Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

Aiko... aileen...

Gadis imut bersuara anak kecil, yang suka tidur bugil...

Suka nari...

Sounds familiar for me...
 
ho'oh kanaya jangan lupa dibawa, kayanya mantep tuh kanaya.
kita costplay polici polician deh
:pandaketawa:

thx suhu rufio sudah hatrick tiga kali beruntun ncendolin Ai dan rajin mampir di trit Ai,

ts sekalian mohon maaf untuk pembaca semua, update file 39 bakal rada telat bgt..
mohon maaf atas ketidaknyamanan ini..
 
thx suhu rufio sudah hatrick tiga kali beruntun ncendolin Ai dan rajin mampir di trit Ai,

ts sekalian mohon maaf untuk pembaca semua, update file 39 bakal rada telat bgt..
mohon maaf atas ketidaknyamanan ini..

ebused dihitungin =))

selow aja ai, makin lambat kan makin enak.
yang penting endingnya CIM apa CIF kan
:tabok:
yang penting jangan ada PHP diantara kita
:p :ngacir:
 
File 39 The Unexpected Gift


"Aiko Aileen..maukan menikah dan menjadi isteri Alex..?" Alex kecil berusia 7 tahun berlutut dihadapan seorang gadis cantik seusianya yang berparas blasteran sunda dan jepang, sambil menyodorkan sebuah cincin mainan dengan manik berkilau di atasnya.
"Alex...?" Mata Ai bulat membesar, sejenak rasa bingung bercampur senang terpancar dari wajah cantik nan polosnya.

Saat itu Alex dan Ai kecil seperti biasanya sedang menghabiskan waktu bermain bersama di dalam sebuah rumah pohon yang terdapat di dalam hutan di belakang pemukiman rumah Alex dan Ai. Entah timbul keberanian dari mana, tiba tiba saja Alex kecil melontarkan pertanyaan itu kepada Ai, sahabat dan teman bermainnya sejak bayi.

"Mau..mau..nikah kaya yang di pilem pilem itu Ai mau,tapi.." membayangkan gaun pengantin cantik dan pesta meriah, tanpa berpikir panjang Ai kecil yang imut menggemaskan mengiyakan lamaran Alex.
"tapi..tapi apa Ai..?"
"tapi kata bunda Salas Ai halus nunggu sampai umul 17 tahun dulu balu boleh nikah" Ai kecil menjawab dengan lugu saat teringat kisah pertemuan dan pernikahan kedua orangtuanya yang biasa di dongengkan ibundanya menjelang Ai dan Lily tidur.

Saras, Ibunda Ai bertemu, jatuh cinta dan menikah di usianya yang ke tujuh belas dengan inspektur Aiichiro Wijaya.

"nunggu Ai sampai umur 17..ya" Alex kecil menghitung berapa tahun lamanya ia harus menanti Ai dengan jari jari tangan-nya.
"sepuluh tahun lagi.., 10 tahun lagi Ai mau ya jadi istri Alex.." mata Alex berbinar binar sambil menggamit tangan Ai.
"Mau..mau,Ai mau jadi istli Alex.."Ai mantap mengangguk dengan mata berkilat kilat bahagia.

Suara bedug maghrib bertalu talu menandakan waktu bermain kedua bocah itu telah usai. Jika tak mau mendapat sabetan rotan dari Jackal, Alex harus secepatnya mengantar Ai pulang kerumahnya.

"Yuk Ai kita pulang.." kedua bocah kecil itu kemudian bergegas turun dari rumah kayu tempat rahasia mereka, sambil bergandengan tangan keduanya berlari kecil kembali ke rumah masing masing.

****

http://i4.***********/thumbs/2015.07.11/439a40895512f925df8830a7a689934e.jpg

"Uwaaaah...." terbangun dari tidur lelapnya Aileen menguap sambil mengucek matanya. Ai yang tertidur hanya menggenakan kaos kutang panjang sepaha tanpa pakaian dalam lagi yang membalut tubuh polosnya meregangkan tangannya selebar mungkin, berusaha mengusir sisa kantuk yang mengganjal di kelopak matanya.

Setengah sadar Ai membetulkan lengan kaos kutang kedodoran-nya yang melorot
hingga membuat payudara kiri Ai menyembul keluar sepanjang malam tadi.

Belum juga turun dari bed berselimut merah mudanya, Ai buru buru mengambil handphone dan tak sabar membaca pesan masuk dalam handphonenya.

"selamat ulang tahun yang ke-17 tahun adikku sayang. Smoga tambah cantik dan gak lemot lagi" seperti tahun tahun sebelumnya Lily, kakak perempuan Ai selalu yang pertama mengucapkan selamat di hari peringatan kelahiran Ai. Ai tersenyum membaca pesan saudarinya yang penuh dengan doa dan harapan baik untuknya. Buru buru Ai membuka pesan pesan berikutnya.

Berturut turut pesan dari Naybila, Najwa, Kanaya, teman teman sekolah Ai dan rekan rekan team Alpha masuk ke dalam inbox pesan hp Ai. Ai dengan gelisah bolak balik membaca deretan pesan masuk dalam hp-nya, mencari dan menunggu nunggu datangnya satu pesan dari orang yang spesial di hati Ai.

Hp Ai bergetar, sebuah pesan tanpa identitas kembali masuk dalam inbox hp-nya.

"Alex.." Ai memekik gembira, matanya berbinar binar menatap pesan baru di layar hp-nya, sambil berdebar debar dan berbunga bunga Ai membaca pesan yang baru saja masuk itu.

"Selamat ulang tahun Aileen sayangku.., semoga tambah cantik dan sexy. Smoga kita bisa segera bersama, kangen banget sama payudara Ai yang empyuk dan pantat Ai yang montok
dari orang yang selalu mencintaimu Jackal"

"dasar..cabull.."Ai dengan jengkel men-delete pesan Jackal dan langsung membanting ponselnya sambil menggerutu hebat, pesan yang baru masuk bukan dari Alex yang ia tunggu tunggu melainkan dari jackal salah satu penganggum cabul-nya.

Ai beranjak turun dari bed nyamannya dan langsung masuk ke kamar mandinya untuk bersiap berangkat ke sekolah.

Air hangat yang memancar dari shower membasahi tubuh sintal Ai yang wajahnya nampak muram.
"masa Alex lupa dengan hari ulang tahun Ai sih?" Ai sedikit terisak, di hari spesial ini tepat di ulang tahun Ai yang ke 17 tahun, pada tanggal 20 Maret, lagi lagi Alex tega mengecewakan Ai. Rintik air yang membasahi tubuh Ai menyamarkan air mata yang berlinang di mata Ai.

Ai bergegas menyelesaikan ritual mandi paginya saat jam di dinding menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Dengan mengendarai motor Moi matic-nya, butuh waktu hampir 15 menit untuk sampai ke SMU Internasional, jadi hanya ada sisa waktu 15 menit buat Ai untuk berpakaian dan berdandan.

Dengan tubuh masih basah, Ai berdiri di depan cermin hias di dalam kamarnya. Ai memandang dan mengamati tubuh 17 tahunnya yang beranjak dewasa. Sekilas nampak tidak ada yang berubah, bentuk aurat Ai tetap melekuk lekuk membahenol dengan sepasang payudara menjulang bulat indah di dada Ai.

tangan Ai cepat menyambar seragam putih abu abu sekolah SMU Internasional yang ketat dan minim.

"uuuuh..." Ai mengeluh kecil saat mengancingkan seragam sekolahnya yang berasa makin sesak di bagian dadanya. Seragam sekolahnya yang terasa kian ketat dan kekecilan gara gara bagian dadanya yang makin padat membusung, membuat Ai baru menyadari ukuran cup payudaranya sudah jauh menggelembung dibandingkan saat Ai berusia 16 tahun. Ai memandang bayangan tubuh mungilnya di depan cermin dan menepuk nepuk buah pantatnya, selain ukuran dadanya yang berkembang makin megah, Ai baru menyadari juga kalo sepertinya pantat Ai juga semakin montok menonjol.

"hadeww..!, " Ai menepok jidatnya sendiri, dengan tubuhnya yang sekarang makin mohai ini, Ai yakin bakal makin banyak pria pria mupeng yang berniat melecehkannya dan menjadikan dirinya sebagai obyek fantasi seksualnya.

Dengan sedikit memaksa, akhirnya gelembung buah dada Ai bisa juga muat seluruhnya terbungkus seragam Ai. Sesaat Ai merasa sesak kesulitan menghirup udara segar karena saking kencangnya bra yang melilit di dada Ai, Ai cuman berharap mudah mudahan tali bra Ai kuat dan tidak putus saat menahan beban bulatan buah dada Ai.



"huuu... sebel.., ini pasti gara gara susu Ai kebanyakan di remes remes sama Alex.." Ai menemukan kambing hitam yang menyebabkan volume buah dadanya bertambah dratis. Ai terduduk di atas bed-nya saat kembali teringat nama Alex, seseorang yang amat Ai cintai sekaligus orang yang amat Ai benci karena berulangkali menyakiti hatinya.
"masa Alex lupa sama hari ulang tahun Ai sih?" Ai merengut kesal.

ting..tong...
Ai terkesiap tersadar dari lamunannya saat seseorang menekan bel pintu kontrakan Ai.

Ai melongok dari balik tirai jendela mencoba mengenali sosok yang hendak bertamu ke rumahnya di saat hari masih sangat pagi. Sebagai seorang agen polisi yang menyamar, sudah insting Ai untuk selalu mewaspadai kedatangan musuh yang tak terduga.

Seseorang nampak berdiri di depan pintu kontrakan Ai sambil membawa rangkaian bunga besar bertuliskan ucapan selamat ulang tahun. Saking besarnya hingga menutupi wajah sang pengirimnya. Alex-kah yang datang, memberi hadiah kejutan untuk Ai??

Ting..Tong...
Okta meletakkan karangan bunga spesial yang ia persiapkan khusus untuk menyambut hari ulang tahun Ai di lantai sambil kembali menekan tombol bel kontrakan Ai.

"Okta..." Ai langsung mengenali sosok Okta, salah satu pria keren yang menghiasi hari hari awal Ai selama di SMU Internasional. Sejak Ai akrab dengan Aya dan Ratri untuk membongkar kasus "save the idols" hubungan Ai dengan Okta memang jadi menjauh.

"Okta..ngapain pagi pagi ke sini?, hayoo..mau ngintipin Ai mandi ya.." Ai langsung menghujani Okta dengan pertanyaan sulit begitu membuka pintu dan menemui Okta.
"eeh ga Ai.." Okta nampak gelagapan mendapat pertanyaan dari Ai. Terbayang tubuh mulus Ai berselimut sabun dalam benak Okta. Okta memang beberapa kali sengaja datang sangat pagi untuk menjemput Ai berangkat ke sekolah dengan harapan bisa mengintipi Ai mandi. Beberapa kali memang saat Okta datang menjemput Ai, secara tak sengaja Ai yang ceroboh membiarkan pintu kamar mandinya tak tertutup rapat saat sedang mandi.

"ga Ai..Okta ke sini mau ngucapin selamat ulang tahun sama Ai." Okta tersipu malu, berusaha mengalihkan pembicaraan.
"ga mau ngintipin Ai, tapi koq itu titit-Okta nonjol aneh gitu.." Ai menunjuk tongolan di balik celana Okta.
"wahhh...!" Okta menutupi cetakan kontinya yang menegang di celananya. Membayangkan Ai sedang mandi membuat Konti jumbo Okta sigap dan langsung berdiri tegang.
"hii..hi...hi..Okta lucu.." Ai ketiwi kecil melihat Okta yang salah tingkah.

"hari ini ulang tahun Ai, yuk..Ai ikut Okta jalan jalan saja." ajak Okta.
"jalan jalan.., lha terus sekolah-nya
gimana?" sejak kelas satu SMU Okta adalah salah satu juara kelas yang paling rajin masuk sekolah, Ai jadi heran tumben Okta kali ini malah mengajaknya untuk bolos.
"he..he..sekali kali bolos sekolah demi nyenengin Ai kan ga ada salahnya, lagipula sepertinya kita juga sudah telat kalo mau berangkat ke sekolah sekarang karena saat ini udah jam 7 kurang lima" Okta sepertinya lebih memilih jalan jalan dengan Ai daripada sekolah hari ini.
"hah udah jam tujuh kurang dikit..??" keasyikan melamuninan Alex tadi membuat Ai lupa waktu, sepertinya sekarang sudah tidak ada alasan buat Ai untuk menolak ajakan Okta untuk membolos.

"ya ok..Ai kali ini mau di culik ama Okta.." Ai mengerling jenaka menyetujui ajakan Okta untuk bolos sekolah.
"ya udah kalo gitu kita langsung berangkat aja Ai.." Okta menunjukkan sepeda motor sport-nya yang terparkir di depan kontrakan Ai.
"Tunggu Okta, kalo mau nculik Ai yah harus pakai ngancam ngancam dulu dong..." dasar Ai nakal, Ai kini malah berpura pura berperan sebagai seorang gadis polos tak berdosa yang hendak di culik oleh Okta.

"Hmm..harus pake ancaman dulu ya?" Okta memelototkan matanya, pura pura memasang wajah galak.
"jangan om.., Ai jangan di culik.. jangan nodai Ai.."Ai merengek sambil menggeleng gelengkan kepala menggemaskan.
"diem.. kalo ga nurut ikut oom, nanti kamu oom telanjangin lho.., atau kalo ga susu Ai, oom remes remes mau..?" Okta memberikan ancaman asal asalan.

"di remes remes?? mau..mau..oom.." Ai malah membusungkan dadanya maju semontok mungkin hingga bagian dada seragam Ai nyaris jebol.
"Aaah...oooh..ooouch.." Ai mendesah desah hebat dengan ekspresi muka horny banget menjiwai perannya sebagai seorang gadis yang payudaranya sedang di nodai dan di kremes kremes brutal.
"lho..lho..Ai belum diremes beneran koq udah jerit jerit heboh kaya gitu" Okta protes, belum seujung jari-pun Okta menjamah tubuh elok Ai, tapi Ai udah bereaksi berlebihan dengan menggeliat geliat erotis.

"sini Okta remes beneran ya.." Kedua tangan Okta terulur ke depan bersiap mencengkeram dada Ai.
"jangan.. jangan sentuh Ai.."Ai memeletkan lidahnya dan langsung membalikkan tubuhnya saat tangan Okta nyaris menyentuh puncak payudaranya. Ai tiba tiba berubah dingin, padahal baru saja menjerit jerit histeris enak. Perubahan sikap Ai yang dratis membuat Okta gelagapan tak karuan menahan birahinya, Okta bagai di paksa menelan kentang utuh bulet bulet oleh Ai. Ai tertawa dalam hati saat melirik wajah Okta yang nelangsa.

"dasar Ai nakal.., kalo ga mau di remes remes ya udah Okta gelitikin aja biar nurut dan mau di culik ama oom Okta" tangan Okta menjulur menyusup masuk ke sela ketiak Ai dan menggelitik kulit ketiak Ai yang lembut dan sensitif.
"hii..hii..hii. geli..geli.. lepasin Ai, hi..hi.." tubuh Ai bergoncang goncang menahan tawa saat Okta menggelitiki ketiak mulus Ai. Mata Ai sampai berurai air mata menahan geli, namun jari jari Alex tak juga reda mengorek orek bulatan ketiak Ai.

"hii..hii.. udah Okta, Ai nyerah..hii hii.."
"jadi Ai udah mau nurut ama Okta kan..?"
"hii.hii.. udah Okta, Ai kebelet pipis nih.." gelitikan Okta membuat Ai tak berhenti ketawa sampai membuat Ai sakit perut dan kemih Ai merasa ingin pipis.
"ayo..janji.. dulu.."
"iya..iya Ai hii..hii..janji..nurut ama Okta..hi..hi.." Ai akhirnya menyerah juga karena kalo gelitikan Okta diteruskan Ai takut nanti dirinya bakal ngompol di celana. Okta mengendurkan gelitikannya, tubuh lunglai Ai yang kelelahan karena kebanyakan ketawa melorot jatuh ke lantai.

Setelah tawanya mereda dan beristirahat sebentar, Ai masuk ke dalam kontrakannya sebentar untuk mengambil tas ransel berisi perlengkapan pribadinya dan mantel. Sebelum keluar untuk menemui Okta, Ai masih sempat sempatnya menulis sms untuk Alex. Sepertinya Ai masih penasaran karena Alex belum mengucapakan selamat ulang tahun pada dirinya.

Mungkin Okta-lah jawaban dari Tuhan buat Ai untuk masalah status hubungan tidak jelas antara Alex dan Ai yang sering membuat Ai sakit hati.

Ai dengan ceria kembali keluar menemui Okta. Nampak Okta sudah bersiap duduk di atas motornya.
"Ayo Ai bonceng di belakang ya.."
"oooh..!" Ai tertegun sesaat ketika melihat bentuk dudukan boncengan sepeda motor Okta yang seperti sengaja di bikin makin miring saja. Dengan bentuk boncengan yang sangat curam itu, tubuh Ai yang membonceng di belakang Okta dipastikan bakal melorot turun melekat ke tubuh Okta dengan posisi payudara Ai tepat tergencet sampai penyet ke punggung Okta. Dasar Okta, siswa teladan di SMU Internasional itu diam diam ternyata berotak cabul juga.

"Ayo Ai.." melihat Ai nampak ragu, Okta kembali mengulangi ajakannya. Okta tersenyum nakal saat Ai mulai menaiki motornya. Okta sudah tidak sadar mendapat pijitan empyuk di punggungnya saat Ai duduk di boncengan motornya. Sudah hampir seminggu ini Okta mencari cari dan merancang rute perjalanan dengan jalan yang seterjal mungkin dengan banyak jalan bergelombang dan rusak berlubang. Okta tersenyum bahagia, perjalanannya kali ini, dengan bongkahan payudara Ai mengganjal di punggungnya bakal terasa nyut nyut yummy.

slurut..perkiraan Ai betul 100 persen, begitu pantat Ai menempel di boncengan motor Okta, tubuh Ai langsung tergelincir meluncur turun dengan laju menabrak punggung Okta.
"yess.." Okta memejamkan matanya bersiap menantikan bola bola kenyel susu Ai amblas ke punggungnya.

"Aduh..aduh.." Tubuh Okta menggelinjang kesakitan saat sesuatu yang kotak, padat dan keras menghantam punggungnya.
"lho kok susu Ai jadi keras dan kotak kotak kaya ini, jangan jangan bra Ai terbuat dari batu apa?" Okta bergumam dalam hati dan langsung menoleh ke belakang dan melirik ke dada Ai yang tertutup tas ranselnya. Ada tas ransel di antara punggung Okta dan dada Ai.

"kenapa Okta?" rupanya Ai sengaja mengkalungkan tas ranselnya di depan dadanya bukan di punggung Ai.
"engga kenapa kenapa Ai, Ai duduknya udah enakan ya.." Okta mengalihkan pembicaraan, dalam hatinya ngedumel hebat karena kali ini batal mendapat terapi yang empyuk empyuk.

"tas-nya isinya apa Ai koq kayanya banyak banget"
"hii.hii..ini biskuit khong guan satu kaleng, buat ngemil Ai di jalan nanti" sekaleng biskuit khong guan kiriman dari Lily sengaja Ai masukkan ke dalam tas ransel Ai, sebagai tameng buat payudara Ai dari punggung Okta.
"hah.. kaleng biskuit?!" rencana cabul Okta langsung buyar berantakan.
"iya hii..hii..abis Ai laper belum sarapan hii..hii..." Ai tertawa polos.
"pantesan keras.. waah kacau ini" batin Okta, Okta cepat cepat merubah rencana rute perjalanannya, dengan sekaleng biskuit di antara Okta dan Ai, alamat punggung Okta bakal bonyok bonyok dan kemlotak apabila tetap memilih rute bergerinjal yang sudah Okta rencanakan sebelumnya. Ai tersenyum geli melihat wajah Okta yang langsung ruwet.

Motor Okta langsung melaju pelan meninggalkan rumah Ai, sepertinya Okta memang sengaja ingin berlama lama berboncengan dengan Ai. Sepanjang perjalanan Ai dan Okta saling bercanda dan meledek. Selain Alex memang hanya Okta yang bisa membuat Ai tertawa bahagia.

Okta melirik ke spion motornya mengawasi Ai yang duduk di belakang, wajah Ai nampak ceria. Okta meneguk ludah saat menatap rok Ai yang tersingkap saat di terpa angin hingga memamerkan paha mulus Ai yang mengkilat menggiurkan saat tertimpa cahaya matahari pagi. Setelah Ai nampak nyaman duduk di boncengan belakang motornya, Okta langsung bersiap melancarkan jurus keduanya untuk menjahili tubuh Ai.

"tangan kiri Okta cape nih Ai.." Okta melepas tangan kirinya dari stang motornya berpindah ke pangkuannya. Okta mengendarai sepeda motornya hanya dengan tangan kanan Okta yang memegang stang gas motornya. Okta memantapkan rencananya, pelan pelan nanti tangan kirinya bakal merayap ke belakang untuk mengelus elus paha punel Ai, pantat Ai dan terus turun sampai ke belahan kemaluan Ai.

Membayangkan sensasi menggrepe grepe selangkangan Ai
di atas sepeda motor di ruangan terbuka membuat Okta semakin horny dan nekad melaksanakan rencananya.

"eeh ati ati Okta, nyetirnya koq cuma pake tangan satu.."
"tangan kiri Okta pegel nih Ai, pijitin bentar ya.." Okta mulai beraksi.
"sini..sini tangan Okta biar Ai pijitin" Ai yang tak curiga sedikitpun langsung memijiti Okta. tangan kiri Ai bergerak lincah dan luwes memijit mijit pundak dan lengan tangan kiri Okta.

"enak..enak Ai..pegelnya pelan pelan langsung ilang nih" sambil mencerocos Okta berlahan memindahkan tangan kiri Okta dari pangkuannya ke samping tubuhnya.
"otot leher Okta kaku kaku juga nih, sekalian Ai pijit pijit juga ya"jari jari lentik Ai berpindah mengurut otot otot leher Okta yang nampak tegang.

Pijitan lembut Ai membuat leher Okta yang kaku kaku dan tegang berangsur mereda, malah kini ganti konti Okta yang menegang dan kaku.

Mengetahui Ai tidak mencurigai manuver tangannya, Okta memindahkan tangannya dan pura pura tidak sengaja memegang lutut Ai. Gerakan tangan Okta berhenti sejenak menunggu reaksi dari Ai.

Namun ternyata tidak ada reaksi dari Ai. Bahkan kini Ai nampak semakin sibuk dan asyik memijat mijat punggung Okta, membuat Okta memberanikan diri untuk mulai mengusap usap dan menggelitik lutut Ai dengan jari jarinya. Tangan Okta berputar putar menyusuri lutut Ai sambil sesekali mulai menyerempet nyerempet ke kulit permukaan paha mulus Ai yang lembut.

Tangan Okta berlahan semakin merayap naik menggerayangi paha Ai, rok minim teramat mini yang Ai kenakan membuat hampir tiga perempat paha Ai polos terpampang menggiurkan.
"ayo..ayo..tangan Okta mau kemana?" begitu pahanya terasa geli, Ai mulai menegur Okta yang tangannya semakin aktif blusukan di sela sela paha Ai.
"Eh anu Ai paha Ai mulus banget.." Okta tak berhenti menggosok gosok kulit paha Ai yang sehalus pualam.

"eeei.. Okta nakal.." Ai menepis dan menjauhkan tangan Okta yang sedang menggerayangi paha Ai dari tubuhnya. Namun sebentar saja, tangan Okta sudah kembali kelayapan merasai kelembutan dan kehangatan paha bagian dalam Ai. Ai sudah hafal tabiat Okta, di balik sosoknya yang pendiam tersembunyi libido yang sangat besar, dan Okta kadang kadang nekad melampiaskan nafsu gede-nya tanpa pandang tempat dan waktu.

"kyaaa..Okta..Ai ga mau.."Ai memekik kaget saat tangan Okta menyusup ke balik rok mini Ai hingga ke pangkal paha Ai. Sedikit lagi tangan Okta bakal menyenggol kemaluan Ai yang terbungkus celana dalam warna krem berpita kecil.

"heee.. Okta bandel banget sih.." Ai kembali menepis dan menarik keluar tangan Okta dari dalam rok mini Ai. Sambil bersungut sungut Ai membetulkan posisi rok mininya yang tersingkap lebar gara gara kenakalan tangan Okta.

Tangan kiri Okta kembali merayap ke belakang hendak menjamahi paha Ai, namun kali ini Ai sudah siap menyambutnya.

Saat tangan Okta kembali meraba permukaan paha Ai sesuatu yang panas dan perih menyengat punggung tangannya, tapi tangan Okta pantang mundur, sambil menahan rasa pedih di tangannya Okta meraup bokong Ai yang mentul menuk menuk menonjol di boncengan motornya.

Sebelum Okta sempat meremas bokong Ai, cubitan cubitan kecil nan panas bak gigitan semut merah bertubi tubi menghujani tangan kirinya.

"waduhh..waduh..! " Okta menjerit kesakitan dan cepat menarik tangan kirinya yang terasa panas tersengat sesuatu, di lihatnya lima buah jarum pentol aneka warna menancap dalam di punggung telapak tangan kiri-nya.

"aduh.. apa ini Ai??" Okta mengaduh kesakitan sambil menarik lepas ke lima jarum pentol ditangannya dengan mulutnya.
"hii..hii. itu jarum pentol, sengaja Ai bawa 1 kotak penuh biar Okta ga macam macam ama Ai, hii.." Ai tertawa geli melihat Okta yang menahan rasa sakit di tangannya sambil menunjukkan sebuah kotak bening berisi puluhan jarum pentol.

Okta bergidik saat melirik tangan Ai yang menggenggam banyak jarum pentol yang kapan saja bisa menancap di tangannya.

Okta ngedumel dalam hati, rencananya untuk mengobok obok kemaluan Ai langsung hancur berantakan gara gara jarum pentol Ai.

"Udah Okta konsentrasi nyetir aja, kalo ga apa leher Okta mau Ai tusuk juga?" Ai menodongkan sebuah jarum pentol ke leher Okta.
"lho koq sekarang malah sanderanya lebih galak daripada penculiknya Ai" protes Okta.

"abis oom penculiknya mesum banget sih, hii..hii.. kalo ga mau punggung ama leher Okta bolong bolong kena jarum pentol Ai, Okta jangan macam macam lagi ya.." Ai mengancam untuk berbuat lebih sadis lagi apabila Okta tetap nekad mencabuli tubuhnya.
"keluh..ya Ai, Okta janji ga berani macam macam lagi" Okta akhirnya menyerah.

Okta menggeber motornya jauh meninggalkan kontrakan Ai hingga sampai ke jalan jalan yang terasa asing dan belum pernah Ai lalui sebelumnya.

"kita kemana Okta?" Ai bertanya tujuan perjalanan mereka pada Okta yang sedang berjuang menahan rasa sakit pada punggungnya yang bolak balik menghantam kaleng biskuit di dalam ransel Ai.

"kita main ke rumah Okta saja Ai.."
"ke rumah Okta?"Ai baru sadar memang selama ini memang Ai belum pernah balas berkunjung ke rumah Okta.
"iya Ai, ayo sekali kali ke rumah Okta."
"di rumah Okta ada siapa saja?" jantung Ai langsung berdetak kencang, gawat ini kalo Okta berencana mengenalkan Ai dengan orang tua Okta dan lebih gawat lagi kalo orang tua Okta langsung meminang Ai untuk menjadi menantu mereka.

"tenang Ai, di rumah Okta tidak ada siapa siapa. Okta sudah nyiapin kejutan buat ulang tahun Ai."
"oooh.." Ai tersenyum lega.
"di rumah Okta nanti kita berdua saja Ai, di sana kita bebas ngapain saja." Okta berbisik pelan nyaris tak terdengar Ai di belakang yang asyik menikmati panorama di sepanjang perjalanan.

Okta tersenyum nakal, sesuai rencananya ia berhasil mengajak Ai untuk berduaan di rumahnya yang sepi. Ai yang polos dan lugu tidak menyadari rencana mesum yang sedang di rencanakan Okta untuk merayakan ulang tahun Ai ke 17 di rumah Okta.
****

Kenzo menyeringai licik di depan layar laptopnya saat dirinya menyelesaikan sebuah file yang berisi data data penting dan lengkap mengenai identitas, daftar kekayaan dan tempat persembunyian Mr Otaku, pimpinan tertinggi organisasi WWW di Indonesia. Sebuah foto Otaku yang memperlihatkan dengan jelas wajah Otaku saat sedang mengeksekusi salah satu anggota WWW yang melakukan kesalahan menjadi data terakhir yang Kenzo input dalam file tersebut.

"he..he.. begitu file ini terkirim ke kepolisian, tamat sudah riwayat si tua bangka itu he..he.." Kenzo putra mahkota WWW Indonesia sepertinya sudah tidak sabar untuk menyingkirkan Otaku dari tampuk pimpinan organisasi WWW sehingga memilih jalan pintas dengan mengkhianati dan membocorkan identitas Otaku pada kepolisian.

Membayangkan kekayaan dan kekuasaan yang bakal di nikmati oleh pimpinan WWW saat bisnis dan pabrik narkotika WWW berkembang pesat di asia tenggara kala tuan Tanuwijaya berhasil terpilih menjadi gubenur Jakarta membuat Kenzo gelap mata.

Kenzo sangat yakin begitu Otaku tertangkap, tampuk pimpinan organisasi WWW di Indonesia akan menjadi hak-nya.

Dalam hitungan detik file rahasia itu terkirim ke kepolisian.
*****

"woow rumah Okta kaya istana!" Ai berdecak kagum saat melangkah masuk memasuki rumah Okta yang teramat mewah dan luas.
"biasa aja Ai.."Okta menjadi risih mendengar pujian selangit Ai.
"jangan jangan tuan sama nyonya majikan Okta lagi liburan keluar negeri ya? terus rumah ini dititipin ama Okta? " Ai curiga jangan jangan Okta adalah pembantu atau tukang kebon di rumah ini.

"yeh..ngawur aja kamu Ai, Okta bukan tukang kebon apalagi pembantu ?ini asli rumah Okta"
"abis..tampang Okta ga cocok jadi orang kaya sih..tapi lebih cocok jadi tukang kebon"
"asyem.., ga papa Okta jadi tukang kebon asal Ai yang jadi pelayan seksinya hee..hee.." fantasi Okta langsung melayang layang membayangkan Ai sedang menyapu atau mengepel lantai rumah dengan pakaian minim.

Okta meneguk ludahnya, pikiran kotornya semakin menjadi jadi, andai Ai jadi pembantu di rumahnya pasti akan ia sediakan seragam maid yang sangat seksi dan minim bahkan kalo perlu Ai harus mengerjakan tugas kebersihannya sehari hari dalam keadaan telanjang bulat.

"wuih.. Asyik.." Okta tanpa sadar ngiler saat membayangkan panorama pantat telanjang Ai yang bakal montok menonjol saat Ai menungging dan merangkak ketika mengepel lantai dengan tangannya. Tubuh Ai yang bergerak maju mundur mengepel lantai otomatis pasti akan membuat payudara indah yang menggelayut di dada Ai bakal bergoyang goyang aduhai.



Memiliki pembantu semolek Ai tentu bakal sangat membahagiakan. Pagi sampai sore Ai mengerjakan pekerjaan rumah, sore sampai pagi-nya ganti tubuh Ai yang di kerjain oleh tuannya.

"ayoo..Okta ngelamun jorok apa sih? koq sampai ngiler kaya gitu?" Ai bergidik jijik melihat air liur yang meluber dari mulut Okta.
"eh ga Ai.. Okta ga mikir apa apa" Okta gelagapan mengelap dagunya yang kuyup oleh air liurnya. Ai tertawa kecil melihat Okta yang berusaha menutupi ketertarikan seksualnya pada tubuh Ai.

"orang tua Okta lagi kerja??"
"orang tua Okta sudah ga ada Ai" Okta menjawab lirih.
"maksud Okta??"
"Kedua orangtua Okta udah lama meninggal Ai, Okta sekarang hidup sendiri" sambil menahan pedih, Okta mengungkapkan status yatim piatunya.
"ooh..maaf Okta, sejak kapan? Ternyata Okta sama seperti Ai ya.." peristiwa kematian orang tua Ai samar teriang dalam benak Ai.
"kejadiannya sudah lama Ai, sudah ga perlu sedih lagi" Okta tersenyum dengan mata mengkilat jenaka. Suasana hati Ai kembali ceria.

"terus hadiah kejutan buat Ai mana?" Ai menagih janji Okta yang membuat Ai menuruti ajakan Okta untuk berkunjung ke rumah Okta.
"ada di dalam kamar Okta, tapi terlebih dulu Ai harus di tutup matanya.."
"eei apa ini.." Ai terkesiap saat Okta tanpa sepengetahuan Ai langsung menutup mata Ai dengan sehelai kain yang terikat kuat di kepala Ai.

"jangan takut Ai, biar berasa suprise-nya. sekarang sini tangan Ai kasi ke Okta, biar Okta tuntun ke kamar Okta"
"heeei, tapi awas jangan grepe grepe susu sama pantat Ai lagi ya!" Ai berpura pura galak. Tanpa indera pengelihatan membuat Ai takut menabrak barang barang mewah dalam rumah Okta, Ai menyodorkan kedua tangannya ke pada Okta.

Seeet..! seutas tali melingkar dan mengikat kuat kedua pergelangan tangan Ai yang terulur ke depan membuat Ai tak berkutik.
"hei.. Okta. jangan macam macam sama Ai" Ai bertambah panik, belum sempat Ai beradaptasi dengan kegelapan karena matanya tertutup rapat, kini malah di tambah kedua tangan Ai juga terikat. Ai berputar putar mencoba mencari posisi Okta yang diam tak bersuara.

"kyaaa...Okta.." Ai memekik histeris saat Okta tiba tiba menubruk dan mendekap Ai dari belakang.
"Ai tenang saja, jangan takut..Okta tak bakal menyakiti Ai.."Okta berbisik mesra di telinga Ai.
"ya, tapi lepasin tangan Ai dulu" Ai merengek, Ai curiga kejutan dari Okta pasti ujung ujungnya pasti mengajak bermesraan di atas ranjang.

"eeei..eei.. Ai mau di apain?" Ai merintih saat Okta mengikatkan seutas tali melingkar ketat di dada Ai hingga membuat bentuk buah dada Ai membusung dan tercetak jelas pada seragam putih Ai. Percuma tubuh mungil Ai meronta ronta, berikutnya tahu tahu tangan Ai sudah tergantung dan terikat di atas kepala Ai.

"stop Okta..lepasin Ai.." Ai menggeliat berusaha melepaskan diri, Ai berdiri di tengah ruangan dengan kedua tangan terangkat dan terikat di atas kepala Ai tanpa bisa mengetahui keberadaan Okta.
"Ai..jangan takut..nikmati saja.."

Tubuh Ai menggelinjang saat Okta membelai punggung dan meraba raba pantat Ai, pertanda Okta ada di belakang Ai. Ai membalik tubuhnya cepat dan melepaskan tendangan.

wuut..! tendangan Ai melibas angin kosong.

"kyaaa...Aah..aaah.." Ai mendesah hebat saat Okta tiba tiba sudah kembali menyergapnya dari belakang dan langsung meremes remes payudara monthong Ai.
"Ai jangan melawan..Okta sayang Ai" Okta berbisik di telinga Ai, Lidah Okta menjilati bagian belakang telinga Ai membuat Ai kegelian.

"uuunghh..Okta nakalll" Ai akhirnya putus Asa dan pasrah membiarkan payudaranya di unyel unyel oleh Okta.
"tambah gede Ai.." Okta hapal betul bentuk dan ukuran payudara Ai, dulu tak sebesar dan seempyuk ini.

"aaaaah.. sakit Okta.."Ai merintih kesakitan saat Okta mencobai kekenyelan susu Ai dengan mencengkeram dan meremas kencang susu Ai hingga remek dalam genggaman tangannya. Okta berdecak kagum saat bentuk payudara Ai langsung menggelembung sempurna kembali ke bentuk bulat semula dalam hitungan detik saat Okta melepaskan cengkeramannya pertanda susu Ai masih sangat kenyel dan kenceng.

"udah.. udah.. Okta.." Ai menggeleng gelengkan kepalanya saat jari jari tangan Okta mulai mempreteli kancing bagian dada seragam Ai.
bett..! Okta menguak belahan dada seragam Ai, Payudara Ai yang membengkak dan menyembul dari sela sela cup bra Ai yang sesak terungkap menggiurkan.

Telunjuk Okta mengusap usap dan menusuk nusuk bagian atas payudara Ai yang menonjol sambil sesekali mengelus cleavage menawan yang terbentuk ditengah dua bulatan buah dada Ai.
"payudara Ai sungguh indah.., Okta pingin liat pentil susu Ai.. boleh ya Ai.."
"Lepasin Ai..pleaase Okta..jangan..!"

http://i1.***********/thumbs/2015.07.11/720a0d4c621149f70612e9bd27f73a5e.jpg

Plooop..! Okta mengkelupas cup bra Ai ke bawah hingga seluruh buntalan megah payudara Ai terlontar lepas dari ikatan bra yang mengekangnya. Terlepas paksa membuat payudara Ai bergetar membal membal seakan hendak copot dari dada Ai.

"uedann..kiyut banget..!" Okta terbelalak menatap puting susu warna merah muda yang menonjol pada puncak payudara Ai, bentuknya yang kecil, imut dan keras membuat puting susu Ai nampak sangat menggemeskan.
"oooouch.., aaaah!" tubuh Ai menggelinjang saat kuku di ujung jari Okta menyentuh dan menusuk nusuk puting payudara Ai tepat di lubang susunya.

"jangan Okta..jangan.. aaah!" percuma Ai mengiba, Okta yang sudah di kuasai dewa cabul mulai menjilati puting payudara Ai, lidah Okta berputar putar mengelilingi puting susu Ai seraya menggelitiki lingkar aerola payudara Ai. Mendapat ransangan tanpa henti membuat puting Ai kian membesar dan mengeras. Wajah Okta kian dekat dan tenggelam dalam dada Ai.

"uuuughh..!" Ai melenguh, tubuhnya mwngejang tak bisa menolak dan menghindar saat Okta mencaplok dan mengulum puting susu kanannya.

"sruup..sruuup...sruuup..."dengan lahap Okta mengenyot dan menghisap puting susu Ai, warna puting susu Ai yang sensitif berlahan menjadi merah tua penuh ruam dan lecet akibat tergesek gesek lidah kasar Okta. Sesekali karena saking gemesnya Okta menggigit kuat kuat puting susu Ai hingga tubuh Ai menggeletar kesakitan.

"Okta..sudah..sudah..Ai tak mau kado dari Okta.."Ai gelisah dan panik saat tangan Okta mulai merayap turun menyingkap rok mini Ai dan akhirnya berlabuh di celana dalam Ai.

Tanpa perlawanan tangan Okta menyusup masuk ke balik celana dalam Ai, kali ini tidak ada jarum pentol yang menghalanginya, hanya bulu bulu halus dinding kemaluan Ai yang menghambat tangan Okta untuk menjajah selangkangan Ai.

http://i1.***********/thumbs/2015.07.06/fadb3d5d198e469833dbe05ee6ac6385.jpg

"uuuh..uuuh...Okta jangan..." Pinggul Ai meliuk liuk kegelian saat Okta menggaruk garuk dan membelai bulu kemaluan Ai yang amat tipis. Tak sabar tangan Okta meraba gundukan kecil di tengah selangkangan Ai yang berdenyut hangat. Okta tersenyum saat menyadari belahan bibir tempik Ai terasa amat becek, basah oleh cairan pelumas kewanitaan Ai. Telunjuk Okta mencolek sedikit vagina Ai hingga satu ruas ujung telunjuk tangan Okta berlumuran cairan cinta Ai.

Okta menarik keluar tangannya dari celana dalam Ai dan kemudian mengoles oleskan telunjuknya yang basah oleh cairan cinta kemaluan Ai ke bibir Ai.
"Ai.. tempik Ai becek banget.." Okta nampak puas karena dapat membuat Ai terangsang. Ai mengenali bau wangi khas kewanitaannya yang tercium dari ujung telunjuk Okta, Ai tak bisa memungkiri kelemahan tubuhnya yang sangat mudah bereaksi dan terangsang hebat saat mendapat perlakuan tak senonoh dari seseorang di area sensitif tubuh Ai.

"Okta jangan..aaah.. aaah.." Ai pelan merintih saat Okta kembali menyingkap rok mininya dan mengusap usap celana dalam minim Ai di bagian belahan kemaluannya hingga cairan cinta Ai merembes membasahi bagian tengah celana dalam berpita mungil Ai.

"Ai..mau tahu hadiah spesial dari Okta
buat Ai??" Telunjuk Okta tak henti membelai belai belahan kuntun vagina Ai yang tercetak di celana dalam Ai.
"aaah..aaah..hadiah spesial buat Ai?"

"ya Ai..Okta sudah menyiapkan hadiah buat ulang tahun Ai" tanpa sepengetahuan Ai, Okta meraih sebuah dildo berukuran panjang dan besar berwarna putih yang dari tadi tersimpan dalam kotak hadiah yang khusus Okta siapkan untuk Ai.

"Hadiah untuk Ai, apa itu Okta??" Ai bertanya penasaran.
"Ya Ai.., sebentar lagi Ai bakal tahu. dan kita bakal bersenang senang bersama dengan hadiah Ai itu" Okta menekan tombol ON di badan dildo itu dan bagian ujung dildo di tangan Okta langsung berputar pelan. Dildo di tangan Okta perlahan mendekati selangkangan Ai.

"Okta.., suara apa itu?, Okta.. aaah... aaaaaaaaaaaaah....!"
 
Terakhir diubah:
Akhirnya pertamax jga

thx agan shiethols udah mampir di trit Ai.
smoga makin sering dapat pertamax.

Semangat sist nulisnya, ga sabaran nunggu update lagi, hihihi..

thx buat supportnya agan mesincucirusak
kecepatan update berbanding lurus dengan kondisi kesehatan jempol tangan ts

Hehehehe...

thx agan haswell udah mampir di trit Ai

Update! :baca: dulu

Dan gagal pertamax gegara atas ane :tendang:

Aiko... aileen...

Gadis imut bersuara anak kecil, yang suka tidur bugil...

Suka nari...

Sounds familiar for me...

thx agan number13 udah rajin mampir di trit Ai.
apa agan number13 punya kenalan/teman/pacar/mantan pacar atau tetangga yang nama-nya aileen??


mana nih kangen dada montok ai :pandaketawa:

thx agan kelinciberdasi udah mampir ditrit ai
makasi udah ncendolin ai.
 
thx agan number13 udah rajin mampir di trit Ai.
apa agan number13 punya kenalan/teman/pacar/mantan pacar atau tetangga yang nama-nya aileen??.

Bukan eileen, tapi aiko, deskripsinya sifatnya 60% mirip, hmm :kacamata:
 
Kyaaaaaa,,,
Woi,, woi,, Lepasin ga?
Gua beri lo Okta
:galak:

Sepertinya private buat Alex perlu disegerakan ini,
Tinggal nunggu bos rufio
:pandaketawa:
 
Kyaaaaaa,,,
Woi,, woi,, Lepasin ga?
Gua beri lo Okta
:galak:

Sepertinya private buat Alex perlu disegerakan ini,
Tinggal nunggu bos rufio
:pandaketawa:

hadir hadir hadir
:devil:

wah wah ga bener nih, harus meluncur nih ane kerumah okta.
harus dihajar nih si okta.
dan gantian deh ane yang garap ai
:pandaketawa:

mau ikutan ga bro JP
:motor5:
 
Terakhir diubah:
hadir hadir hadir
:devil:

wah wah ga bener nih, harus meluncur nih ane kerumah okta.
harus dihajar nih si okta.
dan gantian deh ane yang garap ai
:pandaketawa:

mau ikutan ga bro JP
:motor5:

WA ini,, wa ini,,
Ane nyusul bro rufio,
Tapi bentar, ane jemput kanaya dulu,
Biar bisa swing swing tipis ntar
:pandaketawa:

Yuk lah,
:motor3:
 
Suka bingung katanya si Ai juara karate tapi giliran digituin aja ama okta gabisa ngapa2in, jadi kaya percuma juara karatenya
 
Suka bingung katanya si Ai juara karate tapi giliran digituin aja ama okta gabisa ngapa2in, jadi kaya percuma juara karatenya

Kali di pikir pikir selama ini ai selalu ''setengah hati' kalo ngelawan

Kayaknya ai dasarnya eksib, dan suka digrepe :pandaketawa:
 
Suka bingung katanya si Ai juara karate tapi giliran digituin aja ama okta gabisa ngapa2in, jadi kaya percuma juara karatenya

Kali di pikir pikir selama ini ai selalu ''setengah hati' kalo ngelawan

Kayaknya ai dasarnya eksib, dan suka digrepe :pandaketawa:

Pertanyaan agan sluput udah di bantu jawab ama agan number13

dalam cerita ini emang karakter Ai adalah seorang gadis yang polos,lugu dan juga perkasa. tapi di balik sifat perkasanya itu Ai juga memiliki birahi tinggi yang terpendam, swhingga Ai mudah merasa horny dan gampang orgasme saat sedikit saja mendapat rangsangan.

seringkali ucapan ai dan respon tubuhnya tidak konsisten saat sedang dicabuli lawan lawannya. menolak tapi sekaligus merintih keenakan gan.

dan gawatnya apabila sudah terlanjur horny, kesaktian Ai seringkali ikut ilang berganti desahan.

thx agan number13
thx agan sluput yang udah jeli banget dalam membaca kejanggalan dalam cerita Ai.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd