Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Jejak dan langkah Tami

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Sebelumnya
Page 13


Cicilan motor pun sisa 2 bulan lagi. Adit yang tidak tahu uang dari mana yang Tami dapatkan. Selang 3 bulan, Tami bermain api dibelakang Adit, menerima pesanan dari pria melalui media sosial. Tami juga selektif, dari sekian pria yang mengajaknya tidur dan 3 bulan itu sudah 4 orang yang mem-booking Tami. Kini Tami pun kembali mendapatkan orderan kembali setelah selang 3 minggu. Bertemu dengan sosok pria yang baik. Kali ini pria tersebut datang ke Jakarta karena panggilan dari kantor.

“Tunggu disitu aja. Nanti aku jemput. Sabar ya, aku abis mandi nih.” pesan dari pria tersebut.

Tami pun menunggu di tempat yang di tentukan mereka berdua.

Kkrriinggg... krringgg...
Telepon genggam Tami pun berbunyi.

“Kamu disebelah mana? Aku udah sampe nih.” tanya pria tersebut di sebrang telepon.

Tami pun mencari sekeliling tempat ia berdiri.

“Kamu liat ga? Sedan hitam nih.” ucap pria itu sekali lagi.

“Ok. Aku udah liat.” balas Tami setelah melihat sedan hitam yang berhenti lalu menghampiri sedan tersebut.

“Hai Farah. Lama ga nunggunya?” tanya pria itu.

“Lumayan sih.” balas Tami yang memasuki mobil.

“Kamu belum makankan? Kita makan dulu ya di mall sana.” ajak Herdi.

Mereka pun memasuki mall terdekat dan mencari makanan apa yang diinginkan Herdi.

“Kamu mau soto ga? Kayaknya enak.” tawar Herdi.

“Aku soto mie aja, bolehkan?” balas Tami.

Lalu Herdi pun memesan soto ayam dan soto mie. Duduk di meja saling berhadapan dan Tami sedikit salah tingkah.

“Ganteng juga Herdi. Duh.. grogi aku.” ucap Tami yang sesekali melirik kearah Herdi.

Mereka pun makan sambil sedikit ngobrol, suasana ramai di tempat itu membuat obrolan mereka sedikit terganggu. Lalu mereka pun meninggalkan mall dan beranjak menuju hotel tempat Herdi menginap.

“Santai aja ya. Anggap di hotel orang.” Herdi yang membukakan pintu dan mempersilahkan Tami masuk.

“Memang ini hotel orang kok. Kamu bisa aja. Aku mandi dulu ya. Sedikit gerah tadi di kereta.” cetus Tami.

“Oke. Nanti ikut masuk bolehkan?” goda Herdi.

Tami pun mandi di bawah shower, menyegarkan badannya setelah berpanas-panasan. Tiba-tiba, tangan Herdi pun memegang kedua payudara Tami dari arah belakang, membuat Tami terkejut.

“Eh.. kok.. ikutan mandi? Tadi kamu udah mandi” ucap Tami yang membebaskan tangan Herdi meremas-remas payudara Tami.

“Mandi barengkan boleh. Horni aku abis makan tadi. Tetek kamu gede soalnya. ga sabar pengen pegang.” jawab Herdi.

“Memangnya keliatan tadi waktu makan? Bajunya tertutup loh.” balas Tami.

“Walau tertutup, tapi kamu udah kasih aku fotonya. Jadi aku ngebayangin. Ternyata memang gede ya, padahal badan kamu ga gemuk.” balas Herdi semakin merangsang Tami dengan remasan tangannya di payudara Tami.

Usai mandi, Tami pun hanya mengenakan handuk menutupi auratnya. Begitupula dengan Herdi, yang menutupi penisnya dengan handuk. Tami yang bergegas merapikan rambutnya dan menyisirnya di depan kaca besar samping kamar mandi.

“Far, itu ada cemilan. Kalau mau ambil aja ya. Sengaja aku beli tadi. Kadang aku ngudut juga suka sambil nyemil.” tunjuk Herdi.

Tami pun mengambil 1 chips yang dia sukai, lalu duduk di kursi samping Herdi yang mulai menyalakan sebatang rokok.

“Aku buka ya. Kamu ngeroko sehari berapa batang?” tanya Tami.

“Ga banyak, kecuali kalau lagi banyak kerjaan baru deh bisa 2 bungkus. Kebiasaan sih.” Jawab Herdi.

Tami pun sambil membuka media sosialnya, dan banyak pesan masuk menawarkan untuk bermalam bersama namun Tami tidak membalasnya.

“Kamu udah lama terima bookingan?” tanya Herdi.

“Baru sih. Baru 3 bulan terakhir. Itupun ngga sering.” Balas Tami.

“Kalau dari aura kamu sih, kamu doyan ngentot. Bisa ga puas kalau sekali. Kamu pasti minta berkali-kali.” Ramal Herdi tentang Tami.

“Semua orang kalo udah nyicipin ngentot, pasti suka. Apalagi ngentot itu sebagian dari usaha untuk mendapatkan keturunan.” Sambung Tami.

“Bener juga sih.”
Tiba-tiba, Herdi beranjak menghampiri Tami yang masih duduk. Lalu Herdi membuka handuknya dan muncullah penis Herdi yang setengah terbangun bersama lebatnya bulu-bulu sekitar penis di hadapan Tami.

“Suka kan kalau ini?” tanya Herdi.

Tami pun mulai memegang penis Herdi dengan tangan kirinya. Pelan-pelan ia mengelus secara halus lalu pelan-pelan Tami menyibakan bulu-bulu itu hingga Tami tak kuasa ingin menjilatinya.

“Oohhh... kamu lagi kenalan ya?” ucapan kenikmatan dari mulut Herdi dengan apa yang dia rasakan.

“Mainlah dengan kontiku malam ini. Kamu mau?” sambung Herdi.

Tami tidak bisa menjawabnya, Tami hanya bisa menikmati jilatan dan kuluman yang ia berikan pada penis Herdi.

“Aadduuhhh... gilaaakk... merinding akuu.” ucap Herdi yang langsung melepaskan kuluman Tami pada penisnya.

“Kok di lepas? Lagi enak banget tadi.” balas Tami dan Herdi langsung merebahkan diri di kasur.

“Ampun. Jilatan kamu bikin aku merinding.” sambung Herdi.

Penis Herdi yang masih tegang itu, membuat Tami ingin terus menjilatinya disaat posisi Herdi sedang terlentang tanpa pakaian diatas kasur. Lalu Tami menghampiri Herdi dan membuka handuknya, kini tampaklah Tami tanpa pakaian. Dengan lahap, Tami kembali mengulum penis Herdi dengan posisi di tengah-tengah kaki Herdi.

“Aaawww.. enak banget Farah.” sesekali Herdi melihat kearah Tami yang terus mengulum dan menjilati penis Herdi.

“Aku suka banget kontol panjang gini.. mmmhh.. sslluurrpphhh... ssluurpphh..” semangat Tami sampai penis Herdi basah dengan liurnya.

Tangan kanan Tami yang aktif mengocok penis Herdi hingga ada perasaan gemas dan tak ingin cepat-cepat usai.
Namun Herdi pun langsung bangkit dari tidurnya dan mencium Tami dengan penuh nafsu. Kemudian Herdi pun meremas-remas payudara Tami.

“Mmuuaahh... mmuaahh...” bibir keduanya berpangutan sangat liar dan memainkan lidah satu dengan yang lainnya.

Herdi yang semakin bernafsu langsung melumat puting Tami dan menghisapnya. Lalu Herdi memaksa Tami untuk tiduran, agar Herdi leluasa dengan aksinya.

“Indah sekali tetek kamu Far.. gemes banget aku.” Hisapan demi hisapan yang Herdi lakukan membuat Tami semakin melayang.

“Oohh.. Herdi... aahh.. teruss.. kenyot terus.. aaahhhbbhhhh” ucap Tami.

Selagi Herdi sibuk menghisap payudara Tami, tangan kanannya mulai sibuk memainkan klitoris Tami dan sesekali memasukan satu jarinya di lubang vagina Tami.

“Aahhh... aahhh... aaarrgghh.” desah Tami.

“Memekmu udah basah banget say.. biar aku sedot ya.” Herdi pun langsung melahap vagina Tami yang mulai basah itu.

“Ohh... aahhhh... aaarrgghhh...” desah Tami semakin menjadi.

“Keluarin say, basahin aku. Aku mau liat kamu squirt kayak di foto yang kamu kirim.” jari Herdi pun terus mengocok lubang vagina Tami yang terus menerus basah.

“Aaarrgggh... lagi.. laagi.. kocok terus.. aaarrgh... biarkan aku squirt. Biarkan aku muncrat di depan kamu.” pinta Tami.

Srroottt... sssroooottt...
Tami pun mengalami orgasme yang pertama, air yang keluar dari vaginanya membasahi kasur hotel, membuat Herdi bangga apa yang dia lakukan pada Tami.

“Luar biasa Far.. hebat kamu.” ucap Herdi yang langsung cium bibir Tami disaat Tami rehat sejenak untuk mengambil nafas.

“Sangat sesuai dengan foto-foto yang kamu kirim itu tidak bohong. Kamu wanita hebat. Yang bakal jadi suamimu pasti beruntung.” sambung Herdi yang langsung merebahkan diri di samping Tami.

Namun, tangan Tami tak tinggal diam, ia kembali memainkan penis Herdi dengan mengelus-elus dan sesekali memainkan buah zakarnya. Tidak lama, penis itu mulai kembali ereksi di tangan Tami, semakin keras. Dan Tami langsung mengambil posisi Woman On Top diatas Herdi. Tanpa basa basi, Tami mulai memasukan penis Herdi pada Vagina Tami.

“Eeits.. bentar.. kondomnya belum. Pasang dulu. Nanti kamu bunting aku yang pusing.” ucap Herdi yang langsung mengambil kondom dan menyerahkan pada Tami.

Dengan telaten Tami memasangkan sarung pengaman itu pada penis Herdi yang masih ereksi. Kemudian Tami langsung memasukan penis Herdi pada vaginanya.

“Oohh.. sesak banget kontol kamu dalam memek aku. Aaahhh....” Tami merasakan begitu nikmat setelah penis itu masuk.

“Aduh say.. sempit banget memekmu. Aahh.. genjot aku say. Lakukan sesuka kamu. Puaskan aku malam ini.” Pinta Herdi.

Lalu Tami pun mulai menggoyangkan pinggulnya sambil memegang rambutnya. Dengan kedua payudara yang bergoyang-goyang.

“Cantik banget kamu Farah. Terus goyangi aku.. pijit kontolku dalam memekmu.. ooowwhhh... nikmat banget..” ucap Herdi tak kuasa dengan goyangan yang Tami berikan.

Herdi pun langsung menutup mukanya dengan bantal. Sementara Tami terus dengan posisi pinggul naik turun.

“Faraaah.. aku ngga kuat.” ucap Herdi yang langsung memeluk Tami dan tidak lama Herdi pun mengeluarkan semburan sperma hangatnya yang terbungkus oleh sarung pengaman. Tami pun tidak tinggal diam, ia menjepit penis Herdi dengan otot-otot vaginanya.

“Enak banget Di.” bisik Tami di telinga Herdi.

Tami pun terkulai lemas dan merebahkan diri di samping Herdi sambil memejamkan matanya. Sementara Herdi melepaskan sarung pengamannya dan membersihkan diri.​


•~ Bersambung ~•
Page 15
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd