Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

File 48 The Interogation

"Iih..,ini seragam Ai koq sempit banget ya Aya?" Berdua dalam ruangan rapat di lantai 10, Markas besar team Alpha, Ai menunjukkan pada Aya seragam polisi kekecilan pemberian Aya yang ia kenakan.

Jari jari lentik Ai nampak kesulitan saat berusaha mengkaitkan kancing seragam-nya, terutama di bagian dada Ai yang menggumpal besar.
"Hi..hi.. emang khusus buat Ai, Aya sengaja pilihin yang sesek, biar Ai tambah sexi" Aya memeletkan lidahnya nakal.

"Ai, ga mau pakai ini Aya...,lihat nih susu Ai nyembul nyembul.." dengan cemberut Ai menunjukkan sebagian bulatan payudaranya yang menyembul dari sela sela seragam Ai di bagian dada.

Merasa risih dengan seragam ketat di tubuhnya yang banyak mengumbar aurat-nya, Ai berusaha melepaskan seragam itu.

"Tunggu Ai, lihat ini...Ai tahu kan ini apa?" Sebelum Ai sempat membuka seragamnya, Aya dengan muka serius menunjuk bertumpuk tumpuk file yang ada di meja rapat kepada Ai, ada ratusan file lebih yang terdapat di meja itu.
"Itu.., berkas berkas aksi kejahatan organisasi WWW" jawab Ai pelan.
"Betul Ai..." Aya menganggukkan kepala.
"Lha.., terus apa coba korelasi antara aksi kejahatan WWW dengan baju ketat yang harus Ai kenakan ini?" Ai kembali bertanya kebingungan.

"Ya gini Ai, semua ini sekarang bergantung pada Ai, coba Ai pikirkan sampai saat ini sudah ada ratusan kegiatan kriminal yang dilakukan oleh organisasi jahat itu, sudah tahun-an juga polisi memburu organisasi itu. tapi coba lihat hasilnya. Selama 10 tahun terakhir ini, nyaris tidak ada satu-pun pimpinan WWW yang tertangkap.." Aya memulai kuliahnya.

Ai mantuk mantuk meng-amini kata kata Aya, benar juga kata Aya, semenjak kematian ayah-nya inspektur Iichiro, Pemimpin team Alpha yang pertama, memang pengusutan dan penyelidikian organisasi WWW oleh team Alpha menjadi stagnan dan mandeg, tidak ada lagi kasus kasus besar yang berhasil di pecahkan team Alpha.

Segala-nya baru mulai berubah sejak Alex mulai bergabung di team Alpha. Berkat analisa tajam Alex, berturut turut team Alpha berhasil menangkap Kenzo dan menutup jaringan bisnis logistiknya, membubarkan prostitusi artis terselubung berkedok kelompok idol artis DKI47, dan yang terakhir bahkan sukses menangkap Joker, hacker andalan organisasi WWW.

"Terus Aya, kalo kita mau nangkap para pimpinan WWW yang lain emang tergantung sama Ai?, Ai kan cuman detektif kelas nubie." Ai masih belum menangkap arti pembicaraan Aya.

"Lho..justru itu Ai, keberhasilan misi kita kali ini, sangat tergantung pada susu gede dan pentil imut punya Ai itu!" Aya semakin berapi api memberi penjelasan. What..! Ai tambah melongo sambil melirik ke arah dadanya, waah..!, kenapa sekarang susu dan puting Ai jadi ikut ke-sebut sebut juga ya?

"Maksud Aya..?"
"Begini Ai, bayangkan seberapa banyak informasi tentang organisasi WWW yang bisa kita dapat dari Joker?"
"Pasti banyak Aya, Okta pasti banyak tahu tentang identitas pimpinan WWW, andai kita bisa tahu identitas pimpinan dan markas utama WWW, perang melawan WWW ini pasti bisa kita menangkan.." Ai berbisik pelan, selama ini memang organisasi WWW beroperasi sangat rapi sehingga sedikit sekali informasi tentang organisasi hitam itu.

"Ya, tapi sayangnya Joker sampai sekarang masih tidak mau kooperatif Ai, tidak satupun informasi tentang WWW yang berhasil kita dapatkan."
"Oooh, terus kira kira Aya sudah tahu caranya untuk menyakinkan Okta supaya berbalik membantu kita?"

Mendengar pertanyaan Ai, Aya tersenyum lebar.

Melihat senyum Aya, feeling Ai langsung tidak enak. Pasti Aya, si pecandu eksib itu sudah merencanakan sesuatu yang mesum mesum dan memalukan buat Ai.

"Ai, selama ini hubungan Okta dan Ai sangat dekat, mungkin cuman Ai yang bisa melumerkan hati Okta untuk membantu kita. Kalo Ai yang minta, ada kemungkinan Okta mau berubah pikiran dan mau membantu kita" Aya menjelaskan rencananya.
"Nnnhg.. gimana ya Aya.." Ai masih ragu, sebelumnya memang Okta bisa tertangkap juga karena tipu daya Ai.

"Ayo Ai jangan ragu ragu, ini kesempatan besar buat Alpha untuk menghancurkan WWW, informasi dari Joker akan membantu kita memenangkan peperangan dengan WWW" Aya bersemangat berusaha menyakinkan Ai.

"Iya, Ai akan coba bicara dengan Okta" Ai mulai melumer, Ai juga penasaran ingin mengetahui siapa sebenarnya identitas Shinobi, mesin pembunuh organisasi WWW yang telah membunuh ayah-nya.

"Bagus Ai, ayo kalo Ai sudah siap segera kita interogasi si Joker"
"Ok..ok Aya, tapi Aya emang kita mau investigasi Okta pake susu Ai apa?" Ai kembali protes akan baju seragam polisi minim pemberian Aya.

"Nngn.., itu buat persiapan plan B Ai" Aya menjawab dengan cuek.
"Plan B?"
"Ya Ai, kalo bujuk rayu Ai tidak mempan sama Okta, ya terpaksa...susu Ai yang beraksi he..he.." Aya dengan nakal menjulurkan tangannya memencet mencet payudara Ai.

Aya tahu betul nafsu dan obsesi Okta yang menggebu gebu akan tubuh Ai.

Informasi dari Okta akan sangat penting bagi Interpol dan Alpha, dan bagaimanapun caranya Aya harus berhasil mendapatkannya, bahkan jika perlu di-barter dengan tubuh Ai.

"Eeei...,dasar Aya nakaaal!."jerit Ai sambil menepis tangan Aya yang merambah dada-nya, kedua gadis itu kemudian turun menuju ke lantai basement.
*****

Okta duduk termenung dalam ruang interogasi markas besar kepolisian, sudah seminggu ini team Alpha memintanya bergabung dengan mereka untuk mengkhianati organisasi WWW yang selama ini cuma mengambil keuntungan dari keahlian IT Okta.

Sebenarnya Okta sudah lama ingin meninggalkan WWW, begitu mengetahui sepak terjang organisasi WWW yang semakin lama semakin jahat dan kejam, namun untuk membantu kepolisian, hati Okta juga belum rela. Dendam dalam hati Okta belum juga pudar. Okta masih sakit hati karena kepolisian tidak mempercayai dan membela ayah Okta, saat beliau difitnah korupsi oleh rekan rekan birokrat-nya.

Sudah setengah jam lebih Okta terkatung-katung sendirian di ruang interogasi, kedua tangan Okta yang terlipat ke belakang kursi dengan keadaan terborgol membuat Okta tak berdaya.

"Eeh..apa ini?" Okta yang sedang melamun terkesiap saat konti Okta yang dari tadi anteng di balik celana Okta tiba tiba berkedut dan tegang dengan sendirinya.

Bagai radar, setiap mendeteksi adanya kehadiran wanita cantik dan sexy di dekatnya otomatis konti Okta akan ereksi dan membesar.

Dan Okta tahu hanya seseorang yang bisa membuat kontinya ngaceng sehebat ini, seorang gadis bertubuh mungil nan montok yang bersuara manja seperti anak balita, yah.., hanya Aileen seorang yang bisa membuat konti Okta bergejolak sehebat ini.

Pintu ruangan terbuka, dua orang gadis berseragam petugas polisi sexy memasuki ruang interogasi tempat Okta di tahan.

"Okta..Okta..sehat kan?" Ai menyapa Okta. Okta tercekat kaget, dirinya hafal betul siapa pemilik suara yang menyapa-nya lirih itu.
"Ai..." Okta menoleh menatap sosok Ai, gadis yang sungguh ia cintai.

"Halo Okta, bagaimana kabar Okta?" Ai mengambil dan menyeret sebuah bangku ke sebelah Okta dan duduk di samping Ai, sedang Aya berdiri bersandar ke meja di hadapan Okta
"Baik Ai.." Okta membuang muka dari Ai.
"Okta masih marah sama Ai?"Ai mengelus kepala Okta, wajah Ai tampak sungguh menyesal.

Deg..deg.. jantung Okta berdegup kencang. Tidak bisa..sungguh Okta tak bisa marah pada Ai.

"Ga Ai, Okta tidak marah pada Ai" Okta menoleh menatap wajah ayu Ai.
"Okta, kenapa harus Okta sih yang jadi si Joker?" Dengan terisak menahan tangis Ai memeluk Okta erat.

Setelah tangisnya mereda Ai melepas pelukannya.

"Susu Ai tambah gede.." begitu dekapan Ai melonggar, Okta langsung nyeletuk nakal, mata Okta mengintipi bulatan payudara Ai yang menyembul di dada Ai. Rupanya tanpa Ai sadari tadi, saat Ai memeluk Okta dua buah kancing paling atas seragam polisi Ai terlepas tergesek lengan Okta, hingga membuat belahan dada Ai terungkap.

"Eeeii!, dasar Okta cabul.." Ai menyilangkan tangannya ke depan dada menutupi gumpalan payudaranya. Dalam hati Ai lega, Okta yang Ai kenal dulu, Okta yang baik, lucu dan cabul sudah kembali.

"Gede dan empyuk Ai.. Yummy!" Okta tersenyum puas. Saat dipeluk Ai tadi, lengan Okta tak sengaja tergencet gencet payudara kenyel Ai.
"Yee.., Okta nakal, ga sembuh penyakit cabulnya meski dalam penjara. Tapi kasihan ya si Okta Junior, pasti selama di dalam penjara ga ada yang ngelus ngelus ya.." tangan Ai terjulur meraup batang konti Okta dan meremes dengan gemes.

"Kyaa..!, iih ngerii.." Ai tersentak dan buru buru menarik tangannya saat menyentuh sesuatu yang lonjong, panjang dan keras di selangkangan Okta. Begitu tersentuh kulit lembut telapak tangan Ai, konti Okta memang langsung menggeliat dan memanjang hampir dua kali lipat.

"Woow..konti raksasa!" Aya ikut berdecak kagum saat melihat "ular phython" yang melungker perkasa, samar samar tercetak di balik celana Okta.

"Eh..Ada Aya juga, maaf Aya dari tadi Okta ga tahu kalo Aya juga ikut nengok" dari tadi fokus Okta hanya pada Ai hingga tidak menyadari keberadaan Aya di sisi Ai.

"Wah..,Kampreet nih si Okta, masa dari tadi ga nyadar kalo ada cewe sesemlohai ini di depan matanya" Aya mengumpat umpat dalam hati karena merasa diabaikan oleh Okta gara gara Ai. Aya melambaikan tangan memberi salam pada Okta.

"Lho Ai, koq pegang pegang titit-nya cuman sebentar?, masih kangen nih.." Okta balik protes pada Ai.
"Kangen? Kangen apa?" Mata Ai membulat besar dengan mimik kiyut.
"Konti Okta masih kangen dielus elus pake tangan Ai.." Okta teringat momen momen panas yang pernah ia lalui bersama Ai.
"Oooh Okta pingin di-coliin?, Okta kangen ya tititnya diputer puter, dijilat, terus dicelupin ke mulut Ai?" Ai dengan sedikit malu malu memaju mundurkan genggaman tangan Ai ke arah mulutnya, berpura pura sedang mengoral konti Okta.

"Uuungh.. mau..mau Ai.." Okta langsung kepincut melihat tingkah kiyut Ai yang sungguh menggoda.
"Ai ga mau..., kecuali.." Ai menjawab dengan ketus dan cepat cepat membalikkan tubuh, memunggungi Okta.

"Walah..walah.., jago juga nih sih anak bawang berdada gede ini.."Aya membatin dalam hati sambil mengulas senyum kecil melihat Ai yang semakin lihai mempraktekkan ilmu yang Aya ajarkan untuk menggoda syahwat Okta.

"Kecuali apa Ai.." Okta penasaran dengan jawaban Ai yang masih koma belum titik.
"Kecuali..nggh..." Ai melirik Okta dengan wajah bersemu merah malu sambil menggigit jari telunjuknya.
"Kecuali apa Ai.." Okta makin penasaran, kontinya semakin berdenyut denyut minta dikeloni.
"Kecuali..." Ai menundukkan wajahnya.

"Kecuali Okta mau membeberkan tentang organisasi WWW pada polisi!,apa yang sedang direncanakan oleh WWW.." malah Aya yang sudah tidak sabar yang membentak Okta menyambung "kecuali"nya Ai yang ngegantung tadi.

"Hah.. saya tidak tahu apa apa tentang WWW." Okta menggeleng gelengkan kepalanya, dirinya harus tetap netral, tak ada untungnya buat dia untuk memihak salah satu di antara kepolisian dan WWW. Mulut Okta terkunci rapat, tidak ada yang bisa mengubah pendiriannya. Okta memalingkan wajahnya dari Ai dan Aya.

Ketiga-nya sesaat terdiam, Ai dan Aya saling bertukar pandang, mengatur siasat.

"Sshh..ssshh..Auuh..Ai..jangan Ai.." Okta mendesis keenyakan saat tangan Ai kembali merayap pelan dari lututnya naik ke arah selangkangan Okta. Dan greep..!, Tak lama kemudian pentol konti Okta sudah ada dalam genggaman kencang tangan mungil Ai.

"Please Okta, please.. kasi tahu Ai, apa rencana mereka." Ai mengecupkan bibirnya sedekat mungkin ke telinga Okta sambil berbisik manja. Hembusan nafas Ai yang menggelitik daun telinga Okta membuat sekujur tubuh Okta geringgingan.

"Ooooh Ai, mereka.., mereka hendak membangun pabrik narkotika terbesar se-asia di Jakarta, oooouh..yeah, WWW ingin menguasai seluruh jaringan narkoba asia tenggara..ooooh!" Okta melenguh saat pentol kontinya dipelintir pelintir oleh tangan lembut Ai. Dengan bibir bergetar menahan geli geli enak di kemaluannya, Okta sedikit demi sedikit mulai membuka rahasia WWW yang ia ketahui.

Okta mengutuk dirinya sendiri yang sangat lemah,yang dengan begitu mudah menelan ucapan-nya sendiri, baru diremes sedikit saja oleh Ai, Okta langsung ember, membeberkan rencana besar WWW pada Ai dan Aya.

"Bagaimana caranya Okta..?"melihat sentuhannya mendapat respon positif dari Okta, Ai mencoba menggali informasi lebih lanjut dari Okta dengan mulai mengurut dan mengkocok kocok ringan konti Okta.

"Aduuh Ai, kocokan Ai enak banget uuuh..uuuh, tuan Tanuwijaya..hah.. tuan Tanuwijaya adalah kaki tangan mereka, dan..dan..begitu Tanuwijaya berhasil menjadi gubenur Jakarta, WWW akan menguasai kota Jakarta."Bercampur desah dan deru nafas yang memburu, sepatah demi sepatah informasi tentang WWW yang ingin menjadikan tuan Tanuwijaya sebagai gubenur boneka WWW terungkap dari mulut Okta.

"Jika WWW sudah menguasai gubenurnya, mudah saja buat WWW untuk membangun pabrik narkotika di Jakarta.." Aya berteriak keras begitu dapat menyimpulkan rencana WWW selanjutnya, suatu rencana ambisius yang jika terwujud dampaknya akan sangat mengerikan.

"Tapi apa bisa tuan Tanuwijaya menjadi calon gubenur?" Aya bertanya menyelidik pada Okta yang sedang terlena dalam kocokan tangan Ai.

"Partai Reform..aaah..aaah..lebih kenceng Ai..aaah!, WWW menyuap tuan Subagyo ketua umum partai Reform, partai Reform-lah yang akan menjadikan Tanuwijaya sebagai calon gubenur,ooouh!" Semakin nikmat kocokan Ai,semakin lancar pula Okta menyampaikan informasi tentang WWW.

"WWW berkomplot dengan partai Reform?" Informasi dari Okta membuat desas desus hubungan antara Reform dan WWW menjadi terang benderang buat Aya. Menyaksikan Ai sedang menginterogasi enyak si Okta, entah kenapa Aya jadi horny sendiri, liang vagina Aya tiba tiba terasa gatel dan basah, pertanda Aya ikut terangsang.

Ai melambankan kocokan-nya saat merasakan batang konti Okta berkedut kedut, masih banyak informasi WWW yang harus dikorek dari Okta. Ai mengatur irama kocokan-nya, menjaga supaya konti Okta tetep ngaceng dan tidak terlanjur ejakulasi dulu, sebelum semua informasi tentang WWW berhasil Alpha dapatkan.

"Kalo ini, apa betul ini adalah tuan Otaku, pimpinan WWW?" Aya menyodorkan sebuah foto pada Okta.

Intensitas kocokan pada konti-nya yang berkurang membuat Okta kembali dapat menguasai dirinya.

"Sudah cukup.., hanya itu yang saya tahu, kalian polisi sama saja dengan WWW, kemana saja kalian waktu ayah saya mendapat ketidakadilan?" sepertinya Okta menolak untuk bersikap kooperatif lagi.

"Tenang..tenang Okta..lihat ini.." bak peragawati, Aya berjalan sensual mendekati Okta sambil mempreteli kancing seragamnya satu persatu.

Begitu dekat dengan Okta, Aya membuka dan menyibak kain seragamnya kesamping memamerkan cup payudara ukuran 36-nya yang topless tanpa bra. Toket Aya menggelayut dan terguncang guncang indah, seiring langkah Aya yang makin dekat dengan posisi duduk Okta.



"Hei..hei..Aya mau apa, saya tidak hhhmmph...hmmmm!" Belum sempat Okta menyampaikan penolakannya, Aya lebih dulu menarik kepala Okta ke dada monthok Aya, membenamkan wajah Okta kedalam payudara di dada Aya yang selembut jelly.

"Tidak..tidak Aya..mmmhm..mmmh" Okta menggeleng gelengkan kepalanya berusaha menolak godaan susu Aya. Namun Okta tidak mampu bertahan lama menampik payudara molek Aya.

Cup..cup, sruup..srupp, mengikuti instingnya Okta kini malah mencucup dan menyeruputi pentil susu Aya.

Aya memeletkan lidah-nya pada Ai, merasa bangga karena berhasil mencuri Okta dari tangan Ai. Dengan cemberut Ai kembali mengurut urut konti Okta.

"Okta, apa betul ini Otaku?" Aya menarik pentil susunya lepas dari kenyotan Okta dan mundur selangkah ke belakang menjauhi Okta. Aya pantang menyerah kembali menyodorkan foto tersangka Otaku pada Okta.

Okta komat kamit mencoba kembali mencaplok pentil susu Aya, namun percuma saja dengan posisi tangannya yang terborgol pada kursi.

"Hah..hah..iya itu tuan Otaku, pemimpin WWW, dia merekrut Okta untuk bergabung dengan WWW."Okta mulai menjawab pertanyaan Aya, sembari berusaha menjulur julurkan kepalanya sedekat mungkin ke dada Aya untuk mencaplok puting susu Aya lagi.

Namun dengan nakal Aya menggoda Okta dengan memundurkan dadanya sedikit ke belakang tiap kali mulut Okta nyaris menyentuh puting susunya. Dipermainkan seperti itu membuat Okta makin gemes dan penasaran dengan puting Aya, sehingga mudah buat Aya untuk menginterogasi Okta lebih lanjut.

"Di mana tempat persembunyian Otaku?" Sambil meremas remas payudaranya sendiri menggoda Okta, Aya kembali menggali informasi WWW dari Okta.
"Otaku tidak pernah sembunyi.." Okta berkeringat bermain petak umpet dengan puting susu Aya.
"Di mana dia?" Tanya Aya sambil membusungkan dadanya hingga menempel ke hidung Okta, Okta menggelengkan kepala, sepertinya Okta mau membalas Aya yang tadi mempermainkannya dengan menolak menjawab pertanyaan Aya.

"Okta di mana persembunyian Otaku?" Aya menggencetkan payudaranya hingga separuh wajah Okta amblas terbenam dalam belahan dada Aya yang kenyel kenyel. Meski sudah dikasi enyak enyak, Okta tetep keukeh membisu.

Gawat ini, Aya mulai panik, jangan jangan gara gara Aya terlalu bersemangat mempermainkan Okta karena ini pamer pada Ai, Okta jadi ngambek dan kembali bungkam.

"Okta, ayo jangan diam saja, apa Okta juga mau lihat susu Ai?" Ai yang dari tadi diam, hanya kebagian tugas mengurut urut batang konti Okta saja, berbisik mesra pada Okta.
"Hah..susu Ai..,mana.., mana.." mendengar ada susu Ai disebut sebut Okta langsung blingsatan, Okta dengan semangat ganti me-malingkan wajahnya ke arah Ai, lepas dari bekapan payudara Aya.

"Eeei...jawab dulu, baru Ai kasi lihat susu Ai." Ai dengan centil menggoda Okta.
"White Lotus Spa.. di sana tempat tinggal Otaku sehari hari" susu Ai ajaibnya membuat Okta langsung lancar bicara jujur.

Aya dan Ai saling bertatapan, White Lotus Spa adalah sebuah salon kesehatan dan kecantikan untuk konsumen kalangan menengah atas dengan reputasi sempurna, tidak akan ada seorangpun yang akan curiga bahwa tempat itu adalah sarang dari Otaku, buronan yang paling diburu oleh kepolisian selama bertahun tahun.

"Otaku tinggal di sana, tapi kalo kalian mau menangkapnya kalian harus hati hati.." Okta dengan serius memperingati Ai dan Aya.
"Hati hati..kenapa Okta?" Tanya Ai.
"Hmmm..."Okta menutup mulutnya rapat sambil melirik ke dada Ai, Okta seakan memberi isyarat pada Ai dan Aya, bahwa untuk setiap informasi yang akan Okta "jual" pada mereka, Ai dan Aya harus "beli" dengan sesuatu juga.

Ai yang melihat gelagat Okta yang mencurigakan langsung menangkap arti tatapan tajam Okta ke arah dada Ai, salah Ai juga sih tadi udah menjanjikan buah dada-nya pada Okta.



"Hati hati kenapa Okta?" Ai mengulangi pertanyaannya, kali ini sambil menyingkap bagian dada seragamnya hingga..

Bloob.., kedua bulatan payudara Ai melenting ke luar dari cup bra kekecilan yang menampungnya, sekarang payudara putih seukuran buah melon dengan puting merah muda di puncaknya itu polos terbuka telanjang di depan Okta.

"Gluuk..susu Ai segerr bener" Okta meneguk segalon ludahnya. Dalam kondisi seminggu tanpa berinteraksi langsung dengan wanita, panorama bukit payudara Ai yang menjulang dengan lembah nan menawan itu membuat konti Okta mengencang dan membengkak ke ukuran maksimalnya, jika saja tangan Okta tak terborgol ingin rasanya Okta menubruk Ai dan langsung meremes remes brutal buah dada Ai itu.

Lagi hot hot-nya Okta menikmati dada Ai, Ai dengan enteng tega menyilangkan kedua tangan-nya ke depan dada Ai menutupi ketelanjangannya.

"Eh..eh.jangan ditutupi dulu Ai, Okta kasi tahu.., attacker.., ada seorang attacker yang selalu menjaga Otaku" buru buru Okta melanjutkan penjelasannya tentang Otaku takut layar pertunjukan buah dada Ai keburu ditutup.
"Attacker?" Ai mendekap dadanya makin tertutup.

"Gozilla, Gozilla salah satu attacker yang memiliki spesialisasi bahan peledak dan bom selalu mendampingi Otaku.."
"Bahan peledak.?, maksud Okta?" Ai menunggu penjelasan Okta lebih lanjut. Ai sengaja meregangkan jari jari Ai yang menutupi puting Ai hingga sedikit bulir puting payudara Ai mengintip dari sela sela tangan Ai untuk memancing lebih banyak informasi yang keluar dari mulut Okta.

"Gozilla selalu memakai jaket yang dilapisi bom TNT, bom yang daya ledaknyaa mencapai radius hampir 10 meter, dan di saat terdesak Gozilla yang tidak takut mati, pasti akan meledakkan diri-nya"
"Woow.." Ai dan Aya berdecak ngeri berbarengan, membayangkan kenekadan Gozilla, attacker yang rela mati demi WWW, jika tidak berhati hati tidak terhitung berapa korban jiwa yang bakal jatuh apabila Gozilla sampai meledakkan dirinya.

"Oooh, emang semua attacker senekad itu Okta?" Ai menurunkan tangannya yang terlipat di dadanya hingga separuh bulatan susu Ai kentara di hadapan Okta, imbalan atas informasi yang baru saja Okta sampaikan.

"Ya..ya, ada 10 attacker, namun selain Gozilla aku hanya mengenal 7 lainnya.." sambung Okta, Ai makin memelorotkan dekapannya hingga 3/4 payudara Ai terungkap, me-nyisakan puting imut Ai yang masih tertutup rapat.

"Puma dan Panther yang selalu bekerja berdua, mereka adalah pembunuh yang brutal. Vicy attacker paling muda yang terkenal sadis dengan senjata belati-nya. Sheena lady-Attacker sang ahli racun, jaguar raksasa bertubuh sangat kuat, Stuart-pembunuh psikopat yang kabarnya sudah tertangkap, dan Juve sang ahli hipnotis-pimpinan para attacker." Okta menyelesaikan deskripsi masing masing anggota attacker dengar bibir bergetar saat dilihatnya tangan Ai sudah tidak menghalangi bentuk polos bulatan payudara Ai. Okta puas bisa melihat buah dada utuh Ai yang tiap malam selalu ia rindukan.

"Banyak banget dan sepertinya mereka memiliki skil membunuh kelas wahid semua" bisik Aya, Ai dan Aya bergidik ngeri, dari nama nama yang Okta sebutkan hanya Stuart yang dikenali oleh Ai dan Aya. Satu Stuart saja sudah sangat merepotkan apalagi ada sembilan orang lain anggota WWW dengan kemampuan setara Stuart.

Butuh sebuah rencana taktis yang bakal melibatkan banyak personel polisi untuk menyerbu White Lotus Spa yang di jaga sembilan attacker untuk menangkap Otaku, pertempuran yang bakal sangat sengit dan beresiko banyak korban jiwa. Ai melirik Okta, mungkin ada informasi tambahan dari Okta yang bisa membantu team Alpha.

"Okta sayang.." Ai dengan manja duduk bersimpuh dekat paha Okta, sambil mulai kembali mengelus elus gundukan di balik celana Okta.
"Uuuh ya Ai..uuuh" Okta mau tak mau melenguh saat tititnya di pilin oleh Ai
"Apa Okta tahu kelemahan WWW?, kira kira apa kita bisa mengalahkan mereka dan menangkap Otaku?" Ai memandang Okta dengan tatapan sayu.

"Apa yang akan Ai lakukan?"bisik Aya dalam hati, Aya pasif menunggu membiarkan Ai menjalankan rencananya, meski Aya sedikit ragu apa betul si susu gede ini punya rencana ya?

Sreeet...! Jari lentik Ai menarik resleting celana Okta, melepasi kancing celana Okta.
"Ai..Ai mau apa?" Okta pasrah saja saat Ai memelorotkan celana Okta sampai ke mata kaki Okta, dalam hati Okta langsung harap harap cemas, mungkinkah Ai akan memberinya oral sex?"

"Sekarang Ai, sekaranglah saat yang paling tepat untuk menyerang White Lotus.." Okta akhirnya buka suara juga, siapa tahu informasinya kali ini akan berbuah blowjob dari Ai.
"Sekarang Okta?, kenapa?" Ai dengan cekatan melolosi celana dalam Okta hingga...

Dueenng..!, batang konti Okta yang sudah ngaceng maksimal mencuat di tengah selangkangan Okta.
"Auuh.." Ai memekik kaget, nyaris saja bibir Ai tertampar oleh konti Okta yang bentuk dan panjangnya mirip mirip dengan pentungan hansip tapi dengan ujung yang membendol bulat besar.

"Whaooo.., konti Okta perkasa banget. Aya demen yang gede gede kaya ini nih!" Aya berdecak kagum dalam hati sambil menjilati bibir bawahnya, tanpa berkedip Aya memelototi konti Okta untuk pertama kalinya.

Ai merengkuh batang pejal itu ke dalam genggamannya.
"Ssssh...ssshss..enak Ai, enak.." Okta melenguh nikmat, saat Ai mengelus dan mulai meremasi kontinya.
"Serang..serang mereka minggu ini Ai, serang sekarang saat shinobi dan para attackernya sedang kembali ke jepang, WWW sangat lemah tanpa keberadaan mereka, inilah saat yang tepat untuk menangkap Otaku." Okta mengerang erang tak karuan karena tangan Ai yang menggengam konti Okta bergerak makin laju mengocok-kocok kontinya.

"Shinobi.." Ai langsung geram saat mendengar nama Shinobi,pembunuh ayahnya disebut, dicengkeramnya batang konti Okta kencang kencang, kuku kuku jari Ai mencakar dan menancap ke kulit konti Okta, membuat konti Okta laksana terbakar.

"AUUUH..sakit..sakit Ai" teriak Okta, mendengar jerit kesakitan Okta, Ai reflek mengkendurkan cengkeraman tangannya. Jika telat sedikit saja, nyaris saja Ai meremukkan alat vital Okta itu.

"siapa sebenarnya Shinobi itu Okta? apa Okta tahu identitas Shinobi yang sebenarnya?" Ai memberondong Okta dengan pertanyaan seputar identitas Shinobi, dan sebagai permintaan maaf karena tadi hampir membuat kejantanan Okta mandul, kali ini dengan lembut dan hati hati Ai kembali mengkocoki konti Okta hingga Okta merem melek tak berdaya.



"Shinobi, aaaah.. enak Ai, shinobi, sang Ninja dari timur. Tidak ada yang tahu..sssshh..., identitasnya. Di organisasi WwW hanya Kenzo dan Otaku yang pernah bertemu langsung dengan Shinobi!." kata kata Okta terdengar tak jelas bercampur dengan desahan Okta.

Meski nama Shinobi begitu ditakuti oleh anggota WWW tapi hebatnya tidak ada satupun anggota WWW yang pernah melihat Shinobi secara langsung, sehingga identitas Shinobi tetap rahasia tak dikenal.

"Okta tidak pernah bertemu dengan Shinobi?" Ai masih penasaran dan tak yakin dengan jawaban Okta.
"Maaf Ai, Okta sungguh tidak tahu identitas Shinobi sebenarnya" Okta menjawab sungguh sungguh dengan raut muka meyakinkan. Ai tahu kali ini Okta berkata jujur.

Jawaban Okta membuat Ai sangat kecewa, keinginan Ai untuk mengetahui sosok pembunuh orang tua-nya belum kesampaian.

Ai melepaskan konti Okta dari genggaman tangannya, dengan mata berlinang air mata Ai mundur dan duduk bersandar ke dinding.
"Ai.., maafkan Okta.." sungguh Okta merasa sangat bersalah pada Ai, andai dirinya tahu identitas Shinobi sebenarnya, pasti Ai tak mungkin sesedih ini sekarang.
"Gapapa Okta.., Okta ga salah, Ai cuman sedih saja belum bisa balas dendam pada Shinobi yang sudah membunuh orang tua Ai, jangankan balas dendam, mendapatkan identitas Shinobi saja Ai belum mampu" Ai memaksakan senyum di wajahnya.

"Shinobi yang membunuh orang tua Ai.." Okta tercekat, menyadari betapa bodohnya dirinya selama ini karena telah banyak memberi kontribusi pada organisasi jahat itu.

"Thanks buat informasinya Okta. Ai percaya Okta orang baik, organisasi jahat itu pasti mengelabui Okta hingga Okta mau bergabung dengan mereka.." Ai menyeka air matanya, informasi Okta sungguh berarti buat pengembangan kasus WWW. Kata kata Ai membuat Okta terharu.

Ai berdiri, beranjak menyusul Aya yang sudah berdiri dekat pintu hendak meninggalkan ruang interogasi, meninggalkan Okta dalam keadaan setengah telanjang dan kentang.

"Goodbye Ai.." Okta mengucap salam perpisahan, Okta tahu bisa jadi ini kesempatan terakhirnya bertemu dengan Ai. Langkah Ai terhenti sesaat sebelum mencapai pintu ruangan, Ai melirik le arah Okta dengan konti besarnya.

"Aya naik dulu saja, ntar Ai menyusul, ada hal pribadi yang harus Ai bicarakan dengan Okta." Ai meminta Aya untuk memberi waktu pada Ai untuk berbicara empat mata dengan Okta.
"Ok, tapi hati hati Ai, jangan terpedaya oleh Joker!" Aya melambaikan tangan berpamitan pada Ai dan Konti Okta.

Setelah sosok Aya menghilang, Ai menutup pintu ruang interogasi. Apalagi kali ini rencana Ai ya?

"Ai, Okta tahu Ai pasti benci pada Okta karena telah membantu WWW, silahkan kalo Ai mau melampiaskan kemarahan Ai pada Okta, Okta terima.." melihat sorot tajam mata Ai, Okta bersiap dan pasrah apabila Ai hendak melepas amarahnya dengan menghajar dirinya.

"Hi..hii..Okta koq tegang gitu sih?" Ai tertawa manja, bukannya menghajar Okta, di luar dugaan Ai malah swalayan melucuti seragam polisi yang Ai kenakan hingga hanya tersisa bra dan celana dalam imut serasi berwarna biru yang membalut aurat Ai.

"Glukk..Ai mau apa..?" Okta lagi lagi terkesima melihat tubuh molek Ai yang hanya terbungkus pakaian dalam minim.

"Ai hanya mau ngucapin terima kasih karena selama ini Okta sudah baik banget sama Ai" Ai tahu mungkin ini pertemuan terakhirnya dengan Okta, sebelum Okta di kirim ke penjara yang lebih ketat.

"Ucapan terima kasih?" Okta nampak bingung.
"Pssst..Okta diam dan nikmati saja ya" sambil berbisik pelan, Ai berlutut di lantai dan kemudian merangkak mendekati Okta yang terpasung di kursi interogasi, Ai terus merangkak hingga wajah Ai menempel di selangkangan Okta, tepat berhadapan dengan Konti jumbo Okta yang pelan pelan mulai membesar lagi.

"Ucapan terima kasih, apa Ai mau mengoral konti Okta Ya" Okta langsung ke-geer-an.
"Okta sudah siap?"
"Nnghn..siap siap Ai, oooouuh..!" Okta melenguh panjang, tanpa aba aba terlebih dulu, Ai menjulurkan lidahnya dan menjilati selangkangan Okta.

"Ooouh..ooouh gelyi Ai, geli, tapi, oooouch, enak banget Ai, jilatan Ai enak anget banget"



Slrup..slurp..dengan lahap Ai menjilati buah zakar Okta, bagian tubuh pria yang konon sama sensitifnya dengan puting payudara. Ai menjulurkan lidahnya dan kemudian mengulas selangkangan Okta mulai dari biji zakar Okta, naik melalui batang pejal konti Okta dan akhirnya jilatan Ai bermuara pada lubang kencing yang berada diujung pentol konti Okta.

"Ooouch..Ai..Ai..aaahh.!" jilatan Ai yang menggelitik membuat tubuh Okta yang terborgol dikursi menggelinjang gelinjang hebat.

Lidah Ai berputar putar mengulas sekujur batang konti, sambil sesekali bibir Ai mengkecup-i pentol konti Okta, hingga konti Okta berlahan tapi pasti bertumbuh makin panjang dan keras.

Setelah rata menjilati konti Okta, Ai membuka mulut-nya lebar bersiap melahap Konti raksasa Okta.
"Yeaah...yeaah.. damm its so good Ai" Okta mendesah saat Ai mulai memasukkan konti Okta dalam rongga mulut Ai.

Dengan sekali lahap, Ai memaksa memasukkan seluruh cendawan pentol konti Okta dalam mulut mungilnya. Begitu dimasuki konti gede Okta, mulut Ai langsung menggelembung penuh.

Begitu separuh konti Okta sudah masuk dalam mulutnya, Ai berhenti sejenak,mengatur nafas sekaligus membiarkan mulutnya beradaptasi dengan bentuk pentol Konti Okta.

Setelah merasa nyaman dengan konti Okta yang mengganjal dalam mulutnya, Ai kembali mendorong masuk sisa konti Okta ke dalam mulut mungil Ai. Baru 3/4 panjang konti Okta yang masuk dalam mulut Ai, pentol konti Okta sudah mentok menabrak dinding tenggorokan Ai.

Tidak mau menyerah, Ai kembali mencoba menelan seluruh batang konti Okta dalam mulutnya.

"Gagg.***gg.***agg.." Ai memaksa mendorong konti Okta ke mulutnya lebih dalam lagi, lagi dan lagi..., namun percuma saja batang konti Okta memang terlalu panjang untuk mulut mungil Ai hingga Ai akhirnya tersedak sedak.

"Huk..huk.." Ai terbatuk batuk memuntahkan konti Okta dari mulutnya, air liur meleleh dari sela bibir Ai. Mata Ai berlinang Air mata, Ai nampak kesakitan.

"Pelan pelan saja Ai.." melihat Ai menderita Okta menjadi khawatir, konti Okta memang terbukti tidak muat masuk seluruhnya dalam mulut mungil Ai, Ai mengangguk pelan, setelah mengatur nafasnya Ai kembali mencoba memasukkan batang konti Okta dalam mulutnya. Kali ini hanya secukupnya saja batang konti yang Ai telan.

Sruup..sruup dengan lahap Ai mengulum dan menyedot nyedot pentol konti Okta dalam mulutnya, sesekali Ai menghisap kuat sampai pipi Ai nampak kempot.

Mendapat oral sedahsyat itu dari orang yang dicintainya, Okta hanya bisa mendesah desah menikmati saja, sambil merem melek keuenakan.

Sambil kedua tangan Ai bertumpu di lutut Okta, Ai mulai menggerakkan mulutnya maju mundur mengkocok kocok penis Okta. Tempurung pentol konti Okta menggesek gesek dan menyodok nyodok langit langit rongga mulut Ai, semakin lama gerakan mengoral Ai semakin cepat...

Clap..clap..clap.. mulut Ai berkecipak heboh mengkopyok penis yang tertanam dalam mulutnya itu. Konti Okta tercelup keluar masuk dalam mulut makin cepat.



"Nnngh.. nnghh..nnnghn.."Ai bergumam seksi, mulutnya penuh tersumpal konti Okta yang makin membengkak, memenuhi rongga mulut Ai.

Okta merasakan batang kontinya yang berada dalam emut-an mulut Ai yang berasa hangat dan sempit, berkedut kedut hebat, pertanda Okta hendak menggapai ejakulasi-nya.

"Nnnggn...ngggnn..nggnn.."Ai bergumam memberi isyarat pada Okta untuk menyemburkan pejunya dalam mulut Ai. Membayangkan ngecrot dalam mulut Ai membuat Okta makin cepat mencapai klimaknya.

"Oooh..Ai..I'm cuming.." Okta melolong panjang hebat, tubuhnya tersentak sentak menumpahkan peju cintanya dalam mulut Ai.

Glek..glek..sambil terus menatap ke arah mata Okta dengan pandangan syahdu, Ai menelan bulir bulir cendol yang mengucur dari konti Okta, nyaris tak bersisa.

Tubuh Okta jatuh lemas terhempas ke kursi, tak pernah ia mengalami ejakulasi senikmat ini.

Srup..sruup...Ai menghisap hisap lembut konti Okta, menyesap sisa sisa peju yang belepotan di mulut konti Okta, hingga konti Okta kembali mengkerut ke ukuran 18centi normalnya.

"Aaaaah..." Ai mendesah lega, memuntahkan Konti Okta yang nampak licin mengkilap karena habis di mandikan dalam mulut Ai.

Ai berdiri menyeka sisa sisa liur di sela bibirnya sambil mengenakan seragam polisinya kembali, tanpa berbicara sepatah katapun setelah memuaskan Okta, Ai beranjak hendak meninggalkan ruang interograsi.

"Makasi Ai.., kenangan indah ini akan selalu Okta ingat" Okta berteriak sebelum tubuh Ai menghilang di balik pintu meninggalkan Okta seorang diri di dalam ruangan itu.
****

Begitu keluar dari ruang interogasi, tubuh Ai merosot dan terduduk di lantai, air mata berlinang di sudut mata Ai.

"Alex maafin Ai...hik..hik.." Ai terbayang wajah Alex, jika bukan karena tuntutan tugas, tentu Ai tidak akan mungkin memberikan service oral-sex yang begitu hebatnya kepada Okta tadi.

Dengan memanfaatkan rasa cinta Okta padanya, Ai berharap amarah dan dendam Okta pada kepolisian dapat terlupakan, sehingga Okta mau menerima ajakan Alex untuk bergabung dengan team Alpha.

Lagipula Ai tidak mau orang sebaik Okta harus menghabiskan sisa hidup-nya dalam penjara. Bergabung dengan Alpha otomatis Okta akan mendapat pengampunan dan seluruh tuntutan hukumnya akan di hapus.

Dengan keahlian IT Okta ditambah pengetahuan Okta akan detail seluk beluk organisasi WWW, apabila Okta mau bergabung dengan team Alpha, tentunya Okta akan menjadi senjata rahasia yang mematikan untuk WWW.

*****
"Shinobi dan lima attacker-nya sedang tidak ada di Jakarta, sekarang WWW sedang dalam kondisi yang paling lemah." Aya melaporkan hasil interogasi-nya pada Alex dan tuan Gozo, ketiganya duduk mengatur strategi untuk menyerang White Lotus Spa guna menangkap Otaku.

"Bagaimana Alex?" Tuan Gozo langsung menyerahkan kendali operasi kali ini pada Alex yang sangat ia percayai.

"Dengan bantuan dan kerjasama dari seluruh divisi, saya yakin kita bisa menangkap Otaku, hanya satu saja yang masih harus dipikirkan" jawab Alex mantap.
"Hmmm...hal apa yang masih mengganjal Alex?"
"Gozila, jika benar apa yang dikatakan Joker, terlebih dulu kita harus memisahkan Gozila dari Otaku"

Tuan Gozo mengangguk, dengan jaket berlapis bom TNT-nya memang sangat berbahaya apabila Gozila sampai meledakkan dirinya. Di saat Alex sedang merenung mencari cara untuk memisahkan Gozila dari Otaku, Aya berbisik pelan.

"Tuan Gozo dan Alex tidak perlu khawatir, serahkan masalah Gozila pada Aya..." Aya mengerling genit penuh sejuta arti..
 
Terakhir diubah:
:jempol: suhu.. lanjut...

Thx suhu ken pumkin, file 48 udah ts update
Silakan si lanjut baca-nya

Ini chapter brapa sebenernya?
Perasaan banyak bgt episodenya

Iya nih suhu banyak banget, tak terasa cerita Ai udah sampai file 48.
Thx buat atensi dan support dari suhu2 pembaca..


:papi:
Pertamax diamankan​

Selamat suhu saminami81 ente dapat pertamax
Thx sudah rajin mampir di trit ai


Di sundul dulu ah ini si ai semontoghh
Keasikan nulis cerita yak sampe udh diluar perkiraan begitu hu

Iya suhu keasyikan saking menikmati proses penulisan trit ai, dari rencana awal 30file dan kini tak terasa udah hampir 50 dan terus berlanjut...

Thx suhu sempakkondoy udah rajin mampir di trit ai

Aseek. Ai udah update lagi... Masih bisa lolos lagi gak Ai tanpa segel sekarang?

Wahh ada suhu ryuzakiken.. silakan di baca baca dulu suhu trit dari nubie.
Memang setelah ai tak lagi bersegel, makin lebih banyak lagi kemungkinan ss yang bisa terjadi suhu.
Thx sudah rajin mampir di trit ai.


next nya, para penjahat nya bisa bobol ai,, dr kemarin lolos trus
:remas:

Thx suhu dral sudah rajin comment di trit ai
ss ai dan para penjahat??, ditunggu saja suhu, that day will come...


Kanaya nakal yah. Lanjut suhu, ceritanya menarik.

Thx suhu rusty02 sudah mampir ditrit ai..
Beberapa file selanjutnya akan ada beberapa highlight buat kanaya, lumayan aksi eksib aya bisa buat variasi ss suhu...
Semoga bisa dinikmati

Buset,, kali ini kanaya yang bikin
:konak:

Ogut tunggu giliran Yuna,,
Tapi si joker kasih dikit boleh lah,,
:pandaketawa:

Keep semprot ai
:beer:

Thx suhu Jp87 sudah rajin comment di trit ai lagi, lagi dan lagi..
Beberapa file ke depan ini Aya bakal banyak beraksi..
Kalo Yuna?? si guru berbodi MILF lebih baik disimpen dulu.
:pandaketawa:

Salam semprot balik suhu.

:eek:...Wowwwhhh..Updetan baru :mantap:

Terselip satu nama yang menggelitik Tanuwijaya...Hemmmmm..Kok sepertinya familiar ya...
:pandaketawa:

Allow lagi suhu saminami81..
Trit ai ini murni hanya cerita fiksi belaka suhu, jika ada kesamaan nama tokoh atau kejadian itu hanya kebetulan saja,mohon ts di maafkan kalo udah nyerempet2 dikit

Keep semprot suhu sama_mami eh salah, .. suhu saminami81 :)


duh ketinggalan baca 4 update euy :galau:

Wah lama suhu kelinciberdasi ga ada kabar..
Monggo di baca baca update-an trit ai suhu



Selamat suhu pan_si, ente bolak balik dapat pertamax.
Silakan di baca dan menikmati ai
 
Alex mesti lebih waspada ini ama Okta. Bisa saja setelah Ai memberikan servis sama Okta,Okta malah bisa jadi terobsesi buat memiliki Ai :(
Lah ini, kalo diliat dari sifat Ai yang agak-agak plin-plan bisa saja Ai main-main dibelakang Alex.
Satu lagi kelemahan Ai yang perlu diwaspadai ama Alex yaitu Sange-an....:D
Bisa saja Okta memanfaatkan kelemahan ini buat dapetin tubuh Ai..
Sepertinya sedikit blunder langkah yang diambil Ai....:galau:


Waspadalah - waspadalah...
:D
 
File 49 Twin Mission




KANAYA

White Lotus Spa, terletak di salah satu kawasan elite kota Jakarta. Pusat kesehatan itu menggabungkan salon kecantikan, sarana kebugaran/fitness dan body massage dalam satu paket. Terkenal karena pelayanan kelas wahid-nya, White Lotus Spa memiliki banyak pelanggan dari kalangan borjouis dan para sosialita kelas atas negeri ini.

Namun siapa yang menyangka bahwa selama ini salon kecantikan dan kebugaran itu sebenarnya adalah markas besar organisasi WWW. Dimulai sejak 10 tahun lalu, White Lotus Spa yang menempati gedung berlantai empat itu sungguh menjadi tempat yang nyaman dan aman buat organisasi WWW selama ini. Di tempat inilah segala operasional kejahatan WWW direncanakan dan dikontrol.

Alunan musik easy listening dengan ruangan bernuansa syahdu nan cozy menyambut Ai dan Aya saat memasuki White Lotus Spa. Para petugas keamanan dan resepsionis dengan ramah menyapa, memandu para pelanggan menuju lantai tempat pelayanan yang diinginkan, sungguh memberi kenyamanan pada para pelanggannya.

Aya menghitung jumlah petugas keamanan dan jumlah kamera cctv yang tersebar hampir di setiap sudut langit langit ruangan White Lotus Spa. Melihat jumlah cctv dan petugas keamanan yang berlebih, Aya mengambil kesimpulan gedung berlantai empat itu memiliki tingkat keamanan ketat yang jelas tidak wajar untuk sebuah salon kecantikan biasa, hmmm..semakin mencurigakan saja nih!

"Psst..Aya, dari sini kita berpisah ya, Aya ke lantai 2 dan Ai ke lantai 3" bisik Ai pada Aya begitu memasuki lift.
"Ok Ai.." jawab Aya mantap.

Setelah mendapat informasi dari Okta, team Alpha merencanakan penggerebekan markas besar organisasi WWW itu dengan target utama Otaku, pemimpin utama WWW.

Sebelum pasukan utama kepolisian menyerbu, terlebih dulu diutus-lah Aya dan Ai untuk masuk lebih dulu ke White Lotus Spa sebagai pembuka jalan.

Misi Aya adalah menemukan dan mengatasi Gozila, pengawal utama Otaku, seorang attacker dengan baju berlapis bahan peledak TNT yang mematikan.

Tugas Ai tak kalah pentingnya, berbekal informasi dari Okta, Ai harus masuk ke ruang center data yang terletak di lantai 3 untuk mengambil alih kendali kamera cctv pengaman White Lotus Spa, supaya pergerakan pasukan utama Alpha saat penggerebekan tidak bisa di antisipasi oleh para pengawal WWW.

Para petugas keamanan White Lotus Spa tentu saja tidak mencuriga-i dan tidak menyangka bahwa Ai dan Aya, dua orang gadis berusia muda itu sebenarnya adalah para detektif dari kepolisian yang menyamar. Bukannya curiga, para petugas keamanan itu malah ngiler dan seketika konak saat melihat sepasang buah dada indah yang tercetak di kaos ketat yang Ai dan Aya kenakan.

Tiiing..!, Pintu lift terbuka di lantai 2.
"Good luck Aya.." Ai memberi semangat pada sahabat sexy-nya itu.
"Sama sama Ai" Aya mengedipkan sebelah matanya sambil melangkah keluar dari lift.

Lantai dua dari White Lotus Spa adalah sebuah sasana fitnes nan luas dengan fasilitas yang amat lengkap. Ruangan fitness dengan puluhan bench, treadmill dan peralatan fitness modern lainnya tertata apik.

Pagi ini suasana ruang fitness White Lotus nampak lenggang, hanya satu dua pelanggan saja yang sedang melakukan latihan kardio rutinnya, ada 5 orang instruktur yang bertugas hari itu. Setelah me-metakan suasana dan mendapatkan target-nya, Aya berganti pakaian di ruang ganti yang tersedia.

Aya mengganti kaos dan celana panjangnya dengan sebuah singlet putih menerawang dengan belahan dada rendah dan celana pendek ketat, tak ketinggalan sepasang sepatu kets sporty melengkapi busana Aya kali ini.

Aya mematut dirinya di cermin sebelum keluar dari ruang ganti, sengaja Aya memilih ukuran baju lebih besar dari ukuran tubuh normalnya, hingga singlet yang Aya gunakan nampak kedodoran.
"Satu lagi Aya.." untuk menunjang aksi eksib-nya kali ini, dengan cuek Aya melepas bra yang membungkus dada-nya.

Keluar dari ruang ganti pakaian, Aya berjalan melenggak lenggok mengitari ruangan fitness itu, sibuk memilah milah latihan apa yang akan Aya lakukan pertama kali.

Beberapa instruktur pria tampak berbisik bisik sambil curi curi pandang ke arah Aya, pandangan para instruktur itu tertuju pada puting payudara Aya yang nampak jelas menonjol di dada Aya. Udara dingin yang berhembus sejuk dari pendingin ruangan membuat pentil susu Aya mengeras dan tercetak jelas di singlet tembus pandangnya.

Para Instuktur tampak saling berebut, mengklaim giliran untuk melatih Aya.

Sadar dirinya menjadi pusat perhatian, Aya malah makin membusungkan dada-nya semonthong mungkin.

Saatnya berpose Aya!, dengan gaya se-erotis mungkin, Aya mengangkat kedua tangannya anggun menyibak rambut panjangnya yang tergerai, kemudian di-ikatnya rambut hitam legam itu membentuk kuncir kuda di belakang kepala Aya. Aya sengaja berlama lama mengikat rambutnya sengaja memamerkan ketiak tembemnya.

Beberapa tante tante memandang sinis dan mulai berbisik bisik ramai, para tante itu ramai memprotes para instruktur karena kehadiran Aya membuat para instruktur itu mengabaikan tante tante centil tersebut.

Sebelum suasana makin panas, seorang bertubuh gempal berpakaian rapi ber-jas hitam lengkap dengan dasi bergambar naga, yang tampaknya adalah manager yang bertanggung jawab terhadap lantai 2 White Lotus Spa turun tangan langsung meredakan keramaian, setelah briefing singkat, para instruktur dengan wajah di tekuk terpaksa kembali meladeni tante tante yang tubuh-nya sudah kendor di sana sini itu.

Si manager bertubuh gempal menghampiri Aya. Demi memuaskan para tante pelanggan setia-nya, manager itu terpaksa harus menegur Aya karena berpakaian terlalu seksi. Sebuah tugas yang berat, karena biar bagaimanapun si manager juga diam diam dari tadi sebenarnya juga ikut menikmati kemolekan tubuh Aya walau dari jauh.

"Gluuk.." begitu dekat dengan Aya yang sedang berlutut membetulkan ikat tali sepatunya, kata kata yang sudah disusun rapi oleh Gozila untuk menegur Aya menjadi buyar tak karuan.



Posisi tubuh Aya yang membungkuk membuat singlet Aya yang kedodoran di bagian dadanya terbuka sangat lebar. Berdiri tepat di depan Aya, tak terhalang apapun, pandangan Gozila dapat langsung tembus pandang sampai ke buah dada Aya. Payudara mengkal berbentuk mirip pepaya bangkok itu berayun ayun elok seiring desah nafas Aya.

Gozila memincingkan matanya mengintipi pentil imut berwarna merah muda yang mencuat di pegunungan dada Aya. Puting susu Aya sepertinya memang tercipta untuk di kenyot kaum pria, bentuknya bulat keras menggemaskan, berwarna merah muda mengkilat, dan ukurannya tidak terlalu besar maupun terlalu kecil, sangat pas buat emut emut.

Tidak sadar sedang diintip oleh Gozila, Aya yang kesulitan mengikat tali sepatunya malah makin membungkuk, membuat belahan dada Aya terkuak makin lebar, sampai sampai dari posisi berdirinya Gozila dapat melihat jelas pusar dan perut Aya yang ramping seputih salju.

"Cantik-nya...!" guman Gozila yang tak dapat menahan dirinya untuk memuji tubuh elok Aya. Ndut..ndut..Gozila cilik di balik celana Gozila berangsur angsur membesar lagi keras.

"Kyaaaa...! " guman-an Gozila membuat Aya menyadari kehadirannya, dengan tertunduk malu dan wajah semu merah, Aya menyilangkan tangan menutupi gumpalan payudara di dadanya. Waduh,sudah terlambat Aya..,Gozila sudah terlanjur hafal di luar kepala bentuk payudara monthok Aya.

"Maaf neng, baru pertama kali ke sini ya?" Gozila berbasa basi sambil berusaha sekuat tenaga menghindari kontak langsung antara mata-nya dan susu Aya. Tapi usaha Gozila gatot.., gagal total, kedua mata Gozila kembali tertuju ke dada Aya, tak kuasa menolak gaya gravitasi yang terpancar dari susu Aya.

Dipelototi dengan pandangan mupeng seperti itu membuat Aya risih dan sekaligus sedikit horny juga sih...

"Eeh..iya ..pak, Aya anggota baru." dengan kikuk Aya berdiri sambil merapikan singlet kedodoran-nya yang mencang mencong tak karuan.

Karena terburu buru berdiri Aya tak menyadari sebagian singlet di bagian dada-nya malah tersingkap lebar, hingga membuat bulatan payudara Aya yang sebelah kanan tak sengaja menyembul keluar seluruhnya dari samping.



"Wooow...munthuk banget.!" Mata Gozila terbelalak lebar, sekarang di hadapannya terpampang jelas gumpalan susu Aya, sebuah payudara istimewa yang sedang ranum- ranumnya.

"Pak, ada yang bisa bantu spotting Aya?" Aya yang belum menyadari kalau ada salah satu buah dada-nya yang menonjol keluar dari singletnya , dengan santai berbincang dengan Gozila, meminta partner untuk mendampingi Aya latihan hari ini.

Gozila yang sedang tenggelam dalam lamunan terdiam tak merespon pertanyaan Aya, Gozila asyik berfantasi membayangkan dirinya sedang melompat lompat bermain trampolin mental mentul dengan ber-alas-kan payudara empyuk Aya.

"Bapak ngeliat kemana sih?, Aya ajak omong koq ga jawab?" Aya sedikit kesal karena Gozila hanya mematung saja tak menjawab pertanyaannya. Bahkan menatap ke arah Aya yang sedang mengajaknya bicara saja tidak.

Dengan penuh rasa ingin tahu, Aya mengikuti arah yang dituju pandangan Gozila dan sontak terkejut saat melihat ternyata susu telanjang milik Aya sendiri yang tersingkaplah yang sedang Gozila pelototin.

"Kyaaaaa.. jangan lihat..!" Aya dengan gelagapan membetulkan singletnya, sedikit kebingungan juga karena saat menutup susu-nya yang kanan dengan menarik singletnya, ganti malah susu kiri Aya yang mengintip keluar, begitu pula sebaliknya. Setelah sedikit perjuangan akhir-nya Aya berhasil menutupi properti berlebih di bagian dadanya itu, meski masih ada sedikit susu Aya yang menyembul dari sela sela belahan dada Aya.

"Ooh..ooh maaf neng,..maaf." Gozila memalingkan wajahnya, meski sebentar sebentar tetap melirik ke arah dada Aya.
"Ada yang bisa bimbing latihan Aya kan pak, Aya takut salah ntar malah cedera"
"Ada neng, nanti saya siap-in satu instruktur buat mendampingi neng"
"Enng, tapi Aya mau-nya bapak aja yang ngelatih Aya, abis bapak ganteng banget sih, mau ya pak?" Aya mengkerling matanya genit, sambil lagi lagi memberi rejeki buat indera pengelihatan Gozila dengan membusungkan dada-nya makin montok lagi.

Deggg...! Jantung Gozila langsung ser..ser-an, niat awal Gozila untuk mengusir Aya karena desakan tante tante langganan lama White Lotus Spa langsung berubah haluan. Kini Gozo malah ganti memperbolehkan Aya latihan seharian penuh di Spa itu, bahkan kalo perlu sampai nginep malam nanti, Gozo siap meladeni Aya fitness di atas ranjang.

"Lho koq malah cengesesan gitu pak, mau ya pak, Aya gemes banget ama perut bapak yang gembil ini lho" Dengan manja Aya ngelendot di lengan Gozila. Gozila cengar cengir enak saat susu kenyel Aya yang tergencet di lengannya melumer menggesek lengan kasar Gozila.

"Aaaahhh neng Aya bisa aja, emang banyak yang bilang saya ganteng, tapi ga usah rame rame neng, bapak malu.., trus kalo neng Aya memang memaksa, ya sudah saya bersedia menemani neng Aya latihan" Gozila memuji dirinya sendiri setinggi langit.

Hueek..hueek! Aya muntah muntah dalam hati mendengar ke-narsis-an Gozila, kalo saja Aya sedang tidak mengemban sebuah misi penting, ingin rasanya Aya menjedok jedokkan wajah Gozila yang kepede-an saat itu juga. Wajah Gozila jauh dari nyaman dipandang, dengan tubuh pendek gempal dan perut buncit.

Tadi di awal Aya melihat casing luar Gozila, Aya sempat sangsi apa benar Gozila adalah attacker yang dimaksud Okta. Namun setelah Aya memeriksa dan meraba raba jas Gozila, saat Aya tadi menggelandot manja di lengan Gozila, ternyata info dari Okta benar adanya.

Jas yang dipakai Gozila lebih tebal dibandingkan jas sejenis, karena menyimpan sesuatu yang padat di lapisan dalamnya. Aya mengambil kesimpulan itu adalah serbuk TNT berdaya ledak besar.

"Ya udah latihannya Aya mulai ya pak, Aya mau cobain treadmill dulu"
"Jangan, jangan begitu neng, kalo caranya begitu neng Aya salah" Gozila langsung pamer pengetahuan.
"Lho, yang bener gimana pak?" Tanya Aya.

"Gini neng, sebelum latihan lebih baik neng Aya pemanasan dulu, biar otot otot neng Aya tidak kaget di ajak beraktifitas berat" dengan berlagak seperti suhu ahli kebugaran, Gozila menceramahi Aya.
"Iya bener juga ya pak, ntar kalo ga pemanasan dulu bisa bisa Aya keseleo ya pak" Aya mantuk mantuk, lumayan-lah si buncit ini tidak bodoh bodoh amat batin Aya.

Yeee..! Neng Aya gimana sih?, ya jelaslah si Gozila itu pintar, kalo ga pinter mana mungkin si buncit itu bisa merancang dan merakit bom berdaya ledak mematikan.

"Ya udah Aya peregangan dulu ya pak, Aya mau split nih, biar otot otot kaki Aya rileks"
"Hmmm..split kaki..boleh.. boleh" jawab Gozila sambil membayangkan betapa lezatnya paha Aya yang mulus kemencling.

Aya berlahan merentangkan kakinya sedikit demi sedikit supaya kedua kaki Aya tegak lurus dengan tubuhnya. Semakin lebar kedua kaki Aya meregang tubuh Aya makin lama makin turun.

Di luar dugaan Aya, saat kaki Aya merentang makin lebar, short pants ketat yang Aya kenakan ikut mengkerut tertarik ke arah pinggul Aya, sehingga sela selangkangan Aya perlahan tersingkap. Separuh bulatan buah pantat Aya tak ketinggalan menyembul dari bawah short pants yang Aya kenakan.

"Ooouch.. tidak.." Aya merintih dan menggelengkan kepalanya panik, semakin mengkerut, bentuk celana pants yang Aya kenakan kini malah lebih menyerupai cawat berbentuk segitiga daripada celana pendek.

"Celeguk..celeguk." Gozila yang berdiri dihadapan Aya terlihat serius memicingkan matanya berkonsentrasi menatap segitiga selangkangan Aya, keringat yang membasahi tubuh Aya membuat siluet camel toe/belahan bibir vagina Aya menerawang di tengah selangkangan Aya.

"Kyaaaa...jangan..jangan lihat.." gelagat Aya makin panik saat merasakan bibir vagina-nya yang tembem sedikit menonjol dari sela sela short pants-nya yang mengkerucut. Kehilangan konsentrasinya dengan posisi kaki sudah terentang setengah lebih, tubuh Aya limbung dan berayun hendak jatuh ke belakang.

Dengan sigap, berbanding terbalik dengan tubuh gempalnya, Gozilla melesat ke belakang tubuh Aya dan cepat kedua tangannya menangkap bokong Aya, menopang tubuh Aya supaya tidak melayang jatuh lagi.

"Eeei...lepasin Aya!"Tubuh Aya menggeringging saat dengan kurang ajar Gozila menjamah pantatnya.

Aya tidak berdaya,dengan kedua kaki yang sudah terentang separuh lebih, otomatis tubuhnya akan terjatuh apabila Gozila melepaskan tangannya yang memegangi pantatnya. Di lain sisi, Aya berang karena Gozila jelas jelas melecehkan tubuh Aya dengan sengaja meremas dan mengelus elus bokong sekal Aya.

"Psst, Jangan teriak neng,..ayo lanjutin rentangkan kakinya pelan pelan dan nikmati saja..." Gozila berbisik pelan di telinga Aya mengancam dengan wajah dingin tanpa ekspresi, di bawah kedua telapak tangan Gozila aktif meremas dan mengoyot oyot bokong Aya.

Sekujur tubuh Aya terasa dingin, Aya merinding ketakutan, inikah sosok Gozila yang sebenarnya? Psikopat tidak takut mati, sungguh berbeda dengan Gozila yang tadi.



Tubuh Aya melorot turun di pandu tangan Gozila yang mencekal kencang bulatan pantatnya, kedua kaki Aya lurus sempurna tegak lurus dengan tubuhnya.

"Yeeah..berhasil!" Aya berteriak ceria sambil mengepalkan tangannya ke udara, bersandiwara menutupi gentarnya terhadap wujud Gozila yang sebenarnya.

"He..he..bagus neng" Gozila menarik tangannya dari tubuh Aya, sebelum terpergok pelanggan yang lain. Hebatnya mimik wajah Gozila sudah kembali memakai topeng-nya, seorang manager kikuk yang narsis dan mesum. Sungguh lawan yang tangguh buat Aya.

"Terus..sudah boleh main treadmill"tanya Aya manja, melihat belahan bukit payudara Aya, timbul rencana jahil dalam benak Gozila.
"Hmmm.., push dulu 10 kali!" Gozila terkekeh mesum, membayangkan payudara Aya yang bakal menggondal gandul indah saat melakukan push up.
"Push up?"
"Ya, itu bagus untuk melatih bisep Aya, 10 kali saja.." Gozila berjongkok tepat di hadapan Aya.
"Siap..." jawab Aya.



Nyoot..nyooot.. alih alih melakukan push up biasa, berbaring tertelungkup di lantai, Aya melipat kedua tangannya ke belakang dan memilih melakukan no-hand push up.

Aya mengayunkan tubuhnya naik turun melengkung ke belakang, tubuh Aya memantul mantul di lantai sebanyak 10 kali sesuai perintah Gozila. Latihan yang bagus untuk otot perut dan dada Aya.

Saat Aya berkeringat menjalankan push up-nya, Gozila malah nampak asyik menikmati gerakan susu Aya yang tergencet gencet ke permukaan lantai. Gozila menggaruk bagian depan celananya yang menggembung dan tiba tiba berkedut kedut nyaris ejakulasi.

"Cukup..cukup..,sekarang Aya boleh lari di treadmill" Gozila buru buru menghentikan pemanasan Aya, sebelum kontinya ngecroot di celana akibat terhipnotis susu Aya.

Aya berdiri dan langsung berlari ke arah yang berlawanan dengan tempat belasan treadmill ditata berjajar di salah satu sudut lantai dua White Lotus Spa.
"Lho..lho.. Aya mau ke mana?"
"Mau pipis..Aya sudah kebelet" Aya berlari ke arah toilet di kamar ganti.

Gozila penuh nafsu menatap bongkahan pantat Aya yang bergoyang menggiurkan saat Aya berlari meninggalkan Gozila.

Sesaat kemudian, Gozila menatap sosok Aya yang menghilang di balik ruang ganti dengan pandangan jahat.
****

"Aaaaaaah...aaaagggh.." Aya mengerang lega saat air kemih bercampur lendir cinta mengucur deras dari liang kemihnya. Setelah membersihkan kemaluannya Aya menuju ruang ganti.

Aya menatap short pants dan celana dalamnya yang lengket belepotan, basah oleh keringat dan lendir cinta yang dari tadi tak berhenti merembes dari liang vaginanya saat Aya bereksib ria menggoda Gozila tadi. Meski tadi sempat merinding horor karena perubahan sikap Gozila yang mendadak jadi psikopat, Aya cukup menikmati aksi eksib-nya kali ini.

Setengah misi sudah selesai, Aya sudah berhasil mengidentifikasi dan menggoda Gozila, selanjutnya tinggal memisahkan Gozila dari Otaku, kemudian melumpuhkan si pembawa bom itu.

Aya menuju ruang ganti dan memakai celana dalam pengganti berwarna putih, sibuk merencanakan langkah selanjutnya untuk menggoda Gozila, Aya tidak menyadari seorang pria mengendap endap di belakang Aya dengan niat jahat.

Greeep..di saat Aya lengah, si pria jahat melompat menyergap Aya dari belakang, satu tangannya membungkam mulut Aya supaya tidak berteriak. Percuma Aya meronta karena kalah tenaga di banding penyerangnya.

Aya merinding ketakutan, jangan jangan organisasi WWW sudah mengetahui identitas-nya dan mengirim seseorang untuk membunuhnya, batin Aya dalam hati.

"Kyaaaa....tolong!" Aya merintih kesakitan.
*****



Berbekal kunci dan denah dari Okta, Ai dengan mudah menyelinap masuk ke ruang data center White Lotus Spa di lantai 3.

Mengikuti semua petunjuk Okta yang ikut andil merancang sistem keamanan di gedung itu, sebentar saja Ai dapat menghacking sistem keamanan White Lotus Spa.

"Yess!" Ai mengepalkan tangannya saat Mathew berhasil memasuki jaringan dan mengambil alih kendali sistem cctc di White Lotus Spa. Dengan menguasai cctv di gedung berlantai empat itu, team Alpha bisa menyelinap masuk ke dalam gedung untuk melakukan penggerebekan tanpa sepengetahuan petugas penjaga gedung itu.

Pelan Ai keluar sehening mungkin dari ruang data center, misi-nya sudah sukses terlaksana, kini tinggal menjemput Aya saja.

"Uhuk..uhuk.. mau ke mana neng?" Terdengar suara berdehem memergoki Ai yang baru saja melangkah beberapa langkah keluar dari ruang data center. Sheena salah satu attacker menghadang di depan Ai dengan wajah galak.

"Eh..anu kak, Ai tersesat, baru pertama kali Ai ke sini, kalo ruang spa di mana ya?" Ai memasang wajah bocahnya yang polos tak ternoda, melihat wajah bocah Ai yang lugu, hati Sheena luluh dan tidak jadi marah.

"Ooh adik mau massage ya, ya udah sini sama kakak Sheena aja"Sheena tersenyum ramah.
"Sama kakak..?"
"Iya tenang saja dik.., kakak Shenna salah satu therapis di sini koq" Shenna menggandeng Ai dan menggiring Ai menjauhi data center White Lotus Spa.

"Therapist itu apa-an ya kak?" Tanya Ai menutupi kegalauan hatinya, wah..! Ada perubahan rencana nih, kalo Ai langsung pamit pulang, bisa bisa Sheena malah curiga, jadi ada baiknya Ai sementara memutuskan untuk mengikuti Sheena menuju ke ruang massage.

"Kak Sheena tukang pijit di sini dik, Ai mau ya kakak pijit, daripada kakak harus ngelayani pria pria hidung belang itu" Sheena menunjuk pada dua pria paruh baya berwajah "buaya"banget yang sedang mengantre menunggu giliran massage.

Dari tampilannya, sudah jelas terlihat kalo niat dua orang itu ke sini cuman mau menggoda para gadis pemijit di sini bukan berolahraga.

"Ga rela..pokoknya Ai ga rela kalo kakak Sheena yang cantik, manis dan baik hati ini harus menemani dua pria cabul itu." gerutu Ai dalam hati, Ai mengiyakan tawaran Sheena.

Sheena mengajak masuk Ai ke dalam ruang Spa yang sangat luxury di lantai tiga itu.
"Ai massage di sini aja, sebenarnya ini ruang vip, khusus tamu tamu penting, tapi karena kak Shenna gemes ama muka imut kamu, Ai boleh pakai ruangan ini" Shenna memencet hidung Ai, kemudian mengantar Ai masuk ke dalam sebuah kamar massage VIP yang letaknya jauh terpisah dari kamar kamar yang lain.

Ukuran kamar VIP lebih luas di banding kamar yang lain dengan kamar ganti dan toilet pribadi. Di tengah ruangan terdapat sebuah massage matras/kasur pijat di tengah ruangan.

"Biar baju Ai ga kotor, Ai ganti baju dulu dengan ini ya.." Sheena menyodorkan satu stel baju underwear tipis untuk dipakai oleh Ai saat di massage nanti.
"Eh.. Ai ganti baju di sana ya kak Shenna?" Ai menunjuk pintu ruang ganti yang ada di pojok ruangan.
"Hmmm...udah biar ga repot Ai ganti baju disini aja, gapapa kan telanjang di depan kak Shenna, kan kita sama sama punya susu juga pek-pek" Shenna ketawa kecil sambil mengkunci pintu ruangan, mencegah seseorang tiba tiba masuk saat Ai berganti pakaian.

Sreeet....!, tanpa ragu Ai membuka seluruh pakainya di depan Shenna, di pakainya baju dan celana underwear tipis pemberian Shenna.
"Kak Sheena, baju ini koq tipis banget ya..kaya ga pake baju" Ai menunjuk ke pakaian dalam transparan yang ia pakai, saking tipisnya aurat bahenol Ai menerawang di balik baju itu. Shenna dapat melihat jelas lekak lekuk tubuh Ai.

"Woow, badan Ai bagus banget.., susunya gede dan bentuknya masih kenceng.." Shenna memuji payudara Ai yang membulat penuh dengan puting merah muda yang mencuat menggiurkan di puncaknya
"Aahh..biasa saja kak.."
"Hayoo..Ai masih perawan ya?" Tebak Shenna sambil menunjuk garis tempik Ai yang masih lurus yang terjiplak jelas di pakaian dalam yang Ai pakai. Ai menundukkkan kepalanya tak berani menjawab pertanyaan Shenna.

"Hii..hiii.. koq malu? Ai sudah punya pacar ya? Trus Ai ama pacarnya pasti udah pernah main "dokter dokter-an kan?" Sheena menggoda Ai sambil merebahkan tubuh Ai ke atas kasur pijat di tengah ruangan. Tubuh Ai berbaring menelentang di atas kasur pijat itu.
"Ai..Ai.." Ai tergagu menjawab pertanyaan Shenna yang langsung to the point.

"Hi..hi.. Ai kecil kecil dan malu malu gitu koq udah pernah kimpoi!" Shenna menyalakan lilin aromatherapy, aroma lavender semerbak menyebar di seluruh ruangan, menenangkan suasana hati penghirup wanginya.

"Hmmm..wangi banget kak.." Ai menarik nafas dalam dalam, mengisi rongga dadanya dengan aroma wangi lavender yang menyegarkan.
"Sebelum pijit, badan Ai di lulurin pake minyak dulu" Shenna menuangkan sebotol minyak pijat beraroma jasmine ke sekujur tubuh Ai.

"Iih apa nih kak Shenna koq licin licin gini?" Tanya Ai polos.
" ini minyak jojoba Ai, bagus untuk kulit sekaligus buat pelumas saat di pijat biar kulit Ai ga lecet lecet" kedua telapak tangan Sheena berputar putar meratakan minyak jojoba itu ke sekujur tubuh Ai, mulai dari betis Ai, kemudian naik ke paha, lanjut ke perut ramping menuju ke dada Ai yang membusung.

Sampai di dada Ai, kedua tangan Sheena berputar putar rada lama mengelus kedua payudara Ai, Sheena menggosok gosok lembut sela belah dada Ai.
"Susu Ai monthok banget.." Sheena melirik iri ke dadanya yang terepes, rata nyaris tanpa tonjolan. Sheena, gadis keturunan oriental itu memang di karunia wajah cantik dan postur tubuh kutilang, sayang ukuran cup payudara-nya sangat minus, masuk dalam kategori tocil.

"Aaaah..., Ai..Ai mau di apain?" Ai mendesah saat tangan Sheena mendusel dadanya, Sheena meremas remas ringan bulatan susu Ai, jari telunjuk Sheena menyentil nyentil puting payudara Ai gemes.

"Eeii..geli..geli kak Sheena.." tubuh Ai menggelinjang menerima gelitikan dan remasan bertubi tubi di puting payudaranya yang terasa makin lama makin sensitif. Ai memejamkan matanya menahan rangsang di sekujur tubuhnya.



Ai pasrah tak melawan, Sheena mengangkat dan melipat kedua tangan Ai ke atas kepala Ai. Jari jari lentik Sheena menyusup dan melumuri kuncup ketiak halus Ai dengan minyak pijat beraroma jasmine tersebut.

"Enak kan Ai?.., ini baru pemanasan Lho" bisik Sheena dekat telinga Ai.
"Oooouh..enak..Ai suka.." Ai merintih manja saat Sheena mengelus elus ketiak-nya.

Ai merasakan tubuhnya semakin lama semakin lemah, Ai bahkan nyaris tak mampu menggerakkan tangannya sendiri, Naluri Ai spontan mengingatkan Ai akan adanya bahaya yang mengancamnya.

Kepala Ai terasa pening, kesadarannya berangsur memudar. Sudah terlambat buat Ai untuk menyadari bahwa aroma wangi lavender dari lilin aromatherapi yang dinyalakan oleh Sheena-lah yang meracuni-nya.

Berjuang mempertahankan kesadarannya, Ai tiba tiba mengerang kesakitan, sekujur permukaan kulit mulus tubuhnya yang di lumuri minyak oleh Sheena serasa menipis dan jadi sangat sensitif, tersentuh sedikit saja oleh tangan Sheena tubuh Ai langsung bereaksi menggeletar hebat. Ai merasakan kemaluannya berdenyut denyut dan mulai terasa gatal.

Ai ingat sensasi obat perangsang ini pernah Ai rasakan sebelumnya,iya betul.. sama persis dengan efek dari obat perangsang yang dicekoki oleh Stuart ke dalam tubuh Ai belum lama ini.

Ai tersadar bahwa dari tadi ternyata Sheena telah memperdaya dirinya dengan meracuni tubuhnya hingga Ai merasa lemah dan terangsang.

Ini adalah obat perangsang buatan Sheena, attacker yang ahli meramu racun nan mematikan, dan obat perangsang mujarab ini adalah salah satu ramuan andalan Sheena.

Tangan Aya merayap ke leher Ai yang sedang meronta kesakitan, Kedua tangan Sheena mencengkeram leher Ai dan kemudian mencekik Ai kuat kuat.

Dengan tatapan sadis, Sheena berbisik pada Ai.
"Apa betul tadi Ai benar benar ga masuk ke ruangan data?" Selama ini ternyata Sheena pura pura baik pada Ai hanya untuk memastikan bahwa Ai bukanlah penyusup.

"Uhuk..uhuk..sakit Kak Sheena, lepasin..lepasin Ai,huu..huu.." Ai menangis ketakutan, lehernya terasa sangat sakit.

Melihat Ai yang menangis seperti balita, Sheena baru merasa yakin kalo Ai tadi benar benar tersesat dan tidak bersandiwara. Sheena berlahan melepaskan cekikan di leher Ai.

Bersamaan dengan lepasnya cekikan Sheena, seseorang pria tak dikenal ikut masuk ke dalam ruang massage kelas VIP itu.

"Hmmm Sheena, apa betul ada penyusup?"
"Hanya bocah kecil tersesat, dia tidak tahu apa apa tuan Otaku" Jawab Sheena pada sosok pria berusia separuh tua itu yang ternyata adalah Otaku, pimpinan organisasi WWW.

"Woow..woow.. Sheena, ini bocah kecil koq body-nya mantap banget, mau kamu apa-in ini, slurpp.."Otaku menjulurkan lidahnya menjilati bibirnya, mupeng melihat tubuh sentosa Ai.
"Mau saya lepasin tuan.."

"Waduh jangan jangan!, sayang sekali kalo dilepas, biar gadis itu jadi milik saya hee..hee.."Otaku tertawa ngilani.
"Terserah tuan Otaku, gadis itu saya serahkan pada tuan Otaku." Sheena beranjak keluar dari ruang VIP itu, meninggalkan Ai sendirian berdua dengan si jahanam Otaku dalam ruangan.

Sambil menggaruk garuk selangkangannya Otaku mendekati Ai yang terbaring lemah di atas bed massage. Mata Otaku berbinar binar menyusuri tiap lekuk aurat Ai yang elok menawan. Rencana jahat dan keji untuk menodai tubuh Ai terbersit jelas dalam tatapan mata Otaku.

Deg..deg..jantung Ai berdetak kencang, Ai dalam bahaya besar kali ini.

Ai mengenali sosok Otaku, pemimpin organisasi WWW, wajah-nya cocok dengan foto Otaku yang ditunjukkan Alex saat briefing tadi pagi.

"Hoo..hoo..bocah ayu, kita bersenang senang dulu..." kedua tangan Otaku menjulur makin dekat, hendak merogol tubuh Ai.

"Kyaaaa.... tolong..." Ai merintih ketakutan.
*****

Alex duduk resah di sebelah Mathew di dalam mobil tak jauh dari White Lotus Spa.
"Santai Alex.., Ai dan Aya pasti bisa menunaikan tugas ini"
"tapi Mathew, di dalam sana ada 3 attacker yang amat berbahaya, ada Gozila si bomber man, Jaguar-si iron man, belum lagi poison ivy- Sheena, attacker yang spesialisasi-nya racun." Alex tak dapat menyembunyikan kekhawatiran-nya.

"He..he..kalau yang itu tenang saja, lihat ini Mathew sudah persiapan dari tadi" Mathew menunjukkan botol kecil berisi kapsul warna biru.
"Apa itu Math?, obat kuat?" Tanya Alex tak tertarik, lagi khawatir gini koq malah ditawari obat kuat kimpoi, yo jelas Alex tidak tertarik.

"He..he..jangan salah Alex, ini obat universal penawar racun yang sudah disempurnakan, khasiatnya dua kali lebih kuat dari formulasi yang lama. semua racun saya jamin dalam lima menit bisa ditawarkan oleh kapsul ini" Mathew menyombongkan obat penemuannya.

"Lha terus.." Alex mulai tertarik.
"Tadi pagi untuk antisipasi racun Sheena, sebelum menyusup masuk, Ai dan Aya terlebih dulu sudah minum kapsul ini masing masing 3 kapsul buat berjaga jaga pada racun Sheena"
"Jenius..." Alex menjitak kepala Mathew.

"Siapa dulu dong, Mathew gitu lho.."
"Ya udah, pimpinan operasi sementara kamu ambil alih Mathew" Alex dengan cuek keluar dari mobil.

"Lho..lho bos, mau kemana?"Mathew menjerit panik melihat Alex menjauh dari mobil tempat mereka mengintai White Lotus Spa.
" jemput Ai di dalam" Alex melambaikan tangan pada Mathew dan kemudian menghilang menyusup masuk ke dalam White Lotus Spa.
 
Terakhir diubah:
Uh neng ai mainin pentolnya Okta.
Hehehe.
Mantap nih.
Saatnya perang lawan WWW

Thx suhu serigala-hitam sudah rajin mampir ditrit Ai
File 49 udah ts update, silaken di nikmati.

Konflik alpha vs WWW, bakal makin seru ke depannya.


Ai nakal ya... berani nakal dibelakang Alex. tp demi tugas sih... gudjob

Thx suhu ryuzakiken sudah meluangkan waktu mampir di trit ai meski lagi sibuk banget ama satria dan satriani-nya.
demi tugas, Ai selalu siap dan rela untuk berlendir lendir suhu..

ceritanya semakin bagus suhu
maaf cuma bisa komeng

Thx sudah comment di trit ai suhu kenpumkin.

Comment semua para suhu2 pembaca trit ai bagaikan vitamin buat ts, terutama di kala ts sedang mengalami gejala gejala takada mood nulis, shortage ide, jempol kerinting dan gejala gejala penyakit "gagal update" lainnya.

Thx bro&sis, sudah menemani dan kasi support buat trit ai selama setahun ini..


Alex mesti lebih waspada ini ama Okta. Bisa saja setelah Ai memberikan servis sama Okta,Okta malah bisa jadi terobsesi buat memiliki Ai :(
Lah ini, kalo diliat dari sifat Ai yang agak-agak plin-plan bisa saja Ai main-main dibelakang Alex.
Satu lagi kelemahan Ai yang perlu diwaspadai ama Alex yaitu Sange-an....:D
Bisa saja Okta memanfaatkan kelemahan ini buat dapetin tubuh Ai..
Sepertinya sedikit blunder langkah yang diambil Ai....:galau:


Waspadalah - waspadalah...
:D

Analisa yang luar biasa dari detektive sami_nami,
Suhu, mari kita tunggu saja bersama sama ke depannya, apakah Ai bisa menjaga cinta suci-nya pada alex atau malah takluk pada pesona t***t gede Okta.

Ts juga mumeeet... :galau:

Aii sudah mulaai nakal seperti ramalan saya sebelumnyaaa

Thx suhu mesincucirusak sudah rajin mampir di trit ai.
Ramalan suhu benar...,silakan me-ramal nasib Ai selanjutnya, asal jangan coba coba me-lamar si Ai :)

Siap suhuu....
Numpang baca dulu suhu.

Silaken di baca baca suhu rusty02
File49 sudah ts update lho...


udah lama ga mampir, ternyata udh banyak update.
ternyata udah lepas segel, akhirnya alex sukses melesakan si micel ke sangkarnya elisabet *halah ngomong apa ane*
:tabok:

Thx buat suhu rufio, meski lagi sibuk di RL tapi tetap berkenan meluangkan waktu buat nengokin trit ai.
Goodluck bro.., silakan sering sering melipir ke trit ai lagi.


Pertamax

Ijin :baca: hu

Thx suhu pan_si, si pertamax hunter..
Silakan Ai di baca baca dan dinikmati suhu.
 
hhmmm... setelah ane pikir2, ternyata attacker itu mirip akatsuki di anime naruto. betul g suhu?

ngomong2 ceritanya mantap dan sangat bikin kentang.
ditunggu lanjutannya ..
 
Bimabet
File 50 Eight Centimeter Gozila

Memanfaatkan ketiadaan Shinobi dan sebagian attacker yang sedang dipanggil pulang ke Jepang, team Alpha mengeksekusi rencana penggerebekan White Lotus Spa, markas besar organisasi WWW, dengan target utama menangkap Otaku.

Untuk memuluskan penyerbu-an ini, terlebih dahulu Alpha mengutus dua agen-nya, Ai dan dan Aya untuk melakukan sabotase awal dengan menyusup masuk terlebih dahulu. Namun belum tuntas misinya, kedua gadis belia itu terlebih dahulu disergap oleh musuh yang membuat keselamatan dan kesucian mereka terancam...
*****

Aya baru saja mengganti celana dalamnya yang becek saat seseorang pria menyergapnya dari belakang.

"Kyaaa...tolong!" Aya mendesah kesakitan saat Gozila menyeruduk-nya dari belakang, kedua tangan Gozila menyusup dari sela ketiak Aya, langsung meraup dan meng-grawoel grawoel kedua bongkahan payudara Aya.

"Hoo..susu yang empyuk" telapak tangan Gozila dengan kurang ajar mengcengkeram dan tak henti meremesi susu Aya kencang hingga bentuk susu Aya penyot penyot.

Aya meronta hebat berusaha melepaskan diri dari pelukan Gozila, namun apa daya Gozila lengket menempel di tubuh Aya seperti gurita menangkap mangsanya.



"Sssh..sshhh.., lagi..lagi,..aaaww" Aya mendesis desis dalam hati, dikasar-i sebegitu rupa oleh Gozila herannya Aya malah terangsang, cairan cinta kembali mengembun membasahi kemaluan Aya.

Hus..hus..sadar Aya!, ayo kembali kerja, Aya teringat akan misi penting yang harus ia tunaikan.

"Lepasin Aya..eeeei.." Aya menggelinjang saat Gozila mencubiti pentil susu di balik singlet kedodoran yang Aya kenakan. Setengah hati Aya berusaha menepis jari jari Gozila yang menggerilya dada-nya.

"He..he.*** usah sok jual mahal gitu neng.., neng Aya juga pasti seneng di-entot-in kan?" Gozila berbisik mengucapkan kata kata kotor di daun telinga Aya sambil menyibak bagian atas singlet Aya hingga kedua cup payudara Aya yang tak terbungkus bra menyembul keluar.

Bloob..! Payudara monthok Aya berayun ayun menggiurkan kala melenting keluar dari bungkusnya. Baru sebentar saja buah dada indah itu terbuka, tangan Gozila sudah langsung mempermainkan dan mengunyel unyel payudara kenyal Aya, hingga kulit dada Aya merah memar.

Lho tapi koq Gozila tahu aja kalo Aya sebenar-nya doyan digrepe grepe paksa kaya gini ya? Aya menggelengkan kepala berusaha menjauhkan dirinya dari Gozila.

"Tadi beib Aya pake baju sexi,sengaja buat mancing mancing Gozila kan? Beib Aya ga usah malu malu lagi, ngaku aja kalo beib Aya kesengsem ama Gozila yang ganteng ini he...he.." Gozila terkekeh ke-pedean, attacker berstatus jomblo abadi itu tak henti memuji muji ketamfan-annya sendiri.

Aya langsung merengut illfeel mendengar kata kata narsis Gozila, emang pria berperut buncit yang sedang merogoh susu-nya itu ga sadar apa sama wajah ganjil tak simetrisnya yang selalu membuat kaum wanita yang menemuinya spontan mendapat gejala keracunan ringan, mata berkunang kunang bahkan sampai hilang ingatan.

"Jangan, Aya ga mau..keluar, keluar dari celana dalam Aya!" Aya meronta tak berdaya saat salah satu tangan Gozila menyelinap masuk ke dalam celana dalam minim Aya.



"He..he..wow..neng Aya gundul ya.., bikin gemes aja" Gozila terkekeh sambil mengelus elus dinding kemaluan Aya yang halus mulus tak berbulu karena rajin Aya cukur.

Aya mendelik saat jari jari Gozila menyibak bibir vaginanya memburu daging kelentit-nya. Telunjuk Gozila menyentil nyentil klitoris sensitif Aya yang merah membengkak.

"He..he..banjir, tempik Aya udah basah kaya gini, ga sabar pingin kimpoi ama abang Gozila ya neng?" Gozila mengorek orek dinding permukaan liang vagina Aya makin dalam.

"Dasar orang gila, lepasin Aya.." Aya menggeliat geliat tak karuan, dari bahasa tubuhnya terlihat jelas kalo Aya marah karena tubuhnya dilecehkan namun juga jelas nampak kalo sebenarnya Aya juga lemes karena terangsang oleh gocekan tangan Gozila dalam kelaminnya.

"Dasar gadis bitchy, sok sok-an jual mahal.., sini abang Gozila bikin merem melek uenaak.." dengan kasar Gozila membalik tubuh Aya hingga berhadapan dengannya, di dorongnya tubuh Aya hingga miring ke belakang bersandar ke meja rias hampir jatuh.



Aya berusaha keras menjaga keseimbangan tubuhnya supaya tak jatuh dengan menumpukan kedua tangannya ke belakang, dan begitu Aya berhasil menguasai tubuhnya.
"Kyaaaa...." Aya memekik kaget saat Gozila mencaplok pentil susunya dan dengan lahap langsung melumati biji imut di puncak payudara Aya itu.

Sruup..sruup.. dengan membabi buta Gozila mencucup dan mengkenyot-i pentil susu Aya bergantian yang kanan dan kiri. Diisep dan disedotnya kuat kuat pentil Aya itu seperti bayi raksasa yang kelaparan.

"Hhhm..nyamm..empyuk-e,mantap..pentil neng Aya mantaaap.." Gozila berguman tidak jelas meng-empyeng di dada Aya.

"Aaah..aaah.. aaah.." Aya yang dari tadi menahan gejolaknya tak ayal akhirnya mendesah juga mendapati payudaranya di kenyot kenyot brutal seperti itu.
"Nyaam..manis..susu neng Aya manis hmmm.." Gozila dengan terburu buru melepaskan jaketnya dan membuka celana panjangnya, kemolekan tubuh Aya membuat Gozila tak sabar ingin menyetubuhinya.

Braak..! Gozila melempar jaz dan celana panjangnya ke lantai, setengah telanjang Gozila berdiri dengan Gozila mini mengacung di selangkangannya, saking mini-nya hingga Gozila mini tak terlihat tenggelam tertutup di balik perut buncit Gozila.

"Haaah.." Aya berteriak kaget saat melihat Gozila melempar jas-nya sembarangan ke lantai, Aya sudah paranoid setengah mati membayangkan apabila jas berlapis TNT itu sampai meledak.
"Hoo..hoo.. Aya kaget lihat Gozila yunior yang gede perkaza ini ya? Sabar ya neng Aya, bentar lagi neng Aya saya bikin enak hoo..hoo.." Gozila tertawa sambil wajahnya menatap ke atas, Gozila mengira Aya berteriak kaget karena takjub akan bentuk dan ukuran kontinya.

Aya tersenyum kecut menahan tawa melihat ukuran Gozila mini.., yang benar benar mini. Konti Gozila tak segede omong besar Gozila, panjang konti Gozila bahkan tak sampai 8 centi meski saat ereksi maksimal-nya.

"Ayo..nungging Aya, Gozila mau bikin Aya kelenger pakai gaya doggy style.." dengan berangasan Gozila membalik tubuh Aya hingga memunggungi-nya lalu membungkukkan tubuh Aya hingga Aya menungging. Meski ukuran barang-nya kecil tapi nafsu Gozila besar sekali.
"Hei..sabar..sabar dikit.." Aya dengan sebel mengikuti kemauan Gozila, bersandar ke meja rias Aya membungkukkan tubuhnya hingga bokong Aya menonjol tepat dihadapan Gozila.

"Gluuuk..putih banget!" Gozila gelegekan melihat bokong montok Aya yang selembut bakpao, dari posisinya berdiri Gozila jelas dapat melihat kuncup anal sekaligus tempik Aya. Gozila mini meraung raung tak sabar minta dicelupin ke liang tempik Aya yang merah meranum.



Buk..buk..buk..! dengan tergesa gesa Gozila menggoyangkan selangkangannya menumbuk numbuk bokong empyuk Aya.
"Aauww..aaauww.. jangan ngawur.., lubang tempik Aya bukan disitu..!" Aya menjerit protes saat Gozila mini malah nyasar mentoel toel kuncup anal-nya.

"Maaf..maaf Neng.., Gozila ga kelihatan" Gozila malu mengakui bahwa sesungguhnya Gozila kesulitan membobol tempik Aya, karena ukuran Gozila mini-nya yang imut.
"Ini..ini..Aya buka..Ayo masuk-in" Aya yang tanpa sadar juga sudah terbakar birahi, menunggingkan tubuhnya makin tinggi hingga liang tempiknya makin jelas terlihat terbuka lebar.

Dengan grogi, Gozila mengarahkan kontinya ke mulut vagina Aya yang sudah bebas hambatan. Gozila mendorong kuat pinggulnya hingga..sleeeep..!, kontinya mencelup masuk dalam tempik Aya yang sudah licin karena berlumur cairan cinta Aya.

Karena ukurannya tak terlalu panjang hanya sebagian saja Gozila mini yang masuk dalam liang vagina Aya. Tertahan bongkahan monthok bokong Aya,maka hanya ujung pentol Gozila saja yang mencoblos masuk tempik Aya.

"Uuungghh...oooh..tempik Aya peret banget!" Dinding vagina Aya spontan berdenyut hangat menghisap dan memilin milin pentol Gozila yang menyelip di dalamnya. Gozila kemudian menggoyangkan pinggulnya mencelup celupkan kontinya keluar masuk liang tempik Aya.

Phok..phok..phok. benturan bokong Aya dengan selangkangan Gozila menimbulkan suara ramai.
"Oooh..ooohh..uenak..oooh" Gozila mendeking deking keuenakan menggoyangkan pinggulnya makin cepat.

Aya menoleh ke belakang ke arah Gozila yang sedang menungganginya dengan raut wajah bosan, reaksi Aya sungguh berbeda dengan Gozila yang sedang mendesah desah heboh.

Aya nampak tidak bahagia, gozila mini hanya menyelip masuk sedikit saja di pangkal liang tempik Aya hingga hanya menimbulkan rasa geli geli nanggung saja di kemaluannya. Fantasi Aya bahwa dirinya bakal mengalami perkimpoi-an dahsyat dan brutal dari Gozila langsung ambyar.

"Aduh...sssh..gimana nih?" Aya nampak gelisah, tubuhnya yang terangsang meradang minta dipuaskan.

Aya memutuskan sedikit berimprovisasi untuk memuaskan dirinya, bertumpu dengan satu tangan di meja, tangan kanan Aya mulai bergerak meremasi dan memilin milin puting payudaranya sendiri.

"Oooh..ooooh..." Aya mendesah pelan, Aya memejamkan matanya mencoba membayangkan konti raksasa Joker. Yup..! Sejak melihat konti Joker untuk pertama kali saat menginterogasi Joker, bentuk konti Joker yang panjang, besar dan pejal selalu terbayang bayang dalam pikiran Aya.

Aya pengen banget merasakan benda kokoh itu merobek bibir vaginanya dan berlahan membelah masuk dalam tempiknya.
"Oooh Okta..ayo masukin ke tempik Aya.."Aya mengguman tidak jelas membayangkan konti Okta memasuki tubuhnya, dalam..., lebih dalam lagi hingga mentok menubruk dinding rahimnya.

"Uungh..unnnghn.. keras..lebih keraas lagi...aaah..Aya suka.." Aya menggoyangkan pinggulnya berfantasi Konti Okta memompa kemaluannya dengan kasar, merogol rogol dan menggesek permukaan bergerinjal tempiknya. Aya memilin milin puting susu-nya makin intens.

"Oooi..goyangan neng Aya enak ooi" Gozila makin keenakan saat bokong Aya bergerak gerak zig zag dan kadang berputar putar hingga konti Gozila kejepit jepit tak karuan. Goyangan binal Aya membuat konti Gozila berkedut kedut, pertanda sebentar lagi Gozila mini bakal termehek mehek.

"Oooh..neng Aya, abang Gozila bentar lagi ngecroot...!" Gozila melenguh mempercepat goyangan pinggulnya, kontinya terasa ingin berkemih nikmat.
"Oooh..Okta..ayo lebih cepat, aaauww ayo genjot Aya lebih keras.." Aya melenguh nikmat menggoyangkan bokongnya makin heboh melumat pentol konti Gozila.

"Oooh..oooh...oooooooh" Gozila melolong panjang.
"Yaaaah...yaaaaaahh" Aya mendesah hebat, bayangan konti Okta sedang merajam tempik sempitnya membuat hasrat Aya melambung, liang tempik Aya-pun berdesir nikmat.

Creet..creewt.. creewt.. tanpa permisi Gozila mini menyemburkan pejunya dalam liang tempik Aya, Gozila kelojotan nikmat, baru pertama kali ini dalam hidupnya Gozila bisa menumpahkan spermanya dalam rahim seorang gadis cantik.

Aya menggelinjang kaget karena peju Gozila yang panas menyirami rahimnya. Terlambat buat Aya untuk menghindar, terpaksa Aya membiarkan saja rahim-nya dicemari oleh Gozil. Untung Aya sudah berjaga jaga,sejak tinggal di London Aya selalu rutin minum obat anti hamil, hingga Aya tidak takut bakal mengandung anak dari Gozila.

Plooop..., Gozila menarik lepas kontinya yang melunglai dari lubang vagina Aya. Begitu benda yang menyumbatnya terlepas, otot otot vagina Aya mengejan kuat dan akhirnya..

Serrrr...serrrr..., dahsyatnya bayangan kekokohan konti Okta membuat Aya langsung mengalami squirting, liang tempik Aya menyemburkan cairan cinta menggapai orgasmenya. Dengan posisinya yang menungging seperti itu otomatis cairan orgasme Aya tumpah menciprati sekujur tubuh Gozila hingga tubuh Gozila basah kuyup.

Tubuh Gozila melorot lunglai di lantai dengan nafas tersenggal senggal. Aya menelungkup tak kalah lemas di atas meja rias, pinggulnya beberapa kali masih menyendal nyendal menyemprotkan sisa sisa cairan orgasmenya.

Baru membayangkan saja dirinya sudah orgasme habis habisan seperti ini, apalagi kalo benar benar digenjot oleh konti Okta, waaah..! Aya jadi pengen banget dikimpoi sama konti Okta.

Setelah semenit tergeletak melepas penat di lantai, Gozila berdiri, dilihatnya baju dan tubuhnya yang berlumurkan lendir cinta Aya.
"Neng Aya nanti kita lanjut setelah abang Gozila selesai kerja ya.." Gozila mengecup pipi Aya dan masuk ke bilik shower untuk mandi membersihkan dirinya.

Di dalam shower Gozila kembali beronani sambil membayangkan mengurung Aya telanjang bulat seharian di dalam apartemennya supaya Gozila bebas menyetubuhi Aya kapan saja Gozila kepengen.

Gozila keluar dari shower dan mendapati Aya sudah meninggalkannya.
"Kam to the pret! Kemana nih neng Aya menghilang?" Gozila celingak celinguk mencari sosok Aya.

"Hmmm.. pasti neng Aya merasa minder dengan ketamfanan-ku dan tak sanggup melayani keperkazaan Gozila mini hingga memilih pergi, Gozila..Gozila kau memang pria paling top markotop sedunia" puji Gozila pada dirinya sendiri, sambil mengenakan jas hitamnya, jas berlapis TNT yang mematikan.

Gozila keluar meninggalkan ruang ganti dan kembali bekerja.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd