Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Holiday Challenge After Story (Fanmade)

TheGreatMag

Adik Semprot
Daftar
6 May 2020
Post
122
Like diterima
1.167
Bimabet
Gw bru inget, gw sempet bikin cerita Holiday Challenge Alternate Ending alias Fan Made

Jadi Holiday Challenge After Story ini gw buat sebagai latihan buat copy gaya penulisan sis dina_nakal, jd mungkin blm terlalu bagus

Tapi biar beda, ending nya gk good ending biar gk kyk cerita aslinya

Jd alur produksi cerita bikinan gw kayak gini :
1. Holiday Challenge After Story
2. Vania, The Bride of The Dog
3. PPKM
4. Vania, Life-time Pussy For Dogs
5. PPKM Season 2

Singkat kata ini yak, gw hadirkan Holiday Challenge After Story
Deskripsi Kategori Cerita :
1. Jenis Cerita : Cerita Seri
2. Pemeran Utama : Gadis Muda vs Pria Tua
3. Sudut Pandang Cerita : Orang Ketiga
4. Jenis Hubungan : Consensual
5. Jumlah Pemain :
  1. Moniq After Story : Gangbang
  2. Intan After Story : Gangbang
  3. Lina After Story : Gangbang
  4. Riri After Story : Reverse Gangbang
6. Kategori Lainnya : Soft-BDSM, Humiliation, Exhibitionist, Nymphomaniac, Bitchy Girl, Romance Sensual, Low-Bestiality, Anal, Outdoor, Mystic

Index :
a. Holiday Challenge After Story 1 : Moniq, Terlanjur Budak
b. Holiday Challenge After Story 2 : Intan, Komoditi Supir & Nelayan
c. Holiday Challenge After Story 3 : Lina, Aset Pak Tani
d. Holiday Challenge After Story 4 : Riri, Berkembang Biak Dengan Veteran


Bonus !!!!


Comics : Long Distance Train

(Penggambaran Aktifitas Lina Setelah Jadi Aurora)
 
Terakhir diubah:


Moniq


"maaf. orang tua kamu mana ?".
"orang tua aku ? kenapa emangnyaa ?".
"iya, dek. kalau mau makan di restoran sini, adek nggak boleh sendirian".
"iih, mas. aku udah mahasiswi tauuk..", Moniq menghela nafas panjang, wajahnya kelihatan bt. Moniq mengeluarkan dompet dari tas tangannya, dia menunjukkan ktp & kartu tanda mahasiswanya.
"oh maaf, mbak. saya kira mbak masih SMP".
"ya, mas. nggak apa-apa, udah biasa kook..", jawab Moniq sedikit tersenyum.
Si pelayan pun jadi salah tingkah sendiri, malu juga karena telah salah sangka.
Tapi, memang bukan salah si pelayan, postur tubuh Moniq yang kecil & wajahnya yang imut itu seringkali membuatnya dianggap masih SMP.
"untuk berapa orang, mbak ?".
"cuma aku aja, mas".
"oh. kalau begitu mari, mbak ikut saya".
"di sini, mbak".
"iya, makasih, mas..".
"ini menunya, mbak".
Moniq pun memesan dan tak beberapa lama kemudian, makanan datang. Moniq makan sendirian saja di restoran makanan Korea tersebut.
Sambil makan, Moniq memikirkan Riri. Pasti temannya yang satu itu bahagia bersama Malih, menghabiskan tiap hari dengan supir tercintanya itu.

Dan mungkin Riri sudah mengandung anak dari Malih. Tergambar di benak Moniq, bayangan Riri yang sedang mengandung. Pasti lucu melihat kawannya itu hamil.
Lucu karena dihamili seorang pria tua, pasti nanti anak Riri jika sudah dewasa akan bingung memanggil Malih dengan sebutan apa, ayah atau kakek.
Moniq tersenyum-senyum sendiri membuat imajinasi lucu tentang Riri di pikirannya. Kenyang dengan makanan yang ia pesan, Moniq pun meninggalkan restoran itu dan pulang ke rumah.
Tapi, dia teringat dengan e-mail dari Riri. Benar juga kalau dipikir-pikir. Apa benar semuanya akan seperti ini terus ?.
Tak terbayang kalau misalkan dirinya akan terus begini sampai tua nanti. Pasti akan aneh kalau nanti dia sudah jadi nenek-nenek tapi masih suka bondage sex.
Hmm, Moniq agak khawatir juga. Dia sendiri sadar kalau dia mempunyai kesukaan dalam sex yang tidak umum dan cenderung menyimpang.
Mana ada orang yang semakin bergairah jika semakin tersiksa saat melakukan hubungan badan ?.




Tubuh Menggemaskan Moniq



Moniq melucuti pakaiannya sehelai demi sehelai hingga tubuhnya yang begitu putih mulus tak terbungkus apapun lagi.
"hmm...".
Moniq memandangi tubuhnya sendiri. Mulai dari wajah imutnya, payudaranya yang bulat & padat berisi sampai ke alat kelaminnya yang tembem, bersih, dan rapat.
Teman-temannya banyak yang menyebut Moniq sebagai bidadari sejak dari SD dulu karena terlihat cantik & lugu.
Tak salah memang, saat keadaan 'normal', Moniq terlihat anggun, cantik, dan lugu. Tapi, kalau sudah urusan sex, Moniq berubah menjadi setan kecil yang begitu liar & binal, bahkan rasanya sampai mengalahkan pelacur manapun.
Tapi, jika dibandingkan dengan 'kenakalan' Lina, Moniq tak ada apa-apanya.
Temannya yang satu itu memang benar-benar maniak seks sejati. Mulai dari penis pria seumuran, Om-om, kakek-kakek, bahkan burung muda anak SMP pernah singgah di kemaluan Lina.
Moniq sendiri tak pernah mengerti kenapa Lina begitu mudah melemparkan 'kucing'nya ke semua pria.
Moniq tahu kalau libido temannya itu memang 2x, tidak, bahkan 3x lipat dari wanita lainnya, tapi pasti ada suatu hal yang membuat temannya itu menjadi maniak seks.

Namun, Moniq tak dapat menyangkal kalau Lina adalah sosok pemimpin di antara mereka berempat.
Lina selalu bisa membuat keputusan tepat, mendamaikan mereka jika sedang ada perselisihan, dan bahkan memberikan nasihat, satu sosok yang mungkin akan jadi wanita hebat & mandiri.
Ngomong-ngomong soal 'kucing'.
"miaaaww....".
"Mipoo !!", seru Moniq lompat ke ranjangnya.
Mipo, kucing kesayangan Moniq, ras kucing Persia. Moniq sudah memelihara Mipo sejak masih anak kucing, tak heran mereka begitu akrab.
Mahasiswi imut itu bermain dengan peliharaannya meski masih telanjang bulat. Moniq tidur terlentang, sementara Mipo berdiri di atas perut majikannya itu.
Kucing mungil itu berjalan di atas tubuh Moniq dan menjilati wajah Moniq.
"aah Mipo", gumam Moniq manja.
Air liur Mipo membasahi wajah imut Moniq. Mungkin kalau ada yang masuk ke kamar akan berpikir Mipo sedang 'memperkosa' Moniq.




Moniq & Mipo



Moniq dengan riangnya bermain dengan Mipo, bergulat, dan berguling-guling dengan kucing kesayangannya itu.
Liburan semester masih cukup panjang, Moniq bingung bagaimana menghabiskan sisa liburannya.
Sementara Lina & Intan, tak bisa dihubungi sejak 2 hari lalu, dan Riri, yah, mungkin sedang sibuk berusaha membuat Malih jr. bersama supir kesayangannya itu.
Tiba-tiba hp Moniq bergetar.
"halo, neng Momon..".
"eeeii Bang Toyiib...".
"apa kabar, neng ?".
"baik, Bang. Abang gimana ?".
"baik, neng. neng Momon kok gak pernah hubungin Abang lagi ?".
"aduuh, maaf banget deh, Bang, soalnya Momon nggak sempet. maaf yaa ?".
"iya, neng, gak apa-apa".
"oh iya, Bang. kira-kira Momon boleh main ke sana lagi nggak ?".
"pas banget neng, baru Abang mau tanyain neng. boleh banget, neng. Abang udah kangen sama neng Momon. hehehe...", di ujung telpon satunya, pikiran Toyib sudah jorok kemana-mana membayangkan Moniq akan menginap lagi di rumahnya.
"okeeeii !! Momon berangkat nanti siiang, Bang !", teriak Momon dengan suara imutnya.

"siap, neng, jangan lama-lama datengnya. Abang tungguin nih. hehehe...".
"pokoknya nantikan kedatanganku. hihihi...".
Moniq segera menyiapkan pakaian dan keperluan lainnya. Tanpa pamit, dia langsung berangkat menuju desa Toyib.
Moniq benar-benar bersemangat, setidaknya sisa liburannya yang kira-kira 2 minggu lagi, dia tidak harus sendirian.
Jarak jauh ditempuh mobil Moniq hingga akhirnya sampai juga di desa tersebut.
Moniq tahu harus mencari Toyib kemana tanpa harus menelponnya. Mobil Moniq sampai di depan peternakan Jali.
Para pekerja yang sedang di luar kandang memperhatikan mobil itu. Mereka ingat mobil mewah itu, satu-satunya mobil mewah yang pernah mampir ke peternakan Jali hanyalah mobil Moniq.
Mereka langsung sumringah saat melihat siapa yang keluar mobil, dugaan mereka benar.
"neng Moniq !".
Sekitar 4 orang mendekati Momon.
"ehhh Pak Wawan, Pak Maman, Pak Sani, Pak Tarno", sapa Moniq tersenyum dan menyalami tangan mereka satu per satu.




Moniq di Peternakan



Mereka pun langsung tebar pesona ke gadis imut itu. Akhirnya 'pemandangan segar' kembali.
Mata para pekerja dimanjakan lagi dengan datangnya Moniq. Betapa cantik, imut, dan putih mulusnya gadis kota itu.
Mana ada gadis desa yang sebening Moniq.
"oh iya, Pak Gino, Pak Parjo, sama Pak Yadi mana ?".
"kalau Parjo ada neng, lagi ngasih makan ayam. kalo Gino udah keluar soalnya pindah ke luar kota..".
"Pak Yadi ?".
"keluar juga..".
"kenapa ?".
"udah nggak kuat tenaganya kerja jadi tukang ternak, neng...".
"oh gitu..".
"neng Momon...".
"Bang Toyiib !".
Moniq cipika cipiki kepada Toyib. Yang lain langsung bengong.
"neng kok cuma Toyib doang yang dikasih cipika cipiki ?".
"lho ? emang kenapa ?".
"yaaa kan kita-kita mau juga. ya, nggak ?".
"iya, neng !", jawab mereka kompak seperti paduan suara.
"iiih, Bapak-bapak geniit niih...", canda Moniq sebelum memberikan cipika cipiki ke semuanya.
Toyib hanya tersenyum. Teman-temannya iri hanya karena Moniq memberikan cipika cipiki kepadanya, bagaimana kalau mereka tahu bahwa dia sudah berkali-kali menyetubuhi gadis mungil itu ?.

"Pak Parjo di kandang ayam yaa ?".
"iya, neng..".
"yaudah, Moniq mau ketemu Pak Parjo dulu ya semua..".
"udah sana kerja kerja. ntar keliatan Bang Jali, diomelin lu pada..".
"ah belagu lu Yib. mentang-mentang udah kenal deket ama Bang Jali".
"Pak Parjo !".
"neng Moniq ?!".
Moniq langsung mendekat dan memberikan cipika cipiki ke Parjo.
Dia langsung terdiam, mimpi apa gue semalem, pikir Parjo. Setelah mengobrol dengan Parjo, Moniq & Toyib menemui Jali.
"halo, neng Moniq. apa kabar ?", sapa Jali dengan wajah gembira.
"baik, Pak. Bapak sendiri gimana kabarnya ?".
"baik, neng. ayo, silakan duduk..".
"makasih, Pak..".
Moniq tahu tingkah laku Jali jadi genit kepadanya. Apa istrinya nggak ada ?, pikir Moniq.
"oh iyaa, Bu Nunung kemana, Pak ?".
"itu, neng. lagi pulang kampung, neng. ada urusan keluarganya".
"lho ? Bapak nggak ikut ?".
"ya kalau Bapak ikut. siapa yang ngawasin di sini ?".
"oh iyaa juga ya, Pak..".

"oh iya, Pak. saya boleh numpang ke belakang ?".
"oh iya, neng. sini Bapak tunjukkin...".
"makasih, Pak..".
"ini, neng kamar mandinya..".
"permisi ya, Pak...". Jali kembali ke teras.
"Yib, yang waktu itu lo ngomong beneran ?".
"yang mana, Bang ?".
"yang ntu, lo ngentotin neng Moniq ?".
"iya, bener Bang...".
"kalo bener, gue juga mau dong. gue udah nggak tahan nih ngeliat neng Moniq. bening banget...", pinta Jali yang kelihatan sudah mupeng banget ingin bersenggama dengan Moniq.
"tapi Bang Jali harus ngasih saya 1 sapi sama 2 kambing ?".
"ok, deal !!", Jali menerima tawaran itu tanpa pikir panjang lagi.
"ok, nanti malem, saya bawa neng Moniq ke sini..".
"ngapain ntar malem ? sekarang aje, gue udah ngebet nih...".
"nggak bisa, Bang. saya juga udah kebelet ngentotin neng Momon. udah lama gak ketemu...".
"ya lo kan udah pernah, gue belom...".
"terserah Bang Jali. mau ntar malem apa nggak jadi aja sekalian..", ancam Toyib.
"oke oke oke deh...tapi ntar malem jangan lupa lo, kalo nggak, gue pecat...", ancam Jali balik.
"beres, Bang...".

Tak lama, Moniq keluar dari dalam rumah.
"Pak Jali, saya mau ke rumah Bang Toyib dulu".
"oh, iya, neng. jangan lupa main ke sini lagi ntar sore atau besok pagi".
"siiip, Pak..", jawab Moniq menggemaskan.
Moniq & Toyib meninggalkan peternakan menuju rumah Toyib.
"sini, neng barang-barangnya...".
"ahh sampe juga rumah Bang Toyib".
Moniq mengistirahatkan badannya. Cukup pegal juga menyetir dari Jakarta sampai ke desa Toyib.
"neng Momon..".
"iya, Bang ?".
"kalau Abang nyuruh neng Momon gituan sama orang lain. neng Momon mau ?".
"maksudnya ? emang Bang Toyib mau nyuruh Momon gituan sama siapa ?".
"Bang Jali".
"kan Bang Jali udah punya istri ?".
"nggak tau tuh, katanya dia nafsu ngeliat neng Momon, bahenol n' mulus katanya", kilah Toyib dihiasi rayuan gombalnya.
"iih, ternyata Pak Jali mata keranjang ya ? padahal istrinya juga cakep..".
"iya, emang, neng. gimana ?".
"yaaaa, terserah Bang Toyib...".
"neng Momon mau ?".
"kalau disuruh Bang Toyib, Momon mau-mau aja...".
"oke, sip kalo gitu, neng...".

"sekarang, Bang ?".
"ah nggak, neng. ntar malem..".
"oh ntar malem, yaudah...".
"sekarang, neng Momon mesti masuk kamar !", perintah Toyib.
Momon tersenyum. Tanpa perlu diperintah lagi, Momon melucuti pakaiannya sendiri.
Kini, dia berdiri di depan Toyib dengan tubuh putih mulus & sintalnya tak tertutup apapun. Dia langsung bertumpu dengan tangan dan kedua lututnya.
"ayo sana masuk kamar ! pook !!", Toyib menepuk kencang pantat Moniq.
"moooo !", jawab Moniq dengan tersenyum.
Gadis mungil itu pun mulai merangkak menuju kamar Toyib. Toyib mengambil celana dalam Moniq dan mengendus-endusnya.
Ah ! betapa harumnya. Dia sangat suka aroma kemaluan Moniq. Harum & segar.
Dia masuk ke dalam, sudah tak sabar ingin bermain dengan 'sapi'nya itu. Toyib pun menyenggamai gadis mungil itu dengan ganas & sangat bernafsu.
Moniq senantiasa dijambak rambutnya, ditampar pipinya, dipukuli pantatnya, dan dipelintir kencang kedua putingnya oleh Toyib.
Vaginanya pun disodok sekuat mungkin oleh Toyib.

"jleb ! jleb ! jleb !", tusukan tongkat Toyib begitu mantap menjejali liang anus Moniq yang sangat sempit.
"lo suka, Mon ?! suka nggak ??!!", teriak Toyib
"mooouuuu !!", jawab Moniq.
Semakin dilecehkan & dikasari, Moniq merasa semakin bergairah. Sodokan penis Toyib yang begitu kuat sampai mentok di rahimnya dan membuatnya ngilu malah membuat Moniq merasa kenikmatan yang ia rasakan menjadi 2x lipat.
Jam 4 sore, Toyib pun keluar kamarnya, wajahnya kelihatan puas sekali, badannya mandi keringat.
Di dalam celana kolornya, benda kebanggaannya itu sudah benar-benar lunglai sebab muatannya sudah berpindah ke dalam tubuh bahenol Moniq.
Ya, 2 1/2 jam Toyib 'menggembala' Moniq di kamarnya dan setiap kali ia ejakulasi, pasti ia suntikkan spermanya melalui 'jarum' tumpulnya itu ke dalam mulut, anus, dan vagina Moniq.
Dia tidak khawatir kalau gadis imut itu sampai hamil, toh, dia tidak ada ruginya kan ?.
Sementara Toyib bersantai, Moniq sedang tertidur karena kelelahan dengan sperma-sperma Toyib yang bersirkulasi di dalam tubuhnya.

Toyib berpikir, untung banget dia ketemu sama neng Momon. Meski statusnya bukan istri, tapi bisa digasak sepuasnya.
Sudah begitu, wajahnya cantik & imut, tubuhnya juga bahenol.
"Ipeh ! Ipeh ! untung lo kawin ama orang laen. kalo nggak, gue nggak bakal bisa ngentotin cewek cakep kaya neng Momon. nggak ada lo, gue malah bisa ngentot sama cewek cakep, tajir lagi. hahahaha", Toyib berbicara sendiri tentang mantan istrinya.
Tak lama kemudian, Moniq keluar kamar, rambutnya basah, tubuhnya kelihatan segar. Sepertinya dia sudah mandi lagi.
Si gadis mungil itu pun tersenyum dan berjalan mendekati Toyib dengan pelan & agak tertatih.
"enak nggak disodok kenceng, neng ? hehehe", tanya Toyib sumringah melihat cara jalan Moniq.
Moniq menggigit bibir bawahnya.
"emm...mantep, Bang..", Moniq kelihatan malu-malu mengakuinya.
Tanpa disuruh, Moniq pun duduk di bawah. Dia tidak mengenakan apapun tapi tak enggan duduk di lantai yang kotor.




Moniq Duduk di Bawah



Moniq duduk di lantai dekat kaki Toyib. Dia duduk selonjoran.
Dan dengan seenaknya, Toyib pun menginjakkan kakinya di kedua paha Moniq, jadi seperti alas kakinya saja. Moniq malah membersihkan kaki Toyib dengan kedua tangannya.
Si bidadari mungil sadar kalau statusnya memang budak seks Toyib. Jadi, memang sudah seharusnya dia membiarkan Toyib berbuat apa saja terhadapnya sambil melayani peternak tua itu dengan sepenuh hati.
"Mon, kaki gue kayaknya kotor, bersihin dong, udah lama nggak dibersihin...".
"muuu...", jawab Moniq riang.
Dia langsung berbalik badan. Moniq mengangkat kaki kanan Toyib. Dia menjulurkan lidah dan menempelkannya di punggung kaki 'majikan'nya itu.
Tanpa ragu, lidah Moniq menjelajah kaki Toyib yang sebenarnya baunya tidak enak. Punggung kaki, mata kaki, telapak kaki, dan sela-sela jari kaki Toyib yang menjijikkan itu dibelai Moniq dengan lidahnya tanpa berhenti.
Bahkan tanpa geli, Moniq mengemut jari-jari kaki Toyib satu per satu.
"ee..ccpphh ccpphh...".

Moniq kelihatan sangat telaten membersihkan kaki Toyib dengan lidahnya.
Dara belia nan montok tersebut malah sangat menikmati menjilati sepasang kaki Toyib yang berbau tak sedap.
Bagi Moniq yang suka penyiksaan, segala perintah Toyib adalah ungkapan kasih sayang, jadi tak heran kalau Moniq menjilati kaki orang tua itu dengan senang hati.
Toyib terkekeh-kekeh puas melihat kakinya dijilati oleh gadis muda nan kaya yang putih mulus & begitu cantik seperti Moniq.
Tentu ia tak pernah menyangka akan memiliki budak seks yang seperti Moniq. Sebenarnya, sebelum mengetahui mantan istrinya berselingkuh, Toyib berperilaku sangat lembut & santun terhadap wanita.
Tapi, semenjak tahu mantan istrinya itu berselingkuh, Toyib jadi memiliki kepribadian ganda.
1 pribadi yang baik saat sehari-hari dan 1 pribadi jahat & suka melihat pasangan seksualnya tersiksa saat berhubungan intim.
Untunglah, dia bertemu Moniq, si malaikat cantik yang sangat suka disiksa & dilecehkan secara seksual.

Toyib mengobok-ngobok rongga dalam mulut Moniq dengan jempol kakinya.
Dan sesekali, Toyib menjejali mulut Moniq dengan 2-3 jari kakinya sekaligus sehingga si imut itu harus membuka mulut lebar-lebar.
Moniq sama sekali tidak kelihatan tersiksa, dia malah terlihat senang & senyam-senyum. Puas menjejali Moniq dengan kakinya, Toyib menapakkan kedua kakinya ke payudara Moniq.
Payudara Moniq jadi seperti keset dan handuk untuk mengeringkan kaki Toyib yang berlumuran air liur.
"ayo Mon, sekarang duduk ngangkang !!".
Tanpa pikir panjang, Moniq duduk dengan pantatnya, menekuk kedua kakinya, dan melebarkannya untuk menunjukkan celah sempit miliknya yang indah nan harum itu kepada Toyib.
"ini memek siapa ??", tanya Toyib seraya mengelus-elus vagina Moniq dengan telapak kakinya.
"eeemmmmm...Momon...".
"punya siapa ??".
"punya Bang Toyiib...".
Enak sekali Toyib, dia benar-benar bisa melakukan apa saja terhadap Moniq. Meski digesek-gesek dengan kaki yang seolah merendahkan harga dirinya, Moniq malah sangat menikmatinya.

Masih ada waktu cukup panjang sebelum malam datang menjelang bagi Toyib untuk 'mengerjai' Moniq. Dia bisa memainkan tubuh budak seksnya itu sampai ia puas. Dia bisa berbuat apa saja semaunya. Sekarang saja, dia sedang asik mencolok-colok vagina & anus Moniq dengan terong & timun lalu menyuruh gadis imut itu memakannya.
"ayo sana, Mon. mandi lagi biar seger n' wangi pas ketemu Bang Jali...".
"okeeeiii...", jawab Moniq riang sambil tersenyum.
"eh neng Momon, nggak usah pake apa-apa. gitu aja".
"ha? Momon telanjang gitu, ketemu Bang Jali ?".
"iya, sama pake ini...".
"ta tapi, Bang...".
"eh, neng Momon mau ngelawan Abang ?".
"nggak, Bang...", Moniq langsung menunduk. Toyib mengalungkan ikat leher dengan tali kekang ke leher Moniq.
"nah, kalau begini kan neng Momon jadi makin napsuin hehehe...", leceh Toyib. Moniq tersenyum.
"ayo Mon. kita berangkat !". Toyib menuntun Moniq dengan tali kekangnya seperti orang yang sedang menuntun hewan peliharaannya.




'Seragam' Moniq



Jantung Moniq terasa dag dig dug saat sedang perjalanan menuju rumah Jali dengan mobilnya. Dia memang penggemar bondage sex, perilaku seks yang menyimpang.
Namun, sekarang dia merasa gugup. Mungkin karena baru kali ini, ia diperintah untuk melayani lelaki lain oleh tuannya. Dengan kata lain, Toyib sebagai tuannya menyuguhkan tubuhnya ke lelaki lain untuk mendapatkan harta.
Terdengar seperti prostitusi yang dilelang germo ke pria hidung belang. Tapi pantang bagi Moniq yang memang sangat cinta & menikmati menjadi budak seks para pria untuk mengecewakan tuannya.
Sifat alaminya yang suka jadi boneka seks lelaki membuat Moniq merasa harus melakukan apapun perintah dari tuannya agar tuannya itu senang.
"tok tok tok !!".
Pintu dibuka Jali. Matanya langsung terbelalak, melotot, bola matanya hampir mau loncat keluar.
Si gadis manja, mungil, dan imut-imut itu kini berdiri di hadapannya tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya. Benar-benar putih mulus & sekel.
Mata Jali tak mau berpindah dari pemandangan yang sangat indah itu.

Pandangan mata Jali pun terpaku ke daerah pangkal paha Moniq yang begitu mulus & bersih, tak ada bulu kemaluan, gundul.
Tipe selangkangan yang sangat disukai Jali. Tonjolan besar menggembung di celana Jali. Luar biasa mulus.
Lebih bahenol dari yang dibayangkannya. Jali memang sudah membayangkan betapa mulusnya tubuh Moniq, tapi dia tidak menyangka kalau tubuh Moniq benar-benar sekal dan padat berisi.
Terutama bagian payudara yang kelihatannya satu tangan pun tak cukup untuk menggenggamnya. Belum lagi tali kekang yang melingkar di leher Moniq, semakin menambah nafsu liar Jali.
"woi, Bang...", Toyib menjentikkan jari di depan mata Jali yang tak berkedip.
Di dalam hatinya, ia tertawa puas, melihat bosnya itu cengo' memandangi budak seksnya.
"ha? oh iye, Yib. ayo masuk, neng, Yib".
"gimane, Bang ? neng Momon cantik kan kalau kayak gini ?", tanya Toyib memancing nafsu si Jali dengan meremas-remas payudara Moniq dari belakang.
"buanget. gila lo, Yib. neng Moniq lo bawa dari rumah kayak begini ?".
"iye, Bang. neng Moniq sendiri yang mau".




Toyib Pamer 'Properti' Miliknya



"ha ? iya, neng ?".
"iya, Pak...mmmm..benerhh...", rasa gugup Moniq mulai tergantikan dengan rasa nikmat saat kedua putingnya dipilin-pilin oleh Toyib.
"yaudah, ayo neng, ke kamar", ajak Jali tak sabar dan menarik tangan Moniq.
"eit tunggu dulu, Bang. sebelum nyicipin neng Momon. Bang Jali tanda tangan ini dulu..".
"apaan nih ?".
"surat perjanjian kite, Bang..".
"ha ? kenapa jadi 2 sapi 5 kambing ?".
"ya karena saya pengennya segitu ?".
"....".
"kalau Bapak keberatan ya saya bawa pulang lagi nih neng Momonnya", ancam Toyib.
Meski sedang mengancam, tangan Toyib tetap asik meremasi payudara Moniq dan mengelus-elus bibir vagina bidadari imut itu.
"jangan jangan ! oke oke, gue setuju deh...".
Jali menandatangani perjanjian itu di meja.
"nih...".
"okeh, beres, Bang...".
"sini, neng Moniqnya..".
"bentar, Bang. saya pengen nanya dulu sama neng Momon...".
"yaudah...".
"neng Momon, ini toket punya siapa ?".
"punya Bang Toyib..".




Toyib Menyombongkan Aset Budaknya



"kalau ini, memek, punya siapa ?".
"punya Bang Toyib..emmm", jawab Moniq mendesah.
"kalau dipinjemin ke Bang Jali boleh ?".
"bolehh, terserah Abang...".
Jawaban-jawaban pasrah Moniq kontan semakin menegangkan batang kejantanan Jali yang sekarang mungkin jadi sekeras kayu.
Sangat tak sabar ingin menghujamkannya sekeras mungkin ke dalam celah sempit di selangkangan Moniq yang begitu menggoda itu.
"mulai sekarang, neng Momon harus nurutin perintah Bang Jali juga yaa...".
"iyaaa, Bang. Momon punyanya Bang Toyib dan Bang Jali...".
"bagus. sekarang, layanin Bang Jali sampe puas...".
"iyaa, Bang".
"nah, nih Bang, silakan pake neng Momon sepuasnya...", ujar Toyib sambil menyerahkan tali kekang ke tangan Jali.
"saya tinggal dulu. entot sampe puas, Bang. hahahaha !!".
Toyib langsung keluar. Begitu Toyib keluar, Jali langsung mendekap tubuh Moniq dan melumat bibir lembutnya membabi buta.
"ceepphh ccppphh hemmhhhh...", Moniq agak gelagapan dicumbu bertubi-tubi.
Bibirnya diemut-emut, dikulum, dan dijilati Jali.

Lidahnya dihisap-hisap dan disedot-sedot Jali. Namun akhirnya, Moniq bisa mengimbangi.
Gadis imut itu pun tak kalah agresif melawan cumbuan-cumbuan penuh nafsu dari Jali. Bibir mereka bergantian tindih menindih.
Lidah mereka saling terpaut dan membelit. Tangan Jali tak henti-hentinya meremasi & menepuk-nepuk bokong Moniq yang semok itu. Sambil terus menyosor, Jali menggiring Moniq ke kamar. Wajah Moniq memerah, dia masih kepikiran sensasi tadi.
Saat Toyib meraba-raba tubuhnya persis di depan mata Jali, Moniq merasa seksi & nakal, tak pernah ia rasakan sebelumnya. Bibir Jali terus melekat erat pada bibir Moniq sampai Moniq duduk di tepi tempat tidur. Jali melepas ciumannya.
Akhirnya Moniq bisa bernafas dengan normal lagi. Benar-benar sesuai dugaannya, bibir Moniq begitu lembut, empuk, dan terasa manis.
"neng Moniq tolong bukain pakean Bang Jali dong..".
"iya, Bang...".
Moniq tersenyum dan mulai melepaskan pakaian yang dikenakan Jali. Akhirnya, mereka berdua sama-sama bugil.

Moniq melihat 'tombak' tumpul Jali yang besar & berurat. Bos ternak itu menuntun tangan Moniq ke 'senjata'nya.
Moniq tersenyum dan mulai mengelus-elus penis itu sementara tangan Jali mulai grilya ke selangkangan Moniq.
Mereka saling pegang dan saling elus kemaluan untuk beberapa saat. Jali sengaja diam, dia ingin tahu apa Moniq memang benar-benar sudah ahli melayani lelaki seperti kata Toyib.
Kalau sudah ahli, pasti tak perlu lagi di arahkan. Moniq langsung menggenggam batang keras milik Jali, tangan halusnya mulai mengocok penis itu. Sementara tangan satunya meraih kantung zakar Jali dan meremas-remasnya dengan lembut.
Jali pun tersenyum. Ucapan Toyib memang benar. Gadis imut yang ada di depannya ini kelihatannya memang sudah biasa melayani laki-laki.
Tanpa canggung, dia mengocok batang penis sambil memijit buah zakar. Moniq mengusap-usap 'helm' burung Jali dengan jempolnya sambil tersenyum manis ke Jali.
Mimpi apa gue kemaren?, pikir Jali di saat merasakan kocokan tangan Moniq di penisnya dan memandang senyuman manis itu.
Tercipta momen sunyi namun sensual di antara mereka berdua. Seorang dara belia dengan tubuh yang begitu putih mulus dan wajah yang teramat cantik bertelanjang bulat sedang mengocok penis seorang pria tua dengan perlahan.
Nafsu Jali memang sudah teramat tinggi, namun pria tua itu tak serta merta langsung menggasak & merengkuh kenikmatan dari tubuh bidadari imut itu.
Dia tidak mau buru-buru, dia benar-benar ingin selama mungkin dalam keadaan intim bersama Moniq seperti sekarang karena dia tidak tahu kapan lagi dia punya kesempatan.
Lagipula, Toyib tak bilang ada batas waktu untuk meminjam tubuh Moniq, jadi Jali ingin berlama-lama 'ngamar' dengan si dara imut. Jali menikmati kocokan & pijatan Moniq pada 'perkakas' kawinnya, sementara tangannya terus menerus mengelus-elus pinggang & punggung Moniq, dia ingin merasakan betapa halus & mulusnya kulit Moniq.
"ayo, neng. tolong di sepong..".
Moniq pun mengangguk seraya tersenyum.

Moniq berjongkok sambil tetap menggenggam penis Jali dengan tangannya. Dia mulai menjulurkan lidah dan menyentuhkan ke ujung 'rudal' Jali.
Jali langsung menggelinjang begitu lidah Moniq mulai mengilik-ngilik lubang kencingnya.
"ooohh !! iya, neng. mantep. teruss..".
Gerakan lidah Moniq tak hanya cuma mengilik saja, tapi juga mencolok-colok dan berayun kiri-kanan-kiri-kanan. Teknik sepongan yang diajari Lina & Intan.
"ccuupphh ccuupphhh".
Moniq mengecup sekujur batang kejantanan Jali, dari pucuk penis sampai ke pangkal, bahkan zakar Jali pun diciuminya. Ajaran dari Lina, pria akan senang luar biasa kalau alat kelaminnya diciumi dengan mesra karena mereka akan berpikir kalau kita sangat menyukai & menikmati penis mereka dengan sungguh-sungguh.
Ya ampun !. Jali merasa kaget sekaligus senang luar biasa. Istrinya saja agak enggan kalau disuruh mengulum kemaluannya karena memang bau apek. Tapi, Moniq malah menciuminya, kelihatannya dia tidak jijik sama sekali.
Lidah Moniq pun mulai beraksi, bagian bawah buah pelir mulai dijilatinya.




Wajah Imut Moniq Berhiaskan Penis



"emmmm", erang Jali.
Jali menatap ke bawah, dia melihat Moniq begitu asik menjilati & mengemut-emut 'telur puyuh' miliknya beserta kantungnya.
Oh ! sungguh pemandangan yang begitu menggairahkan saat melihat seorang gadis cantik tengah asik dan menikmati mengulum penis pria.
Lidah Moniq terus menjalari sekujur kantung pelir Jali sebelum mulai bergerak ke atas. Lipatan antara batang dan zakar Jali dijilati Moniq dengan seksama.
Rambut kemaluan Jali pun tak luput dari sapuan lidah Moniq. Kini, giliran batang keras milik Jali yang dibelai lidah Moniq. Benda lunak & hangat itu bergerak mengitari diameter penis Jali dari pangkal sampai ke ujung lalu kembali lagi dengan bergerak lurus diselingi dengan ciuman-ciuman mesra beberapa kali.
Moniq membuka mulutnya yang mungil dan memasukkan kepala penis Jali ke mulutnya sampai leher penisnya. Jali mendesah keenakan saat Moniq mulai mengenyot kepala penis miliknya sambil mengulik lubang kencingnya. Benar-benar geli & nikmat.

Moniq mulai memajukan kepalanya. Perlahan tapi pasti, senti demi senti penis Jali hilang ditelan Moniq.
Hanya 3/4 saja yang bisa ditelan Moniq karena sudah tak ada ruang lagi di kerongkongannya. Rasa hangat & basah menyelimuti sekujur batang kejantanan Jali yang ditelan Moniq. Jali melihat ekspresi Moniq yang tersenyum kepadanya.
Jali tak menyangka, Moniq yang berwajah imut & lugu ternyata kelihatan santai & terbiasa menelan penisnya yang besar itu. Moniq mulai menggerakkan kepalanya. Mulutnya mengatup rapat sehingga Jali merasa penisnya seperti sedang diurut.
"cccppphhh ccppphhh".
Kepala Moniq terus bergerak maju-mundur, dia sedang 'mengokang' senapan Jali agar nanti bisa digunakan untuk bertempur.
"ohhh emmm mantaap neng !!! sepongan neng Moniq sadaaappp !!", erang Jali sangat merasa keenakan dikulum Moniq.
Hisapan, sedotan, jilatan, kuluman, dan emutan Moniq benar-benar sangat nikmat. Baru kali Jali merasakan penisnya 'disantap' dengan begitu total sampai rasa enaknya benar-benar full seperti ini.

Lidah Moniq lincah sekali menari-nari di sekujur alat kelamin Jali. Pipi Moniq kempot setiap kali ia menghisap & mengenyot penis Jali dengan kuat seperti sedang mengenyot sedotan.
Jali ingin lebih menikmati mulut Moniq, dia menahan kepala Moniq dan mulai memompa penisnya keluar masuk mulut Moniq.
"ooohhhh !".
Moniq hanya diam dan membuka mulutnya lebar-lebar agar penis Jali bisa keluar masuk dengan mudah.
"eehhggg eehhgggg eehhgg", suara batuk tertahan Moniq.
Sesekali kepala penis Jali menyentak pangkal kerongkongan Moniq sehingga dia terbatuk-batuk dan mual. Jali terlalu sibuk merasakan enaknya 'mencekoki' Moniq dengan penisnya, untuk bisa mengetahui kalau gadis imut itu sedikit 'menderita'.
"uhuk uhuk uhuk !!!!", Moniq terbatuk-batuk saat Jali menarik penisnya keluar.
"maaf, neng. keselek ya ?".
"iya, Bang. tapi nggak apa-apa kok", jawab Moniq setelah menyeka air liur yang keluar dari mulutnya.
Moniq tersenyum, baginya, sudah sangat terbiasa tersedak penis seperti tadi karena Toyib pun sering mencekokinya seperti itu.

Jali membantu Moniq berdiri lalu menyuruhnya tidur terlentang di atas tempat tidur. Pandangan mata Jali nanar setelah melihat Moniq yang terlentang pasrah di atas ranjang.
Sangat indah, kulitnya begitu putih dan mulus. Tanpa buang waktu, Jali langsung menerkam Moniq, menindih tubuhnya.
"hemmm mmmm cccpphhh mmmpphhh uummmm", gumaman Moniq melayani cumbuan Jali yang membabi buta.
Nafsu Jali yang sudah membara membuatnya begitu buas melumat bibir Moniq seperti ingin melahapnya. Tentu Moniq kebanyakan diam dan membiarkan bibirnya digeluti sepuasnya oleh Jali.
Sesekali Moniq membalas pagutan & lumatan Jali, dia juga kadang menjulurkan lidahnya agar bisa dihisap Jali. Bibir Moniq dikulum, dikenyot, dan diemut-emut Jali. Sementara lidah Moniq yang sesekali keluar dihisap sekaligus diemut-emut Jali.
Oh ! dia memang sangat tergila-gila dengan gadis mungil ini. Di saat dia ditinggal pergi istrinya dari minggu lalu, Jali tak bisa melampiaskan nafsunya. Sekalinya dapat kesempatan, Moniq yang jadi ‘lawan’nya, bagaimana tidak semangat 45 coba.

Mahasiswi imut, cantik, dan bahenol yang telah membuat Jali langsung ngiler saat pertama kali melihatnya.
Dan sekarang dia punya kesempatan emas untuk menggauli Moniq, tak akan ia sia-siakan dengan asal tuncep & crot.
Dia ingin meresapi & menikmati keindahan setiap sentinya dari tubuh Moniq yang begitu indah & sempurna.
Tak heran kalau ia sangat bernafsu. Apalagi Moniq begitu pasrah menerima semua perlakuan Jali. Pria mana yang tak semakin buas jika gadis secantik Moniq terlentang pasrah dan mau menerima apa saja.
Sekujur wajah Moniq basah usai dijilati Jali. Kini, dia mendesah pelan & tubuhnya bergetar perlahan karena lehernya sedang dicumbui & dijilati Jali. Tak begitu lama, Jali mulai menuruni tubuh Moniq dan sampai di kedua buah susu bidadari imut itu.
"wah. susu neng gede juga ya ? hehehe...". Moniq tersipu mendengarnya.
"makasih, Bang....", ucap Moniq malu-malu.
"badan neng imut-imut tapi kok susunya bisa segede gini ya ?", tanya Jali mesum seraya menggenggam kedua buah payudara Moniq.




Jali 'Mengadon' Bakpau Moniq



Moniq tak menjawab, dia hanya tersenyum malu. Kedua 'bakpau' Moniq memang bulat & padat berisi, dengan tubuh mungil seperti itu, tentu payudaranya jadi terlihat besar.
Mungkin nutrisi pertumbuhan Moniq yang harusnya untuk pertambahan tinggi badan malah lari ke payudara, pantat, dan bentuk tubuhnya karena siapapun tak dapat menyangkal kalau Moniq adalah yang paling montok, sexy, sekel, di antara Riri, Intan, dan Lina.
Tanpa pikir panjang, Jali langsung mencaplok puting kanan Moniq, mengemut-emut dan mengenyotinya sementara tangan kirinya sibuk meremasi payudara kiri Moniq. Tak hanya sekedar meremas-remas, Jali pun memencet-mencet, mencubit-cubit, memilin-milin, bahkan memelintir puting kiri Moniq.
Semakin lama, kedua puting Moniq menegang dan menjadi lebih sensitif dari sebelumnya, memberikan terapi geli, nikmat, dan ngilu ke sekujur tubuh Moniq.
Mulut Jali meloncat-loncat kiri-kanan terus menerus, berpindah dari payudara kanan ke payudara kiri Moniq lalu balik lagi, dan seterusnya.

Tangan Jali kini mulai meraba-raba kemaluan Moniq, mengusap-usap bibir kemaluannya dan memainkan 'kelentit'nya.
"ehhmmmm aaaahhhh hhhmmmmm", lirih Moniq merasakan sensasi rangsangan yang luar biasa.
Moniq menggeliat dan agak tertekuk ke atas saat 2 jari Jali mengebor masuk ke dalam vaginanya. Meski hanya 2 jari, Jali bisa merasakan himpitan dinding vagina Moniq.
Gile, cuma pake jari, tapi kerasa jepitannye, pasti ajib nih kalo disodok, pikir Jali. Si bos ternak itu mulai mengorek-ngorek dan mencolok-colok liang kewanitaan Moniq sehingga sang dara imut langsung menggelinjang ke sana kemari tak karuan.
"aaahh aaahhhh AHHHHMMMMM !!!", teriak Moniq, tubuhnya menegang.
Orgasme ia dapatkan setelah tak tahan lagi dirangsang oleh Jali. Moniq mengatur nafasnya tapi tetap tersenyum.
Sudah menjadi kode etik bagi Moniq untuk selalu tersenyum, ia harus selalu tersenyum agar 'tuan'nya senang. Jali diam, dia mendengarkan nafas Moniq yang berat & tak teratur, seperti alunan musik yang merdu di telinganya.

Jali mengeluarkan 2 jarinya dari vagina Moniq. Ia mengendus-endus jarinya.
Aromanya sungguh kental, khas, dan harum. Lidah Jali menjulur keluar.
"hmm..memek neng Moniq wangi n' manis...hehehehe...", ujar Jali yang asik menjilati jarinya sendiri untuk menghabiskan sisa cairan vagina Moniq.
Tanpa basa-basi, Jali langsung berpindah ke selangkangan Moniq. Jali melebarkan kedua kaki Moniq dan menekuknya.
"aaaahhhh....".
Jali langsung menyerbu vagina Moniq dengan lidahnya, menyapu cairan vaginanya, baik yang tercecer di sekitar pangkal paha Moniq ataupun yang ada di dalam liang kewanitaan gadis imut itu.
Sebentar saja, cairan vagina Moniq habis diseruput Jali. Tapi, dia ingin lagi. Jali langsung menggerogoti dan mengulik-ngulik liang kewanitaan Moniq dengan lidahnya.
Tak ayal, dara mulus itu pun langsung menggeliat-geliat dan mendesahkan ekspresi kenikmatannya. Biasa mengubek-ngubek vagina istrinya dengan lidah, Jali mampu membuat Moniq menggeliat ke sana kemari merasakan nikmat luar biasa.

Moniq tak kuat menahan lama-lama, dia pun melepaskan gelombang kenikmatannya dan mengucurkan 'mata air' miliknya.
Kuah vagina Moniq langsung diseruput Jali dengan rakus. Baru kali ini Jali mencicipi vagina yang sangat manis & gurih, aromanya juga begitu harum. Jali membenamkan wajahnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya, ingin menggesek-gesekkan wajahnya ke selangkangan Moniq.
"hihihihi..Bapak ngapain sihh..udaaah...geliiii...", ucap Moniq manja sambil cekikikan karena kegelian, dia berusaha mendorong kepala Jali dari daerah intimnya.
"hehehe. abisnya memek neng Moniq wangi banget. Bang Jali jadi gemes hehehe...".
Jali menempelkan hidungnya ke belahan vagina Moniq, dia menarik nafas dalam-dalam. Tiba-tiba dia menempelkan lidahnya di bagian bawah bibir vagina Moniq, dan menariknya perlahan ke atas tanpa melepaskannya, seperti mengurut bibir vagina Moniq ke atas.
Spontan, Moniq melirih pelan & panjang. Beberapa kali Jali melakukan itu, Moniq senantiasa mendesah manja.

"enak, neng ?".
"iyaaa..".
"lagi ?".
"mm he mm...", Moniq mengulum bibirnya, dia mengangguk malu-malu.
Dengan senang hati, Jali mengabulkan permintaan bidadari imut itu sampai akhirnya didera orgasme lagi. Tak usah buru-buru langsung ngegasak, pikir Jali. Dia masih betah berlama-lama di bagian 'eksklusif' dari tubuh Moniq.
Dia masih ingin mengagumi alat kelamin Moniq yang sangat bersih, rapih, harum, pokoknya sangat menggiurkan.
"udaaahan dong, Bang. jangann di liatin terus. maluuuu...", keluh Moniq manja dan menutupi 'kue serabi'nya dengan tangannya. Agak telat memang, vaginanya sudah dikobel-kobel, diciumi, dijilati, bahkan digeragoti Jali, tapi Moniq baru menutupi daerah intimnya itu.
"emang kenapa kalo diliatin terus ?".
"maluuu tauuu, Bang...", jawab Moniq dengan suara imutnya.
"malu kenapa ? memek neng Moniq bagus gini. hehehe", puji Jali seraya mengelus-elus bibir kemaluan Moniq.
"aaahh udaah ahh...", ujar Moniq manja.
"terus neng maunya gimana ?", tanya Jali memancing Moniq.

"yaaa, em mm..itu...".
"itu apa ?", Jali senyum-senyum sendiri melihat Moniq malu-malu seperti itu.
"ulernya Bang Jali dimasukkin...", jawab Moniq, wajahnya jadi merah dengan sendirinya.
"ke mana neng ? ke sini ya ?".
Jali membelai bibir vagina Moniq.
"iyaa...", Moniq memandang ke atas, dia masih agak malu mengakuinya. Secara, dia baru berhubungan badan Jali, masa sebagai wanita, dia sudah 'minta' duluan.
"ooh gitu, neng. oke deh. hehehe".
Jali meletakkan penisnya tepat di tengah-tengah belahan bibir vagina Moniq. Pria tua itu mulai menggesek-gesekkan penisnya.
"emmmhhh...".
Inilah yang paling disukai Jali. Menggoda birahi wanita perlahan dengan menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina wanita tersebut sampai akhirnya sang wanita berteriak memohon untuk di'tusuk' olehnya.
Terlihat wajah Moniq yang semakin merah padam karena nafsu yang mulai terpancing.
"Baaangghhhhhh....ayoook dooooongghh...", pinta Moniq sudah tak tahan lagi 'siksaan' dari Jali.
"oke, neng. siap-siap yaa hehehe...".
Jali memegangi rudalnya dan menempelkan kepala penisnya ke pintu masuk 'surga' milik Moniq.




Moniq Dirudal Jali



"hemmmm...", Moniq mengemut bibir bawahnya sendiri, dia bisa merasakan setiap jengkalnya dari benda tumpul yang memaksa masuk ke dalam liang vaginanya.
"OOHH !! sempit bangeet neng !!!", erang Jali merasa sangat luar biasa sempit.
Susah sekali mendorong penisnya maju, seakan sedang mengebor lubang yang amat sangat kecil.
Apa bener si Toyib udah ngentotin neng Moniq berkali-kali ?", pikir Jali mengingat ucapan Toyib.
Apa kontol Toyib kecil sampe-sampe, memek neng Moniq masih sempit banget kayak gini ?, pikir Jali lebih jauh.
Tapi, dia tak terlalu memikirkannya, yang penting dia ingin menusuk vagina Moniq sampai mentok. Jali mendorong semakin masuk ke dalam.
Dia bisa memegangi pinggang Moniq sebagai pegangan untuk mendorong penisnya.
"udah mentok ya, neng ?".
"em mm...".
Penis Jali sudah benar-benar mentok, tak bisa maju lagi, padahal belum semuanya masuk. Jali memejamkan matanya, meresapi betapa hangat dan betapa sempitnya liang vagina Moniq.

Jepitan dinding vagina Moniq benar-benar luar biasa. Batang kejantanan Jali serasa begitu terjepit di dalamnya bahkan seperti dipijat-pijat dinding vagina Moniq.
Jali geleng-geleng, untuk menarik penisnya sedikit saja, dia harus agak mengeluarkan tenaga karena dinding vagina Moniq mencengkram 'tongkat'nya dengan sangat kuat.
Ekspresi wajah Moniq terlihat begitu nakal, itu semakin membakar nafsu Jali. Tak mau menunggu, Jali mulai menarik pelan penisnya.
"emmmm....", gumam Moniq.
"sakit ya, neng ?", Jali agak cemas.
"ng..nggak, Bang..terusiin...", pinta Moniq.
Sebenarnya Jali tak perlu khawatir, gumaman Moniq tadi bukan karena kesakitan tapi malah keenakan. Dia sedang meresapi sensasi geli tapi enak saat dinding vaginanya bergesekkan dengan penis berurat Jali yang ditarik keluar dengan perlahan.
Ooh ! betapa sukanya dia dengan pria berkemaluan besar & berurat. Gadis imut itu memang sangat menyenangi sensasi liang vaginanya yang terasa penuh sesak & ngilu saat mulai digenjot.

Setelah tarik-dorong beberapa kali, Jali pun yakin kalau bidadari putih mulus yang sedang di'kait'nya ini bukan kesakitan tapi benar-benar murni keenakan. Jali mulai menaikkan tempo genjotannya.
"emm mmm uummhhh eehmm oooohhh Baanggghhh....".
"oohhh...".
Jali & Moniq sama-sama mengeluarkan desahan. Keduanya begitu menikmati gesekan antara alat kelamin mereka berdua.
Memang beda rasanya, menggasak gadis muda yang begitu cantik membuat Jali merasa ikutan muda, semangat & nafsunya jadi menggebu-gebu, hujaman-hujaman penisnya pun jadi semakin cepat & kuat menerjang celah sempit Moniq.
Si lelaki tua & gadis muda itu semakin bermandikan keringat, nafsu mereka semakin terbakar. Batang keperkasaan Jali dengan gagahnya menumbuk liang vagina Moniq sampai mentok terus menerus.
Gadis mungil itu tentu merasa nikmat bukan kepalang, terbukti dari lirihan & desahannya. Kakinya pun melingkar di pinggang Jali, tak ingin Jali mencabut batang luar biasa itu.
"aaaahhhh oooohhh Baangghhh teerussshhhh yaang kenceenggg !!!", teriak Moniq lepas.

Benar-benar tak disangka, kata-kata yang begitu nakal keluar dari gadis seimut Moniq. Jali jadi semakin menggila. Tusukannya benar-benar dalam & kuat sehingga Moniq agak tersentak dan meringis kesakitan.
"oohhh yeeeaaahhh...", Jali berteriak puas.
"aahh aah ahh aahhh AAHMM UMMMHHNNNN !!!!", tubuh Moniq melengkung ke atas, dengan sigap, Jali memeluknya.
Jali pun menutup mata, penisnya terasa begitu hangat dibanjiri cairan kewanitaan Moniq. Jali juga menikmati aroma tubuh Moniq yang harum eksotis karena sedang sangat bergairah.
Tubuh semungil ini namun bisa membangkitkan gairah yang begitu hebat, pikir Jali. Jali sendiri tak pernah menyangka kalau nafsunya bisa seperti ini. Tanpa menunggu Moniq selesai menikmati orgasmenya, Jali sudah mulai langsung menggerakkan 'piston' besarnya itu.
Bosan posisi, Jali mengangkat Moniq sehingga Moniq seperti duduk di selangkangan Jali dan tentu 'jarum' sakti milik bos ternak yang sudah tua itu masih 'menyantel' di vaginanya.

Tanpa perlu disuruh, Moniq menggerakkan pinggulnya. Bibir mungilnya disambar Jali dengan bernafsu.
Terlalu asik merasakan nikmatnya bersenggama, mereka berdua tidak tahu kalau mereka punya penonton. Si penonton itu adalah Parjo, dia baru selesai di kandang ayam dan ingin pulang.
Karena kandang ayam terletak di belakang, Parjo harus melewati jalan kecil tepat di samping jendela kamar Jali agar bisa pulang. Tak sengaja, ia mendengar suara 'berisik' dari kamar Jali. Dia pun mengintip dari jendela kamar Jali yang tingginya memang tidak lebih dari leher orang dewasa.
Parjo terperanga melihat apa yang terjadi di kamar Jali. Saat dia lihat, Moniq sedang menggeliat-geliat dan mendesah manja dengan kaki yang terbuka lebar dan kepala Jali ada di selangkangan bidadari mulus itu.
Pemandangan yang sungguh membangkitkan gairah itu tentu tak dilewatkan Parjo. Tangannya sudah masuk ke dalam celananya sendiri untuk mengocok batang kejantanannya sambil terus menyaksikan bosnya yang asik mengerjai si dara imut.

Memang nafsu, tapi dia bingung sekaligus iri. Bagaimana bisa bosnya itu berasyik masyuk dengan Moniq ?.
Andai saja, ia yang dalam posisi Jali sekarang, pikir Parjo. Adegan sex live show itu tak dilewatkan Parjo sedetik pun. Parjo hampir tak berkedip saat Moniq menggoyang-goyangkan pinggulnya untuk mengocok penis Jali yang terjepit di dalam vagina dara belia itu.
Jelas goyangan itu bukanlah goyangan 'pemula'. Dilihat dari keluwesan gerakannya, Parjo yakin kalau Moniq sudah berkali-kali yang namanya berhubungan badan dengan lelaki. Nafas Parjo memburu, cepat & singkat.
"woi, ngapain lo ?".
"hah ?!!!", Parjo kaget setengah mati saat ada yang menepuk bahunya dari belakang. Ternyata Maman, Wawan, Sani, dan Tarno
"ngapain lu ? lagi ngintipin Bang Jali ? hahaha...".
"lu ngapain sms kita malem-malem ? gue kira ada masalah sama ternak ?".
"sssshhh....".
Mereka semua mendekati Parjo. Keadaan sunyi membuat suara eluhan Moniq terdengar sangat jelas.
"mmmmhhhh....Baanngghhh...teruuusshhh...oohhhhh !!".
Mereka yang baru tiba langsung tercengang & meneguk ludah.
Benarkah yang mereka lihat ? Bos mereka sedang menyodomi si bidadari cantik idaman mereka ?.
"i itu neng Moniq ?", tanya Sani.
"iya", jawab Parjo singkat karena sudah keringetan lagi menonton Jali & Moniq.
"kok ? bisa ?", tidak ada yang menjawab pertanyaan Maman, semuanya terpaku menonton sex live show tersebut.
Ada yang mengocok batang, ada juga yang sekedar mengelus-elus benjolan di celana mereka masing-masing sambil membayangkan diri mereka lah yang sedang mengebor kemaluan Moniq.
Nafas mereka semakin memburu melihat bos mereka menyodomi pantat Moniq dari belakang, tapi Moniq malah mendesah keenakan.
"plok plok plok !!!", bunyi selangkangan Jali yang bertubrukkan dengan pantat Moniq sangat kencang. Bukti bahwa sodokan Jali benar-benar mantap.
"oouuhh ooohhh aaahh", desahan Moniq sambil merasakan nikmat luar biasa dari liang anusnya yang dihujami batang penis Jali dengan sangat bertenaga.




Perojokan Jali di Anus Moniq



Sementara di dalam kamar, si bos ternak sedang begitu asik menyodomi anus si gadis imut. Di luar, Parjo, Maman, Wawan, Sani, dan Tarno semakin 'berkeringat', batang kejantanan mereka sudah keras sekali, mereka mengocok penis masing-masing dengan bernafsu.
Tak sedetik pun persetubuhan antara Jali & Moniq yang dilewatkan mereka berlima. Mulai dari Jali menindih & menyodomi pantat Moniq dari belakang sampai kini Jali sudah merojoki vagina Moniq lagi, tapi dengan posisi menyamping.
"AAAAKKHHH NENNGGHHH !!!", teriak Jali. Jali kelihatan berkedut-kedut.
"UUMMMHHHH !", lirih Moniq.
Tentu para 'penonton' itu tahu kalau Jali sedang ejakulasi. Tapi, penis Jali masih terselip di dalam kemaluan Moniq. Artinya, bos mereka membuang air maninya ke dalam rahim Moniq.
"pada ngapain lu ?".
Mereka langsung tersentak kaget. Toyib ada di belakang mereka.
"ah..nggak, Yib..", jawab Sani terbata-bata.
Toyib pun melongo ke jendela dan tersenyum.
"lo semua ngintipin Bang Jali lagi ngentotin neng Momon ye ?".

"iye, kok bisa sih ?". Toyib menyeringai licik.
"bisa lah, gue yang nyuruh neng Moniq ngelayanin Bang Jali".
"bah ! ngibul banget lo !!".
"sshh !", Tarno menyuruh diam, suara Maman terlalu kencang.
"jiah, kalo nggak percaya. ayo ikut gue...".
Mereka semua mengikuti Toyib masuk ke dalam rumah Jali.
"lo semua tunggu di sini".
Dengan perasaan berkecamuk antara bingung, tak percaya, takut, dan agak berharap, mereka menunggu.
Tak lama kemudian, Jali keluar dengan hanya memakai sarung.
"eh lo semua..".
Mereka semua tertunduk. Tentu mereka sebagai pegawai takut karena telah mengintip bosnya sedang berasyik masyuk, mereka takut dipecat karena hanya pekerjaan di peternakan Jali lah yang mereka tahu dan menjadi sumber kehidupan mereka selama ini.
"kenape lo pada nunduk semua ? tenang aje, gue kagak marah. gue malah mau nanya, gimane maen gue ?".
"....".
"jah elah. ditanya pade diem..".
Kemudian, Toyib keluar.
"lo semua mau juga ngentot sama neng Momon ?".

"mau gue !", jawab Maman cepat.
"lah giliran ngentot, cepet jawabnye. hahaha", sindir Jali.
"ya kan udah kebelet, Pak", celetuk Maman.
"dasar lo...".
"yaudeh, lo semua masuk gih ke dalem. neng Momon udah siap...".
"serius lo ?".
Mereka berlima berebut masuk ke dalam kamar Jali. Mereka langsung meneguk ludah ketika melihat Moniq yang kelihatan masih kelelahan.
Wajah Moniq langsung memerah, dia menutupi daerah pribadinya dengan satu tangannya dan tangan lainnya untuk menutupi kedua buah daging kenyalnya.
Meski sudah sering melakukan hubungan badan, tapi dia belum pernah merasa jadi 'tontonan' seperti sekarang, apalagi ada 5 orang pria. Moniq merasa benar-benar terekspos. Parjo, Maman, Wawan, Sani, dan Tarno langsung meneguk ludah semua.
Tubuh Moniq begitu putih mulus tanpa ada cacat & goresan sedikitpun. Ekspresi wajah Moniq pun terlihat begitu nakal & binal. Mereka semua menyeringai licik dan langsung mendekati Moniq.
Seorang bidadari yang sangat cantik jelita terkulai pasrah di tempat tidur didatangi oleh 5 orang 'penyamun' yang siap menjarah tubuh bidadari itu habis-habisan.

"udah, neng. nggak usah ditutupin, kan udah keliatan. hehehe", ujar Wawan seraya menyingkirkan kedua tangan Moniq. Moniq hanya bisa menutup matanya. Dia memang 'aneh', tapi dia bukan seorang eksibisionis, rasanya malu sekali.
"ckckck", Sani berdecak kagum.
"nggak nyangka, neng Moniq bohai banget...", puji Sani mulai menggerayangi tubuh Moniq dengan mengelus-elus paha putih mulus Moniq.
Tentu kelima pria tua itu sudah amat bernafsu ingin menjejalkan alat kelamin mereka masing-masing ke dalam tubuh Moniq, apalagi melihat lendir putih yang merembes keluar dari dalam bibir vagina Moniq yang tak lain adalah air mani Jali yang baru saja di'tuang' ke dalam sana.
Tak ayal membuat si 'lima' itu ngiler ingin ikutan.
Kapan lagi bisa buang peju ke dalem memek cewek kaya n' cakep ?, pikir mereka semua. Maman ikut mengelus-elus paha Moniq.
Wawan mengusap-usap perut bidadari mungil itu sementara Parjo & Tarno mulai memainkan kedua susu Moniq.

Tangan-tangan nakal itu terus menggerayangi & menjamah tubuh Moniq yang pasrah. 5 pria tua itu menguwek-uwek tubuh mungil Moniq sepuasnya.
Mereka berlima pun iseng bergantian mencolek 'saus putih' yang ada di dalam liang kewanitaan Moniq dan memasukkan jari mereka ke mulut Moniq. Insting Moniq yang 'penurut' tentu membuat Moniq mengemut jari-jari yang bergantian masuk ke dalam mulutnya.
Wawan, Maman, Sani, Parjo, dan Tarno pun tertawa & melecehkan Moniq. Mengatakan kalau Moniq benar-benar binal, nakal, dan seperti jablay. Ya, bagi Moniq yang biasa menerima perlakuan seenaknya, dia tak terlalu ambil hati, tapi dia agak malu juga mendengarnya.
Kelima peternak yang sudah tua bangka itu melecehkan Moniq terus menerus sambil tak henti-hentinya memainkan tubuh Moniq. Mereka tertawa-tawa melihat Moniq yang semakin terangsang.
Desahan, eluhan, dan lenguhan Moniq semakin membuat mereka semua senang.
Kapan lagi bisa mengerjai dan melecehkan gadis cantik yang malah semakin terangsang kalau semakin dilecehkan ?.

Setelah puas melecehkan Moniq, mereka berlima kompak menelanjangi diri masing-masing. Dengan matanya yang agak sayu karena masih lemas, Moniq melihat kelima penis pria tua itu, ukuran, panjang, dan bentuknya berbeda-beda.
"siap neng ? kita uwek-uwek sampe pagi ? hehehehe...".
Wajah Moniq yang memang sudah merah karena gairahnya, semakin memerah. Sambil mengulum bibir bawahnya, Moniq mengangguk malu-malu. Gadis imut itu sadar betul kalau hari ini, dia benar-benar menjadi tempat pelampiasan nafsu para lelaki tua yang mesum.
Siang sampai sore tadi, dia sudah melayani nafsu Toyib, beberapa menit yang lalu juga dia baru digumuli oleh Jali, dan sekarang dia baru saja mengiyakan untuk menjadi bulan-bulanan nafsu 5 pria tua lainnya.
Ya memang tanpa anggukan kepala Moniq pun, kelima pejantan tua itu tentu akan menggilir tubuhnya. Namun, yang menjadi pikiran Moniq adalah rasa 'gila' yang membuatnya ingin dan ingin lagi untuk disetubuhi.

Moniq merasa ingin merasakan kepuasan surga duniawi lagi setelah dikepung 5 orang pria dengan 'senjata' yang sudah siap tempur.
Batang-batang kejantanan itu membuat si gadis mungil 'menyerah' pada sisi binalnya, dan akhirnya Moniq mengerti kenapa Lina bisa menjadi sex maniac.
"hehe.....".
Mereka menyeringai licik mendekati Moniq. Malam itu, Moniq dikerjai habis-habisan. Digilir bergantian.
Nafsu-nafsu buas para lelaki itu dilampiaskan sepuas-puasnya kepada Moniq. Belum lagi, Jali yang juga turun kembali karena masih belum puas menggumuli Moniq.
Toyib yang menontoni budak sexnya yang mungil itu digilir oleh 6 orang pria sekaligus jadi ikut kembali bernafsu.
Jadilah, malam itu, tubuh Moniq dinikmati 7 pria sekaligus. Ketujuh pria itu enak bisa bergantian, bisa mengisi ulang tenaga mereka dulu. Sedangkan Moniq digempur terus-menerus tanpa jeda.
Dia 'dipentungi' tanpa henti sehingga Moniq pun sampai kehilangan kesadaran dirinya karena terlalu lelah. Jadilah Moniq sebagai 'boneka' sex ketujuh pria itu yang bisa membuang benih mereka dimanapun mereka mau.




Moniq Mulai Dirundung Pria-Pria Tua



Cahaya pagi menyorot mata Moniq yang masih tertutup. Lama kelamaan, mata Moniq terganggu dengan sinar cahaya pagi. Moniq terbangun.
Badannya terasa pegal-pegal sekali, serasa habis dipukuli. Saat bergerak sedikit, Moniq merasa ngilu di bagian selangkangannya. Alat kemaluannya seperti baru disodok-sodok dengan tongkat kasti. Perih & ngilu.
Dengan bersusah payah, Moniq mengangkat tubuhnya sendiri hingga dia bisa bersandar ke tiang tempat tidur. Dia berusaha keras mengingat tadi malam. Tadi malam, dia tercemplung ke dalam lautan orgasme, tak hentinya-hentinya dia mendapatkan puncak kenikmatan.
Bidadari imut itu hanya bisa ingat 3 orang pertama yang 'menggasak' kemaluannya yakni Tarno, Wawan, dan Parjo. Selebihnya, dia tidak bisa mengingatnya. Moniq sama sekali tak mengira sedikitpun.
Perilaku sexnya memang agak menyimpang, namun Moniq selalu berhubungan intim dengan seorang pria saja dalam satu waktu.

Dia tak menyangka kalau akan menjadi 'korban' pelampiasan nafsu beberapa pria sekaligus.
"hhhmm....", Moniq mengambil nafas lalu tersenyum.
Sisi gelap lain dari si imut Moniq telah muncul. Semakin Moniq mengingat tadi malam, tubuh Moniq semakin menghangat. Rupanya, dara mungil itu ketagihan dengan kenikmatan non-stop yang ia dapatkan tadi malam.
Tiba-tiba Toyib masuk ke dalam kamar, mendapati Moniq sedang bersandar di pinggir tempat tidur.
"eh, udah bangun, neng ?".
"iya, Bang...", jawab Moniq masih agak pelan.
"masih lemes gara-gara tadi malem ye ?", ejek Toyib.
"mm mmm", Moniq mengangguk, raut wajahnya berubah jadi manja.
"tapi enak kan ? hehehe...", timpal Toyib.
Moniq tidak menjawab, dia hanya menunduk, tersipu malu.
"kalo neng Momon mau, nanti malem kita keroyok lagi deh. gimana ? kehehe...".
Moniq tidak merespon, dia hanya diam. Tapi, tak lama kemudian dia mengangguk perlahan sambil tetap memandang ke bawah.
"hehehe...siip deh, neng".
Nampak wajah Moniq yang merah redup karena malu.

"yaudah, neng Momon mandi gih sana, badannya bau peju...", ejek Toyib.
"iya, Bang...".
Moniq masuk ke dalam kamar mandi. Moniq membersihkan tubuhnya yang penuh dengan noda sperma yang telah mengering. Dan kebetulan ada pancuran.
Moniq menyemprotkan air untuk membersihkan bagian dalam liang senggamanya. Semprotan air yang cukup kencang lama kelamaan 'menganggu' Moniq, apalagi dia memang menggunakan jarinya untuk membersihkan bagian dalam rongga vaginanya.
Moniq tak tahan lagi, dia akhirnya bermasturbasi di kamar mandi dengan menggunakan pancuran air dan jarinya. Moniq keluar dari kamar mandi.
Toyib langsung memandangi tubuh Moniq yang kelihatan sangat sensual karena masih basah dan terkena cahaya sehingga terlihat sangat seksi.
"Bang, mana anduknya ?".
"oh iya, ini...".
Toyib asik menontoni Moniq yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Untungnya, Toyib telah melarang yang lain untuk tidak mencupangi, menggigit, atau melakukan hal yang akan membekas di tubuh Moniq sehingga tubuh Moniq masih tetap putih mulus.

Toyib langsung berjalan ke belakang Moniq dan melingkarkan tangannya di pinggang Moniq. Toyib bisa merasakan betapa empuknya tubuh dewi imut itu dan juga bisa menikmati aroma tubuh Moniq yang begitu segar & harum setelah mandi.
Tanpa perlu minta izin, tangan Toyib menampung kedua buah payudara Moniq yang memang sangat pas & enak untuk digenggam & diremas-remas.
Hanya sebentar saja, Moniq merasa bingung juga. Biasanya, pagi-pagi sebelum berangkat kerja, Toyib melampiaskan hasratnya terlebih dulu.
"kenapa, Bang ?", tanya Moniq yang bingung & sedikit kecewa.
"nggak apa-apa, neng...Abang mesti nahan sampe entar malem".
"kenapa emangnya, Bang ?", Moniq tambah heran sebab biasanya Toyib 'menyeruduk'nya tanpa kenal waktu.
"lebih seru kalo ngentotin neng rame-rame ama yang lain...hehehe...", ujar Toyib yang semenjak tadi malam sadar kalau nafsunya melonjak saat melihat budak sexnya digagahi oleh pria lain sehingga dia jadi ingin melihat Moniq disetubuhi oleh yang lainnya lagi.

Moniq langsung tersipu malu.
"yaudah, mendingan neng Momon keluar yuk, bantuin yang laen...".
"tapi, Momon belum pake bajuuu....".
"nggak apa-apa, neng. kan yang laen udah pada ngeliat onderdil, neng ini", ejek Toyib seraya menyeringai licik.
"tapii tapiiii tapiii...".
"udah, ayo, neng...".
Toyib menarik Moniq keluar kamar.
"jangaann, Baangg...pleaasee", pinta Moniq.
Meski dia suka BDSM, tapi dia bukan seorang eksibisionis, tentu dia tidak mau keluar tanpa mengenakanaktivitasnya sekali.
Tadi malam dia memang sudah merasakan telanjang di luar, tapi sekarang pagi hari, dimana semua orang mondar-mandir melakukan aktivitasnya."eit, kalo neng Momon ngelawan, ntar Abang pakein tali nih kayak tadi malem. mau ?", ancam Toyib.
"....".
"mau, neng ?".
Moniq pun menggelengkan kepala dengan raut wajahnya yang cemberut namun malah terlihat tambah lucu.
"nah, ayo makanya...".
Jali masuk ke dalam rumah.
"eh, neng Moniq udah bangun..", sapa Jali.
"mau kemane, Yib ?".
"ini, ngajak neng Momon bantuin yang laen...".
"lo gila ? masa neng Moniq keluar nggak pake baju ?".
"tadi malem, pas di bawa ke sini juga nggak pake apa-apa", kilah Toyib.
"tapi sekarang pagi...".
"saya udah lama pengen ngeliat cewek cakep ngurusin binatang tapi telanjang bulet, Bang...", bisik Toyib.
Jali agak kaget mendengarnya. Tak pernah terlintas di otaknya, pikiran mesum seperti itu, tapi Jali jadi tertarik.
"jorok banget otak lo, tapi boleh juga tuh...".
Moniq tak bisa apa-apa. Statusnya sekarang hanya budak seks sehingga dia pasrah saja saat dikawal keluar rumah oleh Toyib & Jali. Toyib tidak perlu menarik tangan Moniq lagi karena Jali ada di belakang Moniq yang menjaganya agar tidak masuk kembali ke dalam rumah.
"ayo, neng. kita ke kandang ayam dulu, bantuin si Parjo...".
Moniq berjalan dengan menutupi payudara & daerah pribadinya dengan kedua tangannya.
Jantungnya berdegup kencang sekali, wajahnya sangat merah, nafasnya juga begitu cepat seakan orang yang sedang bergairah. Moniq memejamkan matanya, setidaknya dia jadi tidak tahu apakah ada orang yang melihatnya atau tidak.




Momon Bugil



"lah ? kok neng Moniq keluar nggak pake baju ?", tanya Parjo bingung tapi tersenyum licik, tangannya mengelus-elus bongkahan pantat Moniq.
"ini neng Moniq mau bantuin lo, Jo, tapi lupa nggak bawa baju makanya telanjang bulet...hahaha !!", jelas Jali.
"pookk !!". Pantat Moniq ditepuk Jali.
"ayo dong, neng, buka matanya, emangnya lagi maen petak umpet..hahaha".
Begitu matanya terbuka, Moniq bisa melihat ketiga pria tua itu tersenyum licik dengan tampang mesum.
"Baaaa !!", ledek Toyib.
Moniq menunduk malu, kedua tangannya masih menutupi kedua 'susu gantung' miliknya dan daerah segitiganya. Tapi, dia membiarkan pantatnya diremas-remas dan ditepuk-tepuk Jali & Parjo.
"kok ditutupin terus sih, neng ? kan udah di dalem ruangan lagian kita bertiga udah ngeliat punyanya neng".
"iya, neng, nggak usah ditutupin lah...".
Gadis mungil itu sama sekali tak melawan saat Parjo & Jali menyingkirkan tangannya.

"nah gitu dong...".
Dengan seenaknya, Jali langsung meraba-raba pangkal paha Moniq. Tangan Parjo langsung menggenggam kedua buah payudara Moniq yang sekal. Toyib tertawa bersama Jali & Parjo.
Mereka menertawai Moniq yang begitu pasrah dicabuli mereka. Baru kali ini mereka menemukan gadis cantik yang bersedia ditelanjangi dan dicabuli tanpa melakukan perlawanan.
Jali & Parjo menghimpit Moniq dari depan & belakang, mereka melecehkan bidadari cantik itu dengan menekan-nekankan selangkangan mereka ke V-zone dan pantat Moniq yang memang terbuka bebas itu.
"Baangghhh....", desah Moniq pelan tapi dengan nada yang agak manja.
"hehe...kenapa, neng ?", ledek Jali.
"Bang, udah, Bang. Jo, udeh. kasian, neng Moniq. tadi malem dah kita entotin. masih capek dia...", jelas Toyib, tapi dia tetap tertawa mesum melihat budak sexnya itu dilecehkan bos & temannya.
"iye dah...".
Nafas Moniq agak berat, wajahnya begitu merah seperti direbus. Jujur saja, dia tak pernah merasa sangat dilecehkan seperti sekarang, namun rasanya tubuhnya terasa begitu hangat & sungguh bergairah.




Moniq di Kandang Ayam



"ya udah neng, bantuin kasih makan ayam ya...".
"iyaa...".
Parjo, Toyib, dan Jali memandangi Moniq yang berjalan mondar-mandir memberi makan ayam-ayam. Mereka bertiga menikmati pemandangan indah dari tubuh Moniq yang begitu montok & putih bersih. Terdapat benjolan di celana mereka bertiga.
Fantasi liar mereka sedang dipertontonkan. Seorang gadis cantik yang mempunyai tubuh sangat montok & mulus sedang mondar-mandir memberi makan ayam tanpa mengenakan apapun. Mungkin mereka bertiga berimajinasi kalau Moniq di 'serang' ayam.
"udah, Bang...".
"nah, bagus, neng, sekarang kita ke kandang kambing...".
"makasih ya, neng udah dibantuin hehe...pook !".
Moniq dikawal Jali & Toyib menuju kandang kambing. Dia menutupi payudara & kemaluannya. Tangan Jali senantiasa meremasi pantat Moniq yang memang sangat kenyal itu.
Moniq baru ingat, kandang sapi & kambing kan terbuka, matilah dia, pikir Moniq. Di kandang kambing, ada Maman & Tarno.




Moniq di Kandang Kambing



Mereka langsung tersenyum mesum saat melihat Moniq yang dikawal Jali & Toyib mendekat.
"loh ? neng Moniq ? kenapa nggak pake baju ?", sindir Tarno yang langsung mengelus-elus lengan Moniq yang sangat mulus itu.
"iya, neng ? nggak takut masuk angin nih ? hehe...".
Tangan Maman mampir ke pinggang Moniq. Bidadari mungil itu hanya bisa pasrah membiarkan tangan Maman & Tarno menjelajahi tubuhnya.
Apalagi, tangannya dipegangi Jali ke atas. Moniq belum pernah merasa sangat dilecehkan & dipermalukan seperti sekarang. Tubuhnya sudah seperti jadi milik umum, bisa dijamah siapapun.
Toyib, yang notabene adalah 'Tuan' Moniq, malah ikut-ikutan melecehkannya dengan menampar pantat Moniq berkali-kali sampai merah. Toyib tidak salah, Moniq kan sudah jadi budak seksnya, terserah mau diapakan, pikirnya.
Maman cekikikan saat dia menggelitik kemaluan Moniq dengan jari-jarinya sehingga dara mungil itu menggeliat-geliat. Tarno pun ikut iseng dengan memelintir kedua puting Moniq dengan sangat kencang hingga dia meringis kesakitan.
Mereka juga melecehkan Moniq dengan kata-kata kotor dan mentertawainya.
"kapan lagi ye nggak ? ngeliat cewek gedongan di grepe-grepe sama orang kayak kita..di kandang kambing lagi..HAHAHA !!", ejek Tarno.
"iye, udah gitu demen lagi kite grepein. HAHAHAHA !!!!", timpal Maman.
"neng Momon lebih parah dari jablay", ujar Toyib.
"kenape emangnye ?".
"ya kalo jablay, mesti bayar dulu baru mau kita tancep".
"nah kalo neng Moniq, malah nagih kita sodok. HAHAHA !!!", sahut Jali.
Ejekan itu benar-benar membuat Moniq merasa terhina & malu luar biasa. Namun, bukannya kesal atau sedih. Moniq justru mulai menyukainya, perasaan malu itu, sensasi terhina itu, dan rasa terekspos, semuanya mulai dirasakan Moniq sebagai pemicu gairahnya yang baru.
Gadis mungil itu malah mulai berpikir kalau ini adalah bentuk pengabdian yang paling hebat dari seorang budak seks kepada tuannya. Akhirnya empat pria bangkotan itu puas melecehkan Moniq setelah si gadis mungil orgasme.

"oh iye, Yib, yok temenin gue ke rumahnye Sanip..".
"ngapain, Bang ?".
"katanye, temennye ada yang mau beli kambing gue, tapi mau kenalan dulu ama gue...".
"ok deh...". Toyib berbalik sebentar.
"eh Man, No..neng Momon jangan di entot ye..biar bareng-bareng aje kayak maren malem...".
"iye, iye. gampang...", jawab Tarno yang sedang membenamkan kepalanya di selangkangan Moniq.
Toyib & Jali pun pergi. Tarno bergantian dengan Maman.
Tadi malam, mereka tidak bisa membaui daerah selangkangan Moniq karena sudah terkontaminasi dengan sperma Jali. Makanya, sekarang mereka membenamkan wajah mereka sepuas mereka ke daerah V milik Moniq.
"emm...memek neng Moniq wangi banget...".
"emang beda ye memek cewek gedongan sama cewek kampung, apalagi bini gue, bau ikan asin !".
"sama, bini gue juga. hahaha".
"ayo, neng, bantuin kita kasih makan kambing...".
"iya, Bang...".
"tapi, ati-ati neng, susunya neng jangan deket-deket sama mulut kambing, biasanya maen caplok aja. hehehe...".
"ama itu, neng. kambing jantan disini pada doyan kawin, ati-ati aja ya neng. hahaha".

Mereka berdua jadi terangsang sekali melihat Moniq memberi makan kambing tanpa mengenakan busana, tapi mereka tahu harus menahan nafsunya karena Jali sudah mengultimatum semuanya. Kalau ada yang menyetubuhi Moniq selain malam hari, pasti langsung dipecat.
Tentu, Maman & Tarno tak mau dipecat karena mereka masih ingin menikmati tubuh mulus Moniq dan melewatkan 'kesenangan' di siang hari seperti sekarang. Alhasil, mereka berdua mengisengi Moniq. Kadang mereka menghantamkan selangkangan mereka ke pantat Moniq, kadang menampar pantat Moniq dengan kencang, dan kadang mereka menyabet pantat Moniq dengan senggenggam rumput.
Moniq hanya membalasnya dengan tersenyum sambil mengusap-usap pantatnya karena terasa 'pedas'. Pantat Moniq memang benar-benar sasaran empuk. Bentuknya bulat sempurna, besar, dan sangat padat berisi. Tak heran kalau Maman & Tarno gemas sekali dengan pantat Moniq.
"Bang, mau ngapain ?", tanya Moniq dengan nada yang mulai 'biasa'.




Ceplakan Tangan di Pantat Moniq



Dia terdengar lebih tenang. Entah dia lupa atau mungkin malah dia mulai terbiasa tak berbusana di luar ruangan.
"bentar, neng. mau numpang ngilik memeknya. hehehehe...".
"udah ah, Bang. jangan isengin Moniq doong...", keluh Moniq manja.
Tapi, gadis cantik itu membiarkan Tarno melebarkan kedua pahanya.
"hmmm...Banngg...udaaah...".
"hehehe...", Tarno terkekeh-kekeh melihat Moniq mulai terangsang saat vaginanya mulai dikilik dengan beberapa helai rumput.
Belum lagi Maman yang menyabet pantat Moniq dengan rumput terus menerus. Mereka tertawa-tawa, seumur hidup mereka,baru kali ini mereka bisa 'mengisengi' seorang gadis cantik yang bukannya marah malah terangsang.
Maman pun melaksanakan ide cabulnya. Maman tahu kalau vagina Moniq cukup banyak mengeluarkan 'sari'nya saat orgasme. Dia & Tarno bergantian menguras kemaluan si bidadari yang telah jadi budak seks itu.
Moniq tak melawan, dia terlalu larut dalam kenikmatan karena alat kelaminnya terus menerus dikorek-korek oleh kedua pria tua yang sangat cabul itu.

Cairan kaya rasa dari kemaluan Moniq itu ditampung Maman di ember kecil hingga sudah mencapai 1/4nya. Maman & Tarno mencelupkan rumput yang akan diberikan ke kambing ke dalam ember itu.
Tak seperti biasanya, hewan-hewan bau itu lebih lahap memakan rumput yang disodorkan.
"wah, neng. kayaknya kambing-kambing di sini juga pada demen ama memeknya neng deh. HAHAHA".
Memberi makan kambing jadi menyenangkan bagi Maman & Tarno. Sedangkan, Moniq hanya bisa berdiri sambil berpegangan karena kedua kakinya lemas setelah cairan orgasmenya dikuras berkali-kali.
"kenapa, neng ? lemes yaa ?".
"padahal, neng belom ke kandang sapi kan ? hehehe..".
Moniq hanya melihat mereka, wajahnya kelihatan seperti orang yang puas namun kelelahan, sama sekali tak tergambar kemarahan & kekesalan.
"masih kuat jalan nggak, neng ?". Moniq menggelengkan kepala.
"yaudah, Bang Tarno gendong ya ke kandang sapi". Tanpa menunggu jawaban, Tarno mengangkat tubuh Moniq.
"ayo, Man. kita bantuin si Wawan sama Sani, mumpung ada neng Moniq. hehehe...".

"tar dulu No. gue mau buang sisa dulu...".
"oh, ok deh..".
Dengan semangat, Tarno menggendong Moniq yang bugil itu menuju kandang sapi. Seumur-umur tentu saja dia tak pernah menggendong seorang gadis cantik yang begitu putih mulus & bahkan tak berpakaian sama sekali.
Sementara Tarno membawa Moniq ke kandang sapi, Maman membersihkan kandang kambing. Maman tak pernah merasa sesemangat ini, kecuali dulu pas baru jadi pegawai Jali. Dia mesem-mesem sendiri, tak menduga bisa benar-benar melihat Moniq yang begitu cantik & putih mulus telanjang bulat, bahkan mencicipi tubuh montoknya tadi malam.
Maman membayangkan istrinya yang tidak begitu cantik mungkin sedang gosip & leha-leha sambil repot masak, mengurusi anaknya, dan menunggunya pulang kerja. Istrinya tak tahu kalau dia bekerja sekaligus bisa main gila dengan seorang gadis muda yang kaya & berwajah seperti bidadari.
Meskipun Moniq bukan selingkuhannya melainkan budak seks bersama Setidaknya.dia bisa 'refreshing' dengan tubuh sexy nan mulus milik Moniq.
Maman tak sabar menunggu malam, dimana dia bisa menggeluti bidadari Moniq itu sebab dia tak bisa melupakan kepuasaan yang teramat sangat saat dia membuang air maninya di dalam liang vagina Moniq yang tak ayal adalah seorang gadis kaya nan cantik.
Sungguh ada rasa kepuasaan & kebanggaan tersendiri. Setelah selesai, Maman pun berjalan cepat menuju kandang sapi. Tapi, hanya ada sapi ? yang lain kemana ?, tanya Maman dalam hati. Dia mendengar suara tawa dari belakang kandang sapi.
"HAHAHAHA !! ayo terus, neng. sikat sapinya ! HAHAHAHA !!!!", teriak Tarno.
"terus neng !! sapinya keenakan tuh !!! hahaha !!", sahut Wawan.
Sementara Sani juga tertawa-tawa sambil menyirami sapi dengan air menggunakan selang.
"lagi ngapain ?", tanya Maman baru datang.
"itu, liat aja, Man. neng Moniq lagi nyikatin sapi pake toketnya. hahahaha".
Memang benar, Moniq menaikkan & menurunkan tubuhnya sambil tetap menempelkan kedua gumpalan daging kembarnya itu ke badan sapi.




Moniq di Kandang Sapi



Dara mungil itu sedang mengikuti suruhan Wawan untuk menyikati sapi dengan payudaranya. Parjo juga ada, memegangi tali kekang sapi agar tidak membahayakan.
"nah ini, paling asik, Man. ayo, neng. tinggal punggungnya...".
Sani pun mengarahkan selang air ke bawah, Wawan menyirami punggung sapi dengan semacam cairan, sepertinya air sabun. Tarno membantu Moniq naik ke punggung sapi.
"ayo, neng. mulai ! hahaha".
Dengan selangkangannya yang menempel pada punggung sapi, Moniq mulai bergerak maju sampai ke leher sapi lalu mundur lagi sampai mendekati pantat sapi, dan maju lagi, begitu seterusnya. Sani mulai menyirami Moniq lagi.
Punggung sapi disikat Moniq dengan alat kelaminnya. Pemandangan yang sangat langka & sangat cabul, kelima pria itu tak bisa menyembunyikan batang kejantanan mereka yang sudah 'keras' menyaksikan Moniq menggunakan tubuhnya untuk memandikan sapi.
Mereka berlima tak menyangka bisa merealisasikan ide-ide gila nan cabul mereka kepada gadis bening seperti Moniq.

Dan Moniq sendiri, tak usah dikatakan lagi, wajahnya benar-benar merah padam menahan malu. Tak pernah melintas di pikirannya kalau dia akan menyikati badan sapi dengan payudara & vaginanya.
Tapi, di sinilah dia sekarang, kemaluannya sedang bergerak maju mundur seiring gerakan tubuhnya, seolah sedang mengurut punggung sapi, ditambah dengan rasa malu ditontoni 5 pria yang mengeluarkan kata-kata cabul & jorok tentang dirinya.
Moniq semakin malu karena vaginanya yang bergesekkan dengan punggung sapi memberikan rasa nikmat, itu artinya dia terangsang oleh punggung sapi. Betapa gilanya, pikir Moniq sendiri.
Parjo, Maman, Sani, Tarno, dan Wawan tertawa-tawa menontoni Moniq yang kelihatan semakin terangsang.
"ada apa nih ?", tanya Toyib.
"eh lu, Yib. hahaha. neng Moniq lagi bantuin mandiin sapi..".
"wah, gile lu..", ujar Toyib, tapi sambil tersenyum.
"siapa yang nyuruh ?", tanya Jali.
"maaf, Bang. saya yang nyuruh...", Wawan takut dimarahi & dipecat Jali.
"ya udah sekalian semuanya...".

"wah. hahahaha. ok, Bang".
Tak disangka Jali berkata itu, tadinya Wawan sudah ketakutan. Jadilah, 7 pria tua itu menontoni Moniq memandikan sapi demi sapi. Seolah tubuh Moniq tak lebih berharga dari badan sapi.
Sekitar menjelang malam, barulah Moniq selesai memandikan semua sapi. Dia basah kuyup & kedinginan karena terus diguyur air. Toyib pun membalut tubuh telanjang Moniq dengan handuk yang diambilkan Jali. Meski mereka senang melecehkan Moniq, tentunya mereka tak ingin si 'penghibur' itu sampai sakit. Toyib menemani Moniq masuk ke dalam kamar.
"maaf ya, neng. kita udah ngerjain neng Momon seharian. soalnya kayak kita-kita nggak pernah berhadepan sama cewek cakep, mau kenalan aja disangka mau ngerampok".
"iya, Bang. Momon nggak apa-apa kok...", ucap si 'pelipur lara' dengan lembutnya sambil tersenyum.
Usai mengobrol, Toyib meninggalkan Moniq untuk membiarkannya mandi air hangat agar tidak sakit tapi tetap bisa membersihkan tubuhnya. Moniq menghela nafas panjang di ambang pintu kamar yang tertutup.

Dia sudah selesai mandi, tubuhnya sudah kembali mulus & begitu harum. Jantungnya berpacu cepat, dia memikirkan keputusannya.
Tak ada sehelai benang pun terlilit di tubuhnya yang begitu indah & sekal itu. Payudara & pantatnya sungguh bulat dan padat berisi.
Karena kedua hal itulah, 7 pria tua yang ada di situ begitu gemas dengannya. Belum lagi kulitnya yang putih mulus nan indah, membuat siapapun ingin menyentuhnya. Karena pada dasarnya dia memang bukan seorang eksibisionis, Moniq masih merasa deg-degan untuk keluar kamar tanpa mengenakan apapun, meskipun seharian tadi dia bugil di luar rumah.
Moniq akhirnya keluar kamar. Di ruang tamu, ada Wawan, Jali, dan Parjo sedang mengobrol sambil ngopi.
"yang lain kemana ?".
"Toyib lagi beresin alat-alat, Maman, Sani, Tarno pulang dulu, mau izin ke bininya soalnya pada mau nginep di sini...". Moniq langsung tersenyum, salah tingkah.
Dia tahu sekali kenapa mereka ingin menginap.
"kok Bang Wawan sama Bang Parjo nggak pulang dulu juga ?", Moniq mulai merasa rileks dan berani menggoda.
"si Parjo kan belum punya bini, neng. kalo Wawan, udah duda", jawab Jali.
"oh, maaf yaa. kan Moniq nggak tau", jawabnya dengan nada suaranya yang khas manja.
"iya, neng. nggak apa-apa. ayo, neng. duduk".
"iya, Bang. makasih..". 3 pasang mata itu tak lepas memandangi tubuh telanjang Moniq. Lelaki mana yang tidak akan memandangi seorang gadis cantik nan imut seperti Moniq, bertelanjang ria di depan mata. Tentu sudah diatur, Moniq duduk di antara Wawan & Parjo. Aroma tubuh Moniq benar-benar harum.
"neng Moniq, kulitnya putih, mulus banget. rahasianya apa, neng ?", tanya Parjo yang mulai mengelus-elus paha Moniq.
"rahasia dong...", canda Moniq sambil memeletkan lidah.
"ih si neng. jadi makin gemess...", Wawan mencubit kecil paha Moniq satunya.
"aww...sakiiit, Bang...", eluh Moniq manja.
"hehe..maaf, neng. gemes sih...".
"oh iyaa, neng Moniq mau ngopi ?", tawar Jali.
"nggak, Bang. Moniq nggak suka kopi...".
"terus neng Moniq mau minum apa ? susu ? hehehe...", ujar Wawan seraya menggenggam payudara kanan Moniq.

"iih, tangan Bang Wawan iseng...".
"hehe..takut jatoh sih susunya neng...".
"jadi susu nih, neng ?", Parjo ikutan menggenggam payudara bulat Moniq.
"ih Bang Parjo juga ikutan...", ucap Moniq lucu tapi membiarkan kedua susunya tetap dipegang kedua pejantan tua itu.
"susu ya neng ?".
"iya, Bang, boleh deh...".
"sana Wan, ambil gih di kulkas..", suruh Jali. Dengan agak kesal, Wawan ke belakang. Jali langsung menggantikan tempat Wawan. Kedua tangan mereka mulai bergrilya. Gumpalan daging kembar Moniq diremas-remas, daerah intimnya pun mulai diraba-raba. Tentu Moniq membiarkan tubuhnya dijamah, dia juga menginginkannya. Tangan Parjo & Jali merayap naik-turun di paha Moniq, mengelus pangkal pahanya untuk menggoda birahi gadis cantik itu. Tak lama, Wawan datang, Maman pun datang. Moniq sedang digrepe-grepe Parjo & Jali.
"udah pada mulai nih ?", tanya Maman. Parjo hanya tersenyum.
"ini, neng. susunya...". Moniq langsung meminum habis susunya, makan pun tadi sudah dibawakan Toyib sebelum mandi.




Moniq & 'Susu'nya



"nah, kan neng Moniq udah minum susu. sekarang giliran kita nyusu, boleh dong ? hehehe", canda Jali nakal.
Moniq mengulum bibir bawahnya dan mengangguk malu-malu. Dengan sigap, Parjo langsung mengangkat tubuh Moniq dan membawanya ke dalam kamar.
Tak dapat disangkal, mereka memang sudah tak sabar ingin menggeluti tubuh Moniq dan menancapkan 'jarum' super mereka ke dalam tubuh mungil namun sekal Moniq.
Jali, Maman, dan Wawan pun mengintili dari belakang.
Seiring desahan Moniq yang terdengar & waktu semakin berjalan, Sani & Tarno sudah mengantre dalam kamar untuk membuang air mani mereke ke budak seks montok itu. Toyib baru datang dan mendengar lenguhan suara wanita.
Tentu itu suara Moniq. Toyib masuk ke dalam kamar dan melihat gadis mungil itu sedang 'terjepit' di antara Jali & Sani.
"aaahhh....emmmmhhh...uuuhhmmmm.....Baanggghhhh...terusssshhhh...", lenguh Moniq, nampaknya benar-benar sangat keenakan kedua lubangnya dihujam bersamaan.




Toyib Melihat Moniq Sudah Dikeroyok



"wah, udah pada nyolong start nih...".
"sori, Yib. nggak tahan lagi..hehe...".
Toyib pun buka baju. Jadilah seperti dalam dongeng anak-anak yang terkenal, dimana ada seorang putri cantik yang tertidur karena terkena racun namun dijaga oleh 7 kurcaci yang setia.
Bedanya di sini, sang putri cantik lah yang bertubuh mungil, sedangkan ketujuh prianya yang lebih besar & tua. Dan yang paling beda, di cerita asli, ketujuh kurcaci senantiasa menjaga putri cantik yang tertidur, sedangkan yang terjadi di kamar Jali, ketujuh 'kurcaci' meniduri si putri cantik sehingga membuatnya tetap terjaga semalaman.
Moniq benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang tiada akhirnya. Gadis mungil itu semakin ketagihan disetubuhi secara bersama-sama. Hari itu merupakan awal hari-hari Moniq berikutnya.
Hari demi hari dilalui Moniq. Tubuhnya tak pernah lagi ditutupi pakaian. Dia selalu telanjang bulat. Payudara, pantat, dan daerah intimnya selalu terekspos kemana-mana. Awalnya tentu dia merasa malu, tapi sekarang dia mulai terbiasa.




Moniq Jadi Terbiasa Bugil



Bahkan, tiap pagi setelah mandi untuk membersihkan tubuhnya yang di'kotori' setiap malam oleh ketujuh 'penjaga'nya, Moniq kelihatan santai keluar dari rumah hanya dengan menggunakan sendal saja dan menyapa semua yang ada di peternakan.
Parjo, Maman, Wawan, Sani, Tarno, dan Toyib jadi selalu bersemangat kerja karena sambil bekerja, mereka bisa melecehkan Moniq.
Moniq sudah 'gila', sekarang dia melakukan perintah apa saja dari ketujuh pria tua itu tanpa ba bi bu sedikitpun.
Disuruh tidur di kandang ayam, sapi, dan kambing, dia mau. Moniq juga rela kesakitan dipatuki ayam karena disuruh memberi makan ayam dengan tubuhnya sebagai tempat makan ayam.
Bahkan, saat Jali menyuruh untuk mengambil sperma sapi atau kambing karena ada yang pesan untuk mengembang biakkan hewan ternak dengan cara di suntik, Moniq melakukannya dengan cara 'spesial'.
Nampaknya, Moniq sudah benar-benar jadi budak seks seutuhnya karena terus-menerus dilecehkan oleh para srigala tua itu sehingga dia tak bisa lagi berpikir & tidak mempunyai rasa malu lagi.

Tentu Parjo, Maman, Wawan, Sani, Tarno, Jali, dan Toyib tak lantas menyiksa Moniq seenaknya. Mereka tak ingin menyiksa Moniq secara fisik agar tubuh indahnya tidak lecet sehingga tetap sedap dipandang & memicu nafsu.
Mereka malah membantu Moniq untuk merawat tubuh. Mereka hanya suka mengerjai Moniq secara mental saja, sangat membuat nafsu melihat seorang gadis yang begitu cantik & kaya dilecehkan serendah-rendahnya oleh orang macam mereka.
Tapi, jika ada orang selain mereka berdelapan, Moniq harus bersembunyi agar tidak jadi 'masalah' di kemudian hari.
Tentu karena Jali adalah seorang peternak sukses sekaligus RT, banyak orang yang mondar-mandir ke rumahnya baik untuk urusan ternak maupun urusan kampung sehingga Moniq harus tetap waspada agar tidak ada yang melihatnya.
Beberapa hari berlalu, istri Jali pun pulang, Moniq diungsikan ke rumah Toyib lagi. Pintarnya, Jali sudah punya rencana B kalau istrinya pulang.
Dia ingat kalau istrinya memang sudah lama ingin pindah rumah karena rumahnya tak nyaman dekat kandang ayam, sapi, dan kambing.
Maka, Jali langsung membeli rumah yang cukup jauh dari peternakan. Istrinya tentu tidak curiga karena terlalu senang permintaannya dari dulu dikabuli suaminya. Padahal, ia tak tahu kalau dia baru dikibuli suaminya.
Dia tak tahu kalau rumahnya yang dulu telah menjadi tempat pencabulan. Tempat seorang gadis kota yang cantik dicabuli 7 pria tua setiap harinya.
Moniq pun kembali ke rumah Jali yang dulu dan menjalani aktivitasnya lagi yakni jadi objek pelecehan seksual dari 7 pejantan tua setiap harinya.
"Bang Jali, nih kambing gue yang ceritain".
"oh, yang lo bilang nggak mau kawin itu ye ?".
"iye, Bang".
"padahal sehat-sehat aja, Ben", ucap Jali setelah melihat sebentar kambing tersebut.
"makanye, Bang. gue juga bingung...".
"yaudeh, gampang, kambing lo, lo tinggal aja dulu di sini, barang 3 hari lah, ntar pasti jadi doyan kawin...".
"bener, Bang ?".
"iye, kan lo emg gak pernah denger kabarnye ?".
"ya denger lah, Bang. makanye gue bawa ke sini. cuman gue nggak yakin kalau cuma 3 hari. soalnye gue udah ngurung nih kambing sama kambing betina tapi seminggu, nggak dikawinin juga sama die...".
"kalo di sini, tenang aje dah..".
"berapa nih, Bang ? kira-kira ?".
"gampanglah itu, ntar aje...".
"ok deh, Bang. 3 hari lagi, gue kesini lagi...". Jali berjalan ke kandang kambing.
"No, neng Moniq mana ?".
"biasa, Bang. lagi ngasih minum kambing...", jawab Tarno seraya tersenyum licik.
"oh..".




Minuman Baru 'Penguat' Hewan Ternak



Jali masuk ke dalam kandang dan melihat Moniq sedang mendesah lembut, dia berpegangan pada tiang kayu yang ada sementara ada kambing yang sedang menyusupkan kepalanya di antara kedua paha Moniq.
Ya, itulah yang dimaksud Tarno dengan perkataan memberi minum kambing. Semenjak kambing-kambing memakan rumput yang dibasahi cairan vagina Moniq, kambing-kambing itu langsung berebutan 'menyeruduk' selangkangan Moniq begitu gadis mungil itu datang seolah mereka 'menagih' cairan kewanitaan Moniq yang memang terasa manis & gurih itu sebagai minuman.
Karena pada awalnya, Moniq tak bisa melawan kemauan kambing-kambing itu, akhirnya dia menyerah saja dan membiarkan daerah intimnya disantap kambing setiap ia masuk ke kandang kambing.
"neng Moniq, ada pasien...".
"iya, Bang. bentaar...".
Moniq memajukan pinggulnya, menyodorkan sendiri vaginanya ke mulut si kambing.
"mmmm hmmmhh emmmhh....".
Jali tertawa kecil melihat seorang dara muda cantik seperti Moniq sedang keenakan dijilati kambing.
"UMMMHHHH", Moniq melenguh sambil menekan kepala kambing ke daerah kewanitaannya.
"mbeeek !!", si kambing mengembik seolah berkata 'asik, minuman favorit gue'. Moniq mengatur nafasnya.
"mana, Bang ?".
"ayo, neng...".
Jali menggandeng Moniq berjalan ke luar kandang. Daerah pangkal paha Moniq terlihat basah karena liur kambing barusan.
"wah, mbek lagii...".
"iya, neng. hahaha...".
"ini mbeknya kenapa, Bang ?".
"biasa, neng. susah disuruh kawin. padahal kan kawin enak. hehehe...".
"mungkin mbeknya masih maluu...", jawab Moniq seraya mengelus-elus kepala kambing.
"nama mbeknya siapa, Bang ?".
"katanya sih Jeki...".
"oh Jeki. ayoo Jeki, sini, ikut aku...".
Moniq menarik tali si Jeki menuju ke tempat khusus di samping rumah Jali. Tempatnya bisa disebut seperti tenda karena tertutupi terpal dan hanya ada satu pintu keluar masuk.
Tak ada jendela, hanya lubang-lubang udara di atas untuk bernafas. Moniq & Jeki pun masuk ke dalam tenda tersebut. Moniq mengikatkan sendiri tali kekang Jeki ke kalung lehernya agar mereka tetap bersama.
Moniq tersenyum lalu menutup rapat-rapat pintu masuk tenda. Persediaan makanan untuk si kambing & Moniq pun sudah tersedia di dalam tenda, sehingga Moniq & Jeki akan berada di dalam tenda seterusnya sampai 3 hari ke depan agar mempunyai waktu intim yang lama.
3 hari berlalu...
"nih Ben, liat kambing lo tuh...".
Sabeni melihat kambingnya sedang mengawini kambing betina milik Jali.
"wah ?! beneran sembuh si Jeki...", teriak Sabeni kegirangan.
"ye kan ? udah gue bilang, tenang aja...".
"kok bisa sih, Bang ? cuma 3 hari ? gimane caranye ?".
"rahasia lah".
"hahaha. biarin dah, yang penting sembuh si Jeki. nih Bang, makasih banyak ye...".
"same-same, pokoknye kalo ada yang nggak doyan kawin lagi, bawa aje ke sini...".
"beres, Bang. makasih banget ye...".
Dengan adanya jasa 'perawatan' Moniq, omset peternakan semakin besar. Untung sekali si Jali. Peternakan Jali semakin terkenal, banyak yang menyembuhkan hewan-hewan ternaknya ke peternakan Jali, khususnya yang enggan kawin.
Tapi, siapapun yang menyembuhkan hewan ternaknya ke peternakan Jali, tidak ada yang tahu metode yang digunakan Jali.
Sebenarnya, metode yang digunakan hanya perlu membiarkan Moniq menghabiskan waktu bersama hewan tersebut. Moniq akan makan, tidur, beraktivitas dengan hewan tersebut selama berhari-hari tanpa keluar tenda sekalipun.
Dan akhirnya karena selalu menghabiskan waktu bersama, aroma tubuh Moniq akan sama dengan hewan yang akan disembuhkan dan lama kelamaan akan menganggap Moniq sebagai 'betina'.




Proses 'Penyembuhan' Metode Moniq



Tandanya adalah jika hewan tersebut sudah mulai mengendus-endus daerah kewanitaan Moniq.
Jika sudah seperti itu, Moniq hanya tinggal berperilaku seperti betina, dan selanjutnya dia tinggal pasrah menjadi betina bagi hewan yang sedang disembuhkannya selama beberapa hari kemudian.
Dia akan di'tunggangi' & dikawini terus menerus selama beberapa hari oleh hewan tersebut, meskipun artinya batang kejantanan hewan akan keluar masuk tubuhnya beberapa kali sehari.
Semakin sering hewan tersebut mengawini Moniq, semakin tajam pula instingnya untuk bereproduksi, itulah cara kerja metode penyembuhan Jali.
Tidak hanya kambing yang menjadi 'pasien' Moniq, tapi juga kadang sapi, babi, domba, bahkan kuda juga sering menjadi 'pasien' Moniq.
Bidadari cantik itu sama sekali tidak terpaksa melakukannya, dia malah senang bisa membantu Jali mendapat uang lebih, dan diam-diam Moniq mulai menyukai diintimi oleh hewan. Sensasi yang dirasakannya lebih 'meledak' dibandingkan dengan manusia.

Putri mungil itu sama sekali tak menyadari kalau dia semakin 'gila', tanpa sadar dia mulai menggemari bestiality.
Meski dia masih menyukai 'perkakas' milik ketujuh pria tua yang mencabulinya tiap hari, namun Moniq mulai lebih menyukai dikawini hewan sebab hewan begitu agresif saat menungganginya sehingga dia merasa dimiliki & dikuasai. Setiap ada waktu kosong, pasti dia langsung masuk ke dalam kandang sapi atau kambing hanya untuk dikawini.
Dia memutuskan untuk tinggal di peternakan Jali selamanya. Moniq sudah membulatkan tekadnya, dia ingin jadi tempat pelampiasan nafsu bagi Jali, Toyib, Maman, Wawan, Tarno, Sani, dan Parjo sekaligus menjadi betina bagi hewan-hewan jantan di peternakan & hewan-hewan jantan yang datang untuk selamanya, setidaknya sampai ia tak kuat lagi melayani nafsu semua pejantan yang menginginkan tubuhnya.
"eh, ada apa, nih ? buru-buru ?", tanya seorang ibu kepada ibu lainnya yang berjalan agak cepat.
"itu, ada yang aneh di tempatnya si Jali...".
"kenape emangnye, Mpok ?".
"ada bayi tapi mirip binatang...".
"mirip binatang apa ?!".
"nggak tau, ada yang bilang mirip sapi, mirip kuda, mirip kambing, nggak tau deh, makanye aye mau liat...".
"kok bisa ?! emangnya siape yang ngelahirin ?".
"katanye sih bininye Toyib yang dari kota..namanye Monica kalo nggak salah....".
"ha ?! neng Monica yang cakep kayak artis ntu ? kok bisa ?!".
"nggak tau, makanye ikut aye ke sono...".
"ayok dah...".
Seluruh warga desa pun gempar dengan kabar tersebut. Dan, begitulah akhir dari Monica Cynthia Margareth....
Rahimnya jadi tempat adonan antara air mani manusia pria dan hewan jantan setiap harinya.




'Hasil' Rahim Moniq




Gross Ending

TAMAT
 
Terakhir diubah:
keren parah, welcomeback suhu. makasih dah bikin fanmade lanjutan dan ga cuma copas copas cerita lama kyk cvx12
 
Hehe ...ternyata ada fanmade utk lanjutan karya penulis favorit ane..explore si kebinalan si Lina suhu
 
WAHHH... GILAAA SUHU @TheGreatMag TURUN GUNUNG MENELURKAN KARYA KARYA NYA LAGI. NGERI INIII.. UDAH PASTI MASTERPIECE 👍🇲🇨👍 GIMANA CARA KAMI BERTERIMAKASIH HU 🙏 SALAM DARI FANS BERAT MU YANG BERBASIS DI JAKARTA PUSAT INI
 
Panjang bener, ditunggu lanjutannya
Biar puyeng bacanya terus bingung nentuin ini cerita bagus apa nggak, Hu. Hahahaha
Makasih suhu 👍
Siip, Hu...ane tambahin mulustrasi yg mulus-mulus biar yahud imajinasi nya
Gokil huuu
Siip, Hu...ane tambahin mulustrasi yg mulus-mulus biar yahud imajinasi nya
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•
Sama-sama Hu. Jgn lupa balik lg bulan dpn buat update nya
keren parah, welcomeback suhu. makasih dah bikin fanmade lanjutan dan ga cuma copas copas cerita lama kyk cvx12
Justru krn CVX12, gw jd inget klo pernah bikim fanmade ini, Hu...serius ane lupaan orgnya hahaha
Nice stroy !!
Lanjut 👣 ke produksi cerita selanjutnya bro
Sip, Hu. Jadwalnya sebulan sekali biar pada bt nunggunya. Hehehe
Mantap semangat gan, lets goo
Thx Gan, jgn lupa intip thread gw ini sebulan sekali.
Titip lapak dulu ah sebelum baca
Siaap, jgn lupa ransum jg, sebulan sekali update nya, Hu
Hehe ...ternyata ada fanmade utk lanjutan karya penulis favorit ane..explore si kebinalan si Lina suhu
Udh ane explore, Hu. Tinggal publish 2 bulan lg hahahaha. Cuma ane salah ending, harusnya ending nya bkn itu cuma keburu males bikin lg hahaha
Mantap suhu! Lanjutkan
Siap, Hu. Intip aja sesekali ini trid ini yak
Keren bangg. Izin nitip patok
Siap, Hu. Yg dalem yak, agak lama update nya, sebulan sekali hahaha
WAHHH... GILAAA SUHU @TheGreatMag TURUN GUNUNG MENELURKAN KARYA KARYA NYA LAGI. NGERI INIII.. UDAH PASTI MASTERPIECE 👍🇲🇨👍 GIMANA CARA KAMI BERTERIMAKASIH HU 🙏 SALAM DARI FANS BERAT MU YANG BERBASIS DI JAKARTA PUSAT INI
Wiih om bro boedoet
Thx, Hu. Ini sbnrnya karya lama cuma gw lupa udh bikin
Bahkan sblm PPKM hahaha
 
Mantap suhu senang cerita cewe yang ketagihan jadi budak seks
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd