MALAM YANG SUNYI
“ Satuan Reskrim Poltabes Palembang dibantu Satuan Gestapo Negara Bagian Sumatra Selatan berhasil menggagalkan penyandraan seorang gadis keturunan Korea , yang dilakukan oleh oknum Angkatan Darat . Sang Hakim Jalanan , “ Helm putih “ yang diketahui bernama Roni Simatupang , terpaksa ditembak mati karena menolak menyerahkan diri kepada Petugas ..... “
“ Sementara masih di Kota Palembang , Edi Koboi diduga terlibat penembakan terhadap belasan Anggota Angkatan Darat dan perampokan uang tunai sebesar 10 juta Euro .... “
Berita-berita itu ditayangkan pada warta berita subuh dan langsung viral di seluruh Media. Inisialku , Edi Koboi naik menjadi baris pertama DPO di seluruh negara bagian. Namun aku lega , paling tidak Jisun baik-baik saja. Aku menukar mobil bmw x7 itu dengan mobil Yaris milik temanku. Bengkel disegel polisi begitu juga dengan apartemenku di Jakabaring. Aku tidak punya siapa-siapa sedangkan polisi dimana-mana dan diberi perintah untuk menembak mati di tempat. Si helm putih itu rupanya pemuda batak , salah satu orang Herman yang tidak puas dengan atasannya itu.
Pagi itu, aku berkendara menggunakan jaket hoodie dan masker, ke seberang jalan rumah Jisun. Aku melihat dia , duduk di balik jendela , mengobrol dengan Xiao xiao , Anna dan gadis-gadis lainnya. Aku ingin turun , menyapanya dan mungkin memeluknya jika aku bisa , namun polisi berjaga diluar. Saat polisi mulai melirik-lirik mobilku, aku segera pergi ke tempat yang disarankan oleh temanku.
Meski bukan siapa-siapa , teman-temanku menyarankan jika aku ingin menjatuhkan Herman dan keluarganya , maka aku tidak bisa melakukannya sendiri. Ada satu nama yang menjadi musuh besar Herman , seorang pengusaha kecil dari Negara Sumatra Utara , Toni Situmorang.
Di tahun 2020 , Orang tua Toni , mengakuisisi gedung Heaven land atau lebih dikenal , gedung HERO di komplek IBP. Di saat yang sama , Herman muda sebenarnya ingin mengakuisisi seluruh komplek IBP dan membangun sebuah komplek Mall dan Apartemen di sana. Perselisihan terjadi hingga akhirnya orang tua Herman , yang saat itu sedang hebat-hebatnya , membunuh Orang Tua Toni di Medan namun pada akhirnya , mereka tetap gagal mengakuisisi gedung tersebut. Puluhan tahun berlalu , Toni Dewasa masih menjadi pengusaha namun ia tidak punya apa-apa selain gedung tersebut. Meskipun Heaven Land hanyalah Hotel dan Diskotik kecil-kecilan , Gedung Tua ini adalah tulang punggung Toni untuk membalas denda kepada Herman Wirajaya.
Saat aku tiba di Hero , pengamanan gedung itu tidak terlalu ketat . Hanya ada beberapa Satpam dan beberapa orang duduk-duduk di parkiran belakang. Pintu depan sudah ditutup karena hotel itu sudah bangkrut , hanya diskotik kecil di rooftop yang masih buka , itu pun tidak setiap malam. Mereka tidak menegurku saat aku masuk melalui pintu belakang . Jika Herman mau , ia bisa saja membunuh orang ini kapan saja tapi sepertinya Herman tidak terlalu peduli.
“ Edi koboi ! Datang ke Diskotik aku , bawa pistol pula! Alamak , untung kali aku ! Hahahaha “
Ia seperti sudah tahu kalau aku akan datang ke tempatnya. Ia hanya berdua di diskotik itu , bersama seorang temannya yang ternyata salah satu orang paling dicari di Indonesia , Rome, yang saat itu masih terlihat muda. Kukira orang ini sudah melarikan diri ke Amerika.
“ Aku ramal kau datang kesini , mau minta bantuan aku kan? “ Aku tidak punya pilihan lain selain mengakuinya.
“ Begitulah , jadi aku gak perlu repot-repot lagi menjelaskannya kan? “ jawabku. Toni lalu memintaku duduk di kursi bersamanya. Ia menawariku minuman dan rokok namun aku menolak. Kami pun langsung ke pokok pembicaraan.
“ Saya mungkin terlihat menyedihkan , tapi kalau ada orang yang bisa bantu kamu menjatuhkan Herman , orang itu aku. Tapi kalau urusan kamu jadi urusan aku , maka urusan aku juga jadi urusan kamu “ aku pun paham kalau yang ia maksud adalah ia tidak ingin membantuku secara Cuma-Cuma.
“ Kamu tahu , Hotel dan Diskotik ini sudah seperti anak aku sendiri. Cuma inilah peninggalan dari mendiang Ayahku . Dan aku ingin anakku ini , terbang mengorbit bumi seperti satelit . Aku ingin membuktikan pada Dunia kalau aku bukan pecundang. Maka dari itu aku ingin uang tunai dua juta Euro. [/I]( Sekitar 34 miliar Rupiah ) Karena aku dengar , kamu baru dapat “ pesangon “ ..... “
Bukan hanya aku saja yang terkejut, tapi Rome yang saat itu duduk semeja dengan kamu juga terkejut. Memang aku baru saja merampok 10 juta Euro milik Santoso, tapi 2 juta Euro bukan uang yang sedikit . Bahkan 50 euro saja sudah sangat banyak bagiku.
“ Tapi semua kembali sama kamu , toh , yang bisa mengamankan uang-uang itu , cuma saya , atau kamu boleh simpan uang-uang itu selamanya di mobil kamu “
Aku tidak punya banyak pilihan. Kami bertiga bersama-sama mengambil tas-tas yang berisi uang tunai 10 juta Euro dari mobilku , dan Toni segera mengambil bagiannya.
“ Senang bekerja sama dengan anda , Edi Koboi , sekarang permisi , saya harus berkendara ke swirtzerland sekarang juga “
“ Berkendara? Maksud Anda ? “
Toni hanya tertawa terbahak-bahak. Sulit sekali memahami perkataan si pemabuk ini. Toni bersama Sopir dan Istrinya lalu menenteng tas-tas yang berisi uangku itu ke rooftop , namun mereka melarangku ikut keluar. Toni berjanji ia akan membuatkan aku identitas baru sehingga satuan cyber polri tidak akan bisa melacakku. Aku sempat bingung bagaimana bisa mobil Mercy berada di rooftop diskotek ini. Saat itu juga tak sengaja tas jinjingku terjatuh, dan ketika aku berdiri, mobil mercy itu sudah menghilang.
“ lho? Mana Bang Toni tadi?” Namun Rome hanya diam mengacuhkanku. Selain aku , Rome dan keluarganya juga bersembunyi di sini. Hanya saja , mereka tidak bicara banyak. Rome sepertinya tinggal sendirian di diskotek sedangkan istri dan anaknya aku lihat tinggal di komplek rumah susun perumnas. Sedangkan aku menginap di ruang pribadi Bang Toni yang secara mengejutkan , sangat mewah seperti kondominium.
Toni menugaskan sekretarisnya untuk memenuhi segala kebutuhanku. Termasuk sex. Namun saat aku melihat sendiri kalau sekretarisnya itu Laki-laki, dari sanalah aku tahu kalau Bang Toni ini , rupanya MAHO. ( Kok mirip GAY TONY di GTA ya? ) Mungkin lebih tepatnya bisex , karena istri bang Toni ini sebenarnya cantik dan sexy juga. Itu sebabnya daripada menyuruhnya memenuhi kebutuhanku , aku menyuruhnya pergi jauh-jauh karena aku ingin sendiri. Ia sempat menawari apakah aku ingin dilayani oleh perempuan saja? Tapi aku menolak karena aku benar-benar ingin sendiri.
Selama Bang Toni pergi, selama itu juga aku diam merenung di ruang tertutup itu. Menyesal? Ya, sebenarnya aku menyesal. Aku ingat sebenarnya hidupku sudah baik-baik saja sejak aku pindah ke Palembang. Aku sempat punya bengkel, aku sempat punya pacar cantik dan manis seperti Jisun , aku sempat hidup tenang tanpa gangguan dari siapapun. Lalu aku membunuh kerabat Santoso , mengundang perhatian polisi dan orang-orang Herman, dan lebih sakitnya lagi , aku melihat Xiao xiao jatuh cinta dengan pria lain. Aku bahkan hampir dibunuh oleh si helm putih gila itu, tapi aku senang akhirnya ia mati di tangan polisi. Meskipun kematiannya akhirnya mengundang kemarahan para netizen , yang beranggapan kalau Polisi tidak seharusnya membunuh bajingan ini.
Paling tidak sekarang , aku sudah membunuh Santoso dan membawa lari uangnya. Namun aku hampir membahayakan nyawa Jisun . Ia bisa saja dibunuh hari itu. Bukan aku, tapi malah justru pria lainnya yang menyelamatkannya. Aku buka komputer pribadi Toni, lalu kukunjungi profil Jisun dengan akun sosial media Tony. Aku tidak punya lagi foto dirinya karena aku membuang handphone dan dompetku. Aku cetak foto Jisun untuk kenang-kenangan dan saat itu pula kupejamkan mataku , menarik nafas dalam-dalam, dan pada akhirnya aku sadar , akan lebih baik jika aku melepaskannya , demi kebaikannya sendiri. Aku menyesal karena aku terlalu serakah. Aku menyia-nyiakan kasih sayangnya , karena aku diam-diam lebih menyukai Xiao xiao. Sekarang, aku harus kehilangan mereka berdua. Kutulis sepucuk surat yang isinya cuma kalimat “정말 미안해“ ( maafkan aku ) dan tanda tanganku. Kupinta Sekretaris Bang Toni untuk mengantar surat ini secara rahasia ke alamat Jisun. Aku bahkan terpaksa mengirim surat tertulis , agar polisi tidak melacakku.
Pada akhirnya, aku kehilangan segalanya. Selama berhari-hari aku terdiam di diskotik itu sendirian. Di komputer itu , masih terpampang akun profil Jisun , karena hanya lewat itulah aku masih bisa melihat kabar darinya , meskipun secara tidak langsung. Polisi berkesimpulan bahwa Santoso adalah Otak penculikan itu , dengan motif dendam. Si helm putih , yang sebenarnya menyelamatkan Jisun , terpaksa di tembak mati karena menolak menyerahkan diri dan berusaha kabur dari petugas. Namun saat itulah , entah bagaimana aku tidak sengaja menekan tombol panggilan video , dengan mouse wireless yang masih kupegang di tanganku.
“ Koh ? ...... koh Edi .... “
Aku mendengar suaranya , tapi kukira itu mimpi karena saat itu aku sedang tertidur. Saat aku bangun , barulah aku sadar kalau aku sempat bertelepon video selama hampir setengah jam. Untungnya , aku sempat membuka kembali rekaman video itu , dan melihat reaksi Jisun ketika melihatku. Aku melihat ia menangis , mengumpat , dan memerahiku dengan bahasa mandarin. Aku justru tersenyum melihat ia seperti itu. Ia terus mengumpat sampai pada akhirnya , ia menangis tersedu-sedu dan memohon.
“ Koh... Aku ingin kita pergi aja .... aku .... aku gak sanggup sendirian karena.... karena aku udah suka kokoh dari kita ketemu di bengkel itu ..... aku udah terima surat kokoh dan aku mau banget maafin kokoh asal , kokoh mau berubah... aku gak pengen kokoh tidur sama cewek lain lagi. Aku gak rela kokoh suka sama Xiao xiao... aku gak mau Kokoh bunuh orang lagi.... aku.. aku ingin kita berdua hidup tenang aja , kayak orang lain di luar sana.... Kalau Kokoh serius, aku tunggu kokoh di stasiun Kertapati besok malam, aku pake gaun merah dan topi putih yang kita beli di Pasar 16 .... “
Dan video itu terhenti. Seolah dibakar oleh api asmara, aku ingin lari menjemputnya saat itu juga, lalu membawanya pergi dari kota ini. Tanpa pikir panjang aku langsung bangkit dari sofa itu dan saat aku keluar, diskotik itu sudah jauh berubah dari sebelumnya. Meja-meja mewah , lampu-lampu yang berkilauan , minuman-minuman mahal, musik-musik EDM yang menggelegar. Hanya dalam hitungan hari, diskotik itu seolah terlahir kembali. Tiba-tiba saja sudah ada ribuan orang disini. Diskotik ini bahkan berani memutar lagu-lagu yang sudah dilarang di Indonesia . Bahkan aku terkejut saat melihat DJ nya ternyata bule dari Amerika Serikat. Sungguh jauh berbeda dengan diskotik milik Theo yang terpaksa memutar lagu lokal dan lagu-lagu eropa.
“ Hueeee ini dia pahlawan kita , EDI KOBOI!!!!!”
“ Bang Toni? Kapan pulang? “
Tiba-tiba saja Bang Toni muncul dengan lima cewek cantik berpakaian minim. Kelima cewek itu langsung menjerit dan berlari mengerubungiku.
“KYAAA!! EDI!!!”
“ Nah Edi, cewek-cewek ini ngefans berat ama elo dan pengen banget ngentot ama elo! “
“ APAA?!” aku langsung melepaskan diri dari mereka. Aku hanya mengenal salah satu dari mereka , Putri Juby, Model bugil paling terkenal di seluruh Negara Bagian. Sisanya , aku sama sekali tidak mengenalnya.
“ Bang , gue gak bisa tidur ama mereka. Gue harus pergi .” jawabku. Bang Toni akhirnya tertawa terbahak-bahak dan kelima gadis ini kecewa berat.
“ HAHAHAHAHAHA! Udah gue bilang, EDI KOBOI mana naksir sama memek lokal ! HAHAHAHAHAHAHA ! SEKARANG! MINGGAT!! “
“ GAK MAU!! MAUNYA DIGOYANG!” Dan gadis-gadis itu tiba-tiba menarikku lagi.
“SREET!” Bahkan kali ini, gadis-gadis itu langsung melepaskan celanaku , membuat penisku berdiri tegak di tengah umum.
“WOOW!” Ucap mereka terkejut.
“ EDI KOBOI SUKANYA SAMA CEWEK IMPOR!! NIH BUKTINYA!!” Dan Bang Toni pun langsung menarik dua model chinese yang rupanya juga tertarik denganku. Geram , aku langsung melepaskan diri dan menyeret Bang Toni.
“ JANGAN-JANGAN!! ELU MAUNYA AMA AKU YA?!!!!” Aku pun makin kesal bukan kepalang.
“ BUKAN BANG!! GUA BENERAN HARUS PERGI!” Bang Toni terkejut dengan perkataanku. Ia mengambil kembali celanaku yang sudah ditangan gadis-gadis itu, dan langsung mengajakku ke ruang pribadinya. Ia rogoh tasnya , dan memberikan buku cek , kartu atm , dan buku tabunganku yang di sana tertulis nama “ Joshua Tan”
“ Ini paspor baru, dan rekening baru elu. Banyak orang yang beranggapan kalau paspor baru , itu artinya kehidupan baru. Gue ngerti , daripada ngadepin masalah lo yang rumit itu, elu memilih pergi mungkin demi elu sendiri , atau demi orang kesayangan elo. Its okay , itu pilihan elu. Tapi cepat atau lambat , orang kayak Herman itu pasti bisa nemuin elu, walaupun elu sembunyi di Eropa sekalipun. “
Aku mengerti dia cuma ingin mengingatkan kalau lari dari Herman , mungkin bukan keputusan yang tepat . Tapi saat itu , aku sangat dibutakan oleh cinta. Dengan angkuh aku menggeleng kepalaku. Dan mengatakan kalau
“ Gua tahu apa yang gua lakuin bang , gua bukan Edi si manja , kayak yang dibilang oleh Herman “
“ Aku gak bilang elo manja , tapi maksud aku ... “
Aku mengacuhkan Bang Toni dan segera pergi meninggalkan diskotik. Aku sempat berpapasan dengan Rome , dan dia sendiri sepertinya sempat bingung kenapa aku pergi secepat itu. Aku langsung masuk ke dalam mobil dan secepat mungkin pergi ke stasiun Kertapati. Meski polisi di mana-mana, dengan paspor dan identitas baru yang diberikan oleh Bang Toni , aku bisa berkeliaran bebas tanpa harus takut terlacak oleh polri. CCTV dan segala alat keamanan polri akan mengenaliku sebagai orang lain bernama “Joshua Tan” , dan polisi-polisi dipinggir jalan , akan mengacuhkanku asalkan aku tidak berpenampilan seperti Edi Koboi. Aku bisa pakai kumis atau jenggot palsu seperti di paspor, atau , aku bisa dengan simpelnya mengenakan maskor dan penutup kepala seperti Hoody dan topi. Tentu saja amat sangat membantu jika aku tidak terlalu sering ke tempat umum karena cepat atau lambat mereka bisa mengenaliku.
Saat di kertapati, akhirnya aku melihat Jisun berdiri di pintu kedatangan dengan gaun merah dan topi bundar berwarna putih. Mataku langsung berkaca-kaca dan ia tetap mengenaliku meski aku mengenakan masker dan topi. Kuhampiri dia , dan langsung kupeluk dia erat-erat. Ia pun menangis dipelukanku. Aku tersenyum bahagia di balik masker itu. Kami saling bertatap muka, dan sambil menangis ia berkata
“ Aku gak bawa koper supaya Anna dan yang lain gak tahu kalau aku minggat .” Aku justru tertawa
“ Tidak apa-apa , nanti di sana kita beli lagi... “
Gadis-gadis yang lain muncul. Aku melihat Dian, Kirana dan yang lain. Jisun menangis. Mereka berlari dan mereka pun berpelukan
“ Jisun!”
Mereka semua menangis. Suasananya menjadi haru. Ini perpisahan yang tak kami duga. Seketika aku lupa jika semua orang mencari kami.
“ Maafkan aku kawan. Aku harus pergi”
Bisik Jisun
“ Jisun-ah. Mulai hari ini kamu, kokoh Edi harus bahagia ne? Mulai hidup baru. Lupain apa yang terjadi di sini. Doa kami selalu sama kalian”
Suasana makin haru. Jisun memeluk mereka satu persatu. Dian mendekatiku, lalu berkata
“ Jaga Jisun ya. Aku mohon”
Aku mengangguk. Kami melambaikan tangan tanda kami akan berpisah
“KRIIIIIIIIING!!!!!”
Dan alarm tiba-tiba saja berbunyi. Aku sempat ketakutan karena kukira mereka mengetahui keberadaanku . Jisun juga tak kalah ketakutan
“ Kokoh!!!” ia menangis memelukku.
“DUAAAAR!!”
Dan tak lama , bom mobil meletus di jembatan Ogan Lama. Bom itu sangat kuat sehingga jembatan peninggalan Belanda itu sampai terputus. Jisun sampai berteriak ketakutan dan polisi langsung berlarian ke jembatan.
“ EDI KOBOI!!! ADA EDI KOBOI!!!”
Aku terkejut karena mereka meneriaki namaku, tapi aku bingung karena mereka justru berlari ke jembatan itu. Mereka sepertinya tidak tahu kalau aku berdiri di stasiun itu. Aku dan Jisun segera masuk dan melarikan diri dengan kereta cepat yang berangkat tak lama bom itu meledak. Gadis-gadis yang lain naik kereta berbeda. Di masa depan, kereta KAI berjalan otomatis sehingga apa pun yang terjadi, kereta tetap berangkat sesuai jadwal. Banyak penumpang dan pegawai yang tertinggal di luar karena lupa kalau kereta tetap berangkat sesuai jadwal. Dan karena itu lah kami bisa menyelinap masuk dan duduk hingga sampai ke tujuan pelarian kami, Bandar Lampung.