Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .

°°°°°

Pasar Sawojajar siang ini ramai dipenuhi para pedagang maupun pengunjung yang masih melakukan aksi jual beli satu sama lain.

Aksi tawar menawar menyelingi senyum dan tawa para pelapak ketika jualan mereka sukses berpindah tangan.

"Wah…wah…Bu Hajjah ketiban rejeki nomplok ini…."
"...baru jam segini dagangannya sudah hampir habis…hehehe…"ucap seorang pedagang bernama Bu Siti setengah meledek sambil membereskan separuh kiosnya.

Mendengarnya ibu paruh baya yang akrab dipanggil Bu Hajjah hanya balas tersenyum kecut sambil bersungut-sungut

"Sampean Yo..sukanya kok ngeledek…."
"....bukannya situ yang ludes duluan…."jawabnya.

"Halah…lha wong sengaja tutup gasik kok Bu…" (awal).
"....
"...oya, sore ini Njenengan mau barengan besuk Aini mboten Bu…?tanya Bu Joko. (Menjenguk)

Bu Hajjah sesaat diam sambil berpikir sejenak.

"Memang ada rencana sih Bu…"
"...
"Apa baiknya sekalian saja njih…biar rame-rame.."kata Bu Hajjah.

Bu Siti nampak tersenyum tipis.

"Sampean ini lho…njenguk orang sakit kok malah rame-rame…"
"....omong-omong kasihan ya Si Aini…meski sebentar lagi mau jadi istrinya Pak Kades kita yang kaya raya itu tapi mendadak kena musibah…"
"...dengar-dengar sih Aini harus segera dioperasi karena ada kista di kandungannya…"ujar Bu Joko dengan nada memelas.

Bu Hajjah tak urung turut sedih.

"Yah, kasihan si Aini…."
"...padahal baru mau menikah sudah kena cobaan seperti ini…"
"...Oya si Koko kok lama ndak kelihatan yah Bu…apalagi bibinya khan lagi sakit keras...."ucap Bu Hajjah.

"Koko kan sibuk mau jadi bintang film…mana sempat dia nengokin bibinya…"
"Malah kabarnya sih Bu….si Koko ndak mau terima bibinya kawin sama Pak Kades…"
"...apa karena itu Koko belum datang-datang…"kata Bu Siti lagi.

Bu Hajjah tak langsung menjawab. Sesaat berpikir akhirnya perempuan paruh baya yang sebenarnya belum pernah ke Mekkah ini menyahut sambil bergegas membereskan lapaknya.

"Tau lah Bu…."
"....itu urusan mereka….yang penting sore ini aku tak bareng sekalian sampean nengok si Aini di rumah sakit…."
"...enteni sek yo…"sahut Bu Hajjah. (Tunggu dulu ya..)

Bu Siti hanya mengangguk sebelum pandangannya mengarah ke sosok penjual jamu gendong nan cantik yang tengah memanggul bakulnya berjalan mendekat.

"Eh…Mbak…Mbak Ambar…"

Si penjual jamu yang ternyata adalah Ambarwati mendekat sambil tersenyum manis.


Ambarwati


"Njih…pripun Bu Joko…?
"...gimana resep rapet wangi pemberian saya…manjur tho…?

Bu Siti hanya diam lalu memberi kode telunjuk di bibirnya.

"Ssstttt..Ojo banter-banter nek ngomong…hihihi…" (jangan keras-keras)
"...ramuanmu pancen maknyus…"
"...bojoku nganti megap-megap ngeraksake jepitan tempikku…*
"...aku juga ngerasa uenaak kayak terbang di awang-awang…"
"..yang tak rasake tempikku malah lebih nyokot dibanding saat perawan dulu…"
"....
"... makasih yo Mbak…"kekeh Bu Joko sambil mengangkat jempol.

Ambar hanya tersenyum lalu hendak berlalu.

"Syukurlah kalau Njenengan berkenan…."
"Oya Bu Joko…bulan depan Njenengan jadi nyunatkan si Ragil…? Tanya Ambar.

"Ndak jadi kok Mbak…besok itu khan bulan ketiga. Ada purnama pas barengan dengan gerhana bulan…."
"........
"....Kata orang tua dahulu pamali kalu orang mengadakan hajat…"
"...paling bulan depannya lagi…"sahut Bu Joko.

Mendengarnya Ambarwati diam sejenak sebelum seutas senyum tersungging di bibir tipisnya.

"Ehmmm…ngaten nggih…"
"...njih pun Bu Joko…saya permisi dulu…
"...mari Bu…."kata Ambar sebelum berlalu.

Tak lama langkah kaki mungil Ambar terus berjalan meninggalkan Pasar Sawojajar.

Dia terus berjalan tak terasa tahu-tahu sampailah dia di tepian belantara Alas Lesanpuro yang seolah menyambutnya dengan angker.

Tapi tak terlihat rasa takut sedikitpun di wajah cantik itu.

Ia terus melangkah masuk ke dalam hutan yang semakin gelap karena rimbunnya pepohonan besar dan perdu yang tumbuh lebat mengelilinginya.

Tak lama sampailah ia di depan sebuah gua cukup besar yang ditumbuhi semak dan belukar.

Sesaat ia celingak-celinguk sebelum melangkah masuk.

Semakin kedalam keadaan di dalam gua ternyata sungguh bertolak belakang dengan apa yang ada di luar.

Batu cadas yang berkilat bagaikan marmer nampak terlihat memukau di tengah terpaan api obor yang terpancang di kanan kiri dinding gua.

Kilauannya kian membuat suasana seisi gua terlihat terang nan eksotis bak berada di dalam istana fantasi.

Entah berapa lama Ambarwati melangkah sampailah ia di depan sebuah ruangan bulat berukuran besar dan megah.

Lantai yang bagaikan cermin serta artefak benda terbuat dari batu logam mulia, emas permata menghiasi seisi ruang membuat kesan yang menakjubkan.

Apakah tempat seperti ini benar-benar ada di dunia…?

Cukup lama Ambar berdiri sebelum tiupan angin sepoi-sepoi disertai bau harum semerbak tiba-tiba memenuhi seisi ruangan.

"Kau datang memenuhi panggilanku…Sancawati…"

Ucapan merdu namun penuh wibawa itu mengalun lembut membuat Ambarwati yang adalah perwujudan dari Sancawati sempat merinding dibuatnya.

Mata Sancawati terbuka lebar saat sebuah cahaya berpendar dari atas kursi singgasana di depannya.

Perlahan kian jelas penampakan seekor ular yang sangat besar nyaris sepohon kelapa bergelung mengelilingi singgasana itu.

Sampai akhirnya ular hijau bersisik keperakan berukuran luar biasa itu menampakkan kepalanya.

Terlihatlah satu perwujudan yang menggetarkan ketika kepala ular besar tersebut mendesis keras seakan mengguncang seisi gua bahkan membuat jantung Sancawati berdegup keras.

"Jarang sekali beliau seperti ini…ada apa gerangan yang terjadi…?" Pikir Sancawati dengan raut muka tegang.

Ular besar bermahkota indah nan gemerlapan itu duduk tegak bergelung di atas singgasana dengan mata terpejam.

Deg..deg..deg…

Entah berapa lama suasana lalu berubah tegang.

Jantung Sancawati berdebar keras dibuatnya. Ia bagaikan terdakwa yang menanti "ketukan palu" dari sang hakim. Keringat dingin pelan menggerayangi tubuhnya.

"Sancawati, bagaimana keadaan di Sawojajar…?"
"...sudahkah kau menemukan orang yang kita cari…?"ucap Ular itu tiba-tiba begitu merdu bak seorang wanita muda anggun nan elok.

Kedua matanya akhirnya terbuka menampakkan sorot mata ular yang tajam menggidikkan membawa hawa angker menggetarkan Sancawati yang bahkan sejatinya bukanlah manusia.

Sorot mata bersinar hijau terang dengan mahkota intan permata jelas memperlihatkan sosok yang tak asing lagi.

Dia, sang penguasa lelembut Alas Hutan Lesanpuro…Nyai Ratu Dewi Gelang-Gelang !

"Ampun Nyai Ratu…."
"........
"...saya sudah mendatangi Desa Sawojajar sekaligus saya berhasil menemukan orang yang dimaksud Nyai…."
"...dia adalah seorang pemuda bernama Joko Sembrani…."ucap Sancawati sambil duduk bersimpuh di hadapan ular jelmaan Dewi Gelang-Gelang itu.

"Ehhmmmm….baguss…baguss…."
"....ternyata sampai hari ini dia masih berusaha memutus karmanya selama seribu tahun lebih…hehehe…"
"....tak kusangka kini dia berada dekat tak jauh dariku…."ucap ular itu sambil terus mendesis.

"Lama kau tak memberi kabar, dayangku…?"
"...kupikir kau telah lupa dan asyik bermain-main dengan kesenanganmu di dunia manusia…."

Sancawati terkejut dan nampak gemetar.

"Ampun…ampun Dewi…"
".......
"...tentu saja tidaakk…saya tidak berani mangkir dari perintah Nyai…"
"...sengaja saya belum memberitahu karena tugas belum saya selesaikan seluruhnya…"katanya dengan menunduk.

"Baiklah kalu begitu…."
"....kau awasi terus…pemuda yang bernama Joko Sembrani itu.."
"....dan perlu kuingatkan kepadamu…bahwa pertengahan bulan depan adalah bulan purnama ke tiga yang bertepatan dengan malam puncak Gerhana Bulan di atas bumi…."
"...kau paham maksudku, Sancawati…?"

"Ampun…Dewi…saya paham…"Sahut Sancawati lalu memberanikan diri menatap majikannya yaitu sang penguasa Hutan Lesanpuro ini.

"Malam bulan purnama ke tiga besok yang bertepatan dengan malam puncak Gerhana Bulan adalah saat Dewi Laksmi menurunkan Wahyu Pusaka Cakrakembang yang pertamakali ke dalam alam manusia…"
"........
"...maka barang siapa yang berhasil mendapatkannya di malam itu akan menjadi penguasa atas jin dan manusia seisi bumi…"ucap Sancawati dengan percaya diri.

"...dia akan menjadi sosok mahluk laksana dewa yang bahkan tak terikat dengan hukum kedewataan yaitu hukum yang membuat para dewa tak bisa mencampuri dunia manusia seenaknya sendiri…"sahut Ular jelmaan Dewi Gelang-Gelang menambahkan perkataan dayangnya.

Lalu…Syuuut…..slaaap….

Sesosok tubuh wanita tiba-tiba muncul dari belakang Sancawati sambil berkata seakan membisiki di telinga gadis jelmaan ular itu

"...oleh karenanya…siapa yang bisa menguasai Pusaka Kemenyan Cakrakembang akan menjadi raja Diraja di atas bumi tanpa takut kepada siapapun….
".......
"...sekalipun kepada Sang Siwa Mahadewa..."ucap lembut seseorang tersebut disertai harum semerbak tajam nan misterius menebar ke penjuru ruang.

Menengoklah Sancawati dan terlihat satu sosok wanita kini telah berdiri di sampingnya.

Sosok itu sungguh cantik dan memukau bak seorang ratu dengan gemerlap perhiasan di sekujur tubuhnya yang tertutup kemben keemasan serta mahkota indah di kepalanya.


Nyi Ratu Dewi Gelang-Gelang


Rambut indahnya tergerai panjang hingga menyentuh lantai. Sungguh tak lazim namun sangat mengagumkam !!

Mata itu aahh…! Indah berwarna hijau terang namun memancarkan sinar mistis yang angker menusuk.

Tak nampak lagi sosok ular di atas singgasana.

Kini di tengah ruangan luas berubin bak kaca dengan dinding gemerlap akan emas permata dua sosok wanita berdiri berhadapan.

Pertama adalah Ambarwati yang telah berubah menjadi sosok Sancawati. Kedua tak lain Nyai Dewi Gelang-Gelang.


Sancawati

Sancawati tercekat saat mendengar kata-kata terakhir yang diucapkan Dewi Gelang-Gelang.

"Hyang Batara Agung Siwa Mahadewa…."desisnya dengan gemetar.


Siwa Mahadewa


"Kau masih meragukan kata-kataku, Sancawati…."
"...nanti akan ku buktikan setelah pusaka Kemenyan Cakrakembang berhasil kudapatkan…"ucap Dewi Gelang-Gelang sambil membelai lembut pipi dayangnya ini.

"Sebentar lagi adalah saat yang paling penting bagi kita.."
"...waktu yang tepat untuk mendapatkan Pusaka Cakrakembang setelah penantian beribu tahun…"
"........
"...kau paham dayangku…?" Ucap Dewi kali ini sudah duduk di atas singgasananya.

"Hamba paham Dewi.."
"..........
"...besok saat munculnya Gerhana Bulan adalah waktu terbaik untuk menyerap dan menyatukan diri dengan saripati Pusaka Kemenyan Cakrakembang…"kata Sancawati dengan yakin.

"Kau awasi terus keberadaan pemuda itu…"
"....menurut perhitunganku dia akan muncul menjelang malam purnama…"
"...begitu dia muncul bawa segera ke hadapanku…"
"Jangan biarkan siapa saja merintangi…"
"...bagi yang coba menghalangimu…bunuh saja…"
"...waktu itu sangat penting dan belum tentu terulang lagi…"
"...jangan sampai lengah dan jangan sampai terlambat…"

"Hamba akan melakukan sebaik-baiknya dan berjanji tidak akan mengecewakan Nyi Dewi…"sahut Sancawati.

"Bagusss…bagusss…."
".........
"...sekarang kembalilah…dan laksanakan tugasmu dengan baik…."

"Siap laksanakan Dewi…."
"...hamba mohon diri…."

Selesai berucap Sancawati segera berlalu.

Sepeninggal dayangnya Dewi Gelang-Gelang berjalan ke arah singgasananya lalu memandang lekat jauh ke muka.

"Raden Soma…sampai kapan kau terus bertahan…lebih baik kau terima saja nasibmu…sia-sia saja kali ini usahamu Raden…hihihihi…."ucap Dewi Gelang-Gelang disusul kedua matanya terpejam.

Slaaap….

Sekejap kemudian sosok cantiknya lenyap begitu saja dari pandangan.

-------------

Begitu sampai di luar, Sancawati yang kini berubah menjadi ular besar segera melata cepat menyusuri semak belukar Hutan Lesanpuro menuju sebuah tempat.

Ehmm, ternyata sebuah gua yang lain….

Begitu masuk sosoknya kembali berubah menjadi sosok cantik Ambarwati.

Di hadapannya satu sosok pria tua dalam keadaan telanjang bulat nampak mengerang lirih.

Tubuh lemah itu terkulai di atas ranjang batu dengan kemaluannya mengacung tegak tengah disepong beramai-ramai oleh tiga gadis cantik bertubuh setengah ular.

Mata pria itu mengerjap pelan saat nanar menatap sosok Ambar yang memandangnya sambil melempar senyum manis.

"Pripun Mbah Toyo..? Pasti nikmat rasanya setelah sekian tahun tak pernah mejuh…hihihihi...."
"............
"...Simbah tak perlu kuatir…ketiga pelayanku ini akan terus memberi kenikmatan dunia buat Simbah…jangan sungkan kalu mau tambah, Mbah....."katanya tersenyum lebar

"Hahhhh….kau..iblis wanita…."
"....takk akannm kubiarkan engkauuuu…mencelakakan Ngger. Joko Sembrani…hahhh…uuughhhh….*erang sosok tua yang ternyata adalah Pakde Toyo.

Di tengah nikmatnya rangsangan di alat vitalnya ia berusaha sekuat daya untuk tetap sadar dan tidak terlena akan "kepuasan" yang dialaminya.

Sancawati tersenyum lalu mendekat sambil membelai wajah Pakde.

"Kau pikir…dirimu mampu meloloskan diri dari tempat ini….heh…""
"...perlu kau tahu Mbah….setelah anak ganteng itu kudapatkan…saat itulah ajalmu tiba…dan kau akan terlepas dari kesengsaraan ini…hihihihi…."

"Kauuu…kauu jangan jumawaaa…Sancawati…"
"....ketahuilahhh…hahhh…hahhh…kejahatan takkan pernah menanggg….aaahhhh…uuughhhh….."ucap Pakde sebelum melenguh saat penis ngacengnya akan kembali muncrat.

Paras cantik Sancawati berubah kelam mendengar ucapan Pakde.

"Dasar tua bangka tak tahu diri….banyak bacot…!"ucapnya keras sambil menganggukan kepala ke arah ketiga pelayannya.

Ke tiga wanita cantik bertubuh setengah ular itu segera saja menggarap kemaluan pakde begitu rupa hingga lolongan pilu keluar dari bibir keriput Pakde Toyo.

"Akuuh....KELUAARRR...aarghhhhh....!!!"
Crooot…. CROOOTT…. CROOOTT….

"Aaarrrggghhhhh….KELUAARRR laggihhhh….!!!!"

Crooot….crooot…..

Tubuh tua pakde menggeliat saat badai kenikmatan itu mendera dirinya untuk ke sekian kalinya bersamaan mani kentalnya muncrat dari lubang kencingnya.

Sancawati tersenyum puas memandang tajam ke arah luar gua sambil mendengus keras sebelum terucap lirih dari bibir merahnya.

"Nyi Dewi…aku terpaksa mengalah saat ini…"
"Namun begitu aku mendapatkan pusaka Dewata itu…kau yang giliran menjadi budakku…"
"............
"...setelah itu aku…Sancawati akan menguasai seluruh mahluk dan memerintah dunia manusia seisinya…hehhh…."

Terbayang di matanya ia akan mengendalikan seluruh pemimpin negara di muka bumi untuk patuh kepadanya. Mudah baginya untuk meraih kesenangan di atas dunia sekaligus memerintah seenak dirinya.

Sungguh akibatnya takkan bisa dibayangkan.

Perang dan pertikaian akan pecah di seantero negeri bila niatnya akan kesampaian. Ujung-ujungnya…kiamat bumi bisa datang lebih lebih cepat.


========



RSUD Lohjinawi


Beberapa orang tengah bercakap-cakap di Ruang Mawar no 5 di mana Aini dirawat.

Seorang dokter ditemani seorang perawat nampak berbincang cukup serius dengan Bu Ginah, Menik dan Pak Harsoyo.

Aini yang terbaring terlihat sadar dan ikut mendengarkan penuturan sang dokter muda spesialis kandungan itu.

"Operasi kista akan di laksanakan dalam beberapa hari ke depan, Bu…"
"Patut disyukuri kista tersebut belum sampai taraf membahayakan…namun tetap harus cepat ditangani…"
"Oleh karenanya harapan saya Ibu Aini bisa segera sehat dan beraktivitas kembali…."
"Setelah saya cek dan kondisi tubuh Ibu Aini update terakhirnya Ibu dinyatakan sehat untuk melakukan operasi…"
"....begitu njih….mungkin ada yang mau ditanyakan perihal operasi…?" Ucap dr. Muhsin.

"Ehmmm…apa pengangkatan tersebut akan berpengaruh kepada kesuburannya dok…maksud saya…apa Bibi saya ini masih bisa hamil…? tanya Menik dengan raut sendu.

Dr Muhsin tak lantas menjawab.

"Maaf, Saya tidak bisa menjamin karena tergantung keadaan pasien pasca operasi…"
"....ada pasien yang bisa hamil setelah operasi kista namun banyak juga yang sulit untuk hamil…"
"Meski begitu tujuan operasi ini lebih diprioritaskan demi kesehatan Ibu Aini karena takutnya bila dibiarkan akan mengancam jiwanya di kemudian hari…"ucap Muhsin balas memandang Menik lalu memeriksa denyut nadi dan tekanan darah Aini menggunakan Tensimeter

Setelah mendengar penuturan Dr. Muhsin, Menik mengusap lembut kepala Aini seakan turut merasakan kepedihannya.

"Tidak apa-apa Nik. Bukankah beliau mengatakan ada juga yang bisa hamil setelah melaksanakan operasi…"
"...bagiku tidak masalah bisa hamil atau tidak…karena semua itu ada di tangan Yang Maha Kuasa…"
"...kita sebagai hambaNya hanya bisa berpasrah diri…."ucap Aini tenang sambil meremas lembut jemari gadis ini.

"Koko benar-benar kebangetan jika dia sampai tidak menjenguk bibi…"sahut Menik begitu sang dokter meninggalkan kamar.

Aini lagi-lagi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Soal Koko tak perlu dipikirkan, toh sudah ada kamu dan Budhe Ginah yang menjagaku…"
"...Koko pasti begitu sibuknya karena mempersiapkan diri untuk syuting…"
"Mendengar itu saja membuatku sudah sangat bahagia…semoga Koko bisa meraih semua impiannya selama ini…"ucap Aini lalu membaringkan kepalanya kembali ke atas bantal.

Meski terdengar tenang namun Menik bisa merasakan kegundahan yang tersirat di balik ucapan Aini.

Dalam hatinya Menik bahkan sampai menyumpahi Joko saking tak tahan melihat kecuekan teman masa kecilnya ini.

"Ayahmu di Jakarta sampai berapa lama, Nik...? Pulangnya kapan...?" Kata Pak Harsoyo menyela pembicaraan sepeninggal Dokter Muhsin.

"Sudah hampir seminggu ini kok Pakde...lusa paling pulang karena hari ini penyerahan Penghargaan Desa Teladan Tingkat Nasional kepada Papa mewakili Desa Sawojajar sebagai juara pertama akan langsung diserahkan Bapak Presiden di istana..."
".....tapi beliau sudah Menik WA kok soal kondisi Bibi...."sahut Menik sambil kemudian membayangkan Joko Sembrani.

"Aahhh…Koko….jika sampai sebelum operasi kau tak juga datang menjenguk Bibi Aini…aku bakalan tak menganggapmu sebagai temanku lagi…"runtuk gadis ini menahan sebal dalam hati sambil menggenggam hapenya. Sepertinya dia hendak menghubungi sang pemuda ganteng ini.

Entah apa setelah ini Koko luluh hatinya untuk menjenguk bibinya.

----------------

Waktu sudah menginjak sore hari kala Joko selesai mandi di sebuah kamar apartemen mewah di Surabaya.

Yang pasti itu bukan kamar apartemen milik Rifka Lumoindong.

Tubuhnya yang telanjang hanya berbalut handuk membelit bagian intimnya sungguh menampakkan pesona body atletisnya yang begitu memukau.

Putih bersih dan tinggi tegap mencapai 190 cm dengan berat proposional nan simetris. Perfecto 👌👌👌…No comment deh pokoknya.

Apalagi saat pandangan mata menyorot ke bagian pangkal pahanya. Ooww…besar dan nonjolnya ituuu…Sis !!! Ckckckck…hehehe.
(Bikin ngiri lu, Ko…🥺)


Body Atletis - Ilustrasi

Sambil bersiul enteng Joko meraih pakaiannya yang tersampir di atas kursi lalu menyisir rambut tebalnya yang indah menawan.

Mari kembali menilik suasana di dalam kamar itu. Kamar apartemen mewah di mana Joko baru saja tuntas menghadiri sebuah acara private party selama 4 jam lamanya.

Sayup-sayup suara alunan lagu balad romantis berjudul 'I Believe I Can Fly" yang disuarakan R Kelly masih terdengar bening mengalun dari satu set speaker hi-fi JBL Original seharga belasan juta.

Video Music : "I Believe I Can Fly" song By R. Kelly.


Menengok ke dalam kamar sudah langsung tersaji sebuah pemandangan unik dan menggetarkan sekaligus bikin penasaran.

Sejumlah bra dan celana dalam seksi wanita berbagai model seperti Hipster, Thong, Tanga, maupun Cheeky berserakan begitu saja di lantai maupun di atas kursi.


CD Hipster


Thong


Tanga


Cheeky


Sementara aroma wangi wine sesekali menyeruak ke seantero kamar apartemen elit itu plus beberapa botol Jacob's Creek beraroma sitrus buah-buahan segar terlihat di atas meja dalam kondisi kosong.


Wine


Jacob's Creek Chardonnay


Mengarah ke ruang tengah terlihat jelas pemandangan lain yang amat mengguncang dada.

Nampak di sana penampakan 8 (delapan) sosok gadis muda menawan dalam kondisi polos alias telanjang bulat tanpa busana tergeletak begitu saja di sejumlah titik sambil mengerang lirih.

Dari kedelapan sosok telanjang itu ada yang berada di atas ranjang dalam posisi telentang dan ada pula yang tengkurap.

Beberapa terkulai di tepi sofa dan sisanya tergeletak lemah begitu saja di karpet lantai nan empuk.

Sebagian besar dari mereka baik yang berada di tempat tidur maupun yang ada di bawah nampak dalam kondisi lemah lunglai.

Bahkan gilanya ada yang masih mengalami kejang ringan bak orang tengah sakau.

Sementara di atas meja terlihat sebuah majalah fashion terkenal ibukota edisi terbaru menampakkan sampul muka bergambar foto cantik delapan model rupawan yang tergabung dalam agensi La Viola Beauty Model.



8 Model La Viola.


Persis..!!!!

Kedelapan gadis cantik yang tengah telanjang bulat dalam kondisi kepayahan di dalam kamar ini bukan lain adalah para model La Viola yang terkenal itu.

Cairan sperma nan putih kental nampak berkilat basah melumuri nyaris di sekujur tubuh indah telanjang gadis-gadis model muda itu membuat kulit mulus mereka berkilau bagaikan kristal.

Sebagian dari mereka yang telentang dengan kaki mengangkang jelas memperlihatkan celah kemaluannya yang semula indah rapat berjembut kini lebar menganga.

Namun satu yang sama terlihat di masing-masing organ vital kedelapan gadis-gadis cantik nan aduhai ini.

Semua liang vagina para gadis cantik tersebut mengeluarkan lelehan lendir putih kental air mani alias pejuh yang tadi disemprotkan Joko usai berejakulasi beruntun di dalam tubuh telanjang gadis-gadis seksi itu.

Gimana rasa nikmatnya yang dirasakan Joko...!!!??
(Ndak ketulungan deh pokoknya. Sulit diceritakan...😁)

Joko yang sepertinya hendak digangbang beramai-ramai oleh para model cantik itu berubah sebaliknya. Gadis-gadis model La Viola Beauty tersebut malahan yang digilas Joko satu persatu.

Betul-betul edannn…!!!

Usai menatap tajam para gadis model yang baru saja membooking-nya, Joko pun meraih kunci sedan sportnya lalu turun ke lantai lobby.

Begitu gagahnya Joko dengan dandanannya yang perlente hingga membuat para wanita menatapnya dengan pandangan nanar penuh kagum.

Bruummm…..ciieeeeetttt….

Toyota GR warna merah yang meledakkan tenaga sebesar 245 tenaga kuda itu pun menyalak keras lalu melaju cepat disertai sorot kagum para tamu dan karyawan hotel yang sempat berebut foto bareng bersama sang idola, Anakmas Joko Sembrani.

Di tengah melaju bersama sedan sportnya Joko melihat pesan notif di hapenya.

Ehmm….dari Menik rupanya.

Ia lalu meminggirkan mobilnya di tepian.

Raut parasnya yang sebelumnya acuh sesaat diam lalu terlihat ketegangan dan kegelisahan mulai nampak di wajah tampan itu.

Sesaat matanya menatap kosong ke muka seakan mencari sesuatu atau lebih tepatnya 'seseorang' untuknya bertanya tentang apa yang harus dilakukannya.

Tak lama tiba-tiba hapenya berdering. Tante Lisa ternyata.

(..."Ko…temui Tante di tempat biasa ya…ada hal penting yang ingin Tante bicarakan…")

"Siap Tante…."balas Joko sambil sesaat memejamkan mata lalu kembali menginjak pedal gas mobilnya seiring nafasnya berhembus kuat

Woeengg….

Yah, Joko sepertinya tahu kepada siapa dia harus mengutarakan kegundahannya.


=======


Sore itu selang sehari sebelum operasi Aini.

RSUD Lohjinawi kedatangan tamu-tamu elit nan istimewa. Terlihat dari sebuah Toyota Alphard terbaru parkir berdampingan dengan sebuah sedan sport Toyota GR warna merah yang tak asing lagi.

Benarkah Joko yang datang….??

Suasana di kamar Aini terlihat begitu cerah membahagiakan kala Joko berpelukan erat dengan sang bibi yang amat dikasihinya.

Derai air mata nampak jelas di pelupuk Aini melihat keponakannya tercinta tiba-tiba datang menjenguknya.

Sungguh sebuah kejutan yang mengharukan.

Joko yang larut dalam keharuan terlihat berkaca-kaca di balik sikap tegarnya yang makin dewasa.

Menik, Amel, Tante Lisa dan Bu Ginah terlihat menemani mereka berdua.

Keharuan juga nampak jelas di wajah ke-empat wanita itu terutama Menik. Yah, akhirnya segala usahanya terbayarkan dengan kedatangan Joko sore ini.

Sungguh ia merasa bahagia karena sedikit banyak telah mengurangi beban wanita yang akan menjadi calon ibu tirinya ini.

Namun benarkah kedatangan Joko seperti yang diharapkannya…khususnya untuk Aini pribadi…??

"Bibi…aakhhhh…."ucap Joko lirih sambil mengecup lembut kening wanita cantik ini.

Lama tak jumpa betul yang dikatakan Menik. Bibinya sekarang terlihat lebih kurus meski kecantikannya tetaplah mempesona.

"Tante sengaja datang lebih dulu karena ada sebuah berita yang harus Tante sampaikan ke bibimu, Ko…"
"...salah satunya perihal syuting film yang seharusnya mulai Minggu ini…"
"........
"...Tante sudah meminta kepada Pak Manoj untuk menunda dulu pengambilan gambarnya…karena Koko harus menemani bibinya operasi…dan kabar baiknya…beliau setuju…"ucap Tante Lisa dengan raut muka sumringah.

Semuanya nampak gembira mendengarnya.

"Kamu bisa menemani bibimu sampai setelah operasi, Ko…"
"...baru setelah itu kamu bisa berkonsentrasi untuk syuting…"
"...saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga operasinya bisa lancar dan Mbak Aini bisa pulih dan beraktifitas kembali seperti semula…"tambah Tante Lisa sambil mengamit lengan Amel yang ada di sampingnya.

"Betul Tante…"
"...saya juga berharap yang terbaik buat Tante Aini dan juga Koko…."ujar Amel penuh haru.

"Tante dan Amel akan langsung balik ke Surabaya, Ko…"
"....sementara kamu di sini dulu jagalah bibimu baik-baik…"
"Temani dan berilah support agar Mbak Aini bisa menjalani operasinya sampai selesai…."
"...Tante yakin semuanya akan baik-baik saja…"ucap Tante Lisa sambil melepas senyum.

"Terima kasih banyak Bu Lisa…sungguh perhatian Ibu terhadap Koko begitu besarnya membuat saya sebagai bibinya merasa tenang…"
"...tenang karena Koko berada bersama orang yang tepat…"
"...saya sebagai bibinya di desa hanya bisa mendoakan semoga Bu Lisa bisa terus mendampingi Koko dalam merintis karir di dunia hiburan yang keras ini…"kata Aini tersenyum lembut menatap Tante Lisa lalu berganti memandang Joko seraya menegang lembut jemari anak muda ini.

Joko yang mendengarnya malah terlihat 'mewek' sampai mata birunya yang indah terlihat berkaca-kaca.

Ia balas meremas lembut jemari lentik sang bibi lalu tanpa sungkan mengecup mesra jari putih nan mulus itu.

Kelakuan Joko yang nampaknya biasa saja ini nyatanya membuat jantung Tante Lisa dan Amel, dua perempuan yang sama-sama menaruh rasa cinta terhadap Joko melonjak bak tersetrum listrik.

Mereka kaget dan tak mengira betapa mesranya perlakuan Joko terhadap bibnya ini.

Sesaat muka keduanya nampak memerah menahan rasa asing yang seharusnya tak perlu mereka pikirkan karena bagaimanapun Aini adalah bibinya. Cemburukah….???

Tante Lisa balas tersenyum berusaha menetralkan rasa tak nyaman yang sempat hinggap di dadanya.

Usai berbincang sekian waktu Tante Lisa dan Amel balik kembali ke Surabaya meninggalkan Joko bersama sang bibi tercinta.

Kini di kamar itu hanya ada Aini dan Joko sedang Budhe Ginah bersama Menik tengah keluar sebentar untuk membeli nasi plus lauk-pauk.

Cukup lama keduanya hanya saling bertatapan penuh kasih menyimpan berjuta kesan.

Baik Aini dan Joko terus saling memandang satu sama lain dengan perasaan campur aduk. Antara rasa sayang, kangen, cinta dan sungkan.

Sungkan karena mereka sama-sama tahu tak lama lagi mereka harus menjaga jarak dan memelihara sikap karena sang wanita sebentar lagi akan bersuami. Yah, Aini….

Tapi rasa cinta dan sayang mengalahkan segalanya….

"Bibiiii….!!!...huk..huk..huk..hukk…." Pekik Joko tertahan lalu menghambur memeluk Aini.

Dipeluknya erat dan mesra penuh kasih sang bibi yang berbaring di ranjang kamar rumah sakit.

Air mata anak muda ini bercucuran kala rasa kangen dan cinta ini bercampur dengan rasa bersalahnya mengingat apa yang telah terjadi dulu. Ditambah apa yang dialami sang bibi terkasihnya membikin Joko kian larut akan kesedihan yang memuncak.

Aini yang turut haru nampak menahan tangis berusaha tegar sambil mengelus lembut rambut lebat dan indah Joko penuh rasa keibuan.

Dibiarkannya anak muda ini menumpahkan segala unek-unek yang selama ini menumpuk dan mengerak di dalam tubuh dan jiwanya.

Sekian saat usai menumpahkan perasaanya Joko perlahan bangun sambil mengecup jemari lentik sang bibi.

Senyum manis Aini terkembang membuat Joko lega karenanya.

Senyuman yang seolah menandakan sang bibi telah memaafkannya dan masih memperhatikannya meski dia telah berlaku tak patut pergi begitu saja tanpa mengabari sang bibi yang telah merawatnya sedari kecil.

"Bi…Bibi…Joko minta maaf yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang paling dalam telah berlaku egois dan seenaknya sendiri…"
"....Joko memang pria menyebalkan yang bertindak kurang ajar kepada Bibi…"
"...Joko sangat menyesal….aahhhh….maafkan Joko…Bi…"ucap sang pemuda dengan raut muka sedih dan berlinang air mata.

Aini lagi-lagi melepas senyum sambil membelai lembut paras tampan Joko.

Perlahan ia beringsut duduk sambil dibantu Joko.

"Bibi tidak mempermasalahkannya, sayangg…"
"...buat bibi, kamu masihlah Joko Sembrani yang polos dan menyenangkan…"
"...kamu masih dalam masa perkembangan menuju kematangan seorang pria dewasa…"
"...tak mengherankan seringkali pria seusiamu masih berpikir idealis dan memandang dirinyalah yang harus diperhatikan…"
"...bibi tidak menyalahkanmu karena bibi sendiri juga manusia biasa. Seringkali berbuat khilaf dan kadang kurang bijak mengambil keputusan termasuk memperhatikan kamu…sayang…"

Joko mendesah lalu kembali mengecup lembut jemari lentik Aini lalu kembali keduanya saling menatap mesra satu sama lain.

Aini memandang Joko penuh kasih dan menyadari bahwa kini keponakannya itu telah tumbuh makin dewasa dengan berjuta pesonanya.

Tak heran Joko didaulat menjadi idola baru kaum wanita di jagat hiburan tanah air.

"Di sini pasti banyak yang merindukanmu, Ko…"
"...teman-temanmu semasa sekolah…mantan guru-gurumu di sekolah bahkan Kak Syifa Hayuk…beberapa kali mampir ke rumah menanyakan keadaanmu…"ucap Aini.

Joko mendesah sambil tersenyum manis mendengar kata-kata itu.

"Seperti yang disampaikan Tante Lisa…Koko akan tinggal di sini untuk waktu yang tidak sebentar. Minimal sampai Bibi selesai menjalani operasi…"
".....
"Mungkin seperti yang dikatakan Bibi benar…banyak yang merindukan Koko…namun satu yang pasti…dari semuanya itu tak ada satupun yang melebihi rasa kangenku kepada wanita tercantik yang selalu ada setia di hati Koko…selamanya…dia…Bibi Aini-ku seorang…"kata Joko memandang teduh Aini dengan mata birunya yang menawan.

Diremasnya lembut jemari lembut Aini lalu dikecupnya mesra.

Aini tersenyum manis dengan hati berbunga-bunga mendengar penuturan Joko.

Meski demikian rasa sesal sempat hinggap jauh di dalam lubuk hatinya.

Sungguh pun dia tak mungkin merajut asmara dengan keponakannya ini namun rasa cinta terhadap ponakannya ini takkan pernah tergantikan oleh siapapun.

Hanya matanya yang sedikit berkaca-kaca bisa menggambarkan betapa pilu hatinya melihat kenyataan yang mau tidak mau harus ia dan Koko terima.

Asmara yang terlarang….

"Gadis yang bersama Tante Lisa…Amelia yah…sungguh gadis yang cantik, baik hati sekaligus pintar…"
"...sepertinya dia sangat memperhatikan kamu…"
"........
"...sebagai seorang wanita…bibi bisa tahu Amelia sepertinya memendam rasa cinta kepadamu, Ko.."ucap Aini seperti berusaha memancing respon anak muda ganteng ini.

Koko sesaat diam. Dia menunduk pelan lalu balas menatap Aini sambil menggelengkan kepalanya.

"Betul apa yang dibilang Bibi…Amel memang sangat baik…terlalu baik malah…"
"Siapapun pria pasti bakalan tertarik dengan cewek seperti Amel…"
"...mungkin hanya pria idiot saja yang sampai hati menolak dirinya.."
"...tapi buat Koko dia sekedar sahabat kok, Bi…"
"...dia juga ndak pernah bilang soal pribadi kepada Koko apalagi soal asmara…"
"....
"...Koko sendiri punya prinsip…berbuat baik kepada semua wanita tapi cinta kepada seorang saja…"
"....
"Dan dia adalah…."kata Joko setengah menggantung tak melanjutkan kata-katanya sambil tersenyum manis penuh arti kepada sang bibi tercinta.

Aini yang tak sabar nampak mendesaknya sambil cemberut lucu.

"Dia…siapa Ko….??" tanya Aini makin tak sabar.

Joko hanya tersenyum lebar melihat mimik Aini seperti cemberut manja memandangnya. Di matanya meski terbaring dalam kondisi sakit, Bibinya masih terlihat ayu mempesona.

"Ayo dong Kooo...kasih tau bibi..."desak Aini makin penasaran.

Tingkah Joko yang hanya mesam-mesem saja justru membuat Aini tambah geregetan.

"Ada deh...Bibi pasti tau siapa yang Koko maksud…."lanjut Joko lirih sambil kembali mengecup mesra tangan Aini.

Keduanya saling berpandangan cukup lama seakan memercikkan rasa kasih dan sayang sebagaimana dahulu.

Rasa sayang yang membuncah bukan hanya sebagai keluarga melainkan lebih dari itu. Rasa kasih asmara sebagai seorang pria dan wanita.

Dada Aini dan Joko berdegup makin kencang saat tanpa mereka sadari keduanya perlahan kian mendekat dan semakin dekat.

Joko dan Aini bisa merasakan dengus nafas masing-masing dalam jarak sejengkal.

Jemari besar Joko memegang lembut dagu lancip Aini sambil bibirnya mengarah pelan hendak mengecup bibir mungil perempuan jelita ini.

"Aahhh…Kokooo…."

Aini mendesah lirih sambil memejamkan mata beningnya.

Nalurinya sebagai perempuan mengharuskannya membuka bibir mungilnya sedemikian rupa…membuka perlahan saat dalam sepersekian detik lagi kedua bibir itu akan saling bertautan satu sama lain.

Teng teng teng…!
........

"Perhatian…perhatian….!! Diberitahukan kepada para pengunjung…dimohon untuk segera mempersiapkan diri karena waktu berkunjung tinggal 15 menit…demikian informasi dari kami…atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih…"
..........
Teng teng teng…!


"Eh….!

Mendengar suara dari petugas informasi yang menggema dari speaker rumah sakit sontak membuat Aini dan Joko menghentikan 'aksi' mereka.

Wajah Aini dan Joko bersemu merah menyadari bahwa mereka hampir saja melakukannya tanpa sadar.

Lagi-lagi Aini hanya tersenyum kecil melihat tingkah Joko yang kemalu-maluan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Aini yang tak jua mendapat jawaban pasti hanya mendesah pendek…kecewakah dia ??

Bisa iya bisa tidak…namun jauh di dalam hatinya ia bisa menerka siapa yang dimaksud Koko, ponakan kesayangannya itu sekaligus pria yang sangat ia kasihi.

"Biarlah semua bergulir apa adanya…" demikian sebuah bisikan hati nan misterius mengalir begitu saja masuk bersamaan ke dalam relung sanubari kedua anak manusia itu.


========


Siang menjelang sore itu suasana sekitaran Kecamatan Lohjinawi mendung pekat dengan gerimis mulai berjatuhan dari langit gelap yang menggantung sedari pagi tadi.

Angin terus berhembus kencang membuat awan pun seakan enggan menahan beban yang semenjak tadi dipikulnya lebih lama lagi.

Cesshhh…blaarrrr….

Kilat menyambar disusul halilintar menyalak menimbulkan suara gemuruh yang menggetarkan bumi Lohjinawi.

Getar yang ditimbulkannya sampai turut menggoncangkan kediaman wanita cantik nan seksi aduhai mantan guru OR Joko semasa SMA dulu.

Siapa lagi kalau bukan Bunda Zirahtul Hikmah, S.Go, salah satu trio macan di SMA Negeri 1 Lohjinawi.


Bu Guru Zirahtul Hikmah


Mata bening Joko yang biru cemerlang sesekali terpejam erat merasakan nikmat luar biasa di batang ngacengnya yang terjepit ketatnya lubang kenikmatan itu.

Geli-geli nikmat dan rasa hangat begitu membasuh sekujur tubuhnya yang tengah ditindih tubuh telanjang nan molek Bu Zirahtul Hikmah.

Kulit mantan gurunya yang putih mulus dan berkilau indah bermandikan keringat menetes-netes membasahi sprei ranjang pribadinya seiring goyangan pinggul dan pantat bugilnya nan semok aduhai terus menggenjot kemaluan cowok ganteng ini tanpa jeda dan membabi-buta.

"Ooohhh…KONTOL…KONTOOOL…kontolmuuu Sayangggg….ennaaak bangeeeettt Ya Aloohh….. aaahhhh…aaahhhh…."

"....aauuuhhh besaaaarr…kerassss…. dalammm sekaliiiihhhh…menusuk lubangkuuu…Koooooo…."
rintih sang guru olahraga nan seksi bahenol ini.

Bu Guru Zirahtul terus saja mengulek-ulekan bokong besarnya yang putih mulus dan padat itu. Berusaha menggilas batang ngaceng kepunyaan Joko yang telah memasuki bagian intimnya hingga ke sisi terdalam yang tak pernah dijelajahi siapapun.

Wanita cantik berusia 35 tahun ini terus menggila di atas tubuh bugil Joko yang hanya bisa pasrah menerima nasib 'tersiksa' oleh kenikmatan lezatnya tubuh indah Bunda Zirahtul Hikmah, sang guru olahraga.

"Iyyahhh…iyyyahhh….ooouugghhh…NIKMAAAATTTT…Kokooo Sayanggg….Bundaaa…Bundaaa tak kuaaat mauuu keluuaaarrr…aakhh….Aakhhh…"

Bunda Zirahtul terus menggenjot liar bak seorang Joki tengah berusaha menjinakkan seekor kuda jantan liar yang begitu perkasa ini.

Paha mulusnya terkangkang…pantat semoknya terus menari-nari bak penari jaipong profesional. Maju mundur…naik turun dan memutar-mutar.

Begitu larutnya perempuan ini berusaha menikmati surga dunia di dalam batang kejantanan sang pemuda tampan.

Liang vaginanya terus menghisap-hisap…meremas-remas…menyedot getah surga dari sebatang daging ngaceng yang menancap gagah membelah lubang rahasianya yang indah berjembut hingga meluber ke luar.

Detik-detik klimaksnya sungguh tak dapat ditahan lagi.

"….OOOUUUUGGHHH..!!!!!" Jerit merdu Bunda Zirahtul saat orgasmenya datang sekonyong-konyong.

Tubuh bugilnya yang mengangkang seksi di atas tubuh Joko kejang-kejang menerima kenikmatan ini. Matanya membelalak dengan bibir indahnya bergetar menganga lebar.

Di waktu orgasme melanda relung jiwa dan ragawi Zirahtul Hikmah, Joko justru tak fokus. Pikirannya mengembara entah kemana.

Antara raga dan jiwanya seakan berada di ruang dan waktu yang berbeda...!!!!
............
{{{ ......."Ko….setelah apa yang terjadi…bibi menyadari sudah saatnya bibi memberikan kebebasan kepadamu dan tak lagi mengekang dirimu…apalagi dengan usiamu yang makin dewasa…."
"Bibi mengaku salah slama ini selalu menganggapmu seperti Koko kecilku yang dulu…yang imut, lucu dan kadang rewel.."
".....
"Semua ini sebenarnya tak lepas dari bentuk perhatian Bibi kepadamu, Ko…"
".....
"...namun bibi tidak menyadari bahwa ponakan kecilku kini telah tumbuh makin besar dan kini menjadi pria dewasa yang begitu gagah mempesona…"
"....
"...Ko…sebelumnya bibi telah bertemu dengan Ibu Lisa sekaligus saling berbagi rasa dan pemikiran dengan beliau. Dari situlah bibi menyadari bahwa mengekang kebebasan seseorang meski dengan dalih demi kebaikan seringkali tidak berada dalam porsi yang tepat…"
"....yang benar adalah memberikan kebebasan yang bertanggungjawab. Melatih anak tersebut untuk siap mandiri, tahan ujian, berpikir kritis sekaligus mawas diri dalam mengambil setiap langkah…itulah yang seharusnya BIbi lakukan kepadamu…*

Joko terhenyak mendengar penuturan Aini. Dipandangnya raut ayu sang bibi yang tersenyum cerah meski terbaring lemah di ranjang kamar rumah sakit.

Sekilas dalam hatinya terbersit begitu saja rasa kangen ingin diperhatikan seperti saat kecilnya dulu. Namun tiba-tiba terus muncul rasa ego seiring kematangannya sebagai pria dewasa yang ingin mandiri.

Tarik ulur ini membuat sang pemuda dalam persimpangan nurani.

"Mulai sekarang bibi tidak akan mengawasimu. Menyuruhmu melakukan ini dan itu termasuk melarangmu melakukan apapun.
"....kini bibi sudah menganggapmu sebagai pria dewasa yang mampu memikul tanggung jawab sendiri…."
"Kau bisa melakukan apa saja yang menurutmu baik, Sayang…."
"...karena…karena aku juga bukanlah orang tuamu…"
"....
"Bibi akan menikah Ko…."
".........
"...pesan bibi ke kamu…jaga diri kamu baik-baik…selalu mawas diri terutama di dunia hiburan yang seringkali penuh caci sekaligus puja puji yang semu…."ucap Aini sambil mengamit lembut jemari Joko.

Joko mendengarkan dengan seksama segala curahan hati sang bibi penuh bergelimang rasa yang campur aduk.

Di satu sisi dia merasa gembira sang bibi akhirnya 'merelakannya' untuk memberikan kebebasan. Namun sisi lain, hatinya pedih bagaikan seorang pacar yang ketinggalan kereta cintanya. Kolom hatinya terasa sunyi sepi seolah kini dia hidup sebatang kara…....}}}

.............

Semua memori percakapan di kala siang itu terus terlintas di benaknya meski sosok telanjang Bunda Zirahtul terlihat kejang-kejang diterpa badai klimaks berkepanjangan karena penisnya yang memaku dahsyat di lubang legit kemaluannya.

"Oooohhhh...Oooohhhh...!!!" Jerit Bunda Zirahtul mengejat-ngejat sambil meremas dada bidang berotot Joko.

Buah dadanya yang putih montok dan kencang sebesar pepaya dengan puting coklatnya mengacung tegak terlontar keras berulang kali bak balon membuat siapapun pria bakal ngiler melihatnya.

Joko yang sedari tadi terpejam sontak matanya terbuka nyalang.

Bayangan Aini yang tersenyum manis semula terlihat jelas di pelupuk matanya sontak lenyap berganti sosok-sosok lain menghantui pikirannya.

Mulai dari Pak Kades Imam Fadholi yang seolah tersenyum mengejeknya. Disusul wajah para wanita yang pernah bersamanya.....Menik, Sari, Bu Sofiatun, Bu Endang, Amel, Tante Lisa bahkan Amanda Sherly….dan banyak lainnya…termasuk Alm. Utari yang meninggal dengan tragis.

(...."Hohohohho…Joko…Joko….Bibimu adalah milikku…calon istriku…kau tak bakalan memilikinya untuk selamanya….terima nasibmu bocah bagus…hahahaha….!!! Ejek bayangan Fadholi sambil tertawa terbahak-bahak…)

Wajah Joko yang semula memucat berubah memerah dengan raut muka 'bengis'.

"Gagggghhhh….tiddakkk…!!!! Tak seorangpun boleh memilikinya kecuali akuuuhhh…"geraman dahsyat keluar begitu saja dari bibir Joko.

Bunda Zirahtul yang semula berada di atas langsung dibantingnya dan dikangkanginya begitu erat tanpa sekat.

Dibelainya lembut paras cantik sensual sang guru OR itu sambil merintih lirih dengan pandangan nanar.

"Bibi Aini….milikku…cintaku kekasihku selamanya….takkan pernah tergantikan oleh siapapun...."ucapnya tanpa sadar dengan suara gemetar.

"Kyaaahhhh….!!!!" teriak Joko terdengar menyusul histeris

Bleseeekkkk…. blessss….!!!

"AAAAKHHHHHHH….!!!!" Balas Bunda Zirahtul menjerit-jerit

Bokongnya mengayun begitu keras melesakkan batang kontolnya yang tersisa sampai belukar jembutnya menggesek kuat jembut Zirahtul


Bunda Zirahtul Hikmah


Ujung gundul penis Joko terus mengebor kian dalam menembus sumur kenikmatan liang vagina sang guru seksi ini.

Terus merasuk ke celah-celah sempit dan ciut yang bahkan tak pernah bisa disinggahi kejantanan suaminya.

Menyentuh titik-titik sensitif G Spot nan memabukkan di lubang kelaminnya membuat Bunda Zirahtul melolong bak serigala betina tengah dikawini pejantannya di tengah malam.

"Aarghh….Kok..Kooo….ahaghhh…Kok..Kooooo…akuuuhhh…aampunnnn…sayanggg….akuuuhhh…. yyyahhhhh…."

Creeettt…creettt….creeettt….

Klimaks demi klimaks terus mencambuk sekujur tubuh telanjang nan seksi bahenol itu secara spektakuler.

Joko Sembrani telah berubah bak vampir haus seks yang lepas kendali membabi buta.

"Aarghhhhh….Bunda ZIRAHTUUUUUL…tempikkkmuuu Bundaaa…."
"....tempikkk Bundaa ENAAKKKK…tempikkk Bunda NIKMAAAATTTT….tempikmuuu buat akuuu...ZIRAHTUUUUUL ...!!!"
erang keras Joko dengan wajah pucat pasi di tepian ujung pelepasan lahar kenikmatannya.

Jemari kekarnya langsung meremas pantat bulat dan kencang Zirahtul. Ditariknya keras bersamaan ayunan bokongnya sendiri saling berlawanan arah.

Joko pun melesakkan kontol ngacengnya yang besar dan panjang di penghabisan batangnya hingga jembut lebatnya bergesekan rapat dengan jembut indahnya Zirahtul sang guru Olahraga cantik dan seksi ini.

Batang kemaluannya seketika menyesaki seluruh liang peranakan wanita cantik salehah yang telah melahirkan 2 anak ini.

Dihujamkannya batang ngacengnya sekuatnya di penghabisan muncratnya air kenikmatannya hingga ujung kontolnya yang besar menusuk dalam dan berhasil mengetuk pintu rahim Zirahtul tempat pembuahan calon anak-anaknya nanti.

Dan.....

CROOOT.....CROOOT....crooot.....

"Aaahhhh...ZIRAHTUUUUUL... NIKMAAAATTTT....!!!!"

"Koo...koooo.....!!!! YYYAAHHHHH....oooohhhh....oooohhhhhh.....!!!!!"


CROOOT.... creeetttt.... crooot.....

Joko terus menyetubuhi Bunda Zirahtul dengan kesetanan.

Entoott terussss…tanpa ampun…sodok terusss kanan kiri atas bawah…memutar-mutar dengan gerakan frontal membuat sang guru seksi layaknya boneka seks di tangannya.

Usai pejuhnya muncrat di dalam vagina sang guru….langsung hajar lagi….mejuh lagi…sodok lagi….begitu seterusnya tanpa henti hingga ribuan kali.

Kali ini Bunda Zirahtul betul-betul bernasib naas. Nyawanya di ujung tanduk karena kelelahan akibat perilaku 'sadisme sexuality" seorang Joko Sembrani.

Sungguh kali ini simpul seks kejantanan sang Joko Sembrani telah terbuka total sepenuhnya.

Nafsu birahinya seakan lepas kendali terhadap setiap wanita yang ia jumpai dan ia inginkan. Celakanya semua perempuan itu tak satupun mampu menolak pesona ketampanannya dan rangsangan birahinya.

Apakah ini ada kaitannya dengan bulan purnama ke tiga bertepatan akan terjadinya waktu Gerhana Bulan yang berlangsung tak lama lagi…?????

--------------

"Koko…."kata gadis muda berkacamata modis berhijab merah berparas cantik kearab-araban ini sambil menyilahkan sang pemuda untuk masuk ke rumah mewahnya yang sore itu kebetulan sepi.


Syifa Hayuk

Wajah manisnya tersenyum manis tersipu malu saat Joko yang telah melangkah masuk langsung merengkuh pinggang rampingnya tanpa bisa ia tolak.

"Kak Syifa Hayuk….Koko sudah datang, Kak…"ujar Joko tersenyum penuh arti.

Senyuman manisnya yang memang biasanya teramat mempesona seketika samar berubah menjadi seringai sadis bak psikopat seks.

Syifa Hayuk, mantan guru ngajinya semasa sekolah dulu terpaku menatap keindahan sepasang mata biru nan indah sang pemuda.

"Kamu…kamuu tampannyaaaa…tampan sekaliiiihhhh…Koooo…"ucap lirih Syifa sambil mendongak meraba lembut wajah rupawan Joko yang kian membius para wanita.

"Kita bisa mulai acaranya sekarang, Kak Syifa…?? Tanya Joko sambil tangannya mulai nakal menggerayangi sekujur tubuh padat dan molek gadis alim salehah itu.

"Yahhhh, Kooo….kakak pengin kasih keperawananku ke kamu….
"....kakak pengin jadi wanita dewasa seutuhnya bersama-sama kamuuu…."
"...kakak pengin hamil koo…kakak mau punya anak dari benih kamu, sayyyy…."
rintih mesra Syifa Hayuk sambil mendesah menggelinjangkan pinggulnya saat jemari kekar Joko langsung mencengkram pantat padatnya menuju celah anusnya. Kemudian diremasnya kuat bongkahan pantat seksi gadis salehah itu dari balik gamis ketat sutranya.

"Aaahhhhh…Kokoooo…." Desah Syifa penuh gairah ketika seluruh busana muslimahnya telah tanggal dari tubuhnya. Hanya meninggalkan sehelai penutup hijab di kepalanya sedangkan sisanya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

Sungguh indah tubuh muslimah muda nan cantik ini.

Bahu mungil serta kedua buah susunya mengkal padat dengan perut rata dan pusar putih mulus.

Paha sekalnya yang montok, pinggul lebar dengan bokong mulus padat berisi bermuara ke bukit kemaluannya yang menggunduk dengan hutan jembut rapi tertata di pucuknya.

Keindahan seorang Syifa Hayuk makin terasa melalui sepasang kaki jenjang nan mungil serta kuku lentiknya.

Semua pesona sensualitas sebagai seorang dara bernama lengkap Syifa Hayuk Al Fatin itu kian sempurna nyata bersama kulit tubuhnya yang putih mulus tanpa noda.

Joko pun telah melepas semua pakaiannya hingga mereka kini sama-sama telanjang bulat dengan cowok ganteng ini berada di atas menindih Syifa.

"Kakak sudah siap….ehmmm…??"tanya Joko.

"Kakak siaappp, Koooo…."
".....
"....tapi…KONTOL kamuuu bessaar bangeett, Sayyy….ngacengnya ituuuhhh…aaahhhh… "
"......
"...sebelum masukkk…permisi dulu yahhhh…."ujar Syifa mendesis halus dengan nafas memburu tegang karena nafsu.

"Ucap…ass*lamu*laiku* dulu sebelum masukkk…nanti setelah Kakak balas…kamu boleh masuk…tapi pelan-pelan aja…gitu ya Ko…."kata Syifa lagi seraya melebarkan paha mulusnya.

Koko pun tersenyum lantas membelai lembut pipi chubby nan mulus Syifa.

"Ass*lamu*laiku*…Kak Syifa yang cantik…"ucap Joko mulai tak sabar sambil mengarahkan kepala kontolnya yang besar tumpul mengacung gagah di celah cantik berjembut tipis perawan muslimah itu.

"Wa'al*ikum….!"

Blesss…. breeetttt….bleseeekkkk..!!

"AAAAKHHHHH....!!!!!!" jerit tertahan Syifa yang belum selesai menjawab salam tiba-tiba Joko langsung menghunjamkan penisnya kuat-kuat.

Kontol Joko yang perkasa tanpa kesulitan mengoyak selaput dara Syifa yang telah lama ia jaga sejak masih kanak-kanak.

"Uughhhh....sempitt sekaliiih memek gadis turunan Arab ini....aaahhhh..."batin Joko seraya menggigit bibirnya merasakan nikmatnya menjebol rapatnya keperawanan muslimah cantik ini.

Terus menusuk jauh ke dalam membuat liang kenikmatan Syifa meregang alami secara ekstrim bersamaan lendir kawinnya mengalir melumasi liang cintanya.

Joko memeluk erat tubuh mungil nan seksi Syifa ke dalam rengkuhannya seakan hendak melumatnya berkeping-keping.

Sodokan kontolnya tanpa ampun terus menghunjam dan menusuk kian dalam memasuki lubang kawin Syifa di pangkal paha gadis itu yang keperawanannya baru saja dijebol Joko.

Sepasang kaki indah gadis cantik keturunan Arab itu terkangkang-kangkang begitu rupa saat cowok ganteng ini mengentot kemaluannya dengan buas.

"Ooohhhhh....Ooohhhhh... Aaakhhhh....Ko...Koooooo...!!!"jeritan merdu dan erangan menggairahkan terus keluar dari bibir tipis nan merah Syifa yang biasa melantunkan ayat-ayat suci sayup terdengar dari dalam kamarnya.

Syifa Hayuk, gadis cantik alim dan salehah tersebut akhirnya merasakan nikmatnya surga dunia yang pertama kalinya dari sosok jantan, gagah dan rupawan itu, Joko Sembrani.

------------

Sementara jauh di sebuah gubug pada sebuah lereng terpencil di Gunung Simongan.


Mbah Peot

Seorang nenek tua renta bertubuh bungkuk memegang tongkat tengah sibuk memetik bunga mawar warna-warni hingga kelopaknya jatuh satu persatu ke atas tanah.

Cukup banyak batang bunga mawar yang telah ia petik hingga pucuknya gundul semuanya dan hanya menyisakan sekitar 30an kelopak mawar saja.

Bibir keriputnya yang retak-retak nampak seperti menyunggingkan senyuman yang nyaris tak kelihatan bersamaan desahan lirihnya.

"Belum saatnya tiba....masih kurang 30 memek perempuan lagi yang harus kau nikmati, Cah Bagus..."
"....setelah itu kau harus menyerahkan nyawamu kepada Nyai Ratu….hehehehe……hihihihi….."


................
Bersambung....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani-dari-sawojajar.1441724/page-131
 
Terakhir diubah:
Sugeng ndalu menjelang pagi....:halo:

Tumben berhubung bertepatan dengan le'-le'an alias betah melek sekampung dalam rangka tasyakuran HUT tanah air tercinta kita...Bumi Pertiwi Republik Indonesia ke 78....Anakmas Joko muncul ndadak di beranda :licik:.

Semoga poro sedulur dan panjenengan semua terhibur 😀😀😀.

Selamat menikmati. Semoga keberkahan selalu tercurahkan kepada Bumi Pertiwi kita ❤️ 🇮🇩.

Gemah Ripah loh jinawi...guyub rukun...tata tentrem kerto Raharjo.......:baris:.


Rahayu 🇮🇩❤️... 😇🤲.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd