengan segera menanjak kembali ke puncak lagi, seperti cacing kepanasan tubuh Aya bolak balik menggeliat resah, rasa cenat cenut kembali menghujam kemaluan Aya. Ai bertukar pandang dengan Ratri yang duduk di depannya, hanya ratri yang jelas dapat melihat pergumulan hebat di bawah meja antara Joni dan Aya. Ratri menggerak gerakkan ekor matanya berusaha memberi tahu Ai kejadian tak senonoh yang gamblang terjadi di depan matanya. tumben kali ini pikiran Ai yang biasanya telmi langsung sefrekuensi dengan Ratri sehingga langsung dapat menangkap arti lirikan mata Ratri. Ai diam diam melirik ke bawah meja, nampak tangan Joni yang sedang asyik kasak kusuk menggerayangi dada Aya. Saat ganti melirik ke Aya, sontak Ai jadi illfeel sendiri melihat Aya yang malah merem melek keuenakan.
"huuh..dasar Aya, lagi dilecehin di depan umum koq malah termehek mehek gitu sih?, Ai kerjain aaah..!" timbul niat nakal untuk mengerjai Aya dalam hati Ai yang kesel melihat Joni dan Aya yang sama sama tak tahu diri.

Aya menggigit bibir bawahnya, matanya sayu terpejam, rahim Aya deras memompa cairan cinta memenuhi liang vagina Aya, Aya sudah tidak tahan lagi.., rangsangan yang mendera puting susunya membuat tubuh Aya melayang ke awang ke tujuh, Aya sudah masa bodoh jika terpaksa harus orgasme dan cairan cintanya tumpah saat ini juga. Wajah Aya mendongak ke atas, cairan cinta sudah menyundul nyundul bibir vagina Aya, Aya tak kuasa lagi membendung gejolak di kemaluannya.
" aaah..Aya.*** kuat aaah.." Aya merintih dalam hati, Tubuhnya meregang nyaris menggapai klimak orgasme.
"Mas..mas, kalo minumannya sedia susu segar ada?" Suara Ai yang polos manja seperti anak kecil membuyarkan konsentrasi Aya dan Joni. Terkaget kaget Joni buru buru menarik lengannya yang sedang kelayapan Di dada Aya, jantung Joni hampir copot takut tepergok.
"susu seger ada.. ada.. neng...wooow.." begitu begitu berbalik menghadap Ai, mata Joni langsung membulat hampir keluar dari kelopaknya, Ai yang tadi malu malu sekarang malah memarkirkan tubuhnya menggelendot manja sambil menggandeng lengan Joni mesra. tak ketinggalan Ai sengaja membusungkan gunung kembar nan cantik di dada Ai memuaskan hasrat Joni, membuat Joni langsung mengabaikan bulatan
payudara kenes Aya yang sebenarnya tak kalah menggiurkan.



melihat Joni langsung sibuk melayani Ai dan langsung melupakan dirinya membuat Aya merengut sebel sambil melotot ke arah Ai, gelora tubuh Aya yang membara seketika padam, meninggalkan rasa tidak puas di hati Aya dan rasa mengganjal di kemaluannya.
"Dasar Ai, lagi enak enaknya koq malah ganggu, awas ya ntar Aya pites..." Aya ngedumel dalam hati melihat Ai yang memeletkan lidahnya sambil mengerling nakal.
"Susu ada neng, ini milk shake, susu di kocok kocok.." Joni mendiskripsikan milkshake tentu saja sambil ngelamun jorok sedang meremes dan menggoncangkan goncangkan bantalan buah dada Ai.
"enak ya Mas..wow pilihan rasanya banyak" tubuh Ai membungkuk semakin rendah, dengan polos Ai sibuk memilih rasa milkshake kesukaannya sampai tak menyadari belahan dada seragamnya melorot makin ke bawah.
"mimik syuyu enak neng.." Joni meneguk ludahnya, berusaha memincingkan matanya setajam mungkin mencoba menerobos pandang ke dalam busana Ai yang terbuka di bagian dadanya, Mata Joni bergerilya menscan sekujur dada Ai mencari cari pentil merah muda Ai yang dari tadi membuat Joni penasaran. yess..! Joni hampir melompat kegirangan, ukuran bra Ai yang sesak kekecilan membuat sebagian puting Ai menyembul dari sela cup bra ketat Ai yang menjepitnya. posisi tubuh Ai yang membungkuk membuat ikatan bra Ai melonggar. Perlahan cup bra Ai merosot makin turun.
"cleguuk..cleguuk.." Joni menggaruk garuk kepalanya yang di cukur botak, air liur membanjiri mulutnya, Joni junior menggeliat geliat tak karuan tersentrum rangsangan yang di dapat Indra pengelihatan Joni. Ai tak menyadari tatapan mupeng Joni yang berharap seluruh Biji pentil susu Ai polos terkelupas dari kulit cup bra yang membalutnya.
" sedikit lagi...sedikit lagi.." kepala Joni miring miring melongok ke dalam seragam Ai, resah tak sabar menanti puncak payudara Ai terbuka sempurna, membayangkan bentuk puting susu pink Ai dengan aerola mengkilat yang mengelilinginya membuat Joni junior geregetan. degup jantung Joni berdetak memburu makin kencang, saat bra Ai semakin melorot turun..lebih turun.. hingga...
"Ai pilih milkshake strawbery aja.." Ai tiba tiba menegakkan tubuhnya, sambil merapikan seragamnya yang terbuka sambil tersenyum manis dengan wajah polos tak berdosa.
"Arrrrgh..." melihat Ai menutup garasi depannya, membuat Joni gigit jari karena merasa diphp-in oleh Ai, Joni menjambak dan menggaruk garuk kasar kepala cepaknya, impiannya untuk melihat bentuk utuh puting susu Ai yang sensual sesuai angan angannya ambyar dalam sekejap.
"neng coba lihat halaman selanjutnya, masi banyak yang enak enak lho.." Joni belum menyerah, coba merayu Ai supaya kembali melihat lihat daftar menu yang tersedia. Ai menggelengkan kepalanya, menyilangkan kedua tangannya erat erat di depan dada Ai, rasanya sudah cukup Ai beramal membiarkan Joni menikmati bagian tubuh Ai yang terlarang.
Joni geleng geleng kepala kehabisan akal.

"Kyaa....tolong.." Aya berteriak histeris, sambil menyenggol manja tangan Joni. sengaja Aya menumpahkan gelas yang masih terisi air mineral penuh hingga membasahi sekujur tubuh Aya.
"Apaan sih neng!..Wooow.." Joni yang sedang frustasi karena gagal maning melihat puting susu Ai mendengus kasar, berbalik hendak membentak Aya namun begitu berhadapan dengan Aya, Joni kembali melongo menatap pemandangan gurih di depannya.
eng...ing...eng... sesuai rencana Aya yang sengaja mengguyur sekujur tubuhnya dengan air mineral, kini kaos tipis Aya yang basah kuyup menempel lekat pada tubuh Aya membentuk lekuk aurat Aya yang aduhai, bulatan payudara dan puting di puncak payudara Aya terlihat jelas menerawang. Seperti tersihir Joni duduk terpaku sambil kedua matanya bolak balik menyusuri cetakan bodi pada kaos ketat Aya. Joni Junior yang tadi sempat klepek klepek setelah bolak balik di kentangin oleh Ai, kembali menegang. Aya menatap Ai sambil tersenyum menang karena kembali berhasil merebut perhatian Joni.

Melihat tatapan mengejek dari Aya, entah kenapa hati Ai
jadi panas sendiri.
" Neng..Joni bantuin keringin ya.." Joni sigap mengambil tissue bersiap mengelap kaos Aya, Joni kali ini tak mau menyianyiakan kesempatan emas untuk menggrepe grepe tubuh Aya.
"eh...enngh..ya Mas.." Aya yang sejenak ragu, akhirnya mengiyakan perkataan Joni, hasrat untuk mengalahkan Ai membuat Aya nekad merelakan tubuhnya hendak di jamah oleh Joni, Aya membuka tangannya lebar ke samping membusungkan dadanya, pasrah bersiap menyambut tangan Joni yang sudah tidak sabar menguyek uyek bodi Aya.
"Waah..di mana ya!" di detik detik akhir saat tangan Joni sudah semakin dekat hendak mengemek emek Aya, Ai lagi lagi berteriak keras mengejutkan Joni
, Ai berdiri dari tempat duduknya, membuka tasnya dan langsung mengobok obok isi tasnya, sejenak perhatian seluruh orang yang ada di pujasera terpusat pada Ai yang heboh banget, supaya orang orang tak mencurigainya hendak berbuat senonoh mau tak mau Joni terpaksa kembali memunggungi Aya yang langsung cemberut karena aksinya berulangkali di interupsi Ai.
"cari apa Ai?" Ratri ikut bingung melihat sahabatnya sibuk membedah isi tasnya.
"kunci rumah, Ai lupa taruh di mana.."
"paling ketinggalan di rumah Ai, gitu aja koq heboh banget" Aya terlihat kesel banget sambil berpikir keras gimana caranya menarik perhatian Joni lagi.
" iya iya..coba Ai cari dulu, gawat kalo ampe hilang, bisa bisa Ai malam ini bobok di pinggir jalan" Ai bolak balik membongkar isi tasnya, muka Ai sembab hampir mewek, namun dalam hati Ai tertawa karena sukses membuat acara grepe grepe Aya batal terlaksana. kunci rumah Ai sebenarnya aman tersimpan dalam saku mantel Ai yang sengaja Ai tinggal dalam mobil Aya yang terparkir di basement pusat perbelanjaan itu, kehebohan ini ternyata hanya akal akalan Ai saja.

Melihat Joni tetap memunggunginya dan terus menghadap ke arah Ai benar benar membuat Aya murka campur jealous. Padahal bentuk bodi Aya yang meliuk liuk seksi jelas tidak kalah aduhai dibanding Ai. Apa mungkin cowo lebih berselera dan lebih nafsu melihat gadis berbodi seksi yang penampilannya malu malu dan polos seperti Ai dibandingkan Aya yang sama sama berbodi semok namun lebih bitchy dengan busana minimnya?. Aya bertekad untuk kembali merebut perhatian Joni.
"Mas..Mas..bantuin Aya dong..ini baju Aya masih basah" Aya memanggil Joni manja, namun tidak ada reaksi dari Joni, Aya mulai gusar, timbul ide gila dalam pikiran Aya melihat posisi tangan Joni yang begitu dekat dengan dadanya.
"Mas..ayo bantuin Aya..kyaa.." Aya kembali memanggil Joni, sambil menarik tangan Joni dan Nyooot... Aya dengan sengaja menuntun tangan Joni untuk menempel dan meremas cup payudara 34d milik Aya, Aya yakin seyakin yakinnya kalo dengan cara ini pasti manjur, lagipula siapa yang bisa menolak susu kenyel cap nona Aya. Satu remasan dan tidak ada reaksi Dari Joni. Nyoot..nyoot Aya memberi bonus dua remasan lagi, kali ini dengan durasi lebih lama dan lebih kasar daripada remasan yang pertama, kalo Joni bukan pria maho di jamin pasti langsung nyetrum.
"what..!"Aya geleng geleng tak percaya, masih belum ada reaksi dari Joni, apa jangan jangan Joni pingsan ya, kena serangan jantung gara gara di kagetin terus sama Ai. Perlahan Aya melongok dari samping wajah Joni yang membelakanginya, dilihatnya wajah Joni yang tampak aneh, muka Joni merah membara, matanya melotot dengan hidungnya kembang kempis
. Aya bertanya tanya dalam hati apa yang terjadi dengan Joni.



Aya ganti melirik ke Ai yang masih sibuk mengorek orek isi tasnya. Begitu melihat bagian belakang tubuh Ai yang sedang berdiri membelakangi Joni, Aya langsung tahu apa yang membuat Joni tiba tiba membeku. Ai yang tadi berdiri tiba tiba tidak menyadari rok seragam mini yang ia kenakan terlipat dan tersingkap di bagian belakang, membuat bulatan bokong Ai yang berselimutkan celana dalam putih berpita kecil jelas menyembul keluar menjadi santapan mata nakal Joni. Bibir Joni gemetaran menatap anugerah terindah yang pernah ia lihat seumur hidupnya,sepasang bulatan pantat Ai yang bulat sempurna, kencang dan putih mulus berlenggak lenggok tepat sejajar dengan wajah Joni yang duduk di belakang Ai, mata Joni liar menyusuri siluet belahan bokong Ai yang tercetak pada celana dalam putih Ai yang sedikit demi sedikit melorot tiap kali Ai bergerak gerak. Braaak..! Aya membanting tangan Joni menghajar pinggiran meja. pantas saja jurus nyot-nyot Aya tidak mempan.
"Ai awas dibelakang ada yang ngitipin Ai.."
"kyaaa...dasar mesum!" mendengar peringatan dari Aya reflek Ai berbalik, melihat kondisi bawahannya yang tersingkap dan membuat bongkahan pantatnya menonjol keluar membuat wajah Ai merona merah karena malu. Ai cepat cepat merapikan rok seragamnya dan langsung menampar pipi Joni yang sedang meringis kesakitan karena tangannya baru saja terbentur meja.
"waduhh...!" maksud hati mau mendapat yang enyak enyak, tapi apa daya Joni malah mendapat gamparan panas dari Ai sampai gambar telapak tangan Ai membekas di pipi Joni. Ai kembali duduk sambil cemberut menyesali tindakannya tadi yang bermaksud mengerjai Joni tapi malah Ai yang kena apes di intipin oleh Joni. Ai, Aya dan Joni duduk terdiam di tempatnya masing masing.
"anu..neng...Joni..."
"Diam..!" berbarengan Ai dan Aya membentak Joni hingga Joni mengkeret sendiri.

Ratri yang dari tadi diam saja melihat rivalitas Ai dan Aya yang berebut menggoda Joni, segera beraksi cepat mencairkan suasana yang tegang dan kikuk tersebut.
"Ini mas pesenannya.." RatrI menyerahkan selembar kertas yang berisi menu yang mereka pilih.
"Iya neng makasi" Joni sadar, ini saatnya untuk kabur.
"ini uangnya Mas.." Ratri menyodorkan dua lembar uang 50ribuan dan beberapa keping uang recehan untuk membayar makanan yang ia pesan dan juga tip untuk Joni. dengan gemetar Joni menerima uang dari Ratri, namun entah karena grogi atau di sengaja, Joni malah menjatuhkan uang tersebut hingga berhamburan di bawah meja.
"Ya..Mas koq malah di jatuhin.." Ratri langsung protes.
" maaf maaf neng.. " tanpa permisi, Joni langsung merangkak dan menerobos masuk ke bawah meja Ai dan kawan kawan untuk mengumpulkan uang koin yang berceceran di bawahnya, namun pemandangan di bawah meja kembali membuat Joni terperangah dan takjub.
"wooow putih..putih mulus.." Joni komat kamit kagum melihat tiga pasang paha langsat yang dari tadi tersembunyi di bawah meja. Joni sengaja berlama lama di bawah meja, berharap salah satu gadis yang duduk di atasnya lengah membuka pahanya sehingga Joni dapat menikmati terowongan nikmat ditengahnya. tidak percuma penantian Joni, tak berapa lama Aya mengganti posisi duduknya namun kedua pahanya mengempit kurang sempurna, uhuuy..! paha Aya meregang sedikit membuka celah selangkangan Aya hingga tembus sampai dinding kemaluan Aya yang bersih mulus tak berjembi. Joni menajamkan matanya mencari cari garis bibir vagina Aya yang sudah setahun terakhir ini jarang memakai celana dalam. Joni sudah tidak tahan lagi, perlahan Joni menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan separuh batang Joni junior. Sambil mengintipi bergantian kemaluan tiga gadis di depannya Joni mengocok kontinya sambil merem melek menghayati khayalannya yang sedang menyetubuhi tiga gadis belia sekaligus. sementara Joni asyik mengulek Joni junior dengan tangannya, ketiga gadis di atas meja celingak celinguk kebingungan menunggu Joni yang tidak kunjung muncul
. Ai dan kedua sahabatnya saling lirik.
"si mas koq di bawah lama banget ya?" Ai terus menerus bertanya tanya. Aya mengangkat bahunya cuek.
"jangan jangan lagi ngintipin Ai.." Ratri langsung curiga dengan niat busuk Joni.
"iiiih ngeri..." Ai bergidik langsung merapetkan pahanya dan membetulkan rok seragam Ai yang sedikit tersingkap, tidak mau dua kali kecolongan.

"Mas di cariin bosnya nih!" ratri menggedor meja. jedoook..! terdengar suara keras benturan kepala Joni dengan meja, sebentar kemudian Joni nongol dari bawah meja.
"maaf maaf bos!" Joni yang sebelumnya sudah mendapat Surat peringatan ke 2 dari atasannya karena terpergok mengintip pengunjung wanita yang sedang kencing di toilet, langsung mengiba iba minta maaf.
"hu.hu.. lho bos..dimana ya.."
"he he..becanda koq Mas..jangan mewek gitu dong" Ratri mencoba menenangkan Joni, kalau Ratri tidak bersandiwara di jamin bisa betah berjam jam si Joni nongkrong di bawah meja mereka.
"hiiii..!" Ai menjerit jijik campur rikuh sambil menutupi matanya dengan kedua tangannya melihat ujung kepala Joni junior yang menjulur keluar ditengah celana Joni. takut terancam PHK membuat Joni lupa merapikan pakaiannya terlebih dulu sebelum keluar dari bawah meja. Ai yang takut di patuk oleh burung Joni memalingkan wajahnya yang semu memerah. Joni kelagapan, berusaha menarik ke atas resleting celananya yang tiba tiba macet.
"kyaaa..! dasar mesum.." Ai menggelengkan kepalanya berulang kali ngeri melihat moncong pentol item Joni yang mental mentul di hadapannya, teriakan Ai membuat Joni makin grogi berulangkali gagal menarik ke atas resleting celananya.
sreeet..! mengumpulkan semua keberaniannya, Ai mengulurkan tangannya merebut kait resleting celana Joni dan dengan sekali hentakan sangat kasar Ai menarik resleting celana Joni yang seret ke atas.
"uuuugh..!" Joni melotot giginya bergemeletuk, rasa nyeri yang tidak terkira tiba tiba menjalar hebat di ujung kontinya, Joni melongok ke bawah miris melihat kulit di ujung kontinya yang nyangkut terjepit resleting celananya. saking kerasnya sepertinya separuh kulit kepala Joni tidak sengaja terkelupas.
"eh maaf maaf Mas... cup cup.." Ai yang menyadari kesalahannya saat melihat muka Joni yang pucat pasi gemetar menahan rasa sakit langsung mengusap usap Joni Junior di balik kolor Joni. mendapat elusan tangan halus Ai, Joni langsung pura pura berdiri gagah, padahal Joni Junior sudah kejang kejang hampir tamat karena seperti kena pisau sunat sekali lagi.
"gapapa neng..sakit segini mah kecil.., Joni tinggal dulu neng, mau nyiapin pesenan neng" tanpa banyak basa basi Joni tertatih tatih berjalan menjauhi meja Ai menuju toilet. begitu memasuki toilet Joni langsung guling guling kesakitan tak karuan di lantai toilet memegang ujung kontinya yang sobek. seusai kepergian Joni, ketiga gadis yang baru mengerjai Joni itu tertawa lepas bersama, Ai dan Aya berpelukan erat, melupakan perang di antara mereka.

*****
Hampir seluruh personel alpha hadir malam ini. Tuan Gozo tampak sibuk memberi instruksi dan memimpin langsung operasi kali ini, dua orang kepercayaannya Alex dan Mr jackal berdiri di dekat Tuan Gozo serius menyimak tiap komando darinya.
"Alex apa sudah ada kabar dari sumber kita?"
"sampai saat ini belum ada Pak, tapi sebagian agen kita sudah saya sebar di TKP, malam ini sepertinya saat yang paling tepat untuk menangkap mereka, begitu agen kita di dalam sudah mengamankan target, saat itu juga seluruh kekuatan kita bergerak masuk, namun beberapa orang tetap stay di luar sebagai back up jika terjadi masalah"
Gozo mantuk mantuk setuju, diam diam kagum dengan kemampuan Alex menyusun seluruh detail rencana penggerebekan kali ini.
"lapor pak, menurut saya yang sudah berpengalaman belasan tahun, sebaiknya langsung kita serbu saja dengan kekuatan penuh karena.." Jackal mencoba menjilat atasannya, namun sebelum Jackal selesai berbicara...
"serbu langsung gundulmu ITU..!, prioritas kita keselamatan target dan agen kita di dalam, jangan main hajar saja" Tuan Gozo langsung memotong analisa jackal yang bolak balik menggagalkan beberapa operasi alpha sebelumnya.
"Alex pegang komando penyelamatan, sedangkan jackal tunggu di luar saja sebagai back up!"
"siap laksanakan.." Alex dan Jackal menjawab bersamaan. Dalam hati kebencian Jackal terhadap Alex semakin menjadi jadi.
"OK sekarang kita berangkat ke cafe Emerald" Gozo memungkasi briefing dengan Alex dan Jackal.

******
Sudah berminggu minggu Stuart tinggal dalam pelarian karena kecerobohannya meninggalkan sidik jari di TKP pembunuhan Gathan. Sebuah Apartemen mewah yang disewa organisasi WWW menjadi tempat tinggal sementaranya, hampir semua kebutuhan Stuart sudah tersedia dalam apartemen tersebut, namun ada satu hal yang membuat Stuart gelisah, selama hampir sebulan bersembunyi Stuart belum sekalipun mendapat kesempatan melepaskan hasratnya untuk kimpoi dengan seorang gadis, yang biasanya rutin Stuart lakukan hampir tiap hari dengan wanita bayaran sebelum dirinya menjadi pesakitan seperti ini.
Stuart sedang mensesap segelas kopi saat menerima pesan elektronik dari Shinobi. Stuart tampak tersenyum bahagia membaca perintah Shinobi.
"Akhirnya, bisa juga keluar dari apartemen ini, jangankan dua agen interpol, satu kompi juga bakalan saya bereskan demi bisa keluar dari kamar ini."
Stuart bergegas bersiap siap, belati kesayangannya tidak ketinggalan ia selipkan di kantong jaketnya. Tak lama kemudian Stuart meninggalkan apartemennya menuju cafe Emerald.

******
"Kenapa Tri koq kelihatanya bingung banget?" Aya yang sedang menyantap sepotong ayam goreng kriuk bertanya pada Ratri yang kebingungan bolak balik melihat ponselnya.
"enng ini Aya, Ko Ayung hari ini lembur, jadi ga bisa jemput Tri di sini.."
" tenang aja Tri..ntar pas Aya anterin Ai pulang, Tri juga bisa sekalian Aya antar pulang"
"makasi Aya, tapi ga usah di antar sampai rumah, kasihan Aya ntar kemalaman"
"trus Ratri gimana pulangnya.." Ai ikut cemas melihat Ratri belum dijemput kekasihnya.
" Anu Aya, Ratri numpang sampai tempat kerja ko Ayung aja, ntar dari sana Tri bisa minta antar Ko Ayung.
"OK bos, Ayo makannya cepet dikit biar ga kemalaman yuk!" Aya mengedipkan mata tanda setuju. ketiga sahabat itu kemudian cepat cepat menghabiskan makanan masing masing.
"emang Ko Ayung kerja di mana Tri?"Ai yang belum pernah bertemu kekasih Ratri penasaran bertanya.
" cafe Emerald.." jawab Ratri.
 
ts mohon maaf kalo ada typo dan format tulisan yang kurang rapi. harap maklum ts ketik pake android jadul. thx untuk comment, kritik dan ijo2nya.
 
wew ai nakal dan polos di saat yg bersamaan bikin penasaran tingkat propinsi nih ai :sayang:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd