14. Joni Kroco
Prahara di Tanah Anarki (Bagian 2)
“
What you’re gonna do now, Jon?”
Suara itu tiba-tiba terdengar dari kedalaman batin.
─Tara?
Karena sama seperti waktu Tara menemui gw dalam wujud astral (baca: bab Goodbye Halcyon Days), mendadak semua adegan di sekeliling gw seperti di-pause, seolah aliran waktu sama sėkȧli berhenti.
Astral Projection jarak jauh. Gw menajamkan keenam indera, hingga akhirnya mata ketiga gw menangkap kelebatannya tubuh astralnya di antara kerumunan para
Crime Lords, melayang, tėlȧnjȧng, menembusi tiang-tiang seperti dia menemui gw dulu. Tara tersenyum, dingin, dan muncul di belakang gw.
“You are troublesome boy are, you?
Elu udah kabur dari Koh Patkay, sekarang punggungnya encok-encok gara-gara semaleman lu totok. Elu tahu? Gimana susahnya kami buat menemukan keberadaan lu?
Sekarang elu malah enak-enak bikin orgy party
. Nggak sopan!”
Tubuhnya yang tėlȧnjȧng menempel di punggung gw, dan tangannya melingkar di atas dȧdȧ gw, membisik mesra di telinga, “
lain kali kalau mau bikin ginian… elu harus ajakin gua… gua juga mau digilir sama kontol-kontol kriminal… fufufu….”
Tara menarik lepas tubuh Astral gw dari tubuh mortal dalam satu gerakan. Kesadaran gw melayang, terseret ke dalam aliran
Prana Jagat Raya.
“
I see you have unlocked the new skill, congratulation,” Tara tersenyum tipis. “
After all, Celurit of Chaos adalah salah satu dari 12 Pedang
Sajojo o Wazamono,
Supreme Great Sword yang ditempa oleh Mpu Grinding. Senjata yang sangat kuat…. tapi berbahaya, dia mengkonsumsi roh korbannya untuk bisa bertambah kuat.
But the pact with evil, always come with price, isn’t it? fufufu… Celurit of Chaos harus diberikan tumbal setiap dihunus. Kalau tidak, roh lu sendiri yang bakal menjadi dimangsa. Kalau itu sudah terjadi elu akan non-eksisten. Musnah.”
Berbeda dengan penampilannya yang semalem kek arit kang rumput,
Celurit of Chaos berevolusi setelah memangsa roh Siluman Tengkorak Putih: sekarang di gagangnya muncul ornamen belulang, dan pada bagian tajamnya terbentuk gerigi seperti tulang belakang manusia, dan setelah mengasimilasi roh Pendekar Anarko, bilah hitam Celurit of Chaos seperti dialiri oleh pembuluh-pembuluh lava yang menggelegak panas bagaikan kejulidan SJW twit**ter yang gampang
trigered.
“Elu sudah membunuh Siluman Tengkorak Putih, dan merebut posisi ketua Sekte Ming Jiao sėkȧligus Penguasa Tanah Anarki.
Now, you have entire Crime World backing your position…. tapi…, berita tentang kembalinya Mandala Kegelapan juga sudah terdengar hingga ke seluruh dunia. The Patriot, Agensi Intelejen terbesar di dunia bukan hanya sekedar nama, Jon.
Their nose are on you.”
Tara menarik tubuh Astral gw lebih jauh memasuki aliran
Prana yang mentransendensi ruang dan waktu, dan dari kehampaan yang berwarna putih, mulai mewujud film holografik yang menampilkan kelebatan-kelebatan situasi geopolitik yang gw lewatkan selama beberapa bulan terakhir.
Situasi di Natuna dan Laut China Selatan memanas setelah insiden yang melibatkan kapal nelayan asing dan kapal Patroli TNI AL. China mengirimkan armada laut, tapi Presiden RI Ke-8, (
which is gw) merespon dengan armada gabungan TNI-AL, Malaysia, Brunei, Singapura, Vietnam, Thailand, Kamboja, Filipina, belakangan bergabung Armada ke-7 (Armada Pasifik) Amerika dan Australia. Perang besar pecah dan diikuti kekalahan memalukan angkatan laut dan udara RRC.
Di Hongkong, Shanghai, dan kota-kota pesisir pecah kerusuhan yang menuntut PM Xi Jin Ping mundur. Di Xin Jiang etnis Uighur berontak dan menyatakan kemerdekaan. Di Kashmir, pasukan India bergerak menginvasi. The Patriot tak akan berhenti. Pasukan darat koalisi dan The Patriot bahkan sudah memasuki wilayah China melalui Vietnam Utara.
“
That’s a huge force.
Really. Tentara Revolusi China melakukan perlawanan terakhir di kota Nan Ning dan Kun Ming di provinsi Yunnan, kalau dua kota itu jatuh… elu sudah tahu ke mana sasaran mereka selanjutnya….”
“Tanah Anarki,” desis gw.
“
Clever boy.” Tara tersenyum tipis.
“Well, what done is done, cepat atau lambat mereka juga bakal memburu kita. The Patriot sudah bergerak.
So do we. Sheila sudah mengirimkan orang-orang kepercayaannya ke Tanah Anarki buat ngebantu elu, seharusnya di paragraf berikutnya mereka sudah tiba.”
|XII|
Udah hampir pagi waktu gw mendengar suara terompet panjang dibunyikan, gw dan P’ilo yang lagi bobok-bobok manja segera melesat ke pintu gerbang kota benteng. Musuh? tanya gw. Pendekar Ganteng Rusuh menggeleng dan menunjuk panji-panji perang bergambar Penyu Giok, dan Teratai Merah Darah yang datang bersama puluhan kendaraan lapis baja.
Adalah Tentara Pribadi The Red Queen. Ketika Jafar mengambil alih tubuh gw dan organisasi. Beberapa faksi yang masih setia kepada Sang Ratu Merah memilih menjadi eksil di Tibet. Satu kolom kolom ranpur Anoa dan tank ringan Scorpion bergerak memasuki Tanah Anarki, lalu mobil-mobil 4WD yang dimodifikasi dengan kanon penolak serangan udara.
Pemimpinnya adalah
Akhmad Zainal, El Comandante, katanya adalah petinggi organisasi mafia nyokap gw. Orangnya tinggi serem. Rambutnya cepak, satu muka isinya brewok semua. Celana jins, sepatu bots, plus jaket tentara lengen panjang. Beneran kayanya orangnya Red Queen yang kebanyakan mantan militer kek si Wagimin.
Cewek mungil dalam balutan sweater kedodoran muncul dari balik pintu. Mungil, manis kek artis Korea yang main
The Last Empress, rambutnya dipotong model bob sepundak dengan poni dan tudung kepala rajut untuk menahan hawa dingin bulan Januari. Kaca mata tebal terlihat berembun di atas hidungnya yang diperbaiki sesėkȧli. Mengangguk kikuk begitu melihat gw.
Namanya
Elin. Handmaiden of The Red Queen. Asisten pribadi nyokap gw waktu masih jadi boss mafia. Kemana-mana, anak ini yang terus ikut sama beliau, bahkan ketika Sang Ratu Merah menyepi di Tibet.
Bersama satu batalion tentara Ratu Merah, turut serta
Madame Epona yang sudah berganti dalam pakaian kebesaran,
stocking jaring sėksï, sepatu hak tinggi, dan korset lateks hitam bak seorang Ratu BDSM. Rambutnya disanggul. Mukanya didempul pake bedak setebel tembok China, lipstik hitam, celak mata hitam. Sebȧtȧng rokok menyan terselip di bibir, dan cincin batu akik melingkar di ke-10 jari. Di tangannya bergulung tebal gelang akar bahar, dan cambuk kuda lumping terselip di ikat pinggang besar bergambar kuda jingkrak.
“Tuan muda,” Madam Epona berkata pelan, serak, macam suara Doraemon jadi vokalis band Grindcore.
Koh Patkay yang terlihat terakhir, masih sebel kayanya sama gw, gara-gara gw totok di episode lalu.
“Panglima Tian Feng dari Istana Ratu Merah,” Pendekar Ganteng Rusuh dan para
Crime Lords memberi hormat
tabik pada si Engkoh, kayanya hormat banget sama maskot KFC lepas. “Ada keperluan apakah gerangan Panglima beserta rombongan hadir ke gubuk kami.”
“Jangan panggil
insun dengan sebutan itu.
Ingsun sudah pensiun dari dunia kejahatan,” Koh Patkay membalas salam
tabik.
“Ente kenal sama Pendekar Ganteng Rusuh, koh?” tanya gw.
“Namanya aslinya Ki Pan Joel, saudara angkat
uwe waktu di Dunia Hitam dulu,” jelas Koh Patkay. “
Back story-nya gelap, Jon. Dulu Pendekar Ganteng Rusuh adalah pengusaha restoran langganan
uwe. Terus diajak kerjasama sama artis, tapi di tengah jalan resepnya dicuri, terus si seseartis bikin usaha dengan nama yang sama, malah SGR di-somasi. Putus asa, beliau bergabung dengan Partai Ming Jiao dan menjadi pendekar sesat.”
“SOK KABEHHHH!!”
|XII|
Dijamu di balairung, Koh Patkay mengeluarkan gulungan surat dari Eyang Bi Hun, The Jade Empress, pemimpin tertinggi Dunia Persilatan, dan untungnya ada terjemahannya by dunia-lebah.com
Perang besar akhir zaman sudah berada di depan mata. Sekte Jade Lotus akan menggelar pertemuan agung saat bulan mati di biara Sangri-La sebelas hari lagi. Petinggi-petinggi 12 Perguruan Silat di seluruh Tiongkok akan bertemu di tempat itu untuk menyusun kekuatan. Termasuk Sekte Ming Jiao.
“Maafkan kalau kami tidak sopan, Panglima,” Pendekar Ganteng Rusuh memberikan hormat
tabik. “Tapi Sekte Ming Jiao bukanlah pengecut. Lebih baik mati berkalang tanah di tanah kelahiran kami ketimbang melarikan diri bagai anjing mengejar ekor.”
Koh Patkay mengangguk dalam, “Jade Empress sudah menduga kalian akan mengatakan itu. Setidaknya ungsikanlah para penduduk sipil.”
Pendekar Ganteng Rusuh mengangguk. “Di sebelah timur Tanah Anarki terdapat
Tiger Gate yang langsung mengarah pada benteng
Shangri-La di Himalaya. Yang Mulia Joni Al-Kuffar, ikutlah serta mengawal para dayang-dayang dan cewek-cewek B.O untuk menyusun kekuatan bersama The Jade Empress.”
“Bah, dan membiarkan kalian bersenang-senang di sini?” dengus gw. “
If you want peace, always ready for war. Kalau itu yang mereka mau,
So let they come. TOMORROW WE’RE DINE IN HELL!!!”
“UWOOOOOOOOOOH!!!!!” Para pendekar sesat menjura.
Gw melangkah menuruni singgasana, tatapan mata gw nyalang ke arah cakrawala, sepasang
Celurit of Chaos mewujud di tangan gw, membara, dan gw ancungkan tinggi-tinggi.
“Sekarang, saatnya ngarit rumput.”
|XII|
Sambil ngarit rumput gw memantau garis depan. Tanah Anarki memilik kontur bergunung-gunung dengan hutan belantara dan belasan sungai belerang yang beracun, 1800 tahun lalu Raja Barbarian
Nanman King, menggunakan lansekapnya untuk menahan serbuan
Zhuge Liang dari kerajaan
Shu.
Sama seperti kota benteng Alamut, benteng Tanah Anarki dipahat pada tebing-tebing alami dengan perisai ilusi dan energi yang melindunginya dari dunia luar. Sumur
Prana di Istana Siluman Tengkorak Putih metenagai sebuah kubah energi raksasa berwarna hitam yang mampu menangkal serangan udara, kalau masih belum cukup, pasukan El Comandante Akhmad Zainal menyiagakan misil dan senjata berat di goa-goa yang terletak di pegunungan yang membentengi tempat ini,─
─tapi entah kenapa gw ngerasa nggak yakin. Kali ini lawannya adalah pasukan Homunculus dan 12 Ksatria Emas yang bahkan bisa menaklukkan Los Illuminados dan para Warrior of Pulu.
“
They don’t have a chance,” desau Madame Epona waktu mempersiapkan ribuan orang-orangan kertas (
Leitong dan
Letwa) yang biasa dipakai dalam upacara pemakaman. “Malam ini… akan banyak ada arwah yang harus diantar ke alam baka….”
Gw melirik ke arah para pengikut gw yang bersemangat nyanyi lagu mars Joni Boss Kecil Ramah karena bakal cepat-cepat masuk Neraka.
“
This is Sire,
is a rear guard. Tugas kami adalah memberi waktu bagi Sekte Jade Lotus untuk menyusun kekuatan di Himalaya.”
“Jadi sejak awal ini adalah misi bunuh diri,” desis gw pelan.
“Pengikut anda tahu itu, tapi mereka tetap mengikuti anda menuju kematian…. tapi kebenaran tak pernah hitam dan putih, tuan,
there are many shades of grey… dan perang, sejak awal tidak pernah tentang kebenaran melawan kejahatan, karena masing-masing memiliki nilai ‘kebenarannya’ sendiri. Bahkan Kumbakarna tetap membela Rahwana hingga darah penghabisan
.”
Makin siang, semakin banyak pengungsi yang melewati Tanah Anarki untuk menuju pegunungan Himalaya, bukan cuma dari daerah kekuasaan para kriminal, melainkan dari desa-desa di sekitarnya. Anak-anak, orang-orang tua, lalu sisa pasukan RRC yang terluka parah.
Dari arah tenggara terlihat gulungan awan dan kilat, lalu cakrawala yang menyala merah. Terdengar suara guruh, lalu tanah yang bergetar, pelan, dan makin lama makin gemuruh.
“─gempa bumi?”
“
No, Sire.” Madame Epona menerawang dengan proyeksi astral. “
Battle formation.”
|XII|
Matahari akhirnya terbenam ketika gw melihat cakrawala timur yang terbakar. Ribuan ton bom napalm yang dijatuhkan dalam
carpet bombing dari pesawat B-52
Stratrofortress, menghanguskan hutan di sekitar kami menjadi lautan api, gw hanya bisa melihat kobaran api yang mendekat dari kejauhan sebelum perisai energi kota Jian Cuk meredam kerusakan.
Lalu ketika kobaran api itu padam, terlihat ribuan pasukan Amerika yang berbaris dalam kolom-kolom. Paling depan adalah tank tempur utama Abram M-1 yang diikuti belasan
APC (
Armored Personel Carier) yang membawa pasukan infantri. Paling belakang adalah M109
self propeled altilery, kendaran tempur yang dipersenjatai meriam Howitzer untuk menghujani garis depan pertahanan pasukan kami.
Di pihak gw, Pendekar Ganteng Rusuh dan Koh Patkay berdiri jemawa sebagai
vanguard (pasukan garis depan) di bukit karang di luar kota. Diiringi 300 Pendekar Sesat Sekte Ming Jiao, Panglima Sekte Ming Jiao memanggul sebuah penggorengan raksasa, sementara Koh Patkay memanggul garpu rumput dari Adamantium.
“
At least, brother,” Pendekar Ganteng Rusuh menyeringai di antara hujan peluru. “Sama seperti di kehidupan kita sebelumnya, kali ini pun kita akan bertarung bersama-sama.”
“
Perhap, brother,” Koh Patkay tersenyum. “
Perhaps.”
Animus Koh Patkay perlahan mewujud dalam manisfestasi
Dewa Babi Zhu Bajie, memberikan tambahan status STR+VIT+LUK, mengubah tubuh koh Patkay menggelembung besar, dipenuhi bulu dan taring babi hutan, siap ngepet ke rumah janda.
Di sampingnya, Pendekar Ganteng Rusuh merapal mantera Ilmu Hitam. Pria bertubuh kingkong itu mendengus, uap panas keluar dari idungnya yang segede lübȧng kakus.
Prana tenaga dalam yang membuat ototnya kebal senjata tajam dan mampu mengeluarkan panas dari dalam tubuh. Sebuah panci berukuran raksasa tersandang di punggung sebagai senjata. Panci pusaka yang menjadi derita seluruh suami di seluruh dunia.
Mereknya: happycall.
“SOK KABEHHHHH!!!!”
|XII|
Koh Patkay
(dalam wujud Siluman Babi)
Pendekar Ganteng Rusuh
(dalam wujud Siluman Sungai Pasir)
|XII|
Di garis belakang, Madame Epona berkomat-kamit membaca mantera dan membakar kemenyan, di belakangnya berbaris para anak buahnya yang berkerudung putih membakar kertas
Jingzhi di hadapan ribuan orang-orangan kertas.
“Jelangkung… jelangkung… di sini ada pesta kecil-kecilan… datang tak berjembot… pulang tak berkutang….”
Mendadak sunyi, Partikel
Prana mulai berkondensasi dan mewujud kabut di antara boneka-boneka kertas
Leitong dan
Letwa, perlahan, boneka-boneka berwajah ganjil itu mulai bergerak, menampakkan ekspresi, dan mengeluarkan nyanyian mengerikan:
“Keke bukan koteka, koteka… keke bukan koteka, koteka….”
─seketika itu, ribuan boneka kertas terbakar dan berubah menjadi balatentara
Preta (
Hungry Ghost), meraung kesakitan, membawa dendam dan sakit hati mereka semasa hidup, lalu, bersama gelombang kabut tebal yang bergemulung, para Hantu Lapar berterbangan menuju garis depan pasukan Amerika, “baaaang, sate 100 tusuk baaaaang….” menarik lepas arwah mereka untuk dimangsa oleh Animus Kuda Kematian yang berkeliling mengumpulkan roh untuk dikirim ke alam baka….
|XII|
Epona
Dewi Kuda yang bertugas mengantar arwah
Bersama gelombang kabut tebal pasukan Hantu Lapar, menerjang Koh Patkay dan Pendekar Ganteng Rusuh. Dua pendekar senior itu mengamuk dalam wujud siluman, menyundul, membalik kendaraan lapis baja dengan satu gerakan. Di belakang mereka menyusul para Pendekar Sesat Sekte Ming Jiao yang sudah dirasuki
Prana Kegelapan. Bak sepasukan barbarian, pendekar-pendekar sesat itu menerjang dalam keadaan tėlȧnjȧng bulat, hanya berbalut darah ayam cemani yang dilapisi abu gosok,
ilmu sesat Rawarontek membuat mereka kebal peluru dan bisa bergerak layaknya siluman. Hanya gelombang kabut hitam
Prana Kegelapan yang terlihat dengan mata tėlȧnjȧng ketika mereka mengamuk dengan kapak raksasa bergagang tulang dinosasurus, dan mengubah medan pertempuran menjadi lautan darah.
“SOKKKK KABEHHHHHH!!!!!” Pendekar Ganteng Rusuh menghantam kepala musuh pakai penggorengan.
“DJOEROES, BABI HUTAN MENJOENDOEL DJEMBOET!” Koh Patkay nggak mau kalah.
|XII|
─terdengar suara bergema memenuhi udara, genderang perang pasukan utama Tanah Anarki yang ditabuh dari atas sebuah truk fuso bergerak menerjang menuju barisan di mana tempat komandan pasukan musuh berada. Truk-truk yang sudah dimodif pakai lapisan baja dan duri-duri, ranpur Anoa dan tank ringan Scorpion, lalu ribuan motor besar para anggota geng motor Monggolia menerjang terjang sambil membawa bendera ormas garis keras, spanduk grup sepakbola, dan
lightstick fanbase K-Pop.
Paling depan, truk kontainer yang dimodifikasi dengan tombak dan duri-duri tajam melaju, mengangkut puluhan speaker segede gaban untuk membakar semangat pasukan, di depan bemper, gw berdiri dengan gitar listrik bak bang haji roma di film ksatria bergitar, poni gw berkibar jemawa, suara gw membangkitkan gairah birahi para waria.
“Pulu,” gw nyelipin coki-coki. “
Lead the charge!”
“PULUUUUUU!!!!” P’ilo yang menerjang pertama. Dalam wujud Demon Kucing Garong,
The Warrior of Pulu berlari dengan keempat tungkai, menggaum, menggetarkan medan perang dengar
battle cry-nya.
Prana Kegelapan bergemulung di belakangnya membentuk badai gigantis awan hitam diikuti dengan kilatan-kilatan petir, bibirnya yang lucu berbicik, “pulu… pupupupu-luuuuuu…. (
Spirit of Pulu, The Hecathoncheires), lalu dari dalam segala kegelapan itu mewujud sesosok raksasa bertangan seratus, menerjang, dan mengamuk di tengah formasi kendaraan lapis baja musuh.
Gumpalan
Prana hitam menerjang bergulung-gulung diikuti serpihan bara api layaknya guguran awan panas gunung Merapi, menenggelamkan jagat dalam satu longsoran, lalu dari baliknya, sesosok Raksasa Bertangan Seratus menggeram murka dan melontarkan seratus batu karang membara dan lava panas ke arah di mana posisi altileri musuh berada.
Pasukan kavaleri gw menyusul menerjang di antara kekacauan, menembakkan senapan mesin berat, membacokkan golok, melindas mampus pasukan infantri musuh yang kocar-kacir melarikan diri ke garis belakang. Lalu, saat itulah gw melihatnya, helikopter
Black Hawk yang terbang rendah dan menerjunkan satu regu pasukan khusus berpakaian hitam-hitam dengan zirah mecha dan topeng gas.
Bagai sekumpulan kabut, bayang-bayang hitam itu melayang dengan jurus meringankan tubuh, melesat tanpa suara di sekeliling gw, bergerak mengepung secara sistematis. Tangan mereka menghunus senjata dari balik punggung, diikat rantai, dan membara dalam warna merah darah.
Gir motor?
“─PULU! (yang mulia, awas!)”
|XII|
Gw bahkan nggak sempat mengedipkan mata dengan manjah. Jurus langkah tanpa gaya tahu-tahu membuat seorang
assasin muncul di belakang gw .
Oraishin no Jutsu? Tangannya bergerak mengayun, dab gw cuma bisa melihat gemulung aura berwarna merah darah dan gir motornya yang membara,─
─TRANG! gw menangkis dengan
Celurit of Chaos yang mewujud seketika.
Badan cungkring si Jamet Kuproy yang kurang asupan zat besi seketika terpental jatuh dari atas mobil. Sigap, gw
backroll-backroll cantik, jurus meringankan tubuh berhasil mengurangi
impact serangan sėkȧligus meliukkan gw keluar menuju jarak aman.
“Pulu!” Selir gw membeliak khawatir, tapi lima penyerang sekarang mengeroyoknya sėkȧligus membuat anak itu melesat menghindar. Merangkak gahar, P’ilo berlari dengan keempat tungkai layaknya seekor predator apeks, menghindari lemparan gir-gir motor sėkȧligus menerjang putus leher salah satu penyerang dengan cakarnya.
Seorang menerjang cepat ke arah gw. Aura Merah darah menyelubungi tubuhnya, gir motornya yang diikat rantai membentuk ilusi
after image yang menerjang bagai taifun, berpusar, mengepung gw dari berbagai arah.
Gelombang hitam juga menyelubungi tubuh gw, pertanda
Prana Kegelapan mulai merembes ke dalam pembuluh nadi, mengubah rambut poni emo Jamet Kuproy menjadi jambul segitiga iluminati.
|XII|
“2nd kata: Dance of The Golden Swallow.”
|XII|
Bagai liukan seekor walet emas. Lesatan cahaya keemasan mewarnai udara ketika jurus langkah tanpa gaya berat membawa gw muncul di belakangnya dalam satu kejapan. Tendangan berputarnya bergerak menyambut, dan hanya mengenai pendaran kabut. Lembut, gw meliuk dari sudut buta dan melayangkan celurit gw yang fenuh varokah ke arah jantung.
Terpojok, mata musuh gw justru membeliak bahagia, menyambut gw dengan bacokan gir motor berkekuatan setara.
Prana penghancur berwarna merah darah mengaliri lengannya, lalu hawa panas yang membakar wajah gw ketika tinju penghancur itu lewat di samping kepala.
Tinju Sakti Brajamusti?!
CROTS! Semburan darah segar. Bacokan Celurit gw membelah kepala berikut helm baja dan topeng gasnya, sementara poni gw terbakar setengah.
Saat itulah gw bisa melihat sepasang mata pembunuh yang sangat gw kenali…
Naluri membunuh yang mengalir dalam kromosom….
Senjata gir motor….
Tinju Sakti Brajamusti….
|XII|
Homonculus (Manusia Buatan).
Super Soldier yang diklon dari DNA Putera Sang pejagal.
Memiliki semua kemampuan bertarung Joni minus kekuatan Animus.
|XII|
“P’ILO!” gw menoleh panik ke arah si P’ilo yang lagi digilir sama 9 orang pasukan Homunculus.
“─pulu?” P’ilo menoleh lucu, dan memotel lepas kepala Homunculus dengan satu gerakan. “Nyaa^^”
CROTS.
Di sekitarnya udah bergeletakan potongan-potongon Prajurit Homunculus yang dibantainya seorang diri.
Tembakan peluru suar
(flare) memberi isyarat agar pasukan utama Amerika mundur ke garis belakang, dari baliknya pasukan yang baru tampil menggantikan. Hanya seratusan gw kira, mengenakan seragam hitam-hitam, helm baja bak pasukan SS Nazi, armor mekanik eksoskeleton, dan topeng gas. Tanpa senjata api, hanya gir motor dan pedang katana layaknya sepasukan samurai kegelapan. The Patriot.
Di belakangnya, sebuah ranpur yang digunakan sebagai mobil komando bergerak ke garis depan. Tiga orang berdiri di atasnya. Berjubah emas, dengan emblem XII warna emas. Ksatria Emas Mandala 12 Rasi Bintang.
Seorang dari mereka menyeringai sambil mengunyah kulit duren. Cewek Rusia, berambut cepak, badannya kekar segede Ade Rai. Hanya mengenakakan sehelai jubah emas dan sepatu bots, sebagai penutup tubuh, tubuhnya yang tėlȧnjȧng ditutupi semacam
bodypaint warna emas dari ujung rambut hingga ujung kaki. Otot-ototnya yang bertonjolan di sana-sini tidak memberikan bentuk pȧyüdȧrȧ, hanya kerat-kerat maskulin otot pektoral layaknya binaraga.
Codename: Ares, The God of War
Seorang lagi yang gw tenggarai sebagai pimpinan melayang dengan ilmu ghaib. Berambut ikal sepinggang, berwajah timur tengah, badannya langsing tinggi bak seorang model, dan sama-sama hanya tertutup sepatu bots selutut dan selapis
bodypaint emas dari baliknya. Jubah emasnya berkibar bersama sebuah sabit raksasa bak seorang Dewi Kematian. Petarung tipe
wizard seperti Sheila dan Tara gw kira, terlihat dari Animus-nya yang berbebentuk sesosok tengkorak raksasa yang mengenakan mahkota. Jubahnya berwarna hitam dan terbentuk dari jutaan arwah penasaran.
─kuntilanak dan setan pocong peliharaan Madam Epona bergerak mundur, gentar, oleh kekuatan arwah yang jauh lebih besar.
Codename: Hades, The God of Underworld
“Wahai orang-orang yang tersesat, para kriminal Tanah Anarki, kalian sudah terlalu banyak membuat kerusakan di muka bumi!!!” ia berkata dalam wibawa, aura dewa membuat suaranya terdengar ke seluruh Tanah Anarki. “Hentikan kericuhan ini!!! bertobatlah dengan cara membunuh diri kalian sendiri seperti para pengikut Nabi Musa yang murtad!!! Niscaya The Maker akan mengampuni dosa-dosa kalian!!!”
“BACOT!”
Suara gw menggelegar dalam aura Dewa yang sama.
“Ah,
The Dark Mandala,” Hades menyeringai ke gw.
“Gua ada di sini…. jangan libatkan pengikut gua…” gw melangkah mendekat. “
come… silahkan penggal kepala gua kapan saja…” sepasang celurit gw mewujud dari dalam Dark Dimension. “GUA MENANTANG KALIAN DALAM DUEL SUCI
AGNI KAI!! YANG KALAH, SILAHKAN ANGKAT KAKI DARI DARI TANAH ANARKI!!!!”
“Ah.. duel
Agni Kai… seperti cara ksatria-ksatria Persia kota Alamut. Sangatlah tidak terhormat jika kami menolak tantangan anda,” Hades tersenyum lembut, “
and thus… our champion is….”
Wanita berparas timur tengah itu menoleh kepada sosok ketiga, yang melompat turun dari atas ranpur, satu-satunya yang mengenakan jubah hitam dan tudung kepala, satu-satunya yang mengenakan zirah hitam.
Tudung kepalanya tersingkap, dan ahaya bulan yang jatuh di atas wajahnya membuat gw membeliak nggak percaya. Armor hitam. Jubah hitam. Rambut cepak bondol. Wajah manis dari orang yang selalu setia mengawal gw. Tapi sepasang matanya yang bernȧfsü membunuh seolah kagak mengenali gw.
Codename: Morning Star, The Fallen Angel
“BANGSAD!!! ELU APAIN CALON BINI GUA, HAAAAAH!!!”
Beatrix menatap garang dalam balutan Armor Kegelapan. Sang Ksatria Cahaya yang jatuh ke dalam Sisi Gelap.
The Dark Knight. Tapi kali ini, permaisuri hati gw menghunus pedangnya dalam sebuah duel sampai mati.
Hades tersenyum tipis. “Anda kira ini kisah dongeng yang akan berakhir bahagia, tuan?
You’re fated to bring each other nothing… but pain and misery….”
To Be Contijon!!!
____________________________________
Panjang bet episode ini gan-sis, 6500 kata, kasihanilah ane gan, udah nulis panjang-panjang view-nya masih 20.000-an. Komeninlah gan-sis, kasih vote yang banyak