Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kanna, The slutty amoy next door, [Side Dish - Gairah di Pos Ronda]

Status
Please reply by conversation.
asikan beauty n beast gini...

kalo boleh kasi ide, ya ini ide dan fetish pribadi aja sih.. jd ga usa terlalu di gubris ya kl ga sesuai selera penulis.

gini.. gimana kl ide jahatnya tuh si aras sering2 maen2 ke tempat si kanna n pasang spycam di pelosok rumahnya..... nah kan asikk tuh, ntar kali aja kanna nakal sama yang lain, misal tukang sampah / pengantar paket ato yg laen2nya...

tapi ide awalnya itu brilian hu, blom pernah saya baca cerita yg intip mengintip gini. jd kl bisa sih dilanjut intip mengintipnya hahaha
 
Ditunggu kelanjutannya...
Gelar tennda dulu hu..
ekse abis-abis
kalau ada beauty & beast lagi keren hehe
Ditunggu lanjutannya hu
Keren huu, lanjuuuut
Mantab kali kanna

Binalll
Cerita nya seru hu
Terus update ya
Ikut nimbrung suhu
Numpang jejak ya gan
Nitip jemuran dlu
Ditunggu lanjutannya
Dtunggu aras masukin burung k sarangnya kanna... Hahaha



Terimakasih Update nya ..

makasi suhu2. mohon maaf kemarin kerjaan numpuk banget, nubi jadi nggak sempat update. br login eh ada email baru nongol. nubi usahakan update weekend ini ya. :ampun:

alamat makan hati terus kalau sampe dihalalin :D

lakinya harus punya fetish swinger dulu hu hahahha

asikan beauty n beast gini...

kalo boleh kasi ide, ya ini ide dan fetish pribadi aja sih.. jd ga usa terlalu di gubris ya kl ga sesuai selera penulis.

gini.. gimana kl ide jahatnya tuh si aras sering2 maen2 ke tempat si kanna n pasang spycam di pelosok rumahnya..... nah kan asikk tuh, ntar kali aja kanna nakal sama yang lain, misal tukang sampah / pengantar paket ato yg laen2nya...

tapi ide awalnya itu brilian hu, blom pernah saya baca cerita yg intip mengintip gini. jd kl bisa sih dilanjut intip mengintipnya hahaha

maaf suhu, kalau arah ceritanya ini nggak sampai ke memata2i. kalau kanna nakal sama yg lain ada kok, tapi nanti hbs selesaikan arc yang ini dulu


Ampun TS....
Ane gak kuat bacanya

nubi waktu nulis jg kadan g kuat hu hahahah

Wkwkwk kentang banget....

wkwkw harus bersabar


NTR aja.. biar ttp beauty n the beast 🤪

nanti setelah arc ini msh ada hu kenakanal2 lain
 
Selamat malam para suhu, semoga yang berpuasa lancar ya puasanya. PS: jangan buka forum dulu kalo belom bukpus.

akhirnya nubi bisa update lagi 'petualangan' Kanna.
--------------------
Part 5 - Night's Party

Kanna pasti tahu orang tuaku sedang keluar kota. Karena permainan di rumahnya berlanjut lebih ramai. Para tukang kembali bekerja sekitar jam tiga-jam empat, tetapi saat matahari terbenam mereka kembali ke dalam rumah Kanna dan aku kembali mendengar lenguhan-lenguhan keras dari sana. Mungkin juga karena mereka bermain di kamar mandi samping sehingga suaranya terdengar makin keras.

“Ahn <3 terus,” tidak seperti biasanya, Kanna melenguh keras sekali seperti sudah kehilangan urat malunya. Tidak heran, karena cuma ada aku di rumah ini. Dan mungkin karena tindakanku tadi, dia jadi makin terbuka soal ini.

Sama seperti tadi pagi, aku tidak melihat langsung pergumulan mereka. Yang kulihat hanyalah Kanna yang menungging bertumpu pada pintu kaca sambil terus menggoyangkan pinggulnya. Sesekali dia membalik badan seperti sedang mengulum kontol. Mau tidak mau otongku mengeras lagi melihat itu. Apalagi saat Kanna berbaring dan memainkan dadanya ketika menerima limpahan peju dari para tukang ke badan dan wajahnya. Setelah beristirahat, Kanna tidak langsung mandi dia malah berjalan ke dalam rumahnya.

Mereka masih mau main lagi? Pikirku.

Namun aku berubah pendapat ketika mendengar tawa girang para tukang dari arah depan. Penasaran, aku buru-buru ke halaman depan rumah.

“Ih gitu ya <3, udah puas aja langsung deh enggak mau lanjut <3”

“Bukan gitu, non, kan kira perlu istirahat supaya bisa kerja lebih giat.”

“Aah <3 makanya istirahatnya di sini aja <3.”

“Kalau sama non mana bisa istirahat kita?”

Para tukang tertawa sementara Kanna ikut tertawa genit.

Ada tempat pijakan di sisi tembok pembatas rumahku dan rumah Kanna, aku menggunakannya untuk naik dan mengintip ke sebelah dari celah antara atap garasi rumah Kanna dan tembok pemisah.

Otongku tegang seketika.

“Ahn,” Kanna mencolek peju di dadanya lalu menjilatinya. Cewek seksi itu kini berdiri di teras rumahnya dengan telanjang bulat, hanya berbajukan cairan pejuh. “Yakin enggak mau? <3 besok kerja di dalam terus juga nggak apa-apa kok.”

Aku bisa melihat jelas para tukang menelan ludah menghadapi godaan Kanna. Dua dari mereka sudah siap melepas celana lagi. Namun mendadak terdengar bunyi mobil datang mendekat bersamaan dengan dering telepon salah satunya. Mereka mendadak pangling dan menjawab panggilan dari entah mandor atau bos mereka.

Rencana mereka pun batal.

Sempat terbesit dalam benakku untuk menggantikan para tukang menggoyang Kanna semalam suntuk. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, aku juga sudah lelah karena terlalu banyak coli. Setelah itupun aku hanya sanggup mengintip Kanna mandi tanpa menggosok otong.

Keesokan harinya Kanna kembali mengulang tingkahnya kemarin siang, dengan menggoda para tukang setelah makan siang dengan lingerie maid yang sangat seksi. Salah seorang tukang sampai tidak tahan dan nyaris menggenjot Kanna di gazebo halaman belakang. Sialnya, Kanna berhasil menahannya dan mereka pun melanjutkan permainan di dalam rumah.

7547.jpg


Mereka kembali bekerja sekitar pukul setengah tiga sore, dekat dengan waktu kepulangan orang tuaku. Kanna sepertinya menyadari hal itu, karena aku tidak mendengar lenguhan keras di menjelang matahari terbenam walau aku berani bertaruh mereka “berpesta” lagi di rumah Kanna.

Ah sudahlah, setidaknya tontonan langgananku masih bisa kutonton dengan leluasa. Kanna terlihat sedikit lebih bergairah memainkan dadanya kali ini. Namun dia mandi dengan berendam di dalam bathtub.

Rutinitas ini terus berlanjut berminggu-minggu selanjutnya. Memang, aku jadi makin sering ketinggalan adegan Kanna mandi sore karena belakangan ini aku harus pulang sedikit lebih lambat untuk menyelesaikan pekerjaan. Belum lagi jalanan macet membuatku kewalahan. Ini alasanku tidak mau menggunakan mobil, di dalam bus dan kereta saja aku sudah lelah, apalagi harus menyetir menembus kemacetan.

Setidaknya aku masih bisa menikmati tontonan kebinalan Kanna di akhir pekan, terutama di halaman belakangnya. Itu kalau tidak ada teman-temanku mengajakku kelayapan untuk nongkrong, main game di internet cafe, atau main futsal, atau juga kalau orang tuaku tidak diminta disupiri ke mall untuk berbelanja atau sekedar makan di luar.

Aku baru bisa lebih leluasa di saat mereka kembali ke luar kota. Tapi itupun aku tidak bisa mengintip banyak karena harus pulang lebih lambat dari kantor. Oh iya, secara ajaib, proses pengerjaan kolam renang Kanna berjalan cukup lancar. Bahkan bisa dibilang sangat cepat mengingat sebagian waktu para tukang dihabiskan untuk bersenang-senang dengan Kanna.

Hebat juga dia bisa memanipulasi tukang2 agar bekerja lebih giat menggunakan tubuhnya. Selain itu dia dapat bersenang-senang pula. Aku sempat berpikir apakah mandor ataupun arsitek yang mengkomandoi pekerjaan ini juga dapat ‘jatah’ dari Kanna. Tapi kejadian di suatu sore membuatku merubah pikiran.

Saat itu aku pulang lebih awal dan seingatku kolam renang di rumah Kanna sudah hampir jadi. Kolam renang itu tingginya sekitar bahu para tukang, jadi sepertinya tetap bisa dipakai berenang tetapi tidak cukup untuk membuat orang tenggelam. Hal itu membuatku membayangkan jika Kanna sebenarnya tidak tahu cara berenang.

“Ini sebenarnya tinggal tunggu kering aja semuanya. Jadi ada lagi yang bisa dibantu, bu?” kata laki-laki berpakaian rapi yang berdiri di pagar rumah Kanna yang terbuka.

“Oh, enggak, Pak. Lancar juga kok ini bapak-bapak tukang kerjanya,” balas Kanna manis. Seperti biasanya, Kanna berpakaian manis dan cukup sopan. Kalau melihat dia seperti ini, tidak akan ada yang menyangka seberapa ganas dia bermain bersama para tukang.


“Oh, syukurlah, bu, kalau begitu.” laki-laki itu mengangguk. Dia lalu menoleh ke dalam rumah Kanna, “jadi Bapak-bapak, ini kerjaan udah selesai semua ya, makasi banyak. Mau sekalian pulang? Kita makan-makan nih.”

“Waduh, makasih banyak, boss, tapi kayaknya kita perlu ngecek2 lagi nih buat mastiin,” jawab salah satu tukang. "Besok lusa aja deh traktirnya habis kita-kita istirahat biar bisa makan lebih banyak."

Laki-laki itu tersenyum kagum, “wah, hebat ya kalian rajin-rajin.” Tidak ada nada curiga ataupun meledek sedikitpun terdengar dari dia. Aku hanya bisa menggeleng dalam hati melihat itu.

Kanna ini memang sepertinya bermuka dua. Di tempat di mana dia harus menjaga harga diri dan kesopanan, dia terlihat begitu cantik dan manis. Namun, di sisi lain, dia begitu binal. Aku penasaran jika dia memang punya fetish dengan orang-orang yang, maaf, lebih rendah derajatnya atau bagaimana.

Tapi kalau kupikir-pikir lagi, mungkin dia merasa kalau bermain dengan orang-orang di ranah yang profesional bisa menghancurkan relasinya juga.

Laki-laki itu menoleh pada Kanna dan bertanya, “Ibu gapapa nih mereka masih di sini sampai agak larut? Itu keringnya mungkin agak malem, lho.”

“Oh, enggak apa-apa, Pak,” Kanna menggeleng. “Sekalian biar saya juga nraktir bapak-bapaknya nanti pesen delivery aja. Udah kerja keras dan rajin begitu.”

“Oh baik, Bu, kalau begitu saya permisi dulu ya, mungkin lusa baru ke sini lagi untuk memastikan sistem air dan lain-lainnya lancar.”

“Baik, Pak.”

Laki-laki itu masuk ke dalam mobil sedannya dan berkendara meninggalkan kompleks ini.

Di saat itu Kanna menyapa diriku yang baru sampai di depan rumahnya, “tumben pulang cepet, Aras.”

“Iya kerjaan udah dikebut kemarin-kemarin,” jawabku mencoba tenang. “Sekarang santai-santai dikit lah. Kolam renang udah jadi?”

“Iya, nih, tapi nanti perlu belajar berenang.”

“Lha, enggak bisa berenang tapi bikin kolam? Buat apaan?”

“Iseng aja,” kekeh Kanna centil. “Tapi nanti lumayan kan kalau udah bisa berenang.”

“Ooh,” aku hanya mengangguk saja. Terbesit dalam pikiranku kalau kolam itu akan dipakai macam-macam untuk memenuhi kebinalan Kanna.

“Aras bisa berenang?”

“Bisa,” jawabku singkat. Kata-kata mengingatkanku tentang aktivitas yang sudah kutinggalkan karena disibukkan jadwalku mengintip. Mungkin setelah kolam renang Kanna selesai, ‘aktivitas’ di rumahnya akan relatif lebih tenang dan aku bisa rutin berenang lagi.

“Biasanya di mana.”

“Itu pool yang di deket komplek ini.”

“Di sana rame?”

“Rame kalau siang dan sore, kalau malam sih sepi.”

“Kamu rajin berenang?”

“Kemarin-kemarin sih rajin, sekarang lagi agak jarang, mungkin weekend ini atau minggu depan aku coba rutinin lagi. Biasanya malem, sih, jam 8an gitu, terutama weekdays, biar sepi dan leluasa bolak balik. Weekend kadang juga sepi kalau malem.”

“Pantesan bahunya lebar <3,” nada biacara Kanna berubah menggoda. “‘Stamina’ kamu juga gede dong <3.”

“Y-yaa udah, tapi kan udah lama nggak berenang.”

“Ya udah, berenang di sini aja, sekalian ‘ajarin’ aku <3.”

Tawaran menarik. Tapi kalau aku sampai tergoda dan ketahuan ngapa-ngapain Kanna oleh orang tuaku - karena main di luar pasti berisik - nanti aku kena masalah. “O-oh iya kapan-kapan aja,” tolakku sopan.

“Yha, kamu gitu terus,” Kanna menekuk wajahnya dengan menggemaskan. Aku hanya bisa tertawa kecil sambil menggaruk-taruk kepala.

Aku berpamitan dan segera masuk halaman rumahku ketidak mendengar Kanna mendesah.

“Ahn <3 enggak sabaran amat <3”

“Kita kan udah ‘laper’ nih mau ‘ditraktir’.”
Penasaran, aku segera mengintip ke sebelah. Tangan dua orang tukang sedang sibuk meremas-remas pantat Kanna dari luar celananya.

Tangan Kanna dengan sigap dan luwes menyelinap masuk ke celana tukang dengan kontol terbesar. “Selesaiin dulu dong inspeksi kerjaannya, nanti kalian dapet ‘menginspeksi’ yang spesial,” katanya lalu mencium tukang yang kontolnya sedang dia kocokin.

“Tapi kita udah nggak tahan, non,” kata tukang satunya. Mereka langsung melucuti seluruh pakaian dan pakaian dalam Kanna.

“Ahn <3” Kanna menggeliat menggoda. “Sabar ya bapak-bapak, aku juga udah enggak ta- haahn <3,” dia menarik kepala sala satu tukang untuk menghisap dadanya. “Kita perlu makan dulu biar ada tenaga, dan kalau kerjaan udah kelar semua,bisa bebas kan ngapain aja <3? Sebebas-bebasnya <3.”

“Janji ya non,” kata salah satu yang menggosokkan kontolnya ke belahan pantat Kanna.

“Emang aku perlu janji lagi? Biasanya juga aku langsung nyosor <3 mmhmph <3, “ Kanna mengakiri sambil mencium lagi tukang yang kontolnya sedang dia kocok dan membiarkan dua lainnya menhgisap dadanya. Setelah tampak cukup puas, mereka langsung masuk ke dalam.

Jantungku berdebar, aku buru-buru makan dan bersiap untuk mengintip. Namun sampai matahari terbenam tidak ada tanda-tanda apapun dari rumah Kanna selain delivery makanan dan juga para tukang yang kembali mengecek hasil pekerjaan mereka.

Aku mengintip dengan tirai tertutup agar tidak ketahuan. Juga supaya tidak terlihat dari orang-orang di kosan khusus cowok di belakang sana.

Menjelang jam sembilan malam, terdengar salah satu tukang berkata dengan sumringah, “Non, udah kelar semua nih. Udah oke.”

Jantungku kembali berdebar. Aku menunggu. Mengingat rumahku hanya cuma ada aku, apa Kanna akan melakukan aksi gila lagi?

Lampu halaman belakang rumah Kanna dan nyaris semua lampu di rumah Kanna mendadak mati. Hanya ada lampu teras belakang menyala memberikan sedikit penerangan.

“Anh, makasi banyak kerjanya selama ini, Bapak-bapak,” Kanna membalas dengan menggoda. Dia berjalan ke teras belakang. Penyinaran lampu membuatku bisa melihat dengan jelas lingerie yang dia gunakan. Warnanya putih dan sangat minim. Bagian dadanya hanya tertututup sehelai kain transparan di kedua buah dada. Dan celana dalamnya, tidak menutupi pantat ataupun jembutnya sama sekali.

7131_003.jpg


7131_005.jpg





“Sekarang,” Kanna menggeliat sambil memainkan penutup dadanya. “Mau ‘lembur’ semaleman, dan kerja ‘extra keras’ <3?”

Para tukang hanya cengengesan melihat Kanna berlenggak-lenggok sangat menggoda setelah mematikan lampu teras. Walau gelap, aku melihat siluet pergerakan mereka. Bibir Kanna bergantian berpagutan dengan bibir para tukang. Mereka menggerayangi tubuh Kanna dengan ganas menggunakan tangan dan lidah mereka. Perlahan mereka berjalan ke gazebo sambil sibuk menikmati tubuh Kanna.

Sebelum sampai ke tujuan, lingerie Kanna pun menjadi korban.

“Aaahn, nakal <3,” Kanna menggeliat saat lingerienya tersobek, atau mungkin disobek. “Tanggung jawab ah <3, susu kalau dibuka harus dihabisin <3,” Dia mendekap kepala dua orang tukang untuk menghisap dadanya. “Aaaah <3 yang kuat dong, aah aah aah <3.”

“Non, ada yang siap lembur dan kerja keras nih,” kata tukang dengan kontol terbesar. Dia berdiri di gazebo sambil memamerkan kontolnya yang sudah tegang.

“Ihh, bikin makin pengen <3,” desah Kanna sambil melepaskan diri dari tiga tukang lainnya. Dia merangkak di gazebo dan menjilati kontol itu. “Aku suka pekerja keras kayak gini <3 mhmph <3,” dia mengulum kontol tukang itu dengan rakus, membuat pemilik kontol sampai mengerang keenakan.

“Kalau tukang kenyot, suka, non?”

Dua orang tukang langsung mengenyot dada Kanna lagi.

“Sukhmmhk-a banggehtm,”

“Kalau tukang bor gimana, non?” kata seorang tukang sambil memegang pantat Kanna dan menyodokkan batangnya.

“Aaaaaah <3 sukaaaaaa banget,” Kanna menjerit girang sampai melepaskan kulumannya. Seperti tanpa diperintah, pinggulnya langsung bergoyang ganas. Setelah sesaat dia kembali menjilat-jilat rakus ke kontol di hadapannya.

Keadaan itu memberiku sedikit jeda untuk menyadari bahwa lampu tempat jemuran di atap kosan belakang sana, lampu koridor dan lampu beberapa kamar yang menghadap ke halaman belakang Kanna sudah mati. Apa mungkin mereka juga sedang menikmati live show ini?

“Hnn…. Enak, non?”

“Aahh <3 ooh, enaaak. T-tapi…,” Kanna berhenti mengulum kontol. Dia justru menarik pemilik kontol terbesar untuk berbaring. Cewek seksi itu kemudian terlihat menarik pinggulnya seperti untuk melepaskan kontol dibelakangnya. “... yang paling gede pasti lebih enak ngebornya.”

“<3 aaaaah, aah ooh g-gede banget aaaah <3” Kanna meracau saat dia menaiki kontol terbesar. Dan bagai seorang cowgirl, dia menggerakkan pinggulnya dengan liar bagai sedang merodeo banteng ganas. “Aah aah <3”

Setelah keenakan untuk beberapa saat, Kanna membangunkan salah satu tukang yang menghisap dadanya dan mengulum kontolnya sementara tangannya mengocok kontol yang satu. Tukang terakhir, yang tadi menggenjot Kanna, meraih dadanya dari belakang dan meremas-remas.

Aku tidak melihat terlalu jelas, tetapi Kanna seperti menggeser posisi pinggulnya agar agak menungging sedikit. Tukang di belakangnya langsung menyodok Kanna dan cewek itu menjerit, “Aaah, hn haa <3 penuh s-ssemua deeh <3.”

“H-haa kalian pekerja kerassss <3 semua. Mnhphh <3. ”

Kanna kembali mengulum kontol di depannya dan bergoyang penuh nafsu. Aku tidak pernah meyangkanya, selama ini kukira posisi ini cuma ada di bokep. Tapi ini di hadapanku, cewek seksi itu sepertinya menerima tiga kontol di memek, pantat, dan mulutnya dalam posisi Airtight. Dia bahkan begitu binal sampai tangannya masih sempat mengocok kontol keempat.

Empat orang laki-laki dia puaskan sekaligus. Gila…. Dia mantan pemain jav atau apa?

Pergumulan itu berlanjut dengan begitu liar. Aku sadar setidaknya masing-masing tukang keluar sampai dua kali. Kanna sempat menjerit panjang saat orgasme. Tapi itu tidak melemahkan semangatnya. Sliuet tubuh Kanna di balik kegelapan bergerak penuh nafsu. Dia bergantian mengulum, mengocok, dan menggoyang kempat kontol tukang-tukang itu. Di sela-sela itu dia juga tidak henti-hentinya menggoda mereka dengan gerakan, kata-kata, dan pujian betapa enaknya kontol mereka.

Satu per satu para tukang beristirahat dan kembali mengambil giliran. Di saat lewat jam sebelas malam, Kanna sedang digenjot dalam posisi doggy oleh tukang dengan kontol terbesar. Tiga orang tukang lain sedang beristirahat.

“Hn aaha teruss aah <3,” Kanna menegakkan tubuhnya sedikit sambil berusaha menoleh kebelakang sebisa mungkin. Tangan kannannya sibuk memanikan selangkangannya. Sementara itu tangan kirinya meraih ke belakang untuk menarik kepala tukang yang sedang menggenjotnya.

Dia mencium ganas tukang itu sambil terus bergoyang nafsu. Tidak lama kemudian, tubuh mereka berdua menggelinjang. Kanna terlihat seperti menahan jeritan keenakan, sebelum akhirnya ambruk.

Mereka beristirahat sejenak sementara aku di sini di kamarku ikut ngos-ngosan menonton mereka. Sebelum sempat selesai beristirahat, aku melihat Kanna banguin lebih dulu dan menaiki tubuh salah satu tukang sambil terus bergoyang.

Aku tidak mendengar apa yang dia bisikkan. Namun, para tukang itu mendadak sumringah lagi walau lelah. Mereka semua pun berjalan masuk ke dalam rumah sambil terus bercumbu dan menikmati tubuh Kanna.

Mereka sempat tidak tahan dan mendoggy Kanan sebentar di teras belakang sebelum masuk ke dalam rumah. Di sana kembali terdengar jeritan dan lenguhan penuh nafsu dari Kanna.

-----
Semoga suhu-suhu menikmati cerita ini seperti para tukang dan penontonnya menikmati Kanna :Peace:
Ini terakhir Kanna bersama para tukang ini, 2 chapter selanjutnya fokus ke Aras

----------

next part

Part 6- Game of Tease
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd