Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

I hate myself for loving you

Bimabet
Part 2

"Menurut saya mas, secepatnya itu lebih baik karena katanya nggak baik kalo menunda-nunda pernikahan." ucap om Tyo yang paling bersemangat tentang pernikahan ini.

Om Prasetyo atau om Tyo memiliki badan yang jauh lebih kecil dari putrinya, dengan wajah yang teduh namun penuh dengan keriput yang menunjukan bagaimana dirinya kalah oleh putaran waktu. Dia memotong pendek rambutnya yang membuat uban uban diantara rambut hitamnya semakin jelas. Senyum nampak selalu hadir diwajahnya yang menunjukan bagaimana bahagianya akan semua ini.

Aku mengerti kenapa dia nampak begitu bahagia, semakin cepat pernikahan ini terjadi, semakin cepat utang budi yang dia miliki terhadap Ayahku akan terbayarkan. Aku masih tak tahu utang budi apa yang dia punya terhadap Ayahku, namun kuyakin itu cukup besar baginya untuk bisa menukarkan putrinya untuk membayar itu. Kehadiran istrinya yang setuju dengan semua perjodohan ini menambah keyakinanku atas besarnya utang budi yang dimiliki keluarga Frieska terhadap Ayahku, aku harus mencari tahu apa itu nanti karena dengan mengetahui utang budi apa yang mereka punya akan memberiku ide kenapa Ayahku mau setuju dengan perjodohan ini.

Tentu Ayahku tak serta merta setuju atas perjodohan ini karena dia ingin putra kesayangannya bahagia, pasti ada sesuatu yang diinginkan Ayahku dari ini semua dan aku harus tahu apa itu. Aku tahu om Tyo tak memiliki jabatan atau perusahaan yang cukup untuk membuat Ayahku mau menjadikan dia bagian dari keluarga besar kami. Tentu ini bukan bagian dari cara Ayah untuk menjalin kembali hubungan kami yang sudah rusak, Ayah tak membutuhkanku sebagai penerus perusahaannya, adikku Jonathan lah yang akan melakukannya, aku bahkan yakin Ayah membenci ide untuk mewariskan hartanya kepadaku. Lalu apa?

"Menurut kamu sendiri bagaimana nak?" tanya Ayah kepadaku. Haha, kuyakin dia ingin muntah setelah harus beramah tamah denganku. Aku harus memujinya untuk keingin kerasnya itu, apapun yang dia inginkan dari ini semua pastilah sangat berharga untuknya.

Ayahku menatapku dalam-dalam dengan bola mata coklatnya itu, dia bahkan tak mau membuang tenaganya dengan memasang wajah 'emosional'nya kepadaku, dia tahu itu tak berhasil kepadaku, aku kebal terhadap manupulasi emosinya karena kami memiliki bakat yang sama. Saat dia sadar bahwa dia telah menurunkan kutukannya itu kepadaku, saat itulah dia mulai membenciku.

Tanpa topeng 'emosi' yang selalu dipakainya didepan orang-orang wajah Ayahku tampak kosong. Wajah tuanya keras seperti marmer yang kami injak sekarang, tak ada jejak emosi di wajahnya, tak ada senyuman, tak ada api di bola matanya, tatapan benci pun tak terlihat. Ayahku yang selalu memakai topeng emosi setiap harinya, lupa apa itu emosi yang sebenarnya saat dia melepas topengnya. Untuk melengkapi topeng emosinya, Ayahku memotong rambutnya pendek dan menyisirnya kesamping dengan gaya klasik. Saat dia memakai topengnya Ayahku nampak berwibawa, belum lagi dengan setelah jasnya yang selalu rapi. Namun tidak sekarang, didepanku sekarang dia tak ubahnya sebuah manekin di salah satu toko Giorgio Armani.

"Aku setuju dengan om Tyo, lebih cepat, lebih baik." jawabku sambil memberikan senyuman kepada semua orang di meja makan. Mendengar jawabanku Ayahku dengan cepat membuang wajahnya, sepertinya dia sudah cukup mendengar apa yang dia butuhkan dariku.

Om Tyo dan istrinya tersenyum lebar mendengar jawabanku, sementara Frieska nampak mencoba menutupi parasaannya yang berkecambuk. Kuyakin Frieska masih tak sepenuhnya setuju dengan ini semua, terlebih setelah mengetahui bahwa pria yang dijodohkan dengannya itu adalah aku, yang membuatku penasaran apakah cara yang dipakai om Tyo untuk membuat Frieska mau melakukan ini semua. Apakah dia mengancam Frieska untuk mau melakukan perjodohan ini? "Kamu harus mau nikah dengan anak temen Ayah atau kamu tidak Ayah anggap anak lagi!" Ataukah dia menyerang Frieska dari sisi emosional? "Apa Ayah pernah minta hal lain dari kamu, cuma ini permintaan Ayah, menikahlah dengan anak teman Ayah itu." Atau mungkin Ayah Frieska dengan jujur mengatakan bahwa dia berutang budi pada Ayahku dan dengan menikah denganku maka untang budi itu akan terbalaskan "Ayah utang budi banyak sama keluarga mas Pram nak, cuma ini cara agar Ayah bisa membayar semuanya, Ayah tidak mau hidup sebagai orang yang tidak tahu diuntung." Aku juga harus tahu cara apa yang dipakai om Tyo untuk meyakinkan Frieska karena itu hal memberitahuku dua hal, yang pertama orang seperti apa om Tyo itu, dan yang kedua yaitu apa cara terbaik untuk memanipulasi Frieska.

"Kalo menurut kamu sendiri gimana cah ayu?" Tanya Ibuku pada Frieska. Ibuku menatap Frieska dengan bola mata hitamnya yang dipenuhi oleh rasa harap, meski di kedua sisi pinggir matanya sudah dipenuhi oleh keriput halus, tatapan mata Ibuku masih kuat dan penuh arti. Wajah bulat Ibuku membuatnya nampak lembut secara alami, ditambah rambut panjang hitamnya yang selalu diikat tinggi semakin menambah kesan wanita jawa tradisional, meski begitu Ibuku tak pernah mengenakan batik dan lebih memilih mengenakan gaun terusan polos dengan warna-warna lembut yang membuatnya nampak elegan.

"Aku...aku setuju dengan..dengan Chris, tante." jawab Frieska yang nampak sakit mengucapkan kata-kata itu. Kasihan.

"Kok tante, panggil Ibu dong kan sebentar lagi kamu juga jadi anak Ibu." balas Ibuku sebelum menepuk tangan Frieska dengan pelan.

"Iya, Bu maaf masih agak kaget."

"Iya Ibu paham, kamu juga Chris manggilnya jangan om Tyo tapi Ayah."

"Iya Bu, maaf." jawabku.

"Nggak apa-apa kok mbak, mungkin Chrisnya aja yang belum biasa, panggil om aja dulu juga nggak apa-apa." ucap om Tyo yang sekali lagi datang membelaku.

"Ya harus dibiasain dong." balas Ibuku lagi, kali ini om Tyo nampak tak berani menjawab perkataan Ibuku dan memilih untuk menundukan kepalanya. "Ya udah, ayo semua dimakan makanannya nanti kalo udah dingin nggak enak."

Setelah mendengar ajakan Ibuku itu, makan malam kami pun dimulai.
 
Part 3

Frieska terlihat cantik dengan gaun pengantin putih yang membalut tubuhnya, dulu aku sering membayangkan dia dengan baju pengantin berdiri disebelahku di pelaminan, dan sekarang mimpi itu menjadi kenyataan. Frieska terus mencoba menutupi betapa bencinya dia terhadap pernikahan ini, dia terus mengigiti bibir bawahnya, dia juga tak dapat memandang wajahku untuk beberapa saat sebelum membuang tatapan matanya kearah lain. Dia memang terus tersenyum, namun senyum yang dia berikan itu adalah salah satu senyum yang dia pelajari sebagai anggota jeketi.

Bicara soal jeketi, pengunduran dirinya yang tiba-tiba cukup membuat kehebohan di kalangan para fans. Banyak yang berspekulasi apa yang menjadi alasan pengunduran dirinya yang tiba-tiba, skandal adalah hal pertama yang mereka katakan menjadi alasan kenapa Frieska tiba-tiba pergi dari grup yang sudah menjadi bagian dari hidupnya untuk sekian lama, sebuah spekulasi yang cukup mudah dipahami darimana datangnya, sudah cukup banyak member yang keluar untuk alasan yang sama jadi mungkin saja Frieska keluar karena alasan yang sama. Spekulasi lain yang muncul adalah Frieska keluar karena dia bosan, dan merasa sudah cukup lama berada di jeketi. Sebuah spekulasi yang tidak seliar sebuah skandal namun seperti skandal, spekulasi ini mudah dimengerti datang darimana, Frieska adalah salah satu member paling senior di jeketi dan dia sudah menjadi anggota selama tujuh tahun. Banyak teman-teman satu generasinya yang telah memiliki hidup baru diluar dari jeketi, jadi banyak yang berspekulasi Frieska juga menginginkan hal yang sama sehingga dia memutuskan sudah saatnya dia menanggalkan embel-embel jeketi dari namanya.

Saat informasi pernikahanku dan Frieska tersebar sebuah pertanyaan besar muncul dikalangan para fans jeketi, bukan kenapa Frieska akan menikah satu minggu setelah dia mengundurkan diri dari jeketi, tetapi kenapa lelaki yang dinikahinya adalah aku. Kenapa Frieska mau menikah dengan fans yang menguntitnya pulang sehingga dia sampai melaporkan fans tersebut ke kepolisian, bukankah seharusnya Frieska menjauhi fans tersebut dan bukan menikahinya? Spekulasi lagi-lagi muncul, ada yang berspekulasi bahwa aku sudah memaksa Frieska menikahiku dibawah sebuah ancaman, mereka tak tahu apa yang kulakukan untuk mengancam Frieska namun mereka menyakini bahwa tak mungkin Frieska mau menikahiku dengan sukarela. Mereka benar soal tak mungkin Frieska mau menikahiku dengan sukarela, namun mereka salah soal aku harus mengancam Frieska untuk mau menikahiku. Spekulasi lain yang muncul adalah aku memperkosa Frieska hingga hamil dan pernikahan kami adalah cara untuk menutupi aib yang akan muncul jika Frieska melahirkan tanpa seorang suami, spekulasi ini secara liar menyebar begitu cepat sampai masuk kedalam acara gosip di TV nasional, Melody harus hadir dan membantah isu miring tersebut dan Ayahku mengirim beberapa pengacaranya untuk menuntut acara-acar gosip itu dan beberapa TV nasional yang menayangkannya, isu itu akhirnya padam setelah acara-acara gosip itu meminta maaf karena telah menyebarkan isu miring soal rencana pernikahanku.

Seperti yang diharapkan pesta pernikahanku berlangsung meriah, Ayah mengundang banyak relasi dan rekan bisnisnya ke pesta pernikahanku, memperkenalkanku kepada beberapa rekan bisnis dan relasi yang belum kukenal dan mengingatkanku kepada beberapa yang mungkin kulupa karena sudah lama tak bertemu. Banyak dari mereka yang sudah kukenal saat Ayah masih menganggapku calon penerusnya dan sekarang dia memperkenalkanku kepada beberapa karena dia tak ingin rekan bisnis dan relasinya tahu bahwa hubungan kami berdua sudah hancur berantakan. Frieska mengundang semua member jeketi dan mantan member yang masih berhubungan baik dengannya. Beberapa member yang mengetahui kasusku dan Frieska nampak tak begitu nyaman saat berbicara denganku dan hanya berbicara seperlunya saja, beberapa bahkan mencoba menghindariku, ya tak seperti aku menyalahkan mereka. Beberapa mungkin masih tak percaya dan sejauh yang aku tahu Frieska belum menjelaskan kepada siapa pun alasan kenapa dia mau menikah denganku, mungkin membalas utang budi yang dimiliki orang tuanya terdengar memalukan baginya atau mungkin dia masih memikirkan alasan yang cukup bagus bagi teman-temannya itu. Aku sendiri? Aku tak peduli apa yang mereka pikirkan tentangku, jika ada yang bertanya maka akan kukatakan pada mereka bahwa Frieska baru menyadari bahwa akulah cinta sejatinya, ya tak seperti aku peduli jika mereka akan percaya dengan alasan itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd