CHAPTER 3: UNGKAPAN PERASAAN
Mereka pun melepaskan pelukannya.
Sambil menyeka air matanya, Wina pun duduk di pinggiran kasur, Dewa lalu menyiapkan tripod dan kameranya untuk memulai interview.
Wina memakai tanktop berwarna khaki dipadukan dengan hotpants sepaha berbahan chino.
Kamera sudah siap.
"Mas, aku touch up dulu sedikit ya" Wina mengelurkan alat make upnya
Dewa hanya mengangguk.
"Ayo mas"
Kamera sudah siap.
"Ok di sini saya sudah bersama Wina, nama lengkapnya Wina Nathalia. Dia seorang pekerja seks komersial kelas atas langganan para pejabat dan pengusaha" buka Dewa
Kemudian Dewa pun menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan.
"Jadi apa latar belakang mbak Wina akhirnya menggeluti profesi ini"
"Jadi, aku emang berasal dari daerah, dan latar belakang aku menggeluti profesi ini karena aku sendiri tidak ingin menggantungkan hidup aku sama orang lain, dan aku merasa aku punya modal yang cukup untuk masuk ke profesi ini" ucap Wina
Dewa mengangguk.
Setelah kurang lebih satu jam, interview pun berakhir.
"Mas, aku seneng akhirnya bisa ketemu sama kamu" ucap Wina sambil tersenyum
"Sama-sama Win" senyum Dewa sambil bangkit dari kasur untuk merapikan kameranya
Wina menghampiri Dewa yang sedang bersiap merapikan alat-alatnya
"Mas, makasih ya sekali lagi" ucap Wina sambil memegang tangan Dewa
Keduanya sekarang dalam posisi berdiri
"Iya Win, sama-sama ya"
"Mas"
"Iya Win?"
"Sebenernya...aku udah lama menantikan momen ini"
"Maksudnya Win?"
"Momen kita berdua kayak gini, hanya kita berdua"
Wina memeluk Dewa.
Mereka berdua lalu bertatapan...
"Cuuup" Wina mencium bibir Dewa
"Mas, kalo nanti ketemu Asih, jangan bilang-bilang kalo kita pernah melakukan ini ya"
Dewa hanya mengangguk.
"cuuup...cuuup"
Wina yang menginisiasi permainan tampak lebih agresif, Dewa meladeni permainan bibir Wina, keduanya berciuman mesra.
Wina lalu menarik tangan Dewa ke kasur yang masih tersorot kamera.
"Bentar, matiin kamera dulu"
"Mas, aku narik ke sini biar kesorot kamera" goda Wina sambil tersenyum
"Aku pengen mengabadikan momen ini, momen bersama orang yang aku sayang." lanjut Wina
"Win.."
"Asih, maafin aku ya, aku sayang mas Dewa" ucap Wina menyebut nama Asih
Dewa hanya terdiam seakan tidak percaya dengan apa yang diucapkan Wina. Selama ini Dewa menganggap Wina sebagai sahabat Asih, wanita yang ia sayang.
Mereka pun melanjutkan ciuman, Dewa yang sudah dikuasai napsu pun mulai mengambil alih permainan, tangannya perlahan menuju gundukan besar di dada yang sedari tadi menggodanya.
"Emmmh" lenguh Wina
Tangan Wina pun perlahan menuju ke arah kontol Dewa yang masih terbungkus Jeans.
Dewa lalu menanggalkan tali tanktop Wina, keduanya sudah berada di lengannya. Pentil susunya tercetak di balik tanktopnya yang tanpa beha. Dengan kedua jempolnya, Dewa memutar kedua jempolnya di area pentil Wina.
"Owwwh sshhhh" lenguh Wina
Ciuman mereka semakin ganas, mereka masih ingin saling melumat bibir.
Wina sudah menurunkan resleting jeansnya Dewa.
"clek" kancing jeans Dewa sudah terbuka, Wina kemudia merogoh kontol Dewa dari balik celana dalamnya.
Dewa lalu memegang kedua tangan Wina dan meretangkannya ke atas, lalu membuka Tanktop Wina. Kini di depannya sudah terpampang Dada indah besar kelas premium. Putih, mulus dengan puting berwarna pink.
Dewa langsung mengecup puting Wina, lalu memutarkan lidahnya mengitari area sensitif sahabat mantan pacarnya ini.
"Mas aaaah"
Secara bergantian, Dewa mengekplorasi puting susu Wina, sesekali ia menyusu dan menggigit kecil.
Setelah puas, sekarang giliran Wina, ia berlutut dan bersiap untuk membuka alat kejantanan lelaki yang dicintainya ini.
Celana jeans Dewa sudah turun sepenuhnya, kini hanya tinggal CD yang membungkus kontolnya, perlahan Wina menjilati bagian luar CD yang membungkus kontol Dewa.
Perlahan Wina pun menurunkan SD Dewa, kontol 18 cm Dewa pun terpampang di depan wajah Wina, lidahnya pun langsung menjilati lubang kencingnya.
"Oouuuw" lenguh Dewa
Setelah puas menjilati, perlahan Wina memasukkan mulutnya ke batang kontol Dewa. Tanpa kesulitan berarti, seluruh batang kontol Dewa sudah berada dalam mulutnya.
"Sluuuurppp...grrrrrkkk" Wina memaju mundurkan kontolnya dengan cepat, memang sudah pantas ia menjadi lonte kelas premium, permainannya begitu pro.
Dewa lalu menahan kepalanya Dewa, gilirannya yang memaju mundurkan kontolnya di dalam mulutnya Wina.
"Shhhhh" lenguh Dewa sambil memaju-mundurkan kontolnya di dalam mulut Wina
"Grrrkkk...grrkkk...grkkkk aaah"
"Cuh!" Wina meludahi batang kontol Dewa lalu memaju mundurkan kepalanya lagi menyepong kontol Dewa
Setelah puas, Wina pun berdiri dan mereka berciuman.
Dewa lalu membalikkan tubuh Wina lalu memeluknya dari belakang. Leher, tengkuk, dan kedua susu Wina dieksplorasi oleh mulut dan gerayangan tangannya Dewa.
Dewa lalu menurunkan hotpants Wina, kini hanyan tersisa CD pink yang masih menempel di tubuhnya Wina.
Perlahan, Dewa menjilati CD Wina yang masih membungkus memeknya.
Dewa lalu melepas CD Wina
"Cuh!" Dewa meludahi memeknya Wina lalu menjilati dan menyesapnya tanpa menghiraukan erangan Wina, sesekali Wina memegangi kepala belakang Dewa dan membenamkan kepalanya ke memeknya.
"Aaaah shhhh"
Setelah puas, Dewa bersiap menghunuskan alat kejantanannya memnembus liang memek lonte kelas premium ini
Dikocoknya sebentar, lalu "bles!" Dewa memulainya perlahan
"Aaaaah" lenguh Wina ketika kontol Dewa merangsek masuk memeknya
Dewa masih memaju-mundurkan kontolnya dengan tempo pelan, menikmati setiap gesekan antar daging ini, begitu pun Wina, ia menatap lekat Dewa sambil menggigit bibir bawahnya.
Dewa lalu mendekati bibir Wina dan mereka berciuman, lalu Dewa menambah kecepatan genjotannya.
"Oh yes yes yes yes aaaah" erang Wina
"Massss aaaah aku keluarrrr"
"Cuuuurrr...cuuurr..."
"Oh my god"
Wina mengekuarkan cairan cintanya dan tubuhnya bergetar hebat.
Dewa menambah tempo sodokannya dan Wina kembali mengeluarkan cairan cintanya.
"Massss aaaaaawh ssshhh mmmmh"
Dewa memelankan tempo, karena ia pun masih ingin menikmati tubuh Wina.
Dewa membalikkan tubuh Wina dan mendoggynya
"Aaaahh sshhh mhhhh"
"Bek...bek...bek..bek...bek..."
Suara selangkangan yang beradu dengan sekalnya pantat menghasillan bunyi yang semakin menambah gairah.
Setelah 5 menit dalam posisi doggy, Dewa pun mencabut kontolnya.
Dewa lalu berdiri di tepi kasur, Wina telentang di depannya lalu Dewa menyangga kedua kaki Wina di bahunya.
Permainan kembali dimulai.
Setelah 5 menit menyetubuhi Wina dalam posisi ini, Dewa pun sudah tak tahan lagi dan langsung menyemburkan spermanya ke atas perut Wina.
"Ouhhhh shhhh" lenguh Dewa sambil mengocok kontolnya di atas perut Wina.
Wina lalu berdiri dan mereka berciuman sejenak.
"Mas, makasih banyak ya next time gak perlu jalur resmi seperti ini" ucap Wina dengan senyum penuh arti
Dewa tersenyum, tanpa menjawab.
Setelah bertukar kontak, Dewa pun pamit pulang
"Aku pulang ya Win"
"Mas hati-hati ya"
Mereka berpelukan.
Waktu sudah menunjukkan jam 3 sore, Dewa buru-buru ke kantor untuk membuat report.
"Gimana wa rasanya lonte premium?" ucap Sugeng Hardjono sang pimred meledek
"Ya begitulah Pak" balas Dewa sekenanya
"Dateline 2 hari ya, lo harus setor ke si Frans (editor), soalnya liputan lo mau gue jadiin headline" Ucap Sugeng sambil menghisap cerutu coklatnya
"Baik Pak"
Dewa pun menyelesaikannya hari itu juga karena besoknya ia harus mengajar. Menjadi jurnalis lepas itu memang penuh tantangan, karena harus bertarung dengan waktu sebelun tanggal terbit.