Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Istriku Jilbaber Alim, Pasrah Ditangan Kang Pijat.

Apakabar para suhu semproters, semoga senantiasa sehat selalu. Maaf baru update, mumpung long weekend. Pada part ini menjawab apa yang telah terjadi di Kota M, dan bagaimana sikap istriku sepulang dari Kota M. Yuk simak

“Ya sudah Yang, nanti kita akan mampir ke coffee shop-nya Heri, sekalian tanyakan sore ini dia sibuk tidak, tapi beneran kamu mau dipijat Heri, nanti Heri ga bisa mijat kamu dengan baik” jawabku merespon pertanyaan istri untuk dipijat Heri sore ini.
Istri : “Ya gimana lagi Mas, habis selama ini aku rasain itu tenaganya beda dipijat Bibi atau Mak Imas”

Aku : “Lagian kamu kalau dipijat Heri yang ada hanya seketar totok saraf aja”

Istri : Totok saraf maksudnya?

Aku : “Ya Heri kan ga bisa gosok badan kamu seperti heri pijat aku, bisa pakai minyak urut, di gosok punggungnya, otot, sama persendiannya. Kalau mijat kamu kan ga bisa gitu Yang”

Istri : Siapa yang mau pakai minyak urut, ihh bau. Tapi benar juga sih Mas. Ya sudah deh Mas, nanti dipijatin kamu aja deh.

Istri : Eh, tp kasihan kamu mas, udah ngasuh dede selama berhari-hari ini.

Aku : Ya sudah ga apa-apa, nanti aku pijatin Yang, tunggu Dede udah bobo dulu ya.

Sejenak kemudian istriku diam, ditengah perjalanan telefon istriku bergertar, ia membuka tasnya dan melihat siapa yang mengontaknya, panggilan telefon tersebut diabaikan dan ia kembali menutup resleting tasnya. 10 menit kemudian telefon itu kebali bergetar, istriku melihat sebentar dan kembali tidak merespon panggilan itu. Ia memilih menyandarkan kursinya dan memirikan badannya lalu mengelus anak kami yang tertidur di kursi belakang. Meski penasaran siapa gerangan yang menghubungi istriku, aku memilih tidak menanyakan dan bersuaha tetap terlihat cuek dan cool soal panggilan telefon di HP istriku itu. Memang sejak setelah menikah, kami tidak pernah mebuka isi maupun konten satu sama lain HP masing-masing, kecuali kemarin saat aku mengintip isi pembicaraan istri di Whatsapp istriku melalu laptop yang ia tinggalkan.

Aku merasa dahaga dan ingin meluruskan kaki setelah 2 jam lebih mengemudi dari Serang, kulihat istriku sudah memejamkan mata, kutepikan mobilku di Rest Area toll, “Aku mau beli minum dulu Yang, sama jajan tahu Sumedang sambal kecap”, ucapku pada istriku, entah istriku sudah tidur atau belum, tapi ia tidak merespon ucapanku. Aku mendapat slot parkir yang agak jauh sekitar 50 meter dari minimarket dan outlet penjual tahu pong sumedang, setelah kuparkirkan mobilku, segera kubuka sedikit jendela mobilku agar istri dan anaku tetap mendapat asupan oksigen yang cukup saat mobil terparkir dalam keadaan mesin dan AC menyala.

“Mas minta sambal kecapnya yang banyak ya” ucapku kepada penjual tahu pong sumedang, sambil kusodorkan uang 20 ribu untuk membayar tahu sumedang. Aku duduk sebentar di kursi yang tesedia di outlet tahu, dan makan beberapa tahu dan minum beberapa teguk softdrink yang kubeli di minimarket. Kira-kira dari jarak 20 meter saat aku sedang berjalan kembali menuju mobil, aku melihat istriku sedang menyandarkan kepadanya dijendela sambil ngobrol, rona wajahnya ceria, penuh senyum dan nampak obrolnya yang asik. Siapakah gerangan yang menelefon dia, apakah orang yang dia abaikan saat masih dijalan tadi? Entahlah, siapa yang menelefon, aku memilih menyembunyikan diri dibalik mobil pengunjung lain yang sedang parkir, dan mengamatinya dari jauh, sudah 5 menit menunggu, panggilan itu belum berakhir, “ah apa aku masuk aja kemobil, mungkin itu telefon dari teman-teman kantornya yang sekarang masih makan-makan di Serang”, gumamku sendiri, setelah itu aku keluar dari titik tidak terlihat oleh mata istriku dan melangkah ke arah mobil, istriku langsung melihatku, ia masih melanjutkan obrolannya di telefon dan sekira jaraku hanya 10 meter, ia sudah mengakhiri telefonnya. “Duh, siapa tuh yang telefon, kenapa aku datang dimatikan, apa memang pembicaraannya kebetulan selesai pas aku sudah datang?” kesahku dalam hati sambil penasaran.

“Lho kirain aku lagi tidur Yang, makanya tadi ga kutawarin mau minuman apa, jadinya kubelikan aja deh kopi kaleng kesukaan kamu”, tegurku kepada istri yang tangannya baru saja memasukan HP kedalam tas, “ih makasih mas, emang aku mau kopi biar ga ngantuk dan bisa nemanin kamu nyetir.

Mobil sudah kembali melaju, kami 5 menit dari rest area, istriku meraih tanganku, ia genggam tangankiriku, sementara tangan kananku mengentalikan kemudi mobil yang kukendarai. Genggamannya begitu, lembut, terasa hangat, dan beberapa kali ia mencium dan mengisap aroma kulit tanganku. Inilah uangkapan sayang, dan cinta istriku kepadaku, ia jarang menggunakan kata-kata aku sayang kamu, cinta kamu, ataupun bahkan kata-kata romantis lainnya, namun ia selalu menciumku pada pipi, dan tanganku saat ia merasakan getaran cintanya padaku. Aku menyukainya, biasanya setelah itu aku lepaskan genggamannya dan mengarahkan telapak tanganku ke kepalanya, ku elus-elus, dan kembali meraih tangannya, kuarahkan tanganya ke hidungku dan kucium tangan hangat istriku, seperti ini lah yang aku lakukan kepada istriku untuk membalas ungkapan cinta secara nonverbal. Ia menatap ku yang sedang fokus menatap kedepan jalan, sesekali aku toreskan pandanganku kematanya. Ekspresi yang begitu tulus, ia menatapku dengan penuh ketulusan.

Disaat kami saling bergenggaman tangan, istriku memecah kebisuan kami “Mas, kamu pasti capek, aku ga tega jangan kamu deh yang yang mijatin aku, kalau yang mijat aku tetap Heri gimana mas, soalnya kemarin aku rasain banget dibadan enteng?” tanya istri kepadaku, yang sekaligus secara tidak langsung juga memohon persetujuanku.

Aku : Kamu mau pakai mintak urut GPU ayah? Emang mau bau badan

Istri : “Ye, ya enggaklah Mas, baunya nyengat ga enak, udah gitu panas dikulit. Waktu itu aja yg wktu diurut lengenku sama mas pake itu panasnya 3 jam baru reda, baunya dih nempel terus”

Aku : “Lha terus kamu mau pake apa? Minyak telon?, bimoli sama bawang merah, seperti ramuan mama kamu buat dede kalau lg sakit”

Istri : “Ya bukan itu juga lah mas, aku mau pakai body lotion aja.”

Aku : “Lha kamu serius, nanti mau dibalut kemben sarung, ga pake BH sama sempak kayak dipijat sama Mak Imas. Panas dingin donk ayah entar, cemburu dong aku entar, kan Heri juga manusia nanti kalau khilaf gimana?”. Candaku kepada istriku menanggapi keingingannya dipijat pakai Boddy lotion

Istri : “ih astagfirullah Mas, ya enggak begitu juga kali mas, aku juga malu lah pakai kemben sarung. Nanti aku mau pakai daster lengan pendek, sama bawahannya selutut, pakai handukjuga ditutupin, biar ga keintip. Lagian kan kamu disamping aku kan masn nanti?”

Aku : Oh… iya…iya aku baru nyadar Yang, tapi kita lihat dulu Herinya mau gak? Kalau nanti Heri ga ada atau Heri ga bisa ya udah jadi risiko aku buat mijatin kamu ntar malam.

Mobil kami melaju ke kota D tempat Heri biasanya tinggal, disebuah ruko kecil yang ia jadikan coffee shop dimana ia dan adiknya yang jadi barista, kasir, sekaligus pramusajinya. Siang itu coffee shop belum buka, aku parkirkan kendaraan didepan ruko yang roling dor-nya terbuka sedikit dibagian tengahnya, terdengar suara musik yang pastinya sebuah Band Indie yang idealis dan saya tidak tahu siapa penyanyinya, musik ini mungkin diputar oleh adik Heri. Aku melongok ke rolling dorr yang terbuka sedikit itu dan ucapkan salam, langsung seketika musik dikecilkan dan terdengar sahutan dari Norman, adik Heri yang masih kuliah di kampus yang tidak jauh dari kampusku dahulu. “Eh ada Bang XXX, walaikumsalam abang, masuk bang, maaf belum buka jadi kursi masih pada numpuk didalam, ntar sore jam 4 baru buka” ucap norman sambil mencium tanganku.

Aku : Heri mana?

Norman : “Lagi keluar bang, dari pagi tadi katanya mau belanja, paling telat nanti jam 3 sudah pulang, abang telp aja Bang”

Setelah 3 kali ku telp tidak terangkat, akhirnya aku menitipkan pesan kepada Norman untuk menyampaikankepada Heri jika tidak repot suruh datang kerumah jam 8 malam.



***

Sesampainya dirumah, kami disambut oleh Bibi yang mengasuh putra kami, “Bi tadi paketnya udah dateng belum?” Tanya istriku tentang paket yang dijadualkan sampai siang tadi.

Bibi : Sudah Bu, sudah langsung sy cuci juga, sekarang lagi dijemur.

Selanjutnya istriku langsung masuk kerumah dan mengeluarkan pakaian kotor, sementara istriku sibuk dengan barang bawaannya, aku masih gelisah, penasaran tentang siapa yang menelefon dan apa yang diobrolkan di mobil saat di rest area toll tadi siang? Kesemtapan yang kunantikan akhirnya datang, istriku pergi mandi, dan segera kutitipkan anakku kepada bibi yang sedang bersiap diri untuk pulang. “Bi titip dede sebentar ya bi, 10 menitan, baru setelah itu bibi pulang deh.” Ucapku kepada Bibi.

Aku menuju kamar, aku ambil laptop istriku dan pergi ke atas loteng yang biasa digunakan untuk jemur baju atau menikmati senja dan malam hari sambil duduk di kursi payung ala kafe.

Banyak sekali notifikasi panggilan tidak terjawab yang ada di kontak istriku hari ini, 2 panggilan diantaranya dari Zakky. Istriku mengabaikan banyak panggilan masuk, lalu siapa yang menelefon tadi. Yang mengejutkanku adalah isi pesan yang membuatku bergetar.

Berikut isi WA istri dengan Zakky pada hari Kemarin sebelum saya jemput :

WA Zakky : Assalam Mba Putri, sudah sampai Mba?

WA Istriku : Walaikumsalam Bang, alhamdulillah sdh sampai

WA Zakky : “Duh senangnya mba kalau sudah sampai, biarpun Mba Putri sudah jauh tapu masih melekat dan selalu terngiang-ngiang kenangan semalam, Mba Putri gimana sama seperti sy ga? ”

WA Istriku : “Apaan sih jangan dibahas ah, ini aku harus pakai plester dileher, alasan apa aku ke suamiku nanti?”

WA Zakky : “Maaf habis ga nahan, Mba Putih sekali. Kok belum dijawab? Mba Putri terngiang-ngiang juga ga?”

WA Istriku : “Gimana ya… Ya gitu lah J lagian ini ngomong apaan sih, sy bilang jangan dibahas”

WA Zakky : Pulang kapan Mba. Jadi pulang besok?

WA Istriku : Sekarang suamiku lagi OTW mau jemput

WA Zakky : “Wah dobel donk, awas ntar beda rasa bingung”

WA Istriku : “Apaan sih, udah jangan bahas lagi”

WA Istriku : “Anyway, suamiku tak tergantikan is the best. Udah ya sy mau dijemput sama cintaku”
WA Zakky : “Kok sy jadi iri ya Mba” Selanjutnya itu WA terakhir hari itu dan tidak dibalas lagi oleh istriku.


WA hari berikutnya Setelah saya jemput saat masih di hotel dan perjalanan pulang


WA Zakky : Assalamualaikum Mba Putri, met pagi

WA Istriku : “Salam Bang, sorry sibuk ga buka-buka HP, habis seharian ngedate sama cintaku”

WA Zakky : “Wah Mba Putri bikin iri saya terush Mba, jadi keramas lagi donk Mba? Mba Putri combo ya kemarin udah 2x sama aku, sekarang nambah lagi” Setelah membaca pesan ini, istriku terlihat tidak suka.

WA Istriku : “Bang sudah, jangan bahas lagi, sy ga suka”

WA Zakky : “Siap, Maaf Mba Putri” Selanjutnya istriku tidak membalas WA tersebut, dan baru dibalas beberapa jam berikutnya, mencocokan waktu terkirim pesannya, ku ketahui istriku membalas WA Zakky saat kami sedang di rest area.

WA Istriku : “Assalam Bang Zakky,

Ini tidak benar, tujuan ku datang ke Kota M adalah untuk menindaklanjuti peluang joint usaha xxx temanmu Pak xxx, namun yang terjadi disana melebihi tujuan awal kita, keakraban kita akhirnya membawa kita ada tindakan amoral diantara kita, bukan salahmu saja, itu juga salahku. Selanjutnya untuk pertemuan peluang usaha itu jika masih memungkinkan kita jumpa di Jakarta.
Demi kemaslahatan, sementara saya block kontak Bang Zakky.

Salam.”

Selanjutnya saya cek di profil WA Zakky, tampak bahwa kontak Zakky sudah diblokir istriku, karena ada pilihan menu buka blokir pada tampilan profil WA tersebut.

Aku menyadari, sepertinya istriku mengalami penyesalan telah melakukan hal yang ia anggap telah menghianatiku, sehingga malam itu di hotel, ia menawariku sex meskipun ia lelah, yang akhirnya ku tolak karena ia lelah, istriku terlihat tulus mencintaiku saat itu, mencium pipi ku berkali-kali dan mengalus rambutku saat tertidur. Kami tidur menyilang di bed hotel agar lebih lebar untuk bertiga, malam itu ia rela memindahkan posisi tidur anak kami yang tadinya ditengah diantara kami, dipindahkan ke tepi ranjang bagian atas yang memiliki penghalang agar tidak jatuh, sedangkan istriku memilih tidur ditengah agar bisa disampingku dan memeluku sepanjang malam. Seandainya ia tahu, bahwa suami tercintanya memiliki fantasi cuckold, fantasi yang bergairah saat tahu ataupun melihat istrinya dijamah pria lain, apakah istriku masih mencintaiku? Sy tidak tahu, dan saya memilih pura-pura tidak tahu juga apa yang terjadi antara dia dan Zakky, dan menyembunyikan fantasi ini serapat mungkin.

Aku terkejut juga, istriku telah melakukan persetubuhan itu dua kali malam itu, seandainya aku disana dan melihatnya, mungkin jiwa cuckoldku bisa hancur dan berganti menjadi cemburu buta, karena aku sendiri rata-rata hanya melakukannya 2 kali sebulan, dan kemarin istriku bisa melakukannya 2 kali dalam semalam.

Segera kumatikan dan kututup laptop itu, aku simpan didalam kaosku agar tidak terlihat, aku menyusuri tangga sambil melihat-lihat kondisi kamar, duh sial ternyata istriku sudah selesai mandi dan sekarang ia ada di kamar. Sy khawatir sekali dan bingung bagaimana mengembalikan laptop ini, dia istriku tipical worka holic, dia tidak segan-segan membuka laptop meski tubuhnya masih dibalut handuk hanya untuk sekedar membalas email atau mengirim dokumen pekerjaannya. Aku masuk kamar mandi, kubuka pelan-pelan dan istrik terlihat sedang mencemil buah sambil duduk dimeja rias kamarnya. Kesempatan untuk menyimpan kembali laptop istri saya berjalan lancar dan aman saat istri keluar dari kamar sejenak untuk ambil baju yang baru dibelinya dan sedang dijemur di loteng, nyaris sekali, sungguh mujurnya mujur aku saat itu meninggalkan loteng tepat waktu, aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya jika istriku memergokiku di loteng sedang membuka laptopnya untuk memata-matainya.

“Mas lagi ngapain, Dede mana? Jemput dede gih diluar, aku masih kangen mas, belum puas main bareng.” Tanya istriku sambil berdiri didepan pintu kamar, ia tampak salah tingkah dan tangannya disembunyikan dibalik punggung, seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku yang baru selesai simpan laptoistriku juga ikutan salah tingkah, aku langsung gelagapan dan melenggang keluar, saat keluar dan berpapasan dengan istriku, nampak ia sedang menyembunyikan seperti sebuah baju tidur hitam yang tipis.

Banyak pertanyaan kenapa aku tidak mengungkapkan secara langsung fantasiku ini, selain faktor resisten yang kuat dari istriku, bisa jadi ia tidak mencintaiku lagi karena menganggapku tidak mencintainya juga dengan membiarkan membagi istriku dengan orang lain, istriku tipe orang yang sangat tertutup pada hal tabu; juga, apa yang terjadi jika istriku mengetahui bahwa bahwa aku mengetahui apa yang terjadi antara istriku dengan Zakky, pertama ia bisa menjadi insecure, malu dan memilih menghindari saya karena perbuatannya, ia bisa pergi karena malu, kedua ia akan membela diri, dan menyalahkan ku dengan mencari kesalahan masing-masing, pertengkaran hebat pasti akan terjadi dan aku tidak menginginkan ini; Ketiga ia akan merasa bersalah dan dan menyesali hingga akhirnya merasa dirinya tidak pantas untuku, dan mungkin marah denganku karena merasa aku tidak cemburu terhadapnya dan mencegah hal yang tidak perlu terjadi, semacam saling kontrol satu sama lain, hal ini pasti akan menganggu psikisnya; keempat, ia akan menoleransi fantasiku, karena ia juga telah melakukan kesalahan. Hal ketiga sangat mustahil dengan karakter istriku yang sudah saya kenali sekali.

Kami melakukan shalat magrib berjamaah, usai shalat istriku mencium tanganku dan aku mengecup keningnya, ritual rutin kami setiap habis shalat berjamaah. Kami tergolong jarang shalat berjamaah dirumah, mungkin 1 minggu sekali, lebih sering shalat sendiri-sendiri. Namun hari ini istriku mengingatkanku dan mengajaku shalat berjamaah.

Disaat istriku membereskan sajadah, sarung dan mukena yang kami gunakan, “Mas udah ada berita dari Heri belum?” tanya istriku mengenai rencana pijatnya.

Aku : “Belum Yang, sepertinya dia sibuk urusan usahanya, ya udah nanti biar ayah aja yang pijatin kamu Yang”

Istri : “Ya udah, ga usah dipijatin Mas, lagian kayaknya aku udah enakan kok badannya, biar aku saja yang mijatin kamu Mas, kamu mau ga aku pijatin?”

Aku : “Ga salah Yang, yang capek keluar kota siapa, yang dipijat siapa?”

Istriku : “Ya kan istri yang berbakti Mas, masa ga boleh mau berbakti ke suamiku tercintaku yang mulai buncit ini”

Aku senang sekali mendengar perkataan-perkataan istriku malam ini, ia begitu sangat perhatian kepadaku, mencintaiku dan sungguh sangat berkesan sekali tindak tanduknya hari ini. Jikalau malam itu ia tidak ke Kota M, apakah ia akan seperti ini? istri yang sangat perhatian dan mengungkapkan rasa cintanya dalam segala ekspresi dan gerak tubuhnya.

Ia nampak cepat sekali menidurkan anak kami usai shalat Isya, meski masih menggunakan mukena, ia langsung mengajak anak kami ke kamar dan menidurkannya. “De ayo kita ke kamar, mama punya cerita buat kamu” ajak istriku kepada anak kami. Cukup lama ia menidurkan anak kami, saya asyik menonton TV animal planet, chanel favoritku, disaat aku menonton TV, istriku nampak keluar dari kamar, berjalan perlahan dan agak manja, “Massss…. Sini aku pijatin, mau disini atau dikamar?”

Aku : “Disini boleh Yang, leher aja ya biar kamu ga capek, terus ngapain kamu masih pake mukena?”
Istri : “Eh iya mas aku lupa, mukenanya lupa dilepas, duh udah malam mas, tirainya kita tutup ya, gerbang udah kamu tutup belum mas?”

Aku : “Belum Yang, ntar aja kalau udah mau tidur kututup, lagi males keluar” mendengar jawabanku, istriku berjalan menuju jedela rumah kami, rumah kami minimalis sehingga jendelanya melimpah ruah dan besar, ia menutup tirai semua jendela, ia juga mengunci pintu rumah kami, selesai dengan itu, istriku terlihat nampak aneh, masih menggunakan mukena, ia jalan pelan lenggak-lenggok menghampiriku, wajahnya terlihat sangat manja dan genit. Ekspresi yang langka dari istriku, yang biasanya jaim. “Sini aku pijatin Mas, tapi gerah ya mas, padahal AC udah nyala, aku buka aja deh mukenanya”, ucap istriku. Aku menatapnya dengan bingung, dan semakin aneh, “kenapa sekedar buka mukena ia harus curhat kepadaku?” gumamku dalam hati.

Ia menurunkan mukenanya, ups, terlihat jaring hitam transparan menutupi lututnya, selanjutnya ia melepas bagian atas mukenanya, terlihat jaring itu begitu tipis sehingga menunjukan pemandangan kulit mulus dari lutut dan sekitar paha, celana dalam hitam seperti benang terlihat juga dibalik pakaiannya itu, hingga akhirnya mukena itu ia lempar dan menunjukan kepadaku pinggul mulus istriku, dan buah dada yang tak terbungkus bra. Aku terbelalak melihatnya, aku baru melihat pakaian ini, inilah lingerie, pakaian sensual legendaris yang sekarang laris manis, aku serasa mendapatkan suntikan hormon testosteron dosis tinggi.

“Kenapa ngelihat aku kayak gitu Mas? Kaget ya, ini baju yang aku beli online pas diluar kota, khusus buat kamu Mas” Aku baru menyadari, inilah yang disembunyikan istriku dibalik punggungnya sore tadi, aku terlalu fokus dengan laptop sehingga tidak melihat lingeri ini dijemur saat diloteng. Istriku secara perlahan duduk miring dipahaku, duduk seperti perempuan yang sedang membonceng sepeda atau motor. Mana leher yang mau dipijatin, sini aku pijatin, ia mengembus-hembuskan nafasnya disekitar leherku, ia mencium tengkuk leherku, aku langsung merinding, sekujur bulu kuduku berdiri dengan nuansa erotis ini. Bibirnya serasa lembut menelusuri setiap lekuk leherku, aku begitu terbius oleh gejolak hormon ini, sehingga aku tak memperdulikan lagi plester yang dipakai istriku yang tampak jelas dimataku sebuah ruam merah agak ungu yang jelas bukan iritasi, karena tidak ada luka seperti halnya iritasi. Masa bodoh dengan ini, aku menikmatinya.

“Mas, kamu suka?”
Aku : “Suka Yang”. Aku membalas cumbunya, kutangkap pinggangnya, aku mengambil alih permainan, aku rebahkan istrki dalam pangkuanku, tubuh ini wangi sekali, aku hembuskan nafasku ditelinganya, lidahku menjilat lembut leher istriku, jemariku menerobos dibalik lingerie untuk menjamah payudara mulusnya, aku elus putingnya dengan telapak tanganku, aku pelintir pelan dengan jemariku. Istriku menggeliat dan mengangkat pinggangnya, aku tidak puas, aku tidak leluasa menjamah setiap lekuk tubuh istriku, sehingga aku angkat tubuhnya dan kurebahkan di sofa. “Sayang, sini yang satunya cemburu, pengen diremas juga mas”, ia menunjukan buah payudara satunya yang belum kujamah. Aku merendahkan tubuhku duduk bersimpu, daku menunduk dan melumat putting kecil yang telah mengeras ini.

“Ihhh…. Mas, kamu pinter banget mainin putingku, merinding aku mas”

Ia makin menggeliat saat jemariku juga menyusuri permukaan CD yang hanya berupa 3 ruas tali kecil, “Masukin mas, masukin jari kamu, kocok mas” pinta istriku, aku langsung menjawab, “Boleh jariku masuk Yang?” tanyaku untuk memastikannya, karena ini tidak pernah terjadi sebelumnya aku memasukan jari ke vagina istriku, meskipun pernah, itu terjadi dulu saat sebelum punya anak.
Basah sekali dan lembut tanpa bulu, ia telah mencukur habis seluruh bulunya, kejutan buatku, aku menyukainya. “Makasih Yang, udah cukur bulu, aku suka kejutan ini”.

“Arg…. Enak banget mas, kocok terus yang” Pinggulnya ikut bergerak dan meutar saat kukocok jariku dalam vaginanya

Jariku begitu mudah menembus vagina istriku, sementara jari tengahku mengocok lubang vagina, jempolku bergerak memainkan bibir vagina dan klitoris istriku. Kepalaku dijambak dan didorong kebawah tubuhnya, ia membenamkan wajahku diselangkangannya, “jilatin mas, plis, kali ini boleh, kamu pengen inikan dari dulu?” kejutan tambahan dari istri cantiku ini, ia mengizinkan aku melakukan oral sex pada vaginanya.

Mudah sekali melepas CD berbentuk benang ini, lidahku langsung mejilati klitoris, ia telah mempersiakan diri secara sempurna untuk malam ini, vaginanya begitu semerbak wangi. Istriku mendorong kepalaku, lalu ia bangkit dari posisi rebahan berganti posisi duduk di sofa, ia kembali mencengkram kelapaku dan menariknya menuju selangkangannya. Meski sedikir ruang untuk bernafas, tapi aku sangat menyukainya.

Ia mendorong-dorong pinggulnya kedepan dan menggoyangkannya, sehingga vagina tersebut terasa berdenyut dan bergerak saat aku menjilati vagina istriku.

Perlahan istriku mengangkat kepalaku, ia mendekatkan bibirnya kepadaku, ia mencium bibirku, menggigit bibirku secara lembut, dan memainkan lidahnya dalam rongga mulutku. “Upss… kejutan bertubi-tubi hadir malam ini, aku baru mengalaminya, ia mencium bibirku yang penuh olesan cairan vaginanya, seharusnya ia mengeluhkan ini jorok, dan aku pun merasa demikian jorok, tapi aku menyukainya, karena kau mendampakan pengalaman ini.

“Tok…tok…tok…. Assalammualaikum” Kejutan apalagi ini, mengganggu saja, aku dan istriku langsung beradu pandang dan tampak bingung. Istriku langsung berubah suasananya, bad mood tampak jelas di wajahnya. “Tuhkan Mas, seharusnya tadi tutup gerbangnya, biar ga kaya gini”, ucap istriku.

Aku : “Sepertinya itu suara Heri Yang, udahlah biarin aja” Kami mengabaikan ketukan tadi, kami melanjutkan ciuman dan istriku meresponnya dengan menggigit leherku, ya ia menggigit leherku mengecupnya, menghisapnya, dan kembali menggigitnya, sakit rasanya dicupang, aku baru mengalami ternyata dicupang itu sakit.

“Tok…tok…tok… Mikum Bang”

Istriku melapaskan gigitannya pada leherku, “Tuh kan mas, mau sampe subuh juga tuh pintu bunyi lagi, lagian ini masih jam setengah sembilan, Heri pasti tahu kita belum tidur” ia ngambek dan masuk ke kamar”

“Duh, kenapa ini bocah ga pakai HPnya buat ngabarin kalau mau datang” gumamku sambil membereskan kaos ku, aku menuju pintu. Benar saja itu Heri, seperti biasa ia mencium tanganku sudah seperti adik kepada kakaknya.
Heri : Bang maaf Heri ga bisa dihubungi, HP Heri layarnya mati, jadi biarpun masih hidup, ga bisa dihubungi karena ga bisa angkat telp atau balas pesan” Aku menerima alasannya dan memaklumni kondisinya, ia sedang merintis usaha, yang juga aku menanam sedikit modal diusahanya itu.

“Bang, minta pijet ya? Kasurnya mana kok belum disiapin Bang, kemarin juga minyak GPUnya udah tinggal dikit kayaknya ga cukup klo buat pijat, udah beli lagi belum Bang?” Tanya heri to the point soal maksud tujuan ane panggil dia.

Aku : “Ga Her, sy ga minta kamu pijat, bekas pijatan kamu seminggu kemarin punya efek jangka panjang, sekarang masih enak dibadan”

Heri : “Lha terus mau ngapain Bang?”

Aku : “Ya mijet-mijet juga”

Heri : “Teteh ya? Duh Heri ga berani Bang, risih tau sama teteh sama abang juga?”

Aku : “Teteh habis traveling hampir seminggu Her, kurang istirahat, malahan rencananya abang mau pijat teteh sendiri karena kamu ga da kabar, lagian ga usah risih, soalnya kan abang juga disamping, abang ngelihat juga”

Heri : Ya udah deh Bang.

Aku : “Her, ini nanti diurut Her, dipijat, pencet gosok kayak kamu pijat saya, bukan Cuma di pencet-pencet kayak main PS.”

Heri : Aduh Bang, jangan deh Bang, Heri ga berani Bang, lagian minyak GPUnya habis.

Aku : Pakai boddy lotion Her, masih tetap pakai baju, palingan nanti sekitar lengan, leher pundak, sama kaki doang Her.

Heri : “Ya bang leher, kaki kek, kan ane khawatir Bang, kl oga enak sama abang, khawatir abang cemburu, khawatir aku khilaf juga bang, teteh tuh cantik bang, berapa kali teman-teman heri n tanya-tanya soal teteh ke Heri tiap heri habis dari sini, cantiklah, manislah gitu katanya. Cuman Heri selalu diemin ajan pertanyaan-pertanyaan ga jelas gitu”

Aku : “Kamu ga kasihan sama teteh, ga kasihan sama sy yang harus mijet teteh Herk rna kamu ga mau?”

Heri : “Ya udah deh bang, tapi maaf ya Bang, Heri mau mijet teteh bukan karena niat heri, tapi bantuin abang”

Heri nampak mencari segala alasan untuk menolak memijat istriku, namun akhirnya dia mengalah juga dan bersedia memijat istriku.

Aku : Nah gitu donk, bentar Her, aku panggil teteh dulu, semoga belum tidur, tadi nungguin kamu ga ada beritanya.

Bersambung,

***

Rencananya part ini akan menjadi part terakhir, setelah ane pikir ualng kok terlalu panjang, bisa-bisa bikin mata para suhu keriting bacanya karena kebanyakan. Suhu silahkan komentari perihal isi dari cerita pada part ini, apakah menjawab penasaran suhu tentang sosok Zakky, dan sepertinya hubungan WF ane dengan Zakky bukan dilatarbelakangi asmara atau hati, karena WF ane langsung mencampakannya dihari pertama setelah meninggalkan Kota M. Apa pendapat suhu tentang ini.

BTW, Part terakhir sudah selesai ane tulis n siap posting, ini akan menjawab pertanyaan para suhu tentang Heri sesuai judul thread CERBUNG ane akan post esok ya, biar kita diskusi dulu.
 
Apakabar para suhu semproters, semoga senantiasa sehat selalu. Maaf baru update, mumpung long weekend. Pada part ini menjawab apa yang telah terjadi di Kota M, dan bagaimana sikap istriku sepulang dari Kota M. Yuk simak

“Ya sudah Yang, nanti kita akan mampir ke coffee shop-nya Heri, sekalian tanyakan sore ini dia sibuk tidak, tapi beneran kamu mau dipijat Heri, nanti Heri ga bisa mijat kamu dengan baik” jawabku merespon pertanyaan istri untuk dipijat Heri sore ini.
Istri : “Ya gimana lagi Mas, habis selama ini aku rasain itu tenaganya beda dipijat Bibi atau Mak Imas”

Aku : “Lagian kamu kalau dipijat Heri yang ada hanya seketar totok saraf aja”

Istri : Totok saraf maksudnya?

Aku : “Ya Heri kan ga bisa gosok badan kamu seperti heri pijat aku, bisa pakai minyak urut, di gosok punggungnya, otot, sama persendiannya. Kalau mijat kamu kan ga bisa gitu Yang”

Istri : Siapa yang mau pakai minyak urut, ihh bau. Tapi benar juga sih Mas. Ya sudah deh Mas, nanti dipijatin kamu aja deh.

Istri : Eh, tp kasihan kamu mas, udah ngasuh dede selama berhari-hari ini.

Aku : Ya sudah ga apa-apa, nanti aku pijatin Yang, tunggu Dede udah bobo dulu ya.

Sejenak kemudian istriku diam, ditengah perjalanan telefon istriku bergertar, ia membuka tasnya dan melihat siapa yang mengontaknya, panggilan telefon tersebut diabaikan dan ia kembali menutup resleting tasnya. 10 menit kemudian telefon itu kebali bergetar, istriku melihat sebentar dan kembali tidak merespon panggilan itu. Ia memilih menyandarkan kursinya dan memirikan badannya lalu mengelus anak kami yang tertidur di kursi belakang. Meski penasaran siapa gerangan yang menghubungi istriku, aku memilih tidak menanyakan dan bersuaha tetap terlihat cuek dan cool soal panggilan telefon di HP istriku itu. Memang sejak setelah menikah, kami tidak pernah mebuka isi maupun konten satu sama lain HP masing-masing, kecuali kemarin saat aku mengintip isi pembicaraan istri di Whatsapp istriku melalu laptop yang ia tinggalkan.

Aku merasa dahaga dan ingin meluruskan kaki setelah 2 jam lebih mengemudi dari Serang, kulihat istriku sudah memejamkan mata, kutepikan mobilku di Rest Area toll, “Aku mau beli minum dulu Yang, sama jajan tahu Sumedang sambal kecap”, ucapku pada istriku, entah istriku sudah tidur atau belum, tapi ia tidak merespon ucapanku. Aku mendapat slot parkir yang agak jauh sekitar 50 meter dari minimarket dan outlet penjual tahu pong sumedang, setelah kuparkirkan mobilku, segera kubuka sedikit jendela mobilku agar istri dan anaku tetap mendapat asupan oksigen yang cukup saat mobil terparkir dalam keadaan mesin dan AC menyala.

“Mas minta sambal kecapnya yang banyak ya” ucapku kepada penjual tahu pong sumedang, sambil kusodorkan uang 20 ribu untuk membayar tahu sumedang. Aku duduk sebentar di kursi yang tesedia di outlet tahu, dan makan beberapa tahu dan minum beberapa teguk softdrink yang kubeli di minimarket. Kira-kira dari jarak 20 meter saat aku sedang berjalan kembali menuju mobil, aku melihat istriku sedang menyandarkan kepadanya dijendela sambil ngobrol, rona wajahnya ceria, penuh senyum dan nampak obrolnya yang asik. Siapakah gerangan yang menelefon dia, apakah orang yang dia abaikan saat masih dijalan tadi? Entahlah, siapa yang menelefon, aku memilih menyembunyikan diri dibalik mobil pengunjung lain yang sedang parkir, dan mengamatinya dari jauh, sudah 5 menit menunggu, panggilan itu belum berakhir, “ah apa aku masuk aja kemobil, mungkin itu telefon dari teman-teman kantornya yang sekarang masih makan-makan di Serang”, gumamku sendiri, setelah itu aku keluar dari titik tidak terlihat oleh mata istriku dan melangkah ke arah mobil, istriku langsung melihatku, ia masih melanjutkan obrolannya di telefon dan sekira jaraku hanya 10 meter, ia sudah mengakhiri telefonnya. “Duh, siapa tuh yang telefon, kenapa aku datang dimatikan, apa memang pembicaraannya kebetulan selesai pas aku sudah datang?” kesahku dalam hati sambil penasaran.

“Lho kirain aku lagi tidur Yang, makanya tadi ga kutawarin mau minuman apa, jadinya kubelikan aja deh kopi kaleng kesukaan kamu”, tegurku kepada istri yang tangannya baru saja memasukan HP kedalam tas, “ih makasih mas, emang aku mau kopi biar ga ngantuk dan bisa nemanin kamu nyetir.

Mobil sudah kembali melaju, kami 5 menit dari rest area, istriku meraih tanganku, ia genggam tangankiriku, sementara tangan kananku mengentalikan kemudi mobil yang kukendarai. Genggamannya begitu, lembut, terasa hangat, dan beberapa kali ia mencium dan mengisap aroma kulit tanganku. Inilah uangkapan sayang, dan cinta istriku kepadaku, ia jarang menggunakan kata-kata aku sayang kamu, cinta kamu, ataupun bahkan kata-kata romantis lainnya, namun ia selalu menciumku pada pipi, dan tanganku saat ia merasakan getaran cintanya padaku. Aku menyukainya, biasanya setelah itu aku lepaskan genggamannya dan mengarahkan telapak tanganku ke kepalanya, ku elus-elus, dan kembali meraih tangannya, kuarahkan tanganya ke hidungku dan kucium tangan hangat istriku, seperti ini lah yang aku lakukan kepada istriku untuk membalas ungkapan cinta secara nonverbal. Ia menatap ku yang sedang fokus menatap kedepan jalan, sesekali aku toreskan pandanganku kematanya. Ekspresi yang begitu tulus, ia menatapku dengan penuh ketulusan.

Disaat kami saling bergenggaman tangan, istriku memecah kebisuan kami “Mas, kamu pasti capek, aku ga tega jangan kamu deh yang yang mijatin aku, kalau yang mijat aku tetap Heri gimana mas, soalnya kemarin aku rasain banget dibadan enteng?” tanya istri kepadaku, yang sekaligus secara tidak langsung juga memohon persetujuanku.

Aku : Kamu mau pakai mintak urut GPU ayah? Emang mau bau badan

Istri : “Ye, ya enggaklah Mas, baunya nyengat ga enak, udah gitu panas dikulit. Waktu itu aja yg wktu diurut lengenku sama mas pake itu panasnya 3 jam baru reda, baunya dih nempel terus”

Aku : “Lha terus kamu mau pake apa? Minyak telon?, bimoli sama bawang merah, seperti ramuan mama kamu buat dede kalau lg sakit”

Istri : “Ya bukan itu juga lah mas, aku mau pakai body lotion aja.”

Aku : “Lha kamu serius, nanti mau dibalut kemben sarung, ga pake BH sama sempak kayak dipijat sama Mak Imas. Panas dingin donk ayah entar, cemburu dong aku entar, kan Heri juga manusia nanti kalau khilaf gimana?”. Candaku kepada istriku menanggapi keingingannya dipijat pakai Boddy lotion

Istri : “ih astagfirullah Mas, ya enggak begitu juga kali mas, aku juga malu lah pakai kemben sarung. Nanti aku mau pakai daster lengan pendek, sama bawahannya selutut, pakai handukjuga ditutupin, biar ga keintip. Lagian kan kamu disamping aku kan masn nanti?”

Aku : Oh… iya…iya aku baru nyadar Yang, tapi kita lihat dulu Herinya mau gak? Kalau nanti Heri ga ada atau Heri ga bisa ya udah jadi risiko aku buat mijatin kamu ntar malam.

Mobil kami melaju ke kota D tempat Heri biasanya tinggal, disebuah ruko kecil yang ia jadikan coffee shop dimana ia dan adiknya yang jadi barista, kasir, sekaligus pramusajinya. Siang itu coffee shop belum buka, aku parkirkan kendaraan didepan ruko yang roling dor-nya terbuka sedikit dibagian tengahnya, terdengar suara musik yang pastinya sebuah Band Indie yang idealis dan saya tidak tahu siapa penyanyinya, musik ini mungkin diputar oleh adik Heri. Aku melongok ke rolling dorr yang terbuka sedikit itu dan ucapkan salam, langsung seketika musik dikecilkan dan terdengar sahutan dari Norman, adik Heri yang masih kuliah di kampus yang tidak jauh dari kampusku dahulu. “Eh ada Bang XXX, walaikumsalam abang, masuk bang, maaf belum buka jadi kursi masih pada numpuk didalam, ntar sore jam 4 baru buka” ucap norman sambil mencium tanganku.

Aku : Heri mana?

Norman : “Lagi keluar bang, dari pagi tadi katanya mau belanja, paling telat nanti jam 3 sudah pulang, abang telp aja Bang”

Setelah 3 kali ku telp tidak terangkat, akhirnya aku menitipkan pesan kepada Norman untuk menyampaikankepada Heri jika tidak repot suruh datang kerumah jam 8 malam.



***

Sesampainya dirumah, kami disambut oleh Bibi yang mengasuh putra kami, “Bi tadi paketnya udah dateng belum?” Tanya istriku tentang paket yang dijadualkan sampai siang tadi.

Bibi : Sudah Bu, sudah langsung sy cuci juga, sekarang lagi dijemur.

Selanjutnya istriku langsung masuk kerumah dan mengeluarkan pakaian kotor, sementara istriku sibuk dengan barang bawaannya, aku masih gelisah, penasaran tentang siapa yang menelefon dan apa yang diobrolkan di mobil saat di rest area toll tadi siang? Kesemtapan yang kunantikan akhirnya datang, istriku pergi mandi, dan segera kutitipkan anakku kepada bibi yang sedang bersiap diri untuk pulang. “Bi titip dede sebentar ya bi, 10 menitan, baru setelah itu bibi pulang deh.” Ucapku kepada Bibi.

Aku menuju kamar, aku ambil laptop istriku dan pergi ke atas loteng yang biasa digunakan untuk jemur baju atau menikmati senja dan malam hari sambil duduk di kursi payung ala kafe.

Banyak sekali notifikasi panggilan tidak terjawab yang ada di kontak istriku hari ini, 2 panggilan diantaranya dari Zakky. Istriku mengabaikan banyak panggilan masuk, lalu siapa yang menelefon tadi. Yang mengejutkanku adalah isi pesan yang membuatku bergetar.

Berikut isi WA istri dengan Zakky pada hari Kemarin sebelum saya jemput :

WA Zakky : Assalam Mba Putri, sudah sampai Mba?

WA Istriku : Walaikumsalam Bang, alhamdulillah sdh sampai

WA Zakky : “Duh senangnya mba kalau sudah sampai, biarpun Mba Putri sudah jauh tapu masih melekat dan selalu terngiang-ngiang kenangan semalam, Mba Putri gimana sama seperti sy ga? ”

WA Istriku : “Apaan sih jangan dibahas ah, ini aku harus pakai plester dileher, alasan apa aku ke suamiku nanti?”

WA Zakky : “Maaf habis ga nahan, Mba Putih sekali. Kok belum dijawab? Mba Putri terngiang-ngiang juga ga?”

WA Istriku : “Gimana ya… Ya gitu lah J lagian ini ngomong apaan sih, sy bilang jangan dibahas”

WA Zakky : Pulang kapan Mba. Jadi pulang besok?

WA Istriku : Sekarang suamiku lagi OTW mau jemput

WA Zakky : “Wah dobel donk, awas ntar beda rasa bingung”

WA Istriku : “Apaan sih, udah jangan bahas lagi”

WA Istriku : “Anyway, suamiku tak tergantikan is the best. Udah ya sy mau dijemput sama cintaku”
WA Zakky : “Kok sy jadi iri ya Mba” Selanjutnya itu WA terakhir hari itu dan tidak dibalas lagi oleh istriku.


WA hari berikutnya Setelah saya jemput saat masih di hotel dan perjalanan pulang

WA Zakky : Assalamualaikum Mba Putri, met pagi

WA Istriku : “Salam Bang, sorry sibuk ga buka-buka HP, habis seharian ngedate sama cintaku”

WA Zakky : “Wah Mba Putri bikin iri saya terush Mba, jadi keramas lagi donk Mba? Mba Putri combo ya kemarin udah 2x sama aku, sekarang nambah lagi” Setelah membaca pesan ini, istriku terlihat tidak suka.

WA Istriku : “Bang sudah, jangan bahas lagi, sy ga suka”

WA Zakky : “Siap, Maaf Mba Putri” Selanjutnya istriku tidak membalas WA tersebut, dan baru dibalas beberapa jam berikutnya, mencocokan waktu terkirim pesannya, ku ketahui istriku membalas WA Zakky saat kami sedang di rest area.

WA Istriku : “Assalam Bang Zakky,

Ini tidak benar, tujuan ku datang ke Kota M adalah untuk menindaklanjuti peluang joint usaha xxx temanmu Pak xxx, namun yang terjadi disana melebihi tujuan awal kita, keakraban kita akhirnya membawa kita ada tindakan amoral diantara kita, bukan salahmu saja, itu juga salahku. Selanjutnya untuk pertemuan peluang usaha itu jika masih memungkinkan kita jumpa di Jakarta.
Demi kemaslahatan, sementara saya block kontak Bang Zakky.

Salam.”

Selanjutnya saya cek di profil WA Zakky, tampak bahwa kontak Zakky sudah diblokir istriku, karena ada pilihan menu buka blokir pada tampilan profil WA tersebut.

Aku menyadari, sepertinya istriku mengalami penyesalan telah melakukan hal yang ia anggap telah menghianatiku, sehingga malam itu di hotel, ia menawariku sex meskipun ia lelah, yang akhirnya ku tolak karena ia lelah, istriku terlihat tulus mencintaiku saat itu, mencium pipi ku berkali-kali dan mengalus rambutku saat tertidur. Kami tidur menyilang di bed hotel agar lebih lebar untuk bertiga, malam itu ia rela memindahkan posisi tidur anak kami yang tadinya ditengah diantara kami, dipindahkan ke tepi ranjang bagian atas yang memiliki penghalang agar tidak jatuh, sedangkan istriku memilih tidur ditengah agar bisa disampingku dan memeluku sepanjang malam. Seandainya ia tahu, bahwa suami tercintanya memiliki fantasi cuckold, fantasi yang bergairah saat tahu ataupun melihat istrinya dijamah pria lain, apakah istriku masih mencintaiku? Sy tidak tahu, dan saya memilih pura-pura tidak tahu juga apa yang terjadi antara dia dan Zakky, dan menyembunyikan fantasi ini serapat mungkin.

Aku terkejut juga, istriku telah melakukan persetubuhan itu dua kali malam itu, seandainya aku disana dan melihatnya, mungkin jiwa cuckoldku bisa hancur dan berganti menjadi cemburu buta, karena aku sendiri rata-rata hanya melakukannya 2 kali sebulan, dan kemarin istriku bisa melakukannya 2 kali dalam semalam.

Segera kumatikan dan kututup laptop itu, aku simpan didalam kaosku agar tidak terlihat, aku menyusuri tangga sambil melihat-lihat kondisi kamar, duh sial ternyata istriku sudah selesai mandi dan sekarang ia ada di kamar. Sy khawatir sekali dan bingung bagaimana mengembalikan laptop ini, dia istriku tipical worka holic, dia tidak segan-segan membuka laptop meski tubuhnya masih dibalut handuk hanya untuk sekedar membalas email atau mengirim dokumen pekerjaannya. Aku masuk kamar mandi, kubuka pelan-pelan dan istrik terlihat sedang mencemil buah sambil duduk dimeja rias kamarnya. Kesempatan untuk menyimpan kembali laptop istri saya berjalan lancar dan aman saat istri keluar dari kamar sejenak untuk ambil baju yang baru dibelinya dan sedang dijemur di loteng, nyaris sekali, sungguh mujurnya mujur aku saat itu meninggalkan loteng tepat waktu, aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya jika istriku memergokiku di loteng sedang membuka laptopnya untuk memata-matainya.

“Mas lagi ngapain, Dede mana? Jemput dede gih diluar, aku masih kangen mas, belum puas main bareng.” Tanya istriku sambil berdiri didepan pintu kamar, ia tampak salah tingkah dan tangannya disembunyikan dibalik punggung, seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku yang baru selesai simpan laptoistriku juga ikutan salah tingkah, aku langsung gelagapan dan melenggang keluar, saat keluar dan berpapasan dengan istriku, nampak ia sedang menyembunyikan seperti sebuah baju tidur hitam yang tipis.

Banyak pertanyaan kenapa aku tidak mengungkapkan secara langsung fantasiku ini, selain faktor resisten yang kuat dari istriku, bisa jadi ia tidak mencintaiku lagi karena menganggapku tidak mencintainya juga dengan membiarkan membagi istriku dengan orang lain, istriku tipe orang yang sangat tertutup pada hal tabu; juga, apa yang terjadi jika istriku mengetahui bahwa bahwa aku mengetahui apa yang terjadi antara istriku dengan Zakky, pertama ia bisa menjadi insecure, malu dan memilih menghindari saya karena perbuatannya, ia bisa pergi karena malu, kedua ia akan membela diri, dan menyalahkan ku dengan mencari kesalahan masing-masing, pertengkaran hebat pasti akan terjadi dan aku tidak menginginkan ini; Ketiga ia akan merasa bersalah dan dan menyesali hingga akhirnya merasa dirinya tidak pantas untuku, dan mungkin marah denganku karena merasa aku tidak cemburu terhadapnya dan mencegah hal yang tidak perlu terjadi, semacam saling kontrol satu sama lain, hal ini pasti akan menganggu psikisnya; keempat, ia akan menoleransi fantasiku, karena ia juga telah melakukan kesalahan. Hal ketiga sangat mustahil dengan karakter istriku yang sudah saya kenali sekali.

Kami melakukan shalat magrib berjamaah, usai shalat istriku mencium tanganku dan aku mengecup keningnya, ritual rutin kami setiap habis shalat berjamaah. Kami tergolong jarang shalat berjamaah dirumah, mungkin 1 minggu sekali, lebih sering shalat sendiri-sendiri. Namun hari ini istriku mengingatkanku dan mengajaku shalat berjamaah.

Disaat istriku membereskan sajadah, sarung dan mukena yang kami gunakan, “Mas udah ada berita dari Heri belum?” tanya istriku mengenai rencana pijatnya.

Aku : “Belum Yang, sepertinya dia sibuk urusan usahanya, ya udah nanti biar ayah aja yang pijatin kamu Yang”

Istri : “Ya udah, ga usah dipijatin Mas, lagian kayaknya aku udah enakan kok badannya, biar aku saja yang mijatin kamu Mas, kamu mau ga aku pijatin?”

Aku : “Ga salah Yang, yang capek keluar kota siapa, yang dipijat siapa?”

Istriku : “Ya kan istri yang berbakti Mas, masa ga boleh mau berbakti ke suamiku tercintaku yang mulai buncit ini”

Aku senang sekali mendengar perkataan-perkataan istriku malam ini, ia begitu sangat perhatian kepadaku, mencintaiku dan sungguh sangat berkesan sekali tindak tanduknya hari ini. Jikalau malam itu ia tidak ke Kota M, apakah ia akan seperti ini? istri yang sangat perhatian dan mengungkapkan rasa cintanya dalam segala ekspresi dan gerak tubuhnya.

Ia nampak cepat sekali menidurkan anak kami usai shalat Isya, meski masih menggunakan mukena, ia langsung mengajak anak kami ke kamar dan menidurkannya. “De ayo kita ke kamar, mama punya cerita buat kamu” ajak istriku kepada anak kami. Cukup lama ia menidurkan anak kami, saya asyik menonton TV animal planet, chanel favoritku, disaat aku menonton TV, istriku nampak keluar dari kamar, berjalan perlahan dan agak manja, “Massss…. Sini aku pijatin, mau disini atau dikamar?”

Aku : “Disini boleh Yang, leher aja ya biar kamu ga capek, terus ngapain kamu masih pake mukena?”
Istri : “Eh iya mas aku lupa, mukenanya lupa dilepas, duh udah malam mas, tirainya kita tutup ya, gerbang udah kamu tutup belum mas?”

Aku : “Belum Yang, ntar aja kalau udah mau tidur kututup, lagi males keluar” mendengar jawabanku, istriku berjalan menuju jedela rumah kami, rumah kami minimalis sehingga jendelanya melimpah ruah dan besar, ia menutup tirai semua jendela, ia juga mengunci pintu rumah kami, selesai dengan itu, istriku terlihat nampak aneh, masih menggunakan mukena, ia jalan pelan lenggak-lenggok menghampiriku, wajahnya terlihat sangat manja dan genit. Ekspresi yang langka dari istriku, yang biasanya jaim. “Sini aku pijatin Mas, tapi gerah ya mas, padahal AC udah nyala, aku buka aja deh mukenanya”, ucap istriku. Aku menatapnya dengan bingung, dan semakin aneh, “kenapa sekedar buka mukena ia harus curhat kepadaku?” gumamku dalam hati.

Ia menurunkan mukenanya, ups, terlihat jaring hitam transparan menutupi lututnya, selanjutnya ia melepas bagian atas mukenanya, terlihat jaring itu begitu tipis sehingga menunjukan pemandangan kulit mulus dari lutut dan sekitar paha, celana dalam hitam seperti benang terlihat juga dibalik pakaiannya itu, hingga akhirnya mukena itu ia lempar dan menunjukan kepadaku pinggul mulus istriku, dan buah dada yang tak terbungkus bra. Aku terbelalak melihatnya, aku baru melihat pakaian ini, inilah lingerie, pakaian sensual legendaris yang sekarang laris manis, aku serasa mendapatkan suntikan hormon testosteron dosis tinggi.

“Kenapa ngelihat aku kayak gitu Mas? Kaget ya, ini baju yang aku beli online pas diluar kota, khusus buat kamu Mas” Aku baru menyadari, inilah yang disembunyikan istriku dibalik punggungnya sore tadi, aku terlalu fokus dengan laptop sehingga tidak melihat lingeri ini dijemur saat diloteng. Istriku secara perlahan duduk miring dipahaku, duduk seperti perempuan yang sedang membonceng sepeda atau motor. Mana leher yang mau dipijatin, sini aku pijatin, ia mengembus-hembuskan nafasnya disekitar leherku, ia mencium tengkuk leherku, aku langsung merinding, sekujur bulu kuduku berdiri dengan nuansa erotis ini. Bibirnya serasa lembut menelusuri setiap lekuk leherku, aku begitu terbius oleh gejolak hormon ini, sehingga aku tak memperdulikan lagi plester yang dipakai istriku yang tampak jelas dimataku sebuah ruam merah agak ungu yang jelas bukan iritasi, karena tidak ada luka seperti halnya iritasi. Masa bodoh dengan ini, aku menikmatinya.

“Mas, kamu suka?”
Aku : “Suka Yang”. Aku membalas cumbunya, kutangkap pinggangnya, aku mengambil alih permainan, aku rebahkan istrki dalam pangkuanku, tubuh ini wangi sekali, aku hembuskan nafasku ditelinganya, lidahku menjilat lembut leher istriku, jemariku menerobos dibalik lingerie untuk menjamah payudara mulusnya, aku elus putingnya dengan telapak tanganku, aku pelintir pelan dengan jemariku. Istriku menggeliat dan mengangkat pinggangnya, aku tidak puas, aku tidak leluasa menjamah setiap lekuk tubuh istriku, sehingga aku angkat tubuhnya dan kurebahkan di sofa. “Sayang, sini yang satunya cemburu, pengen diremas juga mas”, ia menunjukan buah payudara satunya yang belum kujamah. Aku merendahkan tubuhku duduk bersimpu, daku menunduk dan melumat putting kecil yang telah mengeras ini.

“Ihhh…. Mas, kamu pinter banget mainin putingku, merinding aku mas”

Ia makin menggeliat saat jemariku juga menyusuri permukaan CD yang hanya berupa 3 ruas tali kecil, “Masukin mas, masukin jari kamu, kocok mas” pinta istriku, aku langsung menjawab, “Boleh jariku masuk Yang?” tanyaku untuk memastikannya, karena ini tidak pernah terjadi sebelumnya aku memasukan jari ke vagina istriku, meskipun pernah, itu terjadi dulu saat sebelum punya anak.
Basah sekali dan lembut tanpa bulu, ia telah mencukur habis seluruh bulunya, kejutan buatku, aku menyukainya. “Makasih Yang, udah cukur bulu, aku suka kejutan ini”.

“Arg…. Enak banget mas, kocok terus yang” Pinggulnya ikut bergerak dan meutar saat kukocok jariku dalam vaginanya

Jariku begitu mudah menembus vagina istriku, sementara jari tengahku mengocok lubang vagina, jempolku bergerak memainkan bibir vagina dan klitoris istriku. Kepalaku dijambak dan didorong kebawah tubuhnya, ia membenamkan wajahku diselangkangannya, “jilatin mas, plis, kali ini boleh, kamu pengen inikan dari dulu?” kejutan tambahan dari istri cantiku ini, ia mengizinkan aku melakukan oral sex pada vaginanya.

Mudah sekali melepas CD berbentuk benang ini, lidahku langsung mejilati klitoris, ia telah mempersiakan diri secara sempurna untuk malam ini, vaginanya begitu semerbak wangi. Istriku mendorong kepalaku, lalu ia bangkit dari posisi rebahan berganti posisi duduk di sofa, ia kembali mencengkram kelapaku dan menariknya menuju selangkangannya. Meski sedikir ruang untuk bernafas, tapi aku sangat menyukainya.

Ia mendorong-dorong pinggulnya kedepan dan menggoyangkannya, sehingga vagina tersebut terasa berdenyut dan bergerak saat aku menjilati vagina istriku.

Perlahan istriku mengangkat kepalaku, ia mendekatkan bibirnya kepadaku, ia mencium bibirku, menggigit bibirku secara lembut, dan memainkan lidahnya dalam rongga mulutku. “Upss… kejutan bertubi-tubi hadir malam ini, aku baru mengalaminya, ia mencium bibirku yang penuh olesan cairan vaginanya, seharusnya ia mengeluhkan ini jorok, dan aku pun merasa demikian jorok, tapi aku menyukainya, karena kau mendampakan pengalaman ini.

“Tok…tok…tok…. Assalammualaikum” Kejutan apalagi ini, mengganggu saja, aku dan istriku langsung beradu pandang dan tampak bingung. Istriku langsung berubah suasananya, bad mood tampak jelas di wajahnya. “Tuhkan Mas, seharusnya tadi tutup gerbangnya, biar ga kaya gini”, ucap istriku.

Aku : “Sepertinya itu suara Heri Yang, udahlah biarin aja” Kami mengabaikan ketukan tadi, kami melanjutkan ciuman dan istriku meresponnya dengan menggigit leherku, ya ia menggigit leherku mengecupnya, menghisapnya, dan kembali menggigitnya, sakit rasanya dicupang, aku baru mengalami ternyata dicupang itu sakit.

“Tok…tok…tok… Mikum Bang”

Istriku melapaskan gigitannya pada leherku, “Tuh kan mas, mau sampe subuh juga tuh pintu bunyi lagi, lagian ini masih jam setengah sembilan, Heri pasti tahu kita belum tidur” ia ngambek dan masuk ke kamar”

“Duh, kenapa ini bocah ga pakai HPnya buat ngabarin kalau mau datang” gumamku sambil membereskan kaos ku, aku menuju pintu. Benar saja itu Heri, seperti biasa ia mencium tanganku sudah seperti adik kepada kakaknya.
Heri : Bang maaf Heri ga bisa dihubungi, HP Heri layarnya mati, jadi biarpun masih hidup, ga bisa dihubungi karena ga bisa angkat telp atau balas pesan” Aku menerima alasannya dan memaklumni kondisinya, ia sedang merintis usaha, yang juga aku menanam sedikit modal diusahanya itu.

“Bang, minta pijet ya? Kasurnya mana kok belum disiapin Bang, kemarin juga minyak GPUnya udah tinggal dikit kayaknya ga cukup klo buat pijat, udah beli lagi belum Bang?” Tanya heri to the point soal maksud tujuan ane panggil dia.

Aku : “Ga Her, sy ga minta kamu pijat, bekas pijatan kamu seminggu kemarin punya efek jangka panjang, sekarang masih enak dibadan”

Heri : “Lha terus mau ngapain Bang?”

Aku : “Ya mijet-mijet juga”

Heri : “Teteh ya? Duh Heri ga berani Bang, risih tau sama teteh sama abang juga?”

Aku : “Teteh habis traveling hampir seminggu Her, kurang istirahat, malahan rencananya abang mau pijat teteh sendiri karena kamu ga da kabar, lagian ga usah risih, soalnya kan abang juga disamping, abang ngelihat juga”

Heri : Ya udah deh Bang.

Aku : “Her, ini nanti diurut Her, dipijat, pencet gosok kayak kamu pijat saya, bukan Cuma di pencet-pencet kayak main PS.”

Heri : Aduh Bang, jangan deh Bang, Heri ga berani Bang, lagian minyak GPUnya habis.

Aku : Pakai boddy lotion Her, masih tetap pakai baju, palingan nanti sekitar lengan, leher pundak, sama kaki doang Her.

Heri : “Ya bang leher, kaki kek, kan ane khawatir Bang, kl oga enak sama abang, khawatir abang cemburu, khawatir aku khilaf juga bang, teteh tuh cantik bang, berapa kali teman-teman heri n tanya-tanya soal teteh ke Heri tiap heri habis dari sini, cantiklah, manislah gitu katanya. Cuman Heri selalu diemin ajan pertanyaan-pertanyaan ga jelas gitu”

Aku : “Kamu ga kasihan sama teteh, ga kasihan sama sy yang harus mijet teteh Herk rna kamu ga mau?”

Heri : “Ya udah deh bang, tapi maaf ya Bang, Heri mau mijet teteh bukan karena niat heri, tapi bantuin abang”

Heri nampak mencari segala alasan untuk menolak memijat istriku, namun akhirnya dia mengalah juga dan bersedia memijat istriku.

Aku : Nah gitu donk, bentar Her, aku panggil teteh dulu, semoga belum tidur, tadi nungguin kamu ga ada beritanya.

Bersambung,

***

Rencananya part ini akan menjadi part terakhir, setelah ane pikir ualng kok terlalu panjang, bisa-bisa bikin mata para suhu keriting bacanya karena kebanyakan. Suhu silahkan komentari perihal isi dari cerita pada part ini, apakah menjawab penasaran suhu tentang sosok Zakky, dan sepertinya hubungan WF ane dengan Zakky bukan dilatarbelakangi asmara atau hati, karena WF ane langsung mencampakannya dihari pertama setelah meninggalkan Kota M. Apa pendapat suhu tentang ini.

BTW, Part terakhir sudah selesai ane tulis n siap posting, ini akan menjawab pertanyaan para suhu tentang Heri sesuai judul thread CERBUNG ane akan post esok ya, biar kita diskusi dulu.
Begini juga rasana kenak kentang😂
 
makasih updatenya Om
jadinya ngentot apa kaga sama si Heri ini
aarrghhh jangan lama2 yakkk
 
Trims suhu.. update an ceritanya sunggguh menarik..
Wah rupanya ekpektasi suhu ttg wf yg waktu itu sedang menerima tamu d hotel sm jm 1 mlm itu ternyata benar adanya.. telah terjadi sesuatu yg tdk terduga d antara wf dan zakki. Dan saya yakin itu terjadi begitu saja, tanpa d rencana kan wf. Dan nampak nya wf sangat menyesali hal itu.
 
Bagus besok malem di up hu, biar buat bahan semangat menyambut hari selasa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd