Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Joko Sembrani dari Sawojajar

Yang diharapkan dari akhir kisah Anakmas Joko Sembrani...?


  • Total voters
    631
  • Poll closed .
Jadi betul tho suhu. Secara realita baru celup doang. Belum sukses. Bahkan dihalangi oleh sosok penjaga Joko Sembrani. Bahkan Joko sempat minggat krn hal itu. Kalo Link yg dikasih barusan itu kan mimpi.
Iyo kang, masih nunggu prewi aini ma joko, lgsung gass
 

°°°°°


"Gaarrrgghhh….!!!"

Wuutt…wuuttt….

"Pakkkk….heyyy…!!!"

Brakkk…braakkkk….

Teriakan dahsyat Fadholi diiringi geraman kerasnya bagaikan hewan buas meledak di dalam kamar pengantinnya.

Pria gagah ini cepat mengenakan celananya lalu melompat enteng dengan gaya menerjang ke arah Joko seraya menusukan badiknya ke arah pemuda tampan itu.

Gerakan Fadholi yang begitu cepat tak terduga sangat berbahaya.

Namun secara luar biasa Joko mampu merespon serangan dahsyat itu dengan mengelak cepat bersamaan pekik kagetnya.

Properti mahal berupa lemari terbuat dari kayu jati diujung ruang sontak menjadi korban. Rompal hancur sebagian pecah berkeping-keping terkena sabetan badik nyasar Fadholi.

Melihat targetnya mampu mengelak membuat Pak Kades berang bukan main.

Kembali ia menyerang Joko kali ini dengan serangan lebih mematikan disertai tendangan kaki dan jotosannya yang menggila.

Tak disangka Fadholi ternyata mahir ilmu bela diri.

Joko yang tak punya kesempatan mencerna apa yang terjadi hanya bisa mengelak sebisanya.

Wuutt….wuuttt….

Brakkk…brakkkk….!!

"Pakkk Fadholiiihhh…hentikannn…ap..paaa yang terjadiiii…sayaaa…"
......
"....hiyaaaa…aaakhhhhh…!!"

"Modarrrr koweeee…ggaaagghhh…!!!"

Wuuut…wuuttt….

Brakkkk…brakkkk….!!

"Kokoooo…Pakk Fadholiiihhh….henttiikannn…tolooongg hentikannnn…..!!!!"terdengar jerit Aini dari arah samping.

Gadis cantik ini terlihat berusaha menutupi tubuh bugilnya dengan busana seadanya.

Tangisnya terdengar histeris di tengah pekik teriakan para pejantan yang saling berbaku hantam.

"Hiyaaatt….!!" pekik Joko sembari menahan pergelangan tangan Fadholi dengan kuat hingga pria ini sesaat tak bisa melancarkan serangan brutalnya.

Keduanya berdiri dengan kuda-kuda kokoh saling berhadapan.

Joko menahan tangan Fadholi sementara Pak Kades berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman anak muda ini.

Dahi Joko terlihat menegang kaku serta tangan gemetar pertanda ia mengerahkan segenap tenaganya untuk menahan Fadholi yang kalap.

"Pak…Pak Fadholi…appaaa…apppaa yang terjadi…samm…paiii Bapakkk tega menyerang sayaaa dengannn membabi buta…hahhh….hahhh…"ucap Joko dengan nafas memburu.

Sementara Fadholi hanya memandang dengan tatapan merah penuh bara kesumat.

"Kauuu…kauuu jangan mungkirr bocahhh bangsaaat..."
"Kauuu..kauuu telah berbuat bejat dengan menggauli istrikuuuu…hahhhh….hahhhh…."
"Apppaa…appaa…kaauuu mau berkilah…bocaahhh busuukkk…hahhh…hahhh.."geram Fadholi dengan hidung kembang kempis dan muka memerah saga.

"Kokoooo….!!!"
"Pak Fadholiiihhh….!!!"
".........
"Tolongggg…tolonggg hentikannn perkelahian kaliannnnn…hikkk…hikkkk…hikkkk….!!!!"pekik Aini yang kini telah berdiri di tengah keduanya seraya ikut menahan sepasang tangan kekar kedua pria ini.

Ia seperti berusaha melerai Joko dan Pak Kades yang begitu beringas hendak membunuh Joko.

"Pak Fadholiiihhh…kenapa…kenapa dengan Koko…sampai anda hendak membunuhnya…apa…apppaa salah Koko…??!!!"
" ......
"...apa anda begitu cemburunya dengan ponakanku ini hingga sampai gelap mata begini…hikk..hikkk…!"
........
"...jawabbb sayaaa Pakkkk….!!"ucap Aini keras disertai tangisnya sambil menggoncang-goncangkan lengan kekar Fadholi.

Fadholi sesaat diam sambil menatap Aini dengan pandangan dingin lalu balas menatap Koko masih dengan muka merah menahan emosi meluap-luap.

Ia mendengus keras lalu melepaskan tangannya sekaligus menarik badiknya.

Ditatapnya Aini bergantian dengan pandangannya menatap Joko penuh nafsu amarahnya.

"Ai, bocah jahanam bernama Joko Sembrani ini alias ponakan kesayangannmu telah meniduri istriku, Ratna Antika…."
........
"...itu sama saja dia menginjak-injak harga diriku…martabat keluargaku…masakkah aku akan berdiam diri saja…!!"
......
"...kalu aku belum menghajarnya sampai cacat hatiku takkan puas…Hahhh…!"dengus keras Fadholi hendak kembali menyerang Joko.

"Pakkkk….!!!!...hentikannnn….!!!" Pekik Aini sambil menghadapi Fadholi dengan merentangkan kedua tangannya seakan menghadang langkah pria kalap ini.

Joko yang tak bisa berdiam diri melihat tingkah Aini hendak meraih bahu sang bibi untuk menghadapi Pak Kades satu lawan satu.

Namun Aini sontak membalik badan sambil diraihnya kedua pipi ponakan tercintanya.

Dibelainya lembut wajah tampan Joko dengan air mata berderai.

Tangisnya sesegukan kala ia memandang pemuda yang amat ia kasihi ini penuh haru.

"Kooo…katakan sama bibi terus terang…katakan yang sebenarnya bahwa apa yang dikatakan Pak Kades tidaklah benar…bahwa engkau telah berbuat keji terhadap Bu Ratna…."
..........
"...katakan sama bibi bahwa itu tidak benar…sayanggg…hik..hikkk…hikkk…"kata Aini dengan nada gemetar.

Joko hanya diam tak langsung menjawab pertanyaan itu.

Sesaat anak muda ini menunduk lalu menggenggam erat lengan mungil Aini.

Dipandangnya perempuan yang sangat ia sayangi ini dengan tatapan nanar penuh haru.

Hanya beberapa kalimat lirih bergegas mengalir dari bibirnya seperti dilanda kepanikan yang sangat.

"Bibiii, Kokoo..Kokoo akan menjawabnya namun setelah kita pergi dari tempat ini…"
.........
"...kita tidak punya banyak waktuuu…kita harusss segera pergi secepatnya…bahaya sekaliiih kalu kita tetap berada di sini…."
.........
"...Gunung Simongan akan…"

(….belum sempat Joko menyelesaikan kata-katanya terdengar teriakan keras Fadholi di penjuru kamar disusul pekik tertahan Joko melihat Fadholi menerjang kearahnya seraya menghunus badiknya….)


"... bangsaaat…mampuslah...!!!!"

"...Bibiiii…!!! Awassss…!!!"

Tapppp….

"Aakhhhhh….!!!!"pekik Aini yang terdorong ke samping akibat tepisan Joko.

Wuuusss….

"Modarrrr….!!!"

Buuughhhh….!

"Aakhhhh…!!!"

Brakkkkk….!!!!

Pintu depan cottage nan mahal terbuat dari kayu jati itu hancur berkeping-keping terkena hempasan tubuh kekar Joko yang setengah terpental kala menangkis tendangan keras Fadholi.

Tubuhnya yang terlempar mencelat keluar cottage berguling ke tanah yang becek.

Pecahan pintunya pecah berantakan berserakan di serambi depan hingga ke halaman tanah nan basah tergenang oleh hujan yang masih mengguyur.

Gelegarrrrr....!!!!

Suara halilintar sekejap menyusul bersamaan tubuh Joko terhampar di tanah yang basah seraya berusaha bangkit berdiri.

Tubuhnya yang hanya mengenakan kaos terlihat kotor basah oleh hujan dan belepotan tanah.

Sementara Fadholi sudah berdiri beberapa langkah di depannya.



Tangannya menggenggam erat badik pusakanya yang berkilat dalam gelap tertimpa cahaya kilat sesekali menggores langit.

"Malam ini….aku terpaksa melanggar janjiku untuk membawamu ke hadapan demit perempuan itu….persetan dengan Gelang-Gelang…."
..........
"Kau harus mampusss di tanganku….Joko Sembrani…."ucap Fadholi menggereng keras sambil mendekati Joko.

Joko yang telah berdiri kini siap siaga mengantisipasi serangan brutal pria di hadapannya.

Belum lagi dimulai sayup-sayup terdengar teriakan perempuan dari arah dalam menyusul seseorang keluar dengan terburu-buru.

Tak ia hiraukan tubuhnya yang basah kuyup oleh air hujan.

Rambutnya yang panjang indah tergerai terkibas riap-riapan lalu berdiri tak jauh dari kedua pria yang hendak beradu laga itu.

"Kokooo….jelaskan apa yang telah terjadi antara kau dan Bu Ratna….??!!!"
"........
"Jawabbb bibi, Kooo…??" tanya Aini setengah menjerit dengan tatapan nanar seraya mengibaskan tangannya.

Sementara hujan masih terus mengguyur dari atas langit membasahi bumi di mana mereka berpijak.

Sesekali kilat dan gemuruh guntur menyalak memekakkan telinga.

Joko hanya memandang jauh ke muka lalu kembali menatap Aini tak kalah haru.

"Koko akan menjelaskannya nanti setelah Koko membawa bibi pulang…yahhhh…!??" ucap Joko setengah membujuk Aini.

"Kenapa Kooo…??"
"....
"Katakan saja sekarang juga dihadapan Bibi dan juga Pak Fadholi…."
"....
"Apapun yang terjadi semuanya bisa dibicarakan…dan tidak dengan cara seperti ini….!!"kata Aini keras sambil ganti memandang ke arah Fadholi.

"Bibi tidak mau pergi kalu kau tidak cerita sekarang juga, Ko…."
"......
"....lagipula bibi di sini bersama suamiku…pria yang telah menikahiku secara sah yaitu Pak Fadholi…."
".....
"...dialah yang kini menjagakui bilamana bibi dalam bahaya…"

Joko terkesiap mendengar penuturan Aini barusan. Ia tak menduga bibinya mengatakan itu kepadanya di depan suaminya.

Sejenak Joko merasa hampa dan mendadak kosong hati dan jiwanya.

Dadanya terasa begitu sesak dan tanpa ia sadari air matanya menetes membasahi tulang pipinya yang kokoh perkasa.

Tubuhnya seakan kaku. Kedua kakinya terasa lemas bersamaan rasa kecewa dan masgul menohok relung sanubarinya.

Semua luka dan rasa sesal yang selama ini ia pendam seakan terbuka kembali dan mengguncang seluruh indera hingga ke dalam jiwanya.

Ia sadar apa yang dikatakan sang bibi adalah sebuah kenyataan meski itu sangat menusuk dadanya.

Joko setengah menunduk dengan bibir gemetar sambil mengusap air matanya yang bercampur dengan tetes hujan mengalir dari atas rambut lebatnya yang rada gondrong.

Fadholi yang tak sabar hendak menyerang namun Koko cepat menahan dengan menyorongkan telapaknya ke muka membuatnya sedikit tertahan.

Joko mengangkat kepalanya sambil memandang ke arah Fadholi.

"Bibi…Pak Fadholi, Koko datang kemari bukan bermaksud untuk menganggu bulan madu kalian berdua…"
........
"...Koko datang untuk memperingatkan Bibi karena Gunung Simongan dalam bahaya…gunung ini sepertinya akan segera meletus tak lama lagi…."
.......
"...lihatlah di puncak sana…"kata Joko masih dengan suara bergetar sambil menunjuk ke atas.

Spontan Aini melihat arah yang ditunjuk Joko.

Terlihatlah di pelupuk matanya dalam jarak dekat hanya sekian kilometer kawah menganga Gunung Simongan terlihat merah membara menyala terang dalam keremangan malam.

Asap pekat membumbung tinggi dari puncaknya di tengah siraman hujan yang masih turun dari atas langit yang kelam.

Mulut dan mata Aini membuka lebar-lebar lalu menatap Fadholi.

Fadholi tak mengacuhkan peringatan ini.

Dia hanya diam membisu masih dengan tatapan penuh bara ke arah Joko.

Badiknya masih terhunus menandakan pria ini siap untuk menyerang kapan saja.

Aini yang dihinggapi rasa khawatir yang memuncak hendak mendatangi suaminya namun Fadholi memberi kode mencegahnya.

"Sebagai suamimu…aku takkan mengijinkanmu pergi kecuali anak ini berterus-terang apa yang terjadi antara dia dan istriku Ratna Antika…"
".......
"...sekarang atau tidak sama sekali….!!"ucap Fadholi dengan lantang.

Aini yang tak tahu harus berpihak ke siapa hanya bisa menangis sesegukan sebelum memandang Joko dengan tatapan sayu.

Ia seakan meminta anak muda ini untuk melakukan apa yang diminta oleh suaminya.

Joko yang tak punya pilihan lain tak langsung menjawab.

Hanya dengus nafasnya yang panjang terdengar bersamaan hembus nafas putih keluar dari mulutnya.

Sungguh cuaca malam ini di luar begitu dingin namun di sisi dalam amat sangat panas menggelegak bagaikan magma kepundan gunung berapi.

Joko sejenak memejamkan matanya teringat kejadian beberapa waktu yang lalu kala bersama istri tua Imam Fadholi, Ratna Antika.


Ratna Antika

{{{……Ratna Antika yang tempo hari mengancam akan membubarkan akad ijab qobul pernikahan Aini dan Fadholi perlahan membuka busana yang dikenakannya…
…...mulai dari kerudungnya…baju atasannya…rok gamis sutranya…bra lalu yang terakhir cawet mungil berenda nan mahal seksi penutup alat vitalnya…
…...seringai penuh nafsu birahinya yang lama ia pendam terhadap Joko Sembrani terlihat jelas di wajah cantiknya membuatnya seakan hilang nalar jernihnya sebagai muslimah sekaligus istri seorang pria terpandang….
…..yang penting anak muda ini tak bisa lagi mengelak ajakannya untuk bercinta hingga sepuas hatinya….
….Joko sebagai seorang pemuda tanggung jelas dalam posisi serba salah dan bingung menghadapi situasi ini….
…...di satu sisi ia hendak menjaga kehormatan Ratna tapi di waktu yang sama ia sangat mengkuatirkan kekacauan yang terjadi bilamana permintaan perempuan cantik paruh baya ini tidak ia turuti…terutama bagi bibinya tersayang, Aini…..
…...tak bisa Joko membayangkan bilamana perempuan ini benar-benar melakukannya dihadapan khalayak dan tamu hadirin…tak terkira beban malu yang harus ditanggung bibinya tersayang….

……..
….tak lagi ada kain tersisa menutupi tubuh telanjang Ratna yang masih terlihat seksi menggairahkan untuk seusianya….
..…kulit tubuhnya yang putih terlihat masih begitu mulus menawan hati…
….payudaranya begitu mempesona…putih mulus mengkal sebesar pepaya…
….lekuk rampingnya masih terlihat meski perutnya tak lagi serata gadis ABG tak mengurangi keseksiannya….
….pantatnya yang putih besar dan montok aduhai begitu memukau dengan celah silitnya yang mengintip samar menggetarkan jantung…
..…sepasang paha padat nan berisi menyangga bukit kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu jembut indah tertata dengan bibir liang cintanya membuka perlahan mengeluarkan lendir rangsangnya siap untuk disodok kontol seorang lelaki….
….Joko hanya memejamkan mata seakan mencoba memohon "petunjuk" tentang apa yang harus ia perbuat di saat-saat nan genting ini….
….namun yang ia terima hanyalah desakan birahi "aneh" yang tiba-tiba mendesak relung kesadarannya…
…..
…Lalu perlahan namun pasti muncul penampakan seutas senyum nan begitu manis sekaligus magis dari sosok perempuan cantik jelita bermahkota indah membelai wajahnya dalam kehampaan…
……
…..betapa cantik dan mempesona paras perempuan itu. Dia laksana seorang Dewi yang turun dari langit memancing syahwat anak muda kian menggila ditengah 'pertempuran' nuraninya….
….
…..sosok wanita misterius ini belum pernah ia lihat sebelumnya
….



….satu yang pasti mata perempuan cantik bermahkota cemerlang ini memancarkan kilatan sinar kehijauan mistis yang begitu menusuk kalbunya kelelakiannya hingga membuat Joko meraung keras pasrah dalam larutan nafsu birahi yang begitu dahsyat tak tertahankan lagi….
……
…..seiring pertahanannya runtuh Joko pun segera menubruk Ratna Antika yang telah telanjang hingga keduanya berguling-guling di atas kasur nan mahal kamar tidur Ratna….
….kontol besar Joko yang tegak ngaceng panjang kekar berurat memang begitu istimewa begitu nikmat bak sepotong brownies dan keras perkasa laiknya sebatang kayu jati…
…..terus menghunjam dan menyodok-yodok lubang seks Ratna yang sempit menjepit menyibak belukar jembut kemaluan milik Ratna…
..…daging rongga hangat memek Ratna Antika bergerak seirama tusukan penis kokoh sang pemuda tampan membalut dan menyedot batang ngaceng kemaluan Joko supaya masuk hingga sedalam-dalamnya ke dasar lubang peranakannya….
…..mentimun besar Joko terus keluar masuk tanpa henti tak terhitung banyaknya…berbalut kebasahan lendir cinta Sang Wanita…langsam menerobos lubang belut kenikmatan Ratna Antika di pangkal paha si wanita yang mengangkang lebar…
…..bagaikan mesin bor kontol Joko terus menggali liang kawin goa kenikmatan milik Ratna hingga ke sisi terdalam rongga kelaminnya yang bahkan tak bisa dijangkau penis suaminya, Imam Fadholi….
…...tak ayal Ratna pun melolong dan terus menjerit histeris merasakan puncak klimaksnya secara beruntun disusul pejuhnya memancut dahsyat berkali-kali muncrat dari lubang kencingnya hingga perempuan cantik ini akhirnya pingsan kehabisan tenaga….……}}}


Joko menggigit bibirnya sambil menahan sesak di dada usai mengatakan bahwa ia benar telah bersenggama dengan Ratna Antika.

Tapi…ia tak menceritakan alasan yang sesungguhnya melainkan hanya soal persenggamaan semata.

Joko memutuskan akan menanggung semua resikonya demi menjaga kehormatan bibinya tersayang…demi kasih dan cintanya yang tak sampai kepada sang bibi tercinta, Aini Komalasari.


Aini Komalasari


Deghh….

Betapa kaget dan syok-nya Aini mendapati pengakuan dari bibir sang pemuda yang ia kasihi ini.

Ia hanya memandang nanar tegak mematung tak berkesip ke arah Joko seakan masih mencerna apa yang barusan ia dengar sendiri.

Namun berbeda dengan Fadholi.

Begitu Joko menyelesaikan kata-katanya keluarlah bentakan keras Fadholi menyusul tubuhnya melompat menerjang Joko.

Tangan kanannya yang mengenggam badik terangkat tinggi mengacung menghadap langit yang masih mencurahkan hujan.

Joko diam tak bergerak apalagi menghindar ketika jari kekar Fadholi mencengkram lehernya.

Anak muda ini hanya mengeluarkan seruan pendek dengan mata terbuka lantang pasrah menatap maut yang siap menjemputnya.

Tangan kiri Fadholi meremas keras leher Joko sedang sebelah tangannya yang lain mengangkat badik sampai terangkat tinggi ke udara.

"Saiki tak cabut nyawamu…!!!"teriak Fadholi dengan muka bengis samar terlihat di balik kegelapan.
(Sekarang kucabut nyawamu.red)

Aini yang segera tersadar hanya bisa memekik panjang sambil berusaha berlari mendatangi kedua pria tersebut

Hanya sekejap nyawa Joko akan terbang ke alam baka.

Tiba-tiba….

Cessshhh…BLAAARRR….!!!!!

"AAARRRGGGHHHH…!!!!"

Seberkas cahaya begitu terang mendadak muncul dari celah awan gelap persis di atas Fadholi disertai suara geledek begitu keras seakan hendak memecahkan gendang telinga.

Cahaya terang yang ternyata sambaran petir itu tepat menghantam tanah di mana Fadholi berpijak melalui ujung badiknya yang terangkat tinggi ke udara.

Suara pekik tertahan Fadholi ketika tubuhnya turut tersambar geledek terdengar begitu menggidikan.



"Uuughhhh….!!!!"erang keras Joko yang terpental kuat ke belakang lalu berguling-guling saat halilintar turun menyambar Fadholi.

"Kokooo…Pak Fadholiiihhh….!!!"teriak histeris Aini.

Begitu halilintar mengenai 'korbannya' sayup-sayup gemuruhnya seakan pergi menjauh.

Air hujan yang semula deras mengguyur perlahan mereda.

Awan pekat mendung yang semula melingkupi area pedataran lereng Gunung Simongan turut tergulung sirna menampakkan pemandangan samar bulan purnama putih bersinar syahdu dan magis.

Tubuh Fadholi yang tegak berdiri nampak hitam legam mengepulkan asap putih.

Matanya melotot dengan wajah dan badan hangus terbakar.

Sraakkkkk….!

Sebentar tubuh kaku Fadholi yang sudah tak bernyawa itu jatuh berdebam ke tanah yang becek.

"Pakkkk Fadholiiihhh….hik..hik…hikkkk…."ucap Aini yang kini sudah duduk bersimpuh di samping tubuh Fadholi yang terbaring dalam kondisi gosong dan kaku.

Koko yang telah berada di sisi Aini mengenggam lembut bahu mungilnya.

Namun yang terjadi berikutnya sungguh mengejutkan pemuda tampan ini.

Aini menepis tangan Joko sambil berkata lirih yang langsung membuat Joko tersentak dengan dada berguncang hebat.

"Kooo….pergilah kamu…!!"
.....
"...Bibi tidak ingin melihatmu laggihhhh…"
.......
"...betapa berat perjuanganku membesarkanmu namun ternyata kau membalasnya dengan air tuba…."
"....sungguh bibi tidak menyangka semua kenyataan pahit ini…."
........
"Arwah kakakku, Mbakyu Sumini pasti sangat berduka dengan apa yang dilakukan oleh putra tercintanya…."
......
"...aku pun lebih-lebih kecewa denganmu…"
........
"Kau yang bibi banggakan ternyata tidak lebih dari lelaki brengsek yang sering mempermainkan wanita…"
"...
"...pergilah…pergi…! Jangan kembali…!"
"........
"...biarlah aku di sini menunggu jasad suamiku…sekalipun gunung ini akan menelanku hidup-hidup…hik..hikk..hikkk…"ucap Aini sesegukan sambil memandang jasad Imam Fadholi yang terbaring kaku.

Air hujan yang telah reda ternyata tidak mampu menolong sang pemuda menahan air matanya.

"Aaahhhh…Bibi…Bibiii Aiiinii….Ko..Kokooo mintaa..maaf….telah berbuat jahat dan melukai perasaan bibi…"
"……
"....ko..Kooo mengaku khilaf dan…sangat menyesal telah membuat bibi sampai begini…"
".....
"...Kokooo tidak bermaksud…tidak bermaksud unn…tukkk menghancurkan harapan Bibi…."
".....
"Ko..Kokooo…terlalu..sayang sama bibi…."
".....
"Biarlah…biarlah Kokooo akan pergi…mungkin untuk selamanya…"
"....
"...selamat tinggal Bibi Aini….
"....
"...cintaku dan sayangku kepada Bibi akan kubawa hingga matikuuu…huk..hukkk..hukkk…"
".....
"...jaga diri bibi baik-baik….aakhhhh…."

Selesai berucap dengan menahan tangisnya Joko pun segera berlari pergi menuju puncak kawah Simongan yang makin membara.

Aini tak segera menoleh.

Barulah setelah Joko menjauh kemudian menghilang di balik rimbun pepohonan sorot Aini yang menatap kepergiannya tiba-tiba berubah.

"KOKOOOOOOO….!!"pekik keras Aini memanggil Joko untuk kembali.

Ia pun dalam kondisi syok luar biasa menghadapi kejadian yang begitu tak ia sangka-sangka sekaligus memilukan ini.

Bermimpikah dia ataukah ini memang sungguh terjadi…

Aini yang telah bangun berdiri hendak berlari mengejar ponakan kesayangannya menuju puncak Simongan.

Ia menyadari kata-katanya terlalu pedas dan pastinya melukai perasaan anak muda itu.

Namun baru saja melangkah beberapa meter nampaklah bayangan dua sosok manusia dari arah samping setengah berlari menuju Aini sambil memanggil namanya.

"Aiii….!!! Aiiii….!!!!"

Aini yang mendengarnya sontak terkejut mendapati dua sosok yang kini berada tepat di hadapannya adalah orang yang sangat ia kenal baik.

"...Pakde…Pakde Toyooo…!!???"

"..Budhe..? Budheee Ginaaah…!!??"

Kedua orang yang ternyata memang adalah Pakde Toyo dan Budhe Ginah hanya mengangguk sambil tersenyum dengan nafas memburu.

"Aaakhhhh…Pakdeeee…Budheeee….!!!"jerit Aini seraya menghambur memeluk kedua orang tua itu.

Tangisnya kembali pecah saat pakde dan budhe balas memeluknya.

Sesaat ketiganya saling berpelukan penuh haru sebelum Aini kembali memekik memanggil nama Joko.

"Kokooo…!!"

"Ada apa dengan Ngger Joko Sembrani, Nduk…?"tanya Pakde melihat Aini begitu panik sambil menahannya yang hendak pergi begitu saja.

"Tarik nafas pelan-pelan, Ai…jangan terburu-buru…"
".......
"Ceritakan apa yang telah terjadi…denganmu dan juga dengan Joko…"kata Budhe Ginah seraya menggenggam lembut tangan Aini.

Aini yang mulai terlihat lebih tenang akhirnya menceritakan apa yang terjadi antara dirinya, Joko dan juga suaminya.

Tangis sesegukan Aini yang terdengar seiring kata demi kata terucap dari bibir indah itu tak ayal mengagetkan Pakde Toyo dan Budhe Ginah.

Pakde spontan menengadah menatap ke langit yang kini gamblang terbuka tanpa mendung menggelayuti.

Bulan purnama utuh yang semula berwarna putih cemerlang nampak mulai tertutup oleh penumbra Bumi hingga berwarna pucat.



"Semua sudah suratan takdir Sang Maha Pencipta…"

"Tak ada lagi waktu tersisa. Kita harus segera menemukan Ngger Joko Sembrani…sebelum keduluan ratu lelembut itu…"ucap pakde dengan suara lirih lalu memandang Aini dengan tatapan tajam.

Aini yang kini hampir tak mengenali pakde karena kondisinya yang kurus kering hendak bertanya namun keburu didahului omongan Pakde Toyo.

"Nanti akan kuceritakan apa yang terjadi denganku, Ai…"
"Sekarang kau harus tahu apa yang telah terjadi di Sawojajar terutama menyangkut ponakanmu, Ngger Joko Sembrani…"
"....
"..apa yang ingin kukatakan kepadamu ini bukan semata untuk keselamatan Joko melainkan juga ketentraman seluruh umat manusia di tlatar Bumi ini, Ai…"
"....
"Dengarkan baik-baik kata-kataku…."kata pakde seraya memandang Aini lekat-lekat.

Maka meluncurlah dari bibir keriput pakde perihal Joko Sembrani berikut tuah pusaka yang menyertainya. Peristiwa di masa mudanya bersama mendiang Fadholi Ichsan. Disusul pertemuannya dengan Ambarwati yang bukan lain adalah penjelmaan Sancawati dayang kepercayaan Dewi Gelang-Gelang. Seorang ratu siluman penguasa Alas Hutan Lesanpuro yang ingin mendapatkan Pusaka Cakrakembang milik Dewi Lakshmi dimana tersimpan di dalam tubuh Joko.

Tak lupa Budhe Ginah turut menambahkan peristiwa ajaib yang ia alami.

Semuanya mengalir dari mulut kedua orang tua tersebut membuat Aini terpaku dalam hening.

Ia hampir tak mempercayai apa yang didengarnya kalau tidak keluar sendiri dari ucapan orang-orang yang sangat dihormatinya.

Sejenak terbayang semua kejadian ganjil yang dialaminya saat bersama Joko. Mulai dari bayi, remaja bahkan hingga saat sekarang ini.

Semuanya seakan mengalir bagaikan cerita skenario yang tersusun rapi dan kini kepingan puzzle itu makin jelas terlihat.

Ingatlah Aini kala sewaktu berziarah bersama Joko ke makam kakaknya.

(..."Ko…cerita Raden Soma itu hanyalah cerita orang tua dahulu sebagai dongeng pengantar tidur. Lagipula cerita itu penuh dengan kemalangan yang terlalu menyedihkan untuk terjadi di dunia nyata….)

Usai mendengarkan cerita Pakde Toyo Aini langsung meremas tangan pria sepuh. Dipandangnya pria ini dengan sorot mata begitu tajam sarat kekhawatiran.

"Pakde, saya percaya dengan semua yang pakde katakan…oleh karena itu kita harus segera menemukan Koko…."
.........
"...ayo pakde…!"kata Aini dengan nada cemas hendak berjalan cepat menuju arah di mana Joko pergi.

"Sebentar Ai…."cegah pakde lalu berganti memandang Ginah.

Namun Aini tak memperdulikan peringatan pakde dan malahan terus berjalan cepat setengah berlari menuju puncak Simongan di atas sana.

"Nah, lihat…orang-orang sudah ramai keluar dari penginapan…"
"Sepertinya mereka sudah menyadari apa telah terjadi…"
"...supaya lebih aman sebaiknya kau di sini sekalian mengawasi jasad Fadholi…"
"Hubungilah Pak Harsoyo supaya datang kemari secepatnya…"
"....
"Aku..akuu akan menyusul Joko dan Aini…"
"......
"...di usia tuaku ini…tak ada yang lebih penting daripada menyelamatkan mereka yang ku sayangi…kau dan kedua anak itu…"kata pakde sambil menggenggam erat tangan budhe.

Budhe Ginah tak mampu menahan tangisnya.

Dipeluknya erat tubuh kurus pakde sambil memberikan cundrik emas pusaka di tangannya.

"Satu yang ku pinta kepadamu Kangmas…."
"......
"...berjanjilah untuk segera pulang kembali ke Sawojajar dalam keadaan selamat bersama Aini dan Koko…"

"Aku berjanji, Nah…."Ucap pakde lantas menerima cundrik emas itu sembari melepas senyum untuk kemudian berlalu pergi secepatnya mengejar Aini.

Selepas kepergian Pakde Toyo suasana penginapan nampak ramai dan hiruk pikuk oleh kepanikan para pengunjung dan karyawan menatap kondisi puncak Simongan yang makin kritis.


======


"Lepaskan akuuuhhh….kauuu..kauuu siapaaa dan apa tujuanmu sebenarnya…?!!"ucap keras Joko yang terbaring kaku di atas tanah berbatu.

Ia tak mampu menggerakkan tubuhnya sama sekali bagaikan lunglai tanpa daya.

Tali hidup berwarna hitam yang mengikat tubuhnya samar memperlihatkan pemandangan yang menggidikkan.

Tali tersebut nyatanya adalah sosok-sosok ular panjang yang melingkar kuat menjerat tubuh kekarnya.

Ia sudah berupaya sekuat daya untuk melepaskan belenggu ular ini namun sulit sekali rasanya. Justru tenaganya lambat laun kian habis terkuras.

Dipandangnya sosok gadis cantik jelita berpakaian kemben laiknya bakul jamu yang berjongkok persis di sampingnya.

Sepertinya ia mengenali sosok ini.

Yah, dia gadis penjual jamu gendong yang dulu datang ke rumahnya menitipkan pesanan jamu untuk almarhumah Utari.



"Hehehe….namaku Ambarwati, cah bagus…"
"...ketahuilah ganteng…."
"... di dalam tubuh kekarmu dan paras tampanmu tersimpan pusaka magis tiada dua milik Dewi Lakshmi, Sang Dewi Keabadian…."


Dewi Lakshmi

"Yaitu...Wahyu Pusaka Kemenyan Cakrakembang…hihihi…"
".......
"...dan barang siapa berhasil mendapatkannya di waktu Gerhana Bulan Total sesuai waktu yang disyaratkan maka orang itu akan menjadi penguasa dunia beserta alam lelembut seisinya…."
"....
"...dan sepertinya takdir berpihak kepadaku…hehehehe…."
"....
"...kau hanya akan menerima nasibmu cah baguss…karena sekarang tubuhmu adalah milikku…dengan begitu Pusaka Cakrakembang pun segera kumiliki….hihihi…"kata Ambarwati tersenyum lebar sembari mengelus batang kemaluan Joko yang menggembung di selangkangan anak muda ini.

Kresekkkk….

*Siapaaa…!!!????"
".....
"...berani sekali bermain-main di belakang Sancawati, pelayan kepercayaan Dewi Gelang-Gelang yang sangat ditakuti…"ucap Ambarwati sambil cepat menoleh saat mendengar suara mencurigakan di belakangnya.

Gadis siluman cantik ini menatap dengan sorot angker ke muka. Bersiaga menghadapi penyusup yang coba-coba menganggu rencananya.

Tak lama muncullah satu sosok dari balik semak dan pepohonan.

Sosok itu bertubuh tinggi besar namun jelas menampakkan aurat seorang perempuan.

Mata Ambarwati seketika mendelik begitu tahu siapa sosok yang muncul di hadapannya.

Aura gentar perlahan melingkupi seluk beluk tubuhnya setelah menyadari siapa yang datang.

"Mbakyu Rasekmi…"ucapnya dengan nada goyah.



"Hohohoho…Sancawati….kau ternyata menyimpan maksud tersembunyi di balik perintah Nyi Ratu untuk menangkap bocah ganteng itu…."
.......
"...berani kau membangkang terhadap Nyi Ratu..Hahhh…!!??"ucap Rasekmi dengan suara besarnya hingga menggetarkan dada Ambarwati.

Ambarwati yang kini telah beralih rupa menjadi sosok Sancawati tak langsung menjawab.



"Apa…apa Mbakyu datang karena ditugaskan Nyi Ratu…??"

"Yah, aku memang ditugaskan mengawasimu atas perintah Nyi Ratu…"
".......
"...namun berhubung aku kasihan padamu…maka aku takkan memberitahukan kepada beliau soal ini…asalkan dengan satu syarat…"sahut Rasekmi yang kini telah saling berhadapan dengan Sancawati.

Tubuhnya yang semok bahenol setinggi dua meter terlihat memang raksasa dibanding Sancawati yang seukuran manusia normal.

Sancawati menatap Rasekmi dengan hati berdebar-debar menanti apa yang akan dikatakan sosok besar di hadapannya ini.

"Berikan pemuda itu padaku…aku yang akan menyerahkannya sendiri kepada Kanjeng Ratu…."katanya seraya menunjuk ke arah Joko yang terbaring kaku.

Sancawati mengerenyitkan dahi.

Ia tak mempercayai begitu saja omongan perempuan ini.

"Kalu itu permintaannya Mbakyu tak perlu repot-repot…."
"........
"Aku yang akan menyerahkannya langsung ke hadapan Nyi Ratu karena beliau yang mengutus ku….bukan yang lain.."kata Sancawati mulai berani.

Ia bisa mencium gelagat tak wajar di balik niat Rasekmi ini.

"Kau berani menolak…Sancawati…?!!!"kata Rasekmi tak sabar.

"Aku…aku siap menerima hukuman jika salah tapi harus beliau sendiri yang memutuskannya…"kata Sancawati waspada melihat gelagat tak enak ini.

"Kalu begitu…akan ku minta dengan paksa…."
".......
"..***ARRRGGHHH…!!!"teriak Rasekmi yang tiba-tiba menerjang Sancawati.

Ajaibnya sosoknya lenyap berganti seekor ular besar sangat menyeramkan bersisik putih dengan mulut menganga menyerang Sancawati.

Sancawati yang sudah siaga tak kalah hebat dengan beralih rupa menjadi sosok ular bersisik merah dengan anting di kedua telinganya sambil mengeluarkan desis tak kalah menggetarkan.

"KYAAAAAAHHHHH….!!!"

Sraakkk…..sraakkkk…gusraaaakkkk….!!!!

KYAAAAAAHHHHH…***ARRRGGHH….!!!!

Kedua ular besar jelmaan Sancawati dan Rasekmi saling bergulat..saling membelit berusaha saling mematuk dengan mulut terbuka mengerikan penuh taring tajam berikut racunnya yang mematikan.

Joko yang melihat aksi ganas kedua mahluk jadi-jadian itu berusaha melepaskan diri ikatan ular ajaib. Namun sejauh ini usahanya sia-sia.

Sekian waktu kedua ular jejadian itu bertarung hingga terdengar jerit dari arah kedua ular siluman tadi membuat Joko menoleh.

Ular bersisik merah jelmaan Sancawati bergulingan dengan luka besar menganga di bagian kepalanya.

Anting yang semula melekat terlihat lepas dan berserakan di atas tanah bersamaan ular Sancawati terus menggeliat bak cacing kepanasan.

Pekik dan jerit wanita yang jelas merupakan suara Sancawati terdengar memilukan memberi kesan akan rasa sakit yang tak tertahankan.

"Aaakhhhh….AAARRRGGGHHHH….!!!

Tak lama ular merah jelmaan Sancawati diam membisu dalam keremangan malam.…lalu berubah kembali menjadi sosok Sancawati seperti semula namun dengan tubuh penuh luka.

Matanya mendelik dengan mulut menganga dan lidah terjulur.

Tak tampak lagi aura kehidupan di sorot matanya.

Sebentar sosok ular besar bersisik putih mendatangi jasad kaku Sancawati lalu menelan bulat-bulat Sancawati hingga habis tak tersisa.

Joko yang memandang di kejauhan nampak gentar bilamana ular besar yang baru saja menelan Sancawati perlahan melata ke arahnya.

"Tiddakkk….AAAKHHHHH….!!!pekik anak muda ini saat lidah bercabang ular besar bersisik merah itu tiba-tiba menjilati paras tampannya berikut seluruh anggota tubuhnya.

"SSSSSSHHHH….HAHHHHH….hohohoho…..kau jangan takut bocah gantenggg…karena aku Rasekmi akan menjagamu….hohohoho…"ucap sang ular besar yang telah menjelma menjadi sosok Rasekmi.

Wanita super semok super bahenol itu lantas menubruk Joko disertai desah manjanya.

Diciuminya paras tampan Joko dengan lidah dan bibir tebalnya sambil mengangkang seksi menindih Joko.

Tangannya yang besar namun mulus berwarna sawo matang nampak berkilat dalam gelap menggerayangi sekujur tubuh kekar Joko berusaha menelanjanginya.

"Aaaakhhhhh….Tidaakkkk…lepaskan akuuuhhh siluman terkutukkk…!!!"teriak Joko manakala jari perempuan tinggi besar itu menyelinap ke balik celananya dan menyentuh batang penisnya.

"Hahhhhh….akuuu mauuuu KONTOLMUUU Cah Bagusss…hahhhh ..akuuu mauuu NGENTOT sama kamuuhhh…hahhhh….TAK KENTHUUUUH MANUKMUUU cah Bagus….hohohoho….!!"

Rasekmi sontak menggoyangkan seluruh tubuhnya dan sekejap tanggalah semua busana serta perhiasan yang melekat di badannya.

Rambutnya tergerai panjang menjela pantat namun kaku bak sapu ijuk.

Tak ada lagi kain tersisa menutupi tubuh Rasekmi yang kini telanjang bulat dalam posisi menindih Joko.

Sungguh bila tak melihat parasnya yang ajubile mirip Buto perempuan maka terlihat satu sosok tubuh telanjang yang sangat mempesona.

Biarpun tinggi besar namun keseksiannya tak diragukan lagi.

Pantatnya sangat besar dan super bahenol dibandingkan wanita umumnya.

Pun demikian paha, kaki dan tentunya sepasang buah dadanya yang betul-betul GILAAA….

Meski begitu ada satu yang bakalan membuat para pria hilang nafsunya kala hendak bersenggama dengan Rasekmi yaitu bau badannya yang apek seperti karpet basah tak kering-kering.

Entah apa yang hendak dilakukan Rasekmi namun yang pasti jari-jari besarnya perlahan tapi pasti melepaskan lilitan sabuk di pinggang Joko lalu bergegas menarik lepas celana dan cawet anak muda ini.

Mata Rasekmi mendelik menatap penis besar Joko yang menjuntai seksi dalam keadaan lemah di pangkal paha pemuda tampan ini.

"Ini diaaaa…kontol yang sangat diagung-agungkan Nyi Ratu….Hohoho…."
".......
"...akan kubuat ngaceng KONTOLMUUUHH cah Bagusss…hehehehe….hahhhh…"

"Aaakkkhhhh….tidddaaakkkk….lepaskannnn…"teriak lemah Joko yang tak bisa berbuat apa-apa.

Jari telunjuk dan jempol besar Rasekmi mengoc*k penis besar Joko begitu rupa.

Cepat…erat...dan trengginas….ckckck…EDAAANNNN…!

Ditambah lagi kuluman dan sedotan bibir tebal dan besar Rasekmi yang duuuhh... betul-betul edannnn...sshhhh aaahhhh....enak bangeeeettt.

Joko hanya bisa terus melenguh merasakan kocokan dan sepongan nikmat Rasekmi di batang kemaluannya.

Sebagaimana yang ia perbuat terhadap para tawanan pria di kediaman Dewi Gelang-Gelang….demikianlah yang ia lakukan terhadap Joko.

Tak bisa menolak rangsangan yang membabi buta di batang penisnya akhirnya batang kejantanan Joko pun menggeliat sebelum mengacung tegak kaku bak ular kobra tertiup seruling si pawang.



"Aaahhhh…KONTOLMUUUHH….!!!"pekik Rasekmi terpana melihat kegagahan penis Joko.

Bagi orang awam mungkin terlihat seperti kebanyakan penis lelaki kecuali besar dan panjangnya yang memang istimewa.

Tapi bagi mahluk halus semacam Rasekmi…yang kini ia lihat adalah penis yang seakan memancarkan cahaya gaib dan amat mempesona.

Sinar gaib yang memancar dari sekujur batang kemaluan Joko nyatanya membuat birahi Rasekmi seketika melonjak ke titik didih.

Tubuh bugilnya yang semok aduhai bergetar menahan nafsu membeludak yang teramat hebat.

Vaginanya seketika basah kuyup meski tanpa dirangsang dengan pentil besarnya mengacung tegak.

Kedua jemari besar Rasekmi spontan menyingkap belukar jembutnya sendiri memperlihatkan celah vaginanya yang menganga dan terus mengeluarkan lendir rangsangnya.

"AAARRRGGGHHHH….Radennnnn….tak KENTHUUUUH…KONTOLMUUUHH…ggaaagghhh….!!!!"pekik histeris Rasekmi tak tahan menahan nafsunya untuk berjimak.

Ditubruknya tubuh setengah bugil Joko sambil mengarahkan ujung penis si pemuda tepat di lubang kawinnya yang menganga.

Sleeep…BLESSSSS….BLESEEEKKKK….

"AAARRRGGGHHHH….AAARRRGGGHHHH…..AAARRRGGGHHHH….!!!!"

Rasekmi meraung-raung dahsyat saat penis ngaceng Joko menerobos alat kelaminnya lalu amblas hingga sedalam-dalamnya.

"Aauuuwww….KONTOLMUUUHH…. KONTOLMUUUHH….NIKMAAAATTTT…. ENAAAAAAKKKKKK…..AAARRRGGGHHHHH!!!"

Sleep…blesssss….sleeeppp…bleeessss….

Rasekmi yang masih mengangkang seksi di atas tubuh Joko terus saja menggoyangkan pantat montok dan pinggul besarnya begitu aduhai.

Bergerak maju mundur…naik turun…berputar ke kiri ke kanan dengan kecepatan tinggi bak kereta cepat WHOOSH Jakarta Bandung.




Joko yang pasrah ditindih perempuan raksasa ini hanya bisa mengerang antara nikmat dan jijik.

Sungguh situasi dan kondisi yang serba tanggung tengah dirasakan pemuda tampan ini

Rasekmi terus menggenjot batang kemaluan Joko dengan gerakan menggila.

Ngebor…ngecor…patah-patah…goyang gergaji…goyang oplosan sampai goyang naik turun yang sempat viral dipraktekkan Rasekmi kala merasakan nikmatnya batang ngaceng anak muda ini di lubang kenikmatannya.

Lubang seks Rasekmi secara ajaib mengembang mengempis menjepit serta mengenyot penis kaku Joko begitu rupa.

"Aaaahhhhh....."
Joko hanya bisa mendelik dan mengerang keras kala rasa enak di batang kemaluannya terjepit lubang seks siluman wanita itu.

"AAARRRGGGHHHH….KONTOL…KONTOOOOL….KONTOLMUUUHH…. KONTOLMUUUHH ennaaakkk….!!!"
........
"AAARRRGGGHHHH…akuuuhhh tak tahaannn laggihhhh…mauuu muncraaatt…TEMPIKKKUUUHH…meh mettuuuuu….aaarrrggghhhhh….!!!"
(Mau keluar.red)


Rasekmi meremas dada bidang Joko bersama laju bokong besarnya yang super montok menggenjot keras selangkangan Joko…

"Akuuhhh...KELL….LLUAAAAARRR….Kanjeng Dewiiii....OOOOUUUUGGGGHHHH….!!!"jerit Rasekmi kala ia sampai di puncak kenikmatan.

CRUUUTTT…. CRUUUTTT….serrrrr…..!!!..

"OOOOUUUUGGGGHHHH….!KENTHUUUUHHH....!!!"

CRUUUTTT …..

Namun bukan Rasekmi namanya bila langsung lemas.

Usai klimaks Rasekmi memandang Joko dengan sorot mata lain. Lemah lembut dan penuh asmara….

"Sekarang kau yang musti muncrat di rahimku Cah bagus….RASAKANNN JEPITAN TEMPIKKKUU cah ganteng…"
"........
"...aku mauuuu PEJUHMUUUU Radennnn…ooohhhh….ooohhhhh….!!!"

Sleep blesssss…sleep blesssss…..

"Aahhhhh…..!!"Joko hanya mampu mengerang merasakan sedotan dan cengkraman vagina Rasekmi yang memang benaran 'gila' enaknya.

Lebih mantap dibanding memek para wanita yang pernah ia tiduri sebelum-sebelumnya.

Sekian waktu berlalu, bulan purnama di atas sana kini semakin memasuki sisi gelap di pertengahannya.

Tiba-tiba….

"HHAGHHHHHH…!!"

Rasekmi memekik pendek dengan mata melotot menatap langit.

Mulutnya menganga dengan tubuh bugilnya mendadak kaku bagaikan es.

Joko yang berada di bawah lantas terkejut sambil memekik saat tubuh bugil seksi Rasekmi yang tinggi besar itu ambruk dengan sendirinya. Berguling di sisi samping Joko dengan tubuh kaku.

Sama halnya dengan Sancawati, Rasekmi sepertinya telah tewas dengan cara yang tak di sangka-sangka.

Bersamaan dengan itu bayangan sosok perempuan bungkuk terlihat berjalan sambil membawa sebatang tongkat di tangannya.



Suara wanita layaknya nenek-nenek terdengar bersamaan kemunculannya.

"Kalian terlalu jumawa dayang-dayangku…Sancawati…Rasekmi…hehehehe…."
"....kalian pikir telah mendapatkannya…
"...jangan mimpi di siang bolong….heheheh…
"........
"...meski anak itu sudah melakukan ritual bersetubuh dengan seratus ribu perempuan sekalipun…ia masih memiliki segel gaib terakhir yang hanya bisa dibuka jika ia bersetubuh dengan mahluk halus…."
"......
"....kalianlah tumbalku…hehehehe…"
"......
"Sekarang kau milikku Raden….hahahaha…."ucap si nenek bungkuk yang mendadak berubah suaranya begitu merdu bagaikan seorang wanita muda belia.

"....seribu tahun lebih aku menanti supaya terlepas dari kutukan jahanam Dewi Lakshmi. Kini tiba saatnya aku akan menguasai seluruh arcapada. semua laki-laki akan takluk akan perintahku. Dan aku akan mengendalikan dunia…."
"........
"Sekarang saatnya aku menuai hasil kesabaranku…hahaha…ucap sosok bungkuk yang ternyata adalah sosok Mbah Peot dan kini telah berubah menjadi sosok wanita cantik jelita dengan mahkota gemerlap di kepalanya dan bertubuh setengah ular.

Sosoknya yang mengandung wibawa tak lazim terus melata setengah berdiri menuju ke arah Joko yang hanya melotot memandangi tanpa suara.

Dialah sosok penguasa Alas Hutan Lesanpuro yang amat ditakuti dan kini menampakkan wujud aslinya.

Dia….Nyai Ratu Dewi Gelang-Gelang jelmaan Nyi Ageng Sedayu.



…….

Bersambung....
https://www.semprot.com/threads/joko-sembrani-dari-sawojajar.1441724/page-162#post-1909224345
 
Terakhir diubah:
......

Selamat malam....sugeng dalu prokonco sedoyo...rekan2 pembaca yang budiman :hati:

Semoga tetap bahagia dan penuh kegembiraan buat panjenengan sekalian :halo:.

Senang rasanya bisa berjumpa kembali dalam kisah terbaru dari Anakmas kami ❤️, Joko Sembrani.

Setelah melalui perjuangan yang berliku karena kesibukan dan satu hal lainnya akhirnya bisa kami realisasikan ke hadapan sedulur semua :semangat::beer:

Semoga berkenan. Selamat beristirahat dan selamat berakhir pekan :Peace:

Mugi kanthi bagas waras. Rahayu...Rahardian 🙂❤️🙏.

........
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd