File 54 Cinderella
Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
Yuna memisahkan diri dari rombongan guru guru SMU Internasional, ajakan beberapa guru lain untuk pulang bersama di tolaknya halus. Yuna lebih memilih menyendiri menunggu penjemputnya datang sambil memainkan telpon pintar-nya.
Sudah hampir dua jam lama-nya Yuna menunggu, malam semakin larut. Suasana terminal kedatangan berangsur sepi, lalu lalang orang semakin sedikit, namun Yuna tetap sadar menunggu dan menunggu...
Lewat tengah malam, sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam dengan kaca gelap gulita memasuki area bandara dan langsung mendekati posisi Yuna menunggu. Yuna yang mengenali penjemputnya langsung masuk ke dalam mobil.
"Halo beib.., maaf membuatmu harus menunggu lama.."sapa lembut Adiguna, sang gubenur pada Yuna kekasihnya, kesibukan pekerjaan yang bertumpuk membuat Adiguna terlambat menjemput Yuna.
"Ayang, Yuna sudah kangen banget!" Yuna menggelendot manja di lengan Adiguna sambil tersenyum manis, tidak terbersit sedikitpun rasa lelah dan jengkel di wajah Yuna meski harus berjam-jam menunggu kedatangan Adiguna.
Yuna mengerti betul dengan posisi Adiguna, Adiguna terikat dengan jadwal protokoler ke-gubenuran dan penjagaan yang ketat.
Tidak mau Yuna menjadi mangsa wartawan infotainment karena hubungan dekatnya dengan dirinya, Adiguna sengaja menjemput Yuna larut malam sendirian dan tanpa para pengawalnya.
"Makan malam dulu atau langsung pulang?"Adiguna tak tega melihat raut muka Yuna yang kusut karena kelelahan menunggunya. Meski jelas letih, Yuna tidak mengeluh sedikitpun bahkan masih memaksakan diri untuk tersenyum, hal itu yang membuat Adiguna trenyuh dan semakin sayang pada Yuna.
"Langsung istirahat di apartemen saya yuk.."ajak Yuna. Adiguna mengangguk dan langsung menggeber mobil mewahnya meninggalkan bandara.
Sepanjang perjalanan ke apartemen Yuna, Adiguna banyak berkeluh kesah tentang pekerjaannya, gubenur jujur itu kerap bersitegang dengan para anggota dewan yang korup beserta kroni kroni-nya, Yuna dengan sabar mendengarkan omelan kekasihnya itu sambil sesekali menanggapi. Hanya dengan Yuna saja, Adiguna bebas melampiaskan segala unek uneknya dalam memimpin ibukota.
Begitu sampai di apartemen Yuna, Adiguna mengantar Yuna ke lantainya sambil menggandeng mesra Yuna.
Apartemen tempat tinggal Yuna terdiri dari dua buah tower kembar berlantai 20, Yuna menempati blok A, tower yang terletak di sebelah kanan dengan view menghadap pantai.
Harum aroma tubuh Yuna dan hangat lembut tubuh Yuna memantik kelelakian Adiguna. Apalagi beberapa kali gentong payudara 36D Yuna yang kenyal,kenyel, kenyul membusung di dada ibu guru cantik itu menyenggol nyenggol lengan Adiguna.
Perang berkecamuk dalam batin Adiguna, sudah seminggu lebih Yuna meninggalkannya ke Jepang, ingin rasanya Adiguna melampiaskan kerinduannya dengan bersangsama dengan Yuna, namun di lain sisi dirinya juga tidak tega melihat Yuna yang kelelahan.
Yuna-pun sebenarnya dalam hati juga berharap malam ini Adiguna tidak hanya mengantarnya pulang saja. Yuna juga merindu ingin dipeluk, dibelai dan dicumbu oleh Adiguna yang perkasa, namun sebagai seorang wanita rasanya tak pantas buat Yuna untuk mengambil inisiatif.
Yuna membuka pintu kamar apartemen-nya. Adiguna-pun bersiap untuk berpamitan. Keduanya nampak salah tingkah antara langsung berpamitan dan berpisah atau akan menghabiskan malam ini dengan bercinta habis habisan.
"Selamat malam Yuna..cuppp.."Adiguna mengucap salam sambil mencium bibir tebel Yuna.
"Hhmmmp..hhhmmp..mmmmhhh.." Yuna mendesah saat bibirnya lumer dalam pagutan Adiguna, Yuna pasrah dan tubuhnya melunglai saat Adiguna melumat bibirnya.
"Oooouuh..., Adiguna san..!"Yuna menggelinjang parah saat ciuman Adiguna menjalar sampai leher jenjang Yuna. Adiguna mulai dikuasai nafsu, kedua tangannya mulai menggerayapi tubuh semok Yuna.
Gyut.***ut kedua tangan Adiguna meraup bokong ranum Yuna yang menungging, dengan gemes diremasnya buah pantat membulat itu, bokong yang telah membuatnya jatuh cinta pada Yuna di pandangan pertama.
Yup, dari pantat naik ke hati, mungkin itu ungkapan yang paling pas buat Adiguna yang pertama kali jatuh cinta pada Yuna karena melihat lengak lengok gemulai bokong Yuna saat berjalan.
"Yuna..Yuna..tubuhmu sangat seksi hah..hah.." Adiguna sudah tidak mau menutup nutupi lagi kalo sebenarnya dirinya birahi akan tubuh Yuna. Didorongnya tubuh Yuna masuk ke dalam apartemen, sampai punggung Yuna menabrak dan terhimpit ke dinding di belakangnya.
Breet..breet..dengan sekali hentak Adiguna merobek blouse Yuna,hingga aurat atas Yuna terungkap menyuguhkan belahan susu Yuna.
Dengan berangasan Adiguna berlutut si depan Yuna hingga wajahnya sejajar dengan dada membusung Yuna dan Sreeet..!dengan sebuah gerakan ringan Adiguna menarik sebelah cup bra Yuna ke bawah hingga payudara gede Yuna polos tersingkap.
"Aaaaah..nakaaal.." Yuna tersipu malu saat Adiguna menelanjanginya sambil menggelengkan kepalanya lemah. Bola mata Adiguna terbelalak memelototi bulatan susu Yuna yang bersepuh kulit putih laksana salju dengan puting berwarna merah muda menjulang di puncaknya, sungguh payudara sempurna yang menggoda syahwat kaum adam.
Adiguna menyentil nyentil puting susu Yuna dengan ujung hidungnya hingga puting susu Yuna membengkak seukuran biji kelereng, ukuran pentil Yuna sungguh pas di mulut Adiguna.
Haaap.. dengan rakus Adiguna mencaplok pentil susu Yuna, hampir separuh payudara kanan Yuna dilalap mulut Adiguna yang mengenyot-nya.
Sruup...srruup..sruup.., pipi Adiguna sampai kempot saking kuatnya menyedot nyedot galon susu Yuna itu.
"Aaiyaa!..,jangan..jangan.. Yuna belum mandi...aaaaaa!" Yuna mendesah menyayat hati, tubuh sintal-nya menggeletar hebat hingga susu kirinya yang menggandul di dada Yuna terguncang guncang.
Breet..breeet..breeet, bagaikan ingin memperkosa Yuna, Adiguna mengkoyak koyak sisa sisa pakaian yang melekati aurat Yuna dengan kasar hingga tubuh guru bertipe MILF itu kini telanjang bulat di hadapan Adiguna.
Berbeda dengan citra sang gubenur yang selalu tampil santun bersahaja dan kalem, begitu di atas ranjang Adiguna yang berlibido tinggi bak berubah menjadi binatang liar yang tak sungkan "memperkosa" pasangannya dengan kasar.
Sisi lain sang gubenur kesayangan masyarakat Jakarta yang tersimpan rapat dan tak diketahui oleh publik.
"Nhhghh..nngghh berhenti..berhenti" Yuna meronta ronta saat Adiguna dengan kesetanan lantas mengangkat dan membopong tubuhnya masuk ke dalam kamar. Adiguna membopong Yuna yang menelungkup di pundaknya sambil menepok nepok buah pantat montok Yuna.
Yuna menendang nendang dan memukul tubuh Adiguna namum tubuh gemulai Yuna tentu bukan lawan sepadan untuk tubuh kekar Adiguna,
"Kyaaa... sakit.." Yuna melengking kesakitan saat...
PLAK..PLAK.. dengan seenaknya saja Adiguna menabok dan menggampar bulatan elastis bokong Yuna hingga telapak tangan Adiguna membekas merah di kulit bokong Yuna.
"He..he..." Adiguna tertawa puas saat mempermainkan tubuh Yuna, seluruh beban pekerjaannya serasa menghilang.
"Lepasin..lepasin Yuna. Aaaiiih..!" jerit Yuna berganti rintihan saat jari jari Adiguna menyibak vagina gundul Yuna dan kemudian menjepit dan mengunyel unyel klentit Yuna.
Yuna menggelepar gelepar dalam bopongan Adiguna, sang gubenur telah menskak-mat dirinya hingga Yuna mati kutu tak berdaya dengan mencubit bagian tubuh Yuna yang amat sensitif itu.
Begitu sampai di dalam kamar, Adiguna menghempaskan tubuh Yuna ke atas bed di tengah kamar. Tubuh sintal Yuna terbanting hingga terbaring menelentang di atas bed dengan tangan dan kaki menyilang menyerupai huruf X.
Dengan terburu buru Adiguna membuka kemeja dan celana-nya.
Jreeeng..!, se-batang konti dengan panjang dan diameter seukuran botol air mineral ukuran tanggung menjedul tegak di tengah selangkangan sang gubenur. Yoni Adiguna itu nampak pejal dan kekar berselimut urat urat tebal menonjol di permukaan kulitnya.
Ukuran konti abnormal yang selalu membuat Yuna termehek mehek itu sungguh menjadi kebanggaan tersendiri buat Adiguna.
"Iiih..iiih" Yuna bergidik ngeri melihat konti Adiguna yang semakin hari nampaknya semakin bertambah besar saja. Tempik Yuna sudah terasa ngilu, rasa perih bercampur nikmat yang mendera tubuhnya tempo hari saat liang kemaluannya digojlok konti raksasa Adiguna sudah membayang di benak Yuna.
Yuna mengangkangkan kakinya untuk menguak liang tempiknya selebar mungkin bersiap menyambut pentol konti Adiguna, liang vagina Yuna berkilat kilat menggiurkan basah oleh cairan cintanya.
"Adiguna san..ayo masukin... enthot-in memek Yuna, please.." Yuna memejamkan matanya, pasrah menunggu tubuhnya di koyak dan dicabik cabik oleh batang konti Adiguna. Perlakuan brutal rough-sex Adiguna rupanya juga membuat Yuna ketagihan, hingga ingin lagi, lagi dan lagi...
Adiguna memandang tubuh indah Yuna, payudara bulat sempurna dan tempik singset Yuna sungguh menggoda, namun Adiguna menggelengkan kepalanya sambil tersenyum bengis, bukan..bukan tempik Yuna targetnya kali ini.
Dengan kasar Adiguna merengut dan membalikkan tubuh Yuna hingga menelungkup menghadap kasur dengan posisi menungging.
Adiguna menarik pinggul Yuna hingga bokong Yuna menonjol lebih tinggi dari punggung Yuna.
"Kyaaa...jangan..jangan..Adiguna san jangan lubang bool Yuna, please..." Yuna histeris dan menjerit ketakutan saat Adiguna mencengkeram kedua bokongnya dan kemudian menguaknya hingga belahan bokong Yuna terungkap lebar.
Adiguna meneguk ludah menatap liang anal Yuna, melihat bentuknya yang masih bulat utuh dan cantik, bisa dipastikan anal Yuna masi perawan.
Slruup, slrruup..cuih..cuih.., Adiguna menjilati dan meludahi kuncup anal Yuna untuk melumasinya, kulit kontinya bisa iritasi apabila langsung merogol anal Yuna.
Dengan menindih tubuh Yuna, Adiguna memandu pentol kontinya hingga tepat menempel di anal Yuna yang menjadi targetnya.
"Huu..huu..ampun..ampun..Adiguna san, jangan..jangan.."Yuna merengek memohon
Adiguna untuk mengurungkan niatnya memperawani analnya.
Tak mempedulikan ratap tangis kekasihnya, Adiguna menyibak bongkahan pantat Yuna lebih lebar lagi hingga kuncup anal Yuna mekar terbuka.
Adiguna dengan bengis menghentakan pentol kontinya membobol garasi belakang tubuh Yuna.
"Aaaiyaaaaaa! " Tubuh Yuna melengkung kesakitan saat sesuatu yang pejal memaksa mendesak masuk melubangi dirinya dari belakang.
Jelas jelas diameter pentol konti Adiguna lebih besar dibandingkan lingkaran anal Yuna, tapi Adiguna tidak mau peduli, tetap dipaksanya separuh batang kontinya supaya amblas masuk ke dalam bokong Yuna meski harus merobek mulut anal Yuna.
Bulir bulir airmata mengalir di pipi Yuna saat analnya merekah pecah menimbulkan rasa panas terbakar.
"Berhenti..berhenti..aaaaaaaahhh" percuma Yuna memohon,dengan menggeram Adiguna mendorong pinggulnya memaksa memasukkan seluruh batang kontinya membelah anal Yuna.
"Aaakhh..aaakh..aaakhh..." Yuna menggelepar gelepar di atas bed menahan perih, saat batang konti Adiguna dengan tersendat sendat namun terus maju mengebor dan membolong-i liang analnya hingga mentok sampai seluruh batang konti Adiguna tertanam dalam bokong Yuna.
"Yaaaaaa...." dengan meleking panjang tubuh Yuna Ambruk, seluruh sendi dan tulangnya terasa remuk dan lepas, sakit di lubang analnya sungguh menyiksa hingga menangis saja Yuna sudah tidak sanggup.
"He..he.. uuuunngh..enak.., peret banget, lebih enak daripada memek Yuna."Adiguna tertawa puas melihat Yuna terkapar tak berdaya, dinding anal Yuna berkedut kedut otomatis memilin benda asing yang menyempil di dalamnya membuat Adiguna merem melek keenakan.
Dengan kasar Adiguna menjambak rambut Yuna hingga tubuh Yuna kembali menungging dengan pantat menyembul ke atas. Adiguna bersiap menggenjot pinggulnya untuk mengulek ulek anal Yuna.
"Oooh..jangann..jangann.."suara Yuna serak dan nyaris tak terdengar, mengetahui nestapa menjelang pada lubang boolnya, Yuna nampak histeris, namun Adiguna dengan tanpa ampun langsung menggoyangkan pinggulnya menghajar bokong Yuna.
"Aaaiya..aaiya..aaaiya..."Yuna merintih kesakitan saat konti Adiguna mencelup celup keluar masuk analnya dengan cepat, tubuh Yuna tersentak sentak tiap kali batang konti Adiguna melesak masuk dalam kantong analnya hingga mentok.
Sloop..slooop..batang konti Adiguna berakselerasi makin cepat mengodol odol anal Yuna.
Yuna-pun sepertinya juga mulai sadar percuma saja dirinya melawan dan menolak kemauan Adiguna yang sedang terbakar birahinya, Yuna akhirnya memutuskan untuk mulai "menikmati" kocokan konti Adiguna di bokongnya.
"Aaaahh....aaaahhh..aaaahhh" begitu dirinya mulai beradaptasi dengan konti bengkak Adiguna yang mengokupansi liang analnya, Yuna mulai mendesah desah nikmat, bahkan dengan nakal Yuna mulai meladeni kocokan Adiguna dengan menggeyolkan pantatnya. Konti Adiguna serasa dipuntir puntir dalam bokong Yuna membuat Adiguna semakin bersemangat mengadu kontinya dengan anal Yuna.
"Yeah Yuna..dasar jalang, kamu doyan juga kan bool kamu saya perawani" mendapat reaksi nakal dari Yuna, Adiguna makin gemes saja, dipompanya liang anal Yuna makin menjadi jadi hingga Yuna megap megap kesakitan campur sange.
"aaah...aaah..aaahh" sedang asyik asyiknya Adiguna menggauli tubuh semok Yuna, Yuna yang menggeliat geliat tak karuan di kasur empuknya tanpa sengaja menyentuh remote control televisi yang tergeletak di atas kasur Yuna, telunjuk Yuna menekan tombol ON hingga tak sengaja televisi di kamar Yuna menyala.
Tayangan di televisi sedang memberitakan berita demo masyarakat Jakarta akan kepemimpinan Adiguna, Soebagyo yang sedang diwawancarai oleh seorang reporter nampak menggebu gebu menjelek jelekan Adiguna, sang gubenur bersih yang mencoret banyak anggaran kegiatan kegiatan fiktif yang menjadi bancakan korupsi Soebagyo dan rekan rekannya di DPRD.
Suara Soebagyo yang sedang menghasut warga Jakarta untuk membencinya itu rupanya mengusik Adiguna, Adiguna sesaat berhenti menusuk nusuk anal Yuna.
Wajah penuh peluh Adiguna nampak gusar menahan emosi, cita cita Adiguna hanya ingin mensejahterakan masyarakat Jakarta, namun Soebagyo dan kroni kroninya yang sejak Adiguna berkuasa kehilangan banyak kesempatan untuk korupsi, menilep uang rakyat selalu menyerangnya dan memfitnahnya.
Yuna yang tahu perang batin dalam hati kekasihnya itu menggamit lembut lengan Adiguna, mencairkan emosi yang menggumpal dalam dada Adiguna.
"Adiguna san, mereka jahat padamu padahal kau sudah berkorban banyak untuk mereka, tinggalkan saja mereka, tidak usah repot jadi gubenur mereka lagi. Nngh.. menikahlah dengan Yuna dan kita bisa hidup bahagia berdua saja" Yuna mengulangi kata kata yang selalu ia ucapkan tiap kali Adiguna merasa stress dan mentok dengan tekanannya yang harus ia emban sebagai seorang gubenur.
Yuna tidak rela Adiguna di sia siakan dan dikecewakan oleh warga Jakarta yang selama ini selalu diperjuangkan kesejahteraannya oleh Adiguna.
Adiguna tersenyum menatap wajah Yuna. Adiguna sudah memutuskan apapun yang terjadi ia tidak akan mau kalah dengan Soebagyo dan orang orang jahat dibelakangnya, perjuangan membuat Jakarta lebih baik yang sudah ia mulai ini harus ia tuntaskan, meski nyawanya jadi taruhan.
"Eeeeh..eeeeh..Adiguna san mau apa?" Yuna nampak kelagapan saat Adiguna seperti segar lagi dan kembali menunggingkan bokong Yuna semontok montoknya ke atas, kali ini dengan sekuat tenaga Adiguna menghujamkan pusakanya hingga amblas seluruhnya ke dalam liang anal Yuna dalam satu kali hentak.
"Aaaaaiyaaaaaaa......" tubuh Yuna menggelinjang,tubuhnya melengkung ke belakang. Konti Adiguna menggedor analnya hingga Yuna termehek mehek.
Creet..creeet..creeet rupanya itu adalah sodokan pamungkas Adiguna, seiring genjotan terakhirnya itu pentol konti Adiguna menyemburkan cendolnya membanjiri lubang anal Yuna.
Adiguna yang puas dan kelelahan ambruk sambil menggumuli tubuh Yuna dalam pelukannya.
"Yuna...i love U.."bisik Adiguna sebelum tertidur.
Yuna menatap wajah sang gubenur yang terlelap, sudah berulangkali Yuna meminta Adiguna untuk meninggalkan jabatannya untuk hidup berdua dengannya.
Namun Yuna sadar apalah artinya dirinya jika dibandingkan Adiguna. Bagai cerita dongeng, Yuna bagaikan Cinderela, si rakyat jelata biasa yang mencintai Adiguna sang pangeran.
Dengan perbedaan status yang amat jauh ini,si ibu guru sexy itu maklum, mimpinya untuk menikahi Adiguna adalah sesuatu yang mustahil.
Yuna mengecup kening kekasihnya dan ikut tertidur pulas.
*****
Alex dari kejauhan cermat mengamati gerak gerik Vicy, attacker yang merupakan tangan kanan Kenzo, yang baru saja masuk ke dalam cafe d'pumpkin.
D'pumpkin adalah sebuah cafe kopi kecil di sudut kota Jakarta yang terkenal dengan ekspresso-nya. Hampir setiap minggu Vicy mampir ke cafe itu untuk melampiaskan hobi minum kopi-nya.
Berselang dua hari sejak operasi keberhasilan penggerebekan White Lotus Spa, team Alpha sudah langsung fokus pada misi berikutnya, dengan target nmelakukan operasi tangkap tangan saat serah terima surat rekomendasi partai Reform dan imbalannya.
Alex bergerak turun dari mobilnya dan menyusul masuk ke dalam cafe d'pumpkin. Begitu mengetahui informasi dari Joker bahwa Vicy-lah kali ini yang di percaya oleh Kenzo untuk mengatur pengiriman uang untuk tuan Soebagyo, Alex sendiri yang langsung turun tangan untuk menguntit dan mengamati gerak gerik Vicy.
Di kelompok attacker Vicy mendapat julukan the flash, si pemuda bertubuh ceking itu memiliki kecepatan tangan di atas normal. Memulai karir dari seorang pencopet jalanan biasa dengan bejibun catatan kriminal-nya,vicy memutuskan untuk bergabung dengan organisasi WWW.
Kelincahan tangannya membuat Vicy tak terkalahkan dalam pertarungan dan perlahan membuat nama Vicy mulai disegani dalam organisasi WWW. Karir Vicy makin mencorong saat Vicy berhasil menyelamatkan nyawa Kenzo dari ancaman seorang pembunuh bayaran yang akan menembak-nya.
Sejak peristiwa itu Vicy diangkat menjadi seorang attacker kepercayaan Kenzo.
Begitu masuk ke dalam, Alex mengedarkan pandangan ke segenap penjuru cafe d'pumpkin mencari sosok Vicy. Nampak beberapa orang duduk di meja meja bundar di dalam cafe sambil mensesap kopi harum di gelas-nya masing masing, namun Vicy tidak ada di antara-nya.
Berjalan pelan supaya para pengunjung dan para pelayan tidak menaruh curiga pada-nya Alex bergegas naik ke lantai dua, di mana terdapat beberapa ruang pertemuan vip yang disediakan untuk pengunjung yang menginginkan privasi ataupun tempat untuk melakukan lobi lobi informal pada rekan bisnis-nya untuk mencapai deal tertentu.
Alex mengintip ke ruangan pertama, di dalam ruangan nampak Vicy sedang duduk, dilayani oleh seorang gadis berbusana maid ketat dengan rok sangat mini yang sedang berdiri di samping Vicy.
Fara, seorang mahasiswi yang mengambil pekerjaan paruh waktu di d'pumpkin untuk biaya kuliahnya, berdiri dengan salah tingkah dan grogi di samping Vicy. Beberapa kali sang gadis membetulkan posisi rok mini-nya yang terlalu pendek, karena dengan terang terangan beberapa kali Vicy melongokkan kepalanya ke bawah dan mengintip ke dalam rok mini sang maid jelita itu.
"Saya ulangi pesanan tuan ya, satu kopi hitam panas tanpa gula?" Suara Fara terdengar gemetar saat berusaha tetap melayani Vicy dengan ramah meski jelas jelas Vicy berulangkali mengintip celana dalam merah muda-nya dan bahkan beberapa kali mengelus paha mulus dan mencolek pantat sekal Fara.
"Ya, saya minta segelas kopi hitam campur.."pinta Vicy dengan mata berkilat kilat nakal.
"Di campur, coklat atau vanilla?" Fara dengan tetap sopan menawarkan menu andalan cafe d'pumpkin.
"Saya minta kopi saya di campur susu.." pinta Vicy.
"Susu...?"Fara mendesis kebingungan mendengar pesanan Vicy.
"Ya saya minta kopi saya di campur susu cap nona Fara he..he.." Vicy terkekeh sambil memandang kurang ajar ke buah dada montok Fara.
"Dasar kurang ajar.."Fara langsung gusar dan membalikkan badan meninggalkan Vicy, namun...
Sreeet.. dengan sigap tangan kanan Vicy bergerak lincah dan sangat cepat menyusup ke balik rok mini Fara dan menjambret lepas celana dalam imut Fara. Gerakan itu dilakukan dalam sekejap, hingga sebelum Fara sempat bereaksi, sekonyong konyong saja celana dalam Fara sudah berpindah dalam genggaman tangan Vicy.
"Kyaaa...!"Fara menjerit histeris saat udara dingin terasa menyentuh kelamin telanjang-nya. Fara yang sedari kecil mempelajari tae kwon do tidak terima tubuhnya dilecehkan seenaknya saja, gadis berwajah jelita itu berbalik dan mengayunkan tangannya hendak menampar Vicy.
Tubuh Vicy dengan gesit berkelit ke samping, menghindari sambar-an jari jari lentik Fara.
Tes..tes..tes.., kancing bagian depan baju maid Fara satu persatu pretel dan jatuh ke lantai, hingga membuat belahan payudara gembul Fara menyembul keluar dari sela sela baju Fara. Fara nampak kebingungan memilih antara lanjut mengejar untuk menggampar Vicy atau malah menutupi auratnya yang terbuka lebar itu.
Rupanya tadi saat Vicy melengos menghindari ayunan tangan Fara, dalam hitungan sepersekian detik saja dari balik bajunya Vicy mengambil sebilah belati kecil dan kemudian dengan gerakan secepat kilat belati di tangan Vicy berkelibat membabat kancing baju maid yang Fara kenakan hingga terlepas semua.
"Wooo..susu nona Fara nyempluk banget. Amboi..lezatnya kalo bisa minum kopi sambil ngenyot susu non Fara" Vicy menjilat bibirnya dengan wajah mupeng.
"Dasar cabul.." wajah Fara memerah menahan malu campur amarah. Belati yang mengkilat kilat di tangan Vicy membuat Fara sadar bahwa yang dihadapinya sekarang adalah orang jahat yang mengincar kehormatannya. Percuma saja Fara melawan, Fara memutuskan untuk lari keluar dari ruangan itu berusaha untuk menyelamatkan kesuciannya.
Dengan gemetar ketakutan Fara berlari menuju ke pintu, namun Vicy tidak mau melepaskan buruannya begitu saja. Dengan cepat Vicy melompat menghadang Fara, belati di tangan Vicy kembali menyambar nyambar dengan cepat ke sekujur pakaian maid Fara.
"Kyaaa...tidaaaak!" Fara menjerit ketakutan sambil menutup muka dengan kedua tangannya. Ujung belati Vicy begitu dekat dan nyaris menggores kulit mulus Fara, dengan sekali hentak dipastikan belati itu bakal merobek tubuhnya. Fara langsung lemas mengira Vicy bakal menusuknya dengan belati tajam ditangan Vicy.
Sreet... Vicy menarik belatinya menjauh dari tubuh Fara, tentu saja Vicy merasa eman eman apabila sampai ada luka setitik saja pada tubuh mulus Fara.
"Hah..hah..haah.." Fara dengan menahan nafas membuka matanya. Fara merasa lega, tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya, Vicy ternyata tidak berniat membunuhnya seperti perkiraan Fara tadi. Di lihatnya Vicy berdiri di hadapannya sambil cengesesan cabul.
Fara menarik nafas panjang melepas rasa tegang-nya, udara yang mengisi penuh rongga dada-nya otomatis membuat dada Fara membusung hingga payudara Fara itu makin menonjol se monthok-monthoknya.
Mendapat desakan tiba tiba dari buah dada gede Fara yang menggelembung itu,tak disangka sangka ternyata pakaian maid ketat yang Fara kenakan langsung jebol...
Bret..breet..breet... hampir bersamaan baju maid yang membungkus aurat molek Fara robek di mana mana karena jahitan-nya rusak.
"Kyaaa...." Fara menjerit kaget dan kebingungan saat baju maid yang ia kenakan tiba tiba terkoyak koyak dengan sendirinya hampir di semua jahitannya. Tubuh Fara langsung berkeringat dingin saat merasakan seluruh kain pembungkus auratnya perlahan mulai meluncur dan melorot lepas dari tubuhnya.
Berturut turut rok mini, kemeja maid dan bra Fara terlucuti dan melorot jatuh dari tubuh Fara dengan kondisi hancur terkoyak koyak.
Fara berdiri di tengah ruangan dengan keadaan telanjang bulat, tanpa sisa sehelai benang-pun yang menutupi aurat eloknya.
Vicy memutar mutar belati di sela sela jari tangannya, wajahnya nampak puas melihat hasil karya-nya pada baju Fara.
Lagi lagi tangan Vicy beraksi hebat, kali ini tanpa melukai dan bahkan tanpa menggores tubuh Fara sedikitpun, Vicy dengan gerak sangat cepat tadi mem-bredeli titik titik jahitan pada busana Fara dengan belatinya.
"Jangan...jangan...!"Fara melangkah mundur ketakutan hingga terpojok ke dinding saat Vicy berlahan mendekatinya. Fara berusaha menutupi ketelanjangannya dengan menyilangkan tangannya ke depan tubuhnya. Ruangan vip yang kedap suara membuat teriakan minta tolong Fara terdengar percuma.
"Tsk..tsk..tsk.. Fara, tubuh-mu memang sungguh menggiurkan.." Vicy meneguk ludah saking nafsunya, sesuatu nampak menonjol besar di balik celana Vicy.
Vicy terus memepet Fara hingga Fara akhirnya terpojok tak berdaya di sudut ruangan, namun sebelum Vicy sempat menyentuh tubuh Fara, ekor mata Vicy menangkap sekelebat bayangan seseorang di balik pintu yang sepertinya sedang mengawasinya.
Si penguntit mengutak utik kunci ruang vip itu dan klaaak...!, pintu ruangan vip terbuka dan seseorang nampak akan memasuki ruangan itu.
Vicy mengurungkan niat-nya mengagahi Fara dan langsung melompat menyerang penguntitnya yang baru saja membuka pintu ruang vip tersebut.
Alex yang dari tadi mengawasi keadaan di dalam ruang vip di mana Vicy berada nampak geram melihat pelecehan pada Fara yang sedang terjadi di dalam. Alex memutuskan masuk untuk menyelamatkan Fara, tapi baru saja Alex membuka pintu,Vicy sudah langsung menyerangnya.
Alex yang tak menduga akan datangnya serangan dari Vicy dengan reflek menangkis belati Vicy yang mengayun ke arahnya. Tubuh Vicy dan Alex bertubrukan dan kedua-nya lalu jatuh terguling sambil bergelut hebat, Vicy berusaha keras menghujamkan belatinya ke perut Alex.
Alex berusaha menangkis dan menangkap tangan Vicy yang memegang belati, namun gerakan tangan Vicy terlalu cepat untuk Alex.
Creees..! Darah segar menyembur dari lengan Alex saat terkena sayatan belati Vicy dua kali berturut turut, Vicy tersenyum menang karena merasa di atas angin.
Alex tidak begitu saja menyerah. Sayatan belati Vicy, langsung dibalasnya dengan tiga pukulan beruntun menghajar wajah Vicy hingga Vicy melompat mundur ke belakang.
Keduanya berdiri dan langsung berhadapan menjaga jarak dengan posisi kuda kuda kaki siap menyerang.
Buuughh! Belum sempat Alex melancarkan serangan lanjutan pada Vicy, sebuah kursi menghantam keras kepala Alex dari belakang.
Alex terhuyung huyung dan nampak tak percaya saat mengetahui bahwa yang membokong-nya dari belakang justru Fara yang tadi hendak ia selamatkan.
Memanfaatkan kelengahan Alex, Vicy menghajar kepala Alex dengan rentetan pukulan cepat-nya. Pandangan Alex menjadi gelap, tubuh Alex menyusul ambruk ke lantai.
*****
Vicy bergegas keluar dari d'pumpkin, meninggalkan Alex, yang dua hari ini sudah mengawasinya.
Fara si maid misterius yang selanjutnya akan "membereskan" Alex.
Vicy tersenyum menang, satu masalahnya sudah selesai, kini ia tinggal menghubungi Tanuwijaya. Tugas Tanuwijaya adalah menyiapkan seorang kurir untuk mengambil dan mengantarkan uang 3 milyar untuk Soebagyo.
acara penyerahan uang ke tuan Soebagyo ini sudah Vicy rencanakan matang matang dan tidak ada seorangpun yang boleh mengacaukan-nya.
******
Alex duduk tak berdaya, di hadapannya Fara berdiri sambil bersenandung lirih.
Fara membuka kotak peralatannya yang selalu ia bawa kemana mana, dengan centil satu persatu dikeluarkannya alat alat itu.
Alex memandang ngeri pada alat alat di tangan Fara.
"Ayo kita mulai..." dengan menyeringai menyeramkan Fara berjalan mendekati Alex.
"Damm!" Maki Alex dalam hati begitu mengetahui sekarang dirinya benar benar dalam kondisi sulit....