Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

masih nungguin nih update an nya. semangat ya Ai nulisnya
 
File 40 You're Under Arrested Beib..


Raut muka Alex nampak serius dan tegang, duduk di dalam sebuah mobil Alex cermat mengawasi rumah kediaman Joker. Tampak mr Gozo duduk di sebelah Alex. Mr Gozo bolak balik menjawab panggilan masuk di telepon genggamnya, berkoordinasi dengan anggota team alpha yang lain.

Hari ini setelah berminggu minggu penyeledikian dan pencarian, team Alpha akhirnya berencana melakukan penangkapan terhadap Joker,salah satu anggota paling penting dalam organisasi WWW.

Sebenarnya penangkapan Joker sudah direncanakan akan dilakukan paling cepat awal bulan depan, namun tiba tiba saja pagi ini Alex menghubungi mr Gozo dan merubah jadwal penangkapan Joker menjadi hari ini juga.

"apa semua sudah siap di posisi Alex?" mr Gozo nampak khawatir misi penangkapan Joker kali ini akan gagal karena dipersiapan secara mendadak.
"siap..siap..tinggal eksekusi.." Mimik muka Alex sungguh menyakinkan, membuat mr Gozo nampak lega.

"ada kabar dari Ai?, apa dia masih belum yakin dengan identitas Joker"
"sudah tidak ada keraguan sir, Ai sendiri yang memergoki pertemuan Joker dengan Kenzo" Alex sudah melaporkan secara detail kejadian di gedung bioskop pada mr Gozo, minus kejadian saat kemaluan Ai mimisan keluar darah saat sedang bermesraan dengan Alex.

"anak itu meski terlihat polos namun sebenarnya juga mewarisi kepintaran ayahnya, kecerdasannya tersamarkan bentuk tubuhnya yang aduhai.." mr Gozo sungguh beruntung memiliki anak buah seperti Alex dan Ai.

Pada awalnya team Alpha juga kesulitan mengidentifikasi Joker di antara siswa siswi SMU Internasional. Ai-lah yang pertama kali mencurigai teman sekelasnya itu sebagai Joker, dan setelah memata matai selama berminggu minggu akhirnya kecurigaan Ai terbukti benar.

"kita laksanakan sekarang Alex??.."
"tunggu.. tunggu sebentar lagi Komandan" Alex melirik ke ponselnya dengan cemas, sudah dari pagi tadi Alex membalas pesan dari Ai sekalian memberi tahu Ai akan adanya operasi penangkapan kali ini, namum sampai saat ini belum ada sms balasan lagi dari Ai.

Anggota team alpha yang merapat ke kediamam Joker semakin banyak, operasi penggerebekan ini hanya tinggal menunggu komando dari Alex yang sedang galau menunggu kabar dari Ai.
*****

Tubuh elok Ai menggelantung tak berdaya dalam rumah Okta. Kedua tangan Ai terentang di atas kepala Ai dengan posisi terikat kencang pada tali yang menjulur dari langit langit rumah Okta.

Okta yang berdiri di samping Ai tersenyum puas. Setelah berhasil mengajak Ai untuk mengunjungi rumahnya dengan alasan merayakan ulang tahun Ai, Okta malah memperdaya Ai.

Aurat montok berlekuk menawan milik Ai kini berada dalam genggaman tangan Okta. Kondisi tangan Ai yang terikat dengan mata tertutup membuat Ai hanya bisa pasrah saja saat Okta menyenonohi tubuhnya.

Tangan Okta menggenggam sebuah dildo berwarna putih, alat bantu seksual yang berbentuk batangan pejal dengan pentolan di ujungnya, menyerupai bentuk kelamin pria itu baru seminggu di terima Okta dari Jepang. Okta memang sengaja khusus memesannya untuk bersenang senang dengan Ai.

ngiiing..ngiiing....
Begitu dinyalakan dildo itu berdesing dengan ujung pentolnya berputar pelan.

"Okta.. suara apa itu..lepasin Ai" Ai yang indera pengelihatnya tertutup kain warna hitam hanya bisa menebak nebak sumber suara yang kian dekat dengan tubuhnya.

Entah kenapa dalam posisi tubuh terikat tak berdaya seperti ini tubuh Ai malah terasa panas bergejolak. Menebak nebak dan membayangkan pelecehan yang mungkin di lakukan Okta pada tubuh aduhainya membuat kemaluan Ai berdenyut denyut nikmat. Celana dalam Ai terasa semakin basah pertanda Ai mulai merasa horny.

"nikmati saja Ai..he..he" dengan nakal Okta menempelkan ujung berputar dildo itu tepat di belahan tempik Ai yang yang terbungkus celana dalam berpita imut.
"Okta..aaah...aaaaaaahh..." Ai mau tak mau melenguh saat ujung dildo yang bergerinjal itu memijit dan menggesek kemaluannya Ai yang sangat sensitif.

"Okta..lepasin Ai..jangan pakai macam macam...aaaaiii.." begitu menempel di selangkangannya, Ai baru menyadari suara berisik itu berasal dari sebuah dildo.

Mengetahui besarnya diameter ujung bulat dildo yang sedang mengelus elus kemaluannya Ai meringis ngeri. Dengan ujung sebesar itu, tentu dildo yang sedang mengunyel unyel kemaluannya itu pasti memiliki panjang dan ukuran jumbo.

Begitu menempel di kemaluan Ai dildo berteknologi muktahir itu langsung melahap dan menggilas tonjolan tempik empuk Ai.
"Okta..Aaah..aaah...berhenti.." Ai menggerak gerakkan panggulnya berusaha melepaskan diri dari dildo yang menerornya.

greeep...Okta merangkul pantat montok Ai erat erat hingga Ai tidak bisa menggeyal geyolkan pinggangnya lagi. Sia sia tubuh mungil Ai berontak, Okta menekan masuk ujung dildo di tangannya membelah bibir tempik Ai sampai menyenggol klitoris imut yang bersembunyi di balik belahan bibir vagina Ai. Kain tipis celana dalam minim Ai gagal total melindungi harta karun terpendam yang terbungkus di dalamnya.

"Geli..geli..Aaaaahhh...!" tubuh Ai tersentak hebat dan mengejang saat klitorisnya tiba tiba di pencet dan di gelitik oleh pentol dildo berputar itu. Ujung dildo yang bergetar konstan membuat klitoris imut Ai serasa dipilin dan dijilati. Perlahan klitoris Ai membengkak hingga menonjol mengintip keluar dari balik bibir vagina Ai.

Ai mendorong pinggulnya ke belakang menjauhi pentol dildo Okta. Namun sebentar saja ujung dildo berputar konstan itu langsung kembali menyengat kemaluan Ai.

"Kyaaaa.. Okta..lepasin Ai, ooooouhh!" Ai yang hendak bermaksud menghindari dildo Okta malah menggelinjang hebat. Sensasi campur aduk menerpa tubuh Ai, semakin Ai berusaha menolak dildo yang sedang menggerayangi kemaluannya, maka semakin hebat pula nikmat dan sensasi yang Ai alami saat ujung dildo itu kembali mengelus klitoris Ai.

Hati dan pikiran Ai seakan berperang sendiri melawan tubuh Ai. Tubuh Ai bak mengkhianati pikiran tuannya dan lebih memilih untuk menikmati gelitikan dan rangsangan dari dildo itu lagi, lagi dan lagi..

"enak..Ai..he..he.." Okta tertawa melihat geliat tubuh Ai yang pelan pelan mulai menikmati sodokan dildo di tangannya. Sebentar saja kemaluan Ai langsung terasa makin becek, beberapa kali tanpa bisa di kontrol lagi oleh Ai, tubuh Ai menyirami liang vagina Ai dengan cairan wanitanya.

Okta tahu betul Ai yang nampak polos dan lugu itu sebenarnya menyimpan birahi tinggi dalam tubuh sintalnya. Sehingga begitu sedikit saja bagian tubuh sensitif Ai di sentuh dengan lembut dan pas, Ai bakal langsung merasa terangsang hebat dan bertekuk lutut di hadapan Okta.

Melihat Ai sudah mulai gelisah tak kuat menahan rasa nikmat yang mendera kemaluannya, Okta menarik dildonya menjauh dari tubuh Ai.

"Aaaaah...aaah.. Okta.." saat dildo yang mengkilik kilik kemaluannya lepas dari tubuhnya, Ai melepas nafas lega dan di saat bersamaan juga merengut sebel karena kenikmatan di pangkal paha Ai secara tiba tiba menghilang di saat birahi Ai sedang membumbung tinggi.

"Okta nakal..Ai.. aduh..aduh.." sebentar saja mengomel, Ai sudah mengaduh kesakitan. Dengan kasar Okta menjambak rambut sebahu Ai ke belakang hingga wajah Ai terdongak ke atas.
"sakit Okta..hhhmmmmh" Ai hanya bisa melenguh pasrah saat bibir Okta memagut dan melumat bibir mungil Ai. Ai tak sempat memprotes Okta yang memperlakukan tubuhnya dengan kasar.

"hhhmmh..hhhmmmh..hhhhmm.." Ai mendesah desah membiarkan Okta mencecap dan mengemut emut bibir bawah Ai yang kenyel kenyel imut. Kedua tangan Okta bergerak liar meraba raba tubuh penuh tonjolan Ai yang terbuka.

Breeeeet... breeet..! dengan kasar Okta mengkoyak koyak seragam Ai dengan beringas. Secarik demi secarik kain yang membalut tubuh bahenol Ai tercabik lepas dari tubuh Ai.
"Kyaaaa..Okta..jangan..jangan" Tubuh mulus kuning langsat Ai berlahan terungkap sempurna. Mendapat perlakuan beringas dari Okta, Ai meringkuk ketakutan hingga meneteskan air matanya.



Okta menarik lepas bra Ai dan membuang penutup terakhir tubuh bagian atas tubuh Ai itu sembarangan ke lantai.

"wooow..Susu Ai tambah gede.." Okta nanar menatap payudara Ai yang membusung padat di dada Ai. Tubuh Ai yang tersentak sentak karena Ai menangis sesenggukan membuat buah dada Ai bergetar naik turun menggairahkan. Okta berdecak kagum menatap puting merah muda Ai yang kian meruncing di
puncak payudara Ai.

"Aaaiih..eeeei..eeei " Ai menggeletar hebat saat mulut Okta mematuki pentil susu Ai bergantian yang kiri dan yang kanan. Begitu hinggap di puncak payudara Ai, Okta menggigit pentil susu Ai dan kemudian menariknya kuat kuat sampai gigitan Okta akhirnya lepas dengan sendirinya.

"auuh..auuh Okta sakit..sakit.." Ai menjerit kesakitan, pentil susunya terasa memar tiap kali tergerus geligi Okta menimbulkan ruam merah yang terasa perih. Hasrat birahi Okta seakan terpuaskan menyaksikan dan mendengar jerit rintih Ai yang menyayat hati.

"Stop..Okta.., stop..Ai ga mau.." Ai menggelengkan kepalanya lemah, tanpa perlawanan berarti Okta melucuti rok abu abu Ai, aurat Ai yang mengkilap karena kuyup oleh keringat nampak kian menggiurkan.

Setelah berhasil menelanjangi Ai, Okta sejenak menikmati keindahan yang terpahat dan terwujud dalam tubuh aduhai Ai dengan berjalan mengitari tubuh mulus Ai.

Ai berdiri gemetaran mengempit kedua pahanya rapat rapat menyembunyikan kegelisahannya. Bulu kuduk Ai meremang merasakan tatapan penuh nafsu Okta.

Ctaarr..! Tubuh Ai menggeletar saat Okta tiba tiba menampar bantalan bokong Ai kencang, hingga kulit pantat Ai memerah.
"ooouch..Okta jangan..Aaaah!" rasa panas di pantatnya belum mereda, Ai sudah menggelinjang geli saat lidah Okta berselancar dan menggelitiki sepanjang bulatan ketiak tembem Ai pada sela lengan Ai yang terentang lebar terikat ke atas.

Berada di atas angin, Okta seenaknya mempermainkan Ai saat berputar mengelilingi tubuh montok Ai yang terikat tak berdaya di tengah ruangan. Payudara, tempik, ketiak dan pantat Ai secara bergantian dicicipi satu persatu oleh Okta.

Dengan mata tertutup rapat tentu saja Ai tidak bisa memperkirakan dari arah mana Okta akan menyerangnya dan bagian tubuh Ai yang mana yang akan di grepe oleh Okta selanjutnya.

Sekonyong konyong tangan Okta mengkiwil kiwil kemaluan Ai dan sebelum Ai sempat bereaksi, Okta sudah lebih dulu berpindah mengkelitik kuncup anal Ai dari belakang atau memilin milin pentil susu Ai. Begitu berulang ulang hingga Ai benar benar merasa nelangsa dan putus asa.

Rangsangan bertubi tubi di sekujur area sensitifnya akhirnya membuat pertahanan Ai jebol juga. Pinggul Ai menungging dan menyendal nyendal tak karuan, menyusul tak lama kemudian cairan wangi kewanitaan Ai menyembur tak tertahankan dari liang vagina Ai.

"ooooh..ooooh..ooooh..!"Ai melolong sensual saat nikmat orgasme mendera tubuhnya. Tubuh Ai meliuk dan menggeliat erotis kala meregang nikmat. Okta tersenyum puas menikmati tubuh Ai yang sedang di landa orgasme.

"damm!.. Okta..damm!" Ai merutuk dalam hatinya tak terima tubuhnya disenonohi sedemikian rupa oleh Okta.

Namun Ai.. Ai suka..suka?, Oh tidak..!, Ai mencoba memungkirinya namun tak bisa. Sebagian tubuh Ai diam diam justru menyukai dan amat menikmati sensasi saat Okta membondage dirinya. Ai perlahan menikmati perploncoan dan perlakuan kasar dari Okta yang Ai alami.

"he..he..Ai masih seperti biasanya, bilang ga mau tapi akhirnya bocor juga" Okta mengucel ucel rambut Ai dengan gemes.
"Okta..udah ya, cepet lepasin Ai" Ai merajuk manja mencoba membujuk Okta untuk melepaskan ikatan tangannya.

"bentar Ai..yang berikutnya lebih asyik..."
"ga mau...Ai ga mau..lepasin Ai" Kepanikan melanda Ai, Ai hanya bisa menebak nebak rencana Okta selanjutnya. Hembusan hangat nafas Okta yang menerpa bibir vaginanya membuat Ai tersadar Okta kini sedang berlutut tepat di hadapan kemaluan Ai. namun sudah terlambat buat Ai untuk menghindar...

Srett..Okta menyibak celana dalam minim berpita Ai ke samping membuat gurat tipis tempik Ai terungkap jelas. Bulu kemaluan tipis yang menghampar di dinding kemaluan Ai membuat bagian paling rahasia di tubuh Ai itu makin elok dipandang.

"srruuuup.., hmmm.. hmmm.. manis Ai" tanpa rasa jijik Okta menyeruput dan menghisapi madu kewanitaan Ai yang tak henti meleleh membasahi liang vagina Ai. Lidahnya terjulur mengorek orek dan menjilati labia Ai yang terasa manis berlumuran sisa orgasme Ai.

"aaaaaaah...Okta...aaaahhh" lutut Ai langsung terasa lemes saat bibir Okta melumat bibir kemaluannya, kemaluan Ai berkecipak heboh saat bibir Okta beradu dengan belahan tempik Ai.

Okta mengelusi paha punel Ai dan kemudian mengangkat paha kiri Ai hingga mengangkang ke atas. Dengan posisi sebelah kaki menganga seperti itu liang vagina Ai di sela selangkangan Ai terkuak makin lebar.



"Okta..Okta jangan.." Ai mendelik ketakutan saat sesuatu yang pejal mendesak liang vaginanya. The dildo is coming back..

Ujung dildo di tangan Okta kembali bergeter dan menyundul nyundul gerbang kemaluan Ai. Diameter dildo berwarna putih itu jelas tidak sebanding dengan mulut vagina Ai yang hanya secuil.

"oooh, Ai masih perawan.." Okta termangu saat menyibak bibir vagina Ai dan melihat bentuk liang vagina Ai yang masih rapi dan utuh. Saking kecilnya lingkar vagina Ai, pantas saja kalau pentol dildo yang ada di genggaman tangan Okta kesulitan menjebolnya dari tadi. Ai mengangguk pelan.

"Ai sama Alex belum pernah..??" Okta berbisik pelan di telinga Ai. Ai kembali mengangguk lemah. Okta meletakkan dildo di tangannya.

Ternyata perkiraan Okta selama ini salah. Melihat kedekatan Ai dan Alex selama ini, Okta mengira Ai dan Alex telah resmi menjadi sepasang kekasih bahkan Okta juga curiga Alex telah merengut keperawanan Ai. Rasa cemburu kembali membakar hati dan pikiran Okta karena selama ini cintanya pada Ai bertepuk sebelah tangan karena hanya Alex yang ada di hati Ai.

Timbul secercah asa dalam hati Okta saat menyadari kenyataan bahwa Alex belum memperawani Ai.
"jangan jangan selama ini sebenarnya Ai menunggu Okta untuk memperawani Ai, gimana kalo ternyata bukan Alex yang Ai cinta tapi Okta." batin Okta bergejolak riang ke-geeran, mengira bahwa Ai sengaja menunggu untuk menyerahkan keperawanan Ai pada Okta pada saat usia Ai genap 17tahun.

Keyakinan Okta bahwa Ai selama ini memang menunggu Okta untuk merengut keperawanannya semakin kuat dan bulat begitu menyadari selama ini Ai selalu pasrah dan termehek mehek tiap kali Okta gauli. Okta meneguk ludah membayangkan bakal memperdanai selaput dara Ai.

"Lepasin Ai.." Ai kembali merengek menyadarkan Okta dari lamunan indahnya.
"Ai..maafkan Okta baru sadar sekarang, selama ini Okta kira cinta Okta pada Ai bertepuk sebelah tangan, tapi ternyata Ai sebenarnya juga cinta Okta kan?"
"hei..hei.. Okta ngomong apa sih?" Ai cemberut mendengar kata kata Okta yang semakin ngawur.

Okta membisikkan sesuatu pelan di telinga kanan Ai. Kata kata Okta membuat wajah Ai langsung memerah dan membisu.
"mau ya Ai..?" Okta harap harap cemas menanti jawaban Ai.

Jantung Ai berdetak kencang, tepat di hari ulang tahunnya ini Okta memberanikan diri untuk meminta Ai melepas mahkota kehormatannya dan bersetubuh dengan Okta. Ai menarik tangannya yang terjerat tali, ikatan tali yang membelenggunya amat kencang, bakal sia sia jika Ai memaksa untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya itu. Sepertinya mau tak mau Ai harus mengikuti permainan Okta...



"Ai mau kan bercinta dengan Okta.."Okta pantang menyerah berusaha mendapatkan hati Ai.

Melihat kondisinya yang lemah terikat tak berdaya sepertinya percuma saja Ai menolak Okta, Ai malah khawatir jika ditolak terlalu terang terangan Okta malah bakal bertindak kasar atau bahkan memperkosa Ai. Ai mengangguk pelan.

"Tapi lepasin Ai dulu.." Ai mulai mencoba bermuslihat memanfaatkan kemupengan Okta.
"Jangan, nanti Ai lari.." Okta tidak mudah terpedaya.
"Okta please.. Ai ingin malam pertama Ai sangat spesial dan romantis..kalo ke-iket gini gimana mau mesra mesra-an?"
"spesial dan romantis..??" Okta mulai mantuk mantuk, dengan posisi tubuh Ai menggelayut seperti ini memang Okta bakal kesulitan untuk menemukan dan menjebol liang tempik Ai, malam pertama dirinya dengan Ai yang seharusnya istimewa bisa bisa berantakkan gara gara posisi aneh Ai saat ini.

"ya udah..kita ke kamar Okta ya Ai" Okta menarik simpul ikatan tali di tangan Ai. Ai merasakan ikatan tali yang mengikat tangannya ke atap melonggar.

Tali yang mengikat tangan Ai ke atas akhirnya terlepas sudah, tinggal menyisakan tali yang membelenggu kedua pergelangan tangan Ai. Ai menurunkan tangannya yang terasa kesemutan karena dari tadi terentang ke atas.

"Eeei..aaah..Okta nakal.." Ai menggelinjang saat Okta mencucupi pentil payudara Ai sambil menyeret tubuh Ai menuju kamar Okta yang terletak di bagian belakang rumah megah Okta. Ai yang matanya masih tertutup rapat berjalan tersandung sandung, Okta yang sudah tidak sabar mereguk kenikmatan tubuh Ai, menarik tubuh Ai terburu buru mengikutinya.

"mmmmhmm...cuup..cupp..sruuup..sruup" Okta tak membuang waktu sekejap-pun untuk menikmati kemolekan payudara Ai, sepanjang perjalanan ke kamarnya mulut Okta tak henti berkecipak hebat mengunyah dan menyusu di dada Ai hingga meninggalkan bilur dan bekas cupang merah jelas di sekujur kulit kuning langsat Ai.

"Oooh..ooh..Okta..aaaah.." Ai mendesah desah merdu menahan gelitikan yang mendera puting payudaranya yang terasa makin sensitif. Memanfaatkan kelengahan Okta yang asyik mengkenyoti buah dada empyuk di dadanya, Ai pelan pelan berusaha melepaskan ikatan tali di tangannya. Tali yang sudah mengkendur dan tidak sekencang seperti saat tadi masih tergantung ke atap membuat tangan Ai terlolosi pelan pelan. Pelajaran survival yang di dapatnya selama pelatihan di akademi kepolisian memudahkan Ai untuk melepaskan ikatannya.

Kreek...Okta membimbing Ai memasuki kamar pribadinya. Sebuah kamar mewah dengan bed super empuk dan nyaman pada ranjang kayu berukir indah terletak di pusatnya. Berbagai aksesoris mewah dan mahal menghiasi kamar Okta.
"sudah sampai Ai.." Okta terkekeh lebar, sebentar lagi dapat menikmati madu dari tubuh Ai.

"aduh..aduh.." Okta terhuyung dan jatuh terlentang di atas bed nyamannya, begitu memasuki kamar Okta, Ai yang ikatan tangan-nya sudah terlepas sedari tadi melepas tutup matanya dan langsung mendorong tubuh Okta kuat kuat hingga jatuh terjerembab ke belakang menimpa bed.

"Ai..ai..mau apa?" Okta gelagapan tak menyangka di balik tubuh mungilnya Ai ternyata sangat kuat. Gerakan Ai yang cepat dan tiba tiba membuat Okta tak dapat berkutik. Ai melompat ke atas tubuh Okta dan menindihnya. Okta meronta ronta berusaha menjatuhkan tubuh Ai yang duduk di dadanya.

"wooouh..ooouhh....uuungh enak Ai.." Okta melenguh sambil mendelik delik keuenakan. Okta berhenti meronta saat jari jari lentik Ai membelai dan mengkocok ringan tongolan besar pada selangkangan Okta. Okta pasrah saja saat Ai mengkunci kedua pergelangan tangannya.

"Gantian Okta..Ai mau main iket iketan juga.." Ai balas merentangkan dan mengikat kedua tangan Okta ke kayu berhias ukiran yang terdapat pada ranjang kayu Okta.
"hei.hei..he.he..Ai nakal ya.."Okta menyeringai senang, kepanikan sesaat menyingkir dari raut mukanya saat Ai balas mengajaknya main ikat ikatan.

"Okta diem aja ya..nanti juga pasti kerasa enak.." Ai dengan centil dan kiyut mengedipkan matanya ke Okta.
"he..he.ooh yeah..Ai..yeah..ayo sini Okta bondage.."Okta terkekeh makin kencang saat Ai menutup mata Okta dengan kain hitam dan mengecup kening Okta lembut.

Ai mencium wajah Okta, kecupan Ai perlahan turun menyusuri leher Okta dan turun hingga ke dada bidang Okta.
"uuuh geli..Ai..he..he.."tubuh Okta meregang dan menggelinjang seperti cacing kepanasan saat lidah Ai menggelitiki puting dada Okta. Kecupan dan jilatan Ai merambat turun melalui pusar perut Okta menuju konti besar yang menggandul di selangka Okta.

"oooh..Ai..ayo isep..isep titit Okta..oooh.." Tubuh Okta meremang kala Ai menggesekkan wajah pada batang konti Okta yang menegang sempurna di balik celana Okta. Berlahan lahan Ai memelorotkan celana Okta.

ploop.. batang konti Okta yang volumenya seukuran lengan anak balita mencelat keluar, berdiri gagah di tengah selangkangan Okta.

"iiih..monster..monster..Ai ngeri.." Ai memalingkan wajahnya ketakutan seraya menutupi matanya, meski sudah beberapa kali melihat konti telanjang Okta, namun konti bongsor Okta yang panjang dan tebel itu selalu membuat Ai merasa takjub.

Pentungan hansip yang menempel di selangkangan Okta itu ada 25 centi panjangnya dengan diameter tiga centi-an. Maling yang kepalanya di getok pakai "pentungan" Okta ini di jamin pasti langsung kelenger.

Ai malu malu mengintip dari sela sela jari jemarinya menatap ke arah penampakan di sela paha Okta. Sesuai rencana yang Ai susun, begitu Ai berhasil mengkibuli dan melumpuhkan Okta seharusnya Ai bisa langsung kabur meninggalkan Okta untuk menyelamatkan keperawanan Ai.

Namun batang konti raksasa Okta terlanjur membuat Ai penasaran. Meski risih berulangkali Ai sengaja melirik ke arah pentol-an besar serupa cendawan di ujung konti Okta. Sekujur tempik Ai sontak berdenyut ngilu dan berlendir, Ai bertanya tanya dalam hati akankah muat liang vaginanya menampung konti Okta di dalamnya.

Meski penasaran dengan konti Okta, bayangan Alex yang melintas dalam benak Ai membuat Ai berdiri dan hendak beranjak keluar dari kamar Okta. Dengan setengah hati Ai berjingkat pelan supaya tidak ketahuan Okta berjalan menuju ke pintu kamar Okta.

Sesampai di ujung pintu, Ai nampak ragu sesaat dan berdiri rada lama di depan pintu. Ai mendesah panjang dan kemudian berbalik ke arah Okta yang terlentang di atas kasur. Dua bola mata Ai tak bisa lepas menatap batangan konti Okta yang berdiri gagah perkasa. Seperti tertarik gaya gravitasi yang memancar dari antena konti Okta, Ai mengurungkan niat keluar dari kamar Okta dan kembali berjalan mendekati Okta.

Begitu sampai di hadapan Okta, Ai berlutut dengan posisi konti Okta tepat mengacung sejajar dengan hidung Ai. Ai tahu ada yang salah dengan perbuatannya, namun rasa penasaran akan bentuk, kontur dan rasa dari konti jumbo Okta membuat Ai seperti kehilangan akal sehatnya. Dengan jantung berdegup kencang tangan Ai terulur gemetaran meraup batang konti Okta.

"oh..Ai..aaah..." Okta mendesah saat tangan Ai kembali merengkuh kontinya, Okta nampak lega karena sesaat sempat merasa kehilangan Ai.
"gluk..." Ai meneguk ludah, tangan Ai hanya muat menggenggam separuh konti Okta bagian bawah.

Dengan mimik wajah takut berbuat dosa campur penasaran, Ai menjulurkan lidahnya dan kemudian menjilat batang konti Okta, dasar Ai nakal..

Slruuup.. lidah anget Ai menyapu konti Okta sampai pucuk-nya yang membendol bulat.
"hueeek...." rasa anyir, asin bercampur aroma sedikit pesing membuat Ai mual dan hampir muntah. Rasa kelamin Okta yang terasa asing membuat Ai menjauhkan wajahnya dari konti Okta dengan raut wajah bergidik jijik.
"ooooh...enak Ai.." satu jilatan saja sudah cukup membuat Okta menggelinjang tak karuan.

Meski sudah tahu rasanya hambar tak karuan tapi rupanya Ai belum kapok juga. Setelah bisa menetralisir rasa mual di perutnya, sambil memencet hidungnya dengan tangan kirinya Ai membuka mulut kiyutnya membentuk huruf O bunder hendak melahap pentol konti Okta.

"uuughh.." bibir Ai menabrak cendawan konti Okta, bulatan bibir yang Ai bentuk di mulutnya terlalu kecil dan jelas tidak muat menampung pentol konti Okta.
"gede banget sih.." Ai menarik wajahnya menjauh, tangan kanannya tak ketinggalan menyentil gemes pentol konti Okta.
"auuh..auuh..Ai nakal.." Okta menggeliat kesakitan sekaligus keenakanan.

Tak mau menyerah, Ai membuka mulutnya lebih lebar lagi dan kembali wajah Ai mendekat menghampiri konti tebel Okta.
"mmmphhm..mmmph.." setengah memaksa dengan tubuh menungging nungging Ai menjejalkan dan mendorong ujung konti Okta masuk ke dalam mulut kecilnya.

blub.. bulatan pentol konti Okta tersentak masuk ke dalam liang mulut Ai, sontak mulut Ai terasa sesak dan penuh hingga kedua pipi Ai mengembung besar seperti mengulum balon. Okta mengerang erang mengigau keenakaan.
"mmmphm..mmmhpm..." Setelah berhasil menelan cendawan konti Okta sepertinya Ai belum merasa cukup. Ai masih penasaran seberapa banyak kapasitas mulutnya mampu menampung bazzoka Okta.

Memantapkan tekad Ai mendorong mulutnya menelan konti Okta lebih jauh. Baru separuh jalan Ai sudah tersedak karena ujung konti Okta sudah mentok menubruk tenggorokan Ai hingga Ai terbatuk batuk. Ai terlihat kelagapan, dengan pentol konti Okta menyumpal penuh mulutnya, Ai otomatis kesulitan bernafas, mata Ai mendelik kesakitan berlinang Air mata.

Tidak tahan lagi Ai buru buru memuntahkan konti Okta dari mulutnya.
"uhuk...uhukk...uhuk.."Ai terbatuk batuk, air liur bercampur sedikit sperma Okta mengalir dari sela sela pinggiran bibir Ai.
"uuugh..Ai..Ai baik baik saja..?" Okta tersenyum puas karena kejantanannya sudah membuat Ai megap megap.

"ternyata ga muat...." Ai berdesis kagum, terjawab sudah rasa penasaran Ai, volume mulut imutnya ternyata memang tak seberapa dibandingkan konti Okta. Mulut atas Ai saja tidak muat, apalagi mulut Ai yang bawah, bisa langsung ndower dan kendor kalo di jejali konti Okta. Ai menggeleng gelengkan kepalanya.

Okta mesam mesem mesum menunggu emut-an lanjutan dari Ai.

"Ai pergi dulu ya Okta.." setelah nafasnya normal, Ai tanpa basa basi lagi berpamitan dengan Okta.
"lho..lho koq ga di lanjut Ai..Ai mau kemana??" Bagai disambar petir di siang bolong, Okta yang mendengar kata kata Ai barusan langsung kaget sejadi jadinya. Dari tadi Okta sudah curiga Ai bakal kabur tapi rasa enak di selangkangannya membuat Okta lengah. Okta berusaha bangkit dari bed nyamannya namun tangannya yang terikat membuat tubuh Okta kembali terjengkang ke belakang.

" Ai mau cari bantuan buat ngelawan titit Okta.." Ai dengan centil menjawab pertanyaan Okta.
"hah..cari bantuan??"
"ya..ntar lagi Ai balik lagi koq" tanpa menunggu jawaban Okta, Ai berlalu dari kamar Okta meninggalkan sosok Okta yang terikat dalam kekentangannya.

"Hah bantuan buat ngelawan konti Okta?" Janji Ai untuk segera kembali membuat Okta sedikit ayem dan malah Okta sekarang jadi penasaran dengan kata kata Ai yang hendak mengajak sekutu untuk melawan konti bongsornya.

"jangan jangan Ai mau mengajak temennya buat threesome sama Okta hi..hi.." Okta tertiwi dalam hati serasa mendapat promo buy 1 get 1, selain mendapatkan Ai ternyata Okta juga dapat bonus 1 lagi teman Ai untuk Okta setubuhi.

Segera saja Okta mengabsen satu persatu sahabat sahabat Ai yang mungkin Ai ajak untuk membantu Ai meladeni Okta di kasur.
"Kanaya atau Najwa ya, waduh pilih yang mana ya?" pikiran Okta langsung tertuju pada dua sosok elok yang akrab dengan Ai di sekolah. Mau pilih Kanaya si sexy,bitchy, naughty girl yang selalu tampil hot atau Najwa,si gadis jelita berhijab?
"kalo bisa dua duanya he..he.." Okta tertawa mupeng berharap dua bidadari lagi jatuh ke dalam kamarnya dari langit.

Okta yang terikat di atas bed nampak tidak sabar menunggu kembalinya Ai sambil senyum senyum mesum.

Di ruang tamu Ai sibuk memencet mencet touch screen ponselnya menghubungi rekan yang bisa membantunya mengatasi Okta.
*****

"Alex..coba lihat ini.." menunggu waktu yang tepat untuk menangkap Joker di dalam mobil tempat mereka mengintai Mr Gozo menyodorkan berkas yang baru saja di terima organisasi Alpha pada Alex. Berkas berkas itu berisi identitas Otaku pemimpin WWW, lengkap dengan file yang menunjukkan lokasi keberadaan Otaku bersembunyi.

Alex memeriksa lembar lembar dokumen yang Gozo sodorkan dengan teliti.
"apa sudah di konfirmasi ke Interpol Pak?" data yang di terima begitu lengkap dan detail.

"sedang di kerjakan oleh Matthew" Begitu mendapat berkas itu, Gozo langsung menginstruksikan Matthew untuk menghubungi direktur interpol mr Ferguson, ayah angkat Kanaya.

"apa rencana kita pak?" tanya Alex pada atasannya itu.
"Begitu ada tanggapan positif dari Interpol, segera susun rencana untuk menangkapnya Alex dan cari tahu siapa informan itu?" Gozo segera mempercayakan misi ini pada Alex.

"siap pak laksanakan" Alex mengangguk mantap. Selain menangkap Otaku, mengetahui identitas dan motif pengkhianat dalam organisasi WWW itu juga menjadi tugas yang penting untuk di laksanakan.

drrr..ddrrrr... Ponsel Alex bergetar..
Alex buru buru membuka pesan masuk di ponselnya, pesan dari Ai. Mengetahui Ai baik baik saja Alex tersenyum lega.

"gimana Alex?" Gozo kembali bertanya pada Alex tentang kelanjutan operasi penangkapan Joker, sudah cukup lama aggota alpha menunggu di depan kediaman Joker.
"Ayo pak, kita tangkap Joker sekarang juga" Alex menjawab mantap. Keduanya keluar dari dalam mobil dan memberi isyarat pada anggota lain yang ikut mengintai.

Kedua pimpinan team Alpha itu bergerak cepat menyerbu ke rumah Joker di ikuti belasan anggota Alpha yang lain.
*****

Sudah hampir lima menit lebih Okta menanti dalam kegulitaan, janji surgawi yang di ucapkan oleh Ai membuat Okta betah terikat tak berdaya dengan mata tertutup di atas bed kamarnya.

"Ai koq lama banget ya? jangan jangan ada yang nyulik Ai.. atau jangan jangan Ai malah kabur, ngerjain Okta lagi" rasa pegel yang mendera tangannya membuat mulai timbul rasa curiga dalam benak Okta.

Terdengar derap langkah kaki memasuki kamar Okta, dari suara langkah yang terdengar Okta dapat mengetahui ada lebih dari satu orang yang ada dalam kamarnya sekarang. yes..! Okta melonjak girang, Ai dan teman yang Ai janjikan sudah datang, berbagai fantasi panas langsung menari nari di benak Okta.

Ai dan seorang temannya berdiri di samping kanan dan kiri Okta.

"come on Ai, Okta sudah tidak sabar, Ayo emut konti Okta lagi.. oooh..kalo mau temen Ai juga boleh sekalian ngemut konti Okta" Okta yang sudah tidak sabar berseloroh cabul, kedua pahanya di buka lebar lebar. Nampak tonjolan yang amat besar tepat di tengah selangka Okta.

"ohh..sama Ai udah diiket, tinggal dibawa aja.. " terdengar suara laki laki, seseorang yang di bawa oleh Ai ke dalam kamar Okta.

"Lho.lho koq Ai malah ngajakin temen cowok, cilaka ini jangan jangan Okta mau di tusbol.." mengenali teman yang diundang Ai adalah seorang laki laki, Okta menjadi gelisah dan mulai berontak.

brett..! seseorang merengut kasar kain penutup mata Okta.

"kasar banget sih Ai, hei.. lho.. lho..siapa kalian??" Okta tergagap saat menyadari kehadiran beberapa pria berseragam di dalam kamarnya begitu indera penglihatannya terbuka. Okta mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya hingga menemukan sosok Ai di antara pria pria itu.

"Ai..ada apa? Ai baik baik saja kan?" Okta berusaha bangkit dari tempat tidurnya tapi tali yang mengikat tangannya terlalu kencang. Ai mengangguk pelan dan berjalan mendekati Okta yang nampak panik.

"Okta maafin Ai, you're under arrested..beib.." dengan bibir bergetar dan berlinang air mata Ai mengkalungkan borgol ke pergelangan tangan Okta. Okta terbelalak kaget.

"Joker..menyerahlah.. "mr Gozo menyeruak di antara anggota team Alpha. Joker..? Okta tersenyum tipis dan mulai menyadari kejadian yang sedang berlangsung.

Okta akhirnya sadar identitas dunia maya-nya sebagai Joker, sang hacker yang telah merugikan banyak pihak akhirnya terungkap juga oleh polisi.

"Ai.." melihat tangannya dibelenggu oleh orang yang ia cintai hati Okta serasa teriris, Joker tahu cepat atau lambat ia bakal tertangkap juga, namun Joker tak mengira bahwa Ai-lah yang akan menangkapnya.

"Okta jangan melawan..menyerahlah.. Ai janji Okta akan baik saja.." Ai memegang lembut lengan berotot Okta yang tampak tegang karena belum bisa terima dengan penangkapannya ini.

Melihat tatapan Ai yang memelas, Okta meluluh. Mungkin ini jawaban dari Tuhan karena selama ini Okta juga sebenarnya sudah muak menjadi sapi perahan organisasi WWW dan ingin keluar dari jerat organisasi hitam itu.

Okta memandang Ai, malaikat yang Okta percayai dikirim oleh Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya.

"yes..i'am Joker..i'm surender.."
 
masih nungguin nih update an nya. semangat ya Ai nulisnya

thx agan bocahjailz sudah mampir di trit Ai
file 40 akhirnya selezai juga..

Tumben nih lama updatenya. :galau: Angkat dulu biar gak tenggelam

thx buat endless suportnya agan mokojatmoko
update yang ini emang rada lama, karena kemaren sempat mentok di tengah tengah gara gara kepikiran dildo


ainya lagi disekep kan
jadi maklum kalo agak lama
:ngacir:

thx buat endless suportnya suhu rufio
makasi juga akhirnya setelah puas di main mainin ama agan rufio akhirnya Ai ga di sekep lagi dan di lepasin, jadi bisa update lagi :)
maafkan nubie yang belum bisa balas ncendolin suhu rufio..


wah terasa lama suhu gk ada kabar updatenya :suhu:

Ai mohon maaf atas ketidaknyamanan buat semua pembaca untuk update yang kurang lancar ini.
thx udah mampir di trit Ai, agan glorybiz


ai. ai. kapan apdet ya. bro aiko mana nih.

Ai ada di sini gan..agan ryuzakiken ada di mana?
thx agan ryuzakiken udah rajin mampir di trit Ai


Belum di update ya ai ??

thx agan goldfierman udah ngeramein trit Ai.
ts mohon maaf karena sudah membuat agan menanti lama..


setia menanti
sekali muncul aiko_chan langsung dikerubuti para kentangers
hehe

yah belum update ya? :galau:


oh aii kapan dikau update?

thx agan serigala hitam udah bolak balik absen di trit Ai
mudah2an sabar menunggu update trit ai swlanjutnya.
salam kentang gan..
 
thanks udah update.

ane ngikutin trit ini udah lama
sebelum bikin akun.
soalnya ane suka cewek jepang
hahahaha. tp ane bukan maniak JAV lho
 
Finaly... Joker surrender... Aq ma mau ai surrender juga diatas ranjang... Trisum sama kanaya... Heheheehee :mantap: ai... Lanjutkan suhu... Jgn lama2 updatenya...
 
:hore:...Senengnya hatiku ternyata Ai ngga sampe ke di exe sama si Okta..Sukurlah.
Alex....Sekarang giliranmu..:cup:
 
Keren keren,,
Ternyata joker nya si itu,
Weleh Weleh ai,, sukanya nyrempet bahaya,,
Emang benar benar harus segera di jebol gawang nya tuh Lex,,
Kalo ente kelamaan ane siap gantiin lo Lex,
Thanks for updates miss ai
:papi:
 
Akhirnyaaa aiiii
Ayo gen segera persiapkan update selanjutnya nih
Udah ga sabar wkwkwk
 
njir kren banget updtenya, bener kejutan banget ini.
ane pikir si joker itu karakter lain, ternyata si okta.
bener-bener ga ketebak alurnya
kren kren ai kren
:jempol: :jempol: :jempol:

suhu rufio thx apresiasinya buat cerita Ai.
horee..! dapet cendol lagi dari suhu rufio, kulkas Ai ampe tumpah tumpah di cendolin terus ama suhu rufio.
 
Mantap suhu cerbung nya. Lancrotkan suhu :jempol:

thx agan fetishinside udah mampir di trit ai
mudah2an salah satu kisah ai ada yang cocok buat penggemar fetish kaya agan fetishinside

Akhirnyaaa aiiii
Ayo gen segera persiapkan update selanjutnya nih
Udah ga sabar wkwkwk

maksud hati ingin update 2 hari sekali, tapi apa daya jempol tak kuasa..

Keren keren,,
Ternyata joker nya si itu,
Weleh Weleh ai,, sukanya nyrempet bahaya,,
Emang benar benar harus segera di jebol gawang nya tuh Lex,,
Kalo ente kelamaan ane siap gantiin lo Lex,
Thanks for updates miss ai
:papi:

agan jp87 kaya bisa baca kemana arah cerita Ai nih..
ntar karena keseringan nyerempet bahaya, akhirnya ai memutuskan untuk...ahhh tunggu next chapter aja ya..

:hore:...Senengnya hatiku ternyata Ai ngga sampe ke di exe sama si Okta..Sukurlah.
Alex....Sekarang giliranmu..:cup:

tunggu tanggal updatenya suhu saminami81
thx udah mampir di trit ai


Finaly... Joker surrender... Aq ma mau ai surrender juga diatas ranjang... Trisum sama kanaya... Heheheehee :mantap: ai... Lanjutkan suhu... Jgn lama2 updatenya...

thx agan kaederoekawa udah mampir di trit ai
mudah2an updatenya lancar gan..

tapi mantap gan bondage nya
ane suka
lain kali lagi ya
oh aiko_chan aku menantimu

thx agan serigala hitam udah setia menanti cerita Ai.


thanks udah update.

ane ngikutin trit ini udah lama
sebelum bikin akun.
soalnya ane suka cewek jepang
hahahaha. tp ane bukan maniak JAV lho

sama gan, ts juga bukan maniak JAV
ts cuman doyan nonton JAV 3 kali sehari..
:)

Makasih udah update aii, ditunggu kisah selanjutnya.. Semangat teruus yaa

thx agan mesin cgci rusak udah rajin mampir di trit ai
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd